Daftar isi
Keluarga adalah tempat di mana pertama kali kita mengenal dunia. Kita pastinya mengharapkan keluarga yang harmonis. Keluarga yang saling menyayangi, memberi dukungan dan saling menjaga satu sama lain. Namun, sayangnya pertengkaran kerap kali terjadi di keluarga. Tetapi, itulah bumbu yang akan membuat keluarga jauh lebih mengasikkan.
Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, kakak dan adik. Sementara keluarga besar jauh lebih banyak anggota keluarganya bisa terdiri dari kakek, nenek, paman, bibi dan lainnya. Keluarga inti lah yang banyak menghabiskan waktu bersama kita. Bersama keluarga inti, kita banyak membuat kenangan. Kenangan yang diisi kebahagaian yang penuh suka, duka dan tawa.
Di dalam keluarga yang sering sekali terjadi pertengkaran yakni antara kakak dan adik. Kakak yang jahil dan adik yang cengeng. Atau adik yang menyebalkan dan kakak yang sering marah-marah. Dua kemungkinan tersebut sering terjadi pada anggota keluarga. Adik dan kakak seperti kucing dan anjing tak pernah berhenti bertengkar. Padahal, jauh di dalam hatinya, keduanya saling menyayangi.
Berbicara mengenai adik, ada banyak sekali penggambaran mengenai seorang adik. Adik yang lucu, adik yang polos, adik yang cengeng dan adik yang menyebalkan. Berikut ini, kami sajikan kumpulan puisi yang bertemakan “Adik”.
Duhai adikku yang mungil
Kau begitu menggemaskan
Kulit putih sehalus sutra
Dengan pipi gembul yang menggoda
Adikku sudah lama aku menantikan kehadiranmu
Aku ingin menjadi seorang kakak
Kakak yang mempunyai adik yang lucu
Akan kubanggakan adikku pada siapapun
Adikku, mengapa engkau begitu menggemaskan
Berguling-guling di atas kasur
Belajar bangun dan membalikkan badan
Yang sesekali kesusahan untuk bangun
Adikku, pipimu seperti bakpau
Gembul dan kenyal ingin kumakan
Matamu berbinar seperti cahaya
Membuat siapapun terpesona melihatnya
Adikku, kehadiranmu adalah hal dinanti keluarga
Kau adalah bunga yang ditunggu mekar
Sudah lama, kami tak merasakan rengekan di pagi buta
Sudah lama, tak membuat susu
Adikku, terima kasih sudah menjadi pelengkap keluarga
Terima kasih sudah memberikan kebahagian
Kehadiranmu membawa pada keberkahan
Bagi orang-orang sekitar yang kau sayang
Ibu ingin pergi ke pasar
Sedangkan ayah akan pergi ke kantor
Tak ada yang menemani adik kecil yang kusayang
Menemani bermain seharian
Aku menemaninya bermain apapun
Mobil-mobilan sampai berlarian
Tidakkah kau merasa lelah wahai makhluk kecil?
Setelah bermain seharian dan mengeluarkan banyak keringat yang bercucuran
Duhai, adikku setelah lelah seharian
Tidurlah dengan cepat dan nyenyak
Hiraukan suara gaduh yang mengganggumu
Pejamkan matamu pelan-pelan
Adikku, segeralah berangkat mengarungi mimpi
Tidakkah kau lelah bermain seharian?
Tidakkah matamu berat dan rasanya ingin tidur?
Segeralah berangkat ke kamar dan tarik selimut ke dada
Nina bobo, oh nina bobo
Kalau tidak bobo menjadi kebo
Duhai, adikku nikmati nyanyian meski suaraku tak enak didengar
Pejamkan mata bersama iringan tepukan
Aku menyebutnya si anak bungsu
Anak yang lahir paling terakhir
Anak yang selalu mendapatkan banyak kucuran kasih sayang
Anak kesayangan ayah dan ibu
Anak bungsu yang selalu manja kepada ibu
Merengek, meminta apapun pasti dituruti
Tak pernah ditekan dan paling disayangi
Selalu benar dan tak pernah disalahkan
Wahai adikku si anak bungsu
Mengapa kau harus lahir setelahku?
Mengapa tidak aku saja yang menjadi si anak bungsu?
Anak kebanggaan ayah dan ibu
Adikku si anak bungsu, aku lelah tak mendapatkan perhatian
Aku capek mengemis untuk diperhatikan
Tidakkah, kau berbaik hati sedikit saja?
Mau membagi kasih sayang ayah dan ibu
Adikku berikan kesempatan aku untuk merasakan
Merasakan kehangatan pelukan yang selama ini hilang
Jangan terus kau monopoli kebahagian
Aku pun sama ingin merasakan
Surat ini dicatat oleh kakakmu
Kakak yang selalu menjahilimu
Kakak yang dianggap menyebalkan
Kakak yang menyayangimu tapi enggan mengungkapkan
Adikku, meskipun kita sering bertengkar seperti tom and jerry
Meskipun kita tak pernah sedekat nadi
Tetapi, ketahuilah aku sangat menyayangimu
Lebih dari apapun yang pernah kumiliki
Adikku, kau tak perlu tau apapun yang kulakukan di belakangmu
Aku yang diam-diam menyisihkan jajan hanya untuk membelikanmu makan
Aku yang diam-diam menarik selimutmu di kala malam
Aku yang diam-diam mengecup keningmu saat kau terlelap
Aku ingin menyampaikan sebuah pesan
Pesan yang sudah lama ingin kuutarakan
Namun, selalu saja terlupakan
Semoga dapat memberikan kebermanfaatan
Adikku, aku sudah merasakan banyak pengalaman
Pengalaman hidup yang membahagiakan dan menyakitkan
Pengalaman yang kuterima selama mengarungi hidup
Hidup yang tak semudah dilihat mata
Adikku, hidup itu memerlukan perjuangan
Hidup membutuhkan orang-orang yang kuat
Kuat menerjang berbagai cobaan yang dihadapi
Tangguh menjalani kehidupan di tengah badai menerjang
Adikku, hidup tak seindah film di televisi
Namun, hidup tak semenyeramkan di neraka
Hidup kadang membawa banyak kenikmatan fana
Tapi, jangan sampai kau terlena
Adikku, ada banyak orang-orang yang akan kau temui
Ada banyak musibah yang akan kau jalani
Ada banyak kesulitan yang harus dihadapi
Tapi, jangan sampai berfikir untuk mengakhiri
Adikku, tak apa sesekali kau merasa lelah
Tak mengapa kau ingin beristirahat
Tapi, jangan sampai kau menyerah
Pada keadaan yang membuatmu kalah
Adikku, ingatlah Tuhan bersama hamba-Nya yang berjuang
Bersama kesulitan ada kemudahan
Setelah badai akan ada pelangi indah
Teruslah bertahan sampai titik terakhir
Adikku adalah musuh yang paling kusayang
Setiap hari kami melempar bantal
Meninggikan suara dan saling lempar tuduhan
Tak ada yang mau mengalah meski sudah merasa lelah
Tak ada satu hari pun tanpa pertengkaran
Tak ada sedetikpun tanpa perdebatan
Setiap hari dijalani dengan penuh gencatan
Gencatan senjata yang tak terelekkan
Adikku adalah musuh yang paling kusayang
Meskipun setiap hari tak pernah akur
Terkadang saling memberikan sindiran
Tetapi, adikku adalah orang yang paling disayang
Adikku, meskipun kau adalah makhluk yang menyebalkan
Meskipun kau sering adalah musuh bebuyutan
Meskipun engkau bertingkah urakan
Tetapi, kau adalah adikku yang paling kusayang
Adikku, tanpamu rumah menjadi sepi
Tak ada yang berani diajak mengacaukan hari-hari
Tak ada yang membuat hari menjadi berantakan
Rumah tak lagi menjadi tempat yang menyenangkan
Itulah kumpulan puisi yang bertema Adik. Puisi-puisi di atas menggambarkan bagaimana tingkah laku seorang adik. Ada yang bertingkah menggemaskan, ada pula yang bertingkah menyebalkan. Tetapi, tetap saja seorang adik adalah makhluk yang perlu disayangi. Sekalipun, kita tak pernah akur dengannya, sekalipun tak ada hari yang tak dilewati dengan pertengkaran dan teriakan. Justru itulah yang menjadi bumbu dalam menjaga keharmonisan.
Seorang adik sudah seharusnya dijaga dan dilindungi oleh kakak-kakaknya. Adik adalah seorang makhluk kecil yang terkadang memiliki sikapnyang sedikit lebih lemah dari kakaknya. Maka dari itu, seorang adik membutuhkan penjagaan kakanya. Ada banyak sekali orang yang ingin memiliki adik. Anak-anak tunggal kerap kali merasakan kesepian. Tak ada yang dapat menemaninya di rumah seharian. Sayangnya, takdir berkata lain. Maka dari itu, bersyukurlah karena kita diberikan seorang adik.
Semoga dengan puisi di atas, semakin menambah keharmonisan keluarga dan rasa menyayangi pada diri seorang adik.