Amerika Serikat - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/amerika-serikat Wed, 05 Apr 2023 17:56:26 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Amerika Serikat - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/amerika-serikat 32 32 7 Keterlibatan Amerika Serikat dalam Politik Timur Tengah https://haloedukasi.com/keterlibatan-amerika-serikat-dalam-politik-timur-tengah Tue, 04 Apr 2023 16:40:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41901 Amerika Serikat sebagai negara adikuasa dikenal kerap mencampuri, baik secara terselubung maupun terang-terangan, urusan dalam negeri negara lain. Terutama negara-negara dunia ketiga dan Timur Tengah. Kebijakan politik luar negeri AS ini telah berlangsung sejak lama, bahkan dalam pergantian rezim negara tertentu. Keterlibatan AS dalam pergantian rezim di Timur Tengah telah banyak diungkap lewat dokumen-dokumen rahasia […]

The post 7 Keterlibatan Amerika Serikat dalam Politik Timur Tengah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Amerika Serikat sebagai negara adikuasa dikenal kerap mencampuri, baik secara terselubung maupun terang-terangan, urusan dalam negeri negara lain. Terutama negara-negara dunia ketiga dan Timur Tengah. Kebijakan politik luar negeri AS ini telah berlangsung sejak lama, bahkan dalam pergantian rezim negara tertentu.

Keterlibatan AS dalam pergantian rezim di Timur Tengah telah banyak diungkap lewat dokumen-dokumen rahasia yang tersebar ke publik. AS menginginkan pemimpin negara-negara tersebut bisa mereka kendalikan, demi meraup keuntungan dari sumber daya negara tersebut.

1. Suriah

Pada akhir Oktober 1956, CIA membuat rencana kudeta bernama “Operasi Straggle”, untuk melawan politisi sipil Nasseris Sabri AL-Asali di Suriah.

Namun rencana itu ditunda karena bertepatan dengan invasi Israel ke Mesir. Rencana operasi ini tidak jadi dijalankan karena sudah terlanjur terungkap, dan pasukan AS ditarik kembali ke negaranya.

Pada 1957, CIA kembali membuat rencana kudeta kedua, “Operasi Wappen”, yang didalangi oleh Kermit Roosevelt Jr.

Mereka menyerukan tentang pembunuhan terhadap pejabat senior Suriah yang terlibat insiden militer di perbatasan Suriah, dengan mengkambinghitamkan Suriah. Kemudian digunakan sebagai dalih invasi pasukan Irak dan Yordania.

Namun, operasi ini juga gagal karena salah satu perwira militer Suriah yang telah disuap jutaan dolar untuk melakukan kudeta berbalik mengungkap rencana tersebut kepada intelijen Suriah.

Rencana ketiga CIA pada 1957, “Rencana Pilihan”, bersama Inggris, CIA berencana untuk mempersenjatai beberapa pemberontakan, namun rencana ini tidak pernah dilakukan.

Pada 2005, Presiden Bush membekukan hubungan AS dengan Suriah. Pemerintah AS kemudian mulai menyalurkan dana terselubung ke kelompok oposisi, termasuk saluran satelit elit BaradaTV dan kelompok Gerakan Keadilan dan Pembangunan Suriah.

Dukungan terus berlanjut hingga pemerintahan Obama, ia berdalih AS ingin membangun kembali hubungan dengan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Setelah pecahnya perang sipil Suriah pada awal 2011, tiga senator AS John McCain, Lindsey Graham, dan Joe Lieberman mendesak Presiden Obama untuk bertindak lebih lanjut terkait Suriah. Pada Agustus 2011, pemerintah AS memerintahkan Assad untuk “menyingkir” dan melakukan embargo minyak terhadap pemerintah Suriah.

Sejak 2013, AS mulai memberikan berbagai pelatihan militer, persenjataan, dan pendanaan untuk mencegah terjadinya pemberontakan dari kelompok moderat Suriah.

Pada 2014, pendanaan dilanjutkan ke Dewan Militer Tertinggi Suriah. Setahun berikutnya, Obama menegaskan kembali bahwa Assad harus “menyingkir” dari pemerintahan Suriah.

Namun demikian, menurut menteri luar negeri AS Rex Tillerson, nasib Assad ditentukan oleh rakyat Suriah. Sementara itu, keberlanjutan program dari departemen Pertahanan AS dalam membentu sebagian besar pemberontak Kurdi untuk melawan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) terungkap pada Juli 2017, ketika Presiden Trump memerintahkan “penghapusan bertahap” dari dukungan CIA dalam pemberontakan anti-Assad.

2. Mesir

Pada Februari 1952, salah satu staf CIA Kermit Roosevelt Jr dikirim oleh Departemen Luar Negeri AS untuk bertemu Farouk I dari Kerajaan Mesir guna memperkenalkan reformasi yang nantinya mampu melemahkan daya tarik kaum radikal Mesir serta menstabilkan cengkeraman kekuasaan Farouk di Mesir.

Upaya ini dilakukan menyusul kerusuhan pada Januari di Kairo, di tengah meluasnya ketidakpuasan nasionalis atas berlanjutnya pendudukan Inggris di Terusan Seuz, serta kekalahan Mesir dalam Perang Arab-Israel Tahun 1948.

Sebelumnya pemerintah Amerika Serikat telah diberitahu bahwa akan terjadi kudeta pada Juli 1952, yang akhirnya dimenangkan oleh pasukan yang dipimpin oleh seorang perwira militer Mesir nasionalis dan anti-komunis.

Kudeta ini berhasil menggulingkan monarki Mesir dan diganti dengan Republik Mesir yang di pimpin oleh Mohamed Naguib dan Gamal Abdel Nasser.

Perwira CIA Miles Copeland Jr dalam memoarnya menceritakan bahwa Rooselvelt Jr adalah pihak yang membantu mengoordinasikan tiga pertemuan antara pemerintah monarki Mesir dengan para oposisi (termasuk Nasser) selama kudeta berlangsung.

Pernyataan tersebut dibantah oleh Roosevelt Jr dan beberapa orang Mesir dalam pertemuan yang diadakan antara pemerintah AS dan Mesir. Sementara pejabat AS lainnya, seperti William Lakeland, masih mempertanyakan kebenaran akan hal tersebut.

3. Iran

Penemuan minyak di Iran pada akhir abad ke-19, menarik perhatian kekuatan besar negara-negara Barat untuk mengeksploitasi kelemahan pemerintah Iran yang telah dipimpin Shah Mohammad Reza Pahlevi sejak 1944, guna mendapatkan konsesi seluas-luasnya namun gagal memberi bagian keuntungan yang adil bagi Iran.

Sejak Perang Dunia II, pemerintah Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet telah melakukan intervensi dalam politik Iran. Termasuk dalam invasi Anglo-Soviet Iran pada 1942.

Para pejabat Iran mulai sadar jika pajak yang dibebankan oleh Inggris terus meningkat, sementara royalti yang didapat pemerintah Iran semakin menurun.

Pada 1948, dibanding Iran, pemerintah Inggris menerima pendapatan yang jauh lebih besar dari Anglo-Iranian Company (AIOC). Berbagai negosiasi yang dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran Iran dan kesenjangan yang terjadi, bukannya mampu meredam ketegangan melainkan memperkeruh hubungan antara keduanya.

Pada 15 Maret 1951, parlemen Iran meloloskan sebuah undang-undang yang telah diperjuangkan oleh politisi reformis Iran, Mohammad Mosaddegh, tentang kebijakan menasionalisasi AIOC.

Dua hari berselang, undang-undang tersebut akhirnya disetujui oleh Senat Iran. Lima belas hari berikutnya, Mohammad Mosaddegh terpilih dan dilantik menjadi Perdana Menteri Iran.

Menanggapi kebijakan ini, negara-negara Barat memboikot industri perminyakan Iran. AS melalui CIA mendukung 18 kandidat yang bersekutu dengan mereka dalam pemilihan legislatif Iran tahun 1952. Sementara Mosaddegh diberi kekuasaan darurat oleh parlemen baru untuk melemahkan rezim Shah, yang menyebabkan terjadinya perebutan konstitusi antar keduanya.

Pada akhir 1952, setelah terpilihnya Dwight D Eisenhowe sebagai presiden AS, CIA meluncurkan Operasi Ajax yang disutradarai oleh Kermit Roosevelt Jr dibantu Norman Darbyshire untuk menyingkirkan Mosaddegh. Operasi dilakukan melalui upaya diplomasi dan penyuapan terhadap Shah Pahlevi dan para pengikutnya.

Pada 1953, terjadi kudeta yang dikenal sebagai Kudeta 28 Mordad, yang didalangi oleh badan intelijen  Amerika Serikat dan Inggris. Kudeta ini menjadi berakhir dengan transisi rezim Shah Pahlevi dari monarki konstitusional menjadi otoriter, yang sangat bergantung pada dukungan pemerintah Amerika Serikat.

Namun, dukungan itu menghilang selama Revolusi Iran 1979 akibat pasukan Iran menolak menembak ke arah massa. Hingga Agustus 2013, CIA tidak mengakui bahwa mereka terlibat dan bertanggung jawab terhadap upaya kudeta Iran. Sementara Modaddegh dijatuhi hukuman kurungan tiga tahun pada 21 Desember 1953.

4. Irak

Beberapa sumber menyatakan bahwa kudeta Irak pada Februari 1963 yang menghasilkan pemerintahan Ba’athis didalangi oleh CIA. Hal ini sesuai dengan pernyataan Presiden Kennedy, bahwa kudeta Irak hampir memberikan keuntungan bersih bagi AS.

Tareq Y Ismail dan Glenn E Perry juga menyatakan bahwa pasukan Ba’ath bekerja sama dengan CIA untuk menggulingkan Qasim pada 8 Februari 1963.

Sebelum kudeta, AS telah menawarkan dukungan material kepada Ba’ath, di tengah pembersihan kekejaman Irak terhadap bangsa Kurdi. Pada November 1963, rezim Ba’ath runtuh akibat masalah penyatuan dengan Suriah.

Selama dan setelah Perang Teluk 1991, AS memberikan sinyal yang mendorong pemberontakan melawan Saddam Hussein yang telah berkuasa sejak Juli 1979 di Irak.

Pada 24 Februari 1991, beberapa hari setelah gencatan senjata dimulai, stasiun radio Voice of Free Iraq, yang didanai dan dioperasikan CIA, menyerukan perlawanan terhadap Saddam Hussein kepada rakyat Irak.

Ekspektasi AS terkait kudeta Irak lenyap ketika terjadi serangkaian pemberontakan di seluruh wilayah Irak tepat setelah Perang Teluk.

Sementara pemerintahan Bush harus menghadapi kritik keras dari penduduk dalam maupun luar Irak, karena tidak membantu para pemberontak setelah membangkitkan mereka untuk melawan pemerintahan mereka sendiri.

Dewan Kamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang awalnya menjatuhkan sanksi terhadap Irak pada Agustus 1990, di bawah resolusi 661 memaksa pemerintah Irak menarik diri dari pendudukan mereka di Kuwait. Namun Irak menolak untuk menarik pasukannya, yang berbuntut pada Perang teluk II tahun 1991.

Setelah Perang Teluk II berakhir, pemerintah AS berhasil mengadvokasi agar sanksi terhadap Irak tetap berlalu namun dengan revisi.

Termasuk keterkaitan dengan penghapusan terhadap senjata pemusnah massal, meski larangan sebelumnya terkait bahan makanan harus dicabut. Bahkan hingga rezim Saddam Hussein diperkirakan akan runtuh, sanksi tidak akan dicabut kecuali Saddam digulingkan.

Dalam operasi selanjutnya, CIA meluncurkan DBADHILLES dengan merekrut Ayad Allawi, kepala Kesepakatan Nasional Irak, sebuah jaringan di Irak yang menentang rezim Saddam Hussein. Dengan memanfaatkan jaringan yang dimiliki Allawi, CIA melakukan kampanye sabotase dan pengeboman di Baghdad antara 1992 hingga 1995.

Pada 1998, pemerintah AS memberlakukan Undang-Undang Pembebasan Irak secara terbuka, yang menyatakan bahwa Amerika Serikat mendukung upaya penghapusan rezim yang dipimpin Saddam Hussein dari kekuasaan di Irak. AS juga mengalokasikan dana bantuan untuk organisasi oposisi demokratik Irak.

Terpilihnya Bush sebagai presiden AS, membuat AS bertindak lebih agresif dari sebelumnya terhadap Irak. Bush juga mengklaim bahwa Saddam Husseim memiliki hubungan dengan Al-Qaeda, terduga pelaku serangan 9/11.

Secara terbuka, pemerintah AS melalui Presiden Bush menyatakan bahwa Saddam Hussein telah memproduksi senjata pemusnah massal, meski hal ini tidak pernah terbukti kebenarannya.

Pada 2002, Kongres meloloskan Resolusi Irak yang memberi wewenang kepada presiden untuk menggunakan segala cara dalam melawan Irak.

Pada Maret 2003, Perang Irak pecah ketika pasukan koalisi di bawah pimpinan Amerika Serikat melakukan invasi dan berupaya menggulingkan pemerintah Irak.  

Setelah beberapa minggu perang berkecamuk, pasukan AS berhasil menangkap Saddam Hussein dan mengadilinya dengan hukuman gantung. Diantara peperangan yang terjadi, baik antara pasukan Irak, koalisi, dan perang saudara antar kelompok Sunni dan Syia’ah masih terus berlanjut hingga sekarang.

Perang Irak dinyatakan berakhir dengan pernyataan terkait penutupan misi militer pasukan AS di Irak oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta pada 15 Desember 2011. Namun, pasukan AS kembali ke Irak untuk menghentikan kebangkitan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL). misi mereka dinyatakan berakhir pada 9 Desember 2021.

5. Afghanistan

Kenaikan Republik Demokratik Afghanistan ke tampuk kekuasaan dalam Revolusi Saur pada 1978, tidak lepas dari dukungan Uni Soviet. Sejak 3 Juli 1979 hingga Desember 1979, pemerintah AS membuat program pendanaan dan senjata pada kumpulan panglima perang dan beberapa faksi gerilyawan jihad yang dikenal sebagai “mujahidin Afghanistan” guna menggulingkan rezim Afghanistan bentukan Uni Soviet.

Melalui Inter-Service Intelligence (ISI) Pakistan, CIA menyalurkan dana, senjata, dan pelatihan untuk para pejuang Afghanistan. Beberapa militan yang didanai oleh CIA nantinya akan menjadi bagian dari Al-Qaeda, termasuk Osama bin Laden.

Dukungan ini berakhir pada Januari 1992, sesuai kesepakatan AS dengan Soviet untuk mengakhiri intervensi eksternal keduanya di Afghanistan.

Pada 7 Oktober 2001, empat minggu setelah serangan 9/11 oleh terduga Al-Qaeda, Amerika Serikat melakukan invasi ke Afghanistan yang sejak 1996 dibawah kendali rezim Taliban. Di bawah kepemimpinan Taliban, intervensi oleh warga negara asing terutama Barat di Afghanistan sangat dibatasi.

Presiden AS George Bush mengatakan bahwa tujuan invansi mereka adalah untuk menangkap Laden dan membawanya ke pengadilan internasional.

Pada 14 Oktober 2001, Bush menolak tawaran dari pemimpin Taliban Mullah Omar untuk membahas pengiriman Laden ke Negara Ketiga. Sementara pihak Taliban juga menolak untuk mengekstradisi Laden.

Pada akhir Oktober, AS mengubah tujuan mereka menjadi upaya menyingkirkan Taliban dari Afghanistan. Dari 6 hingga 7 Desember 2001, tim pejuang Aliansi Utara, di bawah arahan pasukan khusus AS, melakukan pengejaran terhadap Osama bin Laden di sekitar kompleks gua Tora Bora, Afghanistan timur. Selama pengejaran, Laden melarikan diri ke negara tetangga, Pakistan.

Pada bulan yang sama, rezim Taliban jatuh digantikan Administrasi Sementara Afghanistan. Pada 2002, berganti menjadi Negara Islam Transisi Afghanistan, kemudian berganti lagi menjadi Republik Islam Afghanistan pada 2004.

Pada Mei 2011, Osama bin Laden tertangkap dan dibunuh oleh tim SEAL AS dalam penggrebekan di kediaman klandestinnya, Pakistan.

Meski pun demikian, pasukan AS tetap berada di Afghanistan guna menopang rezim Hamid Karzai dan Ashraf Ghani. Pada Februari 2020, Presiden trump membuat kesepakatan dengan Taliban untuk menarik pasukannya dari Afghanistan.

Pada April 2021, Presiden Joe Biden mengumumkan penarikan secara penuh pasukan AS dari Afghanistan pada Agusutus 2021, diikuti kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan Afghanistan.

6. Palestina

Kemenangan 56% kursi pemerintahan Hamas di pemilihan legislatif Palestina 2006 menimbulkan kemarahan rezim Bush. Pemerintah Amerika Serikat berupaya menggulingkan rezim Perdana Menteri Ismail Haniyeh di Hamas dengan menekan faksi Fatah yang dipimpin oleh Otoritas Nasional Palestina.

Amerika Serikat juga menyediakan dana puluhan juta dolar untuk pelatihan militer rahasia serta program persenjataan. Pendanaan ini awalnya diblokir oleh Kongres karena dikhawatirkan senjata yang diberikan akan digunakan pemerintah Palestina untuk menyerang Israel. Akhirnya semua berjalan sesuai rencana AS, Fatah melancarkan serangan ke rezim Haniyeh.

Sebelum meluas menjadi Perang Saudara Palestina, pemerintah Arab Saudi berusaha berunding terkait gencatan senjata diantara kedua belah pihak. Namun, pemerintah Amerika Serikat menekan faksi Fatah untuk menolak rencana Arab Saudi dan tetap melanjutkan upayanya dalam menggulingkan rezim Haniye di Hamas.

Pada akhir konflik, pemerintah Hamas yang dipimpin Ismail Haniye dilarang untuk memerintah seluruh wilayah Palestina. Keduanya berpencar dengan Fatah mundur menuju wilayah Tepi Barat, serta Hamas mundur dan mengambil alih jalur Gaza.

7. Libya

Pada Februari 2011, muncul gerakan revolusi yang bertujuan melawan rezim Muammar Gaddafi yang telah memimpin Libya sejak 1969. Gerakan ini secara cepat menyebar dari kota Benghazi menuju ke ibukota Libya, Tripoli. Perang Saudara Libya pertama tidak terelakkan lagi dampak kerusuhan antar dua kubu yang saling menyerang.

Pada 17 Maret, Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1973 diadopsi, yang melarang zona penerbangan di atas wilayah Libya serta “semua tindakan yang diperlukan” guna melindungi warga sipil. Dua hari berikutnya, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis melakukan intervensi militer ke Libya, yang diberi nama Operasi Odyssey Dawn.

Pasukan angkatan laut AS dan Inggris menembakkan lebih dari 110 rudal jelajah Tomahawk. Diikuti serangan mendadak oleh pasukan angkatan udara Inggris dan Prancis, serta blokade laut dari ketiga pasukan koalisi tersebut.

Di bawah pimpinan NATO, 27 negara di Eropa dan Timur Tengah dengan segera melakukan koalisi dan berbagai intervensi, baik politik maupun militer dengan dalih Operasi Persatuan Pelindung. Pada Agustus 2011, rezim yang dipimpin Muammar Gaddafi runtuh.

Gaddafi ditangkap dan dibunuh oleh Dewan Transisi Nasional Libya pada Oktober 2011, segala intervensi NATO pun ikut berhenti. Pada April 2016, Presiden AS Barack Obama menyatakan bahwa ia merasa tindakan intervensi terhadap rezim Muammar Gaddafi adalah hal yang benar untuk dilakukan.

The post 7 Keterlibatan Amerika Serikat dalam Politik Timur Tengah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Keterlibatan Amerika Serikat dalam Penggulingan Rezim di Asia Tenggara https://haloedukasi.com/keterlibatan-amerika-serikat-dalam-penggulingan-rezim-di-asia-tenggara Sat, 01 Apr 2023 17:53:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42132 Pada periode Perang Dingin, dua negara adikuasa, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet, saling berlomba menyebarkan ideologi mereka masing-masing. AS mengusung paham liberalis, sementara Soviet paham komunis. Kawasan Eropa awalnya menjadi fokus utama dari keduanya. Namun, sejak 1949, kawasan Asia khususnya Asia Timur dan Tenggara menjadi target baru bagi AS dan Soviet. Terlebih lagi ketika […]

The post 6 Keterlibatan Amerika Serikat dalam Penggulingan Rezim di Asia Tenggara appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada periode Perang Dingin, dua negara adikuasa, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet, saling berlomba menyebarkan ideologi mereka masing-masing. AS mengusung paham liberalis, sementara Soviet paham komunis. Kawasan Eropa awalnya menjadi fokus utama dari keduanya.

Namun, sejak 1949, kawasan Asia khususnya Asia Timur dan Tenggara menjadi target baru bagi AS dan Soviet. Terlebih lagi ketika kelompok komunis Tiongkok berhasil merebut kembali wilayahnya dari kekuasaan dan pengaruh Amerika Serikat.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi AS terhadap negara-negara Asia lainnya. Amerika Serikat akan menerapkan containment policy (kebijakan penahanan) terhadap negara-negara yang menganut paham komunis atau diduga bersekutu dengan Soviet.

Dengan kebijakan tersebut, AS akan memusatkan kekuasaan dan keterlibatannya, baik dalam ranah geografis maupun politik. Tidak dipungkiri bahwa gerakan ini akan memicu berbagai konflik internal hingga penggulingan rezim di negara-negara tersebut.

Berikut ini telah dipaparkan keterlibatan Amerika Serikat di beberapa negara di kawasan Asia tenggara, seperti Filipina, Indonesia, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Timor Timur.

1. Filipina

Revolusi Filipina menjadi awal berdirinya Republik Filipina Pertama (1899), mengakhiri pemerintahan kolonial Spanyol (1896-1898) di kepulauan tersebut.

Amerika Serikat yang saat itu berkoalisi dengan kelompok revolusioner Filipina secara bersamaan muncul sebagai pemenang dalam Perang Spanyol-Amerika (1898).

Namun, keterlibatan AS dalam menyingkirkan Spanyol dari Filipina adalah upaya membangun kendalinya sendiri atas kawasan tersebut.

Di bawah Perjanjian Paris, Spanyol menyerahkan klaim kedaulatan dan kepemilikan atas wilayah Filipina kepada Amerika Serikat.

Dua hari sebelum dilakukan ratifikasi terhadap Perjanjian Paris oleh senat AS, tepatnya 4 Februari 1899, pertempuran antara pasukan nasionalis Filipina dan pasukan AS pecah.

Perang Filipina-Amerika berlangsung selama tiga tahun, dari 1899 hingga 1902. Perang berakhir dengan dibubarkannya Republik Filipina diganti dengan pembentukan Pemerintah Kepulauan Filipina pada 1902. Pada 1935, Filipina menjadi negara persemakmuran dengan pemerintahannya sendiri.

Pada 1994, pasukan militer AS melakukan pendaratan di Filipina untuk mengakhiri pendudukan Jepang di kawasan tersebut. Sesuai perjanjian, Amerika Serikat memberikan kemerdekaan penuh kepada Filipina setelah berhasil mengalahkan Jepang.

Pada 1946, Sergio Osmenia membawa pemerintahan Persemakmuran Filipina bertransisi ke negara demokrasi bernama Republik Filipina atau Republik Filipina Ketiga yang berdaulat.

2. Indonesia

Sejak 1957, staf militer AS Dwight D. Eisenhower telah memerintahkan CIA untuk menggulingkan Soekarno dari tampuk kekuasaan Indonesia. Beberapa peristiwa yang secara gamblang memperlihatkan intervensi CIA di Indonesia antara lain Pemberontakan Permesta dan PRRI.

Agen-agen intelijen AS berkeliaran hampir di seluruh Pulau Sumatra dan memasok senjata membentuk kelompok oposisi pemerintah pusat, yang dikenal dengan Operasi HAIK. Namun, kelompok ini selalu gagal dalam berbagai operasinya.

CIA juga melakukan serangan lewat udara dengan menginstruksikan pilot Civil Air Transport (CAT) dengan menargetkan pelayaran komersial, untuk menakut-nakuti kapal dagang asing agar menjauh dari perairan Indonesia.

Tujuan dari operasi ini adalah melemahkan ekonomi Indonesia sehingga stabilitas pemerintah Indonesia berkurang. Meski misi utama gagal, namun beberapa kapal komersial tenggelam dan banyak warga sipil yang tewas akibat pengeboman udara CIA ini.

Pada 18 Mei 1958, Pilot Pope berhasil ditembak jatuh dan ditangkap, Pope kemudian mengungkap keterlibatan AS dalam operasi ini, yang dibantah oleh Eisenhower.

Pemberontakan HAIK akhirnya berhasil dikalahkan pada 1961. Namun, dari sekian banyak upaya penggulingan Soekarno yang dinilai paling menghebohkan adalah propaganda film porno mirip Soekarno dengan wanita berambut pirang dengan judul “Happy Days” pada akhir dekade 1950-an.

Berbagai upaya penggulingan rezim Soekarno terus dilakukan oleh CIA hingga 1965. Peristiwa ini kemudian terungkap dalam 39 dokumen telegram rahasia dari National Security Archive (NSA) di The George Washington University, AS.

Dalam beberapa dokumen telegram rahasia dalam bocoran NSA tersebut, operasi dimulai pada 12 Oktober 1965.

Kedubes AS di Jakarta mengonfirmasi bahwa pemerintah AS selama ini  telah mengetahui, memfasilitasi, dan mendorong pembunuhan massal untuk kepentingan geopolitik negaranya.

Pada 1990, para diplomat AS mengakui telah memberikan ribuan nama terduga pendukung PKI kepada pejabat ABRI, pejabat AS kemudian memeriksa daftar korban tewas di akhir pembantaian.

Berdasarkan pernyataan pihak Kedutaan Jerman, beberapa anggota Angkatan Darat Indonesia mulai mendatangi kantor perwakilan negara-negara Barat yang ada di Jakarta.

Beberapa tentara tersebut mulai merencanakan upaya penggulingan Soekarno dikarenakan sikapnya yang terlalu condong kepada PKI.

Seorang sumber dari diplomat Jerman mengatakan bahwa pada 10 Oktober, para pejabat ABRI menyambangi Soekarno membicarakan pemberontakan PKI pada 30 September yang menculik dan membunuh enam jenderal.

Dalam dokumen rahasia tersebut banyak disebutkan tentang pembunuhan massal terhadap anggota PKI. Terutama dalam dokumen tertanggal 4 November 1965, terdapat laporan terkait upaya pembersihan anggota PKI di Surabaya, terutama Blitar.

Dalam sejarah Indonesia, Blitar memang menjadi salah satu wilayah terakhir yang dikuasai oleh PKI. Operasi Trisula adalah upaya pembersihan PKI di Blitar, dengan taktik gerilya yang berlangsung hingga tahun 1966, serta menewaskan 33  tokoh PKI dan 850 lainnya ditangkap.

Dalam telegram Kedubes AS tertanggal 12 November 1965, sentimen terhadap PKI kemudian meluas menjadi kebencian terhadap warga etnis Tionghoa.

Pada 1967, karena sebagian besar basis pendukung Soekarno telah dibunuh, dipenjara, dan sisanya bersembunyi karena takut, Soekarno akhirnya dipaksa keluar dari istana negara digantikan oleh rezim militer yang otoriter Soeharto.

3. Vietnam

Pada 2 September 1945, tokoh komunis Vietnam Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Republik Demokrasi Vietnam (RDV) dan dirinya sebagai presiden setelah kekosongan kekuasaan akibat Perang Dunia II.

Namun, 19 Desember 1946, Prancis kembali datang ke Vietnam yang mencetuskan Perang Indochina I atau Perang Prancis-Vietnam. Perang Prancis-Vietnam berakhir setelah dibuatnya Perjanjian Jenewa pada 21 Juli 1954, salah satunya menyatakan membagi Vietnam menjadi dua, yakni Utara dan Selatan.

Vietnam Utara dengan ibukota Hanoi dikuasai oleh Ho Chi Minh, dan Vietnam Selatan dengan ibukota Saigon dikuasai oleh Ngo Dinh Diem. Keduanya sebenarnya ingin menyatukan Vietnam, namun terhalang oleh perbedaan ideologi masing-masing.

Alasan inilah yang kemudian memicu terjadinya Perang Indochina II atau Perang Vietnam (1955-1975). Perang Vietnam tidak lepas dari keterlibatan Amerika Serikat demi memerangi sekutu Uni Soviet, yakni Vietnam Utara.

Pasukan Vietnam Selatan yang didukung oleh peralatan militer AS dan CIA, berhasil menangkap sekitar 100.000 orang dalam operasinya. Sejak 1957, Viet Cong mulai melakukan serangan balik kepada rezim Ngo Dinh Diem. Pada 1960, bersama oposan Ngo Dinh Diem membentuk Front Pembebasan.

Amerika Serikat terus menambah pasukannya. Pada 1962, sebanyak 9.000 tentara AS telah berada di Vietnam. Hingga November 1967, pasukan AS yang berada di Vietnam Selatan telah berjumlah lebih dari 500.000 tentara.

Australia, Thailand, Selandia Baru, dan Korea Selatan juga mengerahkan pasukan mereka ke Vietnam Selatan namun dalam skala lebih kecil. Di sisi lain, rezim Ho Chi Minh dari Vietnam Utara terus memperkuat pertahanan udaranya dengan dukungan dari Uni Soviet dan China.

Seiring berjalannya waktu, keterlibatan AS di Perang Vietnam mulai diragukan pasukannya sendiri dan ditentang oleh rakyat Amerika. Hal ini dikarenakan telah banyak menimbulkan kerusakan fisik dan psikologis terhadap pasukannya sendiri.

Antara 1966 hingga 1973, muncul gerakan anti-perang dan protes besar, baik di Vietnam maupun di AS. Pada 1968, terjadi perundingan antara AS dan Vietnam Utara di Paris namun berakhir pada kebuntuan. Kanaikan Richard Nixon menjadi Presiden AS pada 1969, AS kembali melakukan manuver yang memperparah kekejaman Perang Vietnam

Perang diakhiri dengan penandatanganan perjanjian perdamaian antara Amerika Serikat dan Vietnam Utara pada Januari 1973, yang juga mengakhiri permusuhan terbuka antara keduanya. Meski telah berdamai dengan AS, konfrontasi antara Vietnam Selatan dan Vietnam Utara masih terus berlanjut hingga 30 April 1975.

Setelah Vietnam Selatan di bawah rezim Ngo Dinh Diem menyerah, Perang Vietnam bisa dikatakan benar-benar berakhir. Hingga saat ini, Republik Sosialis Vietnam masih menggunakan ideologi komunis, khususnya dalam bidang politik.

4. Laos

Harapan rakyat Laos akan kedaulatan penuh seketika sirna saat Perjanjian Jenewa 1953 disahkan. Dalam perjanjian ini, Laos memperoleh kemerdekaan dari Prancis dan berhak memerintah dengan sistem monarki konstitusional.

Namun, hal ini justru membuat persaingan antara kelompok komunis Pathet Lao dan pemerintah Kerajaan Laos semakin meruncing.

Selama hampir dua dekade ke depan, kedua kubu saling berebut kekuasaan. Keadaan semakin kacau setelah pasukan Vietnam Utara di wilayah tenggara Laos ikut terlibat dalam konfrontasi. Misi utama dari pasukan ini adalah mendukung dan memastikan ketersediaan pasokan logistik bagi kelompok Pathet Lao.

Dalam pertempuran sebelumnya, pasukan Vietnam Utara turut membantu Front Pembebasan Nasional (NLF) ketika konflik Vietnam meletus. NLF terdiri dari kelompok gerilyawan dan tentara komunis semasa Perang Vietnam.

Sejak 1945, pemerintah Kerajaan Laos telah berusaha menyingkirkan pengaruh militer dan ideologi Vietnam Utara di kawasan Laos. Namun, agaknya Vietnam Utara tak berniat meninggalkan Laos yang telah dianggap saudara sedarah oleh Vietnam.

Amerika Serikat yang mengetahui hampir separuh rakyat Laos menganut paham Komunisme, mulai mengambil langkah cepat.

CIA secara diam-diam menjalankan operasi rahasia dengan merekrut 30.000 orang Laos yang sebagian besar dari suku Hmong, Mien, dan Khmu. Pelatihan dipimpin oleh Vang Pao, Jenderal Angkatan Darat Kerajaan Laos.

Kerajaan Laos didukung oleh pasukan Thailand, Tentara Rakyat Vietnam (PAVN), dan Front Pembebasan Nasional (NLF) berusaha menyingkirkan kaum Pathet Lao yang juga didukung oleh pasukan Vietnam Utara dari wilayah Laos.  

Pada 1973, konflik secara berangsur mereda melalui inisiatif Kesepakatan Damai Paris. Dalam perjanjian ini, Amerika Serikat diharuskan menarik diri dari Laos, sebaliknya pasukan Vietnam Utara tidak diharuskan menarik pasukannya dari Laos.

Antara 1974-1975, situasi Laos relatif stabil tanpa adanya gesekan dari dua kubu yang berseberangan. Namun, setelah Perdana Menteri Souvanna Phouma harus dibawa ke Prancis akibat serangan jantung, gempa politik mengguncang Laos karena pemerintahan dikuasai oleh birokrat korup.

Kelompok Komunis Pathet Lao secara perlahan mengambil alih pemerintahan dan berhasil menduduki ibukota. Pemberontakan hampir di seluruh wilayah Laos dilakukan secara terus menerus, hingga Perang Saudara kembali terjadi dan akhirnya dimenangkan oleh kelompok Komunis Pathet Lao.

5. Kamboja

Pada 1955, Pangeran Sihanouk naik ke tampuk kekuasaan tertinggi Kamboja dengan menerapkan sistem demokrasi parlementer demokrasi. Ia juga mengubah ideologi nasional menjadi ideologi Sosialisme Buddha.

Selama bertahun-tahun memimpin, Sihanouk telah menjauhkan Kamboja dalam keterlibatan Perang Vietnam dengan menjalin persahabatan dengan negara-negara Komunis, seperti Tiongkok dan Vietnam Utara. Pada 1963, Sihanouk memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan pemerintah Amerika Serikat.

Keputusan Sihanouk tersebut menimbulkan konflik dan kekecewaan bagi golongan oposisi di Kamboja. Konflik semakin meruncing ketika rezim Sihanouk melakukan korupsi dan pemborosan secara besar-besaran yang mengakibatkan ekonomi Kamboja melemah.

Kelompok Khmer Merah yang dipimpin Lon Nol kemudian melakukan pemberontakan dan kudeta terhadap rezim Sihanouk, dan berakhir menguasai pemerintahan Kamboja. Lon Nol kemudian mendirikan Republik Khmer didukung pemerintah Amerika Serikat.

Di Phnom Penh, rezim Lon Nol awalnya populer terutama terkait janji mereka untuk menyingkirkan pasukan Komunis Vietnam dari Kamboja. Namun faktanya, konfrontasi yang mereka buat menyeret Kamboja sepenuhnya ke dalam konflik Vietnam.

Pada 1970, koalisi gugus tugas pasukan Amerika Serikat dan Vietnam Selatan menyerbu Kamboja timur, namun pasukan komunis telah mundur ke barat. Pada 1973, dukungan Vietnam Utara untuk komunis Kamboja berangsur berkurang , menyusul dibuatnya kesepakatan perang dengan Amerika di Paris.

Kesepakatan ini menuai protes dan keengganan dari komunis Kamboja untuk mematuhinya. Geram karenanya, komunis Kamboja menjadi sasaran pengeboman udara besar-besaran oleh pasukan AS, meski AS tidak memiliki keterlibatan langsung dengan pemerintahan Kamboja.

Pengeboman ini berdampak pada melambatnya serangan komunis di Kamboja. Dua tahun kemudian, terjadi perang saudara yang diakhiri dengan berkuasanya komunis hampir di setiap wilayah Kamboja.

Sementara rezim Lon Nol yang hanya mampu menguasai wilayah Phnom Penh terus menerima bantuan dari AS, guna meningkatkan peluang kemenangan pertempuran.

Pada April 1975, pemerintah Lon Nol akibat kudeta dari pasukan komunis yang secara cepat memasuki Phnom Penh. Dalam kurun waktu kurang dari seminggu, Phnom Penh dan kota-kota lain di seluruh negeri dikosongkan.

Ribuan penduduk kota tewas dalam upaya pemindahan paksa, dan semakin memburuk di tahun-tahun berikutnya.

6. Timor Timur

Pada 7 Desember 1975, Indonesia melakukan invasi ke Timor Timur. Indonesia di bawah rezim Soeharto berdalih agresi militer tersebut sebagai bentuk antikolonialisme, meski tujuan sebenarnya adalah upaya menggulingkan rezim Fretilin yang sejak setahun sebelumnya telah berkuasa di Timor Timur.

Sebuah dokumen yang dirilis Independen National Security Archive tahun 2005, setahun sebelum terjadinya invasi, Amerika Serikat telah mengetahui rencana tersebut.

Dalam dokumen lain yang disiarkan Indoleaks, diketahui telah terjadi pertemuan antara Soeharto dengan Presiden AS Gerald Ford di Camp David, Maryland, AS pada Juli 1975.

Dalam dokumen ini seolah memperkuat bukti bahwa AS secara eksplisit menyetuji invasi militer Indonesia, karena tidak ingin Timor Timur dikuasai komunis. Washington menjalankan “kebijakan diam” serta menekan pers untuk tidak menurunkan berita tentang Timor Timur, termasuk laporan pembantaian penduduk sipil Timor.

Tujuan AS membungkam pers adalah untuk mencegah Kongres menerapkan embargo terhadap peralatan militer yang mereka kirim ke Indonesia.

Pada 1977, Presiden AS Jimmy Carter juga melakukan cara ini guna menggagalkan upaya pembeberan telegraf berisi catatan pertemuan antara Presiden AS Ford, Presiden Soeharto, dan Menteri Luar Negeri AS Kissinger.

Soeharto dalam dokumen tersebut menyinggung bahwa rakyat yang menginginkan kemerdekaan penuh Timor Timur adalah mereka yang telah terpengaruh oleh paham komunis. Ia juga menyatakan bahwa dengan wilayah teritorial kecil dan minim sumber daya, Timor Timur tidak layak menjadi negara berstatus merdeka.

Pendudukan dan invasi Indonesia ke Timor Timur secara berangsur mulai berkurang ketika turunnya Soeharto dari tampuk kekuasaan pemerintah Indonesia Mei 1998.

Pada 30 Agustus 1999, oleh Presiden B. J. Habibie diadakan referendum kemerdekaan di Timor Timur sebagai tanda berakhirnya pendudukan Indonesia di wilayah Timor Timur.

The post 6 Keterlibatan Amerika Serikat dalam Penggulingan Rezim di Asia Tenggara appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Sungai Terpanjang di Amerika https://haloedukasi.com/sungai-terpanjang-di-amerika Sat, 29 Jan 2022 11:08:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30900 Amerika Serikat merupakan sebuah negara dengan ibu kota di Washington DC yang terdiri dari berbagai macam negara bagian. Jumlah negara bagian yang terdapat dalam Amerika Serikat itu sendiri sekitar 50 negara bagian. Dengan banyaknya jumlah dari negara bagian itu sendiri, terbentang pula panorama dan aliran sungai yang mengalir di sepanjang wilayah dan juga regional dari […]

The post 10 Sungai Terpanjang di Amerika appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Amerika Serikat merupakan sebuah negara dengan ibu kota di Washington DC yang terdiri dari berbagai macam negara bagian. Jumlah negara bagian yang terdapat dalam Amerika Serikat itu sendiri sekitar 50 negara bagian.

Dengan banyaknya jumlah dari negara bagian itu sendiri, terbentang pula panorama dan aliran sungai yang mengalir di sepanjang wilayah dan juga regional dari keseluruhan negara bagian dari Amerika Serikat.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas terkait dengan keberadaan sungai yang mengalir di Amerika Serikat, berikut ini beberapa sungai yang memiliki peringkat panjang terpanjang di Amerika Serikat, antara lain:

1. Sungai Missouri

Sungai Missouri merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 3.767 km. Sungai Missouri ini terletak pada Amerika bagian utara lebih tepatnya asal hulu yang bermula dari Brower’s Spring dan memiliki hilir yang bermuara pada Sungai Mississippi. Sungai ini mengalirkan kurang lebih sekitar 2.445 kubik air per detik. Sungai ini memiliki luas cekungan sebesar 1.371 juta km persegi.

Sungai ini mencangkup Kota Kansas, Great Falls, dan juga Bismarck. Sungai ini merupakan bagian dari percabangan dan juga merupakan bagian dari anak sungai Mississippi yang panjangnya melebihi dari induk sungainya yaitu Sungai Mississippi.

2. Sungai Mississippi

Sungai Mississippi merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 3.736 km. Sungai Mississippi ini memiliki asal hulu yang bermula dari Danau Itasca dan memiliki hilir yang bermuara pada Teluk Meksiko. Sungai ini memiliki luas cekungan sebesar 2.981 juta km persegi.

Sungai ini mencangkup Kota New Orleans, Memphis, St. Louis, Baton Rouge, Minneapolis, Saint Paul, dan juga La Crosse. Merupakan salah satu induk sungai yang memiliki anak sungai terpanjang yaitu Sungai Missouri, yang panjangnya bahkan melebihi panjang induk sungai yaitu Sungai Mississippi.

3. Sungai Yukon

Sungai Yukon merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 3.190 km. Sungai Yukon ini terletak pada barat laut dari Amerika bagian utara lebih tepatnya asal hulu yang bermula dari Danau Atlin dan memiliki hilir yang bermuara pada Laut Bering.

Sungai ini mengalirkan kurang lebih sekitar 6.210 kubik air per detik. Sungai ini memiliki luas cekungan sebesar 832.700 km persegi. Sungai ini mencangkup Kota Whitehorse, Tanana, Nulato, Galena, Ruby, Emmonak, Holy Cross, Pilot Station, Alakanuk, Kotlik, Saint Mary’s, Russian Mission, Mountain Village, Marshall, dan juga Grayling.

4. Sungai Rio Grande

Sungai Rio Grande merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 3.034 km. Sungai Rio Grande ini terletak pada Amerika bagian barat daya dan Meksiko utara lebih tepatnya asal hulu yang bermula dari Colorado, Rio Grande National Forest, Pembagi Benua Amerika, Canby Mountain, San Juan Mountains, dan memiliki hilir yang bermuara pada Teluk Meksiko.

Sungai ini mengalirkan kurang lebih sekitar 82 kubik air per detik. Sungai ini mencangkup Kota El Paso, Ciudad Juárez, Albuquerque, Las Cruces, dan juga Nuevo Laredo.

5. Sungai Arkansas

Sungai Arkansas merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 2.364 km. Sungai Arkansas ini terletak pada Amerika bagian barat daerah Colorado, lebih tepatnya asal hulu yang bermula dari Pegunungan Rocky dan memiliki hilir yang bermuara pada Sungai Mississippi.

Sungai ini mengalirkan kurang lebih sekitar 1.147 kubik air per detik. Sungai ini memiliki luas cekungan sebesar 435.123 km persegi. Sungai ini mencangkup Kota Pueblo.

6. Sungai Colorado

Sungai Colorado merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 2.333,5 km. Sungai Colodaro ini terletak pada Amerika bagian barat daya dan utara Meksiko, lebih tepatnya asal hulu yang bermula dari La Poudre Pass Lake dan memiliki hilir yang bermuara pada Teluk California.

Sungai ini mengalirkan kurang lebih sekitar 640 kubik air per detik. Sungai ini memiliki luas cekungan sebesar 629.100 km persegi. Sungai ini mencangkup Kota San Luis Río Colorado, Yuma, Austin, Moab, Kota Lake Havasu, Bullhead City, Page, Glenwood Springs, dan juga Grand Junction.

7. Sungai Merah

Sungai Merah merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 2.188,7 km. Sungai Merah ini terletak pada Amerika bagian selatan lebih tepatnya asal hulu yang bermula dari Prairie Dog Town Fork Red River, Buck Creek dan memiliki hilir yang bermuara pada Sungai Mississippi, Atchafalaya River.

Sungai ini mengalirkan kurang lebih sekitar 1.614 kubik air per detik. Sungai ini mencangkup Kota Wichita Falls, Shreveport, Bossier City, Denison, Alexandria, Fulton, Texarkana, Elmer, dan juga Newlin.

8. Sungai Columbia

Sungai Columbia merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 2.000,4 km. Sungai ini terletak pada Amerika bagian utara lebih tepatnya asal hulu yang bermula dari Columbia Lake dan memiliki hilir yang bermuara pada Samudera Pasifik.

Sungai ini mengalirkan kurang lebih sekitar 7.500 kubik air per detik. Sungai ini memiliki luas cekungan sebesar 668.000 km persegi.

9. Sungai Ular

Sungai Ular merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 1.734,8 km. Sungai ini terletak pada Amerika bagian utara lebih tepatnya asal hulu yang bermula dari Pegunungan Rocky dan memiliki hilir yang bermuara pada Sungai Columbia.

Sungai ini mengalirkan kurang lebih sekitar 1.610 kubik air per detik. Sungai ini memiliki luas cekungan sebesar 280.000 km persegi.

10. Sungai Ohio

Sungai Ohio merupakan suatu sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 1.578,7 km. Sungai ini terletak pada Amerika bagian timur lebih tepatnya asal hulu yang bermula dari Monongahela River, Allegheny River dan memiliki hilir yang bermuara pada Sungai Mississippi. Sungai ini mengalirkan kurang lebih sekitar 7.440 kubik air per detik.

The post 10 Sungai Terpanjang di Amerika appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Doktrin Truman: Latar Belakang, Isi dan Dampaknya https://haloedukasi.com/doktrin-truman Sat, 25 Dec 2021 05:22:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29964 Doktrin Truman atau Truman Doctrine adalah sebuah kebijakan yang diambil oleh presiden ke-33 Amerika Serikat yaitu Harry S Truman. Truman merupakan sosok yang sangat berjasa dalam membawa sekutu barat sebagai pemenang perang dunia II. Truman mengeluarkan kebijakan ini untuk mencegah ekspansi geopolitik Uni Soviet selama perang dingin setelah perang dunia usai. Pernyataan ini dikeluarkan pada 12 Maret […]

The post Doktrin Truman: Latar Belakang, Isi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Doktrin Truman atau Truman Doctrine adalah sebuah kebijakan yang diambil oleh presiden ke-33 Amerika Serikat yaitu Harry S Truman. Truman merupakan sosok yang sangat berjasa dalam membawa sekutu barat sebagai pemenang perang dunia II.

Truman mengeluarkan kebijakan ini untuk mencegah ekspansi geopolitik Uni Soviet selama perang dingin setelah perang dunia usai. Pernyataan ini dikeluarkan pada 12 Maret 1947 dan berakhir sampai tahun 12 Juli 1948.

Lantas mengapa Truman mengeluarkan kebijakan ini? Berikut penjelasannya. 

Latar Belakang Doktrin Truman

Perang dunia II memang telah berakhir sejak tahun 1945 namun bukan berarti dunia langsung damai begitu saja. Perang dunia II menyisakan negara-negara di segala benua mengalami kerugian besar bahkan ada yang hampir bangkrut termasuk Inggris. 

Kondisi semakin panas dengan kegigihan Uni Soviet untuk menyebarkan paham komunis di wilayah Eropa Timur. Sementara itu Yunani sedang mengalami konflik perang saudara dimana Partai Komunis menyatakan kontra terhadap pemerintah secara terang-terangan.

Begitu juga dengan Turki yang sedang tegang karena terus di konfrontasi oleh Uni Soviet agar mereka dapat melintas dengan bebas di wilayah Selat Dardanella. 

Turki dan Yunani sebelumnya mendapat dukungan dari Britania Raya yang merupakan sekutu terkuat. Namun dukungan militer tersebut telah dihentikan per tanggal 31 Maret 1947 dikarenakan krisis yang dialami Inggris. 

Keadaan tersebut tentu akan sangat menguntungkan bagi Uni Soviet untuk menancapkan paham komunis di negara-negara lain yang sudah dilakukan sejak masa perang dunia II. Melihat langkah Uni Soviet yang semakin mudah, Amerika Serikat dan Inggris tentu merasa khawatir sebagaimana pasukan sekutu sangat menjunjung tinggi paham demokrasi. 

Oleh sebab itu untuk terus menerapkan paham demokrasi dan mencegah Uni Soviet memperluas paham komunisnya, Inggris meminta Amerika Serikat untuk mengambil alih. 

Isi Doktrin Truman

Amerika Serikat menerima permintaan Inggris dengan membuat pernyataan di dalam pidato Presiden Harry S Truman yang dilakukan di depan Kongres atau DPR AS. Di dalam pidatonya Truman mengatakan:

“Atas dasar suara mayoritas warga dunia. Pemerintah kita akan menjamin kebebasan bagi setiap orang,” dan “itu pasti kebijakan Amerika Serikat untuk mendukung orang-orang bebas yang menolak upaya penindasan oleh minoritas bersenjata atau oleh tekanan dari luar.” 

Di depan Kongres Amerika juga meminta bantuan untuk Turki dan Yunani dalam pernyataannya yakni:

“Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dirancang agar mampu mempertahankan kebebasan dan kemerdekaan setiap anggotanya. Tujuan itu tak sepatutnya disadari tanpa keinginan kita untuk membantu memerdekakan bangsa-bangsa yang terancam oleh rezim totalitarian. Ini tidak lebih dari kenyataan bahwa rezim totalitarian yang menguasai bangsa yang bebas, baik lewat agresi langsung maupun tidak, mengancam dasar perdamaian dan juga keamanan Amerika Serikat.”

Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa Amerika Serikat akan  memberikan bantuan berupa keuangan untuk mendukung ekonomi dan militer Yunani dan Turki.

Tidak hanya untuk Turki dan Yunani, pernyataan tersebut juga menyiratkan bahwa AS akan membantu negara apapun yang sedang berada di bawah ancaman komunisme Uni Soviet. Permohonan Amerika Serikat tersebut dikabulkan oleh kongres.

Dampak Doktrin Truman 

Kebijakan Truman memiliki berbagai dampak seperti berikut ini:

  • Turki dan Yunani Mendapat Bantuan

Pernyataan Truman di depan DPR AS tidak disetujui oleh semua pihak begitu saja. Beberapa diantaranya menganggap bahwa Turki dan Yunani sejak dahulu memang bukan negara demokratis. Bahkan ada pihak yang berpendapat bahwa Uni Soviet tidak memiliki niat buruk seperti anggapan Truman

Namun di sisi lain lebih banyak pihak yang mendukung Truman untuk membantu kedua negara tersebut. Setelah melalui banyak pertimbangan DPR AS akhirnya memberikan pernyataan setuju dengan kebijakan tersebut. DPR AS menyetujui pemberian dana kepada Turki dan Yunani sebesar 400 juta USD yang diberikan dua bulan setelahnya. 

Turki mendapat bantuan sebesar 100 USD dan juga armada kapal dan pesawat serta pasukan militer AS untuk menjaga selat Turki. 

  • Pecahnya Perang Dingin

Adanya kebijakan luar negeri Amerika Serikat oleh Harry S Truman ini ternyata berdampak lebih serius. Kebijakan tersebut dianggap sebagai deklarasi resmi perang dingin antara AS dengan Uni Soviet. 

Hal tersebut ditunjukkan dengan bantuan yang diberikan AS tidak hanya untuk Turki dan Yunani melainkan berbagai negara lainnya bahkan termasuk Indonesia. 

  • Berdirinya NATO

Inggris dan Prancis untuk menjaga keamanan mencegah meluasnya paham komunisme di wilayah timur Mediterania maka memberikan gagasan untuk membentuk North Atlantic Treaty Organization (NATO). 

Organisasi ini kemudian resmi berdiri pada 4 April 1949 di Washington, D.C, AS. Turki dan Yunani yang akhirnya dimenangkan oleh partai demokratik nya bergabung dengan NATO pada tahun 1952. 

Saat ini NATO telah diikuti oleh 30 negara diantaranya adalah Belgia, Kanada, Denmark, Perancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat (AS)

The post Doktrin Truman: Latar Belakang, Isi dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Biografi Ernest Hemingway, Penulis Sukses Asal Amerika Serikat https://haloedukasi.com/biografi-ernest-hemingway Tue, 23 Nov 2021 03:23:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28770 Ernest Miller Hemingway atau biasa dikenal Ernest Hemingway adalah pria kelahiran Cicero (sekarang Oak Park), Illinois, Amerika Serikat pada tanggal 21 Juli 1899 dan meninggal di Ketchum, Idaho, 2 Juli tahun 1961. Ia merupakan novelis dan penulis cerita pendek yang dianugerahi penghargaan Nobel dalam kepenulisan pada 1954. Ayah Hemingway bernama Clarence Edmont berprofesi sebagai seorang […]

The post Biografi Ernest Hemingway, Penulis Sukses Asal Amerika Serikat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ernest Hemingway

Ernest Miller Hemingway atau biasa dikenal Ernest Hemingway adalah pria kelahiran Cicero (sekarang Oak Park), Illinois, Amerika Serikat pada tanggal 21 Juli 1899 dan meninggal di Ketchum, Idaho, 2 Juli tahun 1961. Ia merupakan novelis dan penulis cerita pendek yang dianugerahi penghargaan Nobel dalam kepenulisan pada 1954.

Ayah Hemingway bernama Clarence Edmont berprofesi sebagai seorang dokter. Sementara ibunya, Grace Hall Hemingway adalah ibu rumah tangga yang menggunakan seluruh hidupnya untuk merawat dan membesarkan Hemingway bersama keluarganya. Hemingway juga menjadi anak pertama dari enam bersaudara.

Hemingway bersekolah di sekolah umum dan lulus dari sekolah menengah atas pada 1917. Selama bersekolah di SMA Oak Prak dan River Forest itulah ia mulai menulis dan menjadi anak yang aktif serta menonjol. Akan tetapi, setelah lulus ia tidak melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, melainkan bekerja menjadi reporter untuk The Kansas City Star.

Sebenarnya, Hemingway sudah beberapa kali mendaftar untuk menjadi anggota pelayanan militer. Namun karena ia memiliki cacat pada mata, ia selalu ditolak. Sampai akhirnya ia bisa terlibat dalam Perang Dunia I dengan menjadi sopir ambulans untuk American Red Cross. 

Menariknya, saat belum genap berusia 19 tahun, tepatnya pada 8 Juli 1918, Hemington terluka di front Austro-Italian di Fossalta di Piave. Akhirnya ia dirawat rumah sakit daerah Milan dan jatuh cinta dengan perawat bernama Agnes von Kurowsky, tetapi perempuan tersebut menolak untuk menikahinya.

Setelah melakukan pemulihan di rumah, Hemingway memulai kembali kegiatannya dalam dunia menulis. Ia melakukan kerja sampingan di Chicago dan kemudian pergi berlayar ke Prancis dengan menjadi koresponden asing untuk Toronto Star

Di sana, ia bertemu dengan beberapa penulis asal Amerika juga, yakni Scott Fitzgerald, Gertrude Stein, dan Ezra Pound yang meyakinkan Hemingway untuk menulis buku. Oleh karena itu, pada 1924, karya pertamanya yang berjudul In Our Time dengan isi kumpulan cerita dirilis di Paris dan pada tahun berikutnya dipublikasikan di New York.

Karya kedua Hemington yang dipublikasikan pada tahun 1926 adalah sebuah novel dengan judul The Sun Also Rises. Novel tersebut berhasil mencetak kesuksesan pertama baginya. Setelah itu, masih di tahun yang sama Hemingway kembali menerbitkan karyanya, yaitu The Torrents of Spring yang merupakan parodi dari buku Dark Laughter milik penulis Amerika, Sherwood Anderson.

Hampir sepanjang tahun di masa-masa setelah perang Hemingway habiskan untuk menulis buku. Pada tahun 1927, ia dianggap sebagai master dalam penulisan cerita pendek fiksi berkat Men Without Women dan sepenuhnya dibangun dengan cerita-cerita dalam Winter Take Nothing (1933), seperti “The Killers,” “The Short Happy Life of Francis Macomber,” dan “The Snows of Kilimanjaro”.

Sebelumnya, Hemingway juga mendapatkan kesuksesan atas karyanya yang berjudul A Farewell to Arms di tahun 1929 yang isinya menggambarkan dengan jelas mengenai kisah cinta Frederic Henry yang merupakan tentara Amerika dengan perawat Inggris bernama Catherine Barkley dan bersifat otobiografi tentang Hemingway.

Karya selanjutnya dari Hemingway adalah novel For Whom the Bell Tolls yang diterbitkan pada 1940 dan ditulis berdasarkan pengalamannya selama menjadi reporter pada masa perang dunia di Spanyol. 

Kemudian pada tahun 1952 ia menerbitkan novel singkat dengan judul The Old Man and the Sea yang menceritakan kisah perjalanan nelayan tua yang panjang dan penuh dengan perjuangan dalam kesendiriannya dengan ikan dan laut hingga kemenangannya dalam kekalahan.

Novel tersebut membawanya untuk mencapai kesuksesan yang sangat besar sekaligus menjadi kesuksesan terakhir untuk Hemingway. Novelnya mendapat Penghargaan Pulitzer di tahun 1953 dan satu tahun setelah itu Hemingway mendapat Penghargaan Nobel dalam Sastra.

Terdapat beberapa fakta yang terkenal di masa-masa akhir kehidupan Hemingway. Ia mengalami dua kecelakaan pesawat terbang secara berturut-turut dan menyebabkan Hemingway mengalami beberapa luka yang sangat serius, yaitu pada bahu kanan, lengan dan kaki, tulang belakang remuk, luka bakar parah pada wajah, lengan, dan kaki, serta mengalami gegar otak parah, kehilangan kemampuan melihat pada mata kiri untuk sementara juga kehilangan kemampuan mendengar pada telinga kiri.

Ketika kondisinya mulai membaik, Hemingway yang merupakan pecandu alkohol masih harus menghadapi berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, radang aorta, serta depresi. Oleh sebab itu, ia dirawat di Ketchum, Idaho untuk menjalani pengobatan, termasuk ECT terkait depresinya.

Hemingway sempat melakukan percobaan bunuh diri pada tahun 1961 di masa musim semi sehingga ia diberikan ECT kembali. Akan tetapi, akhirnya Hemingway benar-benar bunuh diri menggunakan senapan yang ditembakkan ke kepala dan meninggal dunia. Hemingway merasa ECT yang ia terima merusak daya ingatnya sehingga ia tidak bisa menulis lagi sehingga ia memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Diketahui juga bahwa beberapa anggota keluarga Hemingway, seperti ayahnya, dua sadaranya (Ursula dan Leicester), serta cucunya pun melakukan bunuh diri. Terdapat pendapat bahwa garis keturunan ayah Hemingway memiliki kondisi genetik terkait penyakit menurun akibat konsentrasi zat besi yang berlebih sehingga menyebabkan depresi.

Fakta terakhir dari Hemingway adalah sebenarnya ia masih terus berkarya hingga akhir hayatnya. Namun, karya-karya tersebut tidak selesai sehingga diterbitkan secara anumerta. Di antaranya, yaitu A Moveable Feast, Islands in the Stream, The Nick Adams Stories, The Dangerous Summer, dan The Garden of Eden.

Demikianlah kisah lahir, kehidupan remaja hingga dewasa, pendidikan, karya-karya, serta fakta dari Ernest Hemingway. Kesimpulannya, Hemingway merupakan novelis yang pernah mendapat penghargaan Nobel. Anak dari seorang dokter ini sempat menjadi supir ambulan pada PD 1 sebelum kembali ke dunia jurnalistik dan akhirnya menjadi penulis.

Beberapa karya yang dihasilkan Hemingway, yaitu The Sun Also Rises (1926), A Farewell to Arms (1929), For Whom the Bell Tolls (1940), The Old Man and the Sea (1952), dan masih banyak lagi. Kisah-kisah yang ia tuangkan dalam karyanya menunjukkan kondisi sebenarnya pada saat itu.

Fakta dari Hemingway beberapa di antaranya, yakni terkait musibah kecelakaan pesawat dua kali berturut-turut yang menyebabkan ia terluka parah. Setelah sembuh pun ia masih memiliki masalah kesehatan berat serta depresi. Hemingway akhirnya tutup usia karena bunuh diri menggunakan pistol.

The post Biografi Ernest Hemingway, Penulis Sukses Asal Amerika Serikat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Sumber Daya Alam Amerika Serikat yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/sumber-daya-alam-amerika-serikat Thu, 10 Jun 2021 07:06:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25242 Patung Liberty dan Hollywood. Kata-kata itu memang pantas menggambarkan salah satu negara adidaya Amerika Serikat. U.S.A lebih akrab di lidah ketika menyebut kata Amerika Serikat. Negara tersebut tidak hanya menawarkan hamparan gedung pencakar langit saja, keindahan alamnya pun tidak habis untuk dipandang. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang paling di incar di dunia. Apapun […]

The post 6 Sumber Daya Alam Amerika Serikat yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Patung Liberty dan Hollywood. Kata-kata itu memang pantas menggambarkan salah satu negara adidaya Amerika Serikat. U.S.A lebih akrab di lidah ketika menyebut kata Amerika Serikat. Negara tersebut tidak hanya menawarkan hamparan gedung pencakar langit saja, keindahan alamnya pun tidak habis untuk dipandang. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang paling di incar di dunia. Apapun yang ada seakan-akan berasal dari negara satu ini dan seolah membuat iri negara lain.

Hamparan gedung pencakar langit menghiasi langit luas Amerika Serikat. Mulai dari industri pangan, sandang, hingga film pun digadang-gadang memiliki kualitas teratas di negara ini.

Tidak hanya berhenti disana, Amerika Serikat pun memeluk alam yang indah yang dapat di nikmati. Berikut akan dibahas mengenai sumber daya alam di Amerika Serikat.

1. Sumber Daya Alam Nabati

Sumber nabati dapat berasal dari buah dan sayur. Amerika Serikat memiliki sumber daya hayati yang baik. Sebut saja jeruk. Siapa yang tak kenal dengan sebutan ‘Florida Orange’.

Jeruk di kawasan Florida, Amerika Serikat memang memiliki tempat sendiri di hati dunia. Jeruk-jeruk yang ada di kawasan Florida mempunyai rasa yang manis dan segar serta penampakan warna oranye yang terang.

Tidak heran jeruk Florida sangat terkenal. Pemanfaatan jeruk dapat digunakan sebagai bahan utama minuman, makanan, hingga industri kecantikan. Buah-buah lainnya seperti apel, anggur, dan lemon banyak tumbuh di daerah Washington, California, dan Oregon.

Selain jeruk, kekayaan nabati yang ada yaitu kedelai. Amerika Serikat merupakan penghasil dan produsen kedelai yang lumayan dilirik.

Keadaan wilayah di Amerika Serikat memungkinkan kedelai-kedelai tumbuh dengan alami dan baik bahkan di musim hujan sekalipun. Kedelai banyak di tanamkan di daerah Ohio, Carolina, Virginia, Texas, Kansas, dan Indiana.

Pengolahan kedelai sangat bermanfat bagi tubuh. Kedelai yang merupakan makanan sehat juga digunakan sebagai bahan utama olahan pangan dan juga kosmetik, seperti bahan pelembab tubuh.  

2. Sumber Daya Alam Hewani

Masyarakat Amerika Serikat biasanya menyajikan makanan yang bersumber dari sumber daya hewani. Kambing dan domba merupakan salah satu sumber hewani yang lumayan besar.

Kambing dan domba banyak ditemukan di kawasan Texas, Arizona, dan New Mexico. Selain itu juga ada sapi. Sudah tidak asing lagi jika sapi kualitas baik dapat ditemukan di peternakan di Amerika Serikat.

3. Sumber Daya Alam Fauna

Amerika Serikat memang memasang kilatan dari pancaran gedung pencakar langit yang berdiri tegak. Hanya ada kemegahan yang terlintas dibenak ketika menghampiri kota-kota di negara ini.

Walau demikian, keindahan alam dari negara ini bisa memanjakan mata. Salah satunnya dengan keindahan dan keunikan satwanya. Satwa-satwa khas negara ini yaitu moose, bald eagle, rattlesnake, beruang grizzly, rakun, dan koyote. Bald eagle merupakan burung elang yang menjadi ikon Amerika Serikat.

4. Sumber Daya Alam Flora

Amerika Serikat juga memiliki beragam jenis flora. Keberagaman flora tersebut seakan menghiasi negara tersebut dengan keindahannya.

Tanaman yang ada di Amerika Serikat diantaranya yaitu mono lake atau argemony, trifolium thompsonii, pinus balfouriana, clarkia rubicunda, tumbuhan starr, dan lili mariposa.

Argemony dan tumbuhan starr dapat ditemukan di kawasan Hawaii.  Trifolium thompsonii ditemukan di daerah Washington. Pinus balfouriana dan clarkia rubicunda terdapat di California.

Bunga lili mariposa terdapat di kawasan Oregon, Montana, Nevada, dan juga Washington. Flora tersebut merupakan keindahan alam yang unik dan hanya dapat ditemukan di wilayah mereka berada.

5. Sumber Daya Alam Hutan

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang amat penting. Tidak terkecuali di negara Amerika Serikat. Beberapa hutan hujan tropis ada di wilayah bagian Lembah Amazon.

Dengan adanya hutan hujan ini akan mendatangkan hal yang positif. Diantaranya mengatasi kekeringan, erosi, banjir, serta menjaga siklus air. Hutan hujan juga dapat menjadi habitat asli dan alami bagi spesies yang ada.

6. Sumber Daya Alam Mineral

Sumber daya yang satu ini memang tidak habis untuk dibicarakan. Amerika Serikat sebagai negara yang besar tentu memiliki sumber daya mineral di dalamnya.

Mineral yang paling mewah di negara ini yaitu emas. Emas dengan kualitas yang baik dapat ditemukan di wilayah Nevada. Emas yang murni dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan perhiasan dan industri lainnya.

The post 6 Sumber Daya Alam Amerika Serikat yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>