5 Kimiawan Indonesia Beserta Penemuannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Di Indonesia, perkembangan dunia penelitian sains dan teknologi mungkin memang belum bisa disetarakan dengan negara-negara yang lebih maju lainnya. Akan tetapi, Indonesia juga memiliki sejumlah ilmuwan yang bahkan beberapa diantara mereka sangat berjasa dan telah dikenal dunia lewat penemuan-penemuannya.

Sebut saja Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, ilmuwan yang juga pernah menjabat sebagai wakil presiden dan presiden Indonesia ini memiliki nama besar dalam dunia penerbangan nasional dan internasional berkat Crack Progression Theory yang dicetuskannya. Selain Habibie, sejumlah nama besar ilmuwan Indonesia dari berbagai bidang ilmu lainnya juga telah berhasil memberi sumbangsih bagi perkembangan dunia sains dan teknologi dunia.

Dalam artikel kali ini, akan dibahas sejumlah peneliti dan ilmuwan Indonesia di bidang ilmu kimia yang telah berhasil melakukan penelitian dan penemuan yang membawa manfaat dari dunia pengetahuan.

1. Effendy

Effendy

Prof. Effendy, Ph.D adalah seorang kimiawan ahli kristalografi Indonesia yang berhasil menemukan 730 jenis senyawa baru. Beliau lahir di Malang pada tanggal 29 September 1956 dan sempat mengenyam Pendidikan Kimia di Universitas IKIP Malang di tingkat S1 serta di IKIP Jakarta untuk tingkat S2. Beliau kemudian melanjutkan studi S3 nya ke University of Western Australia, Crawley, Perth, dengan studi Physical Inorganic Chemistry.

Dedikasinya pada dunia penelian ilmiah terlihat jelas dengan banyaknya jurnal penelitian yang dipublikasikannya. Setidaknya ada 83 judul jurnal internasional yang ditulisnya hingga tahun 2017 dan 17 judul jurnal nasional hingga tahun 2018. Beliau juga menulis sekitar 14 judul buku, mengisi puluhan seminar, workshop, dan lokakarya, mengajar di berbagai mata kuliah, serta menerima banyak penghargaan.

Penemuan Effendy yang diakui dunia sains adalah keberhasilannya untuk menemukan dan menganalisis 730 senyawa koordinasi baru dari garam-garam perak, tembaga, dan juga logam-logam alkali dengan ligan-lligan dari unsur golongan 15. Berkat temuannya itu, ia menjadi satu-satunya ilmuwan Indonesia yang namanya tercatat dalam daftar Cambridge Structural Database (CSD) di Cambridge Crystallograpfic Data Center yang memuat nama-nama peneliti yang telah berhasil memublikasikan setidaknya 501 struktur senyawa baru dalam jurnal Internasional.

2. Suryadi Ismadji

Dosen Jurusan Teknik Kimia UKWMS

Suryadi Ismadji merupakan salah satu peneliti yang berkonsentrasi pada teknik kimia. Pria kelahiran Surabaya tanggal 23 Desember 1969 ini merupakan dosen di Fakultas Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala.

Dalam studinya, beliau mengambil jurusan Teknik Kimia S1 di universitas tempatnya mengajar saat ini. Setelah lulus, beliau melanjutkan mengambil S2 Teknik Kimia di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Pada tahun 2002, Beliau berhasil mendapat gelar doktor dari The University of Queensland.

Dalam dunia penelitian, beliau tercatat aktif dalam menghasilkan jurnal-jurnal ilmiah, baik dalam skala nasional maupun internasional. Beliau juga telah melakukan berbagai penelitian yang berhasil membawanya mendapatkan sejumlah penghargaan, diantaranya adalah penelitian mengenai karbon aktif dengan memanfaatkan limbah pertanian, seperti limbah kulit ketela pohon dan juga penelitian mengenai mineral clay untuk menangani logam berat.

3. Rahmiana Zein

rahmiana-zein-53eea6beba696 | IslamIndonesia

Indonesia juga memiliki seorang ahli kimia perempuan, yaitu Prof.Dr. Rahmiana Zein yang lahir pada tanggal 25 Desember 1956. Beliau mengenyam pendidikian S1 Kimia di Universitas Andalas, Padang, sebelum kemudian melanjutkan S2 dan S3 nya di Universitas Gifu, Jepang dengan spesifikasi Material Engineering.

Penemuannya yang diakui dunia adalah mengenai teknik kromatografi, yaitu teknik pemisahan senyawa kimia dengan memanfaatkan interaksi antara pelarut, sampel yang akan dipisah, mobile phase atau fase bergerak, dan juga stationary phase atau fase diam. Dibawah arahan Prof. Toyohide Takeuchi saat menempuh studinya di Gifu University, tepatnya ketika melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia, Rahmania Zein berhasil menemukan teknik kromatografi tercepat. Jika sebelumnya dibutuhkan waktu 1000 dan 100 menuit untuk melakukan bedah senyawa kimia, maka Rahmania berhasil melakukannya kurang dari 10 menit.

Selain menjadi Kepala Laboratorium Kimia Lingkungan di FMIPA Universitas Andalas, Rahmania juga terus berkarya dengan melakukan sejumlah penelitian. Diantara penemuannya adalah mengubah 10 jenis tanaman menjadi alat netralisasi zat kimia, seperti kulit manggis, ampas tebu, hingga sabut kelapa sawit. Rahmania juga tetap menulis artikel-artikel tentang kromatografi di media internasional, sepertiJurnal Analytica Chimica Acta, Cromatographia dan Environmental Technology.

4. Hery Haerudin

Hery HAERUDIN | Principal Specialist | Dr.rer.nat. | Pertamina, Jakarta | Research and Technology Center

Hery Haerudin merupakan salah satu pakar kimia Indonesia yang mendapat penghargaan internasional, yaitu IBS atau International Basic Sciences dari UNESCO pada tahun 2005 lalu, untuk penelitiannya mengenai Surfaktan yang berfungsi sebagai sablon dalam pembuatan struktur pilar berukuran nano.

Sejak duduk di bangku sekolah, Hery memang memiliki minat tersendiri di bidang kimia. Karenanya, setelah lulus dari sekolah menengah di Bogor, beliau melanjutkan studinya di Fakultas Kimia Leopold-Franzens University of Innsbruck, Austria, hingga jenjang S3.

Pria kelahiran 1968 yang bekerja sebagai peneliti di Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bandung, ini secara khusus melakukan penelitian terhadap pori-pori tanah guna diatur dan dijadikan material katalis. Selain menjadi peneliti LIPI, Hery juga menjadi tenaga ahli dalam teknis evaluasi katalis Pertamina.

5. Mulyadi Tanjung

Dosen Departemen Kimia | Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Dr. Mulyadi Tanjung, drs,MS lahir di Padangsidempuan pada tanggal 22 April 1965. Beliau mulai mendalami ilmu kimia saat duduk di bangku kuliah Universitas Andalas. Selanjutnya, beliau memperdalam ilmu kimianya dengan meraih gelar master dan doktor di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Saat ini, beliau mengabdi sebagai dosen kimia di Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR, Surabaya. Selain mengajar, beliau juga menghasilkan beberapa karya buku di bidang kimia, yaitu:

  • Penentuan Struktur Molekul Organik (2004)
  • Kimia Organik Fisik (2004)
  • Metode Fitokimia (2005)
  • Metode Fitokimia (2007).
fbWhatsappTwitterLinkedIn