agama - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/agama Tue, 12 Mar 2024 02:35:52 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico agama - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/agama 32 32 6 Hubungan Pancasila dan Agama https://haloedukasi.com/hubungan-pancasila-dan-agama Tue, 12 Mar 2024 02:35:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48313 Nilai Pancasila sejatinya tidak lepas dari nilai-nilai kehidupan lainnya. Keberadaan nilai Pancasila justru saling melengkapi dengan nilai-nilai kehidupan. Seperti pada nilai agama, yang memiliki hubungan saling keterkaitan. Nilai Pancasila sejalan lurus dengan nilai kebaikan yang terdapat pada ajaran agama. Agama menganjurkan untuk berbuat baik terhadap sesama, begitupun dengan Pancasila. Pada Pancasila mempercayai adanya Tuhan yang […]

The post 6 Hubungan Pancasila dan Agama appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Nilai Pancasila sejatinya tidak lepas dari nilai-nilai kehidupan lainnya. Keberadaan nilai Pancasila justru saling melengkapi dengan nilai-nilai kehidupan. Seperti pada nilai agama, yang memiliki hubungan saling keterkaitan. Nilai Pancasila sejalan lurus dengan nilai kebaikan yang terdapat pada ajaran agama. Agama menganjurkan untuk berbuat baik terhadap sesama, begitupun dengan Pancasila.

Pada Pancasila mempercayai adanya Tuhan yang Maha Esa. Tentunya nilai ini sejalan dengan nilai pada agama yang meyakini bahwa tuhan itu ada. Hal ini dikarenakan Pancasila terbentuk dari seluruh nilai yang telah ada di masyarakat pada saat itu. Sebelum Indonesia terbentuk, Nusantara telah mengalami beberapa fase sejarah.

Seperti adanya sejarah kerajaan Hindu-Buddha hingga kerajaan islam. Keberadaan kerajaan ini menjadi bukti bahwa agama telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan sebelum fase kerajaan, Indonesia meyakini adanya kekuatan gaib yang mengatur semesta. Hanya saja, saat itu belum jelas dikenal adanya agama. Oleh karena itu, Pancasila memiliki beberapa hubungan dengan agama sebagai berikut.

1. Sebagai Petunjuk dalam Kehidupan

Hubungan antara Pancasila dengan agama adalah sama-sama sebagai petunjuk dalam kehidupan. Pancasila merupakan falsafah atau pandangan hidup bangsa. Segala sesuatu di negara ini harus berpatokan pada Pancasila. Begitupun dengan agama yang menjadi pedoman bagi para pemeluknya.

Agama mengajarkan para pemeluknya untuk bertingkah laku sesuai dengan jalan yang diajarkan oleh Tuhan. Baik Pancasila maupun agama sama-sama petunjuk yang bersifat universal dan mengikat. Artinya, petunjuk ini bersifat global atau menyeluruh. Tidak ada perbedaan perlakuan terhadap golongan tertentu.

Semua orang yang menganut ideologi Pancasila, maka harus menjalankan kehidupan sesuai dengan prinsip Pancasila. Begitupun dengan agama, semua pemeluk Agama harus berpatokan pada ajaran agama yang dianutnya. Baik Pancasila maupun agama dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Namun, keduanya saling berjalan beriringan sebagai pedoman.

Keduanya sama-sama penting bagi kehidupan bermasyarakat. Hubungan Pancasila dan agama merupakan hubungan yang saling membutuhkan. Agama mengisi kekurangan nilai yang terdapat pada Pancasila. Agama menjadi pelengkap seluruh petunjuk dalam kehidupan.

2. Sebagai Upaya Peningkatan Moral

Di dalam Pancasila terdapat seperangkat nilai dan norma. Begitupun juga dengan agama, terdapat perintah dan larangan. Keberadaan nilai dan norma ini bertujuan untuk meningkatkan moral manusia. Nilai dan norma mengatur manusia untuk bertingkah laku menjadi lebih baik.

Pada nilai dan norma terdapat sejumlah perintah dan larangan yang harus dipatuhi. Misalnya perintah untuk bersikap toleransi terhadap sesama. Hal ini sebagaimana terdapat pada sila yang pertama. Pancasila mengajarkan untuk menghargai segala perbedaan termasuk dalam menganut kepercayaan atau agama.

Sikap toleransi harus dimiliki oleh manusia agar tidak timbul adanya perpecahan. Begitupun dengan agama, yang mengajarkan nilai-nilai toleransi. Agama tidak pernah memaksa seseorang untuk menghardik kepercayaan atau agama orang lain.

Misalnya pada agama Islam tertulis potongan ayat lakum dinukum waliyadin. Di mana arti dari potongan ayat ini adalah bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Potongan ayat ini mengajarkan manusia untuk tidak mencampuri agama orang lain.

Baik nilai yang terdapat pada Pancasila dan agama, sama-sama memiliki tujuan untuk meningkatkan moral para penganutnya. Pancasila mengajarkan untuk memanusiakan manusia seperti pada sila yang kedua.

Begitupun dengan ajaran agama yang mengajarkan untuk memiliki sikap welas asih terhadap sesama. Pancasila mengajarkan untuk bersikap adil dalam kehidupan. Sama halnya dengan ajaran agama untuk tidak membedakan manusia. Bahkan di dalam agama Islam mengatur hubungan antara manusia dengan manusia.

3. Agama Memiliki Kedudukan Tinggi dalam Pancasila

Pancasila merupakan ideologi yang lahir melalui sebuah proses yang panjang. Pancasila menjadi ideologi yang cocok bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Indonesia bukanlah negara yang berlandaskan sekularisme maupun liberal.

Hal ini terbukti dalam penerapan nilai Pancasila yang ada di dalam butir Pancasila pertama yakni Ketuhanan yang Maha Esa. Pada butir sila pertama ini menjabarkan bahwa Indonesia merupakan negara yang meyakini keberadaan tuhan.

Saat proses pembentukan Pancasila terdapat perdebatan antara tokoh nasionalis dengan tokoh Islam. Menurut para tokoh nasionalis yang diwakili oleh Ir Soekarno, meyakini bahwa keberadaan agama dan negara harus dipisah.

Agama merupakan hal yang berkaitan dengan spiritual sedangkan negara berhubungan dengan pemerintahan. Sementara itu, menurut tokoh Islam, keberadaan agama bukan hanya saja mengatur bidang urusan kepercayaan saja.

Di dalam agama juga mengatur hubungan masyarakat di dalam pemerintahan. Namun, sejatinya kedudukan agama di dalam Pancasila dipandang tinggi. Hal ini terbukti pada penerapan nilai Pancasila yang sejalan dengan ajaran agama.

Bahkan pada sila pertama, Pancasila mengatur hubungan beragama dan pemberian kebebasan dalam memeluknya. Nilai pada Pancasila ini sejauh ini tidak bertabrakan dengan ajaran agama. Bahkan nilai-nilai tersebut justru terlahir dari ajaran agama seperti toleransi, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan.

Kedudukan agama menempati posisi yang tinggi sebagaimana peletakan sila ketuhanan di urutan pertama. Sebelum pada prinsip kemanusiaan dan sebagainya, prinsip ketuhanan menjadi prinsip utama dalam Pancasila.

Hal ini membuktikan bahwa agama memiliki kedudukan yang penting di dalam Pancasila. Terbukti dengan ditempatkan pada urutan pertama dibandingkan dengan prinsip lainnya. Sebab, agama yang nantinya akan menjadi kepala dari segala prinsip kehidupan.

4. Pancasila Penjamin Agama

Pancasila memberikan kebebasan kepada seluruh masyarakat untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. Pancasila tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama tertentu. Selain itu, Pancasila juga menjamin kebebasan dalam beribadah.

Setiap orang berhak untuk menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Oleh karena itu, siapa saja yang melanggar aturan ini maka akan dikenakan sanksi. Kebebasan dalam memeluk agama ini terdapat pada sila pertama Pancasila.

Di dalam sila pertama dijelaskan bahwa ketuhanan yang maha esa. Tidak tertuju pada satu agama melainkan universal selama agama itu diakui oleh negara. Setidaknya ada 6 agama yang memang diakui oleh negara.

Indonesia bukanlah negara yang berdasarkan pada agama tertentu. Namun, bukan pula negara yang menganut paham anti agama. Oleh karena itu, pada kolom kartu tanda penduduk tertera agama yang dianut oleh si pemilik KTP.

Nilai ketuhanan pada sila pertama ini mengajarkan spirit toleransi. Setiap orang berhak untuk dihargai kepercayaannya. Tidak boleh ada yang menghalangi saat menjalankan ibadah sesuai ajaran agamanya. Selama agama tersebut diakui, maka keberadaannya harus dihargai.

Begitupun dengan prinsip agama yang mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia. Sekalipun memiliki kepercayaan yang berbeda, seseorang wajib diperlakukan sama. Pancasila menjadi penjamin dalam kebebasan beragama.

Hal ini bukan hanya sebatas memberikan ruang aman dalam memeluk agama melainkan pemenuhan hak-hak. Termasuk ketenangan dalam menjalankan ibadah. Negara harus menjamin kebebasan dalam mendirikan bangunan ibadah. Kemudahan akses perizinan menjadi salah satu hak yang wajib ditunaikan oleh negara.

5. Nilai yang Saling Berhubungan

Hubungan Pancasila dengan agama adalah nilai yang saling berhubungan. Nilai dalam Pancasila merupakan buah dari nilai-nilai yang terdapat di dalam agama. Pancasila membutuhkan agama untuk melengkapi nilai-nilai yang ada.

Begitupun dengan agama membutuhkan Pancasila untuk bisa menjalankan kewajibannya. Oleh karena itu, nilai antara Pancasila dengan agama tidak bertentangan sama sekali. Bahkan nilai yang terdapat pada Pancasila sejatinya berasal dari ajaran agama.

Ada yang menyebutkan bahwa Pancasila sendiri ini berhubungan dengan ajaran agama Buddha. Di mana di dalam agama tersebut terkenal dengan ajaran moral atau Pancasyilla. Para penganutnya dilarang untuk melakukan perbuatan-perbuatan tercela seperti berzina, mencuri, berkata bohong dan sebagainya.

Di mana ajaran-ajaran ini terkandung dalam pengamalan Pancasila. Pada saat perumusan Pancasila terdapat perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat ini berkaitan dengan bunyi pada sila pertama Pancasila.

Di mana pada saat itu sila pertama Pancasila tidak mencerminkan kehidupan bangsa Indonesia yang beragam. Sebagai negara yang memiliki banyak perbedaan, Pancasila seharusnya bisa menjadi cermin dari perwujudan bangsa Indonesia.

Bunyi pada sila pertama dinilai menjurus pada salah satu agama saja sedangkan masyarakat Indonesia bukan hanya menganut satu agama saja. Maka dari itu, bunyi pada sila pertama kemudian diganti. Bunyi sila pertama ini diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa. Bunyi ini mencerminkan kehidupan bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan agama.

6. Pancasila Sebagai Fasilitator Penerapan Agama

Hubungan antara Pancasila dengan agama adalah sebagai fasilitator. Pancasila menjadi fasilitator penerapan nilai-nilai pada ajaran agama. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa butir pada Pancasila merupakan representasi dari ajaran agama.

Hal ini berarti menandakan secara tidak langsung penerapan ajaran agama melalui Pancasila. Pancasila sebagai ideologi berarti semua kegiatan yang dilaksanakan harus sesuai dengan nilai-nilai pada Pancasila. Artinya, seluruh kegiatan berpatokan pada Pancasila yang terinspirasi dari ajaran agama.

Perintah dan larangan yang terdapat dalam agama diterapkan pada nilai-nilai Pancasila. Bahkan Pancasila sendiri dapat menjadi sumber hukum bagi kehidupan. Pancasila sebagai fasilitator penerapan agama dilihat dari kesamaan nilai yang diterapkan.

Pancasila berfungsi sebagai jembatan bagi penerapan nilai-nilai agama. Selain itu, Pancasila juga memberikan jalan untuk ajaran agama ditegakkan. Pancasila membantu para pemeluk agama untuk bisa hidup tenang dalam menjalankan ajarannya.

The post 6 Hubungan Pancasila dan Agama appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Contoh Diferensiasi Sosial Agama https://haloedukasi.com/contoh-diferensiasi-sosial Thu, 09 Nov 2023 05:34:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46476 Terdapat banyak hal yang dapat dikaji ketika bicara tentang kehidupan masyarakat atau kehidupan sosial, salah satunya adalah diferensiasi sosial. Diferensiasi sosial adalah adanya perbedaan-perbedaan yang dijumpai dalam masyarakat, baik dalam hal kekayaan, kekuasaan, maupun status sosial individu maupun kelompok masyarakat yang mampu berpengaruh terhadap interaksi antar individu dan kelompok dan mampu berakibat pada munculnya konflik. […]

The post 5 Contoh Diferensiasi Sosial Agama appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Terdapat banyak hal yang dapat dikaji ketika bicara tentang kehidupan masyarakat atau kehidupan sosial, salah satunya adalah diferensiasi sosial. Diferensiasi sosial adalah adanya perbedaan-perbedaan yang dijumpai dalam masyarakat, baik dalam hal kekayaan, kekuasaan, maupun status sosial individu maupun kelompok masyarakat yang mampu berpengaruh terhadap interaksi antar individu dan kelompok dan mampu berakibat pada munculnya konflik.

Diferensiasi sosial tidak hanya dalam bentuk status sosial, harta dan kekuasaan, tapi juga dapat berbentuk jenis kelamin, pendidikan, usia, suku, ras, profesi, hingga agama. Diferensiasi agama merupakan suatu perbedaan dalam masyarakat yang merujuk pada kepercayaan, ritual, simbol maupun segala praktek keagamaan dan hal-hal lainnya yang berkaitan; biasanya, perbedaan ini dijumpai antara individu atau kelompok masyarakat dengan agama yang sama.

1. Perbedaan Islam Sunni dan Syiah

Dalam agama Islam, terdapat 7 aliran yang menunjukkan bahwa walau satu agama, terdapat sejumlah perbedaan pandangan yang mulai timbul sejak sepeninggal Nabi SAW. Aliran Islam tersebut terdiri dari Khawarij, Muktazilah, Murjiah, Qadariyah, Jabariyah, Syiah, dan Ahlus Sunnah wal Jamaah atau yang juga dikenal dengan aliran Sunni.

Salah satu contoh dari diferensiasi agama Islam adalah perbedaan antara aliran Sunni dan Syiah. Aliran Sunni memegang teguh sunnah Nabi dan sunnah khulafaurrasyidin sejak awal di mana jemaahnya meliputi para ahli fikih, ahli hadis, dan ahli tafsir sejak awal dan menganggap serta mengakui satu-satunya pemimpin yang sah adalah Nabi Muhammad.

Di Indonesia, sebagian besar umat muslim merupakan penganut Islam Sunni dan sudah tidak asing dengan ideologi aliran Islam satu ini. Pada aliran Sunni, pelaksanaan ibadah terlihat dari adanya perbedaan dalam gerakan saat shalat dan perbedaan jumlah rakaat saat shalat wajib.

Selain itu, dari segi hari raya, penganut Islam Sunni memiliki Idul Adha dan Idul Fitri sebagai hari raya utama. Sementara pada aliran Syiah, penganutnya mengakui dan meyakini bahwa khalifah pertama bukan Nabi Muhammad, melainkan Ali bin Abi Thalib, yakni sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad sehingga pandangan ini dianggap kontras dengan pandangan penganut Islam Sunni.

Menjadi cabang Islam paling besar kedua, aliran Syiah meyakini bahwa Ali semestinya merupakan pemimpin politik dan spiritual Islam penerus Nabi Muhammad. Hadis adalah dasar dari aliran Islam Syiah dan dalam hal dekorasi maupun seni Islam, Syiah terkait erat dengan nama-nama Ahlul Bait dalam penggunaan kaligrafi.

Berbeda dari aliran Sunni yang tidak terlalu seperti itu. Sementara dari segi hari raya, perbedaan dari sisi aliran Syiah adalah Hari Ashura yang dianggap sebagai hari raya utama; Hari Ashura merupakan hari peringatan kematian Imam Hussein (cucu Nabi Muhammad).

2. Perbedaan Katolik Roma dan Ortodoks

Walau sama-sama menganut agama Katolik, perbedaan dapat terjadi dalam hal aliran, salah duanya adalah Katolik Roma dan Katolik Ortodoks yang banyak menuai pertanyaan. Pada Katolik Roma, pusat segala harapan ada pada Paus, sementara Katolik Ortodoks hanya percaya kepada Yesus; keberadaan Uskup pun bukan sebagai wakil Yesus Kristus, melainkan hanya memiliki peran sebagai kepala tituler.

Alkitab dalam ajaran aliran Katolik Ortodoks adalah sebagai sumber kepercayaan dan keyakinan para umat, sementara pada Katolik Roma, gereja meyakini bahwa mereka memiliki hak menjadi penentu segala hal (aturan dan ketetapan) di luar kitab suci.

Selain itu, Katolik Roma memiliki anggapan bahwa pendeta merupakan wakil Yesus Kristus sehingga menjadikannya suci. Sementara pada ajaran Katolik Roma Ortodoks, derajat pendeta dan jemaat adalah sama sebab keduanya berasall dari jiwa Kristus dan tidak ada yang lebih suci daripada yang lain.

Katolik dikenal sebagai agama yang melarang para pelayan Tuhan, seperti pendeta untuk menikah. Hal tersebut berlaku pada Katolik Roma sehingga para pendetanya berstatus lajang. Sementara pada aliran Katolik Ortodoks, pendeta atau pelayan Tuhan yang sudah berkomitmen sekalipun boleh menikah; hal ini sama sepertu aturan pada ajaran Kristen.

Dalam hal memperoleh kebenaran, umat Katolik Roma hanya dapat memperoleh petunjuk rohani tentant kebenaran Tuhan dari pejabat suci gereja dan bukan orang biasa. Sedangkan pada aliran Katolik Ortodoks, kebenaran Tuhan itu ada ketika manusia atau jemaat memusatkan hati nurani dan memiliki keyakinan penuh kepada Tuhan Yesus.

3. Perbedaan Hindu Bali dan Hindu India

Contoh lain dari diferensiasi agama adalah perbedaan antara agama Hindu Bali dan Hindu India. Walau sama-sama penganut Hindu, dalam beberapa hal rupanya Hindu Bali dan Hindu India memiliki perbedaan, seperti pola makan vegetarian yang jarang dijumpai pada Hindu Bali, kecuali pada penganut aliran Siwa Sidharta dari kasta Brahmana.

Sementara pada Hindu India yang ajarannya bersifat murni, larangan mengonsumsi daging, khususnya daging sapi masih berlaku turun-temurun. Istilah penyebutan tempat ibadah pun berbeda, sebab Hindu India memiliki sebutan kuil, sedangkan Hindu Bali menyebutnya pura.

Tempat ibadah Hindu Bali pun terasa lebih terbuka dengan adanya Padmasana (padma adalah simbol bunga teratai dan asana adalah sikap duduk), sedangkan tempat ibadah Hindu India menggunakan lambang kesuburan atau Lingga Yoni yang menunjukkan sifat tertutup.

Dari segi hari raya, Hindu Bali menetapkan tiga hari raya yang meliputi Kuningan, Nyepi dan Galungan, namun pada Hindu India hanya ada hari raya yang disebut Kholik, Dipawali, dan Durga Puja karena ajarannya merupakan Hindu murni.

Dari jumlah sembahyang, Hindu Bali dengan proses ibadah lebih tenang rupanya menerapkan Tri Sandaya, yakni sembahyang tiga kali dalam sehari (pagi, siang, dan sore), sedangkan Hindu India yang proses ibadah lebih lantang ketika pembacaan doa justru hanya pagi dan sore saja atau sehari dua kali.

Untuk strata sosial, Hindu Bali menggunakan dan menerapkan caturwarna yang terdiri dari Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra; sementara Hindu India lebih mengarah pada pancawarna yang meliputi empat kasta caturwarna tersebut dengan penambahan satu kasta yang disebut Pariah. Pada kasta Pariah di Hindu India, manusia dianggap setara dengan hewan.

4. Perbedaan Kristen Protestan dan Pentakosta

Diferensiasi agama juga dijumpai pada agama Kristen, hal ini terlihat dari adanya perbedaan aliran Kristen Protestan dan Kristen Pentakosta. Kristen Protestan sendiri muncul berawal dari aliran gereja Katolik Roma yang terbagi/terpisah dikarenakan doktrin keselamatan Martin Luther memiliki perbedaan.

Sementara itu, aliran Pentakosta adalah hasil perkembangan aliran Injili dengan fokus pada bahasa lidah usai memperoleh Baptisan Roh Kudus. Contoh perbedaan Kristen Protestan dan aliran Pentakosta adalah dari segi pengenalan terhadap kehendak Allah.

Pada Kristen Protestan, Alkitab adalah sumber pengenalan kehendak Allah, sedangkan pada aliran Pentakosta mengajarkan bahwa melalui pimpinan Roh Kudus jemaat akan mengenal kehendak Allah. Dari segi ibadah, umat Protestan biasanya bernyanyi memuji dan menyembah Tuhan dengan tenang.

Namun pada ibadah umat aliran Pentakosta, doa dilakukan secara lebih lantang dengan memperkatakan firman Tuhan dan perkataan-perkataan iman disertai berbahasa roh (bagi jemaat yang sudah menerima Baptisan Roh Kudus dan telah dikaruniai bahasa Roh).

Umat Pentakosta juga lebih ekspresif saat bernyanyi memuji atau menyembah Tuhan, seperti bertepuk tangan, melambai-lambaikan tangan, hingga menari.

5. Perbedaan Budha Theravada, Vajrayana, dan Mahayana

Pada agama Budha juga terdapat perbedaan dalam hal aliran dan penganutnya. Budha terdiri dari tiga aliran, yakni Theravada, Vajrayana dan Mahayana di mana Theravada dikenal sebagai aliran paling tua, Vajrayana dikenal sebagai aliran yang berhubungan dengan Tibet, dan Mahayana merupakan aliran dengan penganut yang kebanyakan berasal dari Asia Timur.

Theravada sebagai aliran Budha paling tua memiliki arti “pengajaran dahulu” atau “ajaran sesepuh” yang lebih familiar di wilayah Asia Tenggara. Ajaran aliran Budha satu ini mengajarkan umatnya untuk mengangkat segala kekotoran batin sebagai upaya pembebasan diri dan ajaran ini dianut oleh umat Budha yang rata-rata berasal dari Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Laos (wilayah Asia Tenggara) dan Sri Lanka.

Sementara itu, Vajrayana atau dikenal dengan istilah Tantrayana atau Tantra berfokus pada ajaran bagi umatnya untuk menjadi Buddha dalam satu kehidupan melalui praktek ritual penggunaan mandalas, pembacaan mantra tertentu, pemakaian mudras, hingga proses visualisasi dewa-dewa dan Buddha. Vajrayana adalah aliran Budha yang lebih banyak dianut oleh masyarakat Tibet, Bhutan, Nepal, dan Mongolia.

Mahayana adalah aliran Budha lainnya yang berfokus hanya pada Buddha Amithabha dan memiliki ajaran serta keyakinan bahwa para umatnya akan terlahir lagi di Tanah Murni bersama Amitabha (hanya bagi yang sudah mencapai penerangan); hal tersebut termasuk dalam aliran Buddha Tanah Murni.

Sementara itu, Mahayana juga mengandung aliran lain lagi yang disebut dengan Buddhisme Zen, yakni mengajarkan umat untuk praktek bermeditasi untuk dapat mencapai penerangan sekaligus membantu proses pencarian jati diri. Mahayana yang secara harafiahnya memiliki makna “kendaraan besar” ini lebih dikenal dan banyak dianjut di Jepang dan Cina, serta beberapa negara Asia Timur lain.

The post 5 Contoh Diferensiasi Sosial Agama appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
I’tikaf: Tata Cara – Hukum dan Keutamaannya https://haloedukasi.com/itikaf Mon, 08 Aug 2022 08:57:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37785 Bagi umat muslim mungkin sudah sering mendengar tentang istilah i’tikaf atau mungkin sebagian dari kalian baru mengetahuinya. Agar mengenalnya lebih dalam ada baiknya kamu menyimak pembahasan segala hal mengenai i’tikaf di bawah ini.  Apa itu I’tikaf? I’tikaf adalah salah satu bentuk atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa yakni Allah. Dalam pandangan […]

The post I’tikaf: Tata Cara – Hukum dan Keutamaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bagi umat muslim mungkin sudah sering mendengar tentang istilah i’tikaf atau mungkin sebagian dari kalian baru mengetahuinya. Agar mengenalnya lebih dalam ada baiknya kamu menyimak pembahasan segala hal mengenai i’tikaf di bawah ini. 

Apa itu I’tikaf?

I’tikaf adalah salah satu bentuk atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa yakni Allah. Dalam pandangan agama Islam, i’tikaf merupakan salah satu ibadah yang dilakukan di masjid sebagaimana pengertian secara terminologinya adalah “menetap di masjid”.

Hal-hal yang dilakukan ketika beri’tikaf adalah segala sesuatu yang menambah keimanan seperti mengaji, berdzikir, bersholawat, sholat dan lain sebagaimana. 

Sebenarnya tidak ada ketentuan waktu kapan harus melakukan i’tikaf namun pada bulan sangat dianjurkan pada saat bulan Ramadhan terutama 10 hari terakhir. 

Hukum dan Dalil 

Hukum asal beri’tikaf adalah sunnah yang artinya jika seseorang tersebut tidak melakukannya maka tidak akan mendapatkan apa-apa namun jika dikerjakan maka akan mendapat kebaikan dari Allah. Namun hukumnya bisa berubah menjadi wajib apabila seseorang tersebut sudah berjanji atau bernazar sebagaimana janji harus ditepati. 

Adapun dalil-dalil mengenai i’tikaf adalah sebagai berikut 

  • QS. Al-Baqarah: 125 dan 187

I’tikaf dimuat dalam Al Qur;an Surat Al Baqarah ayat 125 yang berbunyi:

وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُود

Artinya: “Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”. (QS. Al-Baqarah: 125)

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

 Artinya: “Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa”. (QS. Al Baqarah: 187). 

  • HR Ibnu Hibban

Ibnu Hibban meriwayatkan sabda Rasulullah dalam hadistnya yakni yang berbunyi

مَنِ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ

Yang artinya “Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir.” (HR Ibnu Hibban).

  • HR. Bukhari, no. 2026 dan Muslim, no. 1172

Hadits shahih lainnya yang menganjurkan untuk beri’tikaf adalah hadits Bukhari no 2026 dan Muslim no 1172 yang berbunyi 

كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

Artinya: “Biasanya (Nabi sallallahu alaihi wasallam) beri’tikaf pada sepuluh malam akhir Ramadhan sampai Allah wafatkan. Kemudian istri-istrinya beri’tikaf setelah itu.” (HR. Bukhari, no. 2026 dan Muslim, no. 1172).

Rukun I’tikaf 

Rukun adalah segala sesuatu yang harus ada dalam melakukan sesuatu yang apabila tertinggal maka sesuatu tersebut tidak sah atau batal. Untuk menjalankan amalan i’tikaf terdapat rukun yang harus dipenuhi yakni sebagai berikut. 

  • Niat

Rukun pertama dalam i’tikaf yang harus dipenuhi adalah niat. Niat untuk beri’tikaf adalah sebagai berikut.

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ  (“Nawaitu I’tikaf Lillahi Ta’ala”)

Artinya: “Saya berniat i’tikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.”

  • Berdiam Diri 

Ketika sudah berada di dalam masjid dan meniatkan diri untuk beri’tikaf maka harus berdiam diri paling tidak dalam kurun waktu setara dengan ketika tuma’ninah sholat. Tidak ada batasan waktu berapa lama harus beri’tikaf namun semakin lama maka makin semakin baik.  

  • Dilakukan di Masjid

I’tikaf adalah amalan menempatkan diri di dalam masjid maka ibadah ini dilakukan di dalam masjid. Namun dalam mazhab memperbolehkan i’tikaf di dalam rumah khususnya bagi kaum perempuan. 

  • Orang yang Beri’tikaf 

Orang yang hendak melakukan I’tikaf adalah yang beragama Islam, berakal dan suci dari hadas besar. Apabila orang tersebut tidak memenuhi syarat-syarat ini maka dianggap batal atau tidak sah. 

Hal-Hal yang Membatalkan I’tikaf 

Setelah mempelajari hal-hal yang harus dipenuhi agar i’tikaf sah atau diterima maka hal selanjutnya adalah menjaganya agar tidak batal. Berikut adalah hal-hal yang dapat membatalkan atau menjadikan i’tikaf tidak sah. 

  • Berhubungan Suami Istri 

Berdasarkan surat Al Baqarah ayat 187 berhubungan suami istri dapat membatalkan i’tikaf. 

  • Keluar dari Masjid

Ketika beri’tikaf dianjurkan untuk beranjak dari masjid atau tempat duduk kecuali ada kepentingan atau uzur seperti buang hajat atau mengambil makanan di laur masjid. Selain daripada itu terutama tidak ada kepentingan mendesak maka i’tikaf dianggap batal dan harus diulang dari awal. 

Selagi urusan dan kepentingan tersebut masih dapat ditunda maka sebaiknya ditunda sampai i’tikaf selesai. 

  • Haid

Rukun untuk mengerjakan i’tikaf adalah suci dari hadas maka bagi perempuan yang sedang menjalankan ibadah ini lantas mengalami haid diharuskan untuk berhenti. I’tikaf bisa dilakukan kembali ketika tubuh sudah dalam keadaan bersih atau suci.

Tata Cara I’tikaf

Jika kamu memiliki niatan untuk melakukan i’tikaf maka tata cara yang bisa kamu lakukan selama berdiam diri di masjid adalah sebagai berikut. 

  • Niat 
  • Berdoa
  • Berdzikir
  • Bersholawat
  • Tadarus dan mempelajari hadits
  • Sedikit berbicara dan menghindari perkataan-perkataan yang tidak bermakna.
  • Boleh makan dan minum namun dianjurkan tidak terlalu sering agar ibadah lebih khusyu. 
  • Tidur secukupnya. 
  • Menjaga kesucian diri dan tempat beri’tikaf. 

Keutamaan I’tikaf 

Meskipun termasuk ibadah sunnah namun i’tikaf dianjurkan oleh para ulama bahkan Rasulullah. Tentu karena i’tikaf memiliki keutamaan yakni sebagai berikut:

  • Mendapatkan Doa Malaikat

Malaikat akan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala untuk orang-orang yang mengerjakan i’tikaf.  Malaikat akan memohon ampunan dan memohon keberkahan untuk mereka. Hal ini tercantum dalam HR. Imam Ahmad yang artinya “Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu salat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para malaikat akan mendoakannya, “Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia”. 

  • Meningkatkan Keimanan 

Ketika beri’tikaf maka yang kita lakukan adalah berdiam diri di masjid dan mengisinya dengan berbagai hal yang mendekatkan diri kepada Allah. Dengan begitu maka iman orang tersebut akan semakin meningkat dan hubungganya dengan Allah akan semakin erat. 

  • Pahala yang Besar

Sesuatu hal yang sunnah apabila dikerjakan maka akan mendapatkan pahala. Diriwayatkan dalam hadits Baihaqi Rasulullah berkata bahwa pahala orang yang beri’tikaf sama besarnya dengan pergi berhaji. Apabila i’tikaf dilakukan selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan maka pahalanya lebih besar daripada itu yakni setara dengan dua kali haji dan dua kali umroh.

  • Mendapat Malam Lailatul Qadar

Dikatakan bahwa malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an sehingga  malam tersebut adalah malam yang lebih baik dibandingkan dengan 1000 bulan. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan malam ini akan datang namun para ulama mengatakan lailatul qadar datang di 10 hari terakhir Ramadhan. 

Pada saat itulah umat muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka. Dengan beri’tikaf maka kesempatan untuk mendapatkan malam lailatul qadar akan semakin besar. 

The post I’tikaf: Tata Cara – Hukum dan Keutamaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Macam Sistem Kepercayaan https://haloedukasi.com/jenis-sistem-kepercayaan Thu, 03 Feb 2022 02:36:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30974 Kepercayaan di Indonesia biasanya digunakan untuk menyebut sebuah aliran atau agama selain 6 agama yang diakui yakni Islam, Kristen, Budha, Hindu, Katolik dan Konghucu. Dalam kepercayaan tersebut terdapat sebuah sistem kepercayaan yakni sebuah panutan hidup yang dipercayai oleh suatu kelompok masyarakat dalam melaksanakan kehidupan sosial keagamaannya.  Ada beberapa macam sistem kepercayaan bahkan sejak zaman purbakala. […]

The post 11 Macam Sistem Kepercayaan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kepercayaan di Indonesia biasanya digunakan untuk menyebut sebuah aliran atau agama selain 6 agama yang diakui yakni Islam, Kristen, Budha, Hindu, Katolik dan Konghucu. Dalam kepercayaan tersebut terdapat sebuah sistem kepercayaan yakni sebuah panutan hidup yang dipercayai oleh suatu kelompok masyarakat dalam melaksanakan kehidupan sosial keagamaannya. 

Ada beberapa macam sistem kepercayaan bahkan sejak zaman purbakala. Berikut ini adalah jenis atau macam sistem kepercayaan yang ada di dunia. 

1. Roh Nenek Moyang

Sistem kepercayaan pada roh nenek moyang adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh manusia-manusia pada masa pra-aksara. Sistem kepercayaan ini muncul pada masa berburu, mengumpulkan, serta meramu makanan. Kepercayaan in muncul ketika manusia menyadari bahwa mereka dapat mengalami mimpi ketika tertidur. 

Dalam mimpi tersebut mereka melihat diri sendiri berada di tempat lain. Mereka mengartikan peristiwa tersebut sebagai pisahnya antara jiwa dan raga mereka. Jiwa yang terlepas tersebut dapat melakukan apa saja yang dikehendaki. Semenjak saat itu mereka sangat menghormati apabila ada seorang pemimpin yang meninggal. Mereka akan memuja roh tersebut. 

2. Dinamisme

Sistem kepercayaan dinamisme juga merupakan kepercayaan yang dianut manusia pada masa prasejarah. Dalam sistem kepercayaan ini manusia meyakini bahwa benda tertentu memiliki kekuatan gaib yang dapat menolong manusia. Kekuatan ini juga dipercaya dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan dari seorang. Istilah dinamisme diambil dari bahasa Yunani yaitu “Dunamos” yang artinya kekuatan atau daya. 

Munculnya sistem kepercayaan ini diciptakan oleh pemikiran manusia ketika melihat sesuatu di sekitarnya. Contohnya adalah ketika mereka melihat gunung yang besar, lautan, pohon, atau api hingga menimbulkan rasa kagum, takut dan hormat. 

Pada saat itu manusia purbakala masih sangat terbatas dalam melakukan apapun sehingga membutuhkan pertolongan kepada yang dianggapnya memiliki kekuatan. Lambat laun akhirnya hal ini menjadi sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan yang dalam ilmu antropologi dikenal juga dengan nama manaisme ini masih dapat kita jumpai hingga saat ini yaitu percaya pada batu atau jimat, keris memiliki kekuatan gaib dan lainnya. 

3. Animisme

Sistem kepercayaan animisme adalah sebuah kelanjutan dari kepercayaan pada roh nenek moyang. Sistem kepercayaan tersebut semakin berkembang dan manusia menganggap bahwa yang memiliki roh bukan hanya manusia tetapi juga binatang bahkan pohon.

Kepercayaan ini kemudian menjadi lebih kompleks lagi di mana manusia menganggap bahwa roh-roh tersebut adalah kekuatan yang mengatur kehidupan di alam semesta ini. Mereka pun kemudian memuja dengan cara memberi penghormatan seperti memberikan sesaji, ritual, doa, bahkan korban. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk meminta keselamatan, kesuburan, kesehatan dan kemakmuran.

Sama hal nya dengan dinamisme, animisme masih dapat kita temui pada masa saat ini yakni di pulau Jawa yang mana masyarakatnya mempercayai bahwa laut mereka dijaga oleh Nyi Roro Kidul. Sementara itu masyarakat suku Toraja yakin kehidupan mereka dijaga oleh nenek moyang sehingga terhindar dari musibah. 

4. Totemisme 

Sistem kepercayaan lainnya yang dianut oleh manusia dan sudah ada sejak dahulu kala adalah totemisme. Pada sistem kepercayaan ini mereka meyakini bahwa makhluk lain selain manusia itu memiliki kekuatan. Makhluk yang paling umum dipuja adalah binatang namun ada juga yang memuja tumbuh-tumbuhan. 

Nama totemisme sendiri diambil dari bahasa yang ada di suku suku Algonquin dari Amerika Utara yakni  totem, tatam, dan dodaim. Kelompok yang menganut sistem kepercayaan ini meyakini mereka memiliki hubungan dengan hewan atau tumbuhan yang mereka puja. Kelompok ini juga memiliki aturan di mana sesama anggota tidak boleh saling menyakiti apalagi membunuh serta tidak boleh memakan atau membunuh makhluk kepercayaan mereka. 

Contoh dari kepercayaan ini adalah suku Indian di Amerika yang memuja burung elang. 

5. Monoteisme

Monoteisme disebut juga dengan istilah monoisme yakni sebuah kepercayaan yang meyakini hanya ada satu kekuatan tertinggi sebagai Tuhan yang mereka sembah. Tuhan yang maha esa ini memiliki kekuasaan penuh terhadap segala sesuatu yang ada di seluruh jagad raya ini. 

Istilah ini diambil dari bahasa Yunani yaitu Monos dan Teos yang masing-masing memiliki makna “tunggal” dan “Tuhan”.  Sistem kepercayaan jenis ini adalah yang paling banyak diyakini oleh manusia modern seperti saat ini. Contoh agama yang memiliki sistem kepercayaan ini adalah Islam, Yahudi, dan Kristen.

Sistem kepercayaan ini dibagi lagi menjadi beberapa cabang jenis lainnya yakni monoteisme praktis, monoteisme spekulatif, monoteisme teoritis, dan monoteisme murni.

  • Monoteisme Praktis 

Monoteisme jenis ini adalah sistem kepercayaan yang meyakini adanya kekuatan Tuhan yang tertinggi namun tidak menyangkal adanya dewa-dewa yang lainnya. 

  • Monoteisme Spekulatif 

Jenis Monoteisme spekulatif adalah sistem kepercayaan yang yakin pada satu Tuhan atau dewa. Namun dewa tersebut adalah gabungan dari dewa-dewa lainnya yang kemudian bergabung menjadi satu kekuatan yang penuh. 

  • Monoteisme Teoritis

Sistem kepercayaan monoteisme jenis ini adalah keyakinan yang mempercayai adanya satu tuhan hanya dalam teori saja. Sementara itu pada prakteknya mereka meyakini tuhan atau dewa ada lebih dari satu. 

  • Monoteisme Murni

Monoteisme Murni adalah sistem kepercayaan yang benar-benar memahami dan meyakini bahwa tuhan itu hanya ada satu baik dari segi teori, praktek, pemikiran maupun penghayatan. 

6. Teisme

Sistem kepercayaan teisme disebut juga dengan keyakinan monoteisme klasik. Kepercayaan ini mempercayai pada satu kekuatan Tuhan memiliki “kepribadian” yang khas serta bukan merupakan suatu kekuatan ilahi saja. Istilah ini pertama kali digunakan sekitar tahun 1617-1688 oleh Ralph Cudworth untuk sebagai antonim dari ateisme.

Teisme terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pada cara pendekatan antara umat dengan tuhannya serta berdasarkan pada jumlah pribadi tuhan. Berdasarkan pendekatan kepada tuhan, teisme dibagi menjadi teisme rasionalisme yang dicetuskan oleh René Descartes, teisme eksistentialisme yang dikemukakan oleh Søren Kierkegaard, teisme fænomenologi yakni oleh Peter Kestenbaum, serta eisme empirisme oleh Thomas Reid. 

Sedangkan berdasarkan pada jumlah pribadi tuhan, teisme dibedakan menjadi tuhan yang maha Esa yakni satu (Islam dan Yahudi) serta  tritunggal (Kristenisasi). 

8. Deisme

Deisme adalah sebuah paham yang meyakini adanya tuhan namun Ia tidak ikut campur dalam urusan manusia. Pada umumnya seseorang penganut deisme akan menolak peristiwa-peristiwa gaib seperti mukjizat dan kenabian. Namun demikian mereka tetap mempercayai bahwa tuhan adalah penyebab terciptanya alam semesta dan yang menjadi sebab pertama yang tidak bersebab. 

Istilah Deisme berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata “deus” yang memiliki makna Tuhan. Sistem kepercayaan ini berjaya di Inggris, Perancis dan Amerika pada masa Pencerahan atau sekitar abad 17 sampai 18.  

9. Panteisme 

Panteisme dikenal juga sebagai Pandeisme yakni sebuah sistem kepercayaan yang meyakini bahwa tuhan adalah alam itu sendiri. Dengan kata lain segala peristiwa dan takdir yang ada merupakan kehendak dari alam, Istilah Panteisme pertama kali digunakan pada tahun 1705 oleh seorang penulis bernama Irlandia John Toland. 

Konsep ketuhanan seperti ini sudah dikenal pada masa Yunani kuno dan telah dibahas oleh para filsuf terkenal seperti  Thales, Parmenides dan Herakleitos. 

10. Panenteisme

Hampir sama dengan panteisme yang yakin bahwa alam semesta adalah tuhan namun pada panenteisme lebih percaya bahwa alam adalah bagian dari Tuhan. Walaupun begitu mereka mengimani bahwa Tuhan tidak identik dengan alam dan Ia lebih besar  dari pada alam itu sendiri. 

Istilah Panenteisme diambil dari bahasa Yunani yaitu gabungan dari kata “Pan”, “en” dan “theos” yang masing-masing memiliki makna “semua”, “dalam” dan “Tuhan”. Orang yang pertama kali mencetuskan ini adalah K. C. F. Krause yakni seorang filsuf asal Jerman.  

Dalam sistem kepercayaan ini menekankan ajaran bahwa Tuhan pada aspek terbatas, berubah, mengatur alam, dan bekerja sama dengan alam untuk mencapai kesempurnaan

11. Politeisme

Politeisme adalah kebalikan dari monoteisme yakni sistem kepercayaan yang meyakini bahwa Tuhan atau dewa itu ada lebih dari satu. Istilah ini diambil dari bahasa Yunani yakni “Poly” yang artinya “banyak” dan “theos” yang memiliki makna “Tuhan”. Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah ini adalah seorang penulis dari Alexandria yang bernama Yahudi Philo. 

Konsep Ketuhanan ini merupakan perwakilan dari fase evolusi antara primitif, kepercayaan animisme dan monoteisme. Pada fase dewa dan dewi yang diyakini telah menjadi pribadi dan lebih kompleks dari fase sebelumnya. 

Penganut sistem kepercayaan ini mengimani bahwa dewa dan dewi meming tugas masing-masing untuk mengatur alam semesta dan kehidupan manusia. Contoh agama yang menerapkan sistem ketuhanan politeisme adalah Hindu yang mengenal dua konsep ketuhanan yakni Brahman (Tuhan tanpa wujud) dan Trimurti (Tuhan dengan wujud). Trimurti percaya pada kekuatan tiga dewa yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. 

The post 11 Macam Sistem Kepercayaan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Agama Asli Indonesia yang Masih Bertahan https://haloedukasi.com/agama-asli-indonesia Mon, 31 Jan 2022 03:06:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30920 Agama adalah salah satu bentuk kebebasan yang diberikan kepada seluruh warga negara Indonesia sebagai negara yang berketuhanan yang maha esa. Masing-masing individu bebas memeluk agama dan kepercayaan yang diyakininya.  Secara resmi pemerintah Indonesia mengakui ada 6 agama di Indonesia yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Namun selain ke 6 agama tersebut […]

The post 11 Agama Asli Indonesia yang Masih Bertahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Agama adalah salah satu bentuk kebebasan yang diberikan kepada seluruh warga negara Indonesia sebagai negara yang berketuhanan yang maha esa. Masing-masing individu bebas memeluk agama dan kepercayaan yang diyakininya. 

Secara resmi pemerintah Indonesia mengakui ada 6 agama di Indonesia yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Namun selain ke 6 agama tersebut masyarakat Indonesia memiliki agama tradisional sendiri. Sayangnya agama tersebut belum diakui oleh pemerintah. Apa saja agama asli Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini? simak pembahasannya berikut ini. 

1. Kejawen 

Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang dijadikan pedoman oleh masyarakat suku Jawa serta kelompok bangsa lainnya yang tinggal di pulau Jawa. Agama yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai agama Jawa secara umum merupakan tradisi, seni, budaya, ritual, sikap, serta filosofi orang-orang Jawa.

Sedangkan secara bahasa “kejawen” berasal dari kata “Jawa” yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bermakna “segala sesuatu yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan Jawa” atau disebut juga dengan “kejawaan”. 

Kejawen tidak diresmikan pemerintah RI karena karena pada dasarnya penganutnya tidak menganggap kejawen sebagai agama yang monoteistik seperti 6 agama resmi di Indonesia. Melainkan sebagai satu kesatuan cara pandang dan nilai-nilai yang berdampingan dengan laku seperti ibadah. Tak heran jika banyak aliran mengenai ajaran ini seperti Islam Kejawen, Hindu Kejawen, Kristen Kejawen, dan Budha Kejawen dengan tetap mempertahankan nilai agamanya.

2. Sunda Wiwitan

Sunda Wiwitan adalah agama lokal yang dianut oleh masyarakat di Pulau Jawa terutama mereka yang merupakan suku Sunda di Banten. Berdasarkan sejarahnya kepercayaan ini bahkan sudah lebih dulu dikenal oleh suku Sunda sebelum Hindu masuk ke Nusantara. Di masa sekarang penganut agama ini dapat dijumpai di Kanekes, Banten; Kampung Naga, Cirebon; dan Cigugur, Kuningan.

Berbeda dengan kejawen yang bukan merupakan kepercayaan monoteisme, sunda wiwitan justru menganut unsur ini.  Penganut sunda wiwitan mempercayai adanya kekuatan tertinggi yaitu Sang Hyang Kersa yang setara dengan Tuhan yang maha esa. Mereka melakukan pemujaan di punden berundak yang biasanya ada di bukit. 

Agama sunda wiwitan tidak bisa diresmikan karena tidak memenuhi syarat untuk menjadi agama yaitu adanya ilham dan juga kitab. 

3. Djawa Sunda

Djawa Sunda adalah agama tradisional masyarakat sunda yang dikemangkan oleh keturunan Kesultanan Gebang, Cirebon Timur yaitu Pangeran Madrais atau Kiai Madrais. Agama ini muncul pada tahun 1925 di Cigugur dan menyebar ke  Kabupaten Lebak, Banten dan Kabupaten Ciparay, Bandung. 

Agama ini meyakini adanya tuhan sebagai k kekuatan paling tinggi. Mereka menyebutnya sebagai Gusti Sikang Sawiji-Wiji. Karena belum diakui, penganutnya terkadang mengalami diskriminasi sehingga semakin terpojokkan. 

4. Kaharingan 

Agama asli Nusantara tidak hanya lahir di pulau Jawa saja melainkan di pulau Kalimantan tepatnya di bagian Barat yakni agama Kaharingan. Kepercayaan ini adalah agama yang diyakini oleh suku Dayak ketika agama besar lainnya belum menjamah tanah mereka. 

Dalam kepercayaan mereka sepenuhnya memuja roh-roh halus yang diyakini ada di tiang rumah, batu, pohon dan tempat lainnya. Oleh sebab itu agama ini tidak diresmikan karena masuk sebagai kepercayaan animisme. 

Kaharingan memang tidak diakui sebagai agama tersendiri namun dimasukkan sebagai salah satu cabang dalam agama Hindu karena kemiripan ibadahnya. 

Penyebutan Tuhan oleh penganut Kaharingan berbeda-beda misalnya di Barito menyebutnya dengan istilah  Yustu Ha Latalla. Semetara itu di Kotawaringin mengenalnya sebagai Sanghyang Dewata. Namun secara umum Tuhan mereka adalah Ranying Hatalla Langit yang artinya adalah Kuasa yang Maha Besar.

5. Tolotang

Agama Tolotang adalah agama lokal mayoritas suku Bugis yang ada di Sulawesi Selatan, terutama di Kabupaten Sidenreng Rappang. Kepercayaan ini adalah ajaran nenek moyang yang sudah berlangsung turun temurun sebelum agama samawi dikenal masyarakat Nusantara. Mereka memiliki tuhan yang mereka sembah yaitu Dewata SeuwaE. 

Namun dikarenakan pada tahun 1966 pemerintah RI hanya mengakui 5 agama di Indonesia agama ini pun bergabung dengan Hindu. Mereka terpaksa memilih salah satu dari 5 agama tersebut karena mereka ingin dianggap sebagai sebuah agama bukan sekedar kepercayaan pada tuhan yang maha Esa. 

Pada prakteknya mereka tetap menjalankan ajarannya sendiri bahkan mereka tidak beribadah di pura layaknya penganut Hindu pada umumnya. 

6. Parmalim

Agama Parmalim atau lebih singkatnya dikenal sebagai agama  Malim adalah sebuah ajaran asli yang dianut oleh suku Batak Toba. Agama ini meyakini adanya sang pencipta alam semesta yang mereka sebut sebagai Mulajadi Nabolon yakni sebuah konsep ketuhanan orang Batak kuno. 

Berdasarkan sejarahnya agama ini sudah ada sejak 800 tahun lalu dan telah diajarkan kepada 35 generasi suku Batak. Untuk saat ini tidak ada jumlah pasti pemeluknya namun diprediksi ada sekitar 1000 jiwa pada tahun 2010. Mereka masih aktif melakukan ritual kepercayaan bahkan ketika harus mengisi kolom agama pada KTP mereka memilih lainnya 

Penganut agama ini memiliki tokoh atau pemimpin agama yang saat ini dipercayakan kepada Raja Marnangkok Naipospos sejak tahun 2017. 

7. Naurus

Pulau Seram, Maluku dihuni oleh beberapa suku seperti suku Manusela serta suku Nuaulu. Suku ini memiliki kepercayaan sendiri yang mereka warisi dari nenek moyang. Agama tersebut adalah agama Naurus yang masih bertahan hingga saat ini. 

Pada awalnya agama ini adalah murni memuja roh gaib atau disebut sebagai animisme. Namun seiring perkembangan waktu, agama ini mendapat pengaruh dari agama Hindu. Berbagai unsur agama melebur dalam agama ini seperti nama dewa-dewi yang mereka yakini berasal dari cerita ramayana. 

Dewa-dewi yang mereka percayai antara lain Rabie diambil dari tokoh Rama dan  Hainuwele dari tokoh Hanoman, dan naga. 

8. Marapu

Masyarakat suku Sumba yang hidup di pulau Sumba Nusa Tenggara Timur memiliki kepercayaan asli dari nenek moyang mereka yakni agama Marapu. Mereka percaya dan memuja kepada roh yang terdiri dari jenis roh. Roh yang pertama disebut dengan nama hamangu yakni jiwa mausiadan semangat serta roh jenis kedua adalah ndiawa atau ndewa yaitu roh yang suci atau para dewa. 

Selain memuja para dewa, pemeluk kepercayaan Marapu juga memuja roh yang ada di sekitar seperti benda-benda keramat. Keunikan dari ajaran ini adalah jika ada yang meninggal maka jenazahnya akan dikuburkan dalam posisi duduk. 

Hal itu dikarenakan mereka mempercayai bahwa kematian adalah kembali ke awal sehingga posisinya pun harus sama seperti manusia datang ke dunia yakni dalam kandungan yang mirip seperti sedang duduk. 

9. Aluk Todolo

Pegunungan bagian utara dari Sulawesi Selatan adalah tanah yang dihuni oleh salah satu suku di Pulau Sulawesi yaki suku Toraja. Masyarakat suku Toraja memiliki agama leluhur yakni agama Aluk Todolo, Aluk Todolo sendiri merupakan gabungan dari dua kata yakni “Aluk” dan “Todolo’ yang artinya cara pandang hidup dan nenek moyang. 

Menurut kepercayaan ini seluruh yang ada di alam semesta berasal dari langit yang diciptakan oleh Puang Matua. Sedangkan manusia pertama yang diciptakan adalah Datu’ Laukku. 

Kepercayaan yang masuk ke dalam kategori agama panteisme ini kini melebur bersama dengan Hindu-Bali sejak tahun 1970. Agama ini juga telah mendapat pengaruh dari ajaran-ajaran hidup konfusius dan agama Hindu. 

10. Jingi Tiu

Jingi Tiu adalah kepercayaan asli yang diyakini oleh masyarakat suku suku Sabu yang mendiami Kabupaten Sabu Raijua, Pulau Sabu di provinsi Nusa Tenggara Timur. Mereka meyakini bahwa seluruh alam semesta ini adalah ciptaan dari Deo Ama yakni tokoh tertinggi dan penuh misteri. 

Kepercayaan ini memiliki beragam tempat ibadah sesuai dengan fungsinya diantaranya adalah Ammu Deo untuk pemujaan, Ammu Kepue untuk upacara tertentu, Ammu Maja untuk menghormati Maja Pai Jawa, Ammu Rue untuk menebus dosa agar suci kembali. 

Untuk saat ini kepercayaan Jingi Tiu masih dipraktekan pemeluknya namun melebur bersama dengan agama Kristen. 

11. Pemena

Agama Pemena adalah sebuah kepercayaan asli Nusantara yang diyakini oleh masyarakat suku Karo yang mendiami dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara.

Ajaran agama ini berasal dari bangsa India Yang datang ke tanah Karo sekaligus mengajarkan mereka aksara.

Tuhan yang diyakini dalam agama ini adalah Dibata yakni yang menciptakan segala sesuatu baik terlihat maupun yang tak terlihat. Dibata diyakini ada 3 yakni Dibata Datas (Guru Batara) yang berkuasa di dunia atas, Dibata Tengah (Tuhan Padukah ni Aji)  yakni yang berkuasa di dunia manusia, dan Dibata Teruh (Tuhan Banua Koling) yang berkuasa di bawah. 

The post 11 Agama Asli Indonesia yang Masih Bertahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Agama: Asal Usul – Unsur dan Klasifikasinya https://haloedukasi.com/agama Fri, 21 Jan 2022 03:41:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30781 Agama adalah sesuatu yang sangat melekat dalam kehidupan terutama bagi kita masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang berketuhanan maha esa. Namun apa sebenarnya agama itu? simak pembahasannya di bawah ini. ur Apa yang dimaksud dengan Agama? Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agama adalah pemahaman atau ajaran yang mengatur keimanan kita serta peribadatan kepada tuhan yang […]

The post Agama: Asal Usul – Unsur dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Agama adalah sesuatu yang sangat melekat dalam kehidupan terutama bagi kita masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang berketuhanan maha esa. Namun apa sebenarnya agama itu? simak pembahasannya di bawah ini. ur

Apa yang dimaksud dengan Agama?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agama adalah pemahaman atau ajaran yang mengatur keimanan kita serta peribadatan kepada tuhan yang kita yakini adanya. Sedangkan beberapa ahli mengemukakan pendapatnya seperti Edward Burnett Tylor mengatakan bahwa agama adalah sebuah kepercayaan yang diyakini seseorang terhadap suatu benda spiritual seperti roh, jiwa dan hal-hal lainnya. 

Sedangkan Koentjaraningrat mengatakan bahwa agama merujuk kepada kepercayaan yang ada di Indonesia yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddhisme, dan Konghucu. Nicolaus Driyarkara SJ juga berpendapat bahwa agama adalah sebuah keyakinan karena adanya kekuatan supranatural untuk mengatur dan menciptakan jagad raya dan segala isinya. 

Kata “agama” diambil dari bahasa Sansekerta yaitu “A” dan “Gama” yang dimana masing masing memiliki makna “tidak” dan “kacau”. Sehingga secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengatur manusia dan mencegahnya dari kekacauan agar dapat menjalani hidup dengan tertib, aman dan teratur.

Asal Usul Agama

Teori bagaimana agama muncul pertama kali terbagi menjadi dua kategori berdasarkan asalnya yaitu agama Abrahamik dan agama Dharmik. 

  • Asal Mula Agama Abrahamik

Agama diyakini sudah ada sejak zaman dahulu kala seperti pendapat dari Herbert Spencer yang mengatakan bahwa manusia zaman dulu menyadari bahwa  kematian adalah sesuatu yang pasti. Sehingga mereka percaya bahwa hal tersebut berasal dari kekuatan magis yang kemudian diyakini mereka sebagai kepercayaan animisme, dinamisme, totemisme, dan lain-lain.

Teori lain yang menjelaskan bagaimana agama ini terbentuk datang dari tiga agama tertua di dunia yaitu Kristen, Yahudi, dan Islam. Meski berbeda namun ketiga keyakinan ini sepakat bahwa agama berasal dari bangsa Semit yang ada di Jazirah Arab pada abad 9 sebelum Masehi.

Ketiga agama ini memiliki kitab suci masing-masing sebagai pedeman umatnya. Kitab suci tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa yang masih satu rumpun yaitu bahasa Semit.

Kesamaan lainnya pada ketiga agama ini adalah ajarannya yang mengenal hanya ada satu tuhan (monoteisme).

  • Asal Mula Agama Dharmik

Sebagian para ahli mengatakan bahwa agama yang pertama kali muncul di dunia adalah agama Dharmik yakni agama yang muncul di lembah Indus, India sebagai peradaban manusia tertua di Bumi. 

Orang-orang di lembang Indus didominasi oleh bangsa Arya yang berperan penting dalam kelahiran agama Hindu. Agama Hindu disepakati telah hadir sejak 1500 tahun sebelum Masehi. Agama ini kemudian berkembang secara luas melalui 4 fase yaitu fase Weda dimana bangsa Arya pertama kali datang ke India dengan membawa ajaran Weda yang diturunkan oleh Ida Sang Hyang Widhi kepada Maha Sri. 

Fase kedua adalah zaman Brahmana yaitu ketika lahir kitab Brahmana yang juga mengatur kasta atau status sosial manusia. Fase ketiga adalah zaman Upanisad dengan kitab Upanisad yang mengajarkan bagaimana mencapai kebahagiaan dan menghindari kegelapan jiwa. 

Fase terakhir adalah zaman Budha yang lahir sejak 500 SM hingga 300 SM oleh Sidharta Gautama melalui sudut pandang logikanya. 

Unsur-Unsur Agama

Agama adalah suatu hal yang sangat kompleks oleh sebab itu agar lebih mudah pahami unsur-unsur agama. Secara umum beberapa unsur pokok yang harus dimiliki oleh agama. Unsur tersebut adalah sebagai berikut. 

  • Kekuatan Gaib

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang merasa lemah oleh sebab itu memerlukan sesuatu untuk bergantung agar mendapat pertolongan. Karena itulah manusia membangun hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut dengan cara menjalankan seluruh perintah dan menghindari hal-hal yang dilarang.

Dengan adanya hubungan ini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia baik di dunia dan akhirat. Jika hubungannya baik maka kehidupannya pun akan baik begitupun sebaliknya. 

  • Penghambaan

Maksud dari penghambaan dalam konteks keagamaan dengan kemanusiaan jauh berbeda. Melainkan sebuah status kedudukan antara Tuhan dan hambanya. Pada umumnya manusia akan melibatkan beberapa hal dalam penggambarannya seperti simbol-simbol agama, praktek agama, serta pengalaman keagamaan yang dilakukan manusia itu sendiri. 

  • Pemujaan 

Pemujaan adalah aksi dari respon manusia atau emosional. Biasanya emosional tersebut diwujudkan dalam rasa khawatir ataupun cinta. Kemudian terciptalah pemujaan dan tata cara hidup tertentu untuk masyarakat yang mempercayainya. 

  • Yakin adanya Kudus

Kudus adalah sesuatu yang dianggap suci yang diyakini benar. Bagi masyarakat beragama biasanya akan menganggap suci kitab dan tempat ibadah. 

  • Tuhan

Setiap agama atau religi memiliki konsep ketuhanannya masing-masing. Konsep ketuhanan yang dianut oleh agama di dunia antara lain teisme yaitu tuhan sebagai pencipta yang menentukan segala kejadian di alam semesta. Konsep deisme adalah

percaya bahwa tuhan menciptakan alam raya tetapi tidak mengatur kejadian di alam semesta. 

Sedangkan konsep panteisme adalah yakin bahwa tuhan dalam alam semesta itu sendiri. Meski berbeda-beda namun semua agama sepakat bahwa Tuhan adalah roh atau dzat yang maha kuasa.

Tujuan Agama

Adanya sebuah agama tentu bukan tanpa alasan melainkan ada tujuan yang ingin dicapainya. Agama bertujuan untuk menata hidup pemeluknya menjadi lebih baik lagi melalui aturan-aturan yang dipercayai langsung dari Tuhan.

Ajaran dan aturan tersebut membimbing manusia agar menjadi baik, berakal dan berjuang dalam mendapatkan kebahagiaan dimanapun manusia itu tinggal. Agama juga mempunyai tujuan yaitu untuk menjembatani manusia agar dapat bertemu dengan Tuhannya. 

Fungsi Agama bagi Manusia

Adapun agama memiliki fungsi bagi manusia yang memeluknya. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

  • Pedoman

Apapun agama yang dipercayainya pasti mengajarkan tentang suatu hal yang harus ditaati. Ajaran tersebut berupa perintah dan larangan yang menuntun manusia itu menjadi pribadi yang baik. 

  • Penyelamat

Manusia menginginkan keselamatan dari berbagai hal dan dimanapun. Oleh sebab itu agama hadir sebagai penyelamat baik di dunia maupun di akherat. 

  • Memperoleh Kedamaian

Dengan adanya keyakinan dari sebuah kepercayaan di hati manusia maka akan menghadirkan kedamaian batin. Hal tersebut akan semakin dirasakan ketika dalam keadaan tidak baik-baik saja. 

  • Hubungan Sosial

Agama tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan tetapi juga manusia dengan manusia lainnya. Di dalam agama mengajarkan kasih sayang, saling membantu, kerukunan, dan keharmonisan antar sesama manusia sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang selaras dan harmonis.  

  • Kontrol Diri

Manusia sesungguhnya diciptakan dengan keterbatasannya namun juga lemah. Seringkali manusia lupa hal tersebut sehingga diperlukan adanya agama sebagai pengingat dan kontrol diri dari hal duniawi. 

Klasifikasi Agama

Agama di dunia ini tidak hanya ada satu atau dua melainkan ada 4.200 agama di dunia ini. Dari banyaknya agama tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori seperti berikut ini. 

Agama Wahyu dan Non Wahyu

Berdasarkan sumbernya agama dibagi menjadi dua yaitu agama wahyu dan non wahyu. Apa perbedaan keduanya? berikut penjelasannya. 

  • Agama Wahyu atau Samawi 

Agama wahyu dikenal juga sebagai agama samawi yakni pemeluknya meyakini adanya tuhan, rasul dan kitab yang harus diimani serta ajarannya harus disampaikan kepada orang lainnya.  Agama ini diyakini sebagai agama yang telah ada sejak manusia pertama yakni nabi Adam lahir. 

Adapun agama samawi yakni agama yang lahir di tanah Semiotik yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam.

  • Agama non Wahyu atau Agama Ardhi

Agama non wahyu memiliki sebutan lainnya seperti agama ardhi dan juga agama bumi. Agama ini adalah kepercayaan yang lahir dari agama, budaya serta buah pemikiran dari seseorang. 

Dapat dikatakan agama ini dibentuk oleh manusia namun diakui secara global dan tetap memiliki kitab suci meskipun tidak berasal dari wahyu. yang termasuk agama non wahyu adalah Hindu dan Buddha. 

Misionaris dan Non-misionaris

Berdasarkan kewajiban penyebarannya, agama dibedakan menjadi 2 kategori yakni sebagai berikut. 

  • Agama Misionaris

Agama misionaris adalah agama yang mewajibkan pemeluknya menyebarkan ajaran ini ke seluruh penduduk bumi. Agama yang masuk ke dalam kategori ini adalah Islam, Kristen dan Budha. 

  • Agama Non-misionaris

Agama non misionaris adalah kebalikan dari agama misionaris di mana pemeluknya tidak harus menyebarkan ajaran ini. Agama yang masuk ke dalam kategori ini adalah Yahudi di mana pengikutnya hanyalah orang-orang keturunan Yahudi, Zoroastrian yang hanya diikuti oleh orang Iran, dan agama Sikh yang pemeluknya adalah orang-orang Punjab India. 

Rasial dan Universal

Jika mengacu pada rasial dan universalnya maka agama dibedakan menjadi 3 golongan yaitu:

  • Semitik

Agama ini kerap disebut juga sebagai agama abrahamik atau abrahamian karena diyakini berasal dari nabi ibrahim. Agama yang tergolong sebagai agama semitik adalah Yahudi, Kristen, dan Islam.

  • Arya

Agama Arya adalah agama yang lahir dari bangsa Arya yang ada di India. Bangsa ini menciptakan agama Hindu, Jainisme, Sikhisme, Zoaterianisme. 

  • Agama Tradisional

Agama tradisional adalah agama yang dilakukan dengan cara-cara yang diajarkan oleh nenek moyang atau tradisi yang dilakukan oleh manusia sebelumnya. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa agama tradisional seperti Sunda Wiwitan, Kejawen, Kaharingan dan lainnya. 

Di Tiongkok juga terdapat agama tradisional yang bernama Taoisme yang dianut oleh bangsa Han. 

The post Agama: Asal Usul – Unsur dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Nama Dewa Hindu Dalam Konsep Nawa Sanga https://haloedukasi.com/nama-dewa-hindu Tue, 11 Jan 2022 03:50:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30244 Dalam ajaran Agama Hindu mengenal berbagai nama dewa yang menguasai berbagai elemen dan mengendalikan berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Agama Hindu percaya bahwa Tuhan ada dalam berbagai bentuk manifestasi. Artikel berikut akan membahas berbagai nama dewa dalam manifestasi Agama Hindu. Bali merupakan pulau dengan penganut Agama Hindu terbesar di Indonesia. Dalam artikel ini akan dibahas […]

The post 9 Nama Dewa Hindu Dalam Konsep Nawa Sanga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam ajaran Agama Hindu mengenal berbagai nama dewa yang menguasai berbagai elemen dan mengendalikan berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Agama Hindu percaya bahwa Tuhan ada dalam berbagai bentuk manifestasi. Artikel berikut akan membahas berbagai nama dewa dalam manifestasi Agama Hindu.

Bali merupakan pulau dengan penganut Agama Hindu terbesar di Indonesia. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai kepercayaan dewa dalam ajaran Agama Hindu yang dipercaya oleh Hindu di Bali. Dewata Nawa Sanga adalah dewa yang menguasai sembilan penjuru arah mata angin yang merupakan perwujudan lambang swastika.

Dewata Nawa Sanga

Para perwujudan dewa ini memiliki berbagai ciri dan tugas yang berbeda-beda. Berikut adalah nama-nama dewa yang disebutkan dalam konsep Dewata Nawa Sanga:

1. Dewa Siwa

Dewa Siwa adalah salah satu dari tiga dewa utama dalam konsep Tri Murti dimana dewa lainnya ialah Brahma dan Wisnu. Dewa Siwa dalam implementasinya merupakan penguasa arah tengah dengan warna panca warna dan senjata berupa padma.

Dewa Siwa digambarkan memiliki mata tiga (tri Netra) dan identik dengan hiasan yang melilit lehernya yaitu ular kobra. Tugas utama Dewa Siwa ialah sebagai pelebur yaitu melebur dan mengembalikan segala sesuatu hal yang sudah tidak seharusnya berada di dunia untuk kembali ke tempatnya.

Karena sebagai dewa pelebur, maka Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem sebagai dewa yang akan menuntun atma (jiwa manusia) yang telah tiada untuk kembali pada unsur pencipta.

Dewa Siwa disebutkan memiliki wahana (kendaraan) berupa lembu putih yaitu lembu Nandini dan saktinya (istrinya) ialah Dewi Durga. Implementasi utama Dewa Siwa dipuja di Pura utama Agama Hindu di Bali yaitu di Pura Pusat Besakih yang terletak di lereng Gunung Agung.

2. Dewa Wisnu

Dewa Wisnu bersama Dewa Siwa adalah salah satu dewa utama dalam konsep Tri Murti. Dewa Wisnu penguasa arah utara dengan warna hitam dan senjata berupa Cakra Sudarsana. Dewa Wisnu memiliki wahana Garuda dengan saktinya yaitu Dewi Sri atau yang merupakan dewi kesuburan dan kemakmuran.

Dewa Wisnu dalam tugasnya yaitu sebagai dewa pemelihara. Adalah tugas Dewa Wisnu untuk memelihara segala sesuatu yang menjadi ciptaan sang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).

Ciri khas penggambaran Dewa Wisnu adalah tubuhnya yang berwarna biru dengan nama lain Dewa Wisnu ialah Dewa Narayana. Dalam konsep Tri Murti, Dewa Wisnu dipuja di Pura Puseh yang merupakan salah satu pura yang harus ada di setiap wilayah dewa di Bali.

3. Dewa Sambhu

Dalam konsep Dewata Nawa Sanga, Dewa Sambhu ialah penguasa arah timur laut dengan warna biru atau abu-abu. Wahana Dewa Sambhu ialah burung besar dengan badan manusia yang disebut dengan Wilmana.

Sakti Dewa Sambhu ialah Dewi Mahadewi. Senjata dari Dewa Sambhu ialah trisula. Dalam implementasinya, segala dewa dalam konsep Dewata Nawa Sanga dan dewa lainnya dipuja di Pura Pusat yaitu Pura Besakih.

4. Dewa Iswara

Dewa Iswara merupakan dewa penguasa arah timur dengan warna putih dan wahana yaitu gajah bernama gajah Airawata. Dewa Iswara dicirikan dengan senjatanya bernama Bajra. Di Bali, Pura utama yang menjadi tempat pemujaan Dewa Iswara ialah Pura Lempuyang Luhur yang terletak di Kabupaten Karangasem.

5. Dewa Maheswara

Dewa Maheswara ialah dewa penguasa arah tenggara dengan senjata berupa Dupa dan wahananya yaitu burung merak. Simbol warna untuk Dewa Maheswara ialah warna merah muda dan saktinya ialah Dewi Laksmi. Dalam implementasinya pemujaan Dewa Maheswara dipusatkan di Pura Goa Lawah yang terletak di Kabupaten Klungkung, Bali.

6. Dewa Brahma

Dewa Brahma dalam konsep Dewata Nawa Sanga ialah dewa penguasa arah selatan dengan simbol warna merah. Dewa Brahma juga merupakan dewa utama dalam konsep Tri Murti. Dewa Brahma memiliki sakti yaitu Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan.

Dewa Brahma berwahana angsa dan memiliki senjata bernama Gada. Dalam manifestasinya Dewa Brahma ialah dewa pencipta (yang merupakan perwujudan dari Brahma).

Dewa Brahma di Bali identik dengan dewa yang berkuasa di dapur dan berkaitan dengan unsur api. Dewa Brahma secara regional di Bali dipuja di Pura Luhur Andakasa yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali.

7. Dewa Rudra

Dewa Rudra ialah dewa penguasa arah barat daya dengan senjata bernama Moksala dan wahananya yaitu kerbau. Hal ini yang menyebabkan Hindu di Bali menjadikan kerbau atau lembu dan hewan lainnya yang menjadi wahana para dewa sebagai hewan yang dihargai dan beberapa bahkan menjadi hewan yang disucikan.

Sakti dari Dewa Rudra ialah Dewi Samodhi atau Dewi Santani. Berdasarkan kepercayaan Hindu, Dewa Rudra ialah dewa penguasa badai. Secara regional di Bali, pemujaan utama Dewa Rudra dilaksanakan di Pura Luhur Uluwatu.

Pura Uluwatu sendiri merupakan Pura dengan letak yang istimewa dan sangat indah. Terletak di selatan Pulau Bali dengan tepi tebing yang curam dan menghadap ke laut secara langsung.

Selain menjadi tempat persembahyangan, Pura Luhur Uluwatu juga menjadi objek wisata yang menjadi incaran turis domestik dan mancanegara. Di Pura ini dijadikan tempat pementasan kecak dengan latar alam matahari terbenam yang sangat indah.

8. Dewa Mahadewa

Dewa Mahadewa ialah dewa penguasa arah barat dengan simbol berwarna kuning. Senjata dari Dewa Mahadewa bernama Nagapasa dan wahananya ialah naga. Sakti dari Dewa Mahadewa adalah Dewi Santi. Secara regional, di Bali dewa ini dipuja di Pura Batukaru yang terletak di Kabupaten Tabanan tepatnya di lereng Gunung Batukaru.

9. Dewa Sangkara

Dewa Sangkara ialah dewa penguasa arah barat laut dengan senjata bernama Angkus dan simbol warnanya yaitu hijau. Wahana dari Dewa Sangkara adalah seekor singa dan saktinya bernama Dewi Rodri. Di Bali, pusat pemujaan Dewa Sangkara terletak di Pura Pucak Mangu yang ada di Kabupaten Badung.

Nama Dewa Lainnya

Selain, dewa-dewa dalam konsep Dewata Nawa Sanga, berikut adalah beberapa nama dewa yang sering muncul dalam ajaran Agama Hindu di Bali:

  • Dewa Agni

Dewa Agni ialah dewa yang dipercaya sebagai dewa penguasa api. Dimana Agni sendiri dalam Bahasa Sanskerta berarti api. Karakter Dewa Agni digambarkan dengan tubuh berwarna merah dan rambut berupa api yang berkobar. Dewa Agni juga memiliki wahana sendiri yaitu biri-biri atau domba.

  • Dewa Ganesha

Dewa Ganesha dipercaya sebagai putra Dewa Siwa, dimana Dewa Ganesha ini merupakan dewa pengetahuan dan simbol dari kebijaksanaan serta kecerdasan. Dewa Ganesha digambarkan dengan karakter tubuh dewa yang gemuk dan berkepala gajah. Di Bali sendiri, patung Dewa Ganesha sering dijumpai dan dipuja oleh berbagai kalangan dalam berbagai upacara. Dewa Ganesha dianggap sebagai simbol pelindung dan penolak bala, bencana dan mala petaka.

  • Dewa Chandra

Dewa Chandra merupakan dewa bulan. Dalam penggambarannya, Dewa Chandra digambarkan dengan sosok berparas tampan dan muda serta mengendarai kereta yang ditarik oleh kuda putih.

  • Dewa Indra

Dewa Indra dipercaya sebagai dewa perang dan merupakan dewa yang mengendalikan hujan serta petir yang terjadi di dunia. Dalam mitologi lain, Dewa Indra dikatakan disamakan dengan Dewa Zeus dari mitologi Yunani.

  • Dewa Surya

Dewa Surya memiliki kedudukan yang penting karena dipercaya sebagai dewa matahari. Dewa Surya atau dewa matahari digambarkan mengendarai kereta dengan tujuh kuda yang menarik keretanya.

  • Dewa Baruna

Dewa Baruna atau Dewa Waruna dalam kepercayaan Agama Hindu merupakan dewa air dan penguasa lautan serta Samudra.

  • Dewa Bayu

Dewa Bayu dipercaya sebagai dewa yang mengendalikan dan mengatur angin.

  • Dewa Yama

Dewa maut atau dewa kematian adalah nama lain dari Dewa Yama. Dewa ini dipercaya berada di akhirat dan bertugas menjadi hakim untuk mengadili roh dan jiwa manusia yang telah mati.

  • Dewi Durga

Dewi Durga merupakan sakti Dewa Siwa serta ibu dari Dewa Ganesha dan memiliki fungsi sebagai dewi pelebur. Nama lain Dewi Durga adalah Dewi Uma dan Dewi Parwati. Terdapat dua jenis penggambaran Dewi Durga, Dewi Durga dapat digambarkan sebagai dewi yang cantik dengan kulit kuning keputihan namun disisi lain ada penggambaran Dewi Durga yang murka dengan penampilan yang buruk dan lidah yang menjulur panjang.

  • Dewi Saraswati

Dewi Saraswati adalah sakti dari Dewa Brahma yang merupakan dewi dari ilmu pengetahuan. Di Bali sendiri, terdapat upacara yang dikhususkan untuk penghormatan kepada Dewi Saraswati yang terjadi setiap 210 hari sekali.

The post 9 Nama Dewa Hindu Dalam Konsep Nawa Sanga appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Kota Suci Umat Beragama di Dunia https://haloedukasi.com/kota-suci-umat-beragama Sat, 18 Dec 2021 03:23:51 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29668 Kota pada umumnya adalah suatu wilayah luas yang dimanfaatkan sebagai pemukiman oleh masyarakat. Namun ada beberapa kota di dunia ini yang dianggap sakral atau suci oleh umat-umat beragama.  Berikut ini adalah kota yang disucikan oleh berbagai macam agama yang ada di dunia.  1. Mekkah, Arab Saudi Mekkah adalah salah satu kota yang terletak di Saudi […]

The post 9 Kota Suci Umat Beragama di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kota pada umumnya adalah suatu wilayah luas yang dimanfaatkan sebagai pemukiman oleh masyarakat. Namun ada beberapa kota di dunia ini yang dianggap sakral atau suci oleh umat-umat beragama. 

Berikut ini adalah kota yang disucikan oleh berbagai macam agama yang ada di dunia. 

1. Mekkah, Arab Saudi

Mekkah adalah salah satu kota yang terletak di Saudi Arabia tepatnya di 70 km dari kota Jeddah. Kota ini dianggap suci oleh seluruh umat Islam di dunia karena beberapa alasan. Alasan Mekah menjadi tanah suci adalah karena merupakan tempat lahirnya nabi besar Muhammad yakni nabi yang paling akhir. 

Di tempat suci ini terdapat pula masjid-masjid yang diyakini umat muslim memiliki kekuatan 100 kali dari yang lain yaitu Masjidil Haram serta Masjid Nabawi yang bahkan 1000 kali lipat keutamaannya. 

Mekkah adalah tempat berdirinya Ka’bah yang merupakan kiblat ibadah umat Islam serta untuk menyempurnakan rukun islam. Keutamaan-keutamaan inilah yang menyebabkan kota ini tidak hanya suci tetapi juga penting. 

2. Benares, India 

Kota Benares atau dalam bahasa Hindi disebut Varanasi adalah kota yang disucikan oleh umat Hindu India. Terletak di Uttar Pradesh di India utara kota ini menjadi tempat yang diidamkan sebagai peristirahatan terakhir umat Hindu. 

Menurut mereka meninggal dan dikremasi di Benares adalah jalan menemui keselamatan. kota yang berdekatan dengan sungai Gangga ini menjadi tempat penebusan dosa-dosa para pandawa setelah peperangan. 

Selain dianggap suci kota ini merupakan pusat sejarah dan budaya bahkan sejak 700 tahun sebelum Masehi. 

3. Lhasa, Tibet

Kota Lhasa di Tibet merupakan tempat yang dijadikan sebagai kota suci dan pusat budaya bagi umat Budha. Umat Buddha meyakini kota Lhasa adalah rumah bagi para dewa serta pusat ibadah. 

Pada masa lampau di kota ini berdiri kerajaan Budha selama berabad-abad sehingga memiliki banyak kuil yang bertahan hingga saat ini. Kota ini memiliki keindahan yang luar biasa sehingga tak heran memiliki banyak pengunjung setiap tahunnya. Bahkan menjadi salah satu kota suci yang paling sering dikunjungi. 

4. Vatikan

Vatikan merupakan sebuah kota sekaligus negara yang disucikan oleh umat Katolik di dunia. kota ini dahulunya merupakan sebuah tempat kosong namun berubah menjadi pusat Katolik karena adanya gereja Katolik pertama.

Gereja tersebut berdiri atas makam Paus Petrus sebagai Paus pertama. Paus Santo Petrus disalib dan dimakan di atas bukit Roma, Vatikan. Meski baru merdeka pada tahun 1929 namun Vatikan telah menjadi rumah bagi petinggi umat Katolik sejak tahun 1378. 

5. Lumbini, Nepal

Kota lain yang disucikan oleh umat Budha adalah Lumbini yang berlokasi di kaki Gunung Himalaya, Nepal. Lumbini merupakan tempat kelahiran Siddhartha Gautama dari rahim Ratu Mayadevi. Siddharta Gautama adalah tokoh penting umat Buddha karena merupakan pendiri dari agama yang lahir pada abad ke 6 SM. 

Umat Buddha pada umumnya mengunjungi kota ini untuk berziarah di makam sang Buddha.  Tradisi ini sudah berjalan sejak dahulu kala setelah raja Asoka dari India mengunjungi makam ini dan menanamkan pilar dedikasi untuk sang Buddha. 

6. Nazareth, Israel

Bagi umat Yesus Kristus kota Nazaret adalah kota yang suci sebab di sini lah tempat disinilah tempat lahir sang juru selamat. Nazareth terletak di bagian utara Israel atau tepatnya di antara pegunungan Lebanon dan berbatasan langsung dengan beberapa negara Arab. 

Kota terbesar di Israel ini dihuni oleh mayoritas orang-orang keturunan Arab-Israel. Kota purba nan bersejarah ini kini telah menjadi pusat ziarah bagi umat Kristen setelah Yerusalem

em dan Betlehem. 

7. Yerusalem, Israel

Kota yang masih menjadi sengketa antara Israel dan Palestina ini adalah kota suci bagi tiga umat beragama sekaligus. Ketiga umat suci tersebut adalah Islam, Kristen dan Yahudi. 

Kota ini memiliki tempat di hati umat Kristen karena merupakan tempat persemayaman, penyaliban dan kebangkitan sang Juru Selamat Yesus Kristus yaitu di bukit bukit Kalvari. 

Sementara itu umat Rasulullah Muhammad mensucikan kota tertua di dunia ini karena terdapat masjidil Aqsa. Masjid tersebut penting karena disinggahi nabi Muhammad ketika melakukan perjalanan Isra Mi’raj. Tidak jauh dari Masjidil Aqsa terdapat Kubah As-Sakhrah yang menjadi bertolak nabi Muhammad ketika menuju surga. 

Yerusalem menjadi tempat suci bagi umat Yahudi karena terdapat batu ratapan yang diyakini sebagai fondasi terciptanya dunia sekaligus tempat Abraham mengorbankan anaknya atas nama Tuhan. 

8. Palitana, India

Palitana adalah sebuah kota yang berada di Distrik Bhavnagar, Gujarat, India. Kota ini dianggap suci oleh umat agama Jaina yang didirikan oleh Nataputta Vardhamana sejak 527 SM. 

Di kota ini berdiri Kuli yang menurut Junaisme sangat penting karena memiliki 863 kuil yang terbuat dari marmer. Sayangnya, agama yang berdiri lebih dulu dari Budha ini pengikutnya terbatas di India saja dan tidak menyebar luas. 

Kota ini dijuluki sebagai kota vegetarian karena ajaran Jaina yang melarang apapun bentuk kekerasan termasuk pada binatang.

9. Sri Pada, Sri Lanka

Selain Yerusalem yang menjadi kota suci dari berbagai agama, kota Sri Pada di Sri Lanka. Kota ini dianggap suci bagi empat agama karena memiliki jejak kaki di puncak pegunungan. Agama yang menganggap tempat ini suci antara lain Hindu, Budha, Kristen, dan Islam. 

Menurut kepercayaan umat islam jejak kaki 1,8 meter ini merupakan jejak kaki nabi pertama yaitu Nabi Adam. Oleh sebab itu situs ini diberi nama “Puncak Adam”.

Sedangkan umat Kristen meyakini jejak kaki tersebut adalah milik Santo Thomas yang merupakan pengikut setia Yesus Kristus. 

Dalam kepercayaan umat Hindu jejak tersebut adalah peninggalan dari salah satu dewa yaitu Siwa. Sementara itu penganut Buddha meyakini sebagai jejak langkah dari sang Buddha. 

The post 9 Kota Suci Umat Beragama di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Dampak Kurangnya Pendidikan Agama yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/dampak-kurangnya-pendidikan-agama Fri, 12 Feb 2021 13:02:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=21244 Modern ini, para remaja sedang menghadapi masa krisis yang tidak banyak disadari para orang tua. Selain pendidikan umum, seharusnya pendidikan agama juga harus diperhatikan. Mau tidak mau, hal inilah yang harus di tanggulangi mulai dari sekarang. Pendidikan agama sangat vital, karena untuk membangun kepribadian yang beradab. Dan berikut ini adalah bentuk akibat dari kurangnya pendidikan […]

The post 5 Dampak Kurangnya Pendidikan Agama yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Modern ini, para remaja sedang menghadapi masa krisis yang tidak banyak disadari para orang tua. Selain pendidikan umum, seharusnya pendidikan agama juga harus diperhatikan.

Mau tidak mau, hal inilah yang harus di tanggulangi mulai dari sekarang. Pendidikan agama sangat vital, karena untuk membangun kepribadian yang beradab. Dan berikut ini adalah bentuk akibat dari kurangnya pendidikan agama.

1. Krisis Identitas

Penyebab kenakalan remaja secara internal yang pertama adalah krisis identitas. Krisis identitas ini tidak lain terjadi karena di umur remaja anak akan mengalami perasaan untuk mendapatkan pengakuan di lingkungannya, serta adanya identitas peran yang mulai dijalankan.

Biasanya ketika kedua hal ini tidak dapat dicapai oleh anak, maka terdapat kecenderungan anak untuk melakukan pelanggaran norma. Tindakan melanggar ini tentu saja mengarah pada kenakalan remaja.

Dalam hal ini, pendidikan agama yang komprehensif harus di lakukan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun lingkungan sekitar.

2. Kontrol Diri yang Lemah

Akibat selanjutnya adalah anak kurang memiliki kontrol diri dalam membedakan mana tingkah laku yang benar dan yang salah.

Sehingga anak akan berpotensi melakukan tindakan melanggar norma atau perilaku buruk. Bahkan meskipun anak sudah dapat membedakan dua tingkah laku tersebut, tetap bisa melakukan kenakalan remaja ketika anak tidak dapat mengembangkan kontrol diri dengan baik.

3. Mudah Terpengaruh

Selanjutnya adalah mudah terombang ambing dalam pergaulan. Jika temannya berbuat negatif dia akan mudah terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan.

Dan sebaliknya, jika temannya bersikap positif dia juga akan berbuat positif. Namun kebanyakan, pribadi yang kurang pendidikan agama cenderung menyukai hal-hal kesenangan duniawi dan tidak tertarik dengan hal-hal agamis.

4. Tidak sesuai pancasila yang ber-adab

Tidak bbisa dimungkiri, bahwa sekarang ini generasi muda jarang sekali yang memahami arti kata menghormati yang lebih tua. Berani menentang saat ada guru atau orang tua menasihati, bahkan cenderung tidak mengindahkan.

Hal ini juga bertentangan dengan pancasila, dan hal itu juga ada di dalam pendidikan beragama. Jadi Patut lah sudah untuk mengajarkan norma pendidikan agama kepada para generasi muda.

5. Mudah berputus-asa

Remaja sekarang mudah sekali menganggap remeh ajaran agama, padahal jika ajaran agama tersebut dipelajari, dipahami dan diterapkan pada keseharian, akan mempengaruhi kepercayaan diri dan tidak mudah berputus asa.

Remaja sekarang cenderung suka memilih jalan pintas dalam menghadapi suatu masalah di hidup.

The post 5 Dampak Kurangnya Pendidikan Agama yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Fungsi Agama dalam Kehidupan yang Perlu dipahami https://haloedukasi.com/fungsi-agama-dalam-kehidupan Fri, 12 Feb 2021 10:31:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=21239 Sekarang kami akan membahas tentang fungsi agama dalam kehidupan manusia. 1. Agama Memberikan Kedamaian Mental (Mental Peace) Menurut pendapat ini, kehidupan manusia sangat tak menentu. Manusia bergumul untuk tetap hidup di tengah-tengah ketidak pastian, ketidakamanan, dan bahaya-bahaya. Kadang-kadang ia merasa tak berdaya maka agama lah yang memberikan penghiburan dan dorongan dalam masa-masa krisis tersebut. Agama […]

The post 7 Fungsi Agama dalam Kehidupan yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sekarang kami akan membahas tentang fungsi agama dalam kehidupan manusia.

1. Agama Memberikan Kedamaian Mental (Mental Peace)

Menurut pendapat ini, kehidupan manusia sangat tak menentu. Manusia bergumul untuk tetap hidup di tengah-tengah ketidak pastian, ketidakamanan, dan bahaya-bahaya.

Kadang-kadang ia merasa tak berdaya maka agama lah yang memberikan penghiburan dan dorongan dalam masa-masa krisis tersebut. Agama memberi tempat perlindungan yang benar bagi manusia maka manusia memeroleh kedamaian mental dan dukungan emosional.

Agama memberi dorongan kepada manusia untuk menghadapi kehidupan dan masalah-masalahnya.

2. Agama Menanamkan Kebajikan Sosial

Agama mempromosikan kebajikan-kebajikan sosial yang utama, misalnya, kebenaran, kejujuran, sikap nirkekerasan, pelayanan, cinta kasih, disiplin, dsb. Seorang pengikut agama tertentu menginternalisasi kebajikan-kebajikan ini dan menjadi warga masyarakat yang berdisiplin.

3. Agama Meningkatkan Solidaritas Sosial

Agama membangkitkan semangat persaudaraan/persaudarian. Durkheim berpendapat bahwa agama memperkuat solidaritas sosial.

Ahli lain menunjukkan bahwa agama mempunyai kekuatan mengintegrasikan dalam masyarakat manusia. Hal ini benar karena orang beragama mempunyai kepercayaan yang sama, sentimen yang sama, ibadah yang sama, berpartisipasi dalam ritual bersama dan seterusnya merupakan faktor-faktor perekat yang penting yang memperkuat kesatuan dan solidaritas.

4. Agama adalah Agen Sosialisasi dan Kontrol Sosial

Dikatakan oleh Parson bahwa agama adalah salah satu agen paling penting untuk sosialisasi dan kontrol sosial. Agama mempunyai peranan penting dalam mengatur/mengorganisasikan dan mengarahkan kehidupan sosial.

Agama juga menolong menjaga norma-norma sosial dan kontrol sosial. Ia mensosialisasikan individu dan melakukan kontrol baik terhadap individu maupun kelompok dengan berbagai cara.

Organisasi seperti gereja, masjid, dan sejenisnya juga mengontrol perilaku dari individu pada tingkat yang berbeda-beda.

5. Agama Meningkatkan Kesejahteraan

Agama mengajarkan kepada umatnya agar melayani masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masayarakat. Ia mengajarkan bahwa pelayanan kepada sesama manusia adalah juga pelayanan kepada Tuhan.

Karena itulah manusia menggunakan uangnya untuk memberi makan kepada yang miskin dan yang membutuhkan. Agama-agama tertentu seperti Hindu, Islam dan Kristen, dan lain-lainnya, memberi tekanan kepada tujuan memberi kepada yang miskin dan peminta-minta.

Agama mengembangkan sikap filantropis manusia dan dengan demikian mendorong ide saling menolong dan bekerjasama. Karena dipengaruhi oleh kepercayaan agamawi, berbagai organisasi agamawi melibatkan diri dalam berbagai aktivitas menyejahterakan orang lain.

Mungkin saja tidak semua orang beragama sependapat dengan hal ini, tetapi hampir pasti bahwa ada ajaran seperti ini ada dalam berbagai agama.

6. Agama Berfungsi Memperkuat Rasa Percaya Diri

Agama dianggap sebagai cara efektif untuk mengukuhkan atau memperkuat
rasa percaya diri. Ada kepercayaan-kepercayaan tertentu seperti “kerja sebagai ibadah”, “tanggungjawab atau tugas adalah bersifat ilahi,” dan lain-lain. Ajaran yang ada dalam berbagai agama memberi penguatan kepada individu- individu dan sekaligus memperkuat rasa percaya diri.

7. Agama juga Mempunyai Pengaruh Kepada Ekonomi Serta Sistem Politik

K. Max Weber misalnya mempunyai tesis yang membuktikan hubungan antara etika Protestan dan perkembangan kapitalisme. Begitu pula ada yang kita kenal dengan ekonomi syariah.

Contoh bahwa agama memengaruhi sistem politik misalnya sangat banyak, baik pada zaman dulu maupun pada zaman modern ini. Ada negara yang didasarkan pada agama (negara agama), bahkan dalam negara-negara modern dan demokratis, pengaruh agama tak terhindarkan dalam dunia politik.

The post 7 Fungsi Agama dalam Kehidupan yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>