Daftar isi
Kepribadian merupakan sifat dan tingkah laku yang melekat pada diri individu. Kepribadian individu bersifat dinamis, kompleks, dan abstrak (tidak berwujud). Kepribadian individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti warisan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok dan pengalaman unik. Berikut adalah penjelasan lima faktor pembentuk kepribadian.
Menurut Paul B. Horton dan Chester Hunt, karakteristik fisik tertentu menjadi faktor dalam perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana hal tersebut didefinisikan dalam masyarakat dan dalam kelompok acuan seseorang. Warisan biologis berhubungan erat dengan gen keturunan dari orang tua, seperti postur tubuh, tingkat kecerdasan, sifat-sifat unik, dan golongan darah.
Pembentuk kepribadian individu dapat dipengaruhi oleh lingkungan alam tempat tinggal, seperti perbedaan iklim, topografi (permukaan atau relief bumi) dan sumber daya alam. Masyarakat yang hidup di wilayah pegunungan dan berprofesi sebagai petani cenderung memiliki kepribadian yang sabar. Sementara itu, masyarakat yang hidup di wilayah pesisir laut dan berprofesi sebagai nelayan cenderung bersikap berani dan tangguh.
Selo soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Kebudayaan berperan dalam membentuk kepribadian dan perilaku individu dalam masyarakat. Hal tersebut dikarenakan setiap kebudayaan memiliki seperangkat norma yang berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Contohnya, orang Madura memiliki budaya merantau dan melaut. Budaya tersebut membuat pribadi masyarakat Madura berjiwa keras, keberanian tinggi, dan gigih dalam menjalani kehidupan.
Setiap kelompok memiliki standar dan ukuran budaya serta norma yang berbeda. Individu yang tergabung di dalam kelompok tertentu akan dihadapkan pada berbagai pilihan bentuk dan model perilaku dan sifat. Secara langsung maupun tidak langsung, kelompok sosial memberikan pengaruh kepada para anggotanya dan mewariskan pengalaman khas yang hanya dapat diperoleh dari kelompok tersebut. Oleh karena itu, muncul kepribadian khas di dalam diri anggota kelompok tersebut.
Paul B. Horton menyatakan bahwa tidak seorang pun mengalami pengalaman yang sama persis satu sama lainnya. Berbagai pengalaman unik yang dimiliki oleh individu diperoleh melalui proses interaksi dengan individu atau kelompok dalam masyarakat. Setiap individu memiliki pengalaman unik yang berbeda satu sama lain, misalnya seorang yang berlatih beladiri memiliki kepribadian berani menghadapi masalah, percaya diri, dan disiplin.