√ Edu PassedPass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
Review Akademik by: Suminto , S.Pd
Review by: Redaksi Haloedukasi
Patung Garuda Wisnu Kencana yang kemudian lebih dikenal dengan patung GWK merupakan wajah baru dari pulau Dewata yaitu Bali. Patung ini memiliki berbagai cerita dan fakta menarik untuk kita bahas. Fakta tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana sangatlah panjang. Rencana pembangunan ini sudah ada sejak masa kepresidenan Soeharto tepat pada tahun 1989. Tujuannya adalah untuk memberikan landmark mengingat Pulau Bali adalah pulau yang begitu diminati bahkan oleh masyarakat dunia.
Arsitek dari patung Garuda Wisnu Kencana adalah I Nyoman Nuarta yang juga merupakan tokoh yang memprakarsai pembangunan patung ini.
Bentuk dari patung Garuda Wisnu Kencana diambil dari sosok dewa yang dipercayai oleh umat Hindu yaitu dewa Wisnu. Pada patung GWK dewa Wisnu digambarkan sedang duduk di atas seekor burung garuda.
Rencana pembangunan patung megah ini baru disetujui oleh Presiden Soeharto pada tahun 1992. Setelah itu barulah I Nyoman mulai mencari lokasi yang tepat untuk berdirinya patung GWK. Sedangkan peletakkan batu pertama dilakukan pada tahun 1997 oleh I Nyoman Nuarta.
Penentuan lokasi patung GWK membutuhkan waktu dua tahun hingga akhirnya pilihan tersebut jatuh ke bukit ungasan yang merupakan tempat penambangan batu kapur.
I Nyoman Nuarta menjual beberapa hasil karya seninya demi bisa membeli tanah di bukit Ungasan yang akan dijadikan sebagai tempat patung GWK.
Pada awalnya patung GWK direncanakan hanya akan memiliki tinggi 5 meter namun menurut I Nyoman Nuarta Bali membutuhkan landmark yang lebih menonjol mengingat Bali adalah penyumbang besar devisa negara.
Ukuran patung Garuda Wisnu Kencana melebihi ukuran patung Liberty yang ada di Amerika Serikat. Patung GWK memiliki tinggi 96 meter dan jika diukur dari atas tanah maka tingginya adalah 121 meter jadi total seluruhnya tinggi GWK adalah 126 meter. Patung raksasa ini juga memiliki berat lebih dari patung Liberty yakni mencapai 4 ribu ton dan terdiri dari 754 modul.
Patung Garuda Wisnu Kencana selesai dibangung setelah 28 tahun kemudia. Beberapa faktor menjadi proses penghambat pembangunan patung ini seperti kontroversi nilai spiritual yang di mana menurut masyarakat Bali dewa Wisnu seharusnya menghadap ke utara namun patung Garuda Wisnu Kencana justru menghadap ke arah sebaliknya yaitu arah selatan. Selain nilai spiritual, krisis moneter tahun 1998 juga menjadi faktor penghambat.
Pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana baru bisa dilanjutkan pada tahun 2013 setelah I Nyoman Nuarta menjual 82% aset GWK kepada PT. Alam Sutera namun dengan harga yang murah. Meski dihargai murah namun PT. Alam Sutera juga memberikan bantuan dan sebesar Rp.450 Milyar.
Impian I Nyoman Nuarta untuk memberikan landmark pada Bali akhirnya rampung pada tahun 2018 yang kemudian diresmikan oleh presiden Jokowi tepatnya pada tanggal 22 September 2018.
Patung Garuda Wisnu Kencana dirancang memiliki sayap di bagian kanan dan kiri. Sayap tersebut membentang sepanjang 64 meter dan merupakan bagian tersulit dalam proses pembuatannya. Menurut para pekerja, mereka harus menunggu cuaca yang baik agar terhindar dari angin kencang.
Patung Garuda Wisnu Kencana merupakan mega proyek yang membutuhkan tenaga yang banyak. Total aa 1000 pekerja dan 120 seniman yang terlibat dalam proses pembangunan patung mahakarya I Nyoman Nuarta ini.
Di dekat lokasi patung GWK terdapat sumber mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Sumber mata air tersebut adalah Pura Somaka Giri. Menurut masyarakat lokal sumber mata air tersebut abadi dan tidak akan pernah kering bahkan pada saat musim kemarau. Namun untuk mendapatkan sumber air tersebut tidak bisa sembarangan. Pengunjung harus mendapatkan izin dari pemangku terlebih dahulu. Konon katanya air ini dapat mengabulkan semua doa-doa mu.
Seiring berjalannya waktu tempat wisata patung Garuda Wisnu Kencana ini menjadi tempat pertunjukan budaya. Berbagai festival kebudayaan seperti tari barong keris dan kesenian lainnya digelar di sana.
Selain menjadi tempat pertunjukan seni, banyak orang yang menjadikan lokasi GWK untuk foto prw-wedding mereka.
Patung GWK terdiri dari 30 lantai namun yang bisa dikunjungi hanyalah sampi lantai 23 atau sebatas bahu patung. Hal tersebut lantaran lantai 24 hingga 30 adalah bagian kepala patung berbentuk dewa Wisnu ini. Tentu saja bagian tersebut tidak boleh diinjak oleh sembarang orang.
Patung GWK dirancang dengan gabungan seni dan teknologi sains yang canggih sehingga disebut-sebut patung ini tidak akan hancur ketika terjadi gempa bumi.
Patung GWK tidak hanya memiliki nilai estetika tetapi juga mengandung makna yang mendalam. Sosok dewa Wisnu merupakan simbol dari kekuatan utama dan pemeliharaan alam semesta. Sementara itu sosok burung garuda merupakan simbol dari kebebasan dan pengabdian tanpa pamrih.
Biasanya dalam pembangunan mega proyek akan beresiko sangat tinggi terhadap keselamatan para pkerjanya. Namun pada pembangunan patung GWK ini keselamatan sangat diperhatikan hingga tidak ada korban jiwa sama sekali.