IPA

7 Proses Terjadinya Gerhana Bulan

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gerhana bulan merupakan fenomena astronomi di mana Bulan terletak dalam bayangan Bumi, yang menyebabkan penutupan sebagian atau seluruhnya dari cahaya Matahari yang biasanya memantul dari permukaan Bulan.

Gerhana bulan terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangan Bumi memproyeksikan ke Bulan. Ada dua jenis gerhana bulan, yaitu gerhana bulan penumbra (ketika Bulan masuk ke dalam bayangan penumbra Bumi) dan gerhana bulan penuh (ketika Bulan masuk ke dalam bayangan inti Bumi).

Fenomena tersebut dapat diamati dengan mata telanjang dan merupakan momen menarik dalam astronomi. Proses terjadinya gerhana bulan terjadi karena posisi relatif Bumi, Matahari, dan Bulan yang membentuk satu garis lurus.

Proses tersebut melibatkan beberapa langkah sebagai berikut.

1. Posisi awal Bumi, Matahari da Bulan

Gerhana bulan terjadi ketika Bumi, Matahari, dan Bulan berada dalam susunan garis lurus atau konstelasi Bumi- Bulan – Matahari. Hal tersebut terjadi hanya selama fase Bulan purnama, ketika Bulan sepenuhnya terang.

Ketika konstelasi itu terbentuk, Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, dan bayangan Bumi jatuh ke Bulan, memungkinkan terjadinya gerhana bulan. Jadi, konstelasi ini adalah syarat penting untuk terjadinya gerhana bulan.

2. Terbentuknya bayangan Bumi

Ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, bayangan Bumi terbentuk di ruang angkasa. Bayangan ini memiliki dua bagian utama yaitu umbra dan penumbra. Umbra adalah bagian bayangan Bumi yang lebih gelap dan di dalamnya terjadi gerhana bulan penuh.

Sedangkan penumbra adalah zona bayangan yang lebih ringan dan di dalamnya terjadi gerhana bulan penumbra. Kombinasi dari dua bagian bayangan ini menciptakan fenomena gerhana bulan yang dapat diamati dari Bumi.

3. Gerhana Bulan penumbra

Pada tahap awal gerhana bulan penumbra, Bulan mulai memasuki bayangan penumbra Bumi. Penumbra adalah zona bayangan yang kurang gelap, sehingga pada tahap tersebut, peneliti mungkin hanya melihat penurunan kecil dalam kecerahan Bulan.

Kemudian pada saat Bulan berada di tengah-tengah penumbra Bumi, gerhana bulan penumbra mencapai puncaknya. Bulan akan terus terlihat di langit, tetapi cahayanya mungkin akan sedikit meredup. Setelah mencapai puncak, Bulan mulai meninggalkan bayangan penumbra Bumi.

Kecerahan Bulan akan kembali normal, dan gerhana bulan penumbra berakhir. Selama gerhana bulan penumbra, perubahan dalam penampilan Bulan mungkin tidak terlalu mencolok seperti dalam gerhana bulan penuh.

Hal itu karena penumbra adalah zona bayangan yang lebih ringan, sehingga cahaya Bulan hanya mengalami sedikit penurunan kecerahan. Proses tersebut berlangsung selama beberapa jam dan dapat diamati dengan mata telanjang, tetapi perubahan mungkin tidak begitu dramatis seperti pada gerhana bulan penuh.

4. Memasuki fase gerhana Bulan umbra

Ketika Bulan terus bergerak dalam orbitnya, ia akan memasuki zona umbra Bumi. Ini adalah bagian bayangan Bumi yang paling gelap dan di sini cahaya Matahari sepenuhnya terhalangi oleh Bumi. Saat Bulan bergerak lebih dalam ke dalam umbra, kecerahannya akan menurun secara signifikan.

Pada titik ini, Bulan dapat terlihat sangat meredup atau bahkan hampir sepenuhnya gelap. Fase bulan umbra adalah saat yang paling menarik selama gerhana bulan penuh, di mana perubahan warna dan penurunan kecerahan Bulan dapat diamati dengan jelas. Fenomena ini telah menginspirasi pengamat selama berabad-abad dan tetap menjadi momen astronomi yang menarik untuk diobservasi.

5. Terjadi perubahan warna Bulan

Selama gerhana bulan penuh, Bulan seringkali tampak berwarna merah atau oranye. Hal tersebut disebabkan oleh sebagian cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi dan mengalami dispersi. Cahaya merah lebih berhasil menembus atmosfer dan mencapai Bulan, sementara cahaya lainnya tersebar atau dibelokkan.

Puncak dari gerhana bulan penuh adalah saat Bulan berada sepenuhnya di dalam umbra Bumi dan tampak paling gelap atau berwarna merah. Setelah mencapai puncak, Bulan akan mulai meninggalkan zona umbra Bumi. Kecerahan Bulan akan kembali meningkat, dan gerhana bulan akan berakhir.

6. Akhir dari gerhana Bulan

Gerhana bulan akan berlangsung selama beberapa jam, tergantung pada seberapa lama Bulan berada dalam bayangan Bumi. Ketika Bulan memasuki bayangan Bumi, baik itu penumbra atau umbra, gerhana bulan dimulai.

Selama Bulan berada di dalam bayangan tersebut, perubahan dalam penampilan Bulan akan terjadi. Namun, perlu dicatat bahwa gerhana bulan penuh, di mana Bulan sepenuhnya masuk ke dalam umbra Bumi, biasanya berlangsung lebih lama daripada gerhana bulan penumbra. Gerhana bulan penuh dapat berlangsung selama beberapa jam, sementara gerhana bulan penumbra cenderung lebih pendek.

Ketika Bulan keluar dari bayangan Bumi, baik itu penumbra atau umbra, gerhana bulan berakhir. Selama Bulan meninggalkan bayangan tersebut, penampilan Bulan akan kembali normal, dan gerhana bulan dianggap selesai. Kembali normalnya penampilan Bulan menandai akhir dari fenomena gerhana bulan.

7. Bulan kembali ke fase awal

Setelah Bulan keluar dari bayangan Bumi selama gerhana bulan, Bulan perlahan-lahan akan kembali memperoleh kecerahannya hingga mencapai fase purnama normal. Proses itu disebut mengakhiri gerhana dan memakan waktu beberapa waktu setelah Bulan meninggalkan bayangan Bumi.

Selama Bulan keluar dari bayangan, langit akan menjadi lebih terang dan kecerahan Bulan akan meningkat secara bertahap. Pencahayaan Bulan akan kembali normal seperti saat Bulan berada dalam fase purnama biasa. Hal tersebut menandai akhir dari peristiwa gerhana bulan, dan Bulan akan terus mengikuti perjalanannya dalam siklus fase Bulan yang biasa.

Selama proses tersebut, gerhana bulan dapat diamati dari berbagai lokasi di Bumi, asalkan langit malam cerah dan tidak ada awan yang menghalangi pandangan. Selain itu menjadi fenomena alam yang menarik yang telah menginspirasi pengamat dan peneliti selama berabad-abad.