akulturasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/akulturasi Tue, 28 Mar 2023 02:15:15 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico akulturasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/akulturasi 32 32 Seni Lenong : Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Manfaatnya https://haloedukasi.com/seni-lenong Tue, 28 Mar 2023 02:11:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42136 Istilah Lenong diambil dari nama pedagang China, yaitu Lien Ong. Menurut cerita rakyat terdahulu, Lien Ong memiliki kebiasaan menggelar pertunjukkan seni teater yang kini diberi nama Lenong yang memiliki tujua n untuk menghibur masyarakat. Lenong merupakan seni tater tradisional yang dibawakan dalam dialek Betawi, yang berasal dari Jakarta. Kesenian tradisional ini diiringi dengan mengunakan musik […]

The post Seni Lenong : Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Istilah Lenong diambil dari nama pedagang China, yaitu Lien Ong. Menurut cerita rakyat terdahulu, Lien Ong memiliki kebiasaan menggelar pertunjukkan seni teater yang kini diberi nama Lenong yang memiliki tujua n untuk menghibur masyarakat. Lenong merupakan seni tater tradisional yang dibawakan dalam dialek Betawi, yang berasal dari Jakarta.

Kesenian tradisional ini diiringi dengan mengunakan musik gambang kromong degan menggunakan alat musik seperti halnya gambang, kromong, gong, kendang, sulimg, kempor, dan krecek, selain itu juga menggunakan alat musik dengan unsur Tionghoa seperti halnya tehyan, kongahyan, dan juga sukong.

Skenario dari lenong sendiri mengandung sebuah pesan moral seperti menolong orang yang lemah dan membenci kerakusan serta perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam seni lenong ini menggunakan bahasa melayu atau dialek betawi.

Sejarah Lenong

Lenong mulai berkembang pada abad ke-19 atau awal abad ke-20, yang merupakan adaptasi masyarakat betawi dengan kesenian yang serupa komedi bangsawan dan juga teater stambul yang sudah ada saat itu. Firman Muntaco, seniman Betawi menyebutkan bahwa lenong mengalami perkembangan dari proses teaterisasi dengan menggunakan musik gambang kromong, dan digunakan sebagai tontonan juga dikenal mulai tahun 1920-an.

Lakon lenong berkembang dari sebuah lawakan tanpa adanya alur cerita yang telah dirangkai sebelumnya, sehingga pertunjukkan semalam suntuk dengan lakon panjang dan juga utuh. Awal mula kesenian lenong dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukkan ini diadakan di udara terbuka tanpa menggunakan panggung.

Saat pertunjukkan Lenong sedang berlangsung, salah seorang aktor atau aktris dapat mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela. Selanjutnya, lenong mulai dipertunjukkan atas permintan dari penonton atau pelanggan dalam acara hajatan, seperti halnya resepsi pernikahan.

Pada awal kemerdekaan RI, teater rakyat murni dipertunjukkan menjadi tontonann panggung. Namun, setelah mengalami sebuah masa sulit, pada tahun 1970-an kesenian lenong mulai dimodifikasi dan juga dipentaskan secara rutin dipanggung Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Jenis-Jenis Seni Lenong

1. Lenong Denes

Lenong Denes atau Lenong Dines ini sebenarnya muncul lebih dulu dari genre Lenong Preman. Perkembangan Lenong Denes kurang begitu populer bagi sebagian warga Betawi karena ceritanya kurang melekat dengan kehidupan sehari-hari.

Lenong Denes mementaskan sebuah cerita tentang kerajaan dan juga busana yang dikenakan tokohnya pun gemerlap. seperti halnya raja, bangsawan, pangeran, juga putri. Kata Denes atau dinas ini melekat pada cerita dan juga busana yang dipakai.

Lenong Denes menggunakan bahasa melayu yang lebih tinggi dalam dialog yang digunakan untuk petunjukan, sehingga pemainnya tidak begitu leluasa untuk melakukan humor. Dialog Lenong Denes sebagian besar dinyanyikan, agar pertunjukan bisa lucu, maka ditampilkan tokoh dayang atau pembantu yang mengggunakan bahasa Betawi.

Adegan perkelahian yang ditampilakn Lenong Denes tidak berupa silat, tetapi tinju, gulat, dan juga pedang. Agar dapat dramatis, adegan perkelahian diiringi dengan bunyi tambur. Lakon dari Lenong Denes ini sumbernya berasal dari cerita-cerita dari budaya melayu.

Seperti halnya Hikayat Indra Bangsawan dan Hikayat Syah Mardan, tetapi ada juga cerita dari luar melayu yang umumnya diambil dari Hamlet, King Lear, Othelo, dan masih banyak lagi.

2. Lenong Preman

Lenong Preman atau bisa disebut juga dengan Lenong jago berbeda dengan Lenong Denes. Perkembangan Lenong Preman lebih populer dbandingkan dengan Lenong Denes. Lenong Preman mengisahkan tentang pembelaan terhadap kaum lemah.

Serta mengenai kritik dan juga cerita yang melekat dengan kehidupan warga setempat. Hal ini menjadikan Lenong Preman jauh lebih populer dibanding dengan Lenong Denes. Lakon yng dibawakan dalam Lenong Preman yaitu cerita dunia jagoan atau jawara dilat betawi.

Lenong Preman menggunakan bahsa betawi sehingga keakraban dan komunikasi interaktif antara pemain dan juga penonton dapat terjalin. Para penonton dapat memberikan respon yang spontan dan pemain juga menanggapi.

Dialog dalam lakon lenon umumnya bersifat polos dan juga spontan. Sehingga, dapat menimbulkan kesan yang kasar, terlalu spontan bahkan terdengar vulgar. Persebaran Lenong Preman mencangkup di sejumlah kota Jakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tangerang.

Keunikan Seni Lenong

Seni Lenong yang menjadi hiburan dan memberikan kesan tersendiri ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh seni teater tradisional lainnya. Keunikan seni lenong ini menjadi ciri khas dari seni lenong, yaitu :

  • Tidak meniliki naskah dalam pementasannya

Tidak meniliki naskah dalam pementasannya tidak seperti seni teater yang lainnya. Jadi, para pemain dari seni lenong ini tidak mengetahui naskah ataupun alur, sehingga pertunjukkan dilakukan secara spontan dan berisi improvisasi dari para pemain secara lanngsung dalam waktu semalam.

  • Jumlah pemain yang tidak memiliki batasan

Terdapatnya jumlah pemain yang tidak memiliki batasan dan dapat disesuaikan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan cerita yang akan dipertunjukkan. Bahkan seni lenong ini bisa dimainkan leih dari 10 orang pemain.

Selain itu, keunikan yang terdapat pada seni lenong Betawi terletak pada interaksi antara pemain dan juga penonton. Dimana pemain Lenong Betawi sering berinteraksi dengan penonton selama pertunjukan dilakukan dengan menggunakan candaan yang khas dengan para pemain dari seni lenong.

hal tersebut yang dapat menimbulkan suasana meriah dan apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penonton.

Manfaat Seni Lenong

Seni lenong memiliki manfaat, yaitu :

  • Sebagai media

sebagai media untuk mengkomunikasikan pesan yang biasa terjadi pada masyarakat. Seni lenong yang merupakan akulturasi dan juga interaksi sejak awal yang banyak dipengaruhi oelh budaya china, arab, dan juga portugis.

Seni lenong yang memiliki manfaat sebagai media untuk menyampaikan sebuah pesan moral melalui cerita yang telah dikemas dengan sebuah candaan tanpa adanya nakah atau plot dalam pelaksanaannya.

  • Untuk menghibur

Seni lenong selain memiliki manfaat untuk menghibur juga sebagai bentuk tradisi merefleksikan identitas dari masyarakat Betawi itu sendiri yang mememiliki sifat jujur, apa adanya, bersahabat, dan juga terbuka terhadap perbedaan maupun kemajuan jaman. Seni lenong juga memiliki manfaat untuk pendidikan masyarakat.

The post Seni Lenong : Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari https://haloedukasi.com/contoh-akulturasi-dalam-kehidupan-sehari-hari Sat, 10 Sep 2022 03:36:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38474 Kebiasaan dan kebudayaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat terus berkembang seiring bertambahnya waktu. Bahkan, ada satu kebudayaan yang mungkin bercampur dengan kebudayaan lainnya. Proses sosial yang seperti ini dinamakan akulturasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan mempengaruhi. Kebudayaan yang bercampur tersebut bisa saja budaya asing […]

The post 7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kebiasaan dan kebudayaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat terus berkembang seiring bertambahnya waktu. Bahkan, ada satu kebudayaan yang mungkin bercampur dengan kebudayaan lainnya. Proses sosial yang seperti ini dinamakan akulturasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan mempengaruhi. Kebudayaan yang bercampur tersebut bisa saja budaya asing atau lokal dalam masyarakat. Namun dalam proses masuknya, mungkin ada beberapa kubu yang menolak dan menerima budaya baru tersebut.

Kendati ada pihak yang menolak, tidak menampik bahwa lambat laun unsur-unsur kebudayaan baru akan diterima oleh masyarakat. Proses penerimaan budaya baru ini cukup memakan waktu yang lama. Selain itu, akulturasi tidak akan menghilangkan kepribadian asli budaya yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat beberapa faktor pendorong akulturasi, seperti pendidikan yang sudah maju, toleransi terhadap budaya baru, keberadaan masyarakat heterogen atau berbeda-beda, serta mengetahui pentingnya akulturasi bagi masa depan.

Namun, akulturasi bisa juga terhambat oleh beberapa hal. Misalnya seperti kondisi masyarakat yang masih berpegang teguh pada adat istiadat setempat, penilaian yang buruk terhadap hal-hal baru, serta ilmu pengetahuan yang bergerak lambat.

7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam lingkungan masyarakat khususnya di era globalisasi saat ini, proses akulturasi sangat mudah terjadi. Terutama apabila pemikiran masyarakat modern yang mudah menerima budaya baru atau asing, maka akulturasi mungkin terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

Meski begitu, akulturasi sudah terjadi sejak lama dan bentuknya masih terlihat sampai sekarang. Lantas, apa saja contoh akulturasi dalam kehidupan sehari-hari?

  • Penggunaan Bahasa Asing dalam Berinteraksi

Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti terjadi sebuah interaksi antar individu maupun kelompok. Proses akulturasi dalam bahasa untuk berinteraksi pun bisa saja terjadi, apalagi jika budaya asing mudah masuk ke dalam suatu negara.

Contoh akulturasi dalam bidang bahasa yang sekarang ini terjadi adalah penggunaan bahasa Inggris untuk berkomunikasi sehari-hari. Walaupun bahasa Inggris sering digunakan, hal tersebut tidak membuat masyarakat melupakan bahasa Indonesia sebagai budaya asli Tanah Air.

Contoh yang lain misalnya pemakaian bahasa sansekerta pada zaman kerajaan Hindu-Buddha. Bukti dari akulturasi ini dapat dilihat dari peninggalan sejarah seperti prasasti.

  • Masuknya Kebudayaan Arab pada Instrumen Musik

Selain bahasa, akulturasi dapat terjadi pada seni musik. Salah satu contohnya adalah hadirnya musik dengan instrumen qosidah yang menggunakan syair-syair islami. Lirik-lirik lagu pada musik dengan instrumen qosidah ini juga mengadopsi bahasa Arab.

Tidak hanya itu, instrumen qosidah turut diiringi alat musik gendang atau gambus yang memberi nuansa berbeda dari musik aliran lain.

  • Arsitektur Makam dengan Aksara Bahasa Arab

Proses akulturasi juga berlangsung pada arsitektur makam yang menjadi tempat penguburan jenazah. Makam sebagai tempat mengubur orang yang meninggal termasuk akulturasi dengan budaya islam.

Beberapa contoh akulturasinya adalah penggunaan tulisan bahasa Arab untuk penamaan di batu nisan. Selain aksara Arab, akulturasi pada makam dapat dilihat dari tradisi pemakaman yang dipengaruhi budaya Hindu-Buddha. Salah satu contoh yang kerap dijumpai adalah dimasukkannya jenazah ke dalam peti.

  • Seni Kaligrafi dengan Aksara Arab

Seni kaligrafi yang merupakan pencampuran budaya islam dari Arab termasuk contoh dari akulturasi. Aksara Arab yang ditulis dengan kebudayaan Indonesia memberi kesan unik dan berbeda dari lukisan lain. Bentuk kaligrafi pun bervariasi, bergantung dengan kebudayaan setempat di Indonesia.

  • Bentuk Bangunan

Salah satu contoh akulturasi yang paling terlihat adalah bentuk bangunan di Indonesia. Sebagai negara dengan keberagaman budaya, Indonesia menerima akulturasi dari budaya Hindu-Buddha yang dapat dibuktikan dari bentuk-bentuk candinya.

Bentuk punden berundak yang ada pada candi termasuk contoh dari akulturasi. Biasanya, terdapat pula perwujudan dewa pada bagian candi yang menjadi bukti akulturasi.

Contoh candi yang merupakan akulturasi budaya Hindu-Buddha adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Dieng, Candi Kalasan, dan Candi Gedong Songo.

Selain candi yang merupakan percampuran budaya Hindu-Buddha, ada pula bangunan yang lahir dari akulturasi budaya Islam dan Hindu.

Contoh bangunan ini adalah Masjid Menara Kudus di Kudus, Jawa Tengah. Bentuk fisik dari masjid ini menyerupai bangunan pura pada kebudayaan Hindu.

  • Karya Sastra Hingga Pertunjukan Seni Wayang Kulit

Berkembangnya karya sastra yang tadinya hanya berbentuk prosa dan puisi juga termasuk proses akulturasi. Seiring berkembangnya zaman, proses akulturasi terus berkembang hingga melahirkan pertunjukan seni wayang kulit.

Dalam perjalanannya, pertunjukan seni wayang kulit terus diminati masyarakat karena memuat nilai positif bagi masyarakat. Kisah ceritanya pun dapat disesuaikan dengan budaya Indonesia.

Selain wayang kulit, ada pula beberapa karya sastra yang dipengaruhi oleh budaya asing seperti Arab dan Persia, antara lain seperti kitab, karangan, dan syair.

  • Sistem Kasta dalam Kehidupan Bermasyarakat

Contoh akulturasi yang berikut ini masih terlihat sampai sekarang. Sistem kasta pertama kali dibawa oleh kerajaan Hindu-Buddha yang menentukan tingkatan atau kelas dalam kehidupan sosial masyarakat. Sistem kasta ini masih sering dipakai oleh masyarakat, terutama masyarakat yang menganut kepercayaan Hindu seperti di Pulau Bali.

Di Bali, sistem kasta tersebut dibagi menjadi empat kelompok, yakni kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Brahmana diketahui sebagai kelas tertinggi yang berasal dari keturunan pendeta atau rohaniawan.

Selanjutnya, kasta Ksatria terdiri dari kelompok keturunan raja, bangsawan, dan golongan kerajaan lainnya. Untuk kalangan Waisya, beberapa di antaranya adalah keturunan pedagang serta pengusaha zaman kerajaan. Yang terakhir, kasta Sudra merupakan golongan pekerja atau buruh.

The post 7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi https://haloedukasi.com/faktor-pendorong-dan-penghambat-akulturasi Mon, 04 Jul 2022 02:48:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36167 Selain asimilasi, perubahan sosial ada juga akulturasi di dalam sebuah kelompok masyarakat. Akultirasi diambil dari kata acculturate yang artinya beryumbuh dan “berkembang bersama”. Terdapat beberapa konsep perubahan sosial, salah satunya akulturasi. Secara etimologi, istilah akulturasi berasal dari bahasa Latin, yaitu acculturate yang berarti “tumbuh dan berkembang bersama”. Secara umum, akulturasi merupakan dua kebudayaan atau lebih […]

The post Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selain asimilasi, perubahan sosial ada juga akulturasi di dalam sebuah kelompok masyarakat. Akultirasi diambil dari kata acculturate yang artinya beryumbuh dan “berkembang bersama”.

Terdapat beberapa konsep perubahan sosial, salah satunya akulturasi. Secara etimologi, istilah akulturasi berasal dari bahasa Latin, yaitu acculturate yang berarti “tumbuh dan berkembang bersama”. Secara umum, akulturasi merupakan dua kebudayaan atau lebih yang bercampur dan saling mempengaruhi, namun tidak menghilangkan unsur-unsur yang sudah ada di dalam kebudayaan tersebut.

Akulturasi dapat terjadi karena adanya interaksi antara kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaan. Sekilas pengertian akulturasi mirip dengan asimilasi, meskipun ke duanya termasuk perubahan sosial, namun akulturasi tidak menghilangkan unsur kebudayaan yang lama, sebaliknya asimilasi justru menciptakan produk budaya yang baru dari hasil pencampuran dua atau lebih kebudayaan yang berbeda.

Jika ditinjau dari dari sudut pandang antropologi, akulturasi merupakan proses masuknya kebudayaan asing ke dalam sebuah masyarakat, kebudayaan asing tersebut akan diserap dengan selektif oleh sebagian anggoya masyarakat, namun sebagian anggota masyarakat yang lain juga menolak kebudayaan asing tersebut.

Sosiolog dari Amerika yaitu Arnold M Rose berpendapat bahwa akulturasi adalah pengadopsian budaya dari kelompok sosial lain.

Sebagai proses pencampuran budaya asli dengan budaya asing, akulturasi di masyarakat mudah terlihat bentuknya di banyak bidang seperti gaya berpakaian, kuliner, arsitektur dan sebagainya. Ada 3 jenis akulturasi yaitu:

  • Blind Acculturation

Akulturasi yang terjadi di dalam suatu wilayah karena adanya kelompok masyarakat dengan beberapa budaya berbeda yang tinggal di dalam satu wilayah atau berdekatan. Pola kebudayaan kemudian dipelajari oleh masyarakat secara tidak sengaja.

  • Imposed Acculturation

Akulturasi yang terjadi karena adanya unsur paksaan dari sebuah budaya kepada budaya yang lain. Biasanya hal seperti ini terjadi karena penjajahan atau kudeta.

  • Democratic Acculturation

Akulturasi yang terjadi karena adanya sikap menghormati budaya lain yang ada di dalam sebuah masyarakat.

Faktor Pendorong Akulturasi

Akulturasi di dalam sebuah masyarakat dapat terjadi karena adanya beberapa faktor yang mendukung di dalam prosesnya. Berikut faktor-faktor yang mendorong terjadinya akulturasi.

  • Toleransi Terhadap Budaya Lain

Sikap toleransi yang dimiliki tiap-tiap individu sangat berpengaruh terhadap toleransi masyarakat kepada budaya lain. Komunikasi dan interaksi di dalam masyarakat yang terdiri dari latar belakang budaya yang berbeda membutuhkan sikap toleransi terhadap budaya yang berbeda.

  • Pendidikan Modern

Pendidikan menjadi faktor yang turut mendorong terjadinya akulturasi. Dengan terbukanya wawasan dan pengetahuan turut membuka pola pikir modern yang terbuka terhadap budaya asing.

  • Masyarakat Heterogen

Di dalam masyarakat yang heterogen terdapat bermacam-macam individu dan kelompok yang memiliki beragam latar belakang kebudayaan. Dengan banyaknya perbedaan di antara masyarakat maka akan lebih mudah bagi individu untuk mengenal budaya yang berbeda.

  • Memiliki Orientasi Masa Depan

Masyarakat yang memiliki visi masa depan akan lebih mudah mewujudkan akulturasi budaya, karena cita-cita bersama memerlukan kerjasama dari tiap-tiap individu dan kelompok di dalam sebuah masyarakat.

  • Sistem Masyarakat Terbuka

Sebuah sistem masyarakat akan menentukan mudah atau tidaknya terjadi akulturasi budaya yang dapat membantu kemajuannya. Jika sebuah masyarakat memiliki sistem yang terbuka, artinya membuka diri terhadap pengaruh dari budaya lain, maka sangat mungkin akulturasi mudah terjadi.

  • Faktor Ketidakpuasan Masyarakat

Munculnya rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap salah satu aspek di dalam kehidupan bermasyarakat dapat mendorong terjadinya akulturasi budaya. Karena pada dasarnya manusia memiliki keinginan untuk memajukan kehidupannya. Masyarakat akan mudah mewujudkan akulturasi budaya yang dapat memajukan aspek-aspek kehidupannya.

Faktor Penghambat Akulturasi

Meskipun banyak faktor di dalam masyarakat yang menjadi pendorong terjadinya akulturasi, namun ada juga beberapa faktor yang dapat menghambat terjadinya akulturasi pada sebuah masyarakat.

  • Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Lambat

Ilmu pengetahuan yang belum berkembang di dalam sebuah masayarakat dapat menjadi penghambat akulturasi budaya. Selain pola pikir masayarakat yang tradisional, faktor teknologi yang kurang berkembang dalam masayarakat dapat membuat sulitnya mengakses budaya lain.

  • Faktor Kepentingan

Faktor kepentingan lebih bersifat ke individu atau kelompok yang berkuasa di dalam sebuah masyarakat. Faktor ini lebih mengarah kepada kepentingan dan egoisme individu atau sifatnya politis.

  • Prasangka Buruk Terhadap Hal Baru

Individu atau kelompok di dalam masyarakat yang memiliki prasangka buruk terhadap suatu hal baru akan sulit mengalami akulturasi. Otomatis individu atau kelompok akan menutup diri untuk menerima hal baru.

  • Hambatan Ideologis

Jika sebuah budaya yang berbeda dianggap tidak sesuai ideologi kelompok, maka akan terjadi penolakan terhadap budaya yang baru. Hal yang menyangkut ideologi akan sulit menerima perubahan, karena dianggap akan mencederai sebuah ideologi yang sudah ada sebelumnya.

  • Sistem Masyarakat yang Tertutup

Sistem yang berlaku di masyarakat dapat menghambat atau memperlambat terjadinya akulturasi budaya. Misalnya saja masyarakat di negara komunis yang memiliki sistem tertutup seperti Korea Utara, dengan sistem tertutup yang dimiliki oleh masyarakat maka tidaklah mudah menerima budaya baru atau budaya yang berbeda, dan tidak mungkin terjadi akulturasi budaya.

Demikian penjelasan tentang akulturasi budaya beserta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat terjadinya akulturasi budaya di dalam masyarakat. Prinsipnya, akulturasi budaya yang termasuk perubahan sosial ini menciptakan masyarakat yang lebih baik di kemudian hari.

The post Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Perbedaan Asimilasi dan Akulturasi https://haloedukasi.com/perbedaan-asimilasi-dan-akulturasi Tue, 21 Dec 2021 14:45:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29906 Jika mempelajari sosiologi tentu akan ditemukan berbagai macam istilah yang berhubungan dengan interaksi sosial asosiatif. Istilah yang cukup sering digunakan yakni asimilasi dan akulturasi. Keduanya merupakan bagian dari proses sosial masyarakat yang terjadi akibat adanya interaksi sosial di dalam sebuah masyarakat yang memiliki perbedaan baik suku, agama, ras, dan golongan. Adanya suatu perbedaan tersebut menciptakan […]

The post 4 Perbedaan Asimilasi dan Akulturasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jika mempelajari sosiologi tentu akan ditemukan berbagai macam istilah yang berhubungan dengan interaksi sosial asosiatif. Istilah yang cukup sering digunakan yakni asimilasi dan akulturasi.

Keduanya merupakan bagian dari proses sosial masyarakat yang terjadi akibat adanya interaksi sosial di dalam sebuah masyarakat yang memiliki perbedaan baik suku, agama, ras, dan golongan.

Adanya suatu perbedaan tersebut menciptakan suatu ketertarikan untuk melakukan adaptasi dalam bentuk kebudayaan. Hal ini didukung dengan kemajuan zaman serta kebutuhan masing-masing kelompok agar dapat terus bertahan.

Meskipun keduanya masuk sebagai proses sosial, namun baik asimilasi maupun akulturasi memiliki perbedaan. Dan berikut perbedaan antara asimiliasi dan akulturasi yang harus diketahui.

1. Pengertian

Pada dasarnya asimilasi dan akulturasi adalah suatu cara bagi setiap kelompok agar dapat mengembangkan serta mempertahankan kebudayaan yang dimilikinya. Tentu saja cara yang digunakan yakni dengan melakukan pengembangan ataupun memperbarui sistem yang ada dalam suatu kelompok.

Pengertian Asimilasi

Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), asimilasi adalah penyesuaian ataupun peleburan sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. Artinya asimilasi membuat sifat khas yang berasal dari suatu unsur budaya mengalami perubahan menjadi kebudayaan campuran.

Menurut Raymond H. C. Teske, Jr. Dan Bardin H. Nelson, asimilasi merupakan suatu proses penggabungan antara dua budaya yang berbeda menjadi sebuah kebudayaan baru. Dengan kata lain, asimilasi diartikan sebagai peleburan kebudayaan dengan menghilangkan budaya aslinya menjadi sebuah budaya baru yang dominan.

Pengertian Akulturasi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akulturasi terbagi menjadi tiga pengertian yakni jika dilihat secara umum, antropologi, dan lingusitik. Secara umum akulturasi adalah percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu serta saling mempengaruhi.

Sedangkan jika dilihat secara antropologi, akulturasi merupakan suatu proses masuknya pengaruh kebudayaan asing pada suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara sedikit selektif ataupun banyak dari unsur kebudayaan asing, serta sebagian masyarakat lainnya berusaha menolak kebudayaan tersebut.

Pengertian akulturasi secara lingusitik yakni suatu proses atau hasil pertemuan antara kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat yang ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.

Dengan kata lain, akulturasi adalah proses sosial yang ada dalam suatu masyarakat dengan latar balakang budaya tertentu kemudian dihadapkan oleh budaya asing. Namun secara perlahan, budaya asing tersebut dapat diterima oleh masyarakat tanpa menghilangkan ciri budaya yang telah ada sebelumnya.

2. Proses

Proses Asimilasi

Proses terjadinya asimilasi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Pertama yakni adanya perkumpulan masyarakat yang memiliki latar belakang budaya berbeda, dan umumnya terjadi di lingkungan terdekat seperti rumah, sekolah, tempat kerja, dan lainnya.

Proses asimilasi kedua terjadi karena adanya interaksi sosial antar individu satu dengan individu lainnya. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia tidak bisa lepas dari interaksi sosial terutama di dalam suatu perkumpulan.

Adanya perkumpulan tersebut menciptakan suatu pergaulan antar individu yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Adanya interaksi tersebut menghasilkan asimilasi sebab setiap individu memiliki karakternya masing-masing.

Proses ketiga adalah membaur dengan kebudayaan yang baru. Hal ini terjadi jika seseorang pindah dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Dalam prosesnya pemindahan itu seseorang harus beradaptasi serta menyesuaikan diri dengan lingkungan baru agar dapat berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru.

Proses Akulturasi

Proses akulturasi terjadi karena adanya percampuran budaya sendiri dengan budaya asing. Dalam prosesnya akulturasi dapat terjadi di berbagai macam bidang seperti gaya berpakaian, kuliner, bangunan, dan lain sebagainya.

Bahkan dalam prosesnya, akulturasi terjadi pada kurun waktu yang lama bahkan bertahun-tahun agar akulturasi sendiri dapat terjadi.

Budaya asing yang masuk tentu tidak serta merta dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Tidak hanya itu, faktor masyarakat juga mempengaruhi proses akulturasi sebab merekalah yang membangun budaya itu sendiri.

Dengan kata lain, tidak semua percampuran kebudayaan dapat diterima oleh seluruh masyarakat khususnya yang berada di wilayah tersebut.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat

Asimilasi

Faktor Pendorong Asimilasi:

  1. Terbiasa untuk membuka diri terhadap budaya-budaya baru.
  2. Adanya pernikahan antar kelompok budaya yang berbeda.
  3. Saling menghormati dan menghargai warga atau masyarakat asing beserta budaya yang dibawanya.
  4. Mempunyai kesempatan yang sama di dalam aspek ekonomi.

Faktor Penghambat Asimilasi:

  1. Tidak terima dan takut dalam menghadapi budaya baru.
  2. Terdapat golongan minoritas.
  3. Kurang ilmu pengetahuan mengenai budaya asing.
  4. Membandingkan ciri-ciri fisik setiap individu.

Akulturasi

Faktor Pendorong Akulturasi:

  1. Memiliki pendidikan yang maju.
  2. Adanya sikap dan prilaku untuk saling menghargai antar budaya.
  3. Adanya toleransi terhadap budaya lainnya.
  4. Masyarakat yang beragam dan heterogen.
  5. Memiliki orientasi ke masa depan.

Faktor Penghambat akulturasi:

  1. Ilmu pengetahuan atau pendidikan yang bergerak lambat.
  2. Sikap masyarakat yang masih berpikir tradisional.
  3. Suatu hal yang baru dianggap buruk.
  4. Kebiasaan dan adat yang telah melekat sejak zaman dahulu.

4. Contoh Asimilasi dan Akulturasi

Contoh Asimilasi

Adapun contoh dari asimilasi antara lain:

  • Warga negara asing yang tinggal di Indonesia dalam kurun waktu yang lama, harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Bahkan tidak sedikit yang telah menyesuaikan logat berbicara sama seperti lingkungan sekitarnya.
  • Munculnya musik dangdut yang merupakan percampuran dari musik India dan musim Melayu.
  • Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa gaul oleh banyak orang di Indonesia. Meskipun pada kenyataannya bahasa Inggris bukanlah bahasa resmi Indonesia.
  • Pakaian pria berupa baju koko yang sebelumnya merupakan baju pria bagi warga Tionghua, kini digunakan sebagai baju muslim.

Contoh Akulturasi

Contoh dari akulturasi antara lain:

  • Seni wayang khususnya wayang kulit merupakan kesenian yang berasal dari Jawa dengan isi cerita perpaduan dari India yakni Mahabarata.
  • Rumah-rumah yang berada di Rembang dan Lasem, Jawa Tengah memiliki bentuk bangunan gaya arsitektur China Kuno.
  • Bentuk bangunan Masjid Menara Kudus yang merupakan perpaduan dari budaya Islam dan Hindu. Akulturasi tersebut tidak menghilangkan fungsi masjid sebagai tempat beribadah umat Islam.
  • Kesenian Gambang Kromong yang merupakan perpaduan dari budaya Indonesia dan budaya Tiongkok di dalam sebuah pertunjukan musik.
  • Gereja Hati Kudus Yesus Pugeran yang berada di Yogyakarta, merupakan tempat peribadatan umat Katolik yang memadukan kebudayaan Jawa dan Eropa.

The post 4 Perbedaan Asimilasi dan Akulturasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Perbedaan Enkulturasi dan Akulturasi yang Perlu dipahami https://haloedukasi.com/perbedaan-enkulturasi-dan-akulturasi Fri, 22 Jan 2021 02:14:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=19813 Akulturasi dan Enkulturasi merupakan dua hal yang erat kaitannya dengan pengembangan kebudayaan. Akulturasi budaya merupakan proses penyatuan dua jenis budaya menjadi satu. Sedangkan enkulturasi merupakan proses pengkajian kebudayaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh masyarakat. Tahukah kalian bahwa akulturasi dan enkulturasi pada hakikatnya sangat berbeda? Lalu apa saja perbedaan yang ada diantara keduanya? Berikut ini merupakan […]

The post 7 Perbedaan Enkulturasi dan Akulturasi yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Akulturasi dan Enkulturasi merupakan dua hal yang erat kaitannya dengan pengembangan kebudayaan. Akulturasi budaya merupakan proses penyatuan dua jenis budaya menjadi satu.

Sedangkan enkulturasi merupakan proses pengkajian kebudayaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh masyarakat.

Tahukah kalian bahwa akulturasi dan enkulturasi pada hakikatnya sangat berbeda? Lalu apa saja perbedaan yang ada diantara keduanya? Berikut ini merupakan perbedaan yang ada diantara akulturasi dan enkulturasi.

No.EnkulturasiAkulturasi
 1.Enkulturasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh masyarakat untuk memahami aturan, norma serta nilai adat yang telah berkembang di sekitarnya.Akulturasi merupakan perpaduan dua budaya untuk menjadi satu kebudayaan yang baru.
2.Proses sosialisasi tahap pertama yang harus dilakukan oleh masyarakat dalam rangka mengenal kebudayaannya.Proses sosialisasi lanjutan yang berkaitan dengan dua budaya.
3.Suatu proses untuk memperoleh pemahaman terhadap kebudayaan yang ada.Suatu proses dimana budaya lain masuk kedalam kebudayaan sendiri.
4.Proses pemahaman yang berkaitan dengan satu budaya.Proses pemahaman yang berkaitan dengan dua budaya.
5.Sangat penting dilakukan untuk dapat beradaptasi terhadap kebudayaan lingkungan yang ada.Tidak terlalu penting untuk dilakukan.
6.Tidak mengubah sama sekali unsur dan praktik dari kebudayaan yang telah berkembang.Mengubah atau memodifikasi sedikit unsur dan praktik dari kebudayaan yang ada untuk menjadi kebudayaan yang baru.
7.Tidak menghasilkan perpaduan kebudayaan sama sekali.Menghasilkan perpaduan kebudayaan yang baru.

The post 7 Perbedaan Enkulturasi dan Akulturasi yang Perlu dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Akulturasi: Pengertian – Bentuk dan Contohnya https://haloedukasi.com/akulturasi Thu, 01 Oct 2020 23:32:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10957 Berikut ini kita akan membahas pelajaran pendidikan kewarganegaraan mengenai akulturasi. Berikut pembahasannya. Pengertian Akulturasi Pengertian Secara Umum Secara umum akulturasi akulturasi merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu “acculturate” yang memiliki arti tumbuh dan berkembang bersama sama. Atau bisa dikatakan akulturasi adalah proses pertemuan sosial dua budaya yang berbeda dan membentuk suatu budaya […]

The post Akulturasi: Pengertian – Bentuk dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Berikut ini kita akan membahas pelajaran pendidikan kewarganegaraan mengenai akulturasi. Berikut pembahasannya.

Pengertian Akulturasi

Pengertian Secara Umum

Secara umum akulturasi akulturasi merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu “acculturate” yang memiliki arti tumbuh dan berkembang bersama sama.

Atau bisa dikatakan akulturasi adalah proses pertemuan sosial dua budaya yang berbeda dan membentuk suatu budaya yang baru.

Pengertian Menurut KBBI

Pengertian akulturasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi.

Dalam bidang linguistik, arti akulturasi adalah proses atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.

Pengertian menurut para ahli

  • Hasyim (2011)
    Pengertian Akulturasi menurut Hasyim adalah perpaduan antara kedua budaya yang terjadi dalam kehidupan serasi dan damai.
  • John W. Berry (2005:698)
    Pengertian Akulturasi menurut John W. Berry adalah proses perubahan budaya dan psikologis yang terjadi sebagai akibat kontrak antara dua atau lebih kelompok dan anggota masing-masing kelompok.
  • Suyono
    Akulturasi ialah perpaduan antara dua atau lebih kebudayaan yang saling bertemu dan dan saling menerima.

Faktor yang Mempengaruhi Akulturasi

Faktor akulturasi dibagi menjadi dua:

Faktor Internal

  • Bertambahnya serta berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian dan juga migrasi)
  • Adanya penemuan baru
  • Discovery, penemuan ide maupun alat baru yang sebelumnya belum pernah ditemukan.
  • Invention atau juga penyempurnaan penemuan baru
  • Innovation atau juga pembaruan yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga bisa menambah, melengkapi ataupun juga mengganti yang sudah ada.
  • Konflik yang terjadi didalam masyarakat
  • Pemberontakan atau juga revolusi.

Faktor Ekternal

  • Perubahan alam
  • Peperangan
  • Pengaruh kebudayaan lain itu dengan melalui difusi (penyebaran kebudayaan), serta akulturasi (pembauran antara budaya yang masih terlihat dengan sifat khasnya dari masing-masing),
  • Asimilasi (pembauran antara budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama itu tidak tampak lagi).

Proses Akulturasi

Akultrasi di indonesia sangatlah khas, hal ini dikarenakan akulturasi dapat terjadi dengan cara melalu kontak budaya yang akan dikaji berikut ini:

  • Kontak sosial pada yang terjadi pada seluruh kalangan masyarakat tanpa terkecuali.
  • Kontak budaya pada berbagai kondisi seperti persahabatan atau kondisi saling bermusuhan.
  • Kontak budaya antar kelompok di mana ada kelompok yang menguasai dan ada yang dikusai dalam semau unsur budaya yang ada dalam berbagai bidang seperti ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan maupun keagamaan dan lain-lain.
  • Kontak budaya antar masyarakat baik yang memiliki warga yang sedikit atau pun banyak.
  • Kontak budaya antar sistem baik sistem budaya, sosial dan unsur budaya fisik.

Bentuk Skulturasi

Berikut adalah beberapa bentuk dari akulturasi:

  • Substitusi
    Substitusi adalah proses penggantian unsur budaya yang lama diganti dengan unsur budaya yang baru dengan memberikan nilai tambah bagi penggunanya.
  • Sinkretisme
    Sinkretisme adalah proses terbentuknya suatu sistem baru yang dikarenakan adanya perpaduan unsur budaya lama dengan unsur budaya baru.
  • Addition (Penambahan)
    Addition atau penambahan adalah proses mengombinasikan antara dua atau lebih unsur budaya sehingga memberikan nilai tambah pada unsur tersebut.
  • Deculturation (Penggantian)
    Deculturation atau penggantian adalah proses penggantian unsur budaya lama yang digantikan dengan unsur budaya yang baru.
  • Originasi
    Originasi adalah proses masuknya budAya baru yang memberikan perubahan besar dan masif dalam suatu ruang lingkup masyarakat di wilayah tertentu.
  • Rejection (Penolakan)
    Rejection atau penolakan adalah proses penolakan terhadap budaya yang baru karena dirasa memberi dampak negatif pada masyarakat, bisa karena tidak siap atau tidak setuju dengan budaya tersebut.

Contoh Akulturasi

Proses akulturasi yang ada pada masyarakat menunjukkan banyak hasil yang ikut berperan sampai saat ini, mulai dari seni bangunan seperti masjid, makan dan juga istana.

Seni ukir relief yang menghiasi Masjid, makam Islam dan lain-lain. Sistem kalender, Angpaw (Negeri China), Hallowen (Eropa), Thanks Giving (Eropa), Valentine (Eropa) dan lain-lain.

Dampak Akulturasi

Berikut adalah beberapa dari dampak akulturasi:

  • Terjadinya perubahan cara pandang tentang kehidupan bermasyarakat dari yang sebelumnya lama ke hal yang baru. Seperti misalnya silaturahmi pada orang tua serta juga kerabat itu harus dengan cara berhadap-hadapan, kini hal tersebut dapat dilakukan dengan melalui telepon, pesan singkat serta lain sebagainya.
  • Terjadinya perubahan pergaulan dan juga makin terbukanya hal yang dianggap tabu, contoh seperti hubungan antar remaja yang semakin terbuka.
  • Terbukanya wawasan masyarakat ke arah pengetahuan yang luas, contohnya itu seperti penemuan baru yang mudah di ketahui serta juga teknologi yang canggih.
  • Perubahan mentalitas, rasa malu dan juga kepiawaian masyarakat.

The post Akulturasi: Pengertian – Bentuk dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>