Daftar isi
Dalam perut bumi terdapat berbagai jenis mineral yang berguna bagi manusia. Mineral merupakan zat padat yang tersusun atas sejumlah komposisi kimia serta dengan karakteristik atau sifat tertentu dan terbentuk secara alami. Secara umum, mineral memiliki 2 jenis yaitu mineral logam dan mineral non logam.
Proses pembentukan mineral merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alamiah dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor alami, seperti suhu dan tekanan. Dalam proses pembentukan mineral ada 2 tahapan inti yang terjadi, yaitu tahap pembentukan inti mineral (nucleation) dan tahap pertumbuhan dan pembesaran.
Secara umum, proses pembentukan mineral bisa terjadi karena adanya proses mineralisasi dan proses alterasi. Proses mineralisasi adalah suatu proses yang disebabkan oleh adanya aktivitas magma. Adapun proses alterasi merupakan mineral yang terbentuk akibat ubahan dari mineral lain yang telah ada akibat adanya faktor pembentuknya.
Menurut M. Bateman, ada beberapa jenis proses pembentukan mineral yang masing-masing prosesnya bisa menghasilkan jenis mineral tertentu yang berbeda satu sama lain. Berikut ini adalah beberapa jenis proses pembentukan mineral serta penjelasannya.
Pembentukan mineral melalui proses magmatis terjadi di dapur magma primer. Mineral yang terbentuk di dapur magmatis memiliki sifat ultra basa. Mineral tersebut kemudian akan mengalami pendinginan dan pembekuan hingga terbentuk mineral bijih dan silikat.
Proses pembentukan mineral secara magmatis sendiri bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Early Magmatis atau Orthomagmatik
yakni pembentukan mineral yang mana endapannya berasal dari proses magmatik secara langsung dan terjadi pengkristalan magma. Early magmatis terdiri dari:
2. Late Magmatis
yakni pembentukan mineral dari kristal yang berasal dari batuan silikat. Proses magmatis ini berasal dari sisa magma yang sangat kompleks, sehingga menghasilan mineral dengan corak yang bervariasi.
Mineral yang terbentuk dengan proses late magmatis terbagi menjadi:
Yaitu proses pembentukan mineral yang terjadi setelah proses pembentukan magmatis. Pada proses pegmatisme ini, mineral terbentuk dari sisa magma yang terdiri dari cairan dan gas dengan suhu antara 450˚C hingga 600˚C
Proses pembentukan mineral selanjutnya adalah proses pneumatolisis. Pada proses ini, suhu mineral mulai mengalami penurunan hingga pada kisaran 450˚C hingga 550˚C.
Kemudian, mulai terbentuk akumulasi gas yang menghasilkan jebakan pneumatolisis serta menyisakan magma cair yang mengandung unsur volatile.
Unsur volatile tersebut kemudian menerobos batuan di sekitarnya dan terbentuklah endapan mineral yang disebut mineralpneumatolitis.
Proses hidrotermal merupakan proses pembentukan mineral yang terjadi akibat adanya pengaruh suhu atau temperatur dan tekanan sangat rendah, serta adanya larutan magma yang sudah terbentuk sebelumnya.
Bentuk endapan mineral yang merupakan bagian dari proses endapan hidrotermal disebut Cavity Filling, yakni proses mineralisasi yang terjadi dengan terisinya ruang bukan rongga di dalam batuan.
Proses replacement atau yang disebut juga proses metasomatic replacement merupakan proses pembentukan endapan yang berasal dari mineral epigenetik yang didominasi dengan pembentukan endapan hipotermal dan mesotermal.
Pada endapan metasomatik terdapat mineral bijih yang telah terbentuk dan dikontrol oleh unsur-unsur sulfida.
Proses ini menghasilkan endapan yang berasal dari proses pengendapan beberapa mineral dan telah mengalami pelapukan batuan sebelumnya. Hingga akhirnya terkumpul dan tersedimentasi dalam suatu tempat.
Prose s evaporasi adalah proses pembentukan mineral yang terjadi di daerah kering dan panas, dimana di daerah tersebut sering terjadi proses penguapan air yang di dalamnya banyak terlarut mineral.
Tahap selanjutnya pada proses pembentukan mineral adalah konsentrasi residu mekanik. Dalam prose ini terdapat endapan residual sebagai hasil dari proses pelapukan dan pengendapan pada tempat yang sama, atau dengan kata lain endapan tersebut tidak mengalami perpindahan.
Mineral yang terletak di dekat permukaan bumi, akan mengalami pelapukan karena pengaruh udara ataupun air yang kemudian akan membentuk padatan yang berubah menjadi porus atau gossam.
Pada zona oksidasi terjadi akumulasi mineral oksida sekunder limonit dan selanjutnya terjadi pelarutan garam dan asam sulfat di zona sulfidasi atau daerah di bawah air tanah, di daerah ini juga terbentuk mineral sekunder.
Proses metamorfisme merupakan proses pembentukan batuan metamorf yang berasal dari mineral batuan beku, mineral metamorf dan mineral batuan sedimen.
Pada proses ini terjadi perubahan dari suatu mineral menjadi mineral baru atau menghasilkan mineral yang sama dengan sifat berbeda sesuai dengan keadaan lingkungan.