Kali ini kita akan membahas mengenai kalimat dasar, berikut pembahasannya.
Pengertian Kalimat Dasar
Kalimat dasar menurut Hasan Alwi dkk adalah kalimat yang:
- Terdiri atas satu klausa
- Unsur-unsurnya lengkap
- Susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling umum
- Tidak mengandung pertanyaan atau pengingkaran
Secara sederhana, kalimat dasar adalah kalimat yang paling umum dan identik dengan kalimat tunggal deklaratif, yang mana kalimat tersebut memiliki urutan unsur-unsur yang umum atau lazim.
Pola Kalimat Dasar dan Contohnya
Dalam kalimat dasar yang hanya terdiri atas satu klausa, unsur paling wajib ada adalah subjek dan predikat. Unsur-unsur lain keberadaanya ditentukan oleh konstituen pengisi predikat.
Contohnya kehadiran objek atau pelengkap akan dipengaruhi oleh konstituen pengisi predikat. Misalnya dalam contoh berikut ini (konstituen yang dicetak miring dapat dihilangkan tanpa mengakibatkan kejanggalan kalimat sehingga kalimat tersebut masih dapat dipahami).
Sebelum itu perlu dipahami bahwa S adalah subjek, P adalah predikat, Pel adalah pelengkap, dan Ket adalah keterangan.
- Dia [S] membeli [P]
- Dia [S] membeli [P] mangga [O]
- kehadiran objek (mangga) bersifat wajib karena predikat membeli membutuhkan objek.
- Dia [S] tidur [P] tadi siang [ket]
- tadi siang dapat dihilangkan tanpa mengakibatkan kejanggalan kalimat. Kalimat tersebut masih dapat dipahami.
- Kami [S] sedang belajar [P] matematika [Pel]
- matematika dapat dihilangkan tanpa mengakibatkan kejanggalan kalimat. Kalimat tersebut masih dapat dipahami.
- Dia [S] membeli [P] mangga [O] untuk saya [Pel]
- untuk saya dapat dihilangkan tanpa mengakibatkan kejanggalan kalimat. Kalimat tersebut masih dapat dipahami.
- Dia [S] membelikan [P] saya [O] mangga [Pel] tadi siang [ket]
- keterangan tadi siang dapat dihilangkan tanpa mengakibatkan kejanggalan kalimat. Kalimat tersebut masih dapat dipahami.
- Mangga itu [S] terletak [P] di atas meja [ket] tadi pagi [ket].
- tadi pagi dapat dihilangkan tanpa mengakibatkan kejanggalan kalimat. Kalimat tersebut masih dapat dipahami.
- Dia [S] meletakkan [P] mangga di atas meja tadi siang.
- tadi siang dapat dihilangkan tanpa mengakibatkan kejanggalan kalimat. Kalimat tersebut masih dapat dipahami.
Keterangan dalam bahasa Indonesia banyak jenisnya dan letaknya pun dapat berpindah-pindah. Contohnya:
- Aku membeli roti kemarin.
- Kemarin aku membeli roti.
- Aku kemarin membeli roti.
Berikut ini pola-pola dasar dalam bahasa Indonesia:
- S-P
- Saya mahasiswa.
- Kami sedang belajar.
- Pak guru sedang mengajar.
- Ibu sedang masak.
- S-P-O
- Rini membeli ikan.
- Ayah membawa mobil.
- Adik mendapat mobil-mobilan.
- Ibu mengupas buah.
- Ayah mencuci mobil.
- S-P-Pel
- Ayah menjadi kepala desa.
- Pancasila merupakan dasar negara kita.
- S-P-Ket
- Kami tinggal di Bandung.
- Kecelakaan itu terjadi kemarin.
- Pesawat itu terjatuh tadi pagi.
- S-P-O-Pel
- Dia membelikan saya mangga.
- Dia memberikan ibunya bunga.
- Dia mengambilkan adiknya air.
- S-P-O-Ket
- Beliau memperlakukan kami dengan baik.
- Dia menyelesaikan masalah dengan bijak.
- Dia membagikan uangnya ke panti asuhan.
Menurut Hasan Alwi dkk berdasarkan pertimbangan enam pola yang telah disebutkan tadi, pola umum kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah
S + P + (O) + (Pel) + (Ket) - Unsur yang ditulis di dalam kurung tidak selalu harus hadir, serta unsur keterangan dapat lebih dari satu.