air - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/air Wed, 22 Feb 2023 02:39:04 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico air - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/air 32 32 Presipitasi: Pengertian – Proses dan Bentuknya https://haloedukasi.com/presipitasi Wed, 22 Feb 2023 02:35:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41628 Dalam siklus hidrologi, terdapat sebuah fase presipitasi yang terjadi setelah kondensasi yang merupakan sebuah proses jatuhnya segala materi dari atmosfer ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan maupun salju. Air hujan yang turun ke permukaan Bumi mengenai dan meresap ke permukaan Bumi, seperti tanah, danau, sungai, laut, hutan, perkebunan, dan sebagainya. Presipitasi dikenal juga sebagai satu […]

The post Presipitasi: Pengertian – Proses dan Bentuknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam siklus hidrologi, terdapat sebuah fase presipitasi yang terjadi setelah kondensasi yang merupakan sebuah proses jatuhnya segala materi dari atmosfer ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan maupun salju.

Air hujan yang turun ke permukaan Bumi mengenai dan meresap ke permukaan Bumi, seperti tanah, danau, sungai, laut, hutan, perkebunan, dan sebagainya. Presipitasi dikenal juga sebagai satu kelas dalam hidrometeor yang merupakan sebuah fenomena atmosfer dari setiap produk kondensasi uap air di atmosfer.

Fenomena itu terjadi ketika atmosfer menjadi jenuh dan air kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut.

Pengertian Presipitasi

Presipitasi yang mencapai permukaan Bumi dapat berubah menjadi beberapa bentuk, termasuk di antaranya hujan, hujan beku, hujan rintik, salju, dan hujan es yang menjadi siklus air yang penting sebab akan menjadi sumber sebagian besar air tawar di Bumi.

Presipitasi harus diukur untuk mendapatkan data hujan yang berguna bagi perencanaan hidrologis dalam perencanaan pembangunan bendung, dam, dan sebagainya.

Presipitasi merupakan bagian dari siklus air dari Bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke Bumi yang berlangsung secara terus menerus.

Proses presipitasi dapat dijelaskan dengan berbagai teori dan dua di antaranya yang bisa menggambarkan dengan baik adalah proses kolisi-koalesensi untuk daerah latitudinal rendah atau sekitar khatulistiwa. Dan proses Bergeron yang disebut juga proses kristal es untuk daerah latitudinal tinggi.

Proses Terjadinya Presipitasi 

Presipitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi yang merupakan proses akhir dari serangkaian tahapan yang menyebabkan jatuhnya hujan. Awalnya, awan terbentuk tertiup angin dan mengalami perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Proses ini disebut adveksi yang merupakan proses perpindahan awan akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan dengan ukurannya yang semakin besar karena terus menyatu dengan awan lainnya.

Butir es yang ada akan tertarik oleh gaya gravitasi Bumi hingga akhirnya jatuh ke permukaan Bumi yang akan melalui lapisan udara yang lebih hangat di dalamnya, sehingga merubah butiran es tersebut menjadi butiran air.

buButiran air yang turun ke Bumi inilah disebut sebagai hujan dan apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. 

Bentuk Presipitasi

  • Hujan

Tetesan air bergabung menjadi tetesan air yang lebih besar dan tetesan air yang membeku akan menjadi kristal es sebagai proses Bergeron.

Ketika turbulensi terjadi, tetesan air bertumbukan akan membentuk tetesan air yang lebih besar, maka proses koalesensi masih terus berlangsung hingga tetesan air menjadi cukup besar untuk mampu melawan hambatan dari angin dan jatuh sebagai sebuah hujan.

Tetesan air hujan memiliki ukuran diameter sekitar 0,1 milimeter hingga 9 milimeter dengan tetesan air hujan yang lebih besar dari itu cenderung pecah menjadi tetesan kecil.

Ketika tetesan tersebut membesar, bentuknya akan lebih lonjong dan tidak seperti yang digambarkan dalam kartun dengan bentuk air hujan yang menyerupai dengan tetesan air mata.

  • Hujan Es

Hujan es terbentuk ketika tetesan air dengan temperatur rendah membeku saat bersentuhan dengan inti kondensasi, seperti debu dengan batuan pada hujan es memiliki diameter yang mampu mencapai sekitar 5 milimeter.

Ketika batuan es tumbuh menjadi lebih besar, bagian dalam yang akan terus membeku dan melepaskan kalor ke luar batuan es dan akibatnya, bagian luar batuan es akan meleleh. Ketika lapisan luar menabrak batuan es yang lain, mereka akan bergabung menjadi batuan es yang lebih besar. 

Aliran udara menghembuskan batuan es menuju bagian atas awan dan seiring dengan bertambahnya ketinggian, maka aliran udara akan naik melemah dengan batuan es yang kembali jatuh. Batuan es kembali terangkat oleh aliran udara naik dan selalu mengalami pertambahan volume es setiap naik. 

  • Kepingan Salju

Kepingan salju terbentuk ketika tetes awan kecil super dingin dengan sekitar 10 μm membeku yang kemudian berkembang dalam lingkungan super jenuh. Jumlah tetesan air lebih banyak daripada jumlah kristal es di awan, sehingga kristal es berkembang hingga ukuran ratusan mikrometer dan dikenal sebagai proses Wegener–Bergeron–Findeisen.

Kristal es menjadi sumber efisien presipitasi yang jatuh karena massanya sendiri dan dapat bertumbukan dan saling menempel dengan kristal lain membentuk kepingan salju. Es sebenarnya jernih dan dengan penghamburan seluruh spektrum cahaya oleh permukaan kristal, maka akan menyebabkan kristal es tersebut seperti berwarna putih.

Untuk bentuk dan ukuran kepingan salju akan bergantung pada temperatur dan kelembaban lingkungan ketika kepingan tersebut akan terbentuk. Bentuk kepingan salju yang paling umum ditemukan adalah bentuk yang tidak teratur dan tidak ada kepingan salju yang memiliki bentuk sama karena semua kepingan salju mengalami kondisi atmosfer yang berbeda saat turun dari awan. 

  • Debu Berlian

Debu berlian adalah sebuah kristal es kecil yang berbentuk kolom dan pelat segi enam dan umumnya terbentuk ketika langit cerah pada temperatur sekitar −30 °C.

The post Presipitasi: Pengertian – Proses dan Bentuknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air https://haloedukasi.com/faktor-yang-mempengaruhi-kualitas-air Mon, 03 Oct 2022 02:58:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38935 Air merupakan salah satu komponen penyusun bumi yang paling besar dibandingkan dengan daratan dan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Jumlah air yang berlimpah di bumi tentu tidak semuanya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang akan dikonsumsi manusia karena kualitas dari air yang disesuaikan dengan kebutuhan makhluk […]

The post 7 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Air merupakan salah satu komponen penyusun bumi yang paling besar dibandingkan dengan daratan dan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi.

Jumlah air yang berlimpah di bumi tentu tidak semuanya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang akan dikonsumsi manusia karena kualitas dari air yang disesuaikan dengan kebutuhan makhluk hidup yang memanfaatkannya.

Air yang dikonsumsi mempunyai kualitas yang berbeda dengan air yang akan digunakan untuk kebutuhan pertanian sehingga  terdapat beberapa parameter yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas air.

Air bersih sangat bermanfaat bagi kebutuhan hidup manusia antara lain, seperti air untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan lain-lain di mana kualitas airnya harus memenuhi syarat kesehatan yang sehat terbebas dari organisme penyebab penyakit dan bahan kimia beracun.

Syarat-syarat dari kualitas air bersih meliputi beberapa syarat, seperti bakteriologis, fisika, kimia, dan radioaktif. Kualitas air menjadi sebuah tolak ukuran kondisi air yang dapat dilihat berdasarkan karakter fisik, biologi, dan kimianya. Kualitas air menjadi ukuran standar yang ditetapkan untuk melihat keadaan ekosistem air serta menjaga keamanan dan kesehatan air jika nantinya dikonsumsi oleh manusia.

Kualitas air sebelum proses pengolahan mempunyai beberapa hubungan yang berkaitan dengan kualitas air minum setelah dilakukannya proses pengolahan menurut beberapa parameter, seperti parameter fisik, parameter kimia terbatas serta parameter bakteriologi.

Berbagai proses untuk memeriksa kualitas air, seperti desinfeksi ultraviolet, higiene sanitasi personal, hygiene sanitasi depot, higiene ruang pengisian air minum menjadi proses untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat.

Faktor yang Memengaruhi Kualitas Air

  • Iklim

Iklim menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kualitas air, mulai dari jumlah curah hujan, temperatur, penguapan hingga tekanan udara yang sangat berpengaruh kepada kualitas air. Curah hujan yang jatuh ke tanah akan membawa beberapa unsur lain di dalamnya, baik unsur yang bersifat kimiawi maupun organisme lain.

Tinggi ataupun rendahnya temperatur pada suatu lingkungan akan ikut berpengaruh pada proses penguapan air yang apabila temperatur semakin tinggi, maka proses penguapan yang terjadi akan semakin besar juga. 

Konsentrasi zat kimia yang sifatnya terlarut di dalam air juga akan turut terpengaruh dengan kadarnya yang semakin besar. Apabila temperatur semakin rendah, maka penguapan yang terjadi akan semakin rendah pula dan akan berdampak pada konsentrasi zat terlarut di dalam air pun yang akan semakin kecil.

  • Faktor Geologi

Formasi geologi tempat dimana sebuah air berada akan mengalir dan berpengaruh pada kualitas air dengan kandungan apapun yang terdapat pada tempat yang dilaluinya, sehingga turut mempengaruhi kandungan air tersebut nantinya.

Misalnya, seperti air yang mengalir melalui struktur geologi yang terkandung banyak senyawa besi, maka air tersebut akan memiliki kandungan besi pula.

Batuan yang berada di bumi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf, di mana ketiga jenis batuan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, termasuk juga dalam hal kandungan bahan kimia yang dikandungnya. Setiap aliran air yang mengalir melalui ketiga batuan ini akan menyebabkan air mempunyai konsentrasi dan kandungan kimia yang berbeda.

  • Faktor Vegetasi

Faktor vegetasi turut berpengaruh terhadap kualitas air di bumi di mana vegetasi yang sudah lama mati seiring dengan berjalannya waktu akan membusuk dan kemudian akan mengeluarkan unsur hara yang nantinya akan terlarut di dalam air.

Selain itu, vegetasi ini juga nantinya akan berpengaruh pada kadar pH tanah yang akan cenderung bersifat asam. Sifat asam inilah yang dapat berpengaruh dengan  melarutkan beberapa jenis unsur kimia yang terdapat pada air.

  • Kedalaman dari Permukaan Air

Kedalaman dari permukaan air tanah menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air di lingkungan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.

Maksud dari faktor kedalaman permukaan air ini yaitu kondisi permukaan tanah saat berada pada suatu titik tertinggi ketika air akan naik ke atas permukaan sumur maupun tempat lain yang lebih rendah.

Kedalaman air tanah dapat mempengaruhi kualitas air karena dengan kedalaman air tanah ini akan mempengaruhi penyebaran bakteri, seperti bakteri coliform.

  • Kegiatan Manusia

Segala jenis kegiatan manusia sangat berpengaruh terhadap kualitas air, sehingga kita sebagai makhluk hidup yang diberikan bekal pikiran dan hati nurani harus pandai untuk menjaganya. Semakin manusia bisa untuk menahan diri agar tidak melakukan tindakan yang merusak, maka kualitas air pun akan semakin bersih.

Namun, sayangnya, beberapa tindakan manusia justru sering membuat kualitas air jadi menurun dan tercemar akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab dengan membuang limbah industri maupun rumah tangga ke kawasan air.

  • Curah Hujan

Air hujan yang turun ke bumi akan mengaliri permukaan tanah yang dapat menyebabkan beberapa bakteri coliform di dalam permukaan tanah akan ikut  terlarut dalam air tersebut.

Dengan meresapnya air hujan ke dalam lapisan tanah akan mempengaruhi intensitas bergeraknya aktivitas bakteri coliform di dalam lapisan tanah dimana semakin banyak air hujan yang meresap maka akan semakin besar pula kemungkinan untuk terjadinya pencemaran.

  • Jenis Tanah

Berbagai jenis tanah mempunyai daya kandung dan daya melewatkan air yang berbeda pula. Daya kandung merupakan kemampuan tanah untuk menyimpan air disebut porositas, sedangkan kemampuan tanah untuk melewatkan air disebut dengan permeabilitas.

Porositas dan permeabilitas tanah akan turut berpengaruh dalam penyebaran bakteri coliform karena air merupakan alat transportasi bakteri dalam tanah. Semakin besar permeabilitas tanah, maka akan semakin besar pula kemampuan untuk melewatkan air sehingga jumlah bakteri yang bergerak mengikuti aliran juga akan semakin besar.

The post 7 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Jenis Air di Bumi dan Klasifikasinya https://haloedukasi.com/jenis-air-di-bumi Fri, 02 Sep 2022 02:31:26 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38314 Air atau dalam kimia disebut H2O, adalah senyawa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mahkluk hidup di Bumi. Sebagai salah satu planet di semesta yang memiliki air, Bumi kita terdiri dari 70% air. Meskipun begitu, beberapa wilayah daratan ada yang mengalami kekeringan panjang yang menyebabkan kelaparan, salah satu contohnya di benua Afrika. Adanya perubahan iklim […]

The post 11 Jenis Air di Bumi dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Air atau dalam kimia disebut H2O, adalah senyawa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mahkluk hidup di Bumi. Sebagai salah satu planet di semesta yang memiliki air, Bumi kita terdiri dari 70% air.

Meskipun begitu, beberapa wilayah daratan ada yang mengalami kekeringan panjang yang menyebabkan kelaparan, salah satu contohnya di benua Afrika. Adanya perubahan iklim saat ini juga turut berpengaruh terhadap berkurangnya jumlah air di bumi.

Akibat dari perubahan iklim dan pemanasan global berdampak nyata pada kekeringan yang terjadi di beberapa negara di benua Eropa, bahkan kekeringan yang terjadi ini adalah yang terburuk dalam 500 tahun terakhir. Kekeringan sudah mulai dirasakan sejak awal tahun 2022 dan puncaknya di bulan Agustus.

Beberapa negara diserang oleh gelombang panas (heat wave) dan kekeringan, beberapa negara Eropa yang menghadapi situasi kekeringan antara lain Spanyol, Italia, Prancis, Jerman dan Inggris.

Hampir tidak dapat dipercaya bahwa sebagain Eropa yang lokasinya paling dekat dengan lapisan es Bumi dapat mengalami kekeringan, namun kenyataannya perubahan iklim turut berdampak pada ketersediaan air bumi.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa prosentase air bumi adalah 70%, dari jumlah tersebut air di bumi dikelompokkan menjadi 3, berikut penjelasannya.

Air Permukaan

Air permukaan berasal dari air hujan yang tertampung di permukaan Bumi, air hujan tersebut tidak dapat diserap oleh tanah karena jatuh di tanah yang memiliki lapisan yang rapat.

Sebagian besar air menggenang dan mengalir menuju daerah yang lebih rendah. Contoh air permukaan adalah sungai.

Ada 2 jenis air permukaan, yaitu:

  • Air Sungai

Air sungai adalah air permukaan yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, air sungai adalah jenis air yang memiliki kualitas buruk.

Meskipun begitu, air sungai adalah jenis air yang banyak dimanfaatkan oleh manusia, seperti untuk irigasi, transportasi dan kebutuhan manusia lainnya.

  • Air Danau

Air danau adalah air permukaan yang mengisi cekungan permukaan tanah, air permukaan ini kemudian disebut danau apabila cekungan tersebut memiliki skala besar dan cekungan dalam skala kecil disebut telaga.

Sumber air danau biasanya berasal dari sungai yang letaknya lebih tinggi, danau juga memiliki aliran keluar. Sedangkan telaga atau rawa-rawa mendapatkan sumber airnya dari air hujan yang tertampung di dalam telaga dan tidak memiliki aliran keluar.

  • Air Laut

Air laut adalah jenis air permukaan yang jumlahnya paling banyak di bumi yaitu sepertiga jumlah air bumi, air laut memiliki peranan penting bagi ketersediaan air bumi, meskipun air laut tidak dapat dikonsumsi oleh manusia.

Air Angkasa

Air angkasa merupakan jenis air yang terbentuk di angkasa kemudian jatuh ke permukaan Bumi. Air angkasa dikategorikan menjadi beberapa bentuk, yaitu:

  • Air Hujan

Air hujan adalah salah satu bentuk air angkasa yang terjadi karena uap air di permukaan Bumi menguap hingga ke lapisan atmosfer. Uap air tersebut kemudian mengalami kodensasi dan membentuk titi air yang berat dan jatuh ke permukaan Bumi.

Tidak semua titik air ini berhasil jatuh ke permukaan Bumi, karena sebelum sampai permukaan titik air tersebut sudah menguap, proses tersebut disebut virga.

Proses terjadinya virga ini membuat terjadinya proses penjenuhan udara yang membuat udara semakin lama mencapai titik jenuh maksimum dan terbentuklah hujan.

  • Air Salju

Proses terjadinya air salju sama dengan air hujan, namun perbedaannya suhu udara lebih rendah, biasanya terjadi di iklim dingin. Karena suhu sekitar yang rendah, maka titik air berubah menjadi es dan jatuh ke permukaan Bumi dalam bentuk salju.

  • Air Es

Proses terjadinya air es sama dengan air hujan dan air salju, namun ketika terjadi kodensasi udara si sekitar sangat rendah atau dingin dan membuat terbentuknya butiran es.

Air Tanah

Air tanah adalah air yang dimiliki Bumi sebanyak 0,6% dari jumlah keseluruhan air di bumi. Air tanah ditemukan di bawah lapisan tanah. Jenis air tanah ini dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, antara lain:

  • Air Tanah Freatik

Air tanah Freatik disebut juga air tanah dangkal, dapat ditemukan tak jauh dari permukaan tanah. Air tanah dangkal banyak dimanfaatkan oleh rumah tangga, karena biasanya airnya bening, hanya saja adanya polusi tanah membuat kualitas air tanah menjadi buruk atau beberapa air tanah mengandung kandungan Fe dan Mn tinggi.

Cara mendapatkan air tanah freatik yaitu dengan membuat sumur yang kedalamannya 7 sampai 15 meter, air sumur sudah dikenal dan dimanfaatkan sejak dahulu oleh masyarakat di Indonesia.

  • Air Tanah Dalam

Air tanah dalam atau artesis letaknya berada di bawah lapisan tanah kedap air pertama. Untuk mendapatkan artesis tidak mudah karena letaknya berada di kedalaman 8 meter sampai 300 meter di bawah permukaan tanah.

Uniknya artesis ini, jika tekanan air tanah dalam besar maka air dapat keluar sendiri tanpa memerlukan pompa air, maka disebut sumur artesis. Artesis saat ini sudah sangat sulit ditemukan, terutama di daerah perkotaan.

  • Air Tanah Meteorit

Disebut juga vados, air tanah meteorit ini berasal dari hujan namun saat proses kodensasi air di atmosfer tercampur dengan debu meteor. Meteor berukuran kecil seringkali bergesekan dengan atmosfer namun segera hilang sebelum mencapai permukaan bumi.

Merupakan air tanah yang berasal dari hujan atau presipitasi yang mana sebelumnya terjadi proses kodensasi air di atmosfer dan tercampur dengan debu meteor. Perlu diketahui sebelumnya bahwa setiap saat sebenarnya meteor berukuran kecil bergesekan dengan atmosfer dan habis sebelum mencapai permukaan bumi.

  • Air Tanah Magma

Air tanah magma disebut juga juvenil, terbentuk melalui peristiwa kimiawi di dalam tanah, diakibatkan adanya instrusi dari magma.

Air tanah magma biasanya hanya ditemukan di sekitar gunung berapi dan muncul dalam bentuk air panas, geyser atau air yang mengandung sulfur.

  • Air Konat

Air konat adalah air tanah yang terperangkap di dalam batuan selama ribuan atau jutaan tahun, seringkali disebut air purba. Air konat memiliki kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan air laut serta mengandung mineral dari batuan yang menyembunyikan air tersebut.

The post 11 Jenis Air di Bumi dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Sumber Air yang Ada di Bumi  https://haloedukasi.com/sumber-air-yang-ada-di-bumi Tue, 23 Aug 2022 08:12:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38176 Air adalah sumber kehidupan bukan hanya untuk manusia saja tetapi juga makhluk hidup lainnya. Keberadaan air sangat dibutuhkan kita untuk berbagai keperluan mulai dari keperluan tubuh, memasak, mencuci, pelarut obat, bahkan untuk jalur transportasi pun berkaitan dengan air. Beruntungnya alam semesta sudah menyiapkan air yang melimpah.  Bahkan 72 persen dari permukaan Bumi diselimuti oleh air. […]

The post 7 Sumber Air yang Ada di Bumi  appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Air adalah sumber kehidupan bukan hanya untuk manusia saja tetapi juga makhluk hidup lainnya. Keberadaan air sangat dibutuhkan kita untuk berbagai keperluan mulai dari keperluan tubuh, memasak, mencuci, pelarut obat, bahkan untuk jalur transportasi pun berkaitan dengan air. Beruntungnya alam semesta sudah menyiapkan air yang melimpah. 

Bahkan 72 persen dari permukaan Bumi diselimuti oleh air. Air tersebut tidak terletak pada satu tempat saja melainkan menjadi beberapa sumber air. Berikut ini adalah sumber-sumber air yang ada di Bumi. 

1. Laut

Salah satu sumber air terbesar di Bumi adalah lautan. Lautan adalah sebuah ruang perairan yang menghubungkan antara daratan dengan permukaan Bumi lainnya yang merupakan satu kesatuan geografis dan ekologis bersama dengan unsur terkait.

Bumi memiliki 5 lautan utama yang mencakup 97 persen total seluruh air. Ke-5 lautan tersebut adalah Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Samudra Selatan, Samudra Arktik, dan Samudra Atlantik. 

Air yang ada di laut mengandung garam atau Nacl sebesar 3 persen sehingga tidak layak untuk dikonsumsi secara langsung terutama manusia. Namun dengan adanya teknologi desalinasi maka air tersebut dapat diubah menjadi layak konsumsi. Air laut juga dimanfaatkan petani Indonesia sebagai pupuk anorganik cair untuk pertanian mereka. 

2. Sungai 

Sungai merupakan salah satu sumber air di Bumi yang berada di permukaan atau daratan besar dengan bentuknya yang memanjang dari bagian hulu ke bagian hilir. Sungai menampung sebanyak 0,49 persen air tawar. Meski tidak begitu banyak namun manusia banyak mendapatkan manfaat dari air sungai.

Beberapa air di sungai dengan kondisi tertentu bisa dikonsumsi secara langsung. Namun, ada juga yang harus melalui berbagai proses terlebih dahulu.

Manfaat lainnya dari air sungai adalah untuk pembangkit listrik, wahana wisata, moda transportasi dan lain sebagainya. Ada beberapa sungai di dunia yang menonjol seperti Sungai Nil, Sungai Amazon, Sungai Yangtze, Sungai Mekong dan lainnya. 

3. Rawa 

Rawa juga merupakan sumber air permukaan yang ada di Bumi. Rawa merupakan permukaan Bumi yang datar atau cekung dan tergenang air secara alami. Di dalam rawa terdapat endapan mineral dan menjadi habitat bagi berbagai macam vegetasi. Sebanyak 6 persen permukaan Bumi adalah rawa-rawa dengan kandungan air tawar sebesar 0,0008 persen. 

Jenis air yang ada di rawa-rawa berbagai macam bisa berupa air tawar, air asin atau pun percampuran keduanya yakni air payau. Keberadaan rawa bermanfaat untuk menampung air yang berlebihan dan akan tetap ada di sana walaupun musim kemarau.

Potensi tersebut tentu membantu makhluk hidup untuk tetap mendapatkan air dan terhindar dari kekeringan. Beberapa rawa yang terkenal di dunia adalah rawa Pantanal, Rawa Everglades, Rawa Okefenokee. 

4. Danau 

Danau adalah permukaan Bumi yang besar dan menampung air serta dikelilingi oleh daratan namun tidak terhubung ke laut secara langsung. Danau dan laut akan saling terhubung apabila ada sungai yang mengalir di antara keduanya. Sebanyak 4 persen dari permukaan Bumi adalah danau. 

Danau menjadi salah satu sumber air tawar paling banyak di Bumi. Dari total sumber air tawar, danau menampung sebanyak 87 persen. Namun, danau memiliki dua jenis yakni danau air tawar dan danau air asin. Mayoritas manusia memanfaatkan danau untuk pengairan ladang dan juga budidaya ikan, udang, keliting dan lainnya. Selain itu danau juga berguna untuk menghalau dan mengendalikan banjir.

5. Gletser

Gletser adalah bongkahan es yang mengendap. Bentuknya besar dan terbuat dari salju dan es yang telah terkumpul dalam waktu yang lama dan akhirnya mengeras seperti batu. Gletser menutupi permukaan Bumi sebesar 10 persen dan sebagian besar berada di Kutub Utara dan Kutub Selatan. 

Gletser merupakan sumber air tawar yang paling besar di Bumi. Di dalamnya terkandung sebesar 69 persen air tawar keseluruhan di dunia. Bongkahan-bongkahan es ini akan mencair ketika musim panas tiba dan mendatangkan air yang berguna bagi makhluk hidup. 

6. Air Hujan 

Hujan adalah peristiwa alami yang terjadi ketika ada proses penguapan di permukaan Bumi yang berasal dari wilayah perairan. Hujan disebut sebagai sumber air di Bumi yang paling utama karena berkaitan dengan siklus hidrologi. Dengan adanya hujan ini sumber-sumber air di Bumi terus diperbaharui dan tidak habis. 

Berdasarkan penelitian para ahli setiap inci hujan yang jatuh di wilayah tangkapan air seluas 1000 kaki persegi maka air hujan yang turun mencapai 600 galon. Apabila air hujan terserap oleh tanah maka akan menjadi air mineral. Manfaat air hujan lainnya adalah untuk pertanian, sumber air minum bagi hewan dan tumbuhan, serta sumber air bagai danau, rawa dan sungai.

7. Akuifer 

Akuifer adalah lapisan Bumi yang terletak di bagian bawah tanah. Di dalam lapisan ini mengandung air dan dapat dialirkan. Kemampuan akuifer dalam mengalirkan air berbeda-beda dan yang mampu mengeluarkan air berlimpah dapat menciptakan sumber mata air. Istilah lain untuk menyebut akuifer adalah air tanah. 

Akuifer ini merupakan sumber air yang penting bagi kehidupan di Bumi. Pasalnya sebesar 1,7 persen air yang ada di Bumi adalah air tanah. Namun tidak semua lapisan tanah bisa mengalirkan air hanya yang memiliki kondisi tertentu seperti batuan yang mampu menyerap air. 

The post 7 Sumber Air yang Ada di Bumi  appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Faktor Penyebab Kelangkaan Air Bersih https://haloedukasi.com/penyebab-kelangkaan-air-bersih Mon, 29 Nov 2021 06:25:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29097 Air adalah suatu benda yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Air sangat penting bagi kehidupan mulai dari mendukung kegiatan sehari-hari hingga kebutuhan tubuh. Namun pada faktanya sebanyak 2,8 miliar penduduk dunia mengalami krisis air bersih termasuk di Indonesia khususnya pulau Jawa. Apa yang menyebabkan air menjadi krisis bahkan langka? Berikut penjelasannya: 1. Populasi Penduduk […]

The post 8 Faktor Penyebab Kelangkaan Air Bersih appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Air adalah suatu benda yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Air sangat penting bagi kehidupan mulai dari mendukung kegiatan sehari-hari hingga kebutuhan tubuh.

Namun pada faktanya sebanyak 2,8 miliar penduduk dunia mengalami krisis air bersih termasuk di Indonesia khususnya pulau Jawa. Apa yang menyebabkan air menjadi krisis bahkan langka? Berikut penjelasannya:

1. Populasi Penduduk Terlalu Banyak

Dalam suatu negara biasanya memiliki satu wilayah yang menjadi pusat pemukiman warga karena beberapa alasan. Banyak warga yang pindah ke pusat pemukiman tersebut hingga akhirnya mengalami over populasi.

Semakin banyak populasi maka akan semakin pertumbuhan industri yang bisa saja merusak ekosistem air lingkungan tersebut. Akibat yang lebih parah dari over populasi adalah hilangnya keanekaragaman hayati. 

2. Polusi Air

Air sebagaimana udara dan tanah juga bisa mengalami pencemaran. Air yang tercemar biasanya terdapat di kota-kota besar yang memiliki banyak industri namun dapat juga terjadi di desa-desa yang kerap membuang sampah di sungai.

Selain limbah industri, pestisida dan pupuk yang tidak tepat digunakan para petani juga menjadi penyumbang terkontaminasinya air dan juga tanah. 

3. Sistem Pertanian

Sebagian besar petani menggunakan air tawar untuk lahan pertanian mereka. Sayangnya penggunaan air tersebut kurang bijak sehingga terjadi pemborosan air hingga sebanyak 60 persen.

Sistem irigasi petani di Indonesia saat ini juga masih mengalami sistem kebocoran. Air tersebut akan mengalir ke lahan pertanian yang mengandung zat pestisida berbahaya bagi tubuh manusia. 

4. Kekeringan

Air sebenarnya merupakan sumber daya alam yang dapat terbarukan dengan adanya hujan. Sayangnya tidak semua tempat di Bumi ini mendapatkan curah hujan yang baik hingga harus mengalami kekeringan. Akibat tidak adanya hujan persediaan air pun kurang bahkan tidak terpenuhi. 

5. Penggunaan Air yang Tidak Bijak

Krisis air tidak hanya terjadi di negara-negara atau wilayah yang tidak memiliki cukup curah hujan. Hal tersebut bisa terjadi pada wilayah dengan intensitas hujan yang cukup namun tidak bijak dalam memanfaatkannya. Masyarakatnya cenderung boros atau bahkan membuang-buang air. 

Oleh sebab itu kita harus memperhatikan penggunaan air kita agar tetap terjaga. Contoh langkah untuk menjaga ketersediaan air adalah dengan mematikan kran air apabila sudah tidak dipakai, memperhatikan durasi mandi kita, segera memperbaiki pipa air yang bocor, dan beralih menggunakan kran aerator. 

6. Alam yang Sudah Rusak

Beberapa oknum manusia melakukan penebangan pohon secara ilegal dan tanpa melakukan penghijauan kembali sehingga merusak alam.

Padahal pohon memiliki banyak peranan dalam kehidupan manusia salah satunya dalam menjaga ketersediaan dan kebersihan air. Pohon membantu air masuk ke dalam tanah dan tersimpan di sana sebagai cadangan air. 

Jika suatu wilayah tidak memiliki pohon maka air hujan yang turun sulit meresap ke tanah dan langsung mengalir ke sungai. Akibatnya sungai tidak dapat menampung air hingga meluap dan menyebabkan banjir. 

7. Konflik 

Wilayah yang mengalami konflik seperti beberapa negara-negara di Afrika umumnya mengalami kelangkaan air terutama air bersih. Hal tersebut karena dalam peperangan tersebut menggunakan bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Bahan kimia tersebut juga dapat mencemari air. 

Selain itu air bersih juga menjadi sengketa di antara dua negara yang berseteru. Bahkan mereka tidak segan untuk menghukum mati apabila ada pihak musuh yang tertangkap basah mengambil persediaan air bersih. 

8. Jarak yang Terlalu Jauh

Beberapa penduduk negara di dunia termasuk di Indonesia tinggal di tempat yang jauh dengan sumber air bersih. Untuk mendapatkan air bersih tersebut mereka harus berjalan hingga berkilo-kilo meter namun hanya mendapatkan sedikit air.

Daerah di Indonesia yang mengalami hal serupa beberapa diantaranya adalah di NTT dan Sulawesi Tenggara. Hal tersebut lantaran pipa PDAM belum merata di seluruh pelosok negeri. 

The post 8 Faktor Penyebab Kelangkaan Air Bersih appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Faktor yang Memengaruhi Kualitas Air https://haloedukasi.com/faktor-yang-memengaruhi-kualitas-air Fri, 12 Mar 2021 04:45:01 +0000 https://haloedukasi.com/?p=22592 Air merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan makhluk hidup. Air memiliki peran besar demi berlangsungnya kegiatan sehari-hari makhluk hidup di bumi ini. Minum, mandi, menyiram tanaman, mencuci, habitat tumbuhan maupun hewan merupakan sebagian besar kegunaan air yang dimanfaatkan untuk kepentingan alam, hewan, serta manusia. Kualitas air yang baik akan bermanfaat bagi seluruh kehidupan di […]

The post Faktor yang Memengaruhi Kualitas Air appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Air merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan makhluk hidup. Air memiliki peran besar demi berlangsungnya kegiatan sehari-hari makhluk hidup di bumi ini. Minum, mandi, menyiram tanaman, mencuci, habitat tumbuhan maupun hewan merupakan sebagian besar kegunaan air yang dimanfaatkan untuk kepentingan alam, hewan, serta manusia.

Kualitas air yang baik akan bermanfaat bagi seluruh kehidupan di bumi. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas air antara lain seperti perubahan iklim, faktor geologi, faktor vegetasi, kedalaman permukaan air, serta aktivitas makhluk hidup.

Perubahan iklim yang tidak tentu akan memberikan dampak terhadap kualitas air. Hujan dan panas dapat menyebabkan proses penguapan yang nantinya akan berpengaruh pada konsentrasi zat kimia yang dapat larut bersama dengan air.

Faktor geologi seperti unsur bumi dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas air. Contohnya, bila air mengalir melewati batuan yang banyak mineral, maka air akan mengandung banyak mineral tersebut. Faktor vegetasi yang berasal dari tumbuhan akan memberikan pengaruh terhadap tingkat keasaman pada kualitas air.

Kedalaman permukaan air dapat memberikan pengaruh pada berapa dalam air tanah yang ada. Tentunya kedalaman air tanah yang ada dapat memengaruhi penyebaran bakteri dan memengaruhi jumlah bakteri yang ada pada kualitas air. Aktivitas yang dilakukan oleh makhluk hidup juga dapat memengaruhi kualitas air.

Aktivitas yang tidak mendukung dan tidak cinta pada alam akan menyebabkan kerusakan pada alam itu sendiri dan merugikan makhluk hidup. Contohnya seperti membuang sampah dan limbah ke daerah aliran air, merusak daerah resapan air. Tentunya hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap kualitas air.

The post Faktor yang Memengaruhi Kualitas Air appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ekosistem Danau: Pengertian – Ciri dan Komponennya https://haloedukasi.com/ekosistem-danau Sat, 06 Jun 2020 04:39:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=7076 Setelah membahas ekosistem sungai, jenis ekosistem air yang akan dibahas kali ini, yaitu ekosistem danau. Pengertian Ekosistem Danau Ekosistem menurut kamus besar Bahasa Indonesia merupakan sebuah komunitas yang terdiri dari tumbuhan dan hewan bersama dengan habitatnya, sedangkan danau merupakan genangan air yang amat luas. Sehingga dapat disimpulkan ekosistem danau merupakan hubungan dari beberapa populasi yang […]

The post Ekosistem Danau: Pengertian – Ciri dan Komponennya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah membahas ekosistem sungai, jenis ekosistem air yang akan dibahas kali ini, yaitu ekosistem danau.

Pengertian Ekosistem Danau

Ekosistem menurut kamus besar Bahasa Indonesia merupakan sebuah komunitas yang terdiri dari tumbuhan dan hewan bersama dengan habitatnya, sedangkan danau merupakan genangan air yang amat luas.

Sehingga dapat disimpulkan ekosistem danau merupakan hubungan dari beberapa populasi yang hidup dalam genangan air yang amat luas.

Ekosistem danau tidak hanya mencangkup yang ada di air namun yang daratan yang ada di sekitar juga termasuk ekosistem danau.

Ciri-ciri Ekosistem Danau

Ekosistem danau memiliki ciri-ciri, yaitu:

  • Memiliki perbedaan suhu antara siang dan malam tidak terlalu berbeda.
  • Memiliki penetrasi sinar matahari yang kurang.
  • Dihuni oleh banyak filium hewan seperti nektron.
  • Sangat bergantung pada pengaruh dari iklim atau cuaca di sekelilingnya.

Manfaat Ekosistem Danau

Ekosistem danau memiliki manfaat, yaitu:

  • Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup hewan dan tumbuhan.
  • Sebagai sumber plasma nutfah yang dapat menyumbang berbagai bahan genetik.
  • Dapat dimanfaatkan sebagai sumber air oleh masyarakat sekitar.
  • Sebagai tempat penampungan air bersih.
  • Dapat memperbaiki iklim mikro di daerah sekitar.
  • Dapat dijadikan sebagai sumber listrik dengan pembangkit listrik tenaga air.
  • Sebagai tempat rekreasi keluarga karena banyak aktivitas yang dapat dilakukan disekitar danau.
  • Sebagai tempat hidup dari berbagai macam makhluk hidup.
  • Dapat digunakan sebagai sarana edukasi atau pendidikan, contohnya untuk objek penelitian.

Komponen Ekosistem Danau

Komponen ekosistem danau tidak beda jauh dengan jenis ekosistem air lainnya, yaitu:

Komponen Biotik

Komponen biotik atau komponen hidup merupakan komponen yang berwujud mahluk hidup.

Contoh dari komponen biotik dalam ekosistem danau, yaitu ikan, udang, katak, dan ganggang.

Selain itu, komponen biotik dalam ekosistem danau ada banyak sekali yang tak dapat disebutkan satu persatu.

Namun jenis makhluk hidup dalam ekosistem danau berupa makhluk hidup yang dapat hidup di air tawar baik itu tumbuhan atau hewan.

Komponen Abiotik

Komponen abiotik atau komponen tidak hidup merupakan komponen yang berwujub benda mati.

Contoh komponen abiotik dalam ekosistem danau yaitu cahaya, suhu, batu, ait, dan tanah.

Jumlah komponen abiotik dalam ekosistem danau lebih sedikit dibandingkan dengan komponen biotiknya.

Jenis-jenis Ekosistem Danau

Ekosistem danau dapat dibagi menjadi empat jenis berdasarkan karakteristiknya, yaitu:

Berdasarkan Jenis Air

enis ekosistem danau berdasarkan jenis airnya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Danau Air Tawar

Danau air tawar merupakan danau yang airnya memiliki rasa tawar.

Biasanya jenis danau air tawar memiliki pelepasan yang berupa sungai. Contoh danau air tawar yang ada di Indonesia, yaitu danau Toba di Sumatera Utara.

  • Danau Air Asin

Danau air asin merupakan danau yang airnya memiliki rasa asin. Biasanya danau air asin tidak memiliki pelepasan air seperti danau air tawar karena danau air asin merupakan tujuan akhir dari sungai.

Pelepasan pada danau air asin berupa penguapan. Contoh danau air asin yang ada di Indonesia, yaitu danau Sentani di Papua.

  • Danau Air Asam

Danau air asam merupakan danau yang airnya memiliki rasa asam. Danau air asam dapat terjadi karena kawah gunung berapi terisi air hujan dan berwarna hijau ke kuning-kuningan.

Maka dari itu air dari danau air asam berasal dari belerang dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Contoh dari danau air asam yang ada di Indonesia, yaitu danau Tangkuban Perahu di Jawa Barat.

Berdasarkan Kapasitas Air

Jenis ekosistem danau berdasarkan kapasitas airnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Danau Permanen

Danau permanen merupakan danau yang dimana kapasitas airnya tidak dipengaruhi oleh musim.

Pada saat musim kemarau, volume air di danau permanen stabil tidak terlalu surut. Contoh danau permanen yang ada di Indonesia, yaitu danau Tamblingan di Bali.

  • Danau Temporer

Danau temporer merupakan danau yang dimana kapasitas airnya dipengaruhi oleh musim.

Ketika sedang kemarau, volume air yang berada di danau temporer akan surut dan meluap ketika musim hujan sehingga kapasitas air yang mengisi danau temporer bersifat fluktuuaktif.

Berdasarkan Produksi Materi Organik

Ekosistem danau berdasarkan produksi materi organiknya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Danau Oligotropik

Danau oligotropik merupakan danau yang memiliki air jernih namun dihuni oleh sedkit makhluk hidup.

Biasanya daerah yang dihuni oleh sedikit makhluk hidup merupakan daerah yang kurang produktif sehingga ekosistem danau tidak seimbang.

Tidak seimbangnya ekosistem danau oligotropik akibat kekurangan makanan karena adanya fitoplankton di danau tersebut.

  • Danau Eutrofik

Danau eutrofik merupakan danau yang memiliki air keruh, oksigennya hanya di daerah profundal dan dihuni oleh berbagai macam organisme.

Danau eutrofik dapat dihuni oleh berbagai macam organisme karena danau yang dangkal dan kaya akan makanan.

Makanan tersebut didapat karena fitoplankton yang ada di daerah limnetik pada danau eutrofik produktif.

Berdasarkan Proses Terbentuk

Ekosistem danau berdasarkan proses terbentuknya dapat di bagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Danau Tektonik

Danau tektonik merupakan danau yang terbentuk dari tenaga endogen pada gerakan-gerakan tektoknik.

Gerakan-gerakan tektonik tersebut seperti cekungan akibat patahan ataupun lipatan.

Contoh danau tektonik yang ada di Indonesia, yaitu: danau Tempe di Sulawesi.

  • Danau Vulkanik

Danau vulkanik merupakan danau yang terbentuk dari bekas gunung berapi.

Air hujan yang turun tertampung dalam lubang kapundan atau kaldera sehingga terbentuklah danau.

Contoh danau vulkanik yang ada di Indonesia, yaitu: danau Batur di Bali.

  • Danau Vulkano-Tektonik

Danau vulkano-tektonik merupakan danau yang terbentuk dari gabungan proses vulkanik dan tektonik.

Dimana cekungan akibat patahan tersebut tertampung oleh air hujan sehingga terbentuk danau.

Contoh danau vulkano-tektonik yang ada di Indonesia, yaitu danau Toba di Sumatera.

The post Ekosistem Danau: Pengertian – Ciri dan Komponennya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ekosistem Sungai: Pengertian – Ciri dan Komponennya https://haloedukasi.com/ekosistem-sungai Sat, 06 Jun 2020 04:18:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=7074 Ekosistem berdasarkan jenis tempatnya terbagi menjadi dua bagian yaitu darat dan air. Ekosistem air terdiri dari ekosistem laut, rawa, danau dan sungai. Berikut akan dijelaskan mengenai ekosistem sungai. Pengertian Ekosistem Sungai Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, ekosistem merupakan keadaan khusus tempat komunitas suatu komponen bagi organisme hidup dan tak hidup dari suatu lingkungan yang saling […]

The post Ekosistem Sungai: Pengertian – Ciri dan Komponennya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ekosistem berdasarkan jenis tempatnya terbagi menjadi dua bagian yaitu darat dan air.

Ekosistem air terdiri dari ekosistem laut, rawa, danau dan sungai. Berikut akan dijelaskan mengenai ekosistem sungai.

Pengertian Ekosistem Sungai

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, ekosistem merupakan keadaan khusus tempat komunitas suatu komponen bagi organisme hidup dan tak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi.

Sedangkan sungai merupakan tempat habitat dari organisme aquatik dimana airnya dapat mengalir dari hulu ke hilir dan bermuara di laut.

Maka dari itu ekosistem sungai merupakan interaksi atau hubungan timbal balik (simbiosis) yang berasal dari semua makhluk hidup yang berada di kawasan atau daerah aliran sungai.

Daerah aliran sungai terdiri dari hulu sungai, badan sungai, hilir sungai dan muara sungai. Biasanya jenis air yang terdapat di ekosistem sungai yaitu air tawar.

Di Indonesia, ekosistem sungai hampir semua daerahnya memiliki ekosistem sungai.

Sungai yang terkenal di Indonesia yaitu sungai Kapuas, sungai Musi, sungai Begawan Solo dan sungai Mahakam yang juga merupakan sungai terpanjang di Indonesia.

Ciri-ciri Ekosistem Sungai

Ekosistem sungai memiliki ciri-ciri, yaitu:

  • Memiliki air yang mengalir dari hulu ke hilir dan bermuara di laut.
  • Memiliki kondisi fisik serta kimiawi yang bervariasi .
  • Terdapat hewan dan tumbuhan yang sudah beradaptasi di dalam kondisi aliran air.
  • Kondisi air mengandung sedimen dengan sedikit makanan.
  • Memiliki aliran air gelombang yang berisi oksigen pada air.
  • Memiliki perubahan fisik dan kimiawi yang berlangsung berkepanjangan.

Manfaat Ekosistem Sungai

Ekosistem sungai memiliki manfaat, yaitu:

  • Sebagai sumber air tawar.
  • Sebagai tempat hidup bagi ekosistem biotik.
  • Sebagai tempat bendungan dan irigasi pengairan bagi daerah pertanian.
  • Sebagai tempat untuk membuang limbah yang bersifat tertier.
  • Sebagai bottleneck dalam siklus hidrologi.
  • Sebagai tempat budidaya tanaman tertentu yang berguna bagi masyarakat yang berada disekitar wilayah sungai.
  • Sebagai tempat untuk rekreasi bagi anak- anak dan keluarga.

Komponen Ekosistem Sungai

Ekosistem sungai memiliki komponen-komponen yang terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:

Komponen Biotik

Komponen biotik atau disebut juga dengan komponen hidup merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup yang hidup di sungai.

Makhluk hidup yang hidup di sungai tersebut termasuk dengan tumbuhan, hewan, fitoplankton, zooplankton, dan organisme lainnya.

Contoh tumbuhan yang dapat hidup di sungai, yaitu enceng gondok, lumut dan ganggang.

Sedangkan contoh hewan yang dapat hidup di sungai, yaitu udang, keong, siput, ular dan serangga.

Komponen Abiotik

Komponen abiotik disebut juga dengan komponen tidak hidup yang dimana berkebalikan dengan komponen biotik.

Komponen abiotik berbentuk benda-benda mati atau tidak hidup yang dimana keberadaannya dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dari komponen biotik.

Contoh dari komponen abiotik yang ada di sungai, yaitu cahaya matahari, batu, suhu, kelembaban udara dan kandungan kimiawi seperti oksigen dan mineral.

Pembagian Zona Ekosistem Sungai

Ekosistem sungai dibagi ke dalam dua zona, yaitu:

Zona Air Deras

Zona air deras merupakan zona yang cenderung berada di wilayah dangkal dengan arus air mengalir deras atau sangat tinggi.

Biasanya zona air deras berada di bagian hulu sungai atau di pegunungan.

Manfaat dari zona air deras dapat mengakibatkan bagian dasar sungai menjadi bersih dari berbagai macam endapan atau material yang ada sehingga bagian dasarnya cenderung terasa padat.

Dalam zona air deras dapat ditemukan bentos atau organisme ferifitik yang bisa melekat dan berpegang pada dasar yang keras dan padat, serta ikan-ikan yang dapat berenang di aliran air deras.

Zona Aliran Tenang

Zona aliran tenang merupakan zona yang berada di wilayah sedikit lebih dalam atau di arus yang tidak terlalu deras.

Biasanya zona alirang tenang berada di wilayah landai dan ditemukan lumpur serta bahan endapan yang mengendap di dasar sungai.

Dengan banyaknya bahan endapan yang mengendap membuat dasar sungai tidak akan terasa keras atau lebih lunak.

Dalam zona aliran tenang banyak ditemukan nekton dan planton yang dapat menggali dasar sungai serta ikan-ikan yang tidak dapat berenang di aliran air deras

The post Ekosistem Sungai: Pengertian – Ciri dan Komponennya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Manfaat Air Bagi Tumbuhan dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/manfaat-air-bagi-tumbuhan Thu, 12 Dec 2019 05:09:21 +0000 https://haloedukasi.com/?p=1762 Tumbuhan memerlukan air untuk menjalankan kehidupannya agar bisa tumbuh. Saat proses fotosintesis terjadi di daun, molekul air dibutuhkan tumbuhan untuk menghasilkan karbohidrat. Air adalah sumber unsur hidrogen dan oksigen, yang merupakan unsur penting dalam metabolisme tumbuhan.  Jumlah konsumsi air oleh tumbuhan akan berkorelasi positif dengan produksi biomassa tumbuhan. Berikut adalah 10 manfaat air bagi tumbuhan: […]

The post 10 Manfaat Air Bagi Tumbuhan dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tumbuhan memerlukan air untuk menjalankan kehidupannya agar bisa tumbuh.

Saat proses fotosintesis terjadi di daun, molekul air dibutuhkan tumbuhan untuk menghasilkan karbohidrat.

Air adalah sumber unsur hidrogen dan oksigen, yang merupakan unsur penting dalam metabolisme tumbuhan. 

Jumlah konsumsi air oleh tumbuhan akan berkorelasi positif dengan produksi biomassa tumbuhan. Berikut adalah 10 manfaat air bagi tumbuhan:

1. Menjadi Senyawa Utama Pembentukan Protoplasma. 

Protoplasma adalah cairan utama penyusun sel. Jumlah air di dalam protoplasma tumbuhan mencapai 85%.

Fungsi protoplasma pada sel tumbuhan adalah sebagai pengatur kegiatan transportasi sel.

2. Air adalah pelarut bagi mineral dan nutrisi yang ada di tanah.

Nutrisi dan mineral di tanah memiliki ion positif maupun negatif yang terlarut dalam air.

Air berperan untuk melarutkan ion-ion tersebut sehingga bisa diserap dan masuk ke dalam jaringan tumbuhan.

3. Air adalah media terjadinya reaksi metabolik. 

Reaksi metabolik menyebabkan sel tumbuhan bisa berkembang, mempertahankan strukturnya, dan bertanggung jawab terhadap pengaturan materi serta sumber energi dari sel.

Reaksi metabolik merupakan proses yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan.

4. Air membantu sejumlah reaksi metabolisme

Contohnya, siklus asam trikarboksilat atau siklus Krebs. Siklus ini merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi pada sel hidup tumbuhan untuk menghasilkan ATP sebagai energi.

5. Air merupakan penghasil oksigen dan hidrogen pada proses fotosintesis. 

Saat tahap fotolisis terjadi penyerapan cahaya matahari dan penguraian molekul air menjadi oksigen dan hidrogen. 

6. Menjaga turgiditas sel dan membantu proses pembesaran sel.

Turgiditas adalah kondisi di mana sel membesar karena adanya air. Sel membesar disebabkan oleh air yang memiliki tekanan rendah masuk ke dalam sel yang memiliki tekanan yang lebih tinggi. Dengan adanya cairan di dalam sel, maka bentuk sel tetap terjaga.

7. Mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti proses membuka dan menutupnya stomata.

Sel yang mengatur proses membuka dan menutupnya stomata disebut sel penjaga.

Ketika sel penjaga mendapatkan air melalui proses osmosis, sel penjaga akan membengkak.

Saat itulah stomata terbuka. Ketika sel kehilangan air, sel akan menjadi lembek, serta mengkerut, sel-sel tersebut akan mengecil secara bersamaan kemudian menutup.

8. Berperan dalam proses pemanjangan sel.

Air bekerja sama dengan hormon auksin dalam proses pemanjangan sel. Hormon auksin bertugas menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel.

Ion H+ kemudian mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel.

Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat adanya air yang masuk secara osmosis.

9. Bahan metabolisme dan produk akhir respirasi.

Air merupakan produk akhir dari respirasi aerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang memerlukan oksigen.

Hasil akhir dari respirasi aerob adalah energi, karbondioksida, dan uap air. Respirasi aerob berperan untuk menghasilkan energi berupa ATP bagi tumbuhan.

10. Digunakan dalam proses pendinginan.

Tumbuhan mengalami proses transpirasi atau penguapan. Akibat dari proses transpirasi tersebut, tumbuhan akan kehilangan sebagian air.

Hilangnya sebagian air dari tumbuhan akan mendinginkan tubuh tumbuhan dan menjaga tumbuhan dari pemanasan yang berlebihan sehingga suhu tanaman menjadi konstan.

Air akan melarutkan unsur hara yang ada di dalam tanah agar tumbuhan bisa dengan mudah menyerap nutrisi.

Selain itu, air juga membantu tumbuhan dalam proses respirasi dan fotosintesis.

The post 10 Manfaat Air Bagi Tumbuhan dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>