Daftar isi
Batik parang merupakan salah satu motif batik Indonesia yang paling tua. Motif batik yang disebut juga dengan istilah pereng atau lereng ini sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram kartasura. Batik ini diketahui berkembang di daerah Jogjakarta dan Solo.
Motif batik parang tidak dibuat dengan serta merta hanya mementingkan keindahan saja. Motif batik ini memiliki berbagai makna yang mendalam di antara adalah:
Motif batik parang adalah garis diagonal yang membentuk seperti huruf “S” yang saling berkesinambungan tanpa terputus. Motif tersebut mengandung arti perjuangan orang tua yang akan terus dilanjutkan oleh keturunan mereka atau kepada seseorang yang lebih muda.
Pada zaman dulu, motif batik ini dijadikan simbol penguat antara orang tua kepada anaknya seperti Raja yang memberikan batik parang kepada anak-anaknya sebagai hadiah. Dengan pemberian hadiah tersebut diharapkan seorang anak dapat melanjutkan cita-cita dan perjuangan orang tuanya.
Motif batik parang juga nampak seperti ombak di tengah lautan. Oleh sebab itu batik parang juga dimaknai agar jangan mudah menyerah layaknya ombak di laut yang terus berlanjut dan terus bergerak. Motif batik ini memberikan pesan kepada pemakainya agar konsisten pada cita-cita, mempunyai pendirian, serta senantiasa bersemangat.
Setiap manusia pasti memiliki hawa nafsu namun kita harus bisa mengendalikan hal tersebut. Batik parang memberikan pesan bahwa kita harus memerangi hawa nafsu baik yang datang dari diri sendiri maupun dari luar atau orang lain.
Motif dinamika yang tergambar dalam batik parang yang merupakan simbol dari ketangkasan. Garisan diagonal dimaknai sebagai cita-cita mulia yang akan terus ada dalam jiwa, serta garis lurus mempunyai makna kesetiaan dalam hidup