Denotatif adalah makna yang sifat umum. Denotaif merupakan makna yang tidak menggunakan pikiran dan perasaan tertentu. Denotatif lebih mengarah pada objektivitas. Itu artinya tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi dan pasti apa adanya.
Denotatif juga merupakan sebuah kata yang memiliki arti yang sebenarnya. Selain itu, makna denotatif juga sering dilakukan seperti yang sehari-hari dilakukan. Makna denotatif merupakan makna kata yang objektif tanpa ada embel-embel perasaan tertentu dan murni dan bersifat umum.
Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan. Makna denotatif ini memiliki arti yang sebenarnya atau sesuai yang dilihat, tidak mengandung makna yang tersembunyi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna denotatif berarti makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada suatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif.
Denotatif adalah adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Dikatakan objektif sebab makna denotatif itu bersifat umum.
Makna denotatif bersifat langsung dan dapat disebut sebagai gambaran dari suatu petanda. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual, makna denotasional, atau kognitif. Makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya.
Denotatif adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan. Makna denotatif ini memiliki arti yang sebenarnya atau sesuai dengan yang dilihat, tidak mengandung makna yang tersebunyi.
Makna denotatif memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
‘kambing hitam’ bermakna sebenarnya, yaitu kambing berwarna hitam.
‘menyukai’ bermakna suka atau senang dengan bua manggis.
‘meluap’ bermakna melimpah dengan banyak.
‘meja hijau’ bermakna sebenarnya yaitu meja yang berwarna hijau.
‘menggigit jari’ bermakna memasukkan jari ke mulut dan menggigitnya.
‘duduk’ bermakna sebenarnya, yaitu meletakkan tubuh atau terletak tubuhnya dengan bertumpu pada pantat.
‘bau’ bermakna sebenarnya, yaitu aroma tidak sedap.
‘memanas’ bermakna sebenarnya, yaitu mulai menjadi panas.
‘menggulung tikar’ bermakna sebenarnya, yaitu melakukan gulungan pada tikar.
‘mengangkat tangan’ bermakna sebenarnya, yaitu melakukan angkat tangan.