antropologi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/antropologi Tue, 07 Feb 2023 06:52:44 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico antropologi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/antropologi 32 32 9 Bahasa Daerah yang Sudah Punah di Indonesia https://haloedukasi.com/bahasa-daerah-yang-sudah-punah-di-indonesia Tue, 07 Feb 2023 06:49:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41149 Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, beragam suku dan budaya tinggal di dalam satu kesatuan. Budaya yang sangat beragam ini menjadi salah satu kekayaan Indonesia, bahasa daerah termasuk salah satu unsur yang penting dalam tiap-tiap suku dan budaya di Indoenesia. Indonesia tercatat memiliki 742 bahasa daerah, namun tidak semua bahasa daerah dapat bertahan di tengah […]

The post 9 Bahasa Daerah yang Sudah Punah di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, beragam suku dan budaya tinggal di dalam satu kesatuan. Budaya yang sangat beragam ini menjadi salah satu kekayaan Indonesia, bahasa daerah termasuk salah satu unsur yang penting dalam tiap-tiap suku dan budaya di Indoenesia.

Indonesia tercatat memiliki 742 bahasa daerah, namun tidak semua bahasa daerah dapat bertahan di tengah kemajuan negara memasuki era global. Penelitian oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI di tahun 2017, melaporkan sebanyak 11 bahasa daerah di Indonesia telah punah.

Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi juga mencatat ada 25 bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah. Penyebabnya karena penutur bahasa daerah yang semakin sedikit, usianya juga di atas 20 tahun, sedangkan generasi tua juga tidak menggunakan bahasa daerah tersebut kepada keturunannya.

UNESCO pada tahun 2003 mengkategorikan tingkat keadaan bahasa berdasarkan penilaian daya hidup bahasa, penilaian pada tingkatan punah diartikan sebagai bahasa yang sudah tidak memiliki penutur.

Bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah didominasi oleh bahasa daerah dari Maluku, antara lain bahasa Hulung, bahasa Bobat, dan bahasa Samasuru. Provinsi Maluku adalah provinsi yang paling banyak mengalami degradasi bahasa daerah.

1. Bahasa Tandia

Salah satu bahasa daerah yang sudah punah berasal dari Pulau Papua, tepatnya Papua Barat. Bahasa Tandia merupakan bahasa yang dahulu digunakan oleh masyarakat di Kampung Tandia, Distrik Rasie, Kabupaten Teluk Wondama yang berada di provinsi Papua Barat.

Bahasa Tandia tercatat sebagai bahasa daerah yang sudah punah karena penutur bahasa tersebut telah meninggal dunia di tahun 2002, sedangkan keturunannya sudah tidak menggunakan Bahasa Tandia. Anak-anak dari penutur yang terakhir memiliki kosakata yang sangat sedikit, dari 1089 kosakata bahasa Tandia, mereka hanya mengetahui 34 kosakata.

Dari 34 kosakata yang diketahui mereka, hanya 23 kosakata dasar Swades, 11 kosakata budaya dasar dan 7 buah kata bilangan saja yang dimengerti oleh mereka. Anak-anak dari para penutur terakhir rupanya tidak lagi menurunkan transisi bahasa Tandia ke keturunannya.

Adanya perkawianan campur antar kampung atau bahkan perpindahan tempat tinggal juga menjadikan bahasa ini semakin memudar dari waktu ke waktu. Kampung Tandia juga berdekatan dengan kampung lain yang menggunakan bahasa Wandamen, seperti kampung Wondi Boy, Sasirei dan Webi. Bahasa Wandamen digunakan oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Wondama.

2. Bahasa Mawes

Bahasa Mawes juga merupakan bahasa daerah Papua yang sudah punah, bahasa Maweswares digunakan oleh masyarakat di kampung Maweswares, distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi yang berada di Provinsi Papua.

Kampung Maweswares diapit oleh kampung di sebelah timur yang berbahasa Podena dan di sebelah barat berbahasa Biriduwa. Sebenarnya bahasa Mawes ini ada juga yang yang disebut dengan bahasa Mawesdey, yang dituturkan oleh penduduk di kampung Mawes Mukti dan Maweswares.

Kampung yang berbahasa Mawesdey ini dikelilingi oleh beberapa kampung yang menggunakan bahasa berbeda, di sebelah barat ada kampung Sumasawe yang menututkan bahasa Orya, di utara ada kampung Kapitaw dan di selatan ada kampung Tarawasi yang menuturkan bahasa Maremgi.

3. Bahasa Kajeli

Maluku menjadi wilayah di Indonesia yang banyak kehilangan bahasa daerahnya, Bahasa Kaleyi adalah salah satunya. Bahasa Kajeli atau ada yang juga menyebutnya Kayeli, berasal dari daerah di Maluku Tengah, Pulau Buru Utara dan Teluk Namlea.

Bahasa Kajeli adalah bahasa Austronesia, di tahun 2011 diketahui penutur terakhir bahasa Kajeli tersisa satu orang dan tidak tinggal di desa Kajeli. Di desa Kajeli sendiri, bahasa Kajeli sudah tidak digunakan sebagai bahasa sehari-sehari, karena tidak ada keturunan dari penutur terdahulu yang menguasainya.

4. Bahasa Piru

Bahasa Piru adalah bahasa daerah yang dituturkan penduduk di desa Piru, kecamatan Seram Barat yang terletak di pulau Seram, Provinsi Maluku. Bahasa Piru juga dinyatakan sebagai bahasa daerah yang telah punah bersama beberapa bahasa daerah lain dari Maluku.

Desa Piru ini berbatasan dengan desa Eti di sebelah Timur dan sebelah selatan dengan desa Murkaw, ke-2 desa ini menuturkan bahasa Alune. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Luhu yang menuturkan bahasa Luhu.

Perhitungan dialektometri yang tercatat, isolek Piru memiliki presentase perbedaan sekitar 90% dibandingkan dengan bahasa Loon dan bahasa Samaru dan 91 % dibandingkan dengan bahasa Kajeli.

5. Bahasa Moksela

Bahasa Moksela adalah bahasa daerah yang tadinya dituturkan oleh penduduk di Pulau Sula, Maluku Utara. Bahasa ini adalah bahasa daerah yang merupakan campuran budaya Melayu dan Polinesia. Sayangnya bahasa Moksela telah punah akibat sudah tidak ada penuturnya.

6. Bahasa Hukumina

Selain bahasa Kajeli, bahasa Hukumina juga merupakan bahasa Austronesia yang sudah punah di wilayah Indonesia. Bahasa ini tadinya dituturkan oleh penduduk di barat laut Pulau Buru, salah satu kepulauan di Maluku.

7. Bahasa Hoti

Bahasa Hoti merupakan bahasa daerah di Provinsi Maluku, tepatnya di desa Hote, Kecamatan Bula Barat yang berada di Kepulauan Seram bagian Timur. Bahasa Hoti dinyatakan telah punah karena sudah tidak ditemukan penutur bahasa ini.

8. Bahasa Nila

Bahasa Nila adalah salah satu bahasa daerah dari Maluku yang dituturkan oleh penduduk di desa Kokroman, desa Usliapan, Desa Kuralele, desa Ameth, desa Bumey, desa Sifluru, dan desa Wotay, semua desa tersebut berada di wilayah kecamatan Teon Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah.

Bahasa Nila memiliki 2 dialek yaitu dialek Kokroman dan dialek Bumey, namun sayangnya bahasa ini sudah tidak dituturkan di desa-desa tersebut. Hal ini bisa jadi karena keturunan terdahulu tidak meneruskan bahasa tersebut ke anak-anaknya.

9. Bahasa Serua

Satu lagi bahasa yang sudah punah dan berasal dari Provinsi Maluku. Bahasa Serua adalah bahasa yang dututurkan oleh penduduk desa Waru. Bahasa ini dituturkan juga oleh penduduk di timur, barat dan selatan desa waru yang berbatasan dengan desa yang penduduknya berbahasa Saparua.

Selain ke-9 bahasa daerah tersebut, ada juga bahasa Palumata yang berasal dari Maluku dan bahasa Ternateno yang berasal dari Maluku Utara, ke dua bahasa ini juga merupakan bahasa yang dinyatakan telah punah oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Republik Indonesia.

The post 9 Bahasa Daerah yang Sudah Punah di Indonesia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
100+ Kosakata dalam Bahasa Batak Karo https://haloedukasi.com/kosakata-dalam-bahasa-batak-karo Fri, 20 Jan 2023 02:21:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40823 Indonesia adalah negara yang telah dikenal karena kekayaan kebudayaannya serta keanekaragaman sukunya. Seperti yang kita ketahui, setiap etnis di Indonesia telah menciptakan kebudayaannya sendiri, termasuk bahasa sebagai alat komunikasi mereka sehari-hari. Jika di Indonesia sudah banyak sekali ragam etnisnya, demikian juga dengan ragam bahasa daerahnya. Salah satu bahasa daerah di Indonesia yang cukup dikenal adalah […]

The post 100+ Kosakata dalam Bahasa Batak Karo appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia adalah negara yang telah dikenal karena kekayaan kebudayaannya serta keanekaragaman sukunya. Seperti yang kita ketahui, setiap etnis di Indonesia telah menciptakan kebudayaannya sendiri, termasuk bahasa sebagai alat komunikasi mereka sehari-hari.

Jika di Indonesia sudah banyak sekali ragam etnisnya, demikian juga dengan ragam bahasa daerahnya. Salah satu bahasa daerah di Indonesia yang cukup dikenal adalah Bahasa Batak Karo. Bahasa Batak Karo diciptakan serta pertama kali dituturkan oleh suku Karo dari Dataran Tinggi Karo. Tutur Karo termasuk pada rumpun Austronesia.

Pada awalnya, penulisan Tutur Batak Karo juga menggunakan aksara Karo. Aksara Karo termasuk tulisan aksara non-latin yang berasal dari Indonesia. Penulisannya menyerupai aksara lainnya seperti aksara pada bahasa di daerah Lampung, Batak Toba, Mandailing serta Pakpak.

Aksara Karo diyakini memiliki unsur aksara Brahmi India Kuno. Pada saat ini, mayoritas pengguna Tutur Batak Karo menulisnya dengan huruf latin. Hanya beberapa penutur saja yang masih mampu menulis aksara Karo. Kebanyakan penuturnya menyebar di sekitar daerah di Pulau Sumatera seperti Medan, Serdang, Dairi dan Aceh Tenggara. 

Jika kamu berasal atau tinggal di Provinsi Sumatera Utara, seperti di Kota Medan atau mungkin asal dari Kabupaten Karo, maka sudah tidak asing lagi dengan bahasa ini. Halaman ini akan menampilkan kosakata dalam Bahasa Batak Karo secara menyeluruh. Bagi yang mau belajar, boleh intip halaman ini.

Daftar Kosakata Dasar yang Digunakan dalam Bahasa Batak Karo

Bahasa IndonesiaBahasa Batak Karo
Saya, AkuAku
Kamu, KauKam
Dia Ia
Kami, KitaKami, Kita
Kalian Kena
Mereka Kalak, Kalak ena
Apa Kai
Siapa Ise
KapanNdigan, Katawari
Di mana Ija
Bagaimana Uga
Laki-laki, PriaDilaki
Perempuan, WanitaDiberu
Manusia Jelma
DarahDareh
DagingDaging
Lemak Lemak
TulangTulan
KepalaTakal
MataMata
Telinga Cuping
HidungIgung
MulutBabah
Gigi Ipen
Lidah Dilah
Leher Kerahung
PunggungGurung
PerutBeltek
Tangan Tan
KukuSilu-silu
Lutut Tiwen
KakiNahe
KakekBulang, Bayak
NenekNini, Nini Karo, Nini Iting
CucuKempu
AyahBapa
IbuNande
Kakak Laki-lakiAbang
Kakak PerempuanKaka
Makan, MemakanMan
Minum, MeminumMinem
Napas, BernapasErkesah
Tahu, MengetahuiEtteh, Angka
Dengar, MendengarTinggel, Begi, Mbegi
Lihat, MelihatNehen, Nin, Ngidah
Tiup, MeniupSempul, Nempul
Cium, Mencium, MembauNganggeh
Pikir, BerpikirRukur
Isap, MengisapIncep
MeludahErcidur
MemuntahkanMutah
BertengkarRubat
MembunuhMunuh
Potong, MemotongEngkeret
Belah, MembelahMbeka
Tusuk, MenusukTebak, Nebak
Jalan, BerjalanErdalan
Tidur Medem, Tunduh
Baring, Berbaring Tayang, Galang-galang, Galang
DudukKundul
BerdiriCinder, Jergeh, Tedis
Jatuh Ndabuh
Dorong, MendorongSorong, Ajuk
Tarik, MenarikNarik
Ikat, MengikatNgiket
Kata, BerkataErkata, Erbelas
Hitung, MenghitungKira, Mbliga, Ritung
Bernyanyi, NyanyiRende
Renang, BerenangErlangi
Jahit, MenjahitNjarumi, Semit
Main, Bermain Main-main
Ini Enda
Itu Ena
Di sini Ijenda
Di situ, Di sana Ijena
SatuSada
DuaDua
TigaTelu
Empat Empat
LimaLima
EnamEnem
TujuhPitu
DelapanWaloh
SembilanSiwah
SepuluhSepuluh
DiI
Dan Ras
Dengan Ras
Karena, Sebab, Pasalnya Perbahan, Sebab
KiriKawes
Kanan Kemuhen
Jauh Ndauh
Dekat Ndeher
Lama, Tua Ndekah, Metua
Baru Mbaru
Dingin Mbergeh
Hangat Angat
BaikMehuli, Mejile
Buruk Mejin
SenangLongge
TertawaTawa
MarahMerawa
SedihCeda ate
TakutMbiar
CintaKeleng
Matahari Matawari
Bintang Bintang
Hujan Udan
Laut Lawit
Pasir Kersik
Sungai Lau
Danau Danau
Batu Batu
Tanah Pertibi
Awan Embun
Langit Langit
Angin Bayu
Asap Pulpul, Cimber
Api Api
Es Baho

The post 100+ Kosakata dalam Bahasa Batak Karo appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
100+ Kosakata Dasar dalam Bahasa Madura https://haloedukasi.com/kosakata-dasar-dalam-bahasa-madura Wed, 18 Jan 2023 01:57:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40729 Indonesia sudah dikenal sebagai negara yang kaya akan budayanya. Ragam etnis dengan latar belakang kebudayaan menyebar hingga ke seluruh wilayah negeri ini. Banyaknya etnis ini memiliki bahasa khasnya tersendiri. Bahasa khas ini yang seringkali disebut sebagai bahasa daerah di Indonesia. Salah satu bahasa daerah yang mungkin sudah banyak dikenal yakni Bahasa Madura. Perlu kamu ketahui, […]

The post 100+ Kosakata Dasar dalam Bahasa Madura appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia sudah dikenal sebagai negara yang kaya akan budayanya. Ragam etnis dengan latar belakang kebudayaan menyebar hingga ke seluruh wilayah negeri ini. Banyaknya etnis ini memiliki bahasa khasnya tersendiri. Bahasa khas ini yang seringkali disebut sebagai bahasa daerah di Indonesia.

Salah satu bahasa daerah yang mungkin sudah banyak dikenal yakni Bahasa Madura. Perlu kamu ketahui, umumnya Tutur Madura digunakan pada penduduk sekitar Pulau Madura, dimana juga tempat diciptakannya bahasa ini. Penyebaran penutur lainnya berada di Surabaya, Malang, Pasuruan, serta Banyuwangi.

Namun, Bahasa Madura juga dituturkan pada masyarakat di luar Jawa Timur seperti di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Hal ini disebabkan karena adanya penyebaran suku Madura selaku penutur asli dari bahasa ini yang menyebar di Sumbawa. 

Bahasa Madura juga memiliki fakta menarik. Sebab, tutur ini diyakini sebagai salah satu bahasa berbudaya. Hal tersebut dikarenakan Tutur Madura terdapat aturan tatakrama yang membagi menjadi tiga tingkatan. Tingkatan tersebut adalah bahasa kromo inggil (engghi-bunten), bahasa tengahan (enggi-enten) dan bahasa kasar (enjak-iya).

Sebagai bahasa yang hingga kini masih umum digunakan pada masyarakat Indonesia, maka menjadi sebuah hal menarik jika ingin mempelajari dan mendalami Bahasa Madura. Jika merasa bingung belajarnya mulai dari mana, kamu dapat lihat kosakata dasarnya yang akan ditampilkan pada tabel berikut.

Daftar Kosakata Dasar yang Digunakan dalam Bahasa Madura

Bahasa IndonesiaBahasa Madura
SayaSèngko’, Engko’
Kamu, Kau, AndaBâ’na, Bâ’en
DiaDhibi’na, Dhibi’en
Kita, KamiAbâ’ Dhibi’
KalianBâ’en, Bâ’na
MerekaKabbhi
ApaApa
SiapaSapa
KapanBilâ
Di manaÈ ḍimma
BagaimanaḌâ’remma
Laki-laki, PriaLakè’
Perempuan, WanitaBinè’
ManusiaManossa
KepalaCétak , Sérah
RambutObu’, Rambhut 
MataMarèpat
TelingaKopèng, Karna
HidungÈlong, Pangambung
MulutColo’, Lèsan
BibirBhibir, Lattè
LeherLè’èr, Ghuluh
Bahu Bhâu, Tèmbhângan
Dada Ḍâḍâ
Perut Tabu’, Paḍhâ’ârân
PinggangTèng-entèngan
Bokong Buri’, Jhubhur
Punggung Blâkang
Ketiak Kalèncabhân
Lengan Lengngen, Ghulungan
Tangan Tanang, Asta
Jari Ghârighi’, Tonjhu’
Kuku Koko, Kenaka
Paha Pokang
Lutut To’ot
Betis Bettès, Poḍhâk
Kaki Soko, Padhâ
Orang tuaOréng towah
Ayah, PapaRama, Eppa’
Ibu, MamaÈbhu, Embu’
AnakAna’
SuamiLakè
IstriBinè
Kakek Kaéh
Nenek Nyaéh
Cucu Kompoy
KakakKaka
Adik Ale
Paman, OmAnom, Paman
Bibi, TanteNyannyah, Bhibbhi
KeponakanPanakan
Saudara Sepupu Sapopoh
 Satu Sèttong
Dua Ḍuwâ’
Tiga Tello’
Empat Empa’
Lima Lèma’
EnamEnnem
Tujuh Pètto’
Delapan Bâllu’
Sembilan Sanga’
Sepuluh Sapolo 
Dua Puluh Du polo
Lima Puluh Sèket
Seratus Satos
SeribuSaèbu
Seratus RibuShatossebuh
Satu JutaSajutah
MerahMera
Kuning   Koning
BiruBiruh
HijauBiruh Deun
UnguBungoh
Hitam              Cele’ng           
Putih   Pote
Minum, MeminumNgènom
Makan, MemakanNgakan
Tiup, MeniupNyerrop
Isap, MengisapNgèro’
Nafas, BernafasAnyabâ
Lihat, MelihatNgabâs
Cium, menciumNyèyom
Pikir, BerpikirMèkkèr
Dengar, MendengarNgèḍing
TidurTèḍung
BerenangAlangngoy
BerjalanAjhâlân
MemotongNgetthok
MembelahNyeèbâ’
BerbaringNapang
Diri, BerdiriManjheng
TerbangNgabbher
Jatuh, TerjatuhGhâgghâr (barang-barang), 
Labu (makhluk hidup)
MencoretNyorèt
MenghapusNgosot
Dorong, MendorongNyothok
Hitung, MenghitungAbitong, Ngètong
Nyanyi, BernyanyiAnyanyi
Apel     Apel  
Alpukat         Abukat
ManggaPao
Kelapa MudaDuggen
Pisang Gedheng
NasiNase
GaramBuje
KueJejen
GulaGhule
CukaCokkah
TertawaAgellek
MenangisNangis
SenyumMesem
MarahGigir
SeninSennèn
SelasaSlasah
RabuRebbuh
KamisKemmès
Jumat Jum’at
SabtuSabtoh
MingguMinggu

The post 100+ Kosakata Dasar dalam Bahasa Madura appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
100+ Kosakata dasar dalam Bahasa Makassar https://haloedukasi.com/kosakata-dasar-dalam-bahasa-makassar Mon, 16 Jan 2023 02:22:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40712 Indonesia sudah terkenal akan kekayaan keanekaragaman sukunya, sehingga menyebabkan tersebarnya diversifikasi kebudayaan. Ribuan suku yang mendiami di tanah Nusantara ini memiliki adat istiadat serta nilai budaya masing-masing, di mana pembeda ini menjadi keunikan tersendiri dari lainnya. Hal ini demikian juga dimiliki oleh salah satu kelompok etnis terbesar di Sulawesi ini, yakni Suku Makassar. Etnis Makassar […]

The post 100+ Kosakata dasar dalam Bahasa Makassar appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia sudah terkenal akan kekayaan keanekaragaman sukunya, sehingga menyebabkan tersebarnya diversifikasi kebudayaan. Ribuan suku yang mendiami di tanah Nusantara ini memiliki adat istiadat serta nilai budaya masing-masing, di mana pembeda ini menjadi keunikan tersendiri dari lainnya.

Hal ini demikian juga dimiliki oleh salah satu kelompok etnis terbesar di Sulawesi ini, yakni Suku Makassar. Etnis Makassar menduduki beberapa lokasi di pulau Sulawesi seperti Kota Makassar, Kabupaten Takalar, Kepulauan Selayar serta Kabupaten Bantaeng.

Suku Makassar ini juga mempunyai bahasa khasnya yang merupakan salah satu tutur daerah di Indonesia. Bahasa yang menjadi khas etnis ini ialah Bahasa Makassar. Mungkin jika kamu berasal atau pernah ke Makassar atau sekitarnya, pasti pernah mendengar atau mengetahui beberapa kosakata dalam tutur ini.

Hal ini dikarenakan tutur ini cukup umum digunakan pada masyarakat sekitar Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kepulauan Selayar, serta Kabupaten Jeneponto. Bahasa Makassar termasuk pada rumpun Austronesia, tepatnya di rumpun bahasa Sulawesi Selatan. Penuturnya masih banyak saat ini, sehingga tidak ada kemungkinan bahasa ini akan menghilang.

Bahasa Makassar dapat digunakan secara penuh atau hanya sebatas penggunaan logat dari penuturnya. Sebagai tutur yang paling banyak dipakai hingga saat ini, Bahasa Makassar cukup unik untuk dipelajari. Boleh simak kosakata dasar bagi kamu yang baru pemula dan ingin mendalami Bahasa Makassar.

Daftar Kosakata Dasar yang Digunakan dalam Bahasa Makassar

Bahasa IndonesiaBahasa Makassar
Saya, Aku Nakke
Kamu Katte
DiaIa
Kami, Kita Ikatte
KalianParaikatte
MerekaParaia
ApaApa
SiapaNai
KapanRingngapanna
Di ManaKemae
BagaimanaAntekamma
ManusiaTau
Laki-Laki Bura’ne
Perempuan Baine
Kepala           Ulu
LeherKallong
DadaBarambang
KetiakEpa
TanganLima
PerutBattang
KakiBangkeng
Rambut Uhu’, Uyu’
MataMata
HidungKa’muru
MulutBawa
JariKaremeng
PahaBongga
LututKulantu’
BetisBitisi’
KulitBukkuleng
DarahCera’
TulangBuku
BahagiaRannu
MarahBallisi’
MenangisAngngarru’        
BerteriakMarrang
TertawaAmmakkala’     
SenyumTa’muri
MerengusTamussu
BeraniBarani          
GeliIngi’ ringi’        
KurusDokkong
GemukBattala’
Cantik, Tampan Gammara’
BaikBaji’
JelekKo’dala’
WangiBau’  
BusukBotto’
CerdasCara’de’
BodohDompala’, Dongo’
KentalDonteng       
KasarKasara’
NakalBambala’
Tidak jujurJekkong
JujurLambusu’
PanasBambang
DinginDinging
BasahDo’mese’
KeringKalotoro’
JauhBella    
DekatAmbani        
MurahLammoro’     
MahalKa’jala’
Hati-HatiTutu
BersihTangkasa’
KotorRa’masa’
BerantakanRantasa’         
Rapi, TertataRappi
PenuhRassi
NolNolo’, Lobbang
SatuSe’re
DuaRua
TigaTallu
EmpatAppa’
LimaLima
EnamAnnang
TujuhTuju
DelapanSagantuju
SembilanSalapang
SepuluhSampulo
SebelasSampulosse’re
Dua puluhRuangpulo
Dua puluh satuRuangpulosse’re
Tiga puluhTallungpulo
Empat puluhPatangpulo
Lima puluhLimangpulo
SeratusSibilangngang
SeribuSisa’bu
Dua ribuRuassa’bu
Sepuluh ribuSampulo sa’bu
Seratus ribuSibilangngang sa’bu
Satu jutaSijuta
Sepuluh jutaSampulo juta
Seratus jutaSibilangngang juta
Ayah Mangge
IbuAmma’
AnakAna’
SuamiBura’ne
IstriBaine
KakakDaeng
AdikAndi’
Kakek, NenekToa’
CikaliSepupu
Minum, MeminumAngnginung
Makan, MemakanAnganre
Lihat, MelihatAccini’
Napas, BernapasA’mai’
TiduranTinro tinro
Pikir, MemikirkanAppikkiri’
Mencium, MembauAngngara’
BerenangA’lange
BerjalanA’jappa
MenghitungA’rekeng
BernyanyiA’kelong
BermainA’karena
MencuciA’sassa
DudukA’mempo
DatangBattu’
Kembali, PulangAmmotere’
HitamLe’leng
PutihKebo’
MerahEja’
HijauMoncongbulo
KuningKunyi’
UnguPico
CoklatSikolak
JanuariNaagai
FebruariPalagunai
MaretBisaakai
AprilJettai
 MeiSarawanai
JuniPe’dawaranai
 JuliSujiwi
AgustusPacciekai
SeptemberPociyai
OktoberMangasierai
NovemberMangase’tiwi
DesemberMangalompai
SeninSanneng
SelasaSalasa
RabuAraba’
KamisKammisi’
JumatJuma’
SabtuSattu
MingguMinggu
BulanBulang
MatahariMata allo
BintangBintoeng
LautTamparang
SungaiBinanga
PasirKassi’
BatuBatu
LangitLangi’
KabutSaliu’
AwanRammang
AnginAnging
ApiPepe’
EsEs
UdangDoang
BebekKiti
AyamJangang
BurungJangang jangang
Burung hantuKariuk
UlarUlara
SemutKaluara
BelalangKatimbang
NyamukLamo
KecoaBulepe
SiputTude
IkanJuku
CicakCaccak
PenyuPannyu
Kodok, katakTumpang
GajahGaja
Kera   Dare’    
BabiBawi
SapiSapi
AnjingKongkong
KudaJarang
KambingBembe
KucingMiong
Sarapan pagiAnnganre barikbasak
Tidur siangAttinro allo
Memasak kueApparek kanrejawa
Menanam bungaAklamung bunga bunga
MenontonAccinik Cinik
BerjualanAkbaluk baluk
Beragam macamAkrupa rupa
Orang yang tidak penurutAttolik pammaja
KeselamatanKasalamakkang
Dijaga, DipeliharaNikatutui
MenyayangiAnggamaseang
Melakukan IbadahAssambayang
Melaksanakan sholat jumatAssambayang jumak
Membaca koranAmmaca surak kabarak
Bersungguh-sungguhAttojeng-tojeng

The post 100+ Kosakata dasar dalam Bahasa Makassar appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Etnis Uighur: Sejarah – Karakteristik dan Keadaan Saat Ini https://haloedukasi.com/etnis-uighur Sat, 14 Jan 2023 04:37:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40705 Terletak di pusat Asia, kelompok etnis Uyghur memiliki sejarah yang panjang dan penuh liku. Berlimpahnya sumber daya alam dan lokasi strategis antara Timur dan Barat, menjadikan wilayah Uighur banyak mengalami pergolakan politik.  Sejarah Sejarah dan asal-usul etnis Uighur merupakan suatu hal yang masih menjadi perdebatan oleh beberapa ahli dan cendekiawan hingga saat ini. Muhammad Amin Bughra, […]

The post Etnis Uighur: Sejarah – Karakteristik dan Keadaan Saat Ini appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Terletak di pusat Asia, kelompok etnis Uyghur memiliki sejarah yang panjang dan penuh liku. Berlimpahnya sumber daya alam dan lokasi strategis antara Timur dan Barat, menjadikan wilayah Uighur banyak mengalami pergolakan politik. 

Sejarah

Sejarah dan asal-usul etnis Uighur merupakan suatu hal yang masih menjadi perdebatan oleh beberapa ahli dan cendekiawan hingga saat ini. Muhammad Amin Bughra, Politisi dan sejarawan Uighur, dalam bukunya A History of East Turkestan, menekankan bahwa Turki menjadi bagian penting dalam sejarah etnis Uighur.

Sementara para sarjana China modern menegaskan bahwa etnis Uighur terbentuk setelah runtuhnya Kekhanan Uighur pada 840 M, di mana telah terjadi asimilasi antara penduduk lokal Cekungan Tarim dan daerah di sekitarnya.

Uyghur Khaganate

Uighur Khaganate merupakan kelompok etnis Uighur yang berasal dari konfederasi Turki, Tiele. Mereka tinggal di berbagai lembah di selatan Danau Baikal dan sekitar Sungai Yenisei. Mereka menggulingkan Kekhanan Turki Pertama kamudian mendirikan Kekhanan Uighur (744 M – 840 M).

Kekhanan Uighur beroperasi di ibu kota kekaisaran Ordu-Baliq, salah satu kota kuno di Mongolia. Pada 840 M, setelah mengalami kekalahan dalam perang saudara dan terjadi kelaparan, Kekhanan Uighur dikuasai oleh Yenesei Kirghiz, bangsa Turki lainnya.

Kerajaan Uighur

Setelah Khaganate runtuh, penduduknya memilih untuk tinggal di wilayah antara Karluk dan tempat-tempat seperti Jimsar, Turpan, dan Gansu. Mereka mendirikan dua kerajaan, yakni Kerajaan Ganzhou (870-1036) yang ada di bagian paling timur dan memerintah sebagian wilayah Xinjiang, dengan ibu kotanya di Gansu (sekarang Tiongkok). Para sejarawan meyakini bahwa mereka adalah nenek moyang dari Uighur modern saat ini.

Yang kedua adalah Kerajaan Qocho (Abad ke-9 hingga ke-14) yang memerintah bagian yang lebih besar di Xinjiang, dan banyak yang menyebut mereka sebagai Uighuristan di era selanjutnya.

Qocho didirikan di daerah Turpan dengan ibu kotanya di Qocho (sekarang Gaochang) dan Beshbalik. Pada 1130-an, Qocho menerima Qara Khitai sebagai pemimpin, dan pada 1209 mereka tunduk kepada Kekaisaran Mongolia yang bangkit kembali, secara sukarela.

Islamisasi

Pada abad ke-10, Yagma, Chigil, Karluk, dan berbagai suku Turki lainnya bersatu mendirikan Karakhanid Khanate di Semirechye, Tian Shan Barat dan Kashgaria. Banyak yang berpendapat bahwa pemimpin Karakhanid adalah Yagma yang memiliki hubungan dengan Toqus Oghuz, yang nantinya akan menjadi penghubung antara Karakhanid dan Uighur dari Kekhanan Uighur. Meski banyak ahli lain pula yang membantahnya. Selama berkuasa, mereka telah menaklukkan Transoxiana.

Islamisasi pada Karakhanid terjadi pada abad ke-10 yang dimulai oleh Sultan Satuq Bughra Khan, dari Dinasti Turki Pertama. Ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah kelompok etnis Uighur modern. Pada abad ke-11, Karakhanid Muslim Turki mampu menaklukkan Kerajaan Buddhis Saka Indo-Iran di Khotan dari kekuasaan Kashgar, dan secara bertahap penduduknya memeluk Islam hingga abad ke-17.

Dinasti Qing

Penaklukkan Dzungar atas Khanate Altishahr pada abad ke-17 menjadi awal runtuhnya kekuasaan Khanate. Ekspansi mereka pada akhir abad ke-17 ke wilayah Khalika Mongol membawa mereka ke sebuah konflik dengan Dinasti Qing. Konflik berlangsung selama satu dekade yang mendorong terjadinya invasi dan penaklukan Cekungan Tarim oleh Qing pada 1759, dan etnis Uighur dari Turfan dan Hami menjadi sekutu Qing saat itu.

Pada 1750-an, Qing melakukan genosida terhadap Dzungar dan penghancuran Dzungar Buddha menyebabkan terjadinya pemberdayaan Muslim Beg di Xinjiang selatan, migrasi Taranchi Muslim ke Xinjiang utara, dan peningkatan kekuasaan Muslim Turki. Pada abad ke-18, komunitas Uighur pindah ke Beijing karena kemenangan Qing secara tidak langsung merupakan kemenangan umat Islam di China.

Pada 1765, terjadi pemebrontakan Ush, di mana Uighur melawan Manchu akibat beberapa insiden salah aturan dan pelecehan yang menyebabkan kemarahan besar dari Uighur. Saai itu, kota Uighur dibakar dan masyarakat Uighur dibantai dan diperbudak atas perintah Kaisar Manchu.

Republik Turkestan Pertama

Pada 1912, Dinasti Qing lengser dan diganti dengan Republik Tiongkok. Pan-Turki yang saat itu menguasai Xinjiang, menjadi tantangan besar bagi panglima perang Tiongkok Yang Zengxin. Pada 1920-an akhir, Uighur mulai melakukan upaya pemberontakan yang akhirnya meletus  pemberontakan Kumul (1931) yang mengarah pada pembentukan pemerintahan baru di Khotan.

Pada 1932, terbentuk Republik Turkestan Pertama. Saat itu, etnis Uighur bergabung dengan Uzbek, Kazakh, dan Kyrgyz yang berhasil mendeklarasikan kemerdekaan pada 12 November 1933. Mereka menguasai beberapa wilayah, seperti Atush, Kashgar, Yarkent, dan sebagian Khotan sebelum dihancurkan pada Oktober 1937, setelah intervensi dari Soviet. Sebanyak 50.000 hingga 100.000 orang Uighur dibunuh oleh Sheng Shicai setelah pemberontakan ini.

Republik Turkestan Timur Kedua

Penindasan yang dilakukan Pemerintahan di wilayah Uighur memicu kekecewaan kelompok etnis Uighur dan masyarakat Turki lainnya yang menetap di wilayah tersebut. Penasihat Soviet juga diusir oleh Sheng menyusul dukungan dari AS untuk partai Kuomintang Republik Tiongkok.

Situasi ini dimanfaatkan oleh Soviet untuk menyerang balik AS dan Tiongkok, hingga terjadi pemberontakan Ili pada Oktober 1944 yang mengakibatkan berdirinya Republik Turkestan Timur Kedua pada 12 November 1944 di 3 distrik yang sekarang merupakan Prefektur Otonomi Ili Kazakh.

Masyarakat Uighur terpecah menjadi 2 kubu, yakni kubu yang pro dengan Republik Tukestan Timur Kedua dan kubu yang mendukung Republik Tiongkok. Pada 1949, Soviet membunuh sebanyak 30 pemimpin teratas Republik Turkestan Timur Kedua  beserta 5 pejabat puncak yang tewas secara misterius dalam kecelakaan pesawat pada Agustus 1949.

Era Kontemporer

Pada 1 Oktober 1949, Mao mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Republik Turkestan Timur Kedua dibah menjadi Prefektur Otonomi Kazakh Ili, dan Saifuddin Azzizi sebagai gubernur Partai Komunis pertama di wilayah tersebut. Sementara Xinjiang diubah menjadi Daerah Otonomi Uighur Xianjang, karena Uighur merupakan etnis terbesar di kawasan tersebut yang sebagian besar penduduknya terkonsentrasi di Xinjiang barat daya.

Selama pembentukan pemerintahan baru, telah terjadi konflik yang tidak ada henti-hentinya dari etnis Uighur. Mereka terbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama menganggap bahwa pendirian Republik Turkestan Timur Kedua merupakan hal ilegal. Kelompok kedua menyatakan dukungan mereka terhadap visi Pan-Islam dan visi Pan-Turki.

Sementara kelompok terakhir menginginkan adanya negara Turkestan Timur, yaitu Gerakan Kemerdekaan Turkestan Timur. Pemerintah Turkestan Timur yang sedang dalam pengasingan tetap berusaha dalam upaya pemulihan kemerdekaan Turkestan Timur sebagai negara Republik yang pluralistik sekuler.

Upaya tersebut mengakibatkan kelompok Uighur di masing-masing kamp melakukan tindak kekerasan terhadap kelompok Uighur lain yang dianggap terlalu berasimilasi dengan masyarakat China atau Rusia dan tidak terlalu religius. Sadar untuk tidak memihak, Rebiya Kadeer, pemimpin Uighur, berusaha melakukan penggalangan dukungan internasional untuk hak dan kepentingan etnis Uighur.

Dalam buku milik Eric Enno Tamm tahun (2011), dikatakan bahwa telah dilakukan banyak penyensoran terhadap tulisan-tulisan tentang Uighur dan banyaknya dana yang dikeluarkan untuk menutup sejarah resmi yang menggambarkan ekspansi teritorial Tiongkok di perbatasan etnis Uighur.

Karakteristik Etnis Uighur

Berikut ada beberapa poin yang dapat menjelaskan karakteristik kelompok etnis Uighur.

  • Geografis

Etnis Uighur menempati serangkaian oasis yang tersebar di Gurun Taklamakan di wilayah Cekungan Tarim dengan luas lebih dari 1.709.000 km persegi. Wilayah ini memiliki pegunungan setinggi 26.000 kaki dengan gletser, hutan cemara dan padang rumput, gurun pasir yang bergeser, oasis jalan sutra dengan bazar dan pameran rakyat, serta kota-kota yang telah hancur.

Wilayah tersebut terbagi oleh pegunungan Tengritagh menjadi dua wilayah, yaitu selatan dan utara. Hal tersebut  mengakibatkan terjadinya perbedaan iklim yang sangat mencolok, wilayah utara lebih dingin dengan tingkat curah hujan dan salju yang tinggi, sementara wilayah selatan lebih kering dan lebih hangat.

Bagian selatan wilayah Uighur terdapat gurun pasir terbesar kedua di dunia, yaitu Gurun Taklimakan, dan cekungan pedalaman terbesar di dunia, yaitu Cekungan Tarim. Sementara bagian utara wilayah Uighur terdapat cekungan Junggar, dan juga dikelilingi oleh jajaran pegunungan yang tertutup salju dan pohon seperti Pegunungan Altay.

Wilayah utara ini dikenal dengan lembah sungai dan pegunungannya yang subur dan menjadi tempat tinggal bagi orang-orang nomaden dari Kazakhstan dan Mongol Torgut hingga saat ini. Sedangkan di wilayah barat terdapat Pamir, dan di wilayah selatan dibatasi oleh Pegunungan Karakoram, Altun, dan Kunlun.

  • Bahasa

Awalnya masyarakat etnis Uighur kuno di Cekungan Tarim berbicara dalam beberapa bahasa, seperti bahasa Tokharia, Saka (Khotan), dan Gandhari. Kemudian pada abad ke-9, orang-orang Turki yang bermigrasi ke wilayah tersebut membawa serta bahasa mereka yang secara perlahan mengubah bahasa asli penduduk setempat.

Mahmud al-Kashgari mencatat, pada abad ke-11 masyarakat etnis Uighur di Qocho berbicara dalam bahasa Turki murni, namun demikian mereka masih berbicara menggunakan bahasa lain, sehingga mereka menguasai dua aksara (tulisan) berbeda.

Sementara bahasa Uighur modern merupakan cabang dari bahasa Karluk, yang masih serumpun dengan bahasa Turki. Bahasa Uighur adalah bahasa aglutinatif, dan memiliki struktur subjek – objek – kata kerja. Harmoni vokal yang mereka miliki juga mirip dengan bahasa Turki. Uighur modern telah mengadopsi sejumlah aksara untuk bahasa mereke, seperti aksara Arab (alfabet Chagatay), dan Kona Yexiq (aksara lama).

Namun, pada abad ke-20 banyak mengalami reformasi skrip akibat perubahan politik di Tiongkok. Sebagai contoh, alfabet Cyrillic Uighur yang berbasis Cyrillic dan Naskah baru Uighur yang menggunakan aksara latin yang dirancang pada abad ke-21. Pada 1990-an, masih banyak masyarakat etnis Uighur di Xinjiang yang tidak bisa berbahasa Mandarin

  • Agama

Masyarakat Uighur kuno merupakan penyembah dewa-dewa, yang memunculkan praktik perdukunan dan Tengrisme. Selain itu, pada 762 M atau 763 M, mereka juga mempraktikkan Zoroastrianisme dan Manichaeisme sebagai agama. Setelah mereka pindah ke wilayah Qocho, mereka beralih ke ajaran Buddhisme dan sebagian percaya pada ajaran Gereja Asiria Timur.

Pada awal periode Kara-Khanid Khanate, masyarakat Uighur yang ada di wilayah Cekungan Tarim Barat mulai masuk Islam, yang kemudian berlanjut di bawah pemerintahan umat Muslim. Al Qur’an menjadi dasar aturan praktik kehidupan masyarakat Uighur, seperti pernikahan, ekonomi, hukum, dan politik.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, terjadi penyebaran agama Kristen di masyarakat Uighur, namun upaya tersebut gagal karena ada tekanan dari pemerintah Republik Turkestan Timur Pertama. Banyak gereja-gereja yang dihancurkan dan terjadi penganiayaan terhadap mereka yang memercayai ajaran Kristen. Pada 2009, dari data sensus nasional terdapat 0,5% atau sekitar 1.142 orang etnis Uighur di Kazakhstan yang memeluk agama Kristen.

Sementara sebagian Uighur modern merupakan Muslim, dan menjadi etnis Muslim terbesar kedua di China setelah Hui. Mayoritas dari mereka adalah Sunni, dan terkadang ada konflik antara yang beraliran Sufi dan non-Sufi. Masyarakat modern Uighur menganggap Islam sebagai bagian dari identitas mereka, namun setiap wilayah memiliki tingkat ketaatan yang berbeda-beda, dan

  • Literatur

Sebagian besar karya literatur kuno masyarakat Uighur merupakan hasil terjemahan dari teks agama Buddha dan Manichaean. Terdapat juga karya-karya naratif, puisi dan, epos asli Uighur. Namun, karya sastra pada periode Kara-Khanid dianggap sebagai literatur modern masyarakat Uighur dan menjadi bagian penting dari tradisi literatur mereka.

Di antara karya periode Kara-Khanid diantaranya adalah teks Agama Islam dan sejarah masyarakat Turki, salah satunya adalah Kutadgu Bilig yang merupakan karya penting di era tersebut. Karya lainnya seperti Wisdom of Royal Glory karya Yusuf Khass Hajib (1069-1070), Diwanu I-Lugat karya Mahmud al-Kashgari, A Dictionary of Turkic Dialects (1072) dan Etebetulheqayiq karya Ahmed Yukneki.

Sementara karya literatur agama Uighur era modern seperti Tazkirah yang merupakan biografi dari tokoh dan orang suci Islam. Dalam bahasa Turki disebut dengan Tadhkirah Khwajagan yang ditulis oleh M. Sidiq Kashghari. Terdapat banyak manuskrip berbahasa Turki yang khusus berisikan kisah-kisah sultan, martir, dan orang-orang suci setempat antara 1600-an dan 1900-an.

  • Kebudayaan

Yengisar merupakan wilayah masyarakat Uighur yang terkenal sebagai pembuat pisau. Laki-laki yang embawa pisau, oleh masyarakat Uighur digunakan sebagai simbol maskulinitas pemakainya, namun juga sering menimbulkan ketegangan dalam etnis. Kini telah dilakukan pembatasan terhadap penjualan pisau, karena dikhawatirkan akan terjadinya terorisme, serangan, atau serangan.

Sanam merupakan tarian rakyat paling populer di kalangan masyarakat Uighur. Tarian ini biasanya diiringi sebuah lagu dan musik, serta seringnya ditarikan di berbagai acara dan perayaan, seperti pesta pernikahan, festival tahun baru (Newruz), dan lain sebagainya. Jenis tarian lain yang berkembang di kalangan masyarakat Uighur antara lain tari Dolan, Shadiyane, dan Nazirkom.

Muqam adalah gaya musik klasik dan epos lisan nasional etnis Uighur. Muqam berkembang di kalangan masyarakat Uighur China Barat Laut dan Asia Tengah selama kurang lebih 1500 tahun terakhir dari sistem maqamat Arab yang telah menghasilkan berbagai genre musik di antara penduduk Eurasia dan Afrika Utara. Pada 1950-an, terjadi perkembangan signifikan muqam di wilayah Tarim Barat yang kini menjadi kanon besar dalam musik dan lagu yang direkam, siantaranya pemain tradisional Turdi Akhun dan Omar Akhun.

  • Obat-obatan Tradisional

Unani merupakan obat tradisional masyarakat Uighur, yang secara historis digunakan pada masa Kekaisaran Mughal. Percy Sykes, seorang diplomat dan serdadu Inggris, menggambarkan unani seperti teori Yunani kuno, karena mampu  mengobati berbagai penyakit meski penyembuhannya tetap harus bertahap. Saat ini, unani masih bisa ditemukan di kios-kios pinggir jalan Xinjiang, Tiongkok.

  • Mata Pencaharian

Sebagian besar masyarakat etnis Uighur berprofesi sebagai petani. Mereka unggul dalam teknik irigasi karena mampu mengubah daerah gersang menjadi lahan untuk budidaya tanaman, salah satunya adalah “karez”, yaitu pembangunan dan pemeliharaan saluran bawah tanah dengan mengalirkan air dari pegunungan ke ladang ke mereka. Terdapat beberapa produk pertanian terkenal, diantaranya apel (dari wilayah Ghulja), anggur (dari Turpan), dan melon manis (dari Hami).

Masyarakat Uighur juga banyak yang bekerja di industri pertambangan, manufaktur, dan petrokimia. Selain itu, industri rumahan masyarakat Uighur  juga berperan penting dalam menopang sistem perekonomian mereka, seperti menenun permadani dan mengukir batu giok. Beberapa tahun belakangan, pemerintah Tiongkok melalui salah satu program tindakan afirmatif memberi kesempatan kepada masyarakat Uighur untuk bekerja di sektor swasta dan publik di Tiongkok.

  • Masakan

Makanan masyarakat Uighur merupakan perpaduan antara Asia Tengah dan Tiongkok. Salah satu yang paling khas adalah polu, yaitu campuran antara wortel dan daging kambing (atau ayam) yang digoreng terlebih dahulu dengan minyak dan bawang, lalu ditambahkan nasi dan air yang kemudian dikukus. Taburkan kismis atau aprikot kering ke atas hidangan setelah matang.

Ada beberapa makanan lain yang biasa disantap oleh masyarakat Uighur, seperti kawaplar, kebab, leghmen, samsa dan goshnan (pai domba panggang), youtazi (roti kukus berlapis-lapis), shorpa (sup domba), girde (mirip roti bagel), dan lain sebagainya.

Selain itu, setiap wilayahnya memiliki buah khas mereka sendiri yang rasanya segar dan kering tergantung iklim. Masyarakat Uighur juga memiliki teh khas mereka sendiri, yang disebut dengan naam.

  • Penggunaan Nama

Semenjak Islam menyentuh peradaban etnis Uighur, sebagian besar dari mereka menggunakan penamaan Arab untuk anak-anaknya. Namun, nama tradisional Uighur masih digunakan oleh beberapa masyarakat Uighur. Begitu pula setelah Uni Soviet berdiri, banyak dari penduduk Uighur yang belajar di Asia Tengah Soviet, dan semenjak itu pula beberapa dari mereka menambahkan suffix Rusia ke nama keluarga mereka.

Nama-nama yang berasal dari Eropa dan Rusia banyak digunakan oleh masyarakat Uighur yang berada di kota Qaramay dan Urumqi. Sedangkan nama-nama dengan nuansa Arab dan Persia dengan etimologi yang sulit dipahami digunakan oleh sebagian lainnya. Namun, pemerintah Tiongkok telah melarang sebanyak dua lusin nama Islam untuk digunakan. Sedangkan nama-nama Uighur pra-Islam telah disimpan di wilayah Turpan dan Qumul (Hami).

Genosida Uighur di Xinjiang

Xi Jinping mulai berkuasa pada November 2012 ketika ia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok. Pengaruh Xi di Tiongkok bertambah kuat ketika ia diangkat menjadi Presiden Republik Rakyat Tionkok pada Maret 2013. Banyak masyarakat terutama etnis Uighur berharap Xi mampu mampu menjadi pemimpin yang progresif, namun semuanya pupus ketika penekanan pada keseragaman dan kesesuaian menjadi jelas.

Sejak 2014, etnis Uighur berada di bawah kontrol dan pembatasan ekstensif yang diberlakukan otoritas Tiongkok terhadap kehidupan beragama, berbudaya, ekonomi, maupun sosial mereka. Pengawasan polisi di Xinjiang telah diperluas guna menghindari adanya ektrimisme agama, seperti kepemilikan buku tentang Uighur, jenggot, sajadah, cadar, dan berhentinya kebiasaan minum dan merokok.

Hal paling ekstrem adalah dipasangnya kamera cctv di setiap rumah warga di Xinjiang. Setidaknya lebih dari 1 juta orang Uighur ditahan di kamp-kamp penahanan massal, guna mengubah identitas diri, politik, dan agama mereka. Pada 2012, Human Right watch merilis laporan yang menyatakan bahwa pemerintah China harus segera menutup dan membebaskan etnis Uighur yang ditahan di kamp-kamp penahanan tersebut.

Antara tahun 2016 dan 2018, melalui satelis telah diketahui bahwa ukuran operasi mengalami peningkatan dua kali lipat, dan otoritas Tiongkok telah menghancurkan lebih dari 2 lusin situs keagamaan Muslim Uighur. Pada januari 2021, Dominic Raab, Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa tindakan China terhadap Uighur sama dengan penyiksaan. Sementara pemerintah AS menyatakannya sebagai genosida.

The post Etnis Uighur: Sejarah – Karakteristik dan Keadaan Saat Ini appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
12 Bahasa Daerah di Indonesia yang Terancam Punah https://haloedukasi.com/bahasa-daerah-di-indonesia-yang-terancam-punah Fri, 13 Jan 2023 03:23:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40706 Indonesia merupakan negara yang sudah dikenal akan kekayaan warisan kebudayaan serta keanekaragaman sukunya. Negeri yang memiliki ribuan suku lebih serta 300 grup suku tersebut tentunya mempunyai cukup banyak ragam bahasa daerah. Hal ini disebabkan setiap suku pastinya memiliki cara berbahasa berbeda dari lainnya. Hingga kini, jumlah tutur daerah dalam negeri mencapai 718. Meskipun demikian, tetapi […]

The post 12 Bahasa Daerah di Indonesia yang Terancam Punah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia merupakan negara yang sudah dikenal akan kekayaan warisan kebudayaan serta keanekaragaman sukunya. Negeri yang memiliki ribuan suku lebih serta 300 grup suku tersebut tentunya mempunyai cukup banyak ragam bahasa daerah.

Hal ini disebabkan setiap suku pastinya memiliki cara berbahasa berbeda dari lainnya. Hingga kini, jumlah tutur daerah dalam negeri mencapai 718. Meskipun demikian, tetapi tidak sedikit penutur beberapa bahasa daerah lokal berkurang, sehingga ada beberapa tutur terancam punah.

Menurunnya penutur bahasa daerah tersebut disebabkan beberapa latar belakang, seperti tidak diwariskan penggunaannya ke generasi selanjutnya atau sudah beralih menggunakan tutur lain. Berikut akan ditampilkan beberapa contoh tutur di Indonesia yang hampir punah.

12 Bahasa Daerah di Indonesia yang Terancam Punah

  • Sakai

Dituturkan dari suku Sakai yang berdiam di Kecamatan Mandau serta Kecamatan Dumai, Riau. Tutur Sakai mirip dengan Bahasa Minangkabau dan Melayu. Karena Etnis Sakai selaku penutur ini dikabarkan terancam punah karena terisolasi, maka demikian penggunaan bahasanya semakin berkurang.

  • Bajau Tungkal Satu

Asal tuturan Bajau Tungkal Satu dari Provinsi Jambi. Penutur bahasa ini tersebar ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Desa Tungkal Satu dan Kecamatan Tungkal Ilir. Menurut hasil riset Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, pemakaian bahasa Bajau Tungkal Satu cukup menurun bahkan sampai dinyatakan punah.

  • Lematang

Bahasa Lematang muncul dari Provinsi Sumatera Selatan. Dituturkan oleh masyarakat sekitar Sumatera Selatan seperti Desa Serdang Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Desa Muara Lematang. Penyebab tuturan ini mulai berkurang penuturnya karena kebanyakan pemakaiannya sudah dicampur dengan bahasa lainnya, sehingga keasliannya menurun.

  • Bahasa Jawa Banten

Merupakan tutur Jawa di mana diciptakan dari provinsi Banten. Pertama kali tutur Jawa Banten muncul pada sekitar abad 16, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin. Penyebab tutur ini akan hilang karena jumlah penuturnya relatif berkurang.

  • Tunjung

Diciptakan oleh etnis Dayak Tunjung dari Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat. Merupakan tutur dari Provinsi Kalimantan Timur. Tutur Tunjung juga termasuk yang kemungkinan hilang penuturnya karena jumlah penuturnya menyusut serta banyak generasi etnis tersebut jarang menurunkan kepada generasi di bawahnya.

  • Paku

Merupakan tuturan turunan Bahasa Dayak di mana digunakan pada masyarakat Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Kosa kata bahasa Paku sangat berbeda dibanding tutur tradisional sekitarnya, sehingga sulit untuk dipelajari serta tidak banyak penggunanya. Tutur ini hanya banyak digunakan pada generasi terdahulu.

  • Ponosakan

Berasal dari Sulawesi Utara, di mana dituturkan oleh kebanyakan masyarakat di Desa Tababo, Kecamatan Belang. Tutur Ponosokan diciptakan serta digunakan suku Ponosakan. Dahulunya, banyak desa sekitar yang memakai bahasa ini. Tetapi, kini hanya digunakan pada penduduk Desa Tababo. Bahkan, di Desa Tababo sendiri jumlah penuturnya juga berkurang.

  • Sangihe Talaud

Banyak dipakai penduduk sekitar Sulawesi Utara seperti di Kecamatan Bintauna, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Tutur ini termasuk rumpun baik Melayu-Polinesia dan Austronesia. Bahasa Sangihe Talaud kemungkinan menghilang karena hingga saat ini jumlah generasi menurunkannya tidak banyak.

  • Minahasa

Diciptakan di Sulawesi Utara serta digunakan pada penduduk di beberapa daerah seperti Kabupaten Minahasa, Desa Tombasian Atas dan Kecamatan Tareran. Jumlah penuturnya, terutama yang berada di generasi muda merendah hingga nyaris tidak ditemukan. Karenanya, tutur Minahasa diyakini dapat punah.

  • Nedebang

Berasal dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Penuturnya tersebar di Desa Baolang serta Desa Bandar. Sampai sekarang, banyaknya penggunanya relatif menurun. Maka itu, perlu dilakukan upaya pelestarian tutur ini agar tidak hilang keberadaannya.

  • Sawai

Memiliki sebutan lain sebagai Bahasa Weda. Asalnya dari Maluku Utara. Sawai termasuk pada rumpun Austronesia. Tutur Sawai dipakai oleh penduduk Kabupaten Halmahera Tengah. Alasan mengapa Sawai termasuk tutur yang kemungkinan hilang karena jumlah penggunanya tidak banyak kini.

  • Kalabra

Asal tutur Kalabra dari Provinsi Papua Barat. Pengguna bahasa tersebut umumnya bertinggal di Semenanjung Doberai, Kabupaten Sorong dan Kampung Klamono. Kalabara termasuk bahasa yang berkurang pemakainya, sehingga perlu adanya upaya pelestarian.

The post 12 Bahasa Daerah di Indonesia yang Terancam Punah appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Negara dengan Jumlah Etnis Terbanyak di Dunia https://haloedukasi.com/negara-dengan-jumlah-etnis-terbanyak Thu, 12 Jan 2023 02:16:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40699 Tidak semua etnis dimana berada di sebuah negara homogen. Maka itu, keanekaragaman suku berdiam di sebuah negara kerap ditemukan. Hal ini dapat menjadi keunikan tersendiri pada negara terkait itu. Keberagaman etnis ada yang sedikit, maupun ada terbilang cukup banyak sehingga negara tersebut dianggap sebagai negara multikultural. Adanya perbedaan antar suku selalu ditemukan dalam kebanyakan negara. […]

The post 6 Negara dengan Jumlah Etnis Terbanyak di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tidak semua etnis dimana berada di sebuah negara homogen. Maka itu, keanekaragaman suku berdiam di sebuah negara kerap ditemukan. Hal ini dapat menjadi keunikan tersendiri pada negara terkait itu.

Keberagaman etnis ada yang sedikit, maupun ada terbilang cukup banyak sehingga negara tersebut dianggap sebagai negara multikultural. Adanya perbedaan antar suku selalu ditemukan dalam kebanyakan negara.

Hal tersebut memungkinkan suatu negara bisa saja memiliki jumlah ras berbeda satu sama lain, namun perbedaannya sangat banyak dijumpai. Indonesia juga dianggap sebagai negeri dengan keanekaragaman etnis paling banyak, lho. Ingin tahu negara apa saja yang termasuk selain Indonesia ? Boleh intip bacaan di bawah, ya.

6 Negara dengan Etnis Paling Banyak di Dunia

  • India

India merupakan negara dengan penduduk terbanyak peringkat kedua. Pada tahun 2022, banyak kependudukan di India mencapai lebih dari 1,4 miliar juta jiwa. Selain itu, India juga dikenal sebagai negara dengan banyaknya ragam grup etnis serta kebudayaannya.

Banyaknya suku yang mendiami India mencapai kurang lebih 2.000 kelompok etnis. Beberapa kelompok etnis di antaranya adalah Dravidian, Indo-Aryan, Arya-Dravidian, serta Mongoloid-Dravidian. Selain itu, jumlah tutur di India diyakini mencapai 780, meskipun yang diakui hanya 122.

  • Indonesia

Indonesia sudah dikenal sebagai negara dengan banyaknya ragam etnis serta warisan kebudayaannya. Seperti pada semboyan negeri ini dimana berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika”, maka itu Indonesia tetap merupakan kesatuan bangsa meski banyaknya ragam perbedaan baik dari suku maupun latar belakang budayanya.

Pada tahun 2022, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 275.361.267 jiwa. Berdasarkan statistik BPS tahun 2010, Indonesia memiliki total 1.340 etnis serta sekitar 300 kelompok ras, di mana angka ini menunjukkan keberagaman etnis yang cukup banyak. Di samping itu, jumlah bahasa daerah di sini mencapai 718 bahasa.

  • Nigeria 

Negeri terletak di Afrika Barat ini juga memiliki jumlah etnis terbanyak. Di tahun 2022, jumlah penduduk di Nigeria mencapai kurang lebih 218 juta jiwa. Ragam suku yang ada di Nigeria mencapai sekitar 300 suku. Contoh suku yang dikenal dari Nigeria adalah Hausa, Ijaw, Igbo, Kanuri serta Yoruba.

Karena sukunya beragam, demikian pula dengan macam jumlah bahasa daerah di sini. Pasalnya, terdiri hingga mencapai 524 tutur. Kendati demikian, bahasa resmi yang diakui oleh pemerintah setempat yaitu Hausa, Igbo, Yoruba dan Bahasa Inggris.

  • Meksiko

Meksiko juga termasuk negara dengan jumlah penduduk terbanyak pada peringkat 10, sehingga menjadi sebuah negara di mana terdapat paling banyak penduduknya di Benua Amerika selain Amerika Serikat. Di 2022, kepadatan masyarakat disini tercatat kurang lebih 127 juta jiwa.

Maka itu, Meksiko juga terdapat ragam suku cukup melimpah. Banyaknya suku di sini adalah 65 kelompok. Contoh suku dari Meksiko adalah macam Indian Amerika (Amerindian) (seperti Maya, Zapotec serta Náhuatl) serta etnis keturunan kulit putih (contohnya, masyarakat Meksiko keturunan Spanyol). Di Meksiko terdapat total bahasa daerah sebanyak 292 tutur. 

  • Kongo

Kongo juga diyakini memiliki banyak ras cukup banyak di Benua Afrika sama seperti Nigeria, meskipun hanya terdapat jumlah penghuni di sana berada di angka sekitar 5,8 juta jiwa. Total ras disini yaitu 200 kelompok ras. Contoh kelompok etnis di Kongo paling dikenal yakni Kongo, Luba serta Mongo.

Adapun banyaknya bahasa daerah di Kongo sebanyak 200 bahasa. Walaupun cukup ragam tutur tersebut, tetapi yang diakui sebagai bahasa nasional terdapat empat dimana mencangkup Kongo, Lingala, Swahili dan Tshiluba.

  • Papua Nugini

Negeri dengan sebanyak 10 juta jiwa ini diyakini terdapat ragam suku, karena banyaknya hingga terdapat 312 kelompok suku di mana mencangkup Papua, Melanesia, Polinesia serta Mikronesia.

Banyaknya bahasa daerah di Papua Nugini yaitu 840 tutur. Selain terdapat keanekaragaman suku serta tutur daerahnya, kebanyakan masyarakat Papua Nugini masih hidup secara tradisional dengan mengikuti warisan kebudayaan yang diberikan oleh leluhurnya.

The post 6 Negara dengan Jumlah Etnis Terbanyak di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Macam Bahasa Dayak yang Penting untuk Diketahui https://haloedukasi.com/macam-bahasa-dayak Mon, 02 Jan 2023 09:40:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40570 Indonesia dianugerahi dengan keberagaman mulai dari ras, suku, agama, bahasa, hingga adat istiadat. Masing-masing dari keberagaman tersebut memiliki jumlah mencapai ribuan, salah satunya bahasa. Bahasa daerah yang dimiliki Indonesia sangat beragam dan berbeda-beda tiap daerah. Bahkan, untuk satu jenis bahasa daerah saja bisa memiliki perbedaan tergantung suku dan tempat dimana ia dituturkan. Misalnya bahasa Dayak […]

The post 10 Macam Bahasa Dayak yang Penting untuk Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia dianugerahi dengan keberagaman mulai dari ras, suku, agama, bahasa, hingga adat istiadat. Masing-masing dari keberagaman tersebut memiliki jumlah mencapai ribuan, salah satunya bahasa. Bahasa daerah yang dimiliki Indonesia sangat beragam dan berbeda-beda tiap daerah. Bahkan, untuk satu jenis bahasa daerah saja bisa memiliki perbedaan tergantung suku dan tempat dimana ia dituturkan. Misalnya bahasa Dayak yang merupakan bahasa daerah Kalimantan.

Bahasa ini merupakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat suku Dayak yang merupakan suku asli Pulau Kalimantan yang sudah mendiami pulau tersebut sejak zaman dahulu. Meskipun yang kita kenal hanyalah suku Dayak secara umum, namun nyatanya suku yang tersebar di seluruh Pulau Kalimantan ini memiliki perbedaan sesuai tempat yang mereka diami.

Hal ini mengakibatkan bahasa yang mereka gunakan juga memiliki sedikit perbedaan antarbahasa Dayak. Daerah Kalimantan Tengah sendiri memiliki kurang lebih sebanyak 37 bahasa Dayak menurut penelitian yang diadakan oleh Balai Bahasa provinsi tersebut.

Angka tersebut pun belum merambah ke suku pedalaman yang ada di daerah hilir. Bisa dibayangkan sebanyak apa jumlah bahasa Dayak yang ada di satu Pulau Kalimantan. Untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang bahasa Dayak yang ada di Kalimantan, berikut ini dipaparkan beberapa jenis bahasa Dayak beserta penjelasannya.

Macam-macam Bahasa Dayak

  • Bahasa Dayak Ketungau Sesat (BDKS)

Bahasa Dayak ini memiliki jumlah penutur sekitar kurang lebih 28.000 orang. Bahasa Dayak jenis ini berasal dari suku dengan nama serupa, yaitu suku Dayak Ketungau Sesat.

Suku Dayak jenis ini kebanyakan dapat ditemukan di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Belitang, Sekadau Hilir, dan Sekadau Hulu.

  • Bahasa Dayak Kenyah

Bahasa ini dituturkan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah yang merupakan minoritas di Kalimantan. Mereka dapat ditemukan khususnya di daerah Balikpapan, Kalimantan Timur.

Suku Dayak Kenyah memiliki subsuku yang biasa disebut dengan lepoq atau umaq. Tiap-tiap subsuku tersebut memiliki pengucapan bahasa Dayak yang berbeda di bagian akhir kata.

  • Bahasa Dayak Mualang (BDM)

Bahasa ini berasal dari salah satu subsuku Dayak yang ada di Kabupaten Sekadau, yaitu suku Dayak Mualang. Kata “Mualang” berasal dari nama sungai di Kabupaten Sekadau yang mengalir dari daerah Ketungau Tengah ke daerah Belitang.

Suku Dayak Mualang merupakan salah satu suku terbesar di Kabupaten Sekadau sehingga penutur Bahasa Dayak Mualang tergolong cukup banyak.

  • Bahasa Dayak Banyandu (BDB)

Bahasa ini masih banyak banyak digunakan oleh masyarakat kalimantan terutama di daerah Kalimantan Barat. Bahasa Dayak jenis ini berasal dari suku Dayak Banyandu yang dapat dijumpai di Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak.

Selain berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, bahasa Dayak Banyandu juga digunakan sebagai sarana untuk menuturkan cerita rakyat suku tersebut.

  • Bahasa Dayak Mali

Bahasa Dayak jenis ini berasal dari suku Dayak Mali. Mereka berdomisili di Kalimantan Barat, tepatnya di Kecamatan Balai Batang Tarang dan Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau.

Bahasa Dayak ini tergolong sebagai salah satu bahasa Dayak yang hampir punah karena jumlah penuturnya yang hanya sekitar 6.963 orang saja.

  • Bahasa Dayak Menterap Kabut

Merupakan salah satu bahasa Dayak di Kabupaten Sekadau. Bahasa Dayak ini berasal dari suku Dayak Menterap Kabut yang dulunya bermukim di dekat Sungai Menterap namun kemudian berpindah ke daerah hulu Sungai Sekadau.

Suku penutur bahasa Dayak ini termasuk ke dalam rumpun Dayak Pantai yang biasanya bermukim di daerah sekitar sungai sehingga kehidupan mereka tidak akan jauh dari daerah aliran sungai. Kebanyakan masyarakatnya dapat ditemui di Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau.

Bahasa Dayak ini telah mengalami perkembangan dan percampuran dengan bahasa asing. Hal tersebut terjadi karena masyarakatnya kerap melakukan perkawinan campur dengan suku Dayak lainnya.

  • Bahasa Dayak Bekaeh

Berasal dari suku Dayak Bekaeh yang merupakan subsuku dari suku dayak yang tinggal di Sungai Biang, tepatnya di daerah hulu anak sungai Biay. Suku yang dapat dijumpai di daerah Kecamatan Jagoi Babang dan Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang ini memiliki bahasa Dayak yang termasuk dalam rumpun Bidayuhik.

  • Bahasa Dayak Ba`ahe

Merupakan salah satu bahasa Dayak yang masih dilestarikan oleh masyarakat di Kalimantan karena memiliki penutur yang lumayan banyak. Bahasa Dayak jenis ini berasal dari suku Dayak Ba`ahe yang banyak dijumpai di daerah Kalimantan Barat, khususnya di Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang.

  • Bahasa Dayak Pompakng

Penutur bahasa ini banyak dijumpai di daerah Kalimantan Barat. Bahasa ini berasal dari suku Dayak Pompakng yang hidup di sepanjang pesisir Sungai Sekayam dan Sungai Kapuas. Pompakng sendiri memiliki arti pantai.

Karena cara hidup mereka yang suka bermukim di sepanjang pesisir sungai besar, maka mereka menyebut diri mereka sebagai Suku Dayak Pompakng.

Yang unik dari Bahasa Dayak jenis ini adalah selain menjadi identitas dan jati diri serta alat untuk berkomunikasi, ternyata juga digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah.

  • Bahasa Dayak Benuaq

Bahasa Dayak jenis ini sering dituturkan oleh anak suku Dayak yang ada di wilayah tengah, tepatnya di Kampung Jengan Danum, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat.

Seperti bahasa Dayak lainnya, bahasa Dayak Benuaq juga digunakan sebagai alat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam upacara adat suku Benuaq.

The post 10 Macam Bahasa Dayak yang Penting untuk Diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kenali 10 Bahasa Daerah di Aceh https://haloedukasi.com/bahasa-daerah-di-aceh Mon, 02 Jan 2023 02:29:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40540 Indonesia dikenal sebagai sebuah negara dengan ragam tuturan daerahnya. Hal tersebut dikarenakan Indonesia sudah menyimpan cukup melimpah warisan kebudayaan secara turun temurun.  Berdasarkan hasil studi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah bahasa daerah di Indonesia mencapai 718. Demikian juga dengan salah satu provinsi yang terdapat di Pulau Sumatera, Aceh. Ragam tuturan […]

The post Kenali 10 Bahasa Daerah di Aceh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia dikenal sebagai sebuah negara dengan ragam tuturan daerahnya. Hal tersebut dikarenakan Indonesia sudah menyimpan cukup melimpah warisan kebudayaan secara turun temurun. 

Berdasarkan hasil studi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah bahasa daerah di Indonesia mencapai 718. Demikian juga dengan salah satu provinsi yang terdapat di Pulau Sumatera, Aceh.

Ragam tuturan daerah yang ada di Aceh tercipta dikarenakan banyaknya etnis berbeda pada daerah ini. Suku tersebut memiliki tutur tersendiri dalam menyampaikan pesan komunikasi sehari-harinya. Ingin tahu macam-macam bahasa daerah di Aceh ? Mari baca uraiannya berikut.

10 Bahasa Daerah yang Terdapat di Aceh

  • Bahasa Aceh 

Tutur Aceh merupakan paling umum dijumpai di Aceh dan digunakan pada mayoritas penduduk disini. Kebanyakan penutur berasal dari sejumlah daerah disini seperti penduduk di Kabupaten Aceh Besar, Kotamadya Sabang, dan Kabupaten Pidie.

Memiliki tiga dialek mencangkup Panthe, Mesjid Punteut, dan Baet Lambuot. Tutur Aceh juga terdiri dari dua logat yaitu logat pesisir timur yang lebih halus serta logat pesisir barat dimana lebih kasar. Fakta unik dari tutur ini bahwa Tuturan Aceh wajib digunakan di lingkungan kerja dan sekolah Lhokseumawe tiap hari Jumat. 

  • Bahasa Jamee

Memiliki nama lain Bahasa Aneuk atau Baiko. Penutur tutur ini kebanyakan berasal dari Kabupaten Aceh Selatan serta Aceh Barat Daya. Jamee dapat diterjemahkan “tamu” dari Tutur Aceh. Hal tersebut dikarenakan pernah dianggap sebagai bahasa pendatang ke Aceh. 

Tutur Jamee memiliki kemiripan dengan Tuturan Padang jika didengarkan sekilas. Karena, tutur ini dibawa serta diciptakan oleh pendatang etnis Minangkabau saat berdiam disini. 

  • Bahasa Haloban 

Tutur Haloban pertama kali serta paling banyak dipakai oleh etnis Haloban. Penyebaran bahasa ini tidak jauh dari kediaman etnis Haloban, yaitu di Pulau banyak, Kabupaten Aceh Singkil. Tutur Haloban termasuk tergolong dialek Debayan.

  • Bahasa Gayo 

Tutur Gayo paling banyak tersebar di Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Bener Meriah serta sejumlah daerah disekitar lainnya. Memiliki empat dialek yang mencangkup Kaloi, Kuta Lintang, Remesan dan Sarah Raja.

  • Bahasa Singkil

Merupakan tutur paling sering digunakan pada penduduk Kabupaten Aceh Singkil. Dituturkan sebagai alat komunikasi sehari-hari oleh masyarakat Singkil. Banyak yang menduga tuturan ini mirip dengan Tuturan Pakpak dari Sumatera Utara, dimana juga kerap digunakan penduduk Singkil.

  • Bahasa Alas

Sebuah tuturan yang diciptakan serta dipakai oleh penduduk etnis Tanah Alas di Kabupaten Aceh Tenggara. Bahasa ini memiliki tiga dialek, yaitu dialek Tengah, Hilir dan Hulu. Aksen Tuturan Alas di Bambel cenderung kasar sementara di Badar lebih lembut.

Beberapa kosakata disini memiliki kesamaan terhadap Bahasa Karo di Sumatera Utara. Karena, Tutur Alas memiliki keterkaitan dengan Tuturan Karo serta kedua tutur ini termasuk rumpun Austronesia. 

  • Bahasa Kluet 

Tutur Kluet biasa digunakan pada penduduk bertempat di sebagian daerah Aceh Selatan seperti Kluet Utara dan Kluet Tengah. Terdiri dari tiga dialek seperti Krueng Kluet, Manggamat, serta Paya Dapur. Kemunculan tuturan ini diperoleh dari turunan Tuturan Alas dan Gayo. 

  • Bahasa Tamiang 

Tutur Tamiang dikenal karena memiliki kemiripan aksen Melayu. Mayoritas penutur berasal dari penduduk Aceh Tamiang. Tuturan Tamiang memiliki ciri khas dimana dapat dibedakan berdasarkan asal penuturnya.

Tuturan Tamiang yang digunakan oleh etnis Tamiang Hilir cenderung terdapat akhiran “e”. Sementara, etnis Tamiang Hulu mengkomunikasikan Tuturan Tamiang yang biasanya ada akhiran “o”.

  • Bahasa Sigulai

Bahasa berasal serta banyak dipakai oleh etnis Sigulai yang mendiami Pulau Simeulue, tepatnya di Desa Malasin. Tutur Sigulai memiliki keterikatan dengan beberapa tutur seperti Tuturan Nias, Devayan, Lekon serta Haloban.

  • Bahasa Leukon

Sama seperti Bahasa Sigulai, karena juga digunakan oleh penduduk di Pulau Simeulue. Dituturkan pada penduduk Desa Langi serta Desa Lafakha. Kebanyakan tuturan ini dipakai saat penuturnya berkomunikasi bersama keluarga atau kerabat terdekat. 

Banyak hasil penelitian yang menyatakan tuturan ini sudah jarang digunakan, sehingga terancam punah. Penyebab berkurangnya penutur karena sudah banyak bahasa lainnya masuk dan digunakan pada masyarakat di kedua desa itu.

The post Kenali 10 Bahasa Daerah di Aceh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
10 Bahasa Daerah di Pulau Jawa https://haloedukasi.com/bahasa-daerah-di-pulau-jawa Mon, 26 Dec 2022 08:23:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40371 Indonesia dikenal mempunyai kekayaan budaya yang tidak terhingga dan salah satunya adalah keragaman bahasa daerah di Indonesia yang berkembang dalam suatu wilayah, namun dalam prosesnya penuturnya juga telah membawanya tersebar ke berbagai wilayah pelosok Nusantara. Pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia adalah pulau Jawa di mana masyarakat yang menetap berasal dari berbagai wilayah dengan budaya […]

The post 10 Bahasa Daerah di Pulau Jawa appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia dikenal mempunyai kekayaan budaya yang tidak terhingga dan salah satunya adalah keragaman bahasa daerah di Indonesia yang berkembang dalam suatu wilayah, namun dalam prosesnya penuturnya juga telah membawanya tersebar ke berbagai wilayah pelosok Nusantara.

Pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia adalah pulau Jawa di mana masyarakat yang menetap berasal dari berbagai wilayah dengan budaya tertentu. Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk sekitar hampir 160 juta dan menjadi pulau berpenduduk terpadat di dunia yang secara administratif terbagi menjadi enam provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten, serta dua wilayah khusus yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.

Tiga bahasa utama yang dipertuturkan di Jawa adalah bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Madura, namun sebagian besar penduduknya adalah orang yang bisa bahasa Indonesia dengan baik. Pulau jawa terkenal dengan wilayah yang luas, tanahnya yang subur dan mampu menghasilkan berbagai macam hasil pertanian, serta pulau jawa juga terdapat beraneka ragam bahasa daerah. Terdapat berbagai ragam bahasa yang ada di Pulau Jawa akibat dari banyaknya etnis dari berbagai daerah yang tinggal disini.

Bahasa Daerah di Pulau Jawa

  • Jawa

Bahasa Jawa tentu terbanyak digunakan di Pulau Jawa, yaitu di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten yang mempunyai berbagai macam dialek.

Di Jawa Barat, bahasa Jawa dibagi menjadi tiga dialek yaitu dialek Pantai Utara, dialek Cirebon, dan dialek Ciamis, kemudian bahasa Jawa di Jawa Tengah terdiri dari lima dialek, yaitu dialek Solo-Yogya, dialek Pekalongan, dialek Wonosobo, dialek Banyumas, dan dialek Tegal yang diperkirakan sekitar 60 persen.

Bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Timur terbagi atas empat dialek berkisar 52-64 persen dan terakhir, bahasa Jawa yang ada di Banten terdiri dari dua dialek dengan persentase perbedaan kedua dialek tersebut sebesar 55 persen.

  • Sunda

Bahasa Sunda cukup banyak dituturkan oleh penduduk pulau Jawa, seperti di Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Tengah. Isolek Sunda di Jawa Barat terbagi menjadi dua dengan persentase perbedaan antara keduanya adalah 60 persen. Di Provinsi DKI Jakarta, bahasa Sunda kebanyakan tersebar di Kepulauan Seribu dan Jakarta Timur, sedangkan bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh wilayah Banten kecuali pesisir utara.

Bahasa Sunda yang juga dipakai di Jawa Tengah, seperti Kecamatan Bantarkawung, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap, dan masih banyak lagi dengan persentase Sunda di Jawa Tengah dengan daerah lain adalah 51-80 persen.

  • Madura

Bahasa Madura berasal dari Pulau Madura di mana bahasa ini tersebar di Sampang, Pamekasan, dan Sumenep yang juga tersebar di Kabupaten Malang, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan, Jember, Banyuwangi, dan Kabupaten Gresik. Bahasa Madura di Jawa Timur mempunyai dua dialek, yaitu dialek Pulau Madura dan dialek Pulau Bawean dengan persentase perbedaan antara keduanya 53 persen.

  • Mandarin DKI Jakarta

Bahasa daerah di Jawa selanjutnya adalah bahasa Mandarin DKI Jakarta di mana bahasa ini banyak tersebar di Glodok, Jakarta Barat dan berdasarkan hasil dari dialektometri, isolek Mandarin DKI Jakarta dan isolek Mandarin di Ampenan, NTB memiliki perbedaan 88,75 persen.

  • Melayu

Bahasa ini kebanyakan dituturkan oleh masyarakat Betawi DKI Jakarta, sehingga sering juga disebut sebagai bahasa Betawi atau Melayu Betawi. Bahasa Melayu Betawi terdiri dari dua dialek, yaitu dialek Betawi Pusat dan dialek Betawi Pinggiran yang memiliki persentase perbedaan sebesar 75,75 persen dengan bahasa Melayu di Riau.

  • Lampung Cikoneng

Bahasa ini awalnya berasal dari Lampung yang dituturkan juga oleh masyarakat Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten dimana menurut pengakuan penduduk setempat, nenek moyang mereka berasal dari daerah Kalianda di Lampung Selatan.

Secara historis, dulu Lampung dan Banten memiliki kedekatan khusus dan secara geografis posisi kedua daerah itu dihubungkan dengan Selat Sunda yang kemudian bahasa ini disebut sebagai Lampung Cikoneng sesuai daerahnya.

  • Bugis

Bahasa Bugis sebenarnya adalah bahasa asal Pulau Sulawesi, namun bahasa ini juga dituturkan di DKI Jakarta, tepatnya yaitu di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan perbandingan isolek Bugis DKI Jakarta dengan isolek Bugis di Pulau Sulawesi memiliki persentase perbedaan sekitar 45 persen.

  • Osing

Bahasa Osing menjadi bahasa yang dituturkan oleh penduduk di wilayah sekitar Banyuwangi, Jawa Timur yang secara linguistik ini merupakan cabang dari Formosa dalam rumpun bahasa Austronesia. Tetapi di daerah Jember dialek bahasa ini banyak terpengaruhi oleh bahasa Jawa dan Madura dikarenakan keterisolasiannya oleh penutur Osing setempat lainnya di Banyuwangi.

  • Baduy

Bahasa Baduy banyak yang dianggap jika bahasa ini merupakan dialek bahasa sunda, namun nyatanya bahasa ini merupakan dialek bahasa tersendiri yang hanya dimasukkan ke dalam suatu rumpun bahasa Sunda. Penutur bahasa ini tersebar hampir di seluruh wilayah Rangkasbitung, gunung Kendeng, Sukabumi, Lebak, dan Pandeglang dengan penutur bahasa ini adalah suku baduy yang berada di pulau jawa.

  • Betawi

Bahasa Betawi pada masa perkembangan provinsi Jakarta, bahasa betawi sudah digunakan oleh masyarakat kalangan menengah kebawah, terutama bagi para komunitas budak dan pedagang yang salah satu penuturnya berkembang secara alami dan tidak ada struktur baku yang jelas untuk membedakan antara bahasa betawi dengan bahasa melayu.

Bahasa Betawi menjadi bahasa kreol yang diambil dan didasarkan pada bahasa melayu serta terdapat berbagai unsur-unsur bahasa Sunda, Bali, Hokkian, dan Arab, selain itu terdapat juga unsur bahasa dari Eropa seperti Belanda dan portugis yang sempat menjajah Indonesia.

The post 10 Bahasa Daerah di Pulau Jawa appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>