Daftar isi
Setiap provinsi di Indonesia mempunyai rumah tradisional yang disebut dengan rumah adat. Di provinsi Kalimantan Timur, rumah adat memiliki arsitektur yang unik dan penuh dengan makna filosopis. Terdapat 5 jenis rumah adat di provinsi Kalimantan Timur.
Kelima rumah adat yakni Rumah Lamin, Rumah Adat Paser, Rumah Adat Bulungan, Rumah Betang, dan Rumah Adat Wehea. Rumah adat ini mempunyai ciri khas masing-masing dan pengaruh suku Dayak terhadap arsitektur menjadikan rumah adat tampak begitu indah.
Dari kelima rumah adat yang telah disebutkan di atas terdapat 2 rumah yang paling populer yakni Rumah Adat Bulungan dan Rumah Lamin. Pada Rumah Adat Bulungan mempunyai perpaduan nuansa Dayak, Melayu, Belanda, dan Islam. Sedangkan, Rumah Lamin memiliki nuansa Dayak yang mendominasi.
Rumah Lamin merupakan rumah adat suku Dayak. Rumah Lamin dikenal sebagai rumah adat berbentuk rumah panggung yang panjang dan sambung menyambung serta terdiri atas bayak kamar. Panjang rumah adat ini adalah 300 meter dengan lebar 15 m dan tinggi 3 meter.
Pembangunan Rumah Lamin menggunakan kayu ulin dan kayu besi. Kedua kayu ini bersifat kuat dan tahan lama. Rumah Lamin dapat dihuni oleh sekitar 25-30 kepala keluarga suku Dayak atau sekitar 100 orang. Suku Dayak yang menghuni rumah adat ini berasal dari etnis Benuaq.
Rumah adat Bulungan terletak di daerah Tanjung Kelor. Bentuk rumah adat ini formal dan simetris. Hal ini merupakan hasil pengaruh dari Belanda. Pengaruh Melayu juga dapat terlihat pada penggunaan warna cerah pada bangunan yakni warna hijau, kuning, dan merah.
Rumah adat Bulungan dulu berfungsi sebagai tempat pertemuan kesultanan. Rumah adat ini juga banyak mendapat pengaruh Islam. Hal ini dapat dilihat pada banyaknya ukiran bahasa Arab pada bangunan rumah.
Rumah Adat Paser adalah rumah adat yang dihuni oleh suku Paser. Rumah ini mampu menampung 2-3 kepala keluarga yang terdiri dari anak menantu serta saudara ibu dan bapak. Rumah ini terbuat dari kayu dan berbentuk panggung.
Rumah adat Paser didirikan di tepi sungai. Hal ini mengikuti kepercayaan suku Paser bahwa sungai merupakan sumber kehidupan. Rumah panggung ini dibangun 2 meter dari permukaan tanah. Sebelum mengenal paku, suku Paser menggunakan rotan sebagai pengikat pada atap rumah.
Rumah adat Betang merupakan rumah adat yang memiliki arti memanjang atau membentang. Rumah Betang mempunyai panjang 100-150 meter, lebar 50 meter dan tingginya mencapai 5 meter. Rumah adat ini juga dibangun di sekitar sungai, sama seperti Rumah Adat Paser.
Rumah Betang termasuk rumah adat yang megah. Bangunan rumah ini biasanya dihuni oleh 5-6 kepala keluarga. Rumah adat ini memiliki tangga yang hanya bisa dilalui oleh satu orang dan dapat dinaikkan saat malam menjelang.
Rumah adat ini merupakan rumah adat yang dimiliki oleh suku Dayak Wehea. Suku ini juga mempunyai sebutan lain yakni suku Wahau. Adapun rumah adatnya disebut sebagai Eweang. Rumah adat Eweang berbentuk rumah panggung yang panjang.
Rumah Eweang saling terhubung dengan rumah lainnya dengan bantuan jembatan. Jembatan penghubung antar rumah ini disebut sebagai teljung. Rumah adat ini terbuat dari kayu dan atapnya sekarang menggunakan seng.
Rumah-rumah adat yang berada di provinsi Kalimantan Timur memiliki beberapa ciri khas. Keunikan ini dapat dilihat dari material, bentuk rumah, warna dan ukiran yang terdapat pada bangunan.
Rumah adat yang terdapat di Kalimantan Timur menggunakan bahan bangunan khas Kalimantan. Rumah adat ini terbuat dari kayu ulin. Seperti yang telah diketahui, kayu ulin merupakan kayu yang kuat sehingga dapat bertahan lama.
Kayu ulin adalah kayu yang tahan terhadap air. Semakin sering dan lama terkena air maka kayu tersebut akan semakin kuat dan keras. Selain itu, rumah adat di Kalimantan Timur ini banyak ditemukan di daerah rawa atau pinggir sungai.
Rumah adat di Kalimantan adalah rumah adat berbentuk panggung dan berada lebih tinggi dari permukaan tanah. Bentuk panggung dari rumah adat ini dimaksudkan untuk melindungi seisi penghuni rumah baik dari bahaya banjir, hewan buas, dan bahkan roh jahat.
Rumah adat di Kalimantan Timur mempunyai warna dan ukiran menarik. Penggunaan warna ini memiliki makna tersendiri. Makna warna bersifat positif dan akan memberikan semangat pada penghuni rumah. Ukiran yang tak kalah unik adalah ukiran berbentuk kerangka manusia dan hewan.
Ukiran dengan bentuk kerangka manusia dan hewan ini diletakkan pada bangunan rumah. Tujuannya adalah melindungi seluruh penghuni rumah agar terhindar dari gangguan hantu yang bergentayangan.