Asteroid - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/asteroid Mon, 19 Feb 2024 06:51:23 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Asteroid - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/asteroid 32 32 10 Fakta Menarik Asteroid, Jarang yang Tahu https://haloedukasi.com/fakta-menarik-asteroid Mon, 19 Feb 2024 06:51:19 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48235 Salah satu bidang yang menarik untuk didalami dan dibahas dari seluruh hal dan topik yang ada di dunia adalah ruang angkasa dan segala isinya. Astronomi dan astrofisika adalah ilmu yang dapat menjawab segala pertanyaan dan rasa penasaran terkait hal-hal di luar angkasa yang tidak tampak senyata hal-hal di bumi. Asteroid adalah salah satu benda luar […]

The post 10 Fakta Menarik Asteroid, Jarang yang Tahu appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu bidang yang menarik untuk didalami dan dibahas dari seluruh hal dan topik yang ada di dunia adalah ruang angkasa dan segala isinya. Astronomi dan astrofisika adalah ilmu yang dapat menjawab segala pertanyaan dan rasa penasaran terkait hal-hal di luar angkasa yang tidak tampak senyata hal-hal di bumi.

Asteroid adalah salah satu benda luar angkasa berbentuk batu tak beraturan yang memiliki ukuran lebih kecil dari planet dan terbang bebas di angkasa. Namun bila dibandingkan dengan meteorid, asteroid memiliki ukuran yang lebih besar; istilah lain untuk menyebut asteroid adalah planet minor atau planetoid.

Berikut sejumlah fakta menarik asteroid yang dapat diketahui khususnya oleh para penyuka benda-benda langit.

1. Ditemukan Kadar Air Tinggi pada Asteroid

Air tidak hanya menjadi bagian dari tubuh manusia dan merupakan asupan pokok bagi kelangsungan hidup manusia. Nyatanya, menurut laporan NASA terhadap sampel asteroid Bennu terdapat kadar air yang tinggi sehingga hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa pada asteroid terdapat sebuah kehidupan seperti di Bumi.

Air sendiri menjadi hal yang penting di Bumi, namun rupanya pada Asteroid Bennu yang sudah berusia 4,5 miliar tahun ditemukan air selain dari penemuan karbon. Hanya saja, belum terbukti jelas hingga kini apakah pada asteroid tersebut benar ada suatu kehidupan.

2. Terbentuk dari Sisa Tata Surya

Menurut data dari NASA, tata surya yang kita kini ketahui pembentukannya melalui proses yang panjang sebelum benar-benar sempurna dengan orbitnya. Salah satunya adalah matahari yang pembentukannya berasal dari keruntuhan sebuah nebula yang kemudian sebagian besar energinya menciptakan matahari.

Tidak hanya matahari, planet dan seluruh anggota tata surya lainnya pun memiliki proses pembentukan yang tidak segampang kita bayangkan. Dari puing-puing sisa pembentukan matahari tersebut terjadi tabrakan satu dengan lainnya yang kemudian membentuk puing kecil disebut dengan asteroid dan yang lebih besar berubah menjadi planet.

3. Sabuk Asteroid Ada di antara Planet Mars dan Jupiter

Asteroid walau bentuknya begitu mirip antara satu dengan lainnya, namanya berbeda-beda. Ditemukan dalam tata surya, asteroid memiliki bagian yang disebut sabuk dan khusus untuk sabuk Asteroid Utara, menurut laporan dari NASA letaknya ada di antara planet Mars dan Jupiter.

Walau kelihatan mirip karena berbentuk batu, pada dasarnya tampilan asteroid mudah dibedakan satu dari lainnya. Sabuk asteroid sendiri tidak terlalu panjang orbitnya dan dilaporkan bahwa terdapat 1,1-1,9 juta asteroid ada pada sabuk asteroid dengan diameter di atas 1 km atau ada pula yang lebih kecil dari itu.

4. Memiliki Satelit

Planet bukan satu-satunya benda luar angkasa yang memiliki satelit, di mana satelit ini diketahui memiliki fungsi menarik benda-benda kecil di sekitarnya supaya bisa mencegah tabrakan di pusat orbit satelit. Adanya satelit pada planet juga membuat siklus air laut lebih seimbang dan kecepatan rotasi bisa lebih terkontrol.

Namun selain planet, asteroid pun tercipta dengan satelit dan hingga kini tercatat ada sekitar 150 asteroid dengan satelit. Satelit Ida yang ditemukan tahun 1993 adalah salah satu asteroid yang dimaksud memiliki satelit sehingga telah terbukti bahwa asteroid yang ukurannya lebih kecil dari planet pun dilengkapi dengan satelit.

5. Terdapat Ukuran Asteroid yang Mencapai Ratusan Kilometer

Asteroid bila dilihat-lihat bentuknya yang menyerupai batu namun berukuran cukup besar walaupun lebih kecil daripada planet benar-benar bisa mengancam Bumi. Asteroid bukan sekadar batu luar angkasa biasa, sebab benda langit ini memiliki ukuran dengan rata-rata diameter kurang lebih 530 km.

Bila diameternya saja diukur dengan satuan kilometer, maka bisa dibayangkan seberapa besar asteroid, terutama dengan massa yang agak lebih ringan daripada Bulan. Karena ukurannya tersebut, kontak dengan Bumi bisa berpotensi mengancam keberadaan Bumi dan seisinya.

6. Sejumlah Asteroid “Ditangkap” oleh Sebuah Planet

Tidak semua asteroid berada di Sabuk Kuiper, sebab beberapa diantaranya pun ada yang terbang bebas. Karena kebebasan tersebut, sejumlah asteroid yang berada di dekat sebuah planet akhirnya “ditangkap” oleh gravitasi planet.

Tujuan “penangkapan” oleh gravitasi planet adalah menjadikan asteroid sebagai satelit, salah satu contohnya adalah keberadaan Phobos dan Deimos di planet Mars. Keduanya adalah asteroid dengan bentuk tidak beraturan dan sama sekali tidak menyerupai satelit alami.

Penemuan bahwa gravitasi planet Mars “menangkap” dua asteroid Phobos dan Deimos ini terjadi pada tahun 1877 oleh Asaph Hall, yaitu seorang ahli astronomi Amerika. Walau telah dijadikan satelit, bentuk Phobos dan Deimos tetap seperti asteroid karena menyerupai batuan luar angkasa.

7. Asteroid Berpotensi Mengancam Bumi

Dengan ukuran asteroid yang begitu besar, Bumi adalah salah satu planet yang terancam dengan keberadaan benda langit tersebut. Diperkirakan tiap tahun ada sekitar 30 asteroid yang meluncur menyerang Bumi dan hal ini bahkan sudah dibuktikan oleh NASA.

Dibandingkan dengan meteor, ukuran asteroid lebih besar sehingga bila meteor saja bisa cukup berbahaya, maka asteroid pada dasarnya bisa jauh lebih mematikan apabila sampai menabrak Bumi. Oleh sebab itu, hingga kini para ilmuwan masih melakukan pengamatan gerakan asteroid agar segala kemungkinan bahaya serangan asteroid bisa diantisipasi.

8. Asteroid Bisa Meledak

Asteroid bisa menabrak Bumi dan meledak. Dua contoh ledakan asteroid yang belum lama terjadi adalah di Jerman dan Rusia di mana dari dua kasus ini terjadi ledakan dari pecahan asteroid.

Menurut laporan pada tanggal 15 Februari 2023, asteroid liar memasuki kota Chelyabinsk, Rusia yang kemudian meledak. Sementara itu, kasus lainnya terjadi di Jerman pada tanggal 21 Januari 2024, yakni pecahan asteroid meledak dan baru ditemukan 5 hari setelah kejadian.

9. Tidak Ada Pola Gravitasi pada Sabuk Asteroid

Walau asteroid disebut sebagai planet versi ukuran kecil dan memiliki sabuk, bukan berarti sabuk yang dimaksud adalah seperti cincin pada planet. Asteroid berbeda dari planet, sebab sabuk asteroid tidak memiliki pola gravitasi yang biasanya ada pada planet.

Keberadaan sabuk asteroid sendiri sudah menjadi pembeda yang dari planet, begitu pula pola gravitasi. Apabila sampai terdapat pola gravitasi pada sabuk asteroid, jumlahnya akan banyak, posisi juga berdekatan yang akan menarik satu sama lain dan justru menjadi suatu bahaya besar.

10. Kurang Lebih Ada 1 Juta Asteroid Menghuni Tata Surya

NASA membuktikan sebuah fakta menarik asteroid lainnya, yakni bahwa ada kurang lebih 1,1-1,9 juta asteroid yang menghuni tata surya. Walau ukuran steroid dimulai dari yang kecil hingga besar, jarak satu sama lain tidak terlalu dekat dan tata surya kita yang begitu luas mampu menampung seluruh isinya (asteroid, matahari, planet, dan lainnya).

Dan jarak antara satu asteroid dengan asteroid lainnya bahkan pada umumnya adalah sekitar 965 km walaupun digambarkan bahwa banyak asteroid ada di Sabuk Kuiper sebagai lokasi tinggalnya. Ini adalah bukti bahwa tata surya memiliki luas seperti tak terhingga.

The post 10 Fakta Menarik Asteroid, Jarang yang Tahu appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Asteroid: Ciri – Macam dan Contohnya https://haloedukasi.com/asteroid Tue, 25 Aug 2020 02:28:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9647 Setelah membahas mengenai meteoroid, kali ini akan kita bahas emnegnai asteoroid. Berikut penjelasannya. Apa itu Asteroid? Asteroid, disebut juga planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid. Umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya.  Komet menampakkan koma (“ekor”) sementara asteroid tidak. Istilah ini secara historis ditujukan […]

The post Asteroid: Ciri – Macam dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah membahas mengenai meteoroid, kali ini akan kita bahas emnegnai asteoroid. Berikut penjelasannya.

Apa itu Asteroid?

Asteroid, disebut juga planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid.

Umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. 

Komet menampakkan koma (“ekor”) sementara asteroid tidak. Istilah ini secara historis ditujukan untuk semua objek astronomis yang mengelilingi matahari dan setelah diobservasi tidak memiliki karakteristik komet aktif.

Ada jutaan asteroid, yang menurut pemikiran banyak orang adalah sisa-sisa kehancuran planetisimal, material di dalam solar nebula matahari muda yang tidak pernah tumbuh besar untuk menjadi planet.

Mayoritas asteroid yang telah diketahui mengorbit pada sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter atau berbagi orbit dengan Jupiter (Asteroid Troya Jupiter).

Tetapi, terdapat keluarga orbit lainnya dengan populasi signifikan, termasuk asteroid dekat-Bumi.

Ciri-ciri Asteroid

Ciri-ciri asteroid adalah:

  • Berasal dari debu dan es
  • Tidak menghasilkan cahaya
  • Bentuknya tidak lebih besar dari planet kerdil
  • Berada diantara orbit mars dan jupiter (sabuk asteroid)
  • Terjadi dari besi dan nikel
  • Diperkirakan asteroid berasal dari planet yang pecah dan pecahan tersebut berceceran sepanjang orbitnya.

Proses Terjadinya Asteroid

Benda-benda kecil di Tata Surya yang kita kenal sebagai asteroid diperkirakan terbentuk dari planetesimal, seperti halnya planet-planet kebumian. Tapi, planetesimals ini tidak pernah berhasil menyatu jadi planet.

Sisa puing-puing yang gagal bergabung jadi planet inilah yang kita kenal sebagai asteroid.

Pada sabuk utama asteroid, gravitasi Jupiter yang sangat kuat jadi penyebab gagalnya pembentukan planet di antara Mars dan Jupiter.

Tabrakan yang terjadi di masa lalu dan sekarang, secara perlahan memecah batuan asteroid jadi lebih kecil.

Butiran-butiran debu yang tersisa juga pada akhirnya musnah akibat radiasi.

Meskipun sebagian besar sisa puing pembentukan planet berukuran tidak beraturan, Ceres, asteroid terbesar di Sabuk Asteroid ternyata cukup besar untuk memiliki gravitasi yang cukup besar untuk mempertahankan bentuk bulat.

Akan tetapi, sejak tahun 2006, status Ceres sudah bukan lagi asteroid melainkan planet katai. Dan sejak itu, asteroid terbesar di Sabuk Utama adalah Vesta.

Macam-macam Asteroid

Pada tahun 1975, Clark R. Chapman, David Morrison, dan Ben Zellner membagi asteroid berdasarkan komposisi dalam 3 kategori, yakni tipe-C, tipe-S dan tipe-U.

Pembagian dilakukan setelah mereka melihat pola dari spektrum 110 asteroid yang sudah dihitung diameter dan albedonya.

Klasifikasi ini terus berkembang dan sampai saat ini kita mengenal beberapa kategori dalam asteroid berdasarkan komposisinya.

Asteroid Tipe – C

asteroid tipe C

Tipe-C, merupakan asteroid carbonaceous (karbon) yang berwarna keabu-abuan. Asteroid tipe ini gelap karena memiliki albedo yang rendah dan tidak memiliki fitur tertentu di spektrum.

Temperaturnya juga rendah dan hanya mengalami pemanasan yang rendah. Atau bahkan tidak pernah mengalami pemanasan.

Asteroid tipe-C ini yang paling umum dan diperkirakan memiliki komposisi berupa tanah liat dan silikat batuan. Di sabuk utama asteroid, tipe-C menempati daerah terluar sabuk.

Asteroid Tipe S

asteroid tipe S

Tipe asteroid yang menempati urutan kedua paling banyak adalah tipe-S atau asteroid Stony (batuan).

Asteroid silikat ini cukup terang berwarna hijau kemerahan dengan albedo moderat.

Tipe-S memiliki 17% populasi dari semua asteroid dan mendominasi area dalam Sabuk Utama. Komposisi utamanya, materi silikat dan nikel-besi.

Asteroid metallic atau asteroid logam dan tampak kemerahan dan cukup gelap karena memiliki albedo moderat.

Spektrum asteroid jenis ini mirip dengan meteorit besi dan enstatit chondrites, meteorit yang disusun oleh butiran nikel-besi dalam entatit, silikat yang kaya dengan magnesium. Asteroid tipe ini bisa ditemukan di area tengah Sabuk Utama.

Asteroid Tipe E

asteroid tipe E

Tipe lainnya adalah tipe-E, asteroid dengan albedo yang sangat tinggi dan tampak sangat terang.

Asteroid Tipe D dan P

asteroid tipe D dan P

Selain itu ada asteroid tipe D dan tipe P yang jumlahnya sekitar 5 – 10% dari seluruh asteroid. Tipe-D dan P ini merupakan asteroid yang cukup gelap dan lebih merah dari asteroid tipe-S dan jauh lebih primitif dari asteroid carbonaceous tipe-C.

Keduanya diduga mengandung senyawa organik yang terbentuk akibat cuaca antariksa.

Asteroid Tipe V

asteroid tipe V

Komposisi menarik juga bisa ditemukan pada asteroid tipe-V yang memiliki albedo tinggi dan diselubungi keral vulkanik dari materi basalt.

Contohnya adalah asteroid Vesta. Tipe lainnya adalah asteroid tipe-W yang mengalami hidrasi.

Contoh Asteroid

Ada banyak asteroid yang sudah teridentifikasi oleh ilmuwan- ilmuwan Bumi, dan bahkan sudah diberi nama.

Adapun beberapa contoh asteroid yang sudah berhasil diberi nama antara lain adalah:

1. Ceres

ceres

2. PallasVesta

pallas

3. Hygiea

hygiea

4. Interamnia

interramnia

The post Asteroid: Ciri – Macam dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>