Daftar isi
Bulan adalah satu-satunya satelit alam yang dimiliki oleh Bumi. Memantulkan cahaya Matahari ketika malam tiba membuatnya semakin terlihat cantik.
Selain cantik Bulan juga dapat menghasilkan peristiwa-peristiwa alam yang menakjubkan. Apa saja mereka? mari kita simak penjelasan di bawah ini!
Bentuk lintasan obit Bulan kepada Bumi adalah oval sehingga satelit alami satu-satunya milik Bumi ini memiliki titik terdekat dan titik terjauh. Fenomena alam ini terjadi ketika posisi Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi.
Di titik ini lah penampakan Bumi akan terlihat lebih besar dari biasanya. Besarnya 14% lebih besar dari biasanya selain itu juga cahayanya 30% lebih terang.
Namun kita tidak bisa menyadarinya jika hanya melihatnya dengan mata terlanjang diperlukan alat khusus untuk melihat fenomea ini.
Fenomena alam ini terjadi ketika Bulan mengalami fase purnamanya sebanyak dua kali dalam satu bulan. Mengapa bisa terjadi hal demikian? ini berkaitan dengan kalender yang manusia gunakan. Manusia menggunakan dua jenis kelender yaitu kalender Matahari dan kalender Bulan.
Jika menggunakan kalender Matahari maka satu tahun di Bumi yaitu 365 hari karena Bumi mengitari Matahari selama 365 hari atau sama dengan 12 kali Bulan mengitari Bumi. Namun pada faktanya evolusi Bulan membutuhkan waktu kur
ng dari 365 hari. Bulan hanya membutuhkan 354 hari 10 jam 49 menit untuk mengitari Bumi.
Artinya dalam 228 bulan fase Bulan purnama akan terjadi sebanyak 235 kali atau selama 19 tahun bulan mengalami 7 bulan fase Bulan purnama. Perbedaan jumlah hari inilah yang menimbulkan fase Bulan purnama terjadi di waktu yang berbeda atau seharusnya.
Perbedaan ini juga yang menyebabkan kalender Bulan atau biasa disebut Hijriah mengalami kemajuan 11 hari setiap bulannya.
Istilah “biru” tidak menunjukkan Bulannya berwarna biru tetapi karena kata “biru” pada zaman dahulu ditujukan untuk sesuatu hal yang ganjal. Jadi bukan karena Bulan ataupun cahaya Bulannya yang berwarna biru.
Blood Moon atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai fenomena “Bulan Berdarah” adalah sebutan lain untuk peristiwa Gerhana Bulan Total. Peristiwa ini terjeadi apabila posisi Bumi berada di tengah-tengah antara Matahari dan Bulan sehingga sinar Matahari yang harusnya diterima oleh Bulan terhalang oleh keberadaan Bumi.
Akbiatnya yang diterima Bulan bukanlan sinar Matahari melainkan bayangan bumi.
Proses terjadinya Gerhana Bulan terbagi kedalam beberapa fase. Fase pertama yaitu fase Bulan memasuki Umbra Bumi. Fase kedua yaitu Bulan berada tepat di umbra Bumi.
Fase terakhir atau ketiga yaitu fase Bulan keluar dari Bumi.Bulan akan terlihat berwarna merah seperti darah yaitu pada fase Bulan berad di umbra Bumi.
Atmosfer yang dimiliki Bumi menyaring cahaya biru sehingga menyebabkan Bulan terlihat berwarna merah. Semakin tinggi tingkat polusi daearah terjadinya fenomena Blood Moon maka Bulan akan terlihat semakin merah.
Fenomena ini terakhir kali terjadi yaitu pada tahun 31 Maret 1866 dan kembali terjadi pada 31 Januari 2018. Ini artinya fenomena super blue blood moon kembali setelah 150 tahun, oleh sebab itu fenomena alam ini termasuk kedalam fenomena alam langka.
Lalu apa sebenarnya Super Blue Blood Moon itu? fenomena alam langka ini merupakan gabungan dari tiga fenomena alam yang dihasilhkan oleh bulan yaitu Super Moon, Blue Moon dan Blood Moon. Ketiga fenomena alam ini terjadi bersamaan dalam satu waktu yang mengahasilkan pemandangan yang menakjubkan.
Peristiwa yang terjadi pada tanggal 21 Januari 2019 adalah gabungan dari tiga fenomena alam yang dihasilkan oleh Bulan yaitu Super Moon, Blood Moon dan Wolf Moon. Kita sudah membahas apa itu Super Moon dan Blood Moon di poin sebelumnya.
Lalu bagaimana dengan Wolf Moon? Wolf Moon adalah istilah untuk bulan purnama yang terjadi di bulan Janauari. Istilah ini diberikan oleh orang-orang Indian bahwa pada saat musim dingin serigala kelaparan melonglong pada saat bulan purnama terjadi.