IPA

10 Binatang Purba yang Masih Hidup Sampai Sekarang

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

1. Katak Hula (Latonia nigriventer)

Binatang yang hidup di dua alam ini telah dinyatakan punah 15 ribu tahun yang lalu, namun katak ini ditemukan kembali pada tahun 2011 oleh seorang ilmuan dari Israel.

Katak hula sebelumnya dinyatakan telah punah pada tahun 1950 ketika lembah Hula kering dan hancur. Oleh karena itu katak ini diklasifikasikan sebagai fosil hidup. Katak ini memiliki ciri-ciri yaitu perut bermotif hitam dan berbintik putih.

Meski telah dinyatakan hidup kembali namun jumlahnya tidak banyak yaitu hanya 13 ekor. Tempat tinggalnya yang sudah rusak membuat keberadaan amfibi ini sangat riskan.

2. Ikan Coelancanth (Latimeria sp.)

Ikan yang dianggap punah 65 juta tahun silam ditemukan kembali pada tahun 1938 di perairan Samudra Hindia oleh seorang nelayan yang sedang menjaring ikan. Pada tahun 1977 ikan ini ditemukan lagi di Indonesia.

Ikan ini hanya ada dua spesies di dunia yaitu Coelacanth Afrika dan Coelacanth Indonesia atau ikan Sulawesi.

Ikan ini mempunyai julukan “Raja Laut” oleh warga lokal Sulawesi karena ukurannya yang besar yaitu mencapai 2 meter serta rahangnya yang bisa terbuka lebar untuk melahap mangsa yang berukuran besar.

Status ikan ini juga rentan, oleh sebab itu perlu pengawasan yang katat agar tidak benar-benar punah.

3. Kura-Kura Aligator (Macrchelys temminckii)

Kura-kura ini diberi nama “Aligator” karena memiliki bentuk moncong yang mirip seperti moncong Aligator. Panjang tubuh Kura-kura ini mampu mencapai 100 m dan bobot sebesar 90 kg.

Habitatnya yaitu di perairan tawar di Amerika  dan merupakan jenis kura-kura air tawar terbesar. Binatang predator ini masuk ke dalam binatang yang berumur panjang yaitu mampu bertahan hidup selama 50-100 tahun.

Meski tidak ada yang memangsa hewan ini namun banyak oknum yang tidak bertanggung jawab yang memperjualbelikan kura-kura aligator ini untuk dijadikan koleksi hewan eksotis yang menyebabkan keberadaannya menjadi langka.

4. Hiu Goblin (Mitsukurina owstoni)

Hiu yang memiliki moncong panjang ini merupakan keluarga mitsukurinidae yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Hiu jenis ini dipercaya sudah menghuni lautan sejak 125 tahun yang lalu.

Sedangkan di wilayah Indonesia sendiri, Hiu yang memiliki gigi menonjol keluar dan rahang pipih ini ditemukan di perairan Aceh pada tahun 2019.

Hiu ini sebenarnya memiliki warna transparan namun daging dan pembuluh darah yang berada di bawahnya membuat tubuh mereka terlihat berwarna pink dan coklat.

Hiu Goblin terbesar yang pernah tertangkap yaitu berukuran 5,4-6,2 meter dari ukuran pada umumnya yaitu 3-4 meter.

5. Buaya (Crocodylidae)

Jenis buaya yang tergolong binatang purba yaitu buaya jenis gavial, alligator, kaiman, dan sepit. Diketahui buaya ini sudah hadir di bumi 250 juta tahun yang lalu.

Di Indonesia kita dapat menjumpai buaya muara yang merupakan jenis buaya terbesar. Panjang tubuhnya mencapai 12 meter, ditemukan di Kalimantan Timur.

Selain di Indonesia, buaya juga banyak dijumpai di India, Sri Lanka, Bangladesh, dan Australia.

6. Ubur-Ubur (Scyphozoa)

Hewan bertekstur kenyal seperti jelly ini dipercaya merupakan nenek moyang makhluk lainnya karena ubur-ubur sudah ada sejak 520 juta tahun yang lalu bahkan garis keturunannya diperkirakan sudah ada sejak 700 tahun silam.

Artinya ubur-ubur sudah ada jauh sebelum dinosaurus. Rahasia mereka mampu bertahan hingga saat ini yaitu karena ubur-ubur tetap berkembang biak dengan pesat meskipun berada di lingkungan yang berubah-ubah.

Ilmuan mempercayai ada spesies ubur-ubur yang hidup abadi yaitu jenis Turritopsis Nutricula. Spesies ini melakukan transdifferensi seluler yaitu suatu proses dimana sel organisme tubuhnya menjadi baru kembali.

Ukuran tubuh ubur-ubur sangat beragam mulai dari yang terkecil berukuran 0.5 mm hingga yang terbesar yaitu 36.5 meter.

7. Ikan Lamprey (Petromyzontidae)

Ikan penghisap darah ini telah ada sejak 200 juta tahun silam dan terakhir ditemukan pada abad 19 di Sungai Derwent, Yorkshire.

Namun ikan ini tidak lagi ditemukan keberadaannya akibat dari pembangunan industri yang menyebabkan polusi dan merusak habitatnya.

Tubuh ikan ini mirip dengan belut ketika mulutnya tertutup, ketika mulutnya terbuka terlihat ratusan gigi yang tampak menyeramkan. Meski memiliki ratusan gigi ikan ini tidak berbahaya bagi manusia.

Kembalinya ikan ini merupakan kabar baik bagi manusia karena menunjukkan bahwa ekosistem alam mulai membaik.

8. Ikan Arwana (Scleropagus sp.)

Ikan ini dipercaya ilmuan telah ada di bumi sejak 220 juta yang lalu. Habitat ikan yang dipercayai membawa keberuntungan ini yaitu di perairan yang tenan seperti Amazon, Afrika, Asia, dan Australia.

Jenis arwana yang banyak dijumpai di Indonesia yaitu arwana jenis super red. Habitat asli arwana super red adalah di Sungai Kapuas dan Danau Senntarum, Kalimantan Barat.

Warna cantik arwana memikat banyak pecinta ikan hias untuk dijadikan koleksi mereka.  

9. Komodo (Varanus komodoensis)

Binatang asli Indonesia ini termasuk ke dalam golongan binatang purba yang masih hidup sekarang.

Komodo diketahui telah ada sejak 40-50 juta tahun yang lalu dan masih merupakan kerabat dekat Dinosaurus. Habitat aslinya komodo berada di padang rumput yang kering yaitu  di Pulau Komodo, Indonesia dan sekitarnya.

Keberadaannya baru diketahui pada tahun 1912. Secara fisik komodo mirip dengan kadang atau biawak namun ukuran tubuhnya jauh lebih besar oleh sebab itu komodo juga dijuluki sebagai “kadal raksasa”. Panjang tubuhnya mampu mencapai 4 meter dengan bobot tubuh 165kg.

10. Penyu Belimbing (Dermochelys coriceae)

Penyu belimbing diketahui telah ada di bumi sejak 100 juta tahun silam. Penyu jenis ini merupakan penyu terbesar di dunia yaitu dengan panjang 2 meter dan bobot mencapai 900 kg.

Sama seperti jenis penyu lainnya, penyu belimbing juga merupakan petualang. Mereka berkelana menjelajahi perairan laut dan kembali pada saat akan betelur.

Di Indonesia tempat favorit mereka bertelur yaitu di Pulau Medi dan Pulau Warmon, Papua Barat.