agama islam - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/agama-islam Tue, 26 Dec 2023 03:02:34 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico agama islam - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/agama-islam 32 32 10 Negara dengan Penduduk Beragama Islam Terbanyak https://haloedukasi.com/negara-dengan-penduduk-beragama-islam-terbanyak Tue, 26 Dec 2023 03:02:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47229 Di dunia, jumlah total penduduk muslim terhitung sekitar 2 miliar orang, menjadikan Islam sebagai agama dengan penganut terbanyak di dunia yang disusul dengan agama Kristen di posisi kedua. Dan dari jumlah sebesar itu, 99% dari seluruh umat Muslim ada di Asia. Negara-negara di Asia Selatan dikenal memiliki jumlah penduduk Muslim yang tak kalah banyak dari […]

The post 10 Negara dengan Penduduk Beragama Islam Terbanyak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dunia, jumlah total penduduk muslim terhitung sekitar 2 miliar orang, menjadikan Islam sebagai agama dengan penganut terbanyak di dunia yang disusul dengan agama Kristen di posisi kedua. Dan dari jumlah sebesar itu, 99% dari seluruh umat Muslim ada di Asia.

Negara-negara di Asia Selatan dikenal memiliki jumlah penduduk Muslim yang tak kalah banyak dari Indonesia. Salah satu negara Asia Selatan yang dimaksud adalah India, walaupun umat Muslim di India jumlahnya terbanyak kedua setelah agama Hindu.

Dengan besarnya populasi Muslim di dunia, berikut ini adalah daftar negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak menurut Pew Research Center tahun 2023 yang dapat diketahui.

1. Indonesia

Pemeluk Islam terbanyak di dunia rupanya ada di negara Indonesia dengan jumlah mencapai 242 juta orang. Hal ini tidak lepas dari fakta sejarah yang menunjukkan bahwa agama Islam sendiri sudah masuk ke Indonesia sejak lama, yakni sekitar abad ke-7 Masehi.

Penyebaran agama Islam pertama di Indonesia adalah di Aceh, maka tidak mengherankan bila Aceh adalah provinsi dengan penganut agama Islam yang banyak, yakni sekitar 5 juta orang lebih. Penyebaran agama Islam secara merata di Indonesia memakan waktu hingga sekitar delapan abad.

Ini karena penyebaran secara lebih luas baru terjadi pada abad ke-15 yang kemudian berpengaruh ke seluruh wilayah Nusantara hingga saat ini. Dalam hal ini peran para pedagang dan ulama berkebangsaan Arab, Gujarat dan Persia sangat besar.

Selain kelompok tersebut, pengenalan dan penyebaran agama Islam baru terjadi secara lebih luas berkat pedagang dan pelaut Tionghoa yang merupakan penganut muslim. Laksamana Cheng Ho beserta kawanannya (dikenal sebagai salah satu tokoh penemu benua Amerika) adalah salah satu dari banyaknya pelaut penyebar agama Islam di Indonesia.

Dari provinsi Aceh yang berada di Sumatra, agama Islam kemudian masuk dan semakin luas di Sulawesi pada abad ke-16. Kerajaan atau kesultanan Islam sempat berada pada masa jayanya sebelum bangsa asing masuk ke Indonesia dan menjajah (dalam hal ini yang dimaksud adalah Belanda).

Meski sempat berada pada masa kolonialisme, umat Muslim di Indonesia tetap eksis. Dan walaupun agama Islam adalah yang terbanyak hingga saat ini, Indonesia memegang, menghormati dan menerapkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda namun tetap satu-kesatuan).

2. Pakistan

Populasi di negara Pakistan mencapai 235 juta orang. Negara di Asia Selatan ini kini pun resmi bernama Republik Islam Pakistan dengan jumlah umat Muslim terbanyak di negerinya.

Negara yang beribu kota di Islamabad dengan jumlah populasi total sekitar 250 juta jiwa lebih ini dengan kata lain memiliki penduduk mayoritas beragama Islam. Dari luas wilayah total 881.913 kilometer persegi, 97% penduduknya adalah umat Muslim yang disusul dengan agama-agama lain (Kristen, Buddha, Hindu, Baha’I, Zoroastrianisme, hingga Jainisme).

Dengan Islam sendiri yang memiliki beberapa aliran, negara yang berdiri sebagai Republik Islam Pakistan pada tahun 1956 ini diketahui bahwa penduduk muslimnya rata-rata menganut Islam Sunni.

3. India

India dengan jumlah total sekitar 211 juta orang, umat Muslim di India masih kalah dari jumlah umat Hindu-nya yang mencapai hampir 80% dari seluruh total jumlah penduduk di sana (sekitar 1,4 miliar jiwa).

Agama yang mendominasi masih Hindu, lalu diikuti dengan agama Islam dengan persentase 14%, Kristen 2,3% dan sisanya adalah agama-agama lain (Sikh 1,7%, Buddha 0,7%, Jain 0,4% dan masih ada lainnya sebanyak 0,9%. Sekalipun angka penduduk beragama Hindu paling tinggi, jumlah penduduk beragama Islam di India masih paling banyak ketiga di dunia bila dibandingkan dengan jumlah umat muslim di negara lain.

4. Bangladesh

Negara beribu kota di Dhaka dengan luas wilayah 148.456 kilometer persegi dengan jumlah penduduk beragama Islam di Bangladesh menurut data Pew Research Center adalah sekitar 155 juta orang, dari total jumlah populasi sebanyak 165 juta lebih jiwa.

Penduduk Bangladesh beragama Islam rata-rata memeluk aliran Sunni, sedangkan lainnya ada yang memilih aliran Sufi, Ahmadiyyah, atau Syi’ah. Terlepas dari aliran berbeda-beda yang dianut, Bangladesh telah ditetapkan dan diakui oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai negara Islam demokratis dan moderat.

5. Nigeria

Di negara yang beribu kota di Abuja dengan luas wilayah 924.000 kilometer persegi ini, jumlah pemeluk agama Islam adalah sekitar 121 juta orang dari jumlah total populasinya yang sebanyak 226 juta lebih jiwa.

Di negara ini, jumlah penduduk penganut agama Islam dan Kristen adalah yang paling mendominasi dengan persentase tak jauh berbeda walaupun pemeluk agama Islam lebih banyak. 99% penduduk Nigeria Barat Laut (meliputi Nupe, Hausa, Fulani, dan lain-lainnya) dan Nigeria Timur Laut (meliputi Kanuri, Fulani dan lainnya) menganut agama Islam. Sebab di wilayah lain Nigeria cenderung dominan Kristen Protestan dan Katolik Roma.

6. Mesir

Negara beribu kota di Kairo dengan luas wilayah hampir 1 juta kilometer persegi ini memiliki penduduk penganut Islam sebanyak kurang lebih 102 juta orang dari total jumlah populasi di sana yang mencapai 113 juta jiwa.

Negara yang terkenal akan Sungai Nil dan gurun Sahara-nya ini menjadi negara dengan penduduk Islam terbanyak karena berawal dari orang–orang Arab di abad ke-7 yang membawa, memperkenalkan dan menyebarkan agama Islam Sunni. Oleh karena itu, tidak heran bila rata-rata pemeluk Islam di Mesir menganut aliran Sunni dan sebagian lainnya menganut ajaran Sufi lokal.

7. Iran

Beribu kota di Teheran dengan luas wilayah mencapai 1,7 juta kilometer persegi, jumlah penduduk muslim di negara ini adalah 88.650.000 orang dari total jumlah populasi 89,5 juta jiwa. Berawal dari penganut Islam yang rata-rata memeluk ajaran Sunni, pada abad ke-16 kemudian beralih pada Islam Syi’ah. Selain Islam, agama resmi yang diakui oleh pemerintah Iran adalah Kristen, Yahudi, dan Zoroastrianisme.

8. Turki

Total jumlah populasi yang mencapai 86 juta jiwa lebih, penduduk beragama Islam di negara ini ada sekitar 75.460.000 orang. Beribu kota di Ankara, Turki diketahui pada tahun 1963 menjadi satu-satunya negara Islam pertama yang pernah melakukan perundingan bersama negara-negara Uni Eropa.

Masuknya agama Islam ke Turki berawal dari Anatolia pada abad ke-11 yang kemudian semakin luas menyebar. Namun pada dasarnya, Turki sendiri adalah negara sekuler yang tidak mengatur kewajiban beragama penduduknya sehingga tidak ada agama resmi di negara ini.

Meski pemerintah Turki membebaskan para warganya untuk beragama apapun, agama Islam menjadi nomor satu yang dianut di negara dengan luas wilayah 783.562 kilometer persegi ini. Penganut Kekristenan pun di Turki hanya mencapai 2%, sedangkan lainnya adalah kelompok yang tidak mengikuti cabang mana pun.

9. Sudan

Negara yang beribu kota di Khartoum dengan luas wilayah 1.886.068 kilometer persegi ini berpenduduk Islam dengan jumlah 47.200.000 orang dari seluruh jumlah populasi di Sudan yang totalnya 48,7 juta jiwa.

Penduduk penganut Islam di negara yang menjadi bagian dari Afrika Utara ini rata-rata memeluk ajaran Islam Sunni. Perlu diketahui bahwa Islam Sunni merupakan agama resmi di Sudan sehingga banyak penduduknya memilih untuk memeluk aliran Islam tersebut.

10. Aljazair/Algeria

Aljazair atau juga dikenal dengan nama Algeria merupakan negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak dengan jumlah penganutnya sekitar 45.210.000 orang dari total jumlah penduduk di sana yang hampir menyentuh 46 juta jiwa.

Persentase pemeluk agama Islam di Aljazair adalah sekitar 99,6% dan artinya hampir seluruh penduduknya adalah Muslim. Aliran Islam yang rata-rata dianut oleh penduduk Aljazair adalah Sunni. Pemerintah negara ini pun hanya mengakui Katolik dan Protestan sebagai agama resmi di sana dengan jumlah penganutnya yang jauh lebih sedikit.

The post 10 Negara dengan Penduduk Beragama Islam Terbanyak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia https://haloedukasi.com/teori-masuknya-islam-ke-indonesia Mon, 07 Feb 2022 03:24:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31057 Pemerintah Republik Indonesia telah mengakui adanya 6 agama resmi sejak tahun 1969 melalui UU No. 5/1969. Masing-masing warga negara Indonesia diberi pilihan untuk memeluk salah satu dari 6 agama tersebut yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.  Hingga saat ini agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia adalah agama Islam. Bahkan Indonesia menjadi […]

The post 5 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pemerintah Republik Indonesia telah mengakui adanya 6 agama resmi sejak tahun 1969 melalui UU No. 5/1969. Masing-masing warga negara Indonesia diberi pilihan untuk memeluk salah satu dari 6 agama tersebut yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. 

Hingga saat ini agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia adalah agama Islam. Bahkan Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia yakni sebesar mencapai 11,92% dari seluruh pemeluk Islam di dunia. Padahal agama Islam tidak datang dari Indonesia.

Lalu bagaimana bangsa kita bisa mengenal ajaran Nabi Muhammad ini? Di bawah ini adalah teori-teori yang mengatakan masuknya pengaruh Islam ke Indonesia. 

1. Teori Arab 

Teori yang pertama adalah teori Arab yang kerap dikenal juga sebagai teori Mekkah dan juga Teori Timur Tengah. Teori ini mengatakan bahwa Nusantara mendapat pengaruh Islam yakni secara langsung dari asal Agama ini yakni kota Mekkah di Saudi Arabia.

Para ahli meyakini Islam masuk ke Indonesia pada masa awal tahun Hijriah. Jika menggunakan perhitungan kalender Masehi maka itu terjadi pada abad ke-7. 

Teori ini pertama kali dirumuskan oleh HAMKA yakni seorang reformis Islam dan juga ulama terkemuka. Pemilik nama asli Haji Abdul Karim Amrullah mencetuskan teori ini pada tahun tahun 1958.

Menurut beliau anggapan bahwa bangsa Arab datang ke Indonesia untuk berdagang dan kepentingan ekonomi lainnya adalah salah. 

Beliau meyakini bahwa orang-orang Arab memang berniat menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. HAMKA juga mengatakan bahwa jalur perdagangan Arab dan Indonesia sudah terbentuk sejak belum ada penanggalan Masehi. 

Rumusan teori ini dicetuskan berdasarkan bukti dari naskah China kuno. Naskah tersebut mengatakan bahwa bangsa Arab tinggal di pulau Sumatera bagian pesisir barat pada tahun 625 Masehi.

Bukti lainnya bahwa pengaruh Islam datang langsung dari Mekkah, yakni nisan bertuliskan nama Syekh Rukunuddin dan tahun 667 Masehi. Pada masa tersebut Nusantara sedang berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. 

Jika mengacu pada teori ini agama Islam masuk ke Indonesia karena dibawa oleh beberapa golongan. Golongan tersebut adalah kaum pedagang kaum Sufi, dan juga kau menengah seperti guru, mubaligh agama atau utusan ekspedisi politik.

2. Teori Persia

Teori Persia adalah pendapat yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui bangsa Persia atau saat ini dikenal sebagai Iran. Teori ini dirumuskan oleh Prof. Hoesein Djajadiningrat dan Prof. Umar Amir Husen. Mengacu pada teori ini Islam datang ke Nusantara tepatnya di pulau Sumatera pada tahun 7 hingga 13 Masehi. 

Kaum yang membawa ajaran Islam adalah para pedagang yang menilai Nusantara adalah negara kepulauan yang cocok untuk dijadikan tempat berdakwah. Teori Persia memiliki bukti yaitu adanya upacara yang serupa antara Iran dengan Indonesia.

Upacara tersebut adalah upacara Tabuik di Bengkulu dan juga Sumatera Barat yang merupakan peringatan 10 Muharram untuk mengenang cucu Rasulullah yakni Husain bin Ali. 

Selain itu masih banyak tradisi-tradisi Islam lainnya yang mirip antara yang ada di Indonesia dengan di Persia. Bahkan seni kaligrafi di batu nisan yang digunakan umat Islam di Nusantara serupa dengan yang ada di Iran.

Teori Persia mendapat dukungan dari beberapa ahli seperti Umar Amir Husen dan juga Husein Djajadiningrat. Namun teori ini juga dianggap lemah karena pengaruhnya adalah ajaran Syiah sedangkan salah satu mazhab paling banyak dipercaya di Indonesia adalah mazhab Sunni.

3. Teori Gujarat

Teori Gujarat adalah rumusan mengenai sejarah awal mula pengaruh Islam di Nusantara yang meyakini datang dari Gujarat India bagian Barat. Teori ini diungkapkan pertama kali pada awal abad ke 19 yakni oleh seorang sarjana berkebangsaan Belanda yang bernama J. Pijnapel. Menurut beliau, pengaruh Islam di Nusantara bukan berasa dari pedagang Persia ataupun Mekkah melainkan Gujarat. 

Teori ini membantah teori Arab atau teori Mekah yakni dengan mengatakan bahwa pada masa awal Hijriah kaum Arab masih banyak yang menetap di wilayah Gujarat. Kaum tersebut juga tidak menyebarkan agama Islam melainkan hanya berniaga.

Teori ini menekankan bahwa para pedagang muslim Gujarat membawa serta agama dan kebudayaan Islam pada abad ke-13 Masehi. 

Pedagang India termasuk yang berasal dari Gujarat berlayar dengan menunggu angin laut. Angin laut yang dimaksud mereka akan datang selama 6 bulan sekali. Sehingga ada masa dalam kurun waktu tersebut untuk berbaur dan menyebarkan agama Islam di tempat perniagaan mereka termasuk di Nusantara. Para pedagang ini datang dengan memanfaatkan jalur perairan di Selat Malaka.  

Teori ini muncul karena adanya bukti yang menunjukkan adanya kemiripan antara batu nisan di Samudera Pasai Aceh dengan batu nisan di Gujarat.

Batu nisan tersebut adalah milik Marah Silu yang kemudian mengubah namanya menjadi Sultan Malik As-Saleh. Beliau adalah pendiri dari kerajaan Islam pertama di Aceh yakni kerajaan Samudera Pasai.

Tokoh pendukung dari teori ini diantaranya adalah Snouck Hurgronje, W.F. Stutterheim dan Sucipto Wirjosuparto.

4. Teori China 

Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby turut mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul agama Islam di Nusantara. Pendapat  mereka terangkum dalam teori yang kemudian diberi nama teori China.

Berdasarkan teori ini, bangsa yang membawa ajaran Islam ke Republik Indonesia pada masa lampau adalah orang-orang dari daerah Kanton di Negeri Tiongkok atau China. Daerah tersebut merupakan pusat pemukiman sekaligus pusat penyebaran agama Islam pada masa Dinasti Tang.

Menurut Teori China Islam datang ke Kepulauan Nusantara pada abad ke 9 Masehi tepatnya pada tahun 876 M. Berbeda dengan teori sebelumnya yang berpendapat bahwa islam disebarkan melalui perdagangan, teori ini menyatakan masuknya Islam ke Nusantara terjadi karena adanya suatu peristiwa pemberontakan. 

Pemberontakan tersebut terjadi di wilayah China yang memakan ratusan ribu korban jiwa pemeluk muslim. Mereka yang selamat kemudian mencari tempat perlindungan ke wilayah Timur yakni Asia Tenggara.

Kemudian sampailah mereka ke kota Kedah dan juga Palembang. Selain ke Nusantara, mereka juga datang ke Champa, Brunei Darussalam dan pesisir Melayu. 

Dari berbagai macam teori mengenai masuknya ajaran Islam di Indonesia, teori China dianggap yang paling diterima. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa pendiri kesultanan Demak yakin kerajaan Islam pertama di Jawa yang bernama Raden Patah adalah keturunan China. Nenek moyang kerajaan Demak juga menggunakan gelar yang diambil dari bahasa China. 

5. Teori Sufi

Teori Sufi adalah gagasan mengenai bagaimana ajaran Islam sampai ke Nusantara. Dari segi pandangan para ilmuwan teori ini dianggap paling masuk akal. Berdasarkan teori ini ajaran Islam tidak mampu mengakar di kalangan masyarakat Indonesia sehingga harus diterapkan oleh para kaum Sufi yakni golongan orang-orang yang memahami dan mempelajari ilmu tasawuf.  

Teori yang dicetuskan oleh A.H. Jhons ini memberikan pandangan bahwa kaum Sufi berhasil mengembangkan politik islamisasi dari dinasti Abbasiyah dalam hal penyebaran agama Islam ke negara-negara lain. Menurutnya orang-orang yang datang ke Nusantara bukanlah untuk berdagang melainkan memang bertujuan untuk berdakwah. 

Hal ini terbukti dengan adanya surau yang pertama kali dibangun di Banda Aceh oleh Syekh Abdur Rauf as-Singkili dan muridnya yang bernama Abdul Malik al-Jawi al-Fansuri. 

The post 5 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Islamologi yang Patut diketahui https://haloedukasi.com/sejarah-islamologi Tue, 16 Mar 2021 13:04:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=22793 Terminologi Studi Islam atau Kajian Islam, dalam makna etimologis(bahasa), adalah merupakan terjemahan dari istilah Dirasah Islamiyah dalam bahasa Arab, yang dalam studi keislaman di Erop disebut Islamic Studies. Dengan demikian, Studi Islam (Kajian Islam) secara harfiah (bahasa) dapat dinyatakan sebagai “kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama keislaman”, atau bisa dinyatakan sebagai “usaha mempelajarihal-hal yang […]

The post Sejarah Islamologi yang Patut diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Terminologi Studi Islam atau Kajian Islam, dalam makna etimologis(bahasa), adalah merupakan terjemahan dari istilah Dirasah Islamiyah dalam bahasa Arab, yang dalam studi keislaman di Erop disebut Islamic Studies.

Dengan demikian, Studi Islam (Kajian Islam) secara harfiah (bahasa) dapat dinyatakan sebagai “kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama keislaman”, atau bisa dinyatakan sebagai “usaha mempelajarihal-hal yang berhubungan dengan agama Islam”. Ringkasnya, Studi Islam atau Kajian Islam secara bahasa dapat diartikan sebagai “kajian tentang hal-hal mengenai agama Islam”.

Dan sudah barang tentu pangertian Studi Islam atau Kajian Islam dengan makna kebahasaan semacam ini masih bersifat sangat umum, dan oleh karena itu penting dilakukan pemaknaan secara terminologis atau istilah mengenai term Studi Islam atau Kajian Islam itu sendiri.

Kedatangan Islam sendiri dengan diutusNya Nabi Muhammad telah membawa manusia untuk berfikir, beranjak dari sebuah kemunduran dan keterbelakangan mereka menuju kemajuan peradaban yang ideal. Kemajuan peradaban tersebut tidak terlepas dari ajaran Islam kepada umatnya agar selalu menggunakan instrumen ilmu pengetahuan sebagai alat untuk menuju kemajuan peradaban.

Kemajuan peradaban umat Islam dalam ilmu pengetahuan dapat dilihat pada era dinasti Abbasiyah maupun pada abad pertengahan, ketika umat Islam tidak hanya tampil sebagai komunitas ritual namun juga sebagai komunitas intelektual. Secara historis umat Islam mengalami kemajuan dengan majunya ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang disiplin ilmu saat itu.

Sebagai ilustrasi, dapat disebutkan disini beberapa cendekiawan yang telah memberikan kontribusi kreatif, misalnya observasi astronomikal dari Mahani(855-866), risalah atromosforik dan sphericalastrolo beserta tabel-tabel astronomikal karya Naziri dan observasi astronomikal karya Qurra Al Bittani, seorang astronom besar pada tahun 880 telah berhasil menyusun buku katalog bintang- bintang yang didasarkan pada observasinya.

Dapat dikatakan bahwa majunya sebuah peradaban adalah karena majunya ilmu pengetahuan di kalangan umat manusia. Begitu juga sebaliknya kemunduran suatu peradaban selalu diawali dengan memudarnya budaya ilmu.

The post Sejarah Islamologi yang Patut diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Kisah Teladan Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus) https://haloedukasi.com/kisah-teladan-kiai-mustofa-bisri Mon, 01 Feb 2021 02:31:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=20387 Gus Mus merupakan panggilan akrab dari Kiai Mustofa Bisri. Ia lahir di Rembang pada tanggal 10 Agustus 1944. Gus Mus merupakan Kiai yang multitalenta. Karena selain dikenal sebagai seorang kiai, ia juga dikenal sebagai novelis, penyair, pelukis, dan budayawan. Ia juga menjadi pengasuh di Pesantren Raudlatut Thalibin serta digadang akan menggantikan Kiai Sahal untuk menjadi […]

The post 6 Kisah Teladan Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus) appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gus Mus merupakan panggilan akrab dari Kiai Mustofa Bisri. Ia lahir di Rembang pada tanggal 10 Agustus 1944. Gus Mus merupakan Kiai yang multitalenta.

Karena selain dikenal sebagai seorang kiai, ia juga dikenal sebagai novelis, penyair, pelukis, dan budayawan. Ia juga menjadi pengasuh di Pesantren Raudlatut Thalibin serta digadang akan menggantikan Kiai Sahal untuk menjadi Rais ‘Aam NU.

Gus Mus memiliki garis keturunan yang istimewa. Kakeknya merupakan seorang ulama besar dan ayahnya juga seorang kiai termahsyur yang mendirikan pesantren Raudlatut Thalibin pada tahun 1941.

Gus Mus mengawali pendidikannya dari ayahnya sendiri. Ia dididik keras dalam hal prinsip agama. Belum tamat tsanawiyah, Gus Mus menimba ilmu ke Pesantren Lirboyo selama dua tahun. Kemudian berpindah ke Yogyakarta tepatnya di Pesantren Al Munawwir Krapyak di bawah asuhan Kaiai Ali Maksum. Gus Mus berada di Yogyakarta selama tiga tahun.

Setelah mengenyam pendidikan pesantren, Gus Mus tidak lantas puas diri. Ia dikirim ayahnya untuk belajar ke Al-Azhar pada tahun 1964. Di sana ia mengambil jurusan Study Islam dan Bahasa Arab.

Pada tahun 1970 Gus Mus berhasil menyelesaikan pendidikannya di Universitas Al-Azhar. Setelah itu ia langsung pulang ke Indonesia. Kemudian ia dinikahkan dengan Siti Fatimah yang merupakan temannya di masa kecil.

Dari pernikahannya dengan Nyai Siti Fatimah, Gus Mus dikaruniai tujuh orang anak. Enam diantaranya adalah perempuan dan satu laki-laki. Apa saja inspirasi hidup yang dapat dipetik dari perjalanan Gus Mus?

1. Gemar Melukis dan Berpuisi

Bakat melukis Gus Mus terasah sejak ia berusia muda, tepatnya saat menjadi santri di Pesantren Al Munawwir, Krapyak. Sebagai kota budaya, bakatnya sangat dibantu oleh tempat keberadaannya.

Ia sering anjangsana ke rumah pelukis terkenal di Yogyakarta. Ia juga sering menyaksikan langsung bagaimana Affandi melukis. Dari sanalah, gejolak untuk melukis sesuatu muncul dalam diri Gus Mus.

Sebagai bukti bahwa Gus Mus merupakan pelukis yang handal adalah, ia pernah mengadakan pameran lukisan pada tahun 1998. Dalam pameran tersebut ia memamerkan 99 lukisan amplop, 10 lukisan bebas, dan 15 kaligrafi.

Berbeda dengan bakat menulisnya. Gus Mus mulai mahir menulis puisi semenjak berada di Kairo, Mesir. Gus Dur yang merupakan salah satu redaktur memintanya untuk menulis puisi mengisi halaman majalah yang masih kosong.

Selain itu Gus Mus juga memiliki bakat sebagai seorang penyair. Sebagai penyair, Gus Mus telah menulis ratusan sajak yang terhimpun dalam lima buah karya kumpulan puisi. 

2. Hobi Memasak

Hobi unik yang dimiliki Gus Mus selain bersastra adalah memasak. Hal ini diketahui dari salah seorang rekan kuliahnya dahulu yaitu Gus Dur. Ia paling senang mencicipi masakan buatan Gus Mus.

Begitu pula anak dari Gus Mus sendiri menuturkan bahwa Gus Mus masih sering memasak sendiri di dapur selama melakukan aktivitas di rumah.

Dari situlah terlihat bahwa Gus Mus merupakan santri tulen. Meski sudah menjadi tokoh nasional dan kiai kondang, tidak menghalangi Gus Mus untuk melakukan hobinya yaitu memasak.

3. Menyukai Sepak Bola dan Bulu Tangkis

Tampaknya memang benar jika sepak bola dijuluki sebagai olahraga yang paling digemari orang sejagad raya. Begitu juga Gus Mus. Hanya saja ia tidak seperti Gus Dur yang mendalami sepak bola hingga menulis di kolom olahraga.

Selain itu Gus Mus juga punya kegemaran bermain bulu tangkis. Hobi tersebut sudah berjalan semenjak Gus Mus berada di Lirboyo, Kediri. Sampai akhirnya berlanjut hingga ke Yogyakarta. Namun sayangnya di pesantren hobi tersebut belum terfasilitasi oleh event-event besar.

4. Penulis Produktif

Selain bukunya yang meliputi kumpulan cerpen dan puisi, ia juga memiliki buku-buku keagamaan. Buku tersebut merupakan hasil karyanya sendiri sebagai langkah nyata dalam berdakwah lewat tulisan.

Karya-karya tersebut menunjukkan bahwa ia bukanlah kiai sembarangan. Ia adalah kiai yang bisa melakukan apa saja. Melukis, menulis puisi, menghasilkan karya, dan juga berdakwah ia bisa melakukannya.

5. Kiai Tanpa Ambisi

Banyak diantara beberapa kiai yang memiliki motivasi untuk bergabung dalam ranah politik dibandingkan fokus memikirkan umat. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi seorang Gus Mus.

Di beberapa kejadian ia bisa dikatakan sebagai kiai yang tidak memiliki ambisi. Misalkan saja pada pemilu legislatif tahun 2004, ia memilih mengundurkan diri sebelum pemilihan digelar. Tentu saja hal tersebut susah untuk dinalar pada orang-orang yang haus akan kekuasaan.

6. Pecinta Silat

Satu rahasia yang tidak banyak diketahui oleh orang-orang. Ternyata, di masa mudanya, Gus Mus adalah seseorang yang sangat menyukai silat dan hal-hal yang berbau ilmu hikmah serta kanuragan.

Sebelum menjadi santri di Krapyak, Gus Mus dan Kiai Cholil terlebih dahulu belajar di Pesantren Lirboyo. Pada saat itu Lirboyo terkenal sebagai pesantren dengan segudang ilmu kanuragan. Sehingga kedua kakak beradik itu termotivasi untuk memiliki ilmu kanuragan.

The post 6 Kisah Teladan Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus) appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Biografi dan Kisah Teladan Kiai Bisri Syansuri https://haloedukasi.com/biografi-dan-kisah-teladan-kiai-bisri-syansuri Mon, 25 Jan 2021 09:53:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=19938 Biografi Kiai Bisri Syansuri Kiai Bisri Syansuri dikenal sebagai salah satu ulama di nusantara sebagai ahli dan pecinta fiqh. Kiai Bisri berasal dari Pati Jawa Tengah dan pernah menjabat sebagai Rais Aam NU. Beliau dikenal tidak hanya fokus dalam menyebarkan agama Islam melainkan juga memiliki semangat tinggi dalam nasionalisme dan kebangsaan. Kiai Bisri lahir pada […]

The post Biografi dan Kisah Teladan Kiai Bisri Syansuri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Biografi Kiai Bisri Syansuri
kiai bisri syansuri

Kiai Bisri Syansuri dikenal sebagai salah satu ulama di nusantara sebagai ahli dan pecinta fiqh. Kiai Bisri berasal dari Pati Jawa Tengah dan pernah menjabat sebagai Rais Aam NU.

Beliau dikenal tidak hanya fokus dalam menyebarkan agama Islam melainkan juga memiliki semangat tinggi dalam nasionalisme dan kebangsaan.

Kiai Bisri lahir pada tanggal 23 Agustus 1887 atau bertepatan pada 05 Dzulhijjah 1304 H di Desa Tayu Wetan, Pati, Jawa Tengah. Ia lahir dari pasangan Siti Rohmah dan ayah yang bernama Syansuri. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.

Kiai Bisri memulai belajar agama Islam pada usia tujuh tahun. Ia belajar Al-Quran dengan aturan tajwid yang baik dan benar. Ia belajar dengan kiai yang juga satu lingkup dengannya yaitu Kiai Saleh. Kemudian ia pergi ke Kajen untuk mendalami ilmu Al-Quran pada Kiai Abdul Salam.

Setelah itu, ia belajar tafsir kumpulan hadist nabi berukuran kecil dan sedang. Kiai Abdul Salam membimbingnya dengan sangat terampil dan disiplin hingga Kiai Bisri Syansuri menjadi salah seorang ulama yang dihormati di negeri ini.

Di usia 15 tahun, Kiai Bisri pergi ke pulau garam, Madura. Di sana ia juga menimba ilmu pada salah seorang kiai termahsyur se-Jawa, yaitu Kiai Kholil. Di sinilah ia bertemu pemuda yang bernama Wahab Hasbullah yang pada akhirnya menjadi kakak iparnya. 

Tahun 1906, Bisri muda melanjutkan perjalanannya ke Pesantren Tebuireng di bawah asuhan KH. Hasyim Asy’ari. Di pesantren tersebut ia bertemu orang-orang yang menjadi kiai kondang juga.

Seperti, Abdul Manaf dari Kediri, As’ad Syamsul Arifin dari Situbondo, Nahrawi dari Malang, dan Ma’shum Ali dari Pesantren Maskumambang di Sedayu.

Kiai Bisri menimba ilmu di Pesantren Tebuireng selama enam tahun. Ia mendapatkan ijazah dari gurunya untuk mengajarkan kitab-kitab agama  yang terkenal seperti Fiqh Al-Zubath dan Bukhari Muslim.

Tahun 1914, adik Wahab Hasbullah yang bernama Nur Khadijah menunaikan ibadah haji bersama ibunya. Momen inilah yang menjadikan Kiai Bisri kemudian dijodohkan dengan adik Wahab.

Pada tahun tersebut pula Bisri menikah dengan Nur Khodijah. Sepulangnya dari tanah suci, Bisri tinggal di rumah mertuanya di Tambakberas, Jombang. Di sana ia membantu mertuanya untuk mengajar para santri. Dari pernikahannya dengan Nur Khodijah ia dikaruniai enam orang anak.

Kisah Teladah Kiai Bisri Syansuri

Hal apa saja yang dapat dijadikan teladan dari Kiai Bisri Syansuri? Berikut beberapa contohnya:

  • Peduli Terhadap Perempuan

Pada tahun 1919, Kiai Bisri Syansuri melakukan suatu gebrakan baru mengenai hal yang dirasa tabu oleh masyarakat yaitu mendirikan kelas khusus bagi perempuan di pesantrennya.

Hal tersebut merupakan hal pertama yang terjadi di lingkungan pesantren khususnya di Jawa Timur. Mendengar hal tersebut, Kiai Hasyim langsung berangkat menuju Denanyar, Jombang.

Ia melihat, langsung proses pembelajaran kelas perempuan dan berkesimpulan bahwa hal tersebut tidak dilarang.

Di abad 20 saja Kiai Bisri mampu membangun pendidikan perempuan yang sangat mulai. Banyaknya kasus asusila dan pelecehan pada perempuan sangat kontras dengan usaha yang dilakukan oleh Kiai Bisri.

Kita patut mencontoh ide Kiai Bisri. Sebab dari perempuan cerdas akan melahirkan generasi yang cerdas pula.

  • Teguh Pendirian

Kiai Bisri merupakan seseorang yang teguh pendirian. Ia akan mati-matian untuk mempertahankan apa yang menjadi prinsipnya. Seperti dijelaskan sebelumnya, Kiai Bisri merupakan seseorang yang mencintai fiqh sepanjang hayatnya. Maka, itulah yang akan ia pegang hingga maut tiba.

Meskipun ia berbeda prinsip dengan Kiai Wahab yang merupakan kakak iparnya, namun mereka tetap berjalan tanpa bermusuhan. Keduanya tetap memegang apa yang telah menjadi keteguhan hidupnya.

  • Nasionalis

Pada masa penjajahan Belanda, Kiai Bisri bergabung dengan pasukan sabilillah. Ia tidak gentar berjuang melawan penjajah dengan kiai lainnya untuk mempertahankan NKRI.

Ia malah ikut aktif dalam pertahanan negara dengan menjadi Kepala Staf Markas Oelama Djawa Timur (MODT). Meskipun akhirnya MODT dibubarkan karena TNI menjadi satu satunya yang bertanggung jawab atas keamanan negara. Selain itu, Kiai Bisri pernah menjadi anggota DPR hingga ia wafat pada Sang Pencipta.

The post Biografi dan Kisah Teladan Kiai Bisri Syansuri appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Pelajaran Hidup dari KH Maimoen Zubair https://haloedukasi.com/pelajaran-hidup-dari-kh-maimoen-zubair Fri, 15 Jan 2021 07:00:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=19309 Kiai Maimoen Zubair adalah salah satu tokoh senior di Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu KH Maimoen Zubair juga dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren al-Anwar, Sarang Rembang. Beberapa orang akrab memanggil Kiai Maoimone Zubair dengan sebutan Mbah Moen. Mbah Moen merupakan putra dari Kiai Zubair. Ia lahir pada hari Kamis, 28 Oktober 1928 di Sarang, Jawa […]

The post 3 Pelajaran Hidup dari KH Maimoen Zubair appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kiai Maimoen Zubair adalah salah satu tokoh senior di Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu KH Maimoen Zubair juga dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren al-Anwar, Sarang Rembang.

Beberapa orang akrab memanggil Kiai Maoimone Zubair dengan sebutan Mbah Moen. Mbah Moen merupakan putra dari Kiai Zubair. Ia lahir pada hari Kamis, 28 Oktober 1928 di Sarang, Jawa Tengah.

Sebagai putra seorang kiai, bukan suatu hal yang asing apabila ia sudah mampu menghafal beberapa ilmu agama yang diajarkan di pondok pesantren. Kedalaman pengetahuan Mbah Moen diperoleh melalui jalan nyantri di berbagai pesantren di tanah Jawa maupun di tanah suci.

Ia pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri selama lima tahun di bawah bimbingan KH. Abdul Karim (Mbah Manaf), KH. Marzuqi, dan KH. Mahrus Ali.

Setelah usia Mbah Moen menginjak 21 tahun, ia pergi ke tanah suci untuk memperdalam ilmu agama. Setelah itu, saat kembali ke tanah air ia juga tidak berhenti untuk nyantri dan menyebarkan ilmu di berbagai daerah.

1. Pribadi yang Rendah Hati

Keluasan ilmu Mbah Moen tidak diragukan lagi di berbagai kalangan. Ia sempat diberikan tawaran untuk masuk dalam ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).

Namun Mbah Moen justru menolak tawaran tersebut. Penolakan tersebut bukan berarti mengartikan bahwa Mbah Moen merupakan pribadi yang sombong. Melainkan hal tersebut menunjukkan bahwa ia tidak haus dengan jabatan dan kekuasaan.

Kerendahan hati ini nampak sekali pada perilaku Mbah Moen. Meskipun Mbah Moen memiliki kapasitas keilmuan yang tinggi, ia tetap menampik dan memilih untuk fokus dalam mengelola Nahdlatul Ulama (NU).

2. Mau Mengakui Kelebihan Lawan

Hubungan Kiai Maimoen Zubair dengan Gus Dur sempat diisukan renggang. Namun, pada dasarnya keduanya tidak ada permusuhan.

Suatu hari Mbah Moen menghadiri 1000 hari wafatnya Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jombang  Jawa Timur. Saat menyampaikan ceramah, ia mengutarakan bahwa sebaiknya umat Islam di Indonesia ini sebaiknya meneladani ajaran Gus Dur.

Mbah Moen sangat salut dengan sikap toleransi yang dibangun oleh Gus Dur. Gus Dur memang terkenal sebagai tokoh pluralisme di Indonesia. Meskipun dikabarkan bermusuhan, namun Mbah Moen tetap berani mengakui kelebihan Gus Dur.

3. Istiqamah

Memang benar kata orang bijak, semakin padi itu berisi, maka ia akan semakin menunduk. Begitu juga gambaran orang yang mencari ilmu. Semakin banyak ilmu seseorang, maka hal itu tidak akan menjadikannya sombong. Tentu saja padi yang berisi akan disukai banyak orang.

Sama halnya dengan orang yang berilmu. Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin banyak pula orang yang menghormatinya. Ia begitu membawa banyak manfaat bagi orang di sekitarnya. Meskipun memiliki segudang Ilmu dan pengalaman di bidang politik, ia tidak goyah.

Saat era reformasi mengalami puncaknya, gemuruh demokrasi tersiar dimana-mana. Partai politik mulai bermunculan. Namun Mbah Moen tetap memilih diam. Ia tetap istiqomah di Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP).

Mbah Moen membuktikan bahwa tingginya ilmu seseorang tidak membuat pemiliknya tinggi hati dan terlihat eksklusif dibandingkan yang lainnya.

The post 3 Pelajaran Hidup dari KH Maimoen Zubair appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian dan Fungsi Kitab Suci Al-Qur’an https://haloedukasi.com/pengertian-dan-fungsi-kitab-suci-al-quran Thu, 09 Jan 2020 03:45:39 +0000 https://beragama.com/?p=102 Pengertian Umum Kitab Suci Al-Qur’an Menurut bahasa, Al-Qur’an berarti sesuatu yang dibaca dengan cara berulang-ulang. Al-Qur’an merupakan kitab suci untuk umat agama Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman atau acuan dan petunjuk untuk menjalani kehidupan di dunia. Dalam menjalani kehidupan dengan berpegang teguh pada Al-Quran, pastinya kau muslimin dan muslimat tidak hanya […]

The post Pengertian dan Fungsi Kitab Suci Al-Qur’an appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Umum Kitab Suci Al-Qur’an

Menurut bahasa, Al-Qur’an berarti sesuatu yang dibaca dengan cara berulang-ulang. Al-Qur’an merupakan kitab suci untuk umat agama Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman atau acuan dan petunjuk untuk menjalani kehidupan di dunia.

Dalam menjalani kehidupan dengan berpegang teguh pada Al-Quran, pastinya kau muslimin dan muslimat tidak hanya harus bisa membaca, namun harus bisa memahami dan memaknai arti serta menerapkan apa yang telah dituliskan di dalam Al-Qur’an di kehidupan sehari-hari.

Pengertian Alquran menurut KBBI adalah : kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia

Pengertian Secara Etimologi Kitab Suci Al-Qur’an

Al-Qur’an memiliki bentuk kata dasar dari kata “Qara’a” yang artinya bacaan. Kata “Qara’a” memiliki makna yaitu “Talaa” yang artinya adalah membaca atau “Jama’a” yang berarti kumpulan atau koleksi.

Sehingga, berdasarkan makna pertama dan kedua yaitu “Talaa” dan “Jama’a”, Al-Qur’an merujuk kepada sesuatu yang dibaca yang di dalamnya terdapat kumpulan atau koleksi tentang berita, aturan, dan hukum.

Pengertian Secara Terminologi Kitab Suci Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kumpulan firman atau perintah dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Firman atau perintah Allah dibawa oleh malaikat Jibril, yaitu malaikat pemberi wahyu (petunjuk) baik berupa lafazh (kata) maupun berupa maknanya.

Membaca Al-Qur’an adalah sebuah ibadah yang bisa menjadi pahala. Dengan adanya Al-Qur’an, adalah suatu mukjizat, karena keberadaanya bisa sampai ke generasi kita pada saat ini.

Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang sekaligus menjadi Nabi terakhir dan menjadi pedoman hidup bagi umat manusia di berbagai penjuru dunia.

Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan setelah sebelumnya ada 3 kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi Allah, yakni Taurat, Zabur, dan Injil. Al-Qur’an merupakan penyempurnaan dari kitab-kitab sebelumnya yang sudah ada.

Fungsi Kitab Suci Al-Qur’an

Al-Qur’an diciptakan oleh Allah dan diturunkan kepada nabi kita, Nabi Muhammad SAW, tentunya memiliki makna dan tujuan yang baik untuk kehidupan manusia di dunia. Ada beberapa fungsi dari kitab suci Al-Qur’an yang bisa digunakan untuk kita sebagai umat manusia, yaitu:

1. Sebagai Petunjuk Bagi Manusia

Di dalam Al-Qur’an yang dituliskan pada ayat 2 pada surat Al Baqarah yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi umat manusia. Seperti pada awal ayat ke 2 yang terjemahannya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (Q.S Al Baqarah 2:2). Ayat tersebut merupakan awal dijelaskannya bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat manusia.

Selain itu, Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia juga dijelaskan pada Surat Al Fusilat ayat 44 dimana potongan terjemahan dari ayat tersebut berbunyi: “Katakanlah: ‘Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang dipanggil dari jauh.’

2. Sebagai Sumber Pokok Ajaran Agama Islam

Kandungan yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an telah diyakini kebenarannya. Di dalam Al-Qur’an telah membahas berbagai persoalan yang menjadi masalah hidup manusia secara umum seperti hukum, ibadah, ilmu pengetahuan, seni, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Al-Qur’an sebagai pokok ajaran Agama Islam berarti juga sebagai hukum Islam yang harus ditaati oleh seluruh umat muslim. Seperti yang tercantum dalam Surat An-Nisa ayat 59 yang salah satu potongan terjemahannya sebagai berikut; “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemimpin) diantara kamu.”

3. Sebagai Pengingat dan Pembelajaran Bagi Manusia

Al-Qur’an sebagai pengingat dan pembelajaran, ditunjukkan dalam beberapa kutipan yang menceritakan tentang kisah penjalanan para nabi pada masanya. Dalam kisahnya, ada peringatan dan pembelajaran yang bisa kita ambil yaitu mengenai bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah, bagaimana para nabi begitu taat pada perintah Allah SWT, dan bagaimana imbas yang didapatkan oleh orang-orang yang menentang perintah Allah SWT.

4. Sebagai Mukjizat yang Diberikan Kepada Nabi Muhammad SAW

Kitab suci Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat yang telah didapatkan oleh Nabi Muhammad SAW, dimana kitab suci Al-Qur’an akan menjadi sebuah pedoman hidup bagi umat yang dipimpin oleh Rasulullah, umat muslim.

Mukjizat lain dari kitab suci Al-Qur’an adalah kitab yang isinya merupakan penyempurnaan dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya oleh Allah SWT. Selain itu, kandungan yang tertulis di dalam Al-Qur’an merupakan suatu kebenaran yang abadi dan tidak dapat diubah oleh siapa pun.

Nama-Nama Lain Al-Qur’an

Sebagai kitab suci Al-Qur’an yang mengandung nilai-nilai kebenaran dalam menjalani kehidupan bagi umat manusia, ada beberapa nama lain yang digunakan untuk menyebut kitab suci ini, yaitu:

  • Al- Kitab: atau Kitabullah yaitu yang berarti kitab suci Allah SWT.
  • Al-Furqaan: yaitu yang berarti pembeda (mana yang baik dan mana yang buruk)
  • Al-Zikr: yaitu yang berarti pemberi peringatan bagi seluruh umat manusia yang hidup di dunia.
  • At-Tanzil: yang artinya diturunkan, yaitu diturunkan kepada Rasulullah melalui perantara yang dikirimkan oleh malaikat Jibril AS berupa wahyu.

The post Pengertian dan Fungsi Kitab Suci Al-Qur’an appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>