bakteri - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bakteri Mon, 14 Aug 2023 02:13:48 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico bakteri - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bakteri 32 32 Bakteri : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Peranannya https://haloedukasi.com/bakteri Mon, 14 Aug 2023 02:13:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44580 Bakteri adalah mikroorganisme uniseluler yang dapat ditemukan hampir di setiap sudut planet ini. Ukurannya yang kecil, berkisar dari beberapa mikrometer hingga beberapa nanometer, memungkinkan mereka berkembang biak dengan cepat dan tersebar luas di berbagai habitat. Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang beragam, mulai dari bulat, batang, spiral, hingga berfilamen. Meskipun beberapa bakteri dapat menyebabkan penyakit, […]

The post Bakteri : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Bakteri adalah mikroorganisme uniseluler yang dapat ditemukan hampir di setiap sudut planet ini. Ukurannya yang kecil, berkisar dari beberapa mikrometer hingga beberapa nanometer, memungkinkan mereka berkembang biak dengan cepat dan tersebar luas di berbagai habitat.

Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang beragam, mulai dari bulat, batang, spiral, hingga berfilamen. Meskipun beberapa bakteri dapat menyebabkan penyakit, sebagian besar bakteri adalah aman bahkan membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Ciri-ciri Bakteri

Bakteri adalah mikroorganisme yang tersebar luas di berbagai lingkungan, mulai dari tanah hingga dalam tubuh manusia. Mereka memiliki peran penting dalam ekosistem dan kesehatan manusia. Dalam artikel ini, kita akan membahas ciri-ciri utama bakteri yang membedakan mereka dari bentuk kehidupan lain.

1. Ukuran Mikroskopis

Bakteri umumnya memiliki ukuran sangat kecil, hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Meskipun demikian, mereka memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, termasuk bentuk batang (bacilli), bulat (cocci), dan spiral (spirilla).

2. Sel Prokariotik

Bakteri adalah organisme prokariotik, yang berarti mereka tidak memiliki membran inti atau organel sel yang dikelilingi oleh membran. Genetik mereka terletak dalam bentuk DNA sirkuler di dalam sitoplasma.

3. Dinding Sel

Hampir semua bakteri memiliki dinding sel yang melindungi dan membentuk struktur sel. Komposisi dinding sel ini dapat berbeda-beda, membedakan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif.

4. Reproduksi Cepat

Bakteri memiliki kemampuan reproduksi yang sangat cepat melalui proses pembelahan biner. Dalam kondisi yang menguntungkan, bakteri dapat membelah diri setiap 20 hingga 30 menit, memungkinkan populasi berkembang dengan cepat.

5. Kemampuan Metabolisme

Bakteri memiliki beragam kemampuan metabolik. Beberapa mampu menghasilkan energi melalui fotosintesis, sementara yang lain mengandalkan sumber energi organik atau anorganik.

6. Mobilitas

Beberapa bakteri memiliki struktur bergerak yang disebut flagela, yang memungkinkan mereka bergerak menuju atau menjauhi rangsangan tertentu, seperti cahaya atau bahan kimia.

7. Variasi Metabolisme

Bakteri dapat hidup dalam berbagai kondisi lingkungan, termasuk ekstrem. Beberapa bakteri dapat hidup di tempat dengan suhu tinggi (termofilik), konsentrasi garam tinggi (halofilik), atau lingkungan asam (asidofilik).

8. Peran dalam Siklus Nutrien

Bakteri memainkan peran penting dalam siklus nutrien, seperti siklus nitrogen dan siklus karbon. Mereka menguraikan materi organik menjadi senyawa yang dapat diambil oleh organisme lain.

9. Keberadaan di Berbagai Lingkungan

Bakteri dapat ditemukan di berbagai ekosistem, termasuk tanah, air, saluran pencernaan hewan, dan bahkan dalam lapisan permukaan kulit manusia.

10. Penggunaan dalam Teknologi

Beberapa jenis bakteri memiliki aplikasi dalam teknologi. Contohnya, bakteri dapat digunakan dalam produksi makanan fermentasi, produksi antibiotik, dan bahkan dalam proses bioremediasi untuk membersihkan polutan lingkungan.

Jenis-jenis Bakteri

Berdasarkan bentuk, sifat metabolik, dan karakteristik genetiknya, bakteri dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah:

1. Bakteri Berdasarkan Bentuk

  • Kokus

Kokus merupakan salah satu bentuk morfologi atau tampilan fisik pada kelompok bakteri yang memiliki ciri-ciri berbentuk bulat atau bundar. Kokus adalah salah satu dari beberapa bentuk umum bakteri, selain juga ada bentuk batang (basaillus) dan spiral (spirillum).

Ukuran kokus bervariasi dari mikrokokus yang sangat kecil hingga streptokokus yang membentuk rantai atau stafilokokus yang mengelompok dalam kelompok-gumpalan. Bakteri kokus biasanya memiliki dinding sel yang tebal dan mengandung peptidoglikan, sebuah senyawa penting yang membantu memberikan bentuk dan kekuatan pada dinding sel.

Bakteri kokus dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi pada manusia. Misalnya, Streptococcus pyogenes menyebabkan infeksi tenggorokan dan infeksi kulit, serta Staphylococcus aureus yang sering terlibat dalam infeksi kulit dan bahkan bisa menyebabkan infeksi yang lebih serius seperti infeksi darah.

Beberapa kokus juga dikenal sebagai bakteri normal yang ada di tubuh manusia, seperti Staphylococcus epidermidis yang merupakan bagian dari flora normal kulit kita. Namun, ketika keseimbangan bakteri ini terganggu, misalnya akibat penurunan sistem kekebalan tubuh atau luka terbuka, bakteri ini bisa menyebabkan infeksi yang merugikan.

Penting untuk memahami bahwa meskipun bakteri kokus banyak yang bersifat patogen dan dapat menyebabkan penyakit, tidak semua kokus berbahaya. Beberapa bahkan memiliki peran positif dalam bidang kesehatan.

Sebagai contoh, beberapa kokus memiliki kemampuan untuk memfermentasi laktosa dan membantu dalam produksi berbagai produk susu fermentasi seperti yogurt dan kefir. Selain itu, beberapa bakteri kokus juga digunakan dalam proses fermentasi makanan lainnya, seperti dalam pembuatan tempe dan kimchi, yang memberikan manfaat bagi pencernaan manusia.

Jadi, meskipun kokus bisa menjadi ancaman kesehatan, ada juga sisi positifnya yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kesehatan dan produksi makanan yang bermanfaat bagi manusia. Bakteri berbentuk bulat seperti bola, contohnya adalah Streptococcus.

  • Basil

Bakteri berbentuk batang, misalnya Escherichia coli (E. coli). Basil adalah salah satu bentuk morfologi atau tampilan fisik pada bakteri yang memiliki ciri-ciri berbentuk batang. Nama basil sendiri berasal dari kata bahasa Latin “bacillus,” yang berarti tongkat atau batang. Bentuk basil bervariasi dari batang yang panjang dan tipis hingga batang yang lebih pendek dan tebal.

Keberagaman ini memungkinkan bakteri basil untuk beradaptasi dengan berbagai lingkungan dan peran fungsional dalam ekosistem. Dinding sel basil umumnya mengandung peptidoglikan, yang memberikan struktur dan kekuatan pada sel bakteri tersebut.

Bakteri basil memiliki peran yang penting dalam lingkungan dan kesehatan manusia. Beberapa di antaranya adalah bakteri tanah yang berperan dalam proses dekomposisi bahan organik, sehingga menghasilkan nutrisi bagi tanaman.

Selain itu, beberapa basil juga digunakan dalam industri pangan, seperti Bacillus thuringiensis yang digunakan sebagai insektisida alami untuk mengendalikan hama tanaman. Di sisi lain, ada juga beberapa basil yang memiliki potensi patogenik bagi manusia.

Contohnya adalah Escherichia coli (E. coli) yang dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan dan seringkali dijadikan indikator kualitas air. Selain itu, bakteri basil juga ditemukan di dalam tubuh manusia, termasuk dalam saluran pencernaan, meskipun sebagian besar spesiesnya bersifat komensal atau membantu dalam pencernaan makanan.

Peran basil dalam kehidupan sehari-hari sangat penting, dan pemahaman mengenai sifat-sifat dan karakteristiknya membantu dalam pengembangan strategi pengendalian penyakit, pemanfaatan dalam industri, dan pemeliharaan kesehatan lingkungan.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua basil berbahaya bagi manusia, dan sebenarnya banyak di antaranya memiliki peran yang positif. Studi lanjutan tentang beragam spesies basil dan interaksinya dengan lingkungan akan terus memberikan wawasan baru tentang dunia mikroba yang penuh dengan keragaman dan kompleksitas, serta dampaknya pada kehidupan kita.

  • Spiral

Bakteri spiral adalah salah satu bentuk morfologi atau tampilan fisik pada bakteri yang memiliki ciri-ciri berbentuk spiral atau heliks. Bentuk spiral ini memungkinkan bakteri untuk bergerak dengan efisien di lingkungan yang berair, seperti kolam lumpur atau air limbah, serta membantu dalam menjalankan berbagai fungsi biologis.

Bentuk spiral ini diperoleh melalui adaptasi yang kompleks dalam struktur dinding sel bakteri. Contoh umum dari bakteri spiral adalah Treponema pallidum yang merupakan penyebab penyakit sifilis pada manusia dan Borrelia burgdorferi yang menyebabkan penyakit Lyme.

Karakteristik unik dari bentuk spiral ini memberikan bakteri kemampuan bergerak yang lebih baik daripada bakteri dengan bentuk lainnya. Beberapa bakteri spiral memiliki flagela yang terletak di sepanjang permukaan sel, yang berfungsi sebagai struktur bergerak seperti ekor.

Dengan gerakan berputar atau berayun flagela, bakteri spiral dapat bergerak maju atau berbelok sesuai dengan arah geraknya. Kemampuan bergerak ini memungkinkan mereka untuk mencari makanan dan tempat yang sesuai untuk hidup.

Selain itu, beberapa bakteri spiral juga memiliki kemampuan untuk berpindah tempat dengan berputar seperti kawat spiral, memudahkan mereka untuk menembus media yang lebih kental atau bahkan di dalam jaringan tubuh manusia.

Bakteri spiral memiliki peran yang beragam dalam ekosistem dan kesehatan manusia. Beberapa di antaranya membantu dalam proses dekomposisi materi organik di lingkungan dan berkontribusi pada siklus nutrisi.

Namun, ada juga beberapa yang menjadi patogen bagi manusia dan hewan, menyebabkan berbagai penyakit. Studi lebih lanjut tentang bakteri spiral membantu dalam memahami mekanisme infeksi dan penyebarannya, sehingga dapat dikembangkan strategi pengendalian yang lebih efektif.

Pemahaman mendalam tentang berbagai jenis bakteri spiral dan interaksinya dengan lingkungan membuka peluang untuk aplikasi potensial dalam bidang kesehatan, industri, dan lingkungan. Bakteri berbentuk spiral seperti Vibrio cholerae yang menyebabkan kolera.

2. Bakteri Berdasarkan Metabolisme

  • Aerob

Bakteri yang memerlukan oksigen untuk melakukan proses metabolisme. Aerob pada bakteri mengacu pada kemampuan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak dalam keberadaan oksigen. Bakteri aerob memerlukan oksigen sebagai akseptor elektron selama proses respirasi, di mana oksigen berperan dalam menghasilkan energi bagi sel bakteri.

Mekanisme respirasi aerob melibatkan serangkaian reaksi kimia kompleks di dalam sel, yang memecah nutrisi menjadi energi yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan seluler. Kehadiran oksigen memungkinkan bakteri aerob untuk memaksimalkan produksi energi, sehingga mereka biasanya memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat daripada bakteri anaerob (yang tidak memerlukan oksigen).

Bakteri aerob memiliki peran yang penting dalam lingkungan dan dalam hubungannya dengan organisme lain. Dalam ekosistem, beberapa bakteri aerob berperan dalam proses dekomposisi bahan organik, sehingga menghasilkan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dan makhluk lainnya.

Selain itu, bakteri aerob juga berkontribusi dalam siklus nitrogen, mengubah nitrogen gas menjadi senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh organisme hidup. Namun, beberapa bakteri aerob juga bisa menjadi patogen bagi manusia dan hewan, menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi saluran pernapasan dan infeksi kulit.

Di sisi lain, bakteri aerob juga dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi industri dan teknologi, seperti produksi antibiotik, produksi enzim, dan proses bioremediasi untuk membersihkan lingkungan dari polutan.

Kehadiran oksigen dalam lingkungan adalah faktor yang penting dalam menentukan distribusi dan aktivitas bakteri aerob. Beberapa bakteri aerob memiliki adaptasi khusus untuk tumbuh di lingkungan yang kaya oksigen, sementara yang lain dapat tumbuh dalam kondisi yang kurang oksigen (fakultatif anaerob).

Selain itu, perubahan kadar oksigen dalam suatu lingkungan dapat mempengaruhi komposisi bakteri dan berdampak pada dinamika ekosistem. Oleh karena itu, pemahaman tentang bakteri aerob dan perannya dalam berbagai lingkungan sangat penting untuk pengelolaan sumber daya alam, kesehatan manusia, dan pengembangan teknologi yang berkelanjutan.

  • Anaerob

Anaerob pada bakteri merujuk pada kemampuan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak dalam kondisi tanpa keberadaan oksigen. Bakteri anaerob tidak menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron selama proses respirasi.

Sehingga, mereka mengandalkan senyawa lain sebagai akseptor elektron untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup seluler. Proses respirasi anaerob berbeda dari respirasi aerob, dan umumnya menghasilkan lebih sedikit energi.

Kondisi anaerob ditemukan di lingkungan yang kurang teroksidasi, seperti lumpur dasar rawa, sedimen sungai, dan usus manusia atau hewan. Bakteri anaerob memainkan peran penting dalam siklus nutrisi dan dekomposisi materi organik di lingkungan, serta beberapa di antaranya juga digunakan dalam industri dan teknologi untuk berbagai tujuan, seperti produksi biogas dan fermentasi makanan.

Bakteri anaerob memiliki beragam adaptasi untuk bertahan hidup dalam kondisi yang kurang oksigen. Beberapa bakteri anaerob adalah obligat anaerob, yang berarti mereka tidak dapat hidup dalam keberadaan oksigen sama sekali dan akan mati jika terpapar oksigen.

Sementara itu, ada juga bakteri anaerob fakultatif, yang dapat beradaptasi dengan kondisi oksigen jika diperlukan, namun tetap dapat tumbuh dalam kondisi tanpa oksigen. Beberapa bakteri anaerob memiliki mekanisme khusus untuk mengatasi efek toksik oksigen pada sel mereka, seperti enzim peroksidase dan superoksida dismutase yang membantu melindungi sel dari kerusakan oksidatif.

Peran bakteri anaerob dalam ekosistem sangat penting karena mereka berkontribusi dalam proses dekomposisi bahan organik, sehingga menghasilkan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman dan organisme lain. Anaerob merupakan Bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk melakukan proses metabolisme.

Selain itu, bakteri anaerob juga berperan dalam siklus nitrogen, mengubah senyawa nitrogen yang kompleks menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya. Beberapa jenis bakteri anaerob juga memiliki manfaat dalam industri dan teknologi.

Misalnya, beberapa spesies digunakan dalam produksi biogas melalui proses fermentasi, yang merupakan sumber energi terbarukan. Selain itu, beberapa bakteri anaerob juga dimanfaatkan dalam produksi makanan fermentasi, seperti yoghurt, kefir, dan tempe. Pemahaman tentang bakteri anaerob dan potensi manfaatnya memiliki implikasi penting dalam bidang lingkungan, industri, dan kesehatan manusia.

  • Fakultatif Anaerob

Fakultatif anaerob pada bakteri merujuk pada kelompok mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan tumbuh baik dalam keberadaan oksigen (aerob) maupun tanpa oksigen (anaerob). Fakultatif anaerob merupakan Bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen.

Bakteri fakultatif anaerob dapat mengalami respirasi aerob jika oksigen tersedia di lingkungannya, menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Namun, ketika lingkungan menjadi kurang teroksidasi dan oksigen tidak tersedia dalam jumlah cukup, bakteri ini dapat beralih ke respirasi anaerob menggunakan senyawa non-oksigen sebagai akseptor elektron.

Bakteri fakultatif anaerob memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan mereka untuk berfungsi dengan baik di dua kondisi yang berbeda tersebut. Di kehadiran oksigen, bakteri ini akan menggunakan jalur respirasi aerobik yang lebih efisien, menghasilkan lebih banyak energi per molekul nutrisi yang diuraikan.

Namun, saat kondisi anaerob, bakteri ini akan menggunakan jalur respirasi anaerobik, yang biasanya menghasilkan lebih sedikit energi. Beberapa contoh bakteri fakultatif anaerob termasuk E. coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus.

Kemampuan adaptasi ini memungkinkan bakteri fakultatif anaerob untuk hidup di berbagai lingkungan, termasuk di dalam tubuh manusia yang mengalami fluktuasi kadar oksigen. Peran bakteri fakultatif anaerob dalam lingkungan dan kesehatan manusia sangat penting.

Di lingkungan, mereka berperan dalam dekomposisi materi organik dan siklus nutrisi. Beberapa jenis bakteri ini juga dimanfaatkan dalam industri dan teknologi, seperti dalam proses fermentasi makanan dan produksi enzim.

Dalam tubuh manusia, beberapa bakteri fakultatif anaerob dapat menjadi bagian dari flora normal, yang berkontribusi dalam pencernaan dan menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Namun, bakteri fakultatif anaerob juga dapat menjadi patogen dan menyebabkan berbagai penyakit, terutama jika mereka masuk ke tempat-tempat yang seharusnya bebas dari bakteri, seperti infeksi saluran kemih atau infeksi paru-paru.

3. Bakteri Berdasarkan Pewarnaan Gram

  • Gram-positif

Gram-positif merupakan bakteri yang menyerap pewarnaan kristal violet, seperti Staphylococcus aureus. Gram-positif pada bakteri adalah kelompok mikroorganisme yang menghasilkan hasil positif saat diuji dengan metode pewarnaan Gram. Metode pewarnaan Gram adalah salah satu teknik dasar dalam mikrobiologi untuk mengidentifikasi jenis bakteri berdasarkan karakteristik dinding sel mereka.

Bakteri Gram-positif memiliki dinding sel yang relatif tebal yang mengandung banyak lapisan peptidoglikan. Peptidoglikan adalah senyawa yang memberikan struktur dan kekuatan pada dinding sel bakteri.

Saat diwarnai dengan kristal violet dan iodine, serta di-decolorize dengan etanol atau aseton, bakteri Gram-positif akan tetap berwarna ungu karena peptidoglikan mencegah hilangnya pewarnaan, sehingga mereka tampak positif pada hasil pewarnaan.

Selain dinding sel yang tebal, bakteri Gram-positif memiliki membran plasma dan ruang periplasma yang lebih sederhana daripada bakteri Gram-negatif. Struktur dinding sel yang kaya peptidoglikan memberikan bakteri Gram-positif sifat yang berbeda dibandingkan dengan bakteri Gram-negatif.

Misalnya, bakteri Gram-positif cenderung lebih tahan terhadap tekanan osmotik karena kekuatan dinding sel yang kuat. Selain itu, beberapa bakteri Gram-positif juga menghasilkan senyawa-senyawa yang berperan dalam patogenitas dan membantu bakteri bertahan dalam lingkungan yang beragam.

Beberapa contoh bakteri Gram-positif yang terkenal termasuk Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Bacillus subtilis. Beberapa dari bakteri ini dapat memiliki peran yang bermanfaat, seperti beberapa spesies Lactobacillus yang membantu dalam pencernaan manusia dan pembuatan produk fermentasi seperti yogurt.

Namun, ada juga beberapa bakteri Gram-positif yang patogenik dan menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, seperti infeksi kulit, infeksi saluran kemih, dan infeksi pernapasan. Pengenalan bakteri Gram-positif dan karakteristik uniknya memiliki peran penting dalam diagnosis penyakit dan pengembangan strategi pengobatan dan pencegahan infeksi.

  • Gram-negatif

Gram-negatif merupakan jenis bakteri yang tidak menyerap pewarnaan kristal violet, seperti Escherichia coli. Gram-negatif pada bakteri adalah kelompok mikroorganisme yang menghasilkan hasil negatif saat diuji dengan metode pewarnaan Gram. Metode pewarnaan Gram adalah salah satu teknik dasar dalam mikrobiologi untuk mengidentifikasi jenis bakteri berdasarkan karakteristik dinding sel mereka.

Bakteri Gram-negatif memiliki dinding sel yang relatif tipis yang mengandung lapisan peptidoglikan yang lebih sedikit daripada bakteri Gram-positif. Selain itu, bakteri Gram-negatif memiliki membran plasma yang lebih kompleks dan ruang periplasma yang luas di antara membran dalam dan luar.

Ketika diwarnai dengan kristal violet dan iodine, serta di-decolorize dengan etanol atau aseton, bakteri Gram-negatif akan kehilangan warna ungu karena lapisan tipis peptidoglikan tidak dapat menahan pewarnaan dan akan tampak negatif pada hasil pewarnaan.

Struktur dinding sel yang tipis dan kompleks pada bakteri Gram-negatif memberikan karakteristik khusus. Selain itu, lapisan luar pada bakteri Gram-negatif terdiri dari lipopolisakarida (LPS), yang dikenal sebagai endotoksin dan berperan dalam respon imun.

Ketika bakteri Gram-negatif mati atau pecah, LPS dapat menyebabkan pelepasan toksin yang menyebabkan gejala berbahaya seperti demam dan syok pada manusia. Sifat lipopolisakarida ini juga membuat bakteri Gram-negatif lebih tahan terhadap beberapa jenis antibiotik dibandingkan dengan bakteri Gram-positif.

Beberapa contoh bakteri Gram-negatif yang terkenal termasuk Escherichia coli, Salmonella, dan Pseudomonas aeruginosa. Beberapa dari bakteri ini dapat memiliki peran positif, seperti beberapa spesies E. coli yang berfungsi sebagai flora normal di dalam usus manusia dan membantu dalam proses pencernaan.

Namun, ada juga beberapa bakteri Gram-negatif yang merupakan patogen berbahaya dan dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, infeksi saluran kemih, dan infeksi nosokomial (infeksi rumah sakit). Pemahaman tentang bakteri Gram-negatif dan karakteristik uniknya adalah penting untuk penanganan infeksi, pengembangan antibiotik yang efektif, dan pencegahan penyebaran penyakit.

Peranan Bakteri dalam Ekosistem

Dalam ekosistem yang kompleks, peran setiap komponen menjadi penting untuk menjaga keseimbangan alam. Salah satu kelompok mikroorganisme yang sering terlupakan tetapi memiliki dampak signifikan adalah bakteri.

Meskipun kecil dan sering tidak terlihat oleh mata telanjang, bakteri memiliki peran yang tak ternilai dalam menjaga kelangsungan hidup dan keseimbangan ekosistem.

  • Sebagai bahan organik menjadi nutrisi

Bakteri memainkan peran utama dalam siklus nutrisi alam. Mereka terlibat dalam peluruhan bahan organik menjadi nutrisi yang dapat diambil oleh tanaman.

Proses ini dikenal sebagai dekomposisi, di mana bakteri membantu menguraikan senyawa-senyawa kompleks menjadi elemen yang lebih sederhana seperti nitrogen, fosfor, dan karbon.

Nutrisi yang dihasilkan kemudian diambil oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Tanpa bakteri, siklus nutrisi ini akan terganggu dan mengakibatkan penumpukan bahan organik yang tidak terurai.

  • Sebagai simbiosis dengan organisme lain

Bakteri juga terlibat dalam berbagai bentuk simbiosis dengan organisme lain dalam ekosistem. Ada simbiosis mutualisme, di mana kedua belah pihak mendapatkan manfaat dari interaksi tersebut.

Contohnya adalah bakteri dalam akar tanaman yang membentuk nodul nitrogen, membantu tanaman mengambil nitrogen dari udara.

Di sisi lain, bakteri mendapatkan karbohidrat dari tanaman. Ada juga simbiosis parasitisme, di mana bakteri mengambil keuntungan dari inangnya tanpa memberikan manfaat seimbang.

  • Sebagai Pembersihan Lingkungan

Beberapa jenis bakteri memiliki kemampuan unik untuk membersihkan lingkungan dari polutan dan limbah. Proses ini dikenal sebagai bioremediasi.

Bakteri ini dapat menguraikan senyawa kimia berbahaya seperti minyak, logam berat, dan bahan kimia sintetis dalam lingkungan. Keberadaan mereka membantu mengurangi dampak negatif pencemaran lingkungan dan menjaga kualitas ekosistem.

  • Sebagai siklus karbon

Bakteri juga terlibat dalam siklus karbon, yang merupakan salah satu aspek penting dalam regulasi iklim global. Proses dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri menghasilkan karbon dioksida (CO2) ke atmosfer.

Di sisi lain, bakteri fotosintetik seperti cyanobacteria mengambil CO2 dari udara dan mengubahnya menjadi bahan organik melalui fotosintesis. Keseimbangan antara kedua proses ini memiliki dampak pada konsentrasi CO2 di atmosfer, yang berpengaruh pada perubahan iklim.

The post Bakteri : Pengertian, Ciri, Jenis, dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Peran Organisme Tanah dalam Kehidupan https://haloedukasi.com/peran-organisme-tanah Mon, 22 Nov 2021 06:06:45 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28853 Di dalam tanah terdapat banyak organisme yang hidup biasanya disebut juga sebagai biota tanah. Biota tanah ini dapat berupa tumbuhan dan hewan yang seluruh atau sebagian hidupnya berada di dalam tanah. Organisme tanah pada umumnya hidup di lapisan tanah paling atas. Maka akan dijelaskan mengenai peranan tanah dan juga organisme. Peran Tanah : 1. Media […]

The post Peran Organisme Tanah dalam Kehidupan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam tanah terdapat banyak organisme yang hidup biasanya disebut juga sebagai biota tanah. Biota tanah ini dapat berupa tumbuhan dan hewan yang seluruh atau sebagian hidupnya berada di dalam tanah. Organisme tanah pada umumnya hidup di lapisan tanah paling atas. Maka akan dijelaskan mengenai peranan tanah dan juga organisme.

Peran Tanah :

1. Media Pertumbuhan Tanaman

Tanah merupakan suatu alat pertumbuhan tanaman yang mana dapat menjaga tanaman pada masa pertumbuhan. Tanaman yang ditanam di tanam akan terjaga kandungan airnya karena tanah memiliki peran besar dalam menampung air dan mempertahankan jumlah oksigen yang berada di dalam air. Peranan yang sangat penting ini mampu memberikan mineral dan nutrisi yang baik bagi tanaman. 

Selain itu, tanah juga mampu melindungi akar dan tanaman yang mana tanah mampu menjaga akar agar tetap tegak saat pertumbuhan tanaman sedang berlangsung. Tanah juga melindungi tanaman dari adanya erosi.

2. Sistem Penyaringan Air

Tanah berperan sebagai tempat penyaringan air. Air yang masuk ke dalam tanah akan melewati lapisan lapisan tanah yang mana kandungan kotor seperti debu, bahan kimia, serta kotoran lainnya akan tertinggal dan tersaring oleh banyaknya lapisan yang dimiliki tanah. 

Air yang awalnya datang dari hujan yang kotor akan jernih dan bersih ketika telah melewati berbagai lapisan tanah. Sehingga, air yang bersih akan dihasilkan oleh tanah pada lapisan bawah yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti menyiram tanaman.

3. Tempat Penyimpanan Gas Karbon dan Gas Atmosfer

Tanah memiliki peran dalam mengurangi gas gas yang berasal dari efek rumah kaca yang mana banyak mengandung Nitrogen, Fosfor, dan juga CO2.

Tidak hanya menyerap gas gas tersebut, tanah juga mendaur ulang nutrisi dan gas gas tersebut agar menjadi sarana yang baik untuk tumbuhan yang berada di atasnya. Jika tanah berperan sempurna dalam mendaur ulang gas dan nutrisi, maka tanaman seperti rumput yang tumbuh di atasnya akan berkualitas dan menjadi sumber pangan yang baik bagi ternak.

4. Sebagai Tempat Tinggal Serangga dan Organisme

Tanah tidak hanya digunakan sebagai tempat bertumbuh bagi tanaman saja. Banyak serangga yang juga memiliki habitat di dalam tanah, seperti contoh cacing, semut, dan lainnya.

Banyak hewan yang berkembang biak di dalam tanah. Mereka menjadikan tanah sebagai tempat berlindung dan sumber makanan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.

Peran Organisme

Selain peranan tanah, akan dibahas juga mengenai peranan organisme tanah. Dengan menjaga tanah agar tetap sehat dan tidak tercemar, maka organisme di dalam tanah juga akan terbantu dengan tanah yang memiliki kondisi baik.

Organisme tanah hidup 10 cm dari permukaan tanah yang mana organisme ini mempengaruhi kesuburan, tekstur, dan kegemburan tanah. Berikut beberapa peranan organisme :

1. Dekomposer 

Peran organisme dekomposer ini berguna dalam menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang berakhir di tanah. Ketika sudah mati dan jatuh di tanah maka akan diuraikan menjadi materi organik yang lebih sederhana dibanding sebelumnya.

Peran sebagai dekomposer dilakukan oleh cacing, bakteri dan fungi. Dekomposer ini sangat penting karena unsur yang dihasilkan diperlukan oleh tumbuhan. Unsur yang dihasilkan seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan magnesium.

Organisme tanah yang memiliki peran sebagai dekomposer ini dapat digunakan dalam menghasilkan pupuk kompos. Penguraian pupuk organik dari sisa tumbuhan dan hewan yang dibantu oleh mikroorganisme dan atau makroorganisme

2. Sebagai Pengurai Polutan

Bakteri yang berada di dalam tanah akan menjadi filter dan pengurai yang menguraikan zat kimia di dalam tanah karena pupuk anorganik yang disemprotkan ke tanah secara berlebihan. Semakin banyak organisme yang berada di dalam tanah maka akan semakin mempercepat proses penguraian zat kimia yang membahayakan kesuburan tanah.

Peran penting lainnya adalah untuk membersihkan polutan dengan menjadikannya bahan tidak berbahaya. Dengan menguraikan polutan tersebut akan mengunci unsur racun dan polutan yang terdapat di dalam tanah, sehingga tumbuhan dan tanah terlindungi dari pencemaran

3. Sebagai Pereaksi Kimia

Bakteri yang terkandung di dalam tanah mampu menguraikan material organik dari sisa makhluk hidup yang mati dan diuraikan menjadi zat nitrat. Zat nitrat atau bisa juga disebut nitrogen sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Selain organisme yang mampu menguraikan zat nitrat ini ada pula jamur yang juga mampu membantu tanaman dalam meningkatkan pertumbuhan, ketahanan dari penyakit, penyerapan zat hara,dan meningkatkan aerasi tanah

4. Pencegahan Penyakit dalam Tanah

Tanah dikatakan baik ketika memiliki senyawa organik yang cukup dan aktivitas organisme yang tinggi. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa organisme tanah berperan aktif dalam menjaga kesehatan dan kesuburan tanah

Pada saat tertentu organisme yang berada dalam tanah mampu melawan organisme penyakit yang datang dan masuk ke tanah. Organisme tanah memiliki pengendalian biologis yang akan mengendalikan organisme yang mengganggu kesehatan tanah

5. Memberikan Tekstur Tanah

Tanah memiliki tekstur yang berbeda-beda yang mana tekstur inilah yang membuat banyak pengelompokan terhadap tanah. Tanah memiliki berbagai jenis berdasarkan teksturnya, seperti contoh keadaan tingkat kehalusan yang terdapat perbedaan komposisi kandungan pasir, debu, dan liat yang berada di dalam tanah

Berbagai macam tekstur tanah yaitu tanah dengan tekstur halus atau tanah liat, tanah dengan tekstur sedang atau tanah lempung, dan tanah dengan tekstur kasar atau tanah pasir.

6. Pengatur Struktur dan Kegemburan Tanah

Organisme yang terdapat di dalam tanah sangat mempengaruhi kegemburan tanah. Organisme mampu membuat pori-pori di dalam tanah yang akan menggemburkan serta menyuburkan tanah. 

proses sirkulasi yang terjadi di dalam tanah akan berlangsung dengan baik karena bantuan dari pori-pori yang dibuat oleh organisme tanah

Lalu struktur tanah yang terbentuk atas susunan partikel tanah yang terikat satu sama lain dan membentuk gumpalan. Pengikat dari susunan tersebut adalah perekat yang berupa bahan organik yang dihasilkan oleh organisme tanah. Lalu perekat itu akan bercampur dengan tanah dan membentuk gumpalan-gumpalan pada tanah

The post Peran Organisme Tanah dalam Kehidupan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cyanobacteria: Ciri – Klasifikasi dan Reproduksinya https://haloedukasi.com/cyanobacteria Mon, 15 Nov 2021 06:56:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28538 Ganggang biru atau dikenal dengan Cyanobacteria adalah termasuk bakteri yang berfotosintesis dan sebagian memiliki tubuh yang berbentuk benang seperti ganggang. Cyanobacteria ini sering kita jumpai di beberapa tempat seperti danau, sungai, laut rawa, batu, ataupun tanah. Namun perlu kamu ketahui, Cyanobacteria bukan anggota ganggang karena bersifat prokariotik, sedangkan setiap jenis ganggang memiliki sel eukariotik. Bisa […]

The post Cyanobacteria: Ciri – Klasifikasi dan Reproduksinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ganggang biru atau dikenal dengan Cyanobacteria adalah termasuk bakteri yang berfotosintesis dan sebagian memiliki tubuh yang berbentuk benang seperti ganggang. Cyanobacteria ini sering kita jumpai di beberapa tempat seperti danau, sungai, laut rawa, batu, ataupun tanah.

Namun perlu kamu ketahui, Cyanobacteria bukan anggota ganggang karena bersifat prokariotik, sedangkan setiap jenis ganggang memiliki sel eukariotik. Bisa dikatakan jika Cyanobacteria merupakan salah satu anggota dari Eubacteria. Untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut ini mengenai Cyanobacteria.

Apa itu Cyanobacteria?

Cyanobacteria

Ganggang hijau biru atau Cyanobacteria merupakan kelompok dari Eubacteria atau bakteri. Anggota Cyanobacteria tersebar di berbagai tempat seperti di perairan, tanah, batu-batuan, dan bongkahan batu. Cyanobacteria yang berada di perairan denhan pH yang netral atau di perairan yang mempunyai sedikit basa.

Di dalam Cyanobacteria mengandung sejenis klorofil, dan berbagai karotenoid serta fikosianin dan fikoeritrin. Fikosianin memberikan warna yang khas pada Cynobacteria ini yaitu hijau kebiru-biruan.

Perlu kamu ketahui bahwa Cynobacteria berperan sebagai tumbuhan perintis yang dapat membentuk permukaan tanah gundul yang juga berperan penting dalam menambah materi organik ke dalam tanah.

Ciri-ciri Cyanobacteria

Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Cyanobacteria, diantaranya:

  • Bersifat prokariotik, yaitu tidak memiliki membran inti.
  • Sel tunggal atau uniseluler.
  • Tubuhnya ada yang berbentuk filamen atau benang dan berbentuk bulat atau soliter.
  • Ukuran tubuhnya berkisar 1-60 pikometer sehingga mudah diamati oleh mikroskop.
  • Dinding selnya mengandung peptidoglikan
  • Dinding sel dan lainnya diselimuti oleh lapisan lendir.

Klasifikasi Cyanobacteria

Cyanobacteria merupakan kingdom monera, dan dibedakan menjadi 3 ordo berdasarkan bisa tidaknya membentuk spora, yaitu ordo Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales.

Berikut ini penjelasan mengenai tiga ordo tersebut yang perlu kamu ketahui:

  • Ordo Choococcales
    Choococcales berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora dengan warna biru yang kehijau-hijauan. Alga ini membentuk selaput lendir pada cada atau tembok yang basah. Setelah proses pembelahan sel -sel tetap saling menempel dengan perantaraan lendir sehingga terbentuk kelompok-kelompok. contohnya dari ordo Choococcales yakni Chrococcus, Gleocapsa, Anacystis, Merismopedia, Eucapsis, Coelosphaerium, dan Mycrocystis.
  • Ordo Chamaesiphonales
    Chamaesiphonales merupakan alga bersel tunggal yang berbentuk benang dan mempunyai spora. Benang-benang tersebut adalah hormogonium yang bisa menyerap dan membentuk koloni baru. Spora sendiri terbentuk dari isi sel atau endospora, setelah keluar dari sel induknya spora dapat menjadi tumbuhan baru.

Peranan Cyanobacteria

Cyanobacteria memiliki klorofil yang mampu berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Berikut ini manfaat dari Cyanobacteria, yaitu:

  • Salah satu jenis ganggang ini yaitu Spirullina mengandung protein yang tinggi dan berperan sebagai sumber makanan. Karena Spirullina mampu menghasilkan senyawa karbohidrat yang lumayan banyak dan senyawa organik lainnya yang diperlukan oleh manusia sebagai sumber pangan dengan kandungan protein di dalamnya.
  • Cyanobacteria berperan penting  dalam mengikat nitrogen utama di alam. Nitrogen tersebut sangat diperlukan oleh tanaman.
  • Nostoc yang merupakan salah satu jenis ganggang biru ini berperan dalam membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi selama perendaman sawah pada musim hujan.
  • Cyanobacteria berperan dalam membentuk lapisan pada permukaan tanah gundul sehingga mampu hidup pada lingkungan yang kurang menguntungkan.

Struktur Sel Cyanobacteria

Struktur Sel Cyanobacteria

Struktur sel Cyanobacteria terdiri dari beberapa bagian, yaitu lapisan lendir, vakuola gas, fikobilisom, tilakoid, DNA, karbosisom, ribosom, cyanophycin dan dinding sel.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan mengenai struktur sel Cyanobacteria yang perlu kamu ketahui:

  • Lapisan Lendir
    Lapisan lendir adalah lapisan yang menyelimuti dinding sel dan berfungsi dalam membantu pergerakan Cyanobacteria uniseluler, dan gerak bergetar atau maju mundur pada Cyanobacteria yang berbentuk benang. Contohnya Oscillatoria sp.
  • Vakuola Gas
    Vakuola gas dalamnya berisi udara yang menyebabkan tubuh Cyanobacteria dapat mengapung di permukaan air, sehingga mendapatkan cahaya matahari untuk  berfotosintesis.
  • Fikobilisom
    Fikobilisom merupakan lapisan yang terdiri dari klorofil tipe a dan pigmen warna seperti fikoeritin (merah) dan fikosianin (biru).
  • Tilakoid
    Tilakoid adalah pelipatan membran plasma menuju ke arah dalam sitoplasma dan fungsinya untuk berfotosintesis.
  • DNA
    DNA merupakan materi genetik dari sel Cyanobateria yang terdapat di lokasi tertentu serta tidak dikelilingi membran.
  • Karboksisom
    Karboksisom adalah organel sel yang memiliki bentuk polihedral dan di dalamnya berisi enzim utama yang berfungsi untuk proses fotosintesis.
  • Ribosom, organel kecil yang berfungsi untuk sintesis protein.
  • Cyanophycin, yaitu polipeptida yang diproduksi oleh ribosom dan berfungsi dalam metabolisme nitrogen.
  • Dinding sel, pada dinding sel mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis dan berfungsi untuk memberikan bentuk tetap pada ganggang dan melindungi isi sel.

Reproduksi Cyanobacteria

Reproduksi Cyanobacteria

Berikut ini pembahasan mengenai sistem reproduksi pada Cyanobacteria yang perlu kamu ketahui:

  • Pembelahan Biner
    Pembelahan biner terjadi pada Cyanobacteria uniseluler ataupun multiseluler yang memiliki bentuk filamen. Pada Cyanobacteria uniseluler, sel-sel hasil pembelahan ada yang langsung memisah, dan ada yang tetap bergabung dan membentuk koloni contohnya Gloeocapsa.
  • Fragmentasi
    Fragmentasi merupakan pemutusan sebagian tubuh organisme dan tubuh yang terlepas akan tumbuh menjadi individu baru. Fragmentasi terjadi pada Cyanobacteria yang berbentuk filamen. Filamen hasil pemutusan tersebut disebut dengan hormogonium. Hormogonium tersebut mempunyai panjang filamen yang berbeda-beda, dan apabila terlepas maka akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru. Contohnya Plectonema boryanum dan Oscillatoria sp
  • Pembentukan Endospora
    Pembentukan endospora akan terjadi apabila kondisi lingkungan kurang menguntungkan, seperti pada kondisi kekeringan. Apabila kondisi lingkungan kembali menguntungkan atau sudah membaik, maka endospora akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru, contohnya yaitu Nostoc sp.

Habitat Cyanobacteria

Habitat Cyanobacteria ada di berbagai lingkungan seperti danau, laut, dan sungai. Cyanobacteria yang hidup di air pada saat tertentu akan muncul dengan berlimpah sehingga menyebabkan air tampak berwarna. Contohnya Ascillatoria rubescens yang membuat laut di daerah Timur Tengah berwarna merah sehingga disebut Laut Merah.

Beberapa jenis cyanobacteria yang dapat mengikat nitrogen berperan sebagai tumbuhan perintis pada habitat dengan nutrisi yang kecil, seperti pantai.

Salah satu jenis Cyanobacteria yaitu Syneckococcus lividus dapat hidup di habitat yang ekstrim, seperti habitat dengan tingkat keasaman yang tinggi dan juga temperatur yang tinggi.  

Sedangkan jenis lainnya ada yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain, contohnya Nostoc dan Anabaena azollae.

Kesimpulan Pembahasan

Jadi dapat disimpulkan bahwa Cyanobacteria merupakan salah satu kelompok dari filum bakteri yang mendapatkan kebutuhan energinya melalu fotosintesis dan sering disebut sebagai alga biru hijau.  

Namun Cyanobacteria bukan termasuk kelompok ganggang karena bersifat prokariotik sedangkan ganggang bersifat eukariotik. Klasifikasi  Cyanobacteria dibedakan menjadi 3 ordo berdasarkan dalam bisa tidaknya membentuk spora, yaitu ordo Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales.

Cyanobacteria ini berperan penting dalam kehidupan termasuk kehidupan tumbuhan. Karena beberapa jenis Cyanobacteria bisa mengikat nitrogen yang berperan sebagai tumbuhan perintis pada habitat dengan nutrisi yang sedikit.

The post Cyanobacteria: Ciri – Klasifikasi dan Reproduksinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mesosom: Pengertian – Ciri dan Fungsinya https://haloedukasi.com/mesosom Mon, 15 Nov 2021 06:44:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28437 Pernah mendengar mengenai Mesosom? Jika belum mari kita bahas bersama pada artikel berikut ini. Apa itu Mesosom? Mesosom atau kondrioid merupakan invaginasi yang terjadi di membran plasma bakteri yang di hasilkan oleh teknik fiksasi yang digunakan untuk mempersiapkan sampel dalam mikroskop elektron. Walaupun beberapa fungsi disusulkan untuk struktur ini pada tahun 1960-an, Mesosom diakui sebagai […]

The post Mesosom: Pengertian – Ciri dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pernah mendengar mengenai Mesosom? Jika belum mari kita bahas bersama pada artikel berikut ini.

Apa itu Mesosom?

mesosom

Mesosom atau kondrioid merupakan invaginasi yang terjadi di membran plasma bakteri yang di hasilkan oleh teknik fiksasi yang digunakan untuk mempersiapkan sampel dalam mikroskop elektron.

Walaupun beberapa fungsi disusulkan untuk struktur ini pada tahun 1960-an, Mesosom diakui sebagai artefak pada akhir 1970-an dan sekarang tidak lagi dianggap sebagai bagian dari struktur normal sel bakteri, sehingga sekarang bertanggung jawab untuk semua fungsi organel yang tidak dimiliki oleh sel prokarotik.

Ahli mikrobiologi pada awalnya menyarankan bahwa Mesosom merupakan organel yang memiliki banyak fungsi, seperti dapat berpartisipasi dalam sintesis membran sel, dalam pembentukan endospora, dalam replikasi dan pemisahan DNA, berfungsi dalam respirasi dan metabolisme redoks, dan fungsi-fungsi lainnya.

Untuk sementara ini, sistem mesosom diakui secara kompleks terhubung ke dalam bahan nukleus dan terkait dengan replikasinya. Dan karena mesosom dianggap ekstensi dari membran sitoplasma, maka mereka ditugaskan fungsi di dalam proses enzimatik seperti pengangkutan elektron.

Perlu kamu ketahui bahwa mesosom hadir pada semua bakteri gram positif namun jarang pada bakteri gram negatif, karena dalam gram negatif mesosom hanya muncul jika dibudidayakan di bawah kondisi tertentu. 

Sejarah Mesosom

Sejarah mesosom yang pertama menyembutkan Mesosom pertama kali diamati pada tahun 1953 oleh George B. Chapman dan James Hillier, dan menyebut struktur ini sebagai “peripheral bodies” atau badan perifer. Lalu struktur ini disebut “mesosom” oleh Fitz-James pada tahun 1960.

Pada tahun 1970-an, banyak peneliti yang mulai menunjukkan bukti bahwa jumlah dan jenis mesosom tergantung pada fiksasi kimia bakteri.

Dan pada tahun 1981, Ebersold et al, secara eksperimental yang menunjukkan sifat buatan dari meososom dengan mempelajari bakteri yang terikat secara kimiawi dan kriogenik. Kemudian temuan terbaru tersebut menunjukkan bahwa kerusakan serupa pada membran dengan munculnya mesosom bisa dilihat pada bakteri yang telah terpapar antibiotik.

Ciri-ciri Mesosom

Berikut ini ciri-ciri dari mesosom yang perlu kamu ketahui, di antaranya:

  • Mesosom muncul pada semua bakteri gram positif sedangkan pada spesies gram negatif hanya beberapa saja, dan muncul ketika bakteri tumbuh di hadapan, dan difikasi dengan osmium tetroxide.
  • Digambarkan sebagai invaginasi yaitu dalam bentuk kantong sitoplasma yang berisi kelompok vesikel dan tubulus.
  • Digambarkan juga sebagai roh membran atau sebagai kombinasi dari kedua jenis struktur.
  • Kandungan lipid, protein dan karbohidrat pada mesosom dianggap mirip dengan membran plasma. Namun, terkadang ada perbedaan yang jelas dalam kandungan fosfolipid, karotenoid, karbohidrat, dan menaquinon pada kedua struktur.
  • erdapat RNA dan DNA yang ditemukan dalam komposisi kimia mesosom.

Fungsi Mesosom

Berikut ini fungsi dari mesosom yang perlu kamu ketahui:

  • Sebagai metabolisme pernapasan dan energi
    Dalam banyak studi sitokimia menunjukkan bahwa reaksi redoks in vivo dari bakteri berada di mesosom. Tetapi dalam penelitian biokimia menunjukkan bahwa oksidase spesifik, dehidrogenase, dan sitokrom benar-benar tidak ada di konsentrasi yang berkurang dalam sediaan mesosom.
  • Pembagian nukleus
    Dari hasil penelitian, ketika awal pembelahan ditunjukkan bahwa kedua inti masing-masing terhubung ke mesosom. Ketika volume nuklir meningkat, mesosom membelah menjadi dua dan kemudian terpisah. Hal tersebut diduga membawa inti anak. Dengan begituz mesosom diyakini bertindak sebagai analog primitif dari gelendong mitosis di dalam sel tumbuhan dan hewan.
  • Berfungsi dalam Pembentukan septum
    Hubungan mesosom dengan septum pada beberapa jenis bakteri yang tumbuh merupakan suatu fakta yang sudah mantap. Namun fungsi ini masih bersifat ambigu, karena banyak hasil eksperimen menunjukkan bahwa mesosom tidak diperlukan untuk fungsi normal mekanisme pembelahan sel.
  • Sintesis dinding sel
    Mesosom berfungsi sebagai sintesis dinding sel karena mesosom dianggap terkait dengan septum yang tumbuh, sehingga hal tersebut dapat terlibat dalam sintesis dinding sel.
  • Situs mengikat episome ke membran
    Fungsi Mesosom selanjutnya adalah sebagai tempat perlekatan seluler episom pada membran bakteri. Episom merupakan unit ekstrachromosomal replikasi bakteri yang dapat berfungsi secara mandiri atau dengan kromosom.
  • Situs pengambilan DNA selama transformasi
    Mesosom juga diyakini berfungsi sebagai tempat pengambilan DNA selama proses transformasi.

Jenis Mesosom

Sesuai dengan lokasi dan fungsinya, mesosom terdiri dari dua jenis. Berikut ini dua jenis mesosom yang perlu kamu ketahui, di antaranya:

  • Septal
    Septal merupakan jenis mesosom yang memiliki fungsi berpartisipasi dalam pembentukan septum di pembelahan sel dan terlibat juga di dalam pembentukan spora.
  • Lateral
    Lateral merupakan jenis mesosom dimana fungsi sintetik dan sekretori dikaitkan dengan mesosom ini.

Kesimpulan Pembahasan

Itulah pembahasan mengenai mesosom yang perlu kamu ketahui mulai dari pengertian, ciri-ciri, fungsi dan jenis mesosom.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mesosom merupakan invaginasi yang terjadi di membran plasma bakteri dan di hasilkan oleh teknik fiksasi yang digunakan untuk mempersiapkan sampel dalam mikroskop elektron.

Mesosom muncul pada semua bakteri gram positif sedangkan pada spesies gram negatif hanya beberapa saja, dan mesosom muncul ketika bakteri tumbuh di hadapan, dan difikasi dengan osmium tetroxide.

Mesosom memiliki beberapa fungsi, diantaranya meningkatkan luas permukaan sel dan membantul sel dalam respirasi sel. Tidak hanya itu, mesosom juga diduga dapat membantu fotesintesis, pembelahan sel, dan replikasi DNA.

The post Mesosom: Pengertian – Ciri dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Archaebacteria: Pengertian, Ciri, Struktur, Klasifikasi https://haloedukasi.com/pengertian-archaebacteria Sun, 07 Nov 2021 15:25:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28279 Pengertian Archaebacteria Archaebacteria merupakan suatu sel yang paling kuno atau paling awal yang dekat dengan organisme eukariotik yang memiliki membran inti sel. Archaebacteria merupakan istilah yang berasal dari Yunani berasal dari kata arcaio yang memiliki arti kuno. Archaebacteria hidup dilingkungan yang keras yang merupakan awal kehidupan di bumi. Archaebacteria adalah organisme yang tertua di bumi […]

The post Archaebacteria: Pengertian, Ciri, Struktur, Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Archaebacteria

Archaebacteria merupakan suatu sel yang paling kuno atau paling awal yang dekat dengan organisme eukariotik yang memiliki membran inti sel. Archaebacteria merupakan istilah yang berasal dari Yunani berasal dari kata arcaio yang memiliki arti kuno.

Archaebacteria hidup dilingkungan yang keras yang merupakan awal kehidupan di bumi. Archaebacteria adalah organisme yang tertua di bumi dapat juga disebut sebagai bakteri purba.

Karena Archaebacteria hidup di tempat yang keras atau ekstrem, maka Archaebacteria terdiri dari para bakteri yang tahan untuk hidup di tempat tersebut. Contohnya bakteri yang mampu hidup di air panas, bakteri yang hidup di kadar garam yang tinggi, bakteri yang  hidup di kawah gunung, bakteri yang hidup di lahan gambut, dan lainnya.

Archaebacteria adalah organisme yang memiliki metabolisme energi membentuk gas metana atau CH4 dengan mereduksi karbon dioksida atau CO2. 

Archaebacteria memiliki sifat anaerobik dan juga kemosintetik yang mana dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, tetapi membran plasmanya mengandung lipid.

Jenis Archaebacteria

Bakteri archaebacteria hidup di tempat yang ekstrim, maka dari itu terdapat pembagian berdasarkan habitatnya yaitu bakteri metanogen, bakteri halofilik, dan bakteri termoasidofilik 

  • Metanogen

Bakteri yang termasuk dalam metanogen merupakan yang menghasilkan metana dengan cara mereduksi Co2 dan juga H2. Bakteri dapat ditemukan di rawa-rawa yang sedikit oksigen karena bakteri ini termasuk dalam bakteri anaerob obligat atau tidak dapat mentolerir adanya oksigen atau akan teracuni jika terdapat banyak oksigen. 

Contoh bakteri adalah Methanococcus Jannaschii.

Bakteri jenis ini juga dapat hidup di saluran pencernaan hewan seperti sapi, kambing, dan rayap. Contoh bakteri adalah Lachnospira Multipara yang mampu menghidrolisis pektin, Soccumonas Amylotilika yang mampu menghidrolisis amilum, dan Ruminococcus Albus yang mampu menghidrolisis glukosa

Bakteri metanogen mampu hidup dengan baik dalam suhu tinggi yaitu 98 derajat celcius dan akan mati bila suhu rendah yaitu 84 derajat celcius

  • Halofilik

Bakteri yang termasuk ke dalam halofilik atau halofil ini dalam bahasa Yunani halo yang berarti garam dan philos berarti pencinta atau penyuka. Jadi dapat diartikan bahwa halofil merupakan bakteri yang hidup di tempat dengan kandungan kadar garam tinggi seperti laut mati. 

Bakteri halofil ini tidak mampu hidup tanpa oksigen yang mana berbanding terbalik dengan bakteri metanogen. Beberapa dari jenis bakteri ini mampu berfotosintesis dikarenakan memiliki pigmen yang mendukung proses fotosintesis yang disebut bakteriorodopsin yang akan menghasilkan warna ungu. 

Contoh bakteri adalah Halobacterium

  • Termoasidofilik.

Bakteri jenis ini mampu bertahan hidup dalam panas dan asam seperti contoh kawah vulkanis dan juga mata air sulfur. Bakteri ini hidup dengan hidrogen dan sulfur anorganik sebagai sumber energi. Suhu yang dibutuhkan oleh bakteri jenis ini adalah 60 – 80 derajat celcius.

Contoh bakteri adalah genus Sulfolobus yang hidup pada mata air sulfur Yellowstone National Park.

Ciri-ciri Archaebacteria

Yang menjadi pembeda antara Archaebacteria dengan kingdom Monera lainnya adalah dengan memahami ciri-ciri dari bakteri Archaebacteria ini. Ciri-cirinya antara lain:

  • Mampu hidup secara soliter atau sendiri dan juga mampu hidup berkoloni atau berkelompok
  • Organisme prokariotik
  • Memiliki ukuran antara 0,1 hingga 15 mikrometer
  • Memiliki banyak RNA polimerase yang mengandung banyak polipeptida dengan lebih daari delapan polipeptida
  • Memiliki dinding sel yang tersusun dari polisakarida dan protein dan tidak mempunyai peptidoglikan
  • Mempunyai kemampuan bertahan hidup di tempat yang ekstrem
  • Mempunyai inisiator RNA transfer atau tRNA dengan metionin tanpa termodifikasi
  • Mampu menghasilkan gas metana (CH4), terutama pada klasifikasi Euryarchaeota
  • Tidak mempunyai retikulum endoplasma atau RE, mitokondria, badan golgi, dan lisosom
  • Memiliki membran sel yang terdiri dari lemak, berupa ikatan ester dan juga unit isoprene

Struktur Archaebacteria

  • Klorosom

kromosom merupakan struktur yang berada di bawah membran plasma dengan banyak pigmen klorofil dan juga pigmen lain yang membantu dalam proses fotosintesis. Banyak ditemukan pada bakteri archaebacteria

  • Kromosom

Kromosom memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan materi genetik atau bisa disebut juga DNA yang digunakan untuk reproduksi. Bentuk kromosom pada archaebacteria yaitu sirkular

  • Ribosom

Ribosom merupakan organel kecil yang memiliki fungsi untuk keberlangsungan hidup bakteri selama sintesis protein. Ribosom ini berbentuk RNA halus dan juga butiran protein.

  • Plasmid

Plasmid merupakan sirkular DNA yang diwariskan dengan membawa gen tertentu. Plasmid ini hampir mirip dengan kromosom yang berisi materi genetik. Plasmid terletak di sitoplasma yang memiliki fungsi dalam rekayasa genetik

  • Sitoplasma

Sitoplasma merupakan suatu cairan yang tidak memiliki warna yang berada di sel. Sitoplasma ini terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, garam mineral, ribosom, dan asam nukleat. Sitoplasma merupakan tempat reaksi kimia untuk sel. Sitoplasma ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein, mencerna makanan, dan juga reaksi lain terhadap metabolisme sel

  • Kapsul

Kapsul merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit. Kapsul terbentuk atas polisakarida dan air yang memudahkan bakteri menempel ke permukaan atau ke bakteri lainnya. Tidak semua bakteri memiliki kapsul. Kapsul berfungsi sebagai alat pertahanan serta perlindungan dari kekeringan, sebagai pertahanan diri, dan juga sumber makanan bagi bakteri

  • Flagela

Flagela hampir sama dengan kapsul yang terdiri dari protein, namun tidak semua bakteri memiliki flagel ini. Flagela merupakan rambut getar yang berfungsi sebagai alat gerak, tetapi terdapat pula bakteri yang tidak memiliki flagel namun dapat bergerak.

Ada pula bakteri yang memiliki pili dengan struktur seperti flagela yang berfungsi untuk mentransfer DNA dari satu bakteri ke bakteri lainnya selama masa konjungsi.

  • Inklusi

Inklusi memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan hasil metabolisme

  • Dinding sel 

Dinding sel merupakan struktur yang kompleks yang terdiri dari polisakarida dan protein namun tanpa peptidoglikan. Dinding sel memiliki fungsi sebagai penentu bentuk sel.

  • Membran sel

Membran sel memiliki sifat selektif permeabel yang berarti hanya molekul atau zat tertentu saja yang mampu ditransfer. Membran sel terdiri dari fosfolipid dan protein. Membran sel memiliki fungsi sebagai perlindungan, pengaturan terhadap pertukaran zat dan sel, serta pembentukan mesosom

  • Mesosom

Mesosom merupakan struktur yang bertindak sebagai pembangkit energi yang menjadi pusat pembentukan dinding sel  baru dan juga pembelahan terhadap sel

  • Vakuola Gas 

Vakuola gas tidak dimiliki oleh semua bakteri, hanya bakteri yang bersifat fotosintesis saja yang memilikinya. Vakuola gas ini memiliki fungsi yang memungkinkan bakteri mengapung ke permukaan air untuk mendapatkan cahaya

Sistem Reproduksi Archaebacteria

Archaebacteria umumnya melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas, pembelahan biner, dan fragmentasi. Selain itu, bakteri ini juga melakukan perkembang biakan dengan bertukar materi genetik dengan bakteri lainnya. Proses transfer materi genetik dengan rekombinasi paraseksual atau genetik

  • Pembelahan Biner

Proses reproduksi ini dengan cara membelah diri dari yang semula terdiri dari satu sel menjadi dua sel, kemudian membelah lagi menjadi empat sel, membelah lagi menjadi delapan sel dan seterusnya. Pada umumnya bakteri akan membelah dalam kurun waktu satu sampai tiga jam.

Namun, jika kondisi ideal maka beberapa jenis bakteri bisa membelah setiap 20 menit. Hasil pembelahan bakteri ini akan sama persis dengan induknya. Cara ini dapat dilakukan bisa kondisi lingkungan menguntungkan dan baik

  • Pembentukan Tunas 

Archaebacteria yang melakukan perkembang biakan dengan cara pembentukan tunas akan memulai dengan pembentukan tunas dalam ranting. Kemudian tahap selanjutnya tunas akan mengendap dan membentuk bakteri baru. Perkembangbiakan ini akan menghasilkan bakteri baru yang melekat pada tubuh induknya.

Bakteri baru itu akan memisahkan diri dari induknya saat sudah matang. Hasil bakteri yang dihasilkan akan sama persis dengan induknya karena proses reproduksi aseksual. Namun, bakteri yang dihasilkan dari proses reproduksi ini akan lebih kecil dibandingkan induknya.

  • Fragmentasi

Cara reproduksi ini dengan memutuskan bagian tubuh untuk membentuk bakteri baru. Fragmentasi yang dapat diartikan memisahkan diri menjadi fragmen-fragmen. Pemisahan ini dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja bahkan dapat pula terjadi karena ulah manusia.

Manfaat Archaebacteria

Manfaat archaebacteria bagi kehidupan manusia yaitu :

  • Dalam industri makanan bakteri ini dapat berfungsi untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin atau semacam karbohidrat. 

Contoh bakteri : A.oryzae, A. niger, Bacillus coagulans, Aspergillus

  • Enzim yang terkandung dalam archaebacteria ditambahkan dalam produksi deterjen atau sabun cuci dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuannya terhadap pH dan suhu tinggi.

Contoh bakteri : Bacillus stearothermophilus, Streptococcus bovis, dan B. Lactobacillus plantarum

  • Sebagai penghasil gas bio yang berfungsi untuk bahan bakar alternatif
  • Terdapat beberapa spesies archaebacteria yang mampu dimanfaatkan untuk mengatasi pencemaran

Contoh bakteri : Pseudomonas, Arthrobacter, Acinetobacter, dan Achromobacter

Dampak Negatif Archaebacteria

Selain manfaat yang diberikan bakteri archaebacteria ini terhadap kelangsungan hidup manusia, namun ada pula kerugian atau dampak negatif yang ditimbulkan dari bakteri archaebacteria

  • Archaebacteria mampu merusak makanan yang diawetkan dengan garam serta mempercepat proses pembusukan pada ikan laut
  • Dapat menimbulkan penyakit seperti kolera, tifus, TBC, dan lainnya.

Klasifikasi Archaebacteria

Berikut klasifikasi archaebacteria berdasarkan filum :

  • Crenarchaeota

Bakteri yang masuk dalam klasifikasi ini merupakan organisme yang mengoksidasi amonia paling banyak di tanah dengan menyumbangkan 20 persen dari mikroorganisme yang terdapat pada fitoplankton di laut dunia.

Jenis bakteri ini banyak ditemukan di wilayah laut. Jenis ini pula banyak ditemukan di lingkungan yang memiliki suhu tinggi, seperti air panas dan ventilasi hidrotermal yang berada di bawah laut

  • Euryarchaeota

Bakteri ini adalah jenis yang menghasilkan metana yang berasal dari sedimen laut maupun darat seperti persawahan. Bakteri ini hidup di lingkungan panas, metanogenik, dan lingkungan dengan kadar garam yang tinggi 

  • Thaumarchaeota

Thaumarchaeota adalah pengoksidasi amonia yang sangat berguna bagi lingkungan perairan dan daratan. Bakteri ini disebut sebagai archaea yang pertama yang dilibatkan dalam proses nitrifikasi.

Contoh bakteri ini adalah Nitrosopumilus Maritimus yang hidup di laut

  • Korarchaeota

Klasifikasi bakteri ini diperoleh dari sampel mata air panas yang terdapat di Taman Nasional Yellowstone

  • Nanoarchaeota

Bakteri ini hidup di suhu yang tinggi. Tumbuh dan berkembang biak di permukaan permukaan bakteri archaea yang lainnya. Bakteri jenis ini belum dapat terdeteksi dalam kultur murni dan selama ini  mereka hanya terdeteksi dalam kultur laboratorium campuran

The post Archaebacteria: Pengertian, Ciri, Struktur, Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Plasmid:Pengertian-Karakteristik serta Fungsi https://haloedukasi.com/plasmidpengertian-karakteristik-serta-fungsi Tue, 05 Oct 2021 06:36:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27347 Umumnya, para ilmuwan menggunakan plasmid untuk memanipulasi ekspresi gen dalam sel target. Karakteristik seperti fleksibilitas, keserbagunaan, keamanan, dan efektivitas biaya memungkinkan ahli biologi molekuler untuk memanfaatkan plasmid secara luas di berbagai aplikasi. Pengertian Plasmid Plasmid adalah molekul DNA kecil, seringkali melingkar yang ditemukan pada bakteri dan sel lain. Plasmid terpisah dari kromosom bakteri dan bereplikasi secara […]

The post Plasmid:Pengertian-Karakteristik serta Fungsi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Umumnya, para ilmuwan menggunakan plasmid untuk memanipulasi ekspresi gen dalam sel target. Karakteristik seperti fleksibilitas, keserbagunaan, keamanan, dan efektivitas biaya memungkinkan ahli biologi molekuler untuk memanfaatkan plasmid secara luas di berbagai aplikasi.

Pengertian Plasmid

Plasmid adalah molekul DNA kecil, seringkali melingkar yang ditemukan pada bakteri dan sel lain. Plasmid terpisah dari kromosom bakteri dan bereplikasi secara independen. Mereka umumnya hanya membawa sejumlah kecil gen, terutama beberapa yang terkait dengan resistensi antibiotik. Plasmid dapat dilewatkan di antara sel bakteri yang berbeda.

Karakteristik Plasmid

Plasmid terutama ditemukan pada bakteri, tetapi juga ada secara alami di archaea dan eukariota seperti ragi dan tanaman. Di alam, plasmid memberikan satu atau lebih manfaat fungsional untuk inang seperti resistensi terhadap antibiotik, fungsi degradatif, dan/atau virulensi.

Semua plasmid alami mengandung asal replikasi (yang mengontrol kisaran inang dan jumlah salinan plasmid) dan biasanya mencakup gen yang menguntungkan untuk bertahan hidup, seperti gen resistensi antibiotik.

Sebaliknya, plasmid yang digunakan di laboratorium biasanya buatan dan dirancang untuk memasukkan DNA asing ke dalam sel lain. Minimal, plasmid buatan laboratorium memiliki asal replikasi, penanda seleksi, dan situs kloning.

Kemudahan dalam memodifikasi plasmid dan kemampuan plasmid untuk menggandakan diri di dalam sel menjadikannya alat yang menarik bagi ilmuwan kehidupan atau bioengineer.

Fungsi Plasmid

Plasmid memiliki banyak fungsi yang berbeda. Mereka mungkin mengandung gen yang meningkatkan kelangsungan hidup suatu organisme, baik dengan membunuh organisme lain atau dengan mempertahankan sel inang dengan memproduksi racun.

Beberapa plasmid memfasilitasi proses replikasi pada bakteri. Karena plasmid sangat kecil, mereka biasanya hanya mengandung beberapa gen dengan fungsi tertentu (berlawanan dengan sejumlah besar DNA noncoding).

Beberapa plasmid dapat hidup berdampingan dalam sel yang sama, masing-masing dengan fungsi yang berbeda. Fungsi-fungsi tersebut dirinci lebih lanjut di bagian “Jenis-Jenis Spesifik Plasmid” di bawah ini.

Klasifikasi Plasmid

Jenis Umum Plasmid, terbagi menjadi :

  • Konjugatif dan Non-Konjugatif
  • Ketidakcocokan

Jenis Pasmid Tertentu,terbagi menjadi :

  1. Kesuburan F-plasmid
  2. Plasmid Resistensi
  3. Plasmid Virulensi
  4. Plasmid Degradatif
  5. Kol Plasmid

Mekanisme penggunaan teknologi Plasmid

Manusia telah mengembangkan banyak kegunaan untuk plasmid dan telah menciptakan perangkat lunak untuk merekam urutan DNA plasmid untuk digunakan dalam berbagai teknik. Plasmid digunakan dalam rekayasa genetikauntuk memperkuat, atau menghasilkan banyak salinan, gen tertentu.

Dalam kloning molekuler, plasmid adalah jenis vektor. Vektor adalah urutan DNA yang dapat mengangkut materi genetik asing dari satu sel ke sel lain, di mana gen dapat diekspresikan dan direplikasi lebih lanjut.

Plasmid berguna dalam kloning segmen pendek DNA. Juga, plasmid dapat digunakan untuk mereplikasi protein, seperti protein yang mengkode insulin, dalam jumlah besar. Selain itu, plasmid sedang diselidiki sebagai cara untuk mentransfer gen ke dalam sel manusia sebagai bagian dari terapi gen. Sel mungkin kekurangan protein spesifik jika pasien memiliki kelainan herediter yang melibatkan mutasi gen. Memasukkan plasmid ke dalam DNA akan memungkinkan sel untuk mengekspresikan protein yang mereka kurangi.

Jenis Plasmid

Jenis Plasmid Umum

Konjugatif dan Non-Konjugatif

Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan plasmid dari umum ke khusus. Salah satu caranya adalah dengan mengelompokkannya sebagai konjugatif atau non-konjugatif. Bakteri berkembang biak dengan cara konjugasi seksual, yaitu transfer materi genetik dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya, baik melalui kontak langsung atau jembatan antara dua sel. Beberapa plasmid mengandung gen yang disebut gen transfer yang memfasilitasi awal konjugasi. Plasmid non-konjugatif tidak dapat memulai proses konjugasi, dan mereka hanya dapat ditransfer melalui konjugasi seksual dengan bantuan plasmid konjugatif.

Ketidakcocokan

Klasifikasi plasmid lainnya adalah berdasarkan kelompok inkompatibilitas. Dalam bakteri, plasmid yang berbeda hanya dapat terjadi bersama jika mereka kompatibel satu sama lain. Plasmid yang tidak cocok akan dikeluarkan dari sel bakteri. Plasmid tidak kompatibel jika mereka memiliki strategi reproduksi yang sama di dalam sel; ini memungkinkan plasmid untuk menghuni wilayah tertentu di dalamnya tanpa mengganggu plasmid lain.

Jenis Plasmid Tertentu

Ada lima jenis utama plasmid: plasmid F kesuburan, plasmid resistensi, plasmid virulensi, plasmid degradatif, dan plasmid Col.

Kesuburan F-plasmid

Plasmid kesuburan, juga dikenal sebagai F-plasmid, mengandung gen transfer yang memungkinkan gen ditransfer dari satu bakteri ke bakteri lain melalui konjugasi. Ini membentuk kategori luas plasmid konjugatif. F-plasmid adalah episom, yaitu plasmid yang dapat disisipkan ke dalam DNA kromosom. Bakteri yang memiliki plasmid F disebut F positif (F + ), dan bakteri yang tidak memiliki plasmid F disebut F negatif (F ). Ketika bakteri F + berkonjugasi dengan bakteri F , dua F + bakteri hasil. Hanya ada satu F-plasmid di setiap bakteri.

Plasmid Resistensi

Resistensi atau plasmid R mengandung gen yang membantu sel bakteri bertahan melawan faktor lingkungan seperti racun atau antibiotik. Beberapa plasmid resisten dapat mentransfer dirinya sendiri melalui konjugasi.

Ketika ini terjadi, strain bakteri dapat menjadi resisten terhadap antibiotik. Baru-baru ini, jenis bakteri yang menyebabkan infeksi menular seksual gonore telah menjadi sangat resisten terhadap kelas antibiotik yang disebut kuinolon sehingga antibiotik kelas baru, yang disebut sefalosporin, mulai direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai gantinya.

Bakteri bahkan mungkin menjadi resisten terhadap antibiotik ini dalam waktu lima tahun. Menurut NPR, penggunaan antibiotik yang berlebihan untuk mengobati infeksi lain, seperti infeksi saluran kemih, dapat menyebabkan proliferasi strain yang resistan terhadap obat.

Plasmid Virulensi

Ketika plasmid virulensi berada di dalam bakteri, bakteri tersebut berubah menjadi patogen, yang merupakan agen penyakit. Bakteri yang menyebabkan penyakit dapat dengan mudah menyebar dan bereplikasi di antara individu yang terkena.

Bakteri Escherichia coli (E. coli) memiliki beberapa plasmid virulensi. E. coli ditemukan secara alami di usus manusia dan hewan lain, tetapi jenis E. coli tertentu dapat menyebabkan diare dan muntah yang parah. Salmonella enterica adalah bakteri lain yang mengandung plasmid virulensi.

Plasmid Degradatif

Plasmid degradatif membantu bakteri inang untuk mencerna senyawa yang tidak umum ditemukan di alam, seperti kamper, xilena, toluena, dan asam salisilat. Plasmid ini mengandung gen untuk enzim khusus yang memecah senyawa tertentu. Plasmid degradatif bersifat konjugatif.

Kol Plasmid

Col plasmid mengandung gen yang membuat bakteriosin (juga dikenal sebagai colicins), yaitu protein yang membunuh bakteri lain dan dengan demikian mempertahankan bakteri inang. Bakteriosin ditemukan di banyak jenis bakteri termasuk E. coli , yang mendapatkannya dari plasmid ColE1.

Kesimpulan

Umumnya para ilmuwan menggunakan plasmid untuk memanipulasi ekspresi gen dalam sel target. Karakteristik seperti fleksibilitas, keserbagunaan, keamanan, dan efektivitas biaya memungkinkan ahli biologi molekuler untuk memanfaatkan plasmid secara luas di berbagai aplikasi.l

Menurut karakteristiknya, plasmid terbagi menjadi 2 jenis, umum dan tertentu. Yang mana hal tersebut mempengaruhi fungsi dari plasmid itu sendiri.

Beberapa penggunaan atau aplikasi plasmid, sudah digunakan pada beberapa penelitian oleh para ahli di banyak negara.

The post Plasmid:Pengertian-Karakteristik serta Fungsi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Inokulasi Bakteri: Pengertian – Tujuan dan Tekniknya https://haloedukasi.com/inokulasi-bakteri Sun, 22 Aug 2021 12:35:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26391 Mikrobiologi adalah cabang khusus studi ilmiah yang berfokus pada mikroorganisme. Ini termasuk bakteri, organisme uniseluler dan seringkali virus. Banyak istilah dalam mikrobiologi telah diperkenalkan ke dalam bahasa sehari-hari. Meskipun penggunaan istilah-istilah ini dalam bahasa sehari-hari tidak salah, sering kali ada perbedaan spesifik dalam definisi tersebut ketika membahasnya dalam kaitannya dengan mikrobiologi. Salah satu istilah tersebut […]

The post Inokulasi Bakteri: Pengertian – Tujuan dan Tekniknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Mikrobiologi adalah cabang khusus studi ilmiah yang berfokus pada mikroorganisme. Ini termasuk bakteri, organisme uniseluler dan seringkali virus. Banyak istilah dalam mikrobiologi telah diperkenalkan ke dalam bahasa sehari-hari. Meskipun penggunaan istilah-istilah ini dalam bahasa sehari-hari tidak salah, sering kali ada perbedaan spesifik dalam definisi tersebut ketika membahasnya dalam kaitannya dengan mikrobiologi.

Salah satu istilah tersebut adalah inokulasi. Kebanyakan orang tahu arti menyuntik yang berkaitan dengan vaksin dan perawatan kesehatan. Meskipun ini benar, definisi inokulasi untuk studi dan praktik mikrobiologi lebih spesifik untuk memasukkan mikroorganisme ke dalam lingkungan di mana mereka akan tumbuh dan berkembang.

Cara umum kita mendefinisikan inokulasi sebenarnya adalah definisi imunologi dari istilah tersebut. Dalam imunologi, inokulasi mengacu pada memasukkan zat antigenik (alias antigen yang menginduksi respon imun) atau vaksin (kuman/patogen yang dilemahkan/mati/tidak aktif) ke dalam tubuh untuk menginduksi kekebalan terhadap zat/patogen tersebut.

Ketika zat antigenik ini dimasukkan ke dalam sistem Anda melalui inokulasi, sistem kekebalan Anda menciptakan antibodi terhadap komponen-komponen ini. Ini berarti bahwa jika Anda diperkenalkan dengan patogen aktif/hidup yang sebenarnya, Anda sudah memiliki pertahanan untuk melawannya.

Pengertian Inokulasi Bakteri

Definisi mikrobiologi inokulasi sedikit berbeda dari cara orang biasanya menggunakan istilah dalam hal kesehatan, vaksin dan imunologi. Dalam mikrobiologi, inokulasi didefinisikan sebagai memasukkan mikroorganisme ke dalam budaya di mana mereka dapat tumbuh dan berkembang biak.

Lebih umum, itu juga dapat didefinisikan sebagai memasukkan zat tertentu ke zat lain. Sebagai contoh, definisi umum dari inokulasi dapat menambahkan jenis nutrisi atau bahan kimia tertentu ke dalam suspensi bakteri. Itu akan disebut menyuntikkan suspensi itu dengan nutrisi / bahan kimia itu.

Hal ini paling sering digunakan untuk definisi spesifik memperkenalkan mikroorganisme dalam budaya di mana mereka akan dapat tumbuh dan berkembang biak. Ini paling sering digunakan dalam praktik laboratorium dan penelitian di mana para ilmuwan ingin menumbuhkan dan mempelajari strain dan spesies bakteri tertentu. Anda dapat menginokulasi bakteri dan mikroorganisme lainnya ke dalam berbagai media tempat mereka akan tumbuh.

Definisi mikrobiologis dari inokulasi biasanya sejalan dengan definisi imunologi dari istilah yang sama. Vaksin, misalnya, menyuntikkan patogen ke dalam tubuh seseorang di mana mereka akan dapat tumbuh dan bertahan hidup. Kebetulan dengan vaksin, tubuh mampu menyerang dan mengalahkan patogen yang lemah/mati sebelum mereka tumbuh dan berkembang biak.

Tujuan Inokulasi Bakteri

Dalam Imunologi, inokulasi didefinisikan sebagai proses memasukkan zat antigenik atau vaksin ke dalam tubuh untuk memicu respons imun terhadap penyakit tertentu. Saat ini proses inokulasi disebut juga dengan vaksinasi atau imunisasi.

Vaksinasi memasukkan bagian mikroba penyebab penyakit yang mati atau dimodifikasi (dikenal sebagai antigen ) ke dalam tubuh yang memicu respons imun yang jarang menyebabkan kerusakan pada individu. Ini menghasilkan produksi antibodi oleh sistem kekebalan yang memberikan perlindungan di masa depan terhadap penyakit.

Teknik Inokulasi Bakteri

Dan berikut ini adalah teknik dalam Inokulasi Bakteri :

  • Menumbuhkan Bakteri
    Menumbuhkan bakteri dalam kultur murni masih merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan dalam mikrobiologi. Banyak bakteri, terutama yang menyebabkan penyakit dan yang digunakan dalam studi ilmiah, bersifat heterotrofik, yang berarti mereka bergantung pada senyawa organik sebagai makanan, untuk menyediakan energi dan karbon. Beberapa bakteri juga memerlukan komponen nutrisi tambahan seperti vitamin dalam makanan mereka. Lingkungan fisik yang sesuai harus diciptakan, di mana faktor-faktor penting seperti suhu, pH, dan konsentrasi gas atmosfer (terutama oksigen) dikendalikan dan dipelihara.
  • Media Kultur Bakteriologis
    Media kultur bakteriologis dapat dibuat sebagai cairan (kaldu), padat (media piring atau media miring), atau sebagai semi padat (dalam). Media padat dan semi padat mengandung zat pemadatan seperti agar-agar atau gelatin. Agar, yang merupakan polisakarida yang berasal dari rumput laut merah ( Rhodophyceae ) lebih disukai karena merupakan zat non-nutrisi yang lembam. Agar-agar menyediakan permukaan pertumbuhan yang solid untuk bakteri, di mana bakteri berkembang biak sampai gumpalan sel yang khas yang kita sebut koloni terbentuk.
  • Teknik Streak Plate
    Salah satu metode yang sangat penting dalam mikrobiologi adalah mengisolasi satu jenis bakteri dari sumber yang mengandung banyak bakteri. Cara yang paling efektif untuk melakukan ini adalah streak plate metode, yang mencairkan sel-sel individual dengan menyebarkan mereka di atas permukaan plat agar. Sel tunggal mereproduksi dan membuat jutaan klon, yang semuanya menumpuk di atas sel asli. Tumpukan sel bakteri yang diamati setelah masa inkubasi disebut koloni. Setiap koloni mewakili keturunan sel bakteri tunggal, dan oleh karena itu, semua sel dalam koloni adalah klon. Oleh karena itu, ketika kamu mentransfer satu koloni dari pelat coretan ke media baru, berarti telah mencapai kultur murni dengan hanya satu jenis bakteri.

Contoh Inokulasi Bakteri

Inokulasi adalah kata awal yang digunakan pada awal abad ke-18 untuk menggambarkan proses imunisasi individu. Penyakit pertama yang menyerang manusia adalah penyakit cacar.

Ini melibatkan penempatan bahan menular melalui jarum atau pisau ke lengan atau kaki seseorang untuk menghasilkan bentuk penyakit yang lebih lemah. Proses ini juga disebut variolasi , karena variola adalah nama virus penyebab cacar.

Istilah vaksin diperkenalkan oleh Edward Jenner pada akhir 1700-an ketika ia menginokulasi seorang anak terhadap cacar sapi. Dia sedang menyelidiki mengapa pemerah susu yang terkena cacar sapi tidak pernah sakit cacar. Saat ini, kata vaksinasi dan inokulasi digunakan secara bergantian untuk menggambarkan proses yang sama.

Kesimpulan Pembahasan

Dalam Mikrobiologi, inokulasi mengacu pada tindakan memasukkan mikroorganisme atau suspensi mikroorganisme (misalnya bakteri ke dalam media kultur).

The post Inokulasi Bakteri: Pengertian – Tujuan dan Tekniknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Klasifikasi Eubacteria Beserta Contoh dan Peranannya https://haloedukasi.com/klasifikasi-eubacteria Wed, 13 Jan 2021 08:11:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=19126 Eubacteria atau bakteri sejati adalah salah satu organisme prokariotik. Eubacteria terbagi menjadi beberapa, berikut penjelasan disertai contohnya. Berdasarkan Bentuk Bakteri Bentuk Bulat (Kokus) Monokokus adalah bakteri berbentuk bulat tunggal. Contohnya Monococcus gonorrhoeae dan Micrococcus luteus. Diplokokus adalah bakteri berbentuk bulat ganda. Contohnya Diplococcus pneumoniae dan Neisseria gonorrhoeae. Tetrakokus adalah bakteri berbentuk bulat berjumlah empat yang […]

The post Klasifikasi Eubacteria Beserta Contoh dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Eubacteria atau bakteri sejati adalah salah satu organisme prokariotik. Eubacteria terbagi menjadi beberapa, berikut penjelasan disertai contohnya.

Berdasarkan Bentuk Bakteri

Bentuk Bulat (Kokus)

  • Monokokus adalah bakteri berbentuk bulat tunggal. Contohnya Monococcus gonorrhoeae dan Micrococcus luteus.
  • Diplokokus adalah bakteri berbentuk bulat ganda. Contohnya Diplococcus pneumoniae dan Neisseria gonorrhoeae.
  • Tetrakokus adalah bakteri berbentuk bulat berjumlah empat yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar. Contohnya Pediococcus cerevisiae.
  • Streptokokus adalah bakteri berbentuk bulat yang berkelompok memanjang seperti rantai. Contohnya Streptococcus lactis, S. thermophilus, dan S. pyogenes.
  • Stafilokokus adalah bakteri berbentuk bulat yang berkelompok seperti buah anggur. Contohnya Staphylococcus aureus.
  • Sarkina adalah bakteri berbentuk bulat yang berkelompok yang membentuk susunan seperti kubus. Contohnya Sarcina sp.

Bentuk Batang (Basil)

  • Monobasil adalah bakteri berbentuk satu batang tunggal. Contohnya Escherichia coli, Salmonella typhosa, dan Lactobacillus.
  • Diplobasil adalah bakteri berbentuk batang ganda. Contohnya Renibacterium salmoninarum.
  • Streptobasil adalah bakteri berbentuk batang yang bergandengan seperti rantai. Contohnya Streptobacillus moniliformis, Bacillus anthracis, dan Azotobacter sp.

Bentuk Spiral (Spirilum)

  • Spiral adalah bakteri yang berbentuk lengkung seperti benda per spring. Contohnya Spirillum minor dan Thiospirillopsis floridana.
  • Spiroseta adalah bakteri berbentuk spiral halus dan lentur. Contohnya Treponema pallidum dan Spirochaeta palida.
  • Vibrio adalah bakteri berbentuk koma yang dianggap sebagai spiral tidak sempurna. Contohnya Vibrio coma dan Vibrio cholerae.

Berdasarkan Jumlah dan Letak Flagel

  • Atrik: bakteri yang tidak memiliki flagel pada tubuhnya. Contohnya Escherichia coli.
  • Monotrik: bakteri yang mempunyai satu flagel pada ujung tubuhnya. Contohnya Pseudomonas aeruginosa.
  • Amfitrik: bakteri yang memiliki flagel yang terdapat pada kedua ujung tubuhnya. Contohnya Aquaspirillum serpens.
  • Lofotrik: bakteri yang memiliki segerombol flagel pada salah satu ujung tubuhnya. Contohnya Pseudomonas fluorescent.
  • Peritrik: bakteri yang memiliki flagel di seluruh permukaan tubuhnya. Contohnya Salmonella typhosa.
flagel

Berdasarkan Kebutuhannya terhadap Oksigen

  • Bakteri aerob obligat adalah bakteri yang hidupnya mutlak membutuhkan oksigen bebas. Contohnya Escherichia coli.
  • Bakteri anaerob obligatif adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen sama sekali dan kadang mati bila ada oksigen. Contohnya Clostridium tetani dan Clostridium botulinum.
  • Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen. Contohnya Salmonella typhosa.

Berdasarkan Cara Memperoleh Makanan

Bakteri Autotrof

adalah bakteri yang dapat memperoleh makanannya sendiri dengan cara mensintesis senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Bakteri autotrof dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Bakteri fotoautotrof: bakteri yang dapat mensintesis makanannya sendiri dengan menggunakan bantuan energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Contohnya Thiocystis sp (bakteri belerang ungu).
  • Bakteri kemoautotrof: bakteri yang dapat mensintesis makanannya sendiri dengan menggunakan bantuan energi kimia. Contohnya Gallionella, Nitrosomonas, Nitrococcus, dan Nitrobacter.

Bakteri Heterotrof

adalah bakteri yang dapat memperoleh makanannya sendiri (berupa senyawa organik) bergantung pada organisme lain karena tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Bakteri heterotrof dibagi menjadi empat, antara lain:

  • Bakteri saprofit: bakteri yang memperoleh makanannya berasal dari sisa-sisa organisme yang telah mati, sampah, dan kotoran. Contohnya:
    • Thiobacillus denitrificans
    • Clostridium sporageus
    • Escherichia coli
    • Lactobacillus bulgaricus
    • Methanobacterium ruminatum.
  • Bakteri parasit: bakteri yang memperoleh makanannya dari organisme yang ditumpanginya. Contohnya:
    • Borelia novyi
    • Famili Treponemataceae
    • Famili Spirochaetaceae
    • Borrelia recurrentis
    • Borrelia burgdorferi.
  • Bakteri patogen: bakteri parasit yang menyebabkan penyakit pada hospes atau inang yang dihinggapinya. Contohnya:
    • Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit kencing nanah pada manusia)
    • Bacterium papaya (penyebab penyakit pada tumbuhan pepaya)
    • Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak)
  • Bakteri apatogen: bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada inangnya. Contohnya Streptomyces griseus dan Escherichia coli.

Berdasarkan Kebutuhan Energi

  • Bakteri aerob: bakteri yang membutunkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya. Contohnya Nitrosomonas, Thiobacillus, dan Nitrobacter.
  • Bakteri anaerob, bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya. Contohnya Clostridium denitrificans.

Berdasarkan Suhu Pertumbuhan

  • Bakteri psikrofil: bakteri yang hidup pada suhu rendah yaitu antara 0ºC-30ºC, dengan suhu optimum 15ºC. Bakteri ini banyak ditemukan di dasar lautan, di daerah kutub, dan pada bahan makanan yang didinginkan. Contohnya Pseudomonas, Flavobacterium, Achromobacter, dan Alcaligenes.
  • Bakteri mesofil: bakteri yang hidup pada suhu antara 25ºC-40ºC, dengan suhu optimum adalah 32ºC. Bakteri ini terdapat pada tanah, air, dan tubuh Vertebrata (terutama pada alat pencernaan). Contohnya Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
  • Bakteri termofil: bakteri yang hidup pada suhu antara 45ºC-75ºC. Bakteri ini banyak terdapat di tempat-tempat bersuhu tinggi, di tanah, air laut, dan pada susu. Contohnya adalah Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius, dan Chloroflexus.
  • Bakteri hipertermofil: bakteri yang hidup pada suhu di atas 75ºC. Bakteri ini ditemukan di sumber air panas. Contohnya pada filum Crenarchaeota seperti Thermococcus gammatolerans.

Berdasarkan Karakteristik Dinding Sel melalui Sistem Pewarnaan Gram

  • Bakteri gram positif: bakteri yang mempunyai dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal. Contohnya Bacillus subtilis, Clostridium botulinum, Vibrio cholerae, Neisseria gonorrhoeae, dan Treponema pallidum.
  • Bakteri gram negatif: bakteri yang mempunyai dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tipis. Contohnya Escherichia coli, Streptococcus mutans, Propionibacterium acnes, dan Staphylococcus aureus.

Peranan Eubacteria

Bakteri yang Menguntungkan

Dalam Industri Fermentasi

  • Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus digunakan dalam proses fermentasi pada pembuatan yogurt.
  • Acetobacter xylinum untuk pembuatan nata de coco.
  • Pediococcus cereviseae digunakan untuk fermentasi daging menjadi sosis.

Dalam Pembuatan Antibiotik

  • Bacillus polymixa menghasilkan antibiotik polymiksin.
  • Streptomyces aureofaciens menghasilkan antibiotik aureomisin.
  • Bacillus subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin.
  • Bacillus brevis menghasilkan antibiotik triotrisin.
  • Streptomyces rimosus menghasilkan antibiotik terasiklin.

Dalam Industri Makanan

  • Spirulina dimanfaatkan sebagai sumber makanan karena mengandung banyak gizi terutama protein.
  • Streptococcus lactis dan Streptococcus cremoris digunakan sebagai pembuatan keju dan mentega.
  • Candida krussei berperan dalam pembuatan coklat.

Dalam Bioteknologi dan Rekayasa Genetika

  • Escherichia coli (yang direkayasa genetika) menghasilkan hormon insulin yang berperan dalam menyembuhkan penderita diabetes mellitus.
  • Bacillus thuringiensis digunakan untuk penghasil pestisida biologi yang berperan dalam pemberantasan hama.

Dalam Kesuburan Tanah

  • Rhizobium leguminosarum bersimbiosis dengan akar polong-polongan untuk mengikat nitrogen.
  • Azotobacter chlorococcum hidup di dalam tanah dan dapat mengikat nitrogen dari udara bebas sehingga dapat menyuburkan tanah.
  • Nitrosomonas, Nitrobacter, dan Nitrosococcus berperan dalam proses nitrifikasi yang menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.

Manfaat Lainnya

  • Methanobacterium berperan dalam pembusukkan sampah dan kotoran hewan sehingga dapat menghasilkan energi alternatif yang berupa biogas.
  • Clostridium acetobutylicum berperan dalam pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol.
  • Thiobacillus ferooxidans berperan dalam pertambangan tembaga dan emas.

Bakteri yang Merugikan

Bagi Tumbuhan

  • Xanthomonas oryzae, bakteri yang menyerang pucuk daun padi.
  • Xanthomonas campestris, bakteri yang menyerang tanaman kubis.
  • Agrobacterium tumafaciens, bakteri yang menyebabkan tumor pada tumbuhan.

Bagi Hewan

  • Atinomyces bovie, penyebab penyakit bengkak pada rahang sapi.
  • Bacillus anthracis , penyebab penyakit antraks pada hewan ternak terutama sapi.

Bagi Kehidupan Manusia

  • Mycobacterium leprae, bakteri yang menyebabkan penyakit lepra.
  • Bordetella pertusis, bakteri yang menyebabkan penyakit batuk rejan.
  • Salmonella typhosa, bakteri yang menyebabkan penyakit tifus.
  • Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit tuberkulosis (TBC).

Kerugian Lainnya

  • Clostridium botulinum mengasilkan zat botulinin sehingga menyebabkan pembusukkan makanan pada makanan kalengan.
  • Pseudomonas cocovenenas menghasilkan asam bongkrek yang bersifat racun dengan mengurai protein pada tempe bongkrek.
  • Leuconostoc mesenteroides menyebabkan pelendiran pada makanan.

The post Klasifikasi Eubacteria Beserta Contoh dan Peranannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Archaebacteria: Pengertian, Ciri-Ciri dan Klasifikasi https://haloedukasi.com/archaebacteria Tue, 05 Jan 2021 07:08:12 +0000 https://haloedukasi.com/?p=18553 Pengertian Archaebacteria Archaebacteria merupakan kelompok bakteri. Dalam ilmu biologi, bakteri dibagi menjadi dua kerajaan (kingdom) berdasarkan sistem klasifikasi makhluk hidup. Secara umum, Archaebacteria merupakan organisme sel tunggal yang paling tua hidup di bumi. Dalam bahasa Yunani, Archaebacteria berasal dari kata archaio yang berarti kuno. Jadi, Archaebacteria merupakan organisme prokariotik (tidak memiliki membran inti sel) yang […]

The post Archaebacteria: Pengertian, Ciri-Ciri dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Archaebacteria

Archaebacteria merupakan kelompok bakteri. Dalam ilmu biologi, bakteri dibagi menjadi dua kerajaan (kingdom) berdasarkan sistem klasifikasi makhluk hidup.

Secara umum, Archaebacteria merupakan organisme sel tunggal yang paling tua hidup di bumi. Dalam bahasa Yunani, Archaebacteria berasal dari kata archaio yang berarti kuno.

Jadi, Archaebacteria merupakan organisme prokariotik (tidak memiliki membran inti sel) yang bersifat primitif dengan sistem proses metabolisme dan fisiologinya yang terjadi di dalam sel serupa dengan sel eukariotik.

Archaebacteria biasanya ditemukan pada tempat-tempat yang ekstrem. Misalnya, sumber air panas, kawah, telaga belerang, atau perairan dengan kadar garam tinggi.

Lingkungan hidup Archaebacteria ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, diantaranya metanogen, halofilik, dan termoasidofilik.

Ciri-Ciri Archaebacteria

Secara umum Archaebacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, namun berupa polisakarida dan protein
  • Membran plasma mengandung lipid
  • Termasuk organisme prokariotik, artinya tidak mempunyai membran inti
  • Berukuran mikroskopis (0,1-15 mikron)
  • Uniseluler (terdiri dari satu sel saja)
  • Bersifat anaerob.sehingga mampu menghasilkan ATP (Adenosine Triphosphate)
  • Hidup berkoloni
  • Bentuk bervariasi, seperti spiral, bulat, maupun batang
  • Asam nukleat berupa RNA
  • Hidup di lingkungan yang ekstrem
  • Reproduksi dengan cara pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan tunas

Struktur Archaebacteria

Archaebacteria

Struktur tubuh Archaebacteria terdiri dari:

  • Flagela: flagela berbentuk filamen yang menonjol terdiri dari protein. Flagela atau flagellum berfungsi sebagai alat gerak bakteri, akan tetapi terdapat bakteri yang bergerak tanpa menggunakan flagela.
  • Pilus (jamak: pili): berfungsi sebagai alat lekat dengan organisme lain, selain itu berfungsi untuk mentransfer DNA dari satu bakteri ke bakteri lain selama proses konjugasi.
  • Kapsul: tersususun dari polisakarida dan air. Kapsul berfungsi membantu bakteri melekat pada permukaan atau bakteri lain, dan berfungsi sebagai alat pelindung dan pertahanan.
  • Dinding sel: befungsi sebagai pelindung dan penentu bentuk bakteri.
  • Membran plasma: berfungsi dalam mengatur pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya. Membran plasma terdiri dari fosfolipid dan protein.
  • Sitoplasma: terdiri dari 80% air, protein, asam nukleat, lemak, karbohidrat, ion anorganik, dan kromatofor. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat reaksi kimia untuk sel bakteri.
  • Ribosom: tersusun dari RNA dan protein. Ribosom berfungsi sebagai sintesis protein.
  • Klorosom: merupakan struktur yang tepat berada di bawah membran plasma. Klorosom mengandung klorofil untuk melakukan proses fotosintesis.
  • Vakuola gas: berfungsi untuk memungkinkan bakteri mengapung di permukaan air untuk memperoleh cahaya matahari. Biasanya hanya bakteri yang dapat melakukan fotosintetis yang memiliki vakuola gas.
  • DNA: berfungsi sebagai pembawa informasi genetik pada bakteri.
  • Mesosom: berfungsi sebagai pembangkit energi dan merupakan pusat pembentukan dinding sel baru dan pembelahan sel.
  • Granula penyimpanan: berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.

Reproduksi Archaebacteria

  • Pembelahan biner: dalam pembelahan biner, bakteri membelah secara langsung dari satu sel menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, hingga seterusnya.
  • Pembentukan tunas: pada reproduksi ini bakteri membentuk tunas dalam bentuk ranting dan akhirnya mengendap membentuk bakteri baru
  • Fragmentasi: fragmentasi merupakan pemutusan bagian tubuh pada bakteri yang dapat membentuk bakteri yang baru.

Klasifikasi Archaebacteria

Archaebacteria merupakan organisme uniseluler yang hidup di tempat-tempat ekstrem di Bumi.

Menurut para ahli, Archaebacteria dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan metabolisme dan lingkungan hidupnya (ekologi), yaitu sebagai berikut:

Metanogen

Kelompok bakteri metanogen umumnya hidup di tempat-tempat yang kurang oksigen, di lumpur dan di rawa-rawa.

Ada juga spesies metanogen lain yang bersimbiosis di dalam pencernaan hewan ruminansia dan pencernaan rayap yang berperan sebagai agen fermentasi selulosa, contohnya Ruminococcus albus. Bakteri metanogen bersifat anaerobik dan kemosintetik.

Pada umumnya, bakteri kelompok metanogen memperoleh makanannya dengan membusukkan bahan organik yang ada di lingkungannya. Bakteri jenis ini memiliki proses metabolisme yang khas dengan cara mereduksi gas karbon dioksida (CO2) untuk membentuk gas metana (CH4). Contohnya Methanobacterium dan Methanococcus janascii.

Halofilik (Halofil Ekstrem)

Bakteri dalam kelompok halofilik hidup pada lingkungan dengan kadar garam yang tinggi, seperti di Laut Mati dan di danau air asin.

Sesuai dengan penamaan kelompoknya, halofilik dibagi menjadi dua kata dalam bahasa Yunani “halo” dan “philos“. Kata “halo” memiliki arti garam, sedangkan kata “philos” yang berarti kekasih.

Bakteri jenis ini memiliki korofil untuk melakukan fotosintesis dalam menghasilkan energi dengan cara respirasi aerobik. Bakteri ini disebut bakteriorodopsin yang memberikan warna ungu.

Contoh bakteri kelompok halofilik yaitu Halobacterium, Halococcus, Halorubrum, dan Haloarcula.

Termoasidofilik (Termofil Ekstrem)

Bakteri jenis ini hidup pada lingkungan yang ekstrem bersuhu tinggi dan tingkat keasaman (pH) tinggi. Kondisi yang optimal untuk pertumbuhan bakteri ini berkisar antara 60ºC-80ºC dengan pH 2-4.

Bakteri kelompok termoasidofilik hidup dengan cara mengoksidasi sulfur sehingga sulfur merupakan bahan yang sangat penting sebagai sumber energinya.

Bakteri jenis ini dapat ditemukan di kawah gunung berapi, lubang vulkanik, serta di mata air yang banyak mengandung sulfur. Contohnya Sulfolobus sp, Thermoplasma, Thermococcus celler, Pyrolobus fumarii, dan Polaromonas vacuolata.

Peranan Archaebacteria

Beberapa spesies dari Archaebacteria dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Selain itu ada juga beberapa kelompok Archaebacteria yang memberikan dampak yang merugikan.

Berikut penjelasan manfaat yang menguntungkan dan merugikan dari Archaebacteria, diantaranya:

  • Beberapa enzim pada Archaebacteria dimanfaatkan dalam industri makanan untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat). Contohnya: A. Oryzae, Aspergillus niger, Bacillus coagulans.
  • Enzim pada Archaebacteria digunakan sebagai tambahan ke dalam deterjen atau sabun cuci untuk meningkatkan kemampuannya pada pH dan suhu tinggi. Contohnya: Streptococcus bovis dan Bacillus stearothermophilus.
  • Sebagai penghasil bahan bakar alternatif seperti biogas
  • Untuk mengatasi pencemaran, misalnya tumpahan minyak di laut. Contohnya: Pseudomonas, Arthrobacter, Acinetobacter, dan Achromobacter.

Selain memberikan manfaat yang baik bagi kehidupan, beberapa kelompok dari Archaebcteria juga dapat memberikan dampak yang buruk, antara lain:

  • Archaebacteria kelompok halofilik, seperti dapat merusak makanan yang diawetkan dengan garam.
  • Karena Archaebacteria merupakan bakteri yang hidup pada kadar garam tinggi, sehingga dapat mempercepat pembusukan ikan laut.
  • Terdapat spesies Archaebacteria yang menimbulkan penyakit.

The post Archaebacteria: Pengertian, Ciri-Ciri dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Vibrio Cholerae: Morfologi, Fisiologi dan Penyakit yang Ditimbulkan https://haloedukasi.com/vibrio-cholerae Mon, 28 Dec 2020 06:56:36 +0000 https://haloedukasi.com/?p=18021 Pengertian Vibrio cholerae Vibrio cholerae adalah salah satu jenis bakteri yang ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1884. Vibrio cholerae masuk dalam family Vibrionaceae dengan genus Vibrio. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit kolera pada manusia. Klasifikasi Vibrio cholerae: Kindom: Bacteria Filum: Proteobacteria Ordo: Vibrionales Class: Gamma proteobacteria Family: Vibrionaceae Genus: Vibrio Species: Vibrio […]

The post Vibrio Cholerae: Morfologi, Fisiologi dan Penyakit yang Ditimbulkan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Vibrio cholerae

Vibrio cholerae adalah salah satu jenis bakteri yang ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1884. Vibrio cholerae masuk dalam family Vibrionaceae dengan genus Vibrio. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit kolera pada manusia.

Klasifikasi Vibrio cholerae:

  • Kindom: Bacteria
  • Filum: Proteobacteria
  • Ordo: Vibrionales
  • Class: Gamma proteobacteria
  • Family: Vibrionaceae
  • Genus: Vibrio
  • Species: Vibrio cholerae

Morfologi Vibrio cholerae

Vibrio cholerae termasuk bakteri jenis gram negatif yang berbentuk batang bengkok seperti koma dengan ukuran 2-4 µm. Bakteri ini apabila dibiakkan akan berbentuk batang lurus yang menyerupai bakteri enteric gram negatif.

Vibrio cholerae bergerak aktif, karena memiliki satu buah flagella yang halus pada ujungnya. Bakteri ini tidak membentuk spora, koloni berbentuk cembung, halus, bulat dan bergranula pada sinar cahaya.

Vibrio cholerae bersifat oksidase positif. Bakteri ini dapat meragikan sukrosa dan manosa dan tidak meragikan arabinosa.

Vibrio cholerae apabila tumbuh pada pembenihan pepton yang mengandung triptofan dan nitrit dalam jumlah yang cukup, akan menghasilkan indol dan mereduksi nitrat.

Fisiologi Vibrio cholerae

Vibrio cholerae bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri ini adalah 18-37oC.

Bakteri ini dapat tumbuh  pada pH 7,0, tetapi bakteri ini toleran pada pH alkalis sampai 9,0. Namun, bakteri ini akan mati pada tingkat keasaman pH acid ≤ 6,0.

Pada umumnya, bakteri ini hidup dan bertumbuh dengan cepat pada pH netral, namun akan mengalami kematian yang sangat cepat pada pH asam.

Penyakit yang Ditimbulkan Vibrio cholerae

Vibrio cholerae banyak ditemukan di permukaan air. Bakteri ini mampu bertahan di perairan laut dan darat serta dapat berkoloni di saluran pencernaan khususnya pada usus halus.

Vibrio cholerae tidak masuk ke dalam aliran darah tetapi tetap berada di usus halus. Vibrio cholerae yang virulen akan menempel pada mikrovili permukaan sel epitel usus halus. 

Setelah menempel pada mikrovili permukaan sel epitel usus halus, bakteri ini akan mengeluarkan toksin kolera (enterotoksin). Toksin kolera tersebut akan diserap di permukaan ganglioside sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan klorida, serta menghambat absorbsi natrium.

Akibatnya, tubuh akan kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Seseorang yang terinfeksi bakteri ini akan mengalami masa inkubasi selama 1-4 hari sampai timbul gejala penyakit.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae adalah kolera. Gejala kolera dimulai dengan munculnya diare yang encer dan berlimpah, tanpa rasa mulas dan tanpa adanya tenesmus.

Dalam waktu singkat, tinja yang semula berwarna dan berbau feses berubah menjadi cairan putih keruh yang menyerupai air cucian beras. 

Cairan ini mengandung mucus, sel epithelial, dan bakteri Vibrio cholerae. Gejala lain yang akan muncul adalah muntah dan kejang otot. Otot yang terlibat antara lain betis, biseps, triseps, pektoralis dan dinding perut.

Penderita akan kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat yang dapat mengakibatkan dehidrasi berat, syok dan anuria. Tanda dehidrasi yang muncul adalah:

  • Suara serak
  • Kelopak mata cekung
  • Bibir kering
  • Tulang pipi menonjol
  • Turgor kulit berkurang
  • Jari jari tangan dan kaki tampak kurus dan keriput
  • Diuresis berangsur-angsur kurang dan berakhir dengan enuria

The post Vibrio Cholerae: Morfologi, Fisiologi dan Penyakit yang Ditimbulkan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>