Agen sosialisasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/agen-sosialisasi Fri, 25 Nov 2022 04:45:17 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Agen sosialisasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/agen-sosialisasi 32 32 5 Bentuk Agen Sosialisasi dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/bentuk-agen-sosialisasi Fri, 25 Nov 2022 04:45:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39773 Dalam sebuah proses sosialisasi tidak mungkin akan berjalan dengan baik tanpa adanya pihak-pihak yang berperan sebagai perantara sosialisasi tersebut. Pihak-pihak perantara ini disebut juga dengan agen sosialisasi. Agen sosialisasi ini sendiri ada dalam banyak bentuk. Mereka berperan sebagai media penyampai nilai dan norma sosial budaya kepada masyarakat. Tujuannya agar bisa terserap dengan baik oleh individu […]

The post 5 Bentuk Agen Sosialisasi dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam sebuah proses sosialisasi tidak mungkin akan berjalan dengan baik tanpa adanya pihak-pihak yang berperan sebagai perantara sosialisasi tersebut.

Pihak-pihak perantara ini disebut juga dengan agen sosialisasi. Agen sosialisasi ini sendiri ada dalam banyak bentuk.

Mereka berperan sebagai media penyampai nilai dan norma sosial budaya kepada masyarakat. Tujuannya agar bisa terserap dengan baik oleh individu atau kelompok sehingga nilai dan norma tersebut tetap lestari.

Agen-agen sosialisasi ini diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Keluarga

Keluarga adalah tempat pertama bagi seorang anak melakukan proses sosialisasi. Keluarga juga merupakan dasar utama dalam pembentukan struktur sosial yang nantinya menjadi lebih luas seiring pertumbuhan seorang anak.

Agen-agen sosialisasi dalam keluarga ini adalah ayah, ibu, saudara, kakek, nenek. Intinya adalah orang-orang yang mengasuh anak dalam suatu keluarga.

Dalam lingkungan keluarga agen-agen sosial di dalamnya akan memperkenalkan seorang anak tentang dasar-dasar sosialisasi seperti menghargai nilai gender.

Contohnya seperti anak laki-laki dibiasakan membantu ayah mencuci pekerjaan berat dan anak perempuan membantu pekerjaan ibu di dapur seperti memasak.

Lingkungan keluarga ini berbeda dengan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat lebih menganut sistem kekerabatan yang lebih luas seperti hubungan dengan keluarga teman atau tetangga.

Sebelum anak terjun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas, keluarga adalah lingkungan sosial pertamanya. Maka dari itu peran agen sosial dalam keluarga sangat penting dalam membangun kepribadian anak.

  • Kelompok Bermain

Kelompok bermain terdiri dari banyak macam teman dan latar belakang keluarga yang berbeda-beda juga. Hal ini juga sekaligus memengaruhi proses sosialisasi seseorang.

Melalui teman bermain seseorang dapat belajar tentang nilai-nilai keadilan atau persamaan derajat walaupun hidup dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda.

Melalui teman pula kepribadian seseorang akan terbentuk. Bergaul dengan teman yang baik akan menuntun seseorang juga berbuat baik. Sebaliknya bila salah memilih teman, perilaku seseorang juga akan bersifat negatif.

Maka dari itu memilih agen sosialisasi benar berupa teman yang baik sangat berpengaruh juga dalam proses terbentuknya kepribadian seseorang dalam ia bersosialisasai di masyarakat.

Hal inilah yang membuat kelompok bermain juga merupakan sebuah bentuk agen sosialisasi. Dalam hal ini agen sosialisasi yang berwujud teman sebaya.

  • Sekolah

Sekolah atau lingkungan pendidikan lain yang memiliki fungsi mendidik juga merupakan salah satu bentuk agen sosialisasi.

Pembentukan kepribadian seorang anak tidak hanya ada di keluarga saja. Namun juga terjadi lebih luas di lingkungan sekolah.

Melalui pendidikan di sekolah atau sejenisnya seorang anak tidak hanya akan mendapatkan pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Namun juga cara bersosialisasi dengan baik.

Sekolah sebagai agen sosialisasi akan memberi pengetahuan dan keterampilan untuk mengebangkan daya intelektual agar seorang anak dapat hidup dengan layak.

Dengan ini pula secara tidak langsung sekolah akan membentuk kepribadian seorang anak agar sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat. Sehingga ia mampu bersosialisasi dengan baik di tengah masyarakat.

Maka dari itu lingkungan pendidikan seperti di sekolah adalah salah satu bentuk agen sosial yang berperan sangat penting bagi seseorang dalam menjalankan proses sosialisasi.

  • Media Massa

Perkembangan teknologi digital yang saat ini semakin maju membuat media massa saat ini juga semakin beragam.

Dengan beragam nya media massa saat ini juga membuat proses sosialisasi seseorang menjadi lebih mudah di akses.

Proses sosialisasi melalui media massa ini memiliki ruangan lingkup yang lebih luas. Seperti iklan di televisi. Hampir setiap rumah di negara kita memiliki televisi. Ini membuat iklan apa pun juga dengan mudah dilihat oleh orang-orang di rumah.

Masyarakat generasi saat ini juga bisa dengan mudahnya mengakses segala bentuk informasi lewat handphone atau leptop yang hampir setiap orang punya.

Hal ini pun akhirnya juga memengaruhi kepribadian seseorang. Tindakan dan sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya lewat media massa yang dilihat dan didengarnya.

Apabila informasi yang diperoleh tersebut positif, sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku, maka akan terbentuk kepribadian yang juga positif.

Sebaliknya jika informasi yang diperoleh negatif, maka akan terbentuk kepribadian yang kurang baik, bahkan bisa melenceng dari norma yang berlaku.

Oleh karena itu media massa adalah salah satu bentuk agen sosial yang juga sangat penting bagi proses sosialisasi seseorang.

  • Lingkungan Kerja

Lingkungan sosial dalam pekerjaan seseorang juga merupakan salah satu bentuk agen sosialisasi. Melalui dunia kerja seseorang akan mengalami proses sosialisasi lewat teman kerja.

Agen sosial seperti teman kerja tersebut akan memberikan nilai dan norma baru terhadap diri kita. Terutama dalam hal gaya hidup dan cara bergaul dengan orang lain.

Misalnya saja ketika seseorang bekerja di dunia fashion, maka perilaku dan gaya hidupnya juga akan berbeda dengan orang lain yang tidak bekerja di dunia fashion.

Atau ketika seseorang bekerja sebagai tenaga pendidik di sekolah. Lingkungan sosial juga membentuknya menjadi orang yang baik karena harus menjadi contoh yang baik bagi murid-murid yang diajar nya.

The post 5 Bentuk Agen Sosialisasi dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Bentuk Kelompok Bermain (Peer Group) sebagai Agen Sosialisasi https://haloedukasi.com/bentuk-kelompok-bermain-peer-group-sebagai-agen-sosialisasi Wed, 09 Nov 2022 08:16:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39549 Dita merupakan anak pertama dari dua bersaudara, ia selalu diberikan nasihat dan motovasi oleh kedua orang tuanya. Dita juga senantiasa dibekali berbagai pengetahuan mengenai kebiasaan dan tata cara berperilaku sesuai dengan nilai serta norma sosial yang ada di masyarakat. Harapannya, Dita bisa tumbuh menjadi pribadi yang menjalankan kewajibannya dengan baik dan menjadi contoh teladan bagi […]

The post 4 Bentuk Kelompok Bermain (Peer Group) sebagai Agen Sosialisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dita merupakan anak pertama dari dua bersaudara, ia selalu diberikan nasihat dan motovasi oleh kedua orang tuanya. Dita juga senantiasa dibekali berbagai pengetahuan mengenai kebiasaan dan tata cara berperilaku sesuai dengan nilai serta norma sosial yang ada di masyarakat. Harapannya, Dita bisa tumbuh menjadi pribadi yang menjalankan kewajibannya dengan baik dan menjadi contoh teladan bagi adiknya.

Ilustrasi di atas merupakan contoh bentuk sosialisasi primer. Bentuk sosialisasi ini disebut sebagai tahap pertama yang dilalui oleh individu dalam mempelajari nilai dan norma sosial di lingkungan keluarga.

Bentuk sosialisasi lainnya yaitu sosialisasi represif. Proses sosialisasi ini ditandai dengan adanya penekanan berupa hukuman (punishment). Tujuannya yaitu agar perilaku tersebut tidak terulang lagi dan menjadi individu yang patuh terhadap norma sosial.

Contohnya, Emma mendapatkan nilai ujian kurang baik di beberapa pelajaran, oleh karena itu ia mendapatkan hukuman dari Ibunya untuk membersihkan kamar mandi dan membersihkan seluruh rumah.

Individu tidak dapat mempelajari dan mengahayati segala nilai serta norma sosial yang ada di sekitarnya sendiri. Individu membutuhkan pihak lain untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Dalam sosiologi, pihak lain tersebut dikenal dengan nama media / agen sosialisasi.

Salah satu agen sosialisasi dalam masyarakat yaitu kelompok bermain atau teman sebaya. Menurut Prof. Damsar, definisi kelompok bermain yaitu suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang memiliki persamaan usia, status sosial, dan dengan siapa umumnya seseorang berhubungan atau bergaul.

Berdasarkan pengertian tersebut, kelompok bermain dapat dimaknai sebagai sekumpulan individu yang memiliki rentang usia yang hampir sama. Selain itu, anggota dalam kelompok ini juga memiliki permasaan hobi/kegemaran, profesi, dan kepentingan. Kelompok bermain juga punya istilah lain, yakni teman sepermainan atau peer group.

Kelompok bermain dinilai mempunyai rasa keakraban, simpati, dan empati yang tinggi. Hal ini dikarenakan setiap individu yang tergabung dalam kelompok tersebut saling berinteraksi dan berbagi mengenai berbagai hal, seperti masalah pribadi, minat, serta pengalaman. Oleh karena itu, hubungan sosialisasi yang terjalin dalam kelompok ini bersifat ekualias (sema). 

Kelompok bermain dalam masyarakat memiliki berbagai bentuk, yaitu chums, cliques, crowds, dan kelompok terorganisir. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Chums (Sahabat Karib)

Chums diartikan sebagai sabahat karib yang umumnya berusia sama dan terdiri dari dua sampai tiga individu. Kelompok ini dapat terbentuk karena adanya berbagai keseragaman, seperti keahlian, jenis kelamin, hobi, dan bakat.

Sahabat karib memiliki intensitas interaksi sosial yang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari seringnya para anggota kelompok berkumpul, bertemu, dan berkominkasi. Obrolan yang dibicarakan biasanya bersifat pribadi sehingga setiap individu dapat memberi nasihat dan saran tanpa rasa canggung.

Dalam setiap kelompok, baik yang jumlahnya sedikit ataupun banyak pasti pernah mengalami suatu konflik atau pertentangan. Begitu pula dengan chums, pertengakaran dan kesalahpahaman juga sering terjadi. Namun, karena rasa sayang dan ikatan batin yang terjalin begitu kuat maka proses penyelesaian konflik dapat diatasi dengan mudah.

2. Cliques (Kelompok Kecil)

Perbedaan cliques dengan chums terletak pada jumlah anggota kelompok. Jika chums merupakan sekumpulan sahabat karib yang jumlahnya tidak lebih dari tiga individu, maka cliques adalah sekelompok individu yang terdiri dari empat hingga lima sahabat karib. Clique juga dapat dikatakan sebagai sebuah kelompok gabungan dari beberapa chums.

Sementara itu, persamaan antara cliques dengan chums yakni sama-sama terbentuk karena adanya berbagai faktor. Misalnya, persamaan jenis kelamin, status sosial, kesukaan, pandangan hidup, atau kemauan. Namun dalam kehidupan masyarakat, tidak jarang ditemui cliques yang para anggotanya memiliki jenis kelamin yang berbeda.

Contoh cliques (kelompok kecil) dapat dengan mudah dijumpai di sekolah. Misalnya, di sebuah kelas terdapat beberapa kelompok kecil yang terdiri dari empat orang. Alasan terbentuknya kelompok ini yaitu dikarenakan adanya minat yang sama mengenai suatu hal atau tinggal di wilayah yang berdekatan.

3. Crowds (Kelompok Besar)

Crowds dapat diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari banyak individu berusia remaja dan mempunyai kegemaran yang serupa. Remaja merupakan individu yang memiliki rentang usia 10-19 tahun. Usia remaja juga dapat ditandai dengan perubahan fisik, psikis, dan emosional.

Pada umumnya, crowds tidak memiliki struktur organisasi yang formal / resmi dan bersifat sementara (tidak langgeng). Antaranggota kelompok tidak saling mengenal sehingga ikatan yang terjalin cenderung longgar.

Misalnya, kelompok penggemar boyband K-pop yang pada umumnya memiliki rentang usia yang sama dan didominasi oleh kaum remaja. Kegiatan yang dilakukan kelompok ini yaitu menghadiri acara bersama, mengadakan pertemuan rutin, dan melakukan kegiatan amal.

4. Kelompok Terorganisir

Bentuk kelompok bermain yang terakhir yaitu kelompok teroganisir (resmi). Kelompok ini sengaja dirancang dan dibentuk oleh individu-individu yang berusia dewasa. Tujuannya yaitu untuk mengembangkan dan meningkatan kreativitas, potensi, bakat, dan keahlian.

Karakteristik dari kelompok terorganisir adalah sebagai berikut;

  • Oraganisasi kelompok terbentuk secara resmi/legal.
  • Terdapat berbagai peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh para anggota untuk ditaati bersama, serta memiliki fungsi untuk memelihara hubungan antaranggota kelompok.
  • Terdapat struktur dan organisasi yang bersifat formal.
  • Memiliki aturan-aturan tertulis yang harus dipatuhi.

Contoh kelompok terorganisir di sekolah yaitu ekstrakurikuler PMR, pramuka, teater, musik, basket, futsal, pecinta alam, OSIS, dan lain sebagainya.

Contoh lainnya, yaitu kelompok okupasional seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

The post 4 Bentuk Kelompok Bermain (Peer Group) sebagai Agen Sosialisasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Peran Agen Sosialisasi dalam Masyarakat https://haloedukasi.com/peran-agen-sosialisasi Fri, 06 Dec 2019 08:04:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=1318 Sosialisasi adalah proses interaksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Berbicara santai dengan teman juga merupakan contoh sosialisasi. Seorang individu pasti mengambil peran dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga, organisasi, maupun bernegara merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat. Peran-peran tersebut, secara tidak langsung telah menjadikan individu […]

The post Peran Agen Sosialisasi dalam Masyarakat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sosialisasi adalah proses interaksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

Berbicara santai dengan teman juga merupakan contoh sosialisasi. Seorang individu pasti mengambil peran dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga, organisasi, maupun bernegara merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat.

Peran-peran tersebut, secara tidak langsung telah menjadikan individu tersebut menjadi agen sosialisasi.

Agen sosialisasi memiliki makna pihak yang melakukan penyampaian pesan ditempat ia tinggal atau bekerja. Mengapa diperlukan agen sosialisasi? Karena dalam penyerapan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat tidak dapat dilakukan sendiri.

Agen sosialisasi terbagi menjadi 4 bagian utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa dan lembaga pendidikan. Masing-masing agen memiliki peran yang penting dalam melakukan penyampaian nilai dan norma dalam masyarakat.

  • Keluarga

Agen sosialisasi yang dimaksud dalam keluarga adalah keluarga inti, yaitu ayah, ibu, saudara kandung atau saudara lainnya yang masih tinggal bersama-sama dalam satu rumah. Atau dalam contoh kasus keluarga di sebuah pedesaan, keluarga inti bisa termasuk paman, bibi, kakek, nenek.

Setiap agen sosialisasi dalam keluarga memiliki peran yang sangat besar pada taha awal karena mayoritas waktu seorang anak dihabiskan dengan keluarganya.

Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa kemampuan yang hanya dapat dilakukan pada periode tertentu saja. Sehingga jika proses ini terlewati atau terlambat dilakukan, maka proses sosialisasi bisa dikatakan gagal.

Sangat penting sekali dalam keluarga mempelajari atau memahami nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Tenggang rasa, kasih sayang, dan saling tolong menolong dalam keluarga adalah hal yang sangat penting.

  • Kelompok bermain

Kelompok bermain atau teman sebaya menjadi agen sosialisasi seorang anak selanjutnya. Teman inilah yang dapat memberikan pengaruh kepada anak, walaupun pada awalnya hanya sebagai tempat rekreasi.

Di lingkungan ini, anak dapat melakukan interaksi kepada seseorang yang memiliki derajat yang sama. Oleh karena itu, anak dapat belajar tentang bersikap adil dan mengatur peran sebagai teman seangkatan.

  • Media Massa

Media massa memegang peranan penting sebagai agen sosialisasi. Melalui surat kabar, berita di televisi maupun radio informasi dapat tersebar hingga ke pelosok negeri.

Kualitas media pun dapat ternilai dari informasi yang seringkali disampaikan kepada masyarakat. Melalui media massa pula, perilaku dan kebudayaan yang ada di masyarakat dapat terpengaruh.

Terlebih terhadap anak-anak, mereka hampir sebagian besar akan berada di depan televisi. Penayangan film, iklan maupun berita dapat mempengaruhi perilaku dan bahkan menanamkan pendapat bahwa semua yang ia lihat adalah baik.

Sebagai contoh penayangan film yang berunsur brutal dapat membuat anak memiliki perilaku yang keras.

  • Lembaga Pendidikan

Sekolah memiliki peran tak kalah penting dibandingkan ketiga agen diatas. Lewat sekolah, individu akan mendapatkan nilai-nilai yang berlaku baik secara teori maupun secara praktek.

Di sekolah inilah anak diajarkan menjadi pribadi yang mandiri, tegar dan bisa berinteraksi dengan banyak orang. Segala hal yang biasa dilakukan oleh orang yang lebih tua jika berada di rumah, namun tak begitu jika berada di sekolah. Anak dituntut bisa mengerjakan secara mandiri.

Bila di rumah, anak cenderung mendapat perlakuan khusus dari orangtua, maka berbeda saat di sekolah. Disana ia akan mendapatkan perlakuan yang sama, kecuali ada hal yang menyebabkan anak tersebut mendapat perlakuan yang berbeda. Contoh nilai da norma sosial di sekolah yaitu seorang anak yang sering melanggar peraturan sekolah.

Pesan yang dipelajari dari masing-masing belum tentu memiliki persamaan. Pembelajaran dari keluarga bisa jadi berbeda dengan pembelajaran dari teman sepermainan maupun sekolah.

Namun jika pesan yang disampaikan itu sepadan, maka proses sosialisasi akan berjalan lancar. Bila sebaliknya, maka cenderung membuat individu tersebut terombang-ambing dan bingung menentukan sikap.

The post Peran Agen Sosialisasi dalam Masyarakat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>