Daftar isi
Dalam mempelajari huruf Arab gundul sangat sulit, namun saat mengetahui langkah apa saja yang bisa diambil saat mempelajari pelajaran tersebut, dapat mempermudah mempelajari hal tersebut.
Ilmu nahwu adalah ilmu kaidah bahasa arab yang membahas tentang keadaan akhir kata di dalam kalimat dan perubahan yang terjadi padanya. Lalu ilmu sharaf adalah ilmu kaidah bahasa arab yang membahas terbentuknya kata belum disusun ke dalam kalimat.
Dalam sebuah hadits yang sangat populer, dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu dinilai dengan niatnya. Dan setiap orang [yang beramal] akan dibalas selaras dengan apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin dia raih atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini terkenal sebab mengajarkan kepada kita untuk belajar ikhlas. Sebuah amal yang banyak pun tidak akan diterima jika tidak ada keihklasan di dalamnya. Wallahu a’lam bis shawab.
Semua berasal dari niat. Semua hal yang berkaitan dengan ibadah harus diawali dengan niat yang benar. Oleh karenanya semua Ulama besar mengawali semua karya mereka dengan hadits ini.
Termasuk jika ingin belajar bahasa arab gundul dengan benar harus diawali dengan niat, karena belajar Arab gundul tidak mudah. Maka dari itu harus mempunyai niat yang kuat dan lillahitaa’ala.
Dalam belajar ilmu bahasa Arab adalah sebagian dari ibadah. Karena dengan memahami Al Qur’an dan As-sunnah adalah hal yang wajib. Jadi kita juga harus paham akan bahasa arab gundul yang ada. Dan hal tersebut adalah sebuah kewajiban yang sangat mulia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya niscaya akan dipahamkan dalam urusan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah radhiyallahu’anhu)
Belajar bahasa Arab bukan hanya untuk kepentingan pribadi saja, namun ini merupakan kebutuhan bagi kaum Muslim. Karena dengan mempelajarinya, sama saja dengan mengajak manusia ke Jalan Allah Azza Wa Ja’ala.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah: Inilah jalanku. Aku mengajak [kalian] kepada [agama] Allah di atas bashirah/ilmu. Inilah jalanku dan jalan orang-orang yang mengikutiku. Dan maha suci Allah, aku bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)
Ayat ini menunjukkan bahwa pengikut sejati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang berdakwah kepada Islam/tauhid di atas ilmu. Bukan berdakwah di atas kebodohan. Bukan berdakwah dengan semangat belaka tanpa modal ilmu.
Waktu merupakan sebuah nikmat yang Allah berikan kepada kita namun sering kita lalai atasnya. Banyak orang yang gagal dan binasa gara-gara tidak pandai memanfaatkan waktu.
Kesempatan yang Allah berikan kepada kita, hambaNya ini semestinya digunakan sebaik-baiknya. Sebab hidup di dunia begiru singkat, dan manusia tidak tahu kapan ajal akan datang menjemput.
Jadi sebelum ajal menjemput, sebaiknya manfaatkan ilmu dan waktu yang telah Allah berikan kepada kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua buah kenikmatan yang banyak orang tertipu karenanya; yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma)
Allah ta’ala bahkan telah mengingatkan (yang artinya), “Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (QS. Al-’Ashr: 1-3)
Kadang kita sering menjumpai atau bahkan sering mengalami sendiri, jika kita berada ditengah pengajian kita merasa bosan dan tidak tertarik lagi mengikuti pengajian yang ada. Begitupun dengan belajar bahasa arab gundul ini. Jangan sampai kita merasa bosan mempelajarinya.
Memang, dalam belajar ada titik jenuh yang hadir dalam proses tersebut. Namun kita wajib mengalahkannya dengan mengingat kembali semua niat yang dari awal kita tanamkan.
Beristirahat sejenak tidak masalah, namun kita harus segera mengatasi rasa malas yang datang mendera. Ingat, malas merupakan salah satu jalan Syaitan untuk menjerumuskan manusia ke dalam neraka terdalam.