Bali - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bali Wed, 20 Jul 2022 23:58:17 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Bali - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bali 32 32 11 Jenis Pakaian Adat Bali Beserta Maknanya https://haloedukasi.com/jenis-pakaian-adat-bali Wed, 20 Jul 2022 02:55:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=37136 Pakaian adat adalah pakaian tradisional yang digunakan oleh kelompok etnis tertentu. Umumnya jenis pakaian yang dikenakan akan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, budaya dan geografis kelompok tersebut. Masing-masing etnis memiliki ciri khas yang kemudian menjadi identitas mereka.  Perbedaan pakaian adat antar kelompok ini lah yang menjadi pembeda sekaligus kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tak jarang […]

The post 11 Jenis Pakaian Adat Bali Beserta Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pakaian adat adalah pakaian tradisional yang digunakan oleh kelompok etnis tertentu. Umumnya jenis pakaian yang dikenakan akan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, budaya dan geografis kelompok tersebut. Masing-masing etnis memiliki ciri khas yang kemudian menjadi identitas mereka. 

Perbedaan pakaian adat antar kelompok ini lah yang menjadi pembeda sekaligus kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tak jarang dalam satu kelompok etnis tertentu memiliki lebih dari satu jenis pakaian adat. Berikut ini adalah pakaian adat yang ada di Bali beserta penjelasannya. 

1. Payas Agung 

Jenis Pakaian Adat Bali

Salah satu pakaian adat Bali yang umum dikenal banyak orang adalah Payas Agung yakni sebuah pakaian tradisional yang hanya digunakan pada waktu tertentu seperti pernikahan, ritual potong gigi atau mesagih, munggah dhewa, ngaben, dan ritual lainnya.

Payas Agung memiliki ciri khas yakni pada warnanya yang dominan emas serta mahkota yang tinggi untuk sang wanita. Sementara itu kain pakaiannya didominasi oleh warna merah menyalah dan terkesan mewah. 

Ketika mengenakan pakaian adat Payas Agung mempelai wanita akan dilengkapi dengan riasan khas yang mana terdapat simbol agama Hindu (Bindi) di kedua alisnya. Pada zaman dahulu Payas Agung hanya dikenakan oleh para bangsawan saja namun kini semua kalangan boleh memakainya. 

2. Payas Jangkep

Jenis Pakaian Adat Bali

Jangkep dalam bahasa lokal Bali artinya adalah lengkap. Sehingga maksud dari pakaian adat Payas Jangkep adalah pakaian adat Bali yang lebih lengkap daripada pakaian Payas Agung baik dari segi riasan maupun aksesorisnya. Meski lebih lengkap namun mahkota yang dikenakan pada pakaian ini tidak seberat yang ada di Payas Agung. 

Wanita akan mengenakan atasan berupa kebaya brokat khas Bali lengkap dengan korsetnya. Para lelaki akan mengenakan baju safari dan dilengkapi dengan keris khas Bali dan kain tenun songket. Payas Jangkep biasanya digunakan pada waktu lamaran. 

3. Payas Madya

Jenis Pakaian Adat Bali

Payas Madya adalah turunan dari Payang Jangkep namun lebih sederhana tetapi tetap formal. Pakaian ini umum digunakan untuk menghadiri upacara atau ibadah ke pura. Pakaian ini adalah pakaian kelas menengah yang artinya tidak begitu mewah namun juga tidak terlalu sederhana. 

Pakaian ini didominasi oleh warna putih dengan konsep Swastika atau tapak dara. Bagian kepala hingga leher disebut dengan Dewa Angga, bagian leher ke pusar disebut Manusia Angga dan pusar ke kaki disebut Buta Angga. 

4. Payas Alit 

Jenis Pakaian Adat Bali

Payas Alit adalah pakaian adat Payas Madya namun lebih sederhana lagi dan terkesan lebih santai namun tetap menjunjung nilai kesopanan.

Pada pakaian ini boleh diperkenankan kaos atau kemeja putih sebagai atasan namun bagian bawah tetap menggunakan kain tradisional. Untuk sang wanita umumnya menggunakan kebaya berwarna putih. 

Pakaian ini boleh digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga kerap digunakan untuk pergi sembahyang ke pura dan untuk pakaian sehari-hari

Dibandingkan dengan pakaian Payas lainnya, pakaian yang disebut juga dengan nama Payas Nista ini adalah yang paling rendah tingkatannya. Pada zaman dahulu pakaian ini adalah pakaian yang biasa digunakan oleh golongan rakyat biasa. 

5. Kebaya Bali 

Jenis Pakaian Adat Bali

Kebaya adalah pakaian yang lekat dengan kebudayaan Indonesia termasuk Bali. Pakaian ini dikhususkan untuk wanita dan umumnya terbuat dari kain renda. Bagian yang membedakan kebaya Bali dengan kebaya Jawa adalah lengan bajunya yang lebih terbuka serta memiliki warna yang lebih cerah. 

Namun pada saat acara berduka kebaya yang digunakan cenderung berwarna gelap untuk menunjukkan rasa berduka. Ciri khas lainnya dari kebaya Bali adalah ketika mengenakannya akan dikombinasikan dengan selendang prada yang dililitkan ke pinggang. 

6. Kain Kamen 

Jenis Pakaian Adat Bali

Kain Kamen adalah kain yang digunakan oleh orang-orang Bali untuk bagian bawah baik wanita maupun laki-laki. Kamen laki-laki hampir mirip dengan kain sarung namun memiliki corak persegi yang lebih mencolok. Sementara itu Kamen yang dikenakan oleh wanita memiki warna yang lebih bervariasi. 

Tak hanya motif yang berbeda, cara menggunakan kain Kamen antara wanita dan laki-laki juga berbeda. Pada laki-laki harus diberi jarak satu jengkal dengan diatas telapak kaki.

Hal ini bermakna seorang pria adalah pemimpin yang memiliki tanggung jawab yang besar sehingga harus selangkah lebih jauh dari wanita. Sedangkan Kamen wanita berjarak satu telapak tangan dari telapak kaki karena langkah perempuan lebih pendek. 

Adapun cara melilitkan kain ini adalah dari kiri ke kanan untuk pria dengan membiarkan ujung simpul menyentuh tanah untuk melambangkan bakti kepada tanah air. Sementara itu perempuan menggunakannya dari kanan ke kiri yang dimaksudkan agar menjadi penyeimbang laki-laki. 

7. Kain Saput 

Jenis Pakaian Adat Bali

Saput adalah kain yang ada di bagian luar dari kain Kamen dengan ciri khas dari kain ini yakni motifnya yang kotak-kotak. Kain ini digunakan dalam ritual-ritual keagamaan dan juga upacara pernikahan.

Sama halnya seperti kain Kamen, kain saput juga memiliki cara penggunaannya sendiri yakni berlawanan dengan arah jarum jam. Jarak antara tinggi Kamen dengan Saput yakni sekita satu jengkal.  

Kain Saput memiliki tiga jenis berdasarkan warnanya. Jenis yang pertama hanya memiliki dua warna yakni hitam dan putih yang disebut dengan Saput poleng Rawa Bhineda.

Jenis kedua memiliki tiga warna yakni putih, hitam, dan abu-abu yang disebut dengan Saput poleng Sudhamala. Jenis yang terakhir adalah yang memiliki warna putih, hitam dan merah disebut sebagai saput Poleng Tridatu. 

8. Baju Safari 

Jenis Pakaian Adat Bali

Baju Safari adalah pakaian khas Bali khusus untuk pria. Baju Safari mirip seperti kemeja dengan warna putih bersih pada umumnya. Namun bagi masyarakat Bali baju safari kental akan filosofinya.

Selama mengabaikan pakaian ini pemakai nya harus menjaga kesopanan dan kebersihan diri. Meski terlihat sederhana namun pakaian ini umum digunakan dalam upacara dan ritual keagamaan. 

9. Sabuk Prada

Jenis Pakaian Adat Bali

Sabuk Prada adalah kain yang melilit pada bagian pinggang baik pria maupun wanita. Pada pria sabuk Prada digunakan untuk menahan kain Kamen sedangkan pada wanita digunakan untuk memperindah agar lebih terlihat anggun. 

Sabuk Prada pada wanita memiliki filosofi yakni melindungi diri dan bagian rahim. Pada umumnya sabuk Prada memiliki warna yang kontras dan cenderung mencolok. 

10. Umpal 

Jenis Pakaian Adat Bali

Umpal adalah selendang kecil dan terkadang disebut juga sebagai senteng. Selendang ini digunakan pada pria untuk mengikat kain Kamen dan Saput.

Ada tata cara tersendiri dalam mengenakan umpal yakni dengan menggunakan simpul hidup di sebelah kiri dan harus terlihat tidak tertutup pakaian. Makna dari selendang ini adalah untuk menahan diri dari segala nafsu duniawi. 

11. Udeng

Jenis Pakaian Adat Bali

Ketika membahas  pakaian tradisional Bali maka lekat kaitannya dengan penutup kepala yang disebut dengan udeng. Penutup kepala ini khusu dikenakan untuk para laki-laki untuk menghadiri acara tertentu seperti dan juga dalam kehidupan sehari-hari. 

Namun jika hendak beribadah ke pura maka diwajibkan untuk mengenakan udeng yang berwarna putih. Warna tersebut melambangkan kembalinya jiwa manusia ke fitrahnya, kejernihan, kemurnian, dan ketenangan batin. Sedangkan untuk acara kematian berwarna hitam sedangkan untuk sehari-hari bisa selain dari dua warna tersebut. 

The post 11 Jenis Pakaian Adat Bali Beserta Maknanya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Peninggalan Kerajaan Bali, Raja dan Sejarahnya https://haloedukasi.com/peninggalan-kerajaan-bali Tue, 19 Jul 2022 08:01:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36444 Terdapat banyak peninggalan dari Kerajaan Bali yang dicatat oleh sejarah. Mulai dari prasasti, candi, pura dan banyak tempat suci dapat ditemukan sebagai bukti sejarah Kerajaan Bali. Salah satu peninggalan Kerajaan Bali yang terkenal adalah Pura Agung Besakih di Desa Besakih, Kabupaten Karangasem. Sejarah Kerajaan Bali Bali diperintah oleh beberapa dinasti kerajaan. Sebelum masa dinasti Marwadewa, […]

The post Peninggalan Kerajaan Bali, Raja dan Sejarahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Terdapat banyak peninggalan dari Kerajaan Bali yang dicatat oleh sejarah. Mulai dari prasasti, candi, pura dan banyak tempat suci dapat ditemukan sebagai bukti sejarah Kerajaan Bali. Salah satu peninggalan Kerajaan Bali yang terkenal adalah Pura Agung Besakih di Desa Besakih, Kabupaten Karangasem.

Sejarah Kerajaan Bali

Bali diperintah oleh beberapa dinasti kerajaan. Sebelum masa dinasti Marwadewa, telah ada kerajaan di bawah pimpinan Singha Mandawa yang terletak di wilayah Panglapuan. Kerajaan terbesar di pulau Bali adalah Kerajaan Bali yang berpusat di Gianyar.

Raja Udayana atau Dharmodhayana Warmadewa menjadi salah satu raja yang paling terkenal. Raja Udayana memerintah hingga tahun 1011 Masehi.

Serangkaian kerajaan yang termasuk dalam Kerajaan Bali yaitu kerajaan Bedulu. Kerajaan Bedahulu atau Bedulu berdiri sekitar abad ke-8 hingga ke-14 di Pejeng atau Bedulu, Gianyar.

Pada tahun 1286, Kerajaan Bali diserang oleh Kerajaan Singhasari yang dipimpin Raja Kertanegara. Kerajaan Bedulu tergolong kerajaan yang tentram sebelum akhirnya jatuh ke tangan Kerajaan Majapahit.

Bukti Sejarah Kerajaan Bali

Sejarah Kerajaan Bali banyak tertuang di prasasti. Seperti tujuh prasasti yang pernah di keluarkan pada masa Kerajaan Singha Mandawa. Meski dari tujuh prasasti tersebut tidak menyatakan nama raja yang mengeluarkan prasasti tersebut.

Dalam prasasti-prasasti tersebut menceritakan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Bali. Terdapat prasasti yang menceritakan penghapusan pajak untuk beberapa kelompok masyarakat.

Selain itu, banyak prasasti juga menceritakan tentang pembangunan tempat ibadah, tempat tinggal brahmana dan tempat-tempat suci lainnya seperti Tirta Empul.

Namun pada masa pemerintahan Sri Jaya Kesunu, banyak bangunan suci yang rusak karena kurangnya perawatan seiring dengan kemunduran kerjaan Bali dibawah pimpinan dinasti Marwadewa.

Letak Kerajaan Bali

Kerajaan pada masa Kesari Warmadewa dibangun di lereng Gunung Agung, saat ini daerah tersebut dikenal dengan nama desa Besakih.

Setelah mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Raja Sri Jaya Kesunu, pusat kerajaan dipindahkan dari Gunung Agung ke Bedahulu atau Bedulu, Gianyar.

Setelah jatuh ke tangan Majapahit atau disebut Kerajaan Bali baru, pusat pemerintahan berada di Samprangan. Pada masa Gelgel, ibu kota kerajaan terletak di Gelgel. Pada periode sembilan kerajaan, wilayah Klungkung menjadi pusat pemerintahan.

Raja Kerajaan Bali

Bali telah dipimpin oleh banyak raja. Dinasti Marwadewa menjadi pemegang kekuasaan paling terkenal di Bali. Dalam catatan sejarah terdapat nama-nama raja kerajaan dari awal berdiri hingga keruntuhannya. Berikut raja di Kerajaan Bali:

1. Sri Kesari Warmadewa

Raja pertama yang memerintah kerajaan Bali pada tahun 914 adalah Sri kesari Warmadewa. Raja Kesari Warmadewa dinobatkan sebagai raja pertama dari Dinasti Warmadewa.

2. Ratu Sri Ugrasena

Pada tahun 915 sampai 942, kerajaan Bali dipimpin oleh Ratu Sri Ugrasena. Pada masa pemerintahannya banyak meninggalkan prasasti yang sebagian besar misi pembangunan tempat tempat suci dan tentang pajak di daerah tertentu.

3. Tabanendra Warmadewa

Pada tahun 955 sampai 967 Masehi kerajaan Bali dipimpin oleh Tabanendra Warmadewa.

4. Jayasingha Warmadewa

Setelah berakhirnya pemerintahan Tabanendra Warmadewa, Jayasingha Warmadewa mulai memimpin kerajaan Bali tepatnya pada tahun 967 hingga 975 Masehi.

Pada masa pemerintahannya, Jayasingha Warmadewa membangun pemandian dari sumber air suci di desa Manukraya. Pemandian ini masih ada hingga kini yang lebih dikenal dengan nama Tirta Empul.

5. Jayashadu Warmadewa

Jayashadu Warmadewa tercatat dalam sejarah memerintah sejak tahun 975 hingga tahun 983 Masehi.

6. Dharmadhayana Warmadewa

Dharmodhyana Warmadewa atau Raja Udayana adalah raja yang paling terkenal dari kerajaan Bali. Raja Udayana menikahi permaisuri Mahendradhata, yang merupakan putri kerajaan di Jawa Timur.

Raja Udayana memiliki tiga putra yang bernama Airlangga, Marakata dan Anak Wungsu. Udayana wafat tahun 1011 Masehi dan didharmakan di candi Banuwka.

7. Marakata

Setelah Udayana wafat, kepemimpinan jatuh pada anak keduanya yaitu Marakata. Sementara Airlangga sebagai anak pertama dijodohkan dengan Diah Kili Suci, putri dari Sri Darmawangsa Teguh dari Kerajaan Medang. Kemudian menjadi raja kerajaan Kahuripan.

Marakata memimpin kerajaan Bali sejak tahun 1011 hingga 1022 Masehi. Selama kepemimpinannya Marakata dijuluki sebagai sumber hukum karena sifatnya yang rendah hati dan mengayomi rakyatnya.

8. Walaprabu atau Anak Wungsu

Raja Anak Wungsu memerintah Kerajaan Bali pada tahun 1049 hingga 1077 masehi. Pada masa pemerintahannya, Raja Anak Wungsu berhasil mempersatukan seluruh wilayah Bali. Raja Anak Wungsu dinilai dapat memimpin dan mengayomi rakyatnya.

Kehidupan rakyatnya aman dan sejahtera dengan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Selain itu juga banyak yang menjadi pedagang dan pandai besi serta emas.

Masa Kejayaan Kerajaan Bali

Kerajaan Bali dinasti Marwadewa dapat dikatakan hampir tanpa konflik internal. Hal tersebut menjadi salah satu faktor kejayaan dinasti Marwadewa. Raja Udayana merupakan raja yang paling terkenal karena kesuksesan pemerintahannya.

Dharma Udayana memimpin kerajaan sejak 989 sampai tahun 1011. Raja Udayana memperkenalkan sistem alat tukar untuk menggantikan barter dengan uang kartal. Langkah Raja Udayana tersebut menghasilkan penarikan pajak menjadi efektif.

Selain pada masa Raja Udayana, pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu juga dapat dikatakan memperoleh kejayaan dari aspek keamanan dan kesejahteraan rakyatnya.

Peninggalan Kerajaan Bali

1. Prasasti Blanjong

Prasasti Blanjong

Prasasti Blanjong merupakan prasasti tertua yang memuat sejarah tentang Pulau Bali. Prasasti ini ditemukan di daerah Sanur, Denpasar, Bali. Kata Walidwipa yang berarti Pulau Bali ditulis di prasasti ini.

2. Prasasti Panglapuan

Prasasti Panglapuan

Dalam prasasti Panglapuan menyinggung tentang raja dan susunan pemerintahan. Prasasti ini menceritakan para pemimpin kerajaan ang berkuasa pada masa kerajaan seperti Udayana, Anak Wungsu, Jayasakti dan Jayapangus.

3. Prasasti-prasasti Peninggalan Anak Wungsu

Pura Penulisan

Terdapat 28 prasasti yang ditemukan dari peninggalan Anak Wungsu. Salah satunya tempat suci yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu seperti Pura Gunung Penulisan dan Pura Gunung Kawi.

4.Pura Agung Besakih

Pura Agung Besakih

Pura Agung Besakih terdapat di lereng Gunung Agung, tepatnya di Desa Besakih, Kabupaten Karangasem. Pura Agung Besakih merupakan tempat persembahyangan Hindu Bali.

Pura ini menjadi tempat ibadah untuk memuja dewa di Gunung Agung yang memiliki kekuatan gaib yang harus disembah dan dilestarikan dengan melaksanakan ritual.

5. Candi Padas

Candi Padas

Candi Padas terletak di tebing batu padas. Candi ini terletak di suangai Pekerisan , Gianyar Bali. Candi ini merupakan pahatan di dinding sebuah tebing batu padas di tepi sungai. Diperkirakan mulai dibangun pada abad ke-11.

The post Peninggalan Kerajaan Bali, Raja dan Sejarahnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Universitas Swasta Terbaik di Bali Beserta Jurusan yang Ada didalamnya https://haloedukasi.com/universitas-swasta-terbaik-di-bali Mon, 25 Apr 2022 07:24:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=33519 Perguruan tinggi menjadi salah satu target yang ingin digapai setelah menamatkan sekolah menengah atas. Perguruan tinggi dan atau universitas sering kali disebut sebagai jembatan baru bagi kehidupan pendidikan. Kehadiran universitas hampir ada di setiap wilayah di tanah air. Bali termasuk dalam deretan wilayah yang tidak lepas dari pendidikan. Hembusan angin laut, matahari terbenan, dan aroma […]

The post 7 Universitas Swasta Terbaik di Bali Beserta Jurusan yang Ada didalamnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perguruan tinggi menjadi salah satu target yang ingin digapai setelah menamatkan sekolah menengah atas. Perguruan tinggi dan atau universitas sering kali disebut sebagai jembatan baru bagi kehidupan pendidikan.

Kehadiran universitas hampir ada di setiap wilayah di tanah air. Bali termasuk dalam deretan wilayah yang tidak lepas dari pendidikan. Hembusan angin laut, matahari terbenan, dan aroma pasir putih menjadi ciri khas daripada Pulau Bali.

Tidak hanya menjadi tempat pilihan terbaik saat ingin menghabiskan waktu liburan, Bali dapat juga dijadikan destinasi untuk mendapatkan pendidikan. Berikut ini dibahas mengenai universitas swasta yang eksis di Bali.

1. Universitas Mahendradatta

Ilustrasi Universitas Mahendradatta

Universitas Mahendradatta merupakan salah satu universitas swasta yang eksis di Pulau Dewata. Eksistensi salah satu universitas swasta ini dapat dikatakan sudah cukup lama melanglangbuana. Universitas Mahendradatta lahir pada tahun 1963. Universitas swasta yang terletak di wilayah Denpasar ini merupakan universitas swasta pertama yang eksis di Pulau Dewata.

Hingga saat ini, Universitas Mahendradatta memiliki empat fakultas, diantaranya yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Fakultas Teknik. Selain itu, Universitas swasta dengan eksistensi paling tua ini pula menghadirkan program Magister, yakni Magister Ilmu Hukum Pemerintahan serta Magister Administrasi Publik.

2. Universitas Ngurah Rai

Ilustrasi Universitas Ngurah Rai

Berbicara mengenai universitas swasta di Bali, Universitas Ngurah Rai masuk di dalamnya. Universitas Ngurah Rai merupakan universitas swasta yang eksistensinya sudah cukup lama. Eksistensi daripada universitas swasta satu ini sudah hadir sejak tahun 1979. Kehadiran daripada Universitas Ngurah Rai berada di bawah naungan Yayasan Jagadhita Denpasar.

Program Sarjana yang ada di Universitas Ngurah Rai meliputi Program Studi Ilmu Administrasi, Program Studi Arsitektur, Program Studi Teknik Sipil, serta Program Studi Ekonomi. Program Magister yang ditawarkan di Universitas Ngurah Rai yakni Program Studi Teknik Sipil.

3. Universitas Mahasaraswati Denpasar

Ilustrasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Universitas Mahasaraswati Denpasar menjadi salah satu universitas swasta yang hadir di wilayah Denpasar. Eksistensi daripada universitas satu ini berawal dari adanya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Saraswati pada tahun 1963. Dapat dilihat bahwa Universitas Mahasaraswati Denpasar merupakan perguruan tinggi yang sudah eksis sejak lama. Eksistensi universitas dengan nama panggilan UNMAS ini ada di bawah naungan Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati Denpasar.

Fakultas yang hadir di wilayah Universitas Mahasaraswati Denpasar meliputi Fakultas Bahasa Asing, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakulas Farmasi, Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian dan Bisnis, serta Fakultas Teknik. Program Magister yang hadir yakni Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan serta Program Studi Manajemen.

4. Universitas Pendidikan Nasional

Ilustrasi Universitas Pendidikan Nasional

Universitas Pendidikan Nasional merupakan salah satu universitas swasta yang terletak di wilayah Sidakarya, Denpasar. Universitas swasta dengan nickname Undiknas ini menjadi universitas dengan ketenaran di mata pencari perguruan tinggi. Universitas Undiknas lahir secara resmi pada tahun 1984. Sudah eksis selama puluhan tahun, universitas swasta satu ini menghadirkan program studi.

Program studi yang dihadirkan di Undiknas yakni Program Studi Manajemen, Program Studi Akuntansi, Program Studi Ilmu Hukum, Program Studi Ilmu Komunikasi, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Program Studi Teknik Sipil, Program Studi Teknik Elektro, Program Studi Teknologi Informasi, serta Program Studi Program Profesi Insinyur.  Selain itu, Universitas Pendidikan Nasional pula menghadirkan program kelas internasional yaitu Program Studi International Business Management serta Program Studi International Accounting and Finance.

5. Universitas Dwijendra

Ilustrasi Universitas Dwijendra

Universitas Dwijendra lahir pada tahun 1982. Eksistensi daripada salah satu universitas swasta ini berada di bawah naungan Yayasan Dwijendra Denpasar. Awal mula eksistensi daripada Universitas Dwijendra karena adanya Sekolah Tinggi Arsitektur Tradisional Bali.  Fakultas yang hadir menghiasi Universitas Dwijendra yakni Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Komunikasi, serta Fakultas Pertanian.

6. Universitas Hindu Indonesia

Ilustrasi Universitas Hindu Indonesia

Kehadiran Universitas Hindu Indonesia menghiasi dunia pendidikan di Pulau Dewata. Kehadirannya pula merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Hindu pertama yang eksis di Bali. Kelahiran daripada univeristas dengan sebutan UNHI ini yakni pada tahun 1963.

Fakultas yang ada di UNHI yakni Fakultas Teknologi Informasi dan Sains, Fakultas Teknik, Fakultas Kesehatan, Fakultas Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata, Fakultas Ilmu Agama, Seni, dan Budaya, serta Fakultas Pendidikan. Program Magister yang dihadirkan di UNHI yakni Program Studi Ilmu Agama dan Kebudayaan serta Program Studi Manajemen. Program Doktor yang ada yakni Program Studi Ilmu Agama dan Kebudayaan.

7. Universitas Warmadewa

Ilustrasi Universitas Warmadewa

Universitas Warmadewa sudah eksis sejak tahun 1984. Universitas swasta yang sudah eksis lama ini berlokasi di Denpasar. Fakultas yang hadir di kawasan Universitas Warmadewa yaitu Fakultas Teknik dan Perencanaan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Sastra, serta Fakultas Pertanian.

Selain itu, di Universitas Warmadewa pula terdapat Sekolah Vokasi dengan Program Studi Akuntansi Perpajakan, Program Studi Sistem Informasi Akuntansi, serta Program Studi Teknologi Telekomunikasi.

The post 7 Universitas Swasta Terbaik di Bali Beserta Jurusan yang Ada didalamnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Pahlawan yang Berasal dari Bali Beserta Biografi Singkatnya https://haloedukasi.com/pahlawan-yang-berasal-dari-bali Wed, 10 Nov 2021 02:18:21 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28327 Pahlawan nasional Indonesia hingga saat ini berjumlah 191 orang. Namun tidak semua pahlawan bangsa tersebut dikenal masyarakat luas mungkin ada juga yang belum pernah mendengar namanya sama sekali. Untuk itu mari mengenal pahlawan nasional dari Bali beserta biogarafi dan kisah perjuangannya dalam rangkuman berikut ini. 1. I Gusti Ketut Jelantik  I Gusti Ketut Jelantik merupakan […]

The post 5 Pahlawan yang Berasal dari Bali Beserta Biografi Singkatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pahlawan nasional Indonesia hingga saat ini berjumlah 191 orang. Namun tidak semua pahlawan bangsa tersebut dikenal masyarakat luas mungkin ada juga yang belum pernah mendengar namanya sama sekali. Untuk itu mari mengenal pahlawan nasional dari Bali beserta biogarafi dan kisah perjuangannya dalam rangkuman berikut ini.

1. I Gusti Ketut Jelantik 

I Gusti Ketut Jelantik

I Gusti Ketut Jelantik merupakan Patih Agung dari Kerajaan Buleleng yang berada di Bali. Beliau diperkirakan lahir pada tahun 1800 an di Karangasem Bali dan wafat tahun 1849. Ia mendapatkan gelar patih pada tahun 1828 atas dasar kecerdasannya dalam strategi perang dan kegigihannya.

Perjuangannya dimulai ketika pemerintah Belanda menghapus hak tawan karang yang dimiliki oleh para raja di Bali. Akibat dari penghapusan tersebut mereka tidak bisa mengambil kapal yang karam di wilayah perairan Bali. 

Pada saat itu Belanda sudah membuat kesepakatan dengan kerajaan lainnya namun kerajaan Buleleng menolak kebijakan tersebut. I Gusti Ketut Jelantik dan kerajaan bahkan tidak mau mengakui kekuasaan Belanda di Bali. Hal ini lah yang akhirnya menyebabkan perang habis-habisan antara Bali dengan Belanda pada tahun 1846. Peperangan tersebut dimenangkan oleh Belanda yang dipimpin oleh Jendral Michiels. 

Para Patih yang selamat berusaha bersembunyi ke benteng-benteng yang ada di pegunungan Batur Kintamani. Belanda yang tak puas setelah menguasai Jagaraga, kembali mengincar Patih I Gusti Ketut Jelantik di tahun berikutnya. Hingga akhirnya persembunyian putra dari I Gusti Nyoman Jelantik Raya diketahui Belanda dan gugur dalam membela kerajaannya. 

Perjuangan I Gusti Ketut Jelantik diakui oleh pemerintah Indonesia hingga akhirnya mendapat gelar Pahlawan Nasional. Gelar tersebut disematkan pada tanggal 19 Agustus 1993 dalam SK Presiden RI No. 077/TK/Tahun 1993. 

2. Untung Surapati

Untung Surapati

Untung Surapati atau sering disebut juga dengan nama Untung Suropati merupakan Pahlawan Nasional asal Bali yang lahir pada tahun 1660. Pemilik nama asli Surawiroaji ini tercatat dalam naskah Babad Tanah Jawi yaitu sebuah kitab yang mengisah tentang raja-raja penguasa tanah Jawa zaman dahulu. 

Dikisahkan Untung Suropati dijual kepada pimpinan VOC yang dikenal dengan nama Tuan Moor. Ia dianggap sebagai anak yang membawa keberuntungan sehingga diberi nama “Untung”. Di Kediaman rumah Tuan Moor, bocah yang masih berusia 7 tahun tersebut diberi tugas membersihkan rumah dan juga menjaga Suzanne yang merupakan putri majikannya. Setelah dewasa Untung dan Suzanne saling jatuh cinta dan menikah. Status kasta yang berbeda yang dimiliki mereka mengharuskan pernikahan dilangsungkan secara rahasia. 

Nahasnya pernikahan tersebut terbongkar dan Untung pun harus mendekam di penjara dengan penuh siksaan. Dengan bantuan sang istri, Suropati berhasil meloloskan diri. Sejak saat itulah Suropati menjadi buronan Belanda dan kebencian terhadap mereka pun semakin menjadi. Untung diberi tawaran untuk menjadi tentara VOC dan diberi tugas untuk menangkap Pangeran Purbaya di Gunung Gede.  

3. I Gusti Ngurah Made Agung

I Gusti Ngurah Made Agung

I Gusti Ngurah Made Agung adalah seorang pemimpin dari Kerajaan Badung Bali yang lahir pada 5 April 1876 di Denpasar. Beliau resmi menjadi Raja pada tahun 1902 dengan nama Raja Badung VII. Ia dikenal sebagai raja yang pantang menyerah dalam melawan Belanda hingga akhir hayatnya yaitu pada 22 September 1906. 

Sebelum I Gusti Ngurah Made Agung menjabat sebagai raja, leluhurnya menandatangani perjanjian dengan Belanda yaitu perjanjian Kuta. Perjanjian tersebut dinilai merugikan Bali sehingga ia tidak ingin melanjutkannya. Ia kerap melanggar kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat bersama Belanda seperti tetap menjalankan tradisi-tradisi Bali dan juga menjalankan aturan Tawan Karang. Pelanggaran-pelanggaran tersebut dimanfaatkan Belanda untuk menyerang kerajaan Badung.

Belanda menuntut ganti rugi berupa denda atas pelanggaran tersebut namun selalu dihiraukan oleh pihak kerajaan. Puncak kemarahan Belanda meletus pada 20 September 1906 dengan melakukan pengeboman Denpasar. Melihat hal ini Raja Badung VII tidak gentar sedikitpun justru mengeluarkan titah untuk berperang habis-habisan atau sering disebut dengan “Puputan”. 

Raja Badung VII tak segan turun langsung dalam perang kemudian dikenal sebagai “Puputan Badung” Peperangan tersebut mengakibatkan gugurnya sang Raja, pasukan dan juga rakyatnya. Selain dengan perang, Raja Badung VII juga membangkitkan semangat perjuangan dengan beberapa karya sastra seperti Geguritan Dharma Sasana

Geguritan Niti Raja Sesana, Geguritan Nengah Jimbaran, Kidung Loda, Kakawin Atlas, Geguritan Hredaya Sastra, Geguritan Purwanegara. 

Atas perjuangannya I Gusti Ngurah Made Agung dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 4 November 2015. Pemerintah Bali juga mengabadikan sosok sang Raja menjadi sebuah patung yang terletak Jalan Veteran Denpasar-Jalan Patimura, Denpasar.

4. I Gusti Ketut Pudja

I Gusti Ketut Pudja

Sebelum dibentuk menjadi Provinsi sendiri Bali dan Nusa Tenggara dahulunya merupakan satu kesatuan dengan nama Sunda Kecil. Provinsi ini dipimpin oleh I Gusti Ketut Pudja yang sekaligus menjadi Gubernur pertama dan terakhir. Ia dilahirkan di Singaraja Bali pada tanggal 19 Mei 1908. 

Anak kelima dari I Gusti Nyoman Raka ini tumbuh menjadi sosok yang cerdas hingga dipercaya untuk mewakili wilayahnya dalam perumusan negara bersama dengan PPKI.  Ia terlibat dalam perumusan proklamasi kemerdekaan RI dan turut mewakili suara rakyat Indonesia Timur yang menginginkan adanya perubahan pada sila pertama Pancasila. 

Setelah diangkat menjadi Gubernur Sunda Kecil, I Gusti Ketut Pudja menyebarluaskan berita kemerdekaan dan juga mensosialisasikan struktur pemerintahan. Selain itu ia juga mengomandani rakyat Sunda Kecil untuk melucuti senjata tentara Jepang yang tersisa. Dalam menjalankan tugasnya ini, Ia sempat diculik dan dipenjara oleh Jepang. 

Hingga pada akhirnya, I Gusti Ketut Pudja menghembuskan nafas terakhirnya  di RS. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1977 yaitu pada usia 69 tahun. Pemerintah Indonesia pun menghadiahkan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2011. 

5. Mayor I Gusti Putu Wisnu

Mayor I Gusti Putu Wisnu

I Gusti Putu Wisnu adalah seorang pejuang yang dikukuhkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2017. Ia adalah seorang anak dari pasangan Mayor I Gusti Putu Wisnu dan i Gusti Ayu Raka yang lahir pada tahun 1916 di Klungkung. Sahabat I Gusti Ngurah Rai ini menempuh pendidikan dasarnya di Hollands Inlandsche School yaitu sekolah milik pemerintah Belanda pada saat itu. 

Setelah lulus ia melanjutkan pendidikannya di sekolah MULO yang ada di Malang. Namun sekolahnya tersebut harus berakhir setelah ibunya wafat dan kembali ke Pulau Bali. Wisnu kemudian bergabung dengan sekolah militer di Gianyar bersama dengan sahabatnya yaitu I Gusti Ngurah Rai. 

Pada masa pendudukan Jepang, pria yang akrab disapa dengan sebutan “Pak Wisnu” ini bergabung dengan pendidikan militer milik Jepang untuk yakni Pribumi yakni PETA. Pasca proklamasi kemerdekaan RI, Wisnu bergabung dengan TKR dengan mengemban amanat sebagai Komandan Batalyon I TKR Sunda Kecil. Ia bersama dengan Rai menyusun strategi untuk melawan Belanda yang ada di Bali. Perang tersebut meletus pada Februari 1946 yang kemudian dikenal dengan nama “Puputan Margarana”. 

Perang hingga titik darah penghabisan ini adalah perjuangan terakhir I Gusti Putu Wisnu. Beliau dan Rai gugur dalam merebut kemerdekaan. Untuk mengabadikan perjuangannya, nama I Gusti Putu Wisnu digunakan untuk sebuah bandara di Buleleng dan nama jalan di Denpasar. 

The post 5 Pahlawan yang Berasal dari Bali Beserta Biografi Singkatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
11 Senjata Tradisional Bali Beserta Gambarnya https://haloedukasi.com/senjata-tradisional-bali Wed, 10 Nov 2021 02:12:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28348 Setiap daerah di Indonesia dianugerahi kekayaan budaya yang unik dan beragam. Budaya-budaya tersebut mencakup berbagai unsur mulai dari makanan khas, rumah adat, seni tari, seni musik, hingga senjata tradisional. Begitu juga dengan Bali yang tak luput dari kekayaan budaya tersebut. Berikut ini adalah senjata-senjata tradisional yang berasal dari Bali.  1. Blakas Blakas merupakan sebuah senjata […]

The post 11 Senjata Tradisional Bali Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap daerah di Indonesia dianugerahi kekayaan budaya yang unik dan beragam. Budaya-budaya tersebut mencakup berbagai unsur mulai dari makanan khas, rumah adat, seni tari, seni musik, hingga senjata tradisional. Begitu juga dengan Bali yang tak luput dari kekayaan budaya tersebut. Berikut ini adalah senjata-senjata tradisional yang berasal dari Bali. 

1. Blakas

Blakas

Blakas merupakan sebuah senjata khas Bali yang memiliki bentuk seperti pisau atau lebih tepatnya golok dapur. Senjata ini umumnya terbuat dari besi dengan gagang kayu dengan bentuk segi empat serta mata pisau yang lurus. Senjata Blakas biasanya digunakan untuk memotong daging kurban atau pun pada acara-acara sakral di Pura. Oleh sebab itu senjata khas ini tidak diperjual belikan secara bebas dan juga hanya dibuat di daerah tertentu saja. 

2. Kandik 

Kandik 

Kandik merupakan senjata tradisional bentuknya mirip dengan kapak namun dengan memiliki pegangan yang lebih panjang. Kaum pria di Bali pada zaman dahulu menggunakan kandik untuk menebang pohon, memotong kayu, dan pekerjaan berat lainnya.  

Konon katanya Kandik merupakan senjata bagi para Dewa kepercayaan di Bali. Dipercaya senjata ini lah yang menghilangkan satu gigi lainnya milik Ganesha. Oleh sebab itu lah Kandik dijadikan sebagai pusaka khas Bali. 

Namun terdapat perbedaan antara Kandik yang digunakan sehari-hari dan juga kandik yang dianggap pusaka. Kandik masyarakat dibuat polos seperti kapak pada umumnya namun kandik pusaka dihiasi dengan ukiran pada bagian pegangan dan ujung meruncing seperti tombak. Kandik pusaka biasanya berwarna emas mengkilap. 

3. Trisula

Trisula

Senjata khas Bali yang satu ini disebut Trisula yang artinya senjata bermata tiga. Hal tersebut bisa dilihat dari bentuk seperti tombak dengan tiga mata. Senjata ini dianggap sakral oleh masyarakat Bali karena dipercaya merupakan senjata Dewa Siwa. 

Tombak berjumlah tiga buah tersebut memiliki filosofi makna yang berkaitan erat dengan kehidupan. Maknanya adalah perpaduan antara kekuatan matahari, kekuatan laut, dan juga keseimbangan alam. Tak hanya itu tiga tombak juga representasi dari tiga sifat yang harus dimiliki manusia. Tiga sifat tersebut adalah jejeg yang artinya tidak tergoda oleh hal hal duniawi, jujur, dan juga adil. 

4. Wedhung

Wedhung

Wedhung adalah senjata khas Bali yang memiliki bentuk serupa dengan pisau belati namun sedikit lebih besar. Bahan yang digunakan untuk membuat wedhung adalah besi tempaan dan kayu untuk bagian gagangnya. Keunikan wedhung adalah memiliki ukiran yang cantik pada bagian gagang. dan juga bilah pisah. Ukiran tersebut yang membedakan antara wedhung Bali dan Cirebon. 

Biasanya senjata ini akan dibawa oleh masyarakat Bali dalam kehidupan sehari-hari. Wedhung akan disimpan dengan cara diselipkan pada sisi kanan atau kiri tubuh. Bagi orang Bali wedhung adalah simbol kesiapan dari seseorang untuk mengabdi kepada penguasa. 

5. Caluk 

Caluk 

Caluk merupakan senjata adat yang digunakan untuk memotong ranting dan memanen buah. Oleh sebab itu bilah pisau caluk dibuat melengkung dan pegangan yang panjang agar dapat menjangkau tempat yang tinggi. Panjang caluk dapat mencapai satu meter dengan i bagian tengahnya terdapat golok. 

Selain untuk membantu dalam kehidupan sehari-hari, pada zaman dahulu caluk juga digunakan untuk bela diri. Menurut sejarahnya senjata caluk merupakan hasil karya dari Mpu Trantang. Sehingga caluk ini memiliki nama lain yaitu Caluk Trantang. 

Sayangnya senjata yang dibuat dari bahan tembaga atau besi ini sudah mulai sulit ditemukan. Oleh sebab itu saat ini caluk hanya disimpan sebagai koleksi.  

6. Keris Bali

Keris Bali

Keris sepertinya menjadi salah satu senjata tradisional Indonesia yang paling populer. Hampir setiap wilayah memiliki senjata yang dianggap suci ini termasuk pulau Dewata Bali. Keris sudah sering digunakan sebagai pelengkap dalam ritual ritual pada masa kejayaan kerajaan Hindu-Budha. Menurut mereka senjata dengan khas lekukannya ini mengandung nilai spiritual yang dapat melindungi pemiliknya baik pada saat perang maupun dari roh jahat. 

Perbedaan antara keris Bali dan Jawa terletak pada ukurannya dimana keris Bali umumnya lebih besar dan panjang serta memiliki ukiran khas Bali. Selain itu keris di Bali juga melambangkan status sosial pemiliknya. Keris milik para raja dan bangsawan terbuat dari emas dengan danganan berbentuk togong sedangkan rakyat biasa berbentuk bonggolan biasaya. Keris Bali pada umumnya terbuat dari besi, baja maupun nikel.

7. Tiuk 

Tiuk 

Jika dilihat dari bentuknya maka tiuk memiliki kemiripan dengan senjata tradisional Bali lainnya yaitu wedhung. Hanya saja tiuk memiliki desain yang lebih simpel dan lebih kecil. Desain tersebut dimaksudkan untuk memudahkan penggunanya yang mayoritas adalah kaum perempuan. 

Fungsi dari tiuk adalah untuk memasak di dapur namun sering juga digunakan sebagai alat pendukung upacara ngaben. 

8. Penampad

Penampad

Penampad adalah senjata adat Bali yang sekilas mirip dengan pedang namun sebenarnya adala pisau. Pisau ini memiliki bentuk yang panjang layaknya pedang. Bilah pisau penampad terbuat dari besi sedangkan gagang senjata terbuat dari kayu yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 

Hingga saat ini penampad masih banyak digunakan oleh masyarakat Bali. Mereka menggunakannya untuk memotong rumput di ladang, memotong bambu, dan juga memotong kayu. 

9. Taji 

Taji 

Tajen adalah senjata adat Bali yang memiliki bentuk yang khas yaitu jalu ayam. Senjata yang terbuat dari besi ini sering digunakan dalam pertarungan ayam yang dilakukan para warga lokal dan juga dalam ritual adat tabur roh. Nama Taji diambil dari bahasa Bali yaitu “Tajen” yang artinya pipih, runcing dan tajam sesuai dengan bentuk taji.  Cara menggunakannya pun cukup mudah yaitu dengan mengaitkan taji pada kaki ayam. 

10. Keris Tayuhan

Keris Tayuhan

Keris tayuhan berbeda dengan keris biasa pada umumnya. Jika keris biasa dibuat dengan memperhatikan keindahan maka tidak dengan keris tayuhan. Keris Tayuhan memperhatikan kekuatan magis dalam proses pembuatannya. Oleh sebab itu keris ini tidak bisa dibuat oleh sembarang orang.

Keris yang dianggap bertuah ini harus melewati serangkaian ritual. Karena diyakini terdapat kekuatan makhluk halus maka keris ini juga dianggap angker. 

11. Tombak 

Tombak 

Tombak dikenal sebagai salah satu alat yang digunakan oleh para pejuang dalam peperangan melawan penjajah. Senjata ini lah yang digunakan oleh pasukan-pasukan pembela bangsa yang ada di Bali dalam berbagai puputan. Mata tombak berbentuk runcing dengan gagang yang panjang. 

Perjuangan dengan menggunakan tombak di abadikan oleh masyarakat Bali ke dalam gerakan tarian. Tari tradisional tersebut adalah tari Wirayuda yang umumnya di mainkan oleh 4 orang. 

The post 11 Senjata Tradisional Bali Beserta Gambarnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Sumber Daya Alam Bali dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/sumber-daya-alam-bali Mon, 21 Jun 2021 02:33:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25339 Pulau Bali yang terletak di timur Pulau Jawa adalah sebuah provinsi yang sangat dikenal dengan pariwisatanya. Potensi wisata Bali tidak hanya berupa wisata alam, melainkan juga wisata budaya. Provinsi yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini tidak hanya terkenal di kalangan wisatawan lokal. Akan tetapi, nama Pulau Bali juga sudah menjadi salah satu destinasi wisata […]

The post 4 Sumber Daya Alam Bali dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pulau Bali yang terletak di timur Pulau Jawa adalah sebuah provinsi yang sangat dikenal dengan pariwisatanya. Potensi wisata Bali tidak hanya berupa wisata alam, melainkan juga wisata budaya.

Provinsi yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini tidak hanya terkenal di kalangan wisatawan lokal. Akan tetapi, nama Pulau Bali juga sudah menjadi salah satu destinasi wisata yang mendunia.

Selain mengembangkan sektor pariwisata, Pulau Bali juga menghasilkan berbagai sumber daya alam lain yang berpotensi untuk mendukung perekonomian daerah. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pertanian dan Perkebunan

Salah satu penunjang perekonomian dan ketahanan pangan Provinsi Bali adalah dari sektor pertanian dan perkebunan. Menurut data pada tahun 2020, setidaknya hampir 14% dari luas Bali, yakni sekitar 79.000 hektar adalah berupa persawahan dan sekitar 220.000 hektar adalah lahan kering yang cocok untuk perkebunan. Area pertanian yang paling luas di Bali berasa di wilayah Tabanan dan Gianyar.

Pengolahan pertanian di Bali dikenal dengan sistem subak. Subak adalah sebuah organisasi kemasyarakatan Bali yang bertugas mengatur sistem irigasi atau pengairan sawah di Bali.

2. Kehutanan

Potensi sumber daya alam lain yang ada di Pulau Bali adalah dari sektor kehutanan. Bali memiliki luasan hutan mencapai 130.000 hektar lebih yang terbagi menjadi beberapa kawasan hutan, yaitu: hutan lindung, hutan konservasi, hutan wisata, taman hutan raya, hutan produksi, hutan produksi terbatas, dan hutan bakau.

Selain menghasilkan produk-produk kehutanan yang bermanfaat bagi dunia industri, keberadaan sumber daya alam hutan juga sangat penting bagi kelestarian alam dan sejumlah fauna yang menghuninya.

3. Pertambangan

Di sektor pertambangan, sumber daya alam yang paling banyak dihasilkan oleh Provinsi Bali adalah gamping sebagai bahan dasar bagi pembuatan semen. Batu gamping di eksplorasi di beberapa wilayah Bali seperti Jimbaran, Nusa Penida, Prapat Aung, Malaye, dan Pecatu Badung.

Selain gamping, Pulau Bali juga menghasilkan aneka bahan galian lain seperti batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, marmer, pasir silika, pasir kuarsa, kaolin, dan lain-lain.

4. Perikanan dan Kelautan

Sebagai Provinsi yang berbentuk pulau, Bali tentu memiliki potensi bahari yang sangat potensial mengingat seluruh wilayahnya dikelilingi oleh laut. Dengan luas wilayah laut 9.634 km2 dan panjang garis pantai yang mencapai 470 km, kegiatan perikanan dan pariwisata laut sudah selayaknya dikembangkan dengan maksimal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Hasil perikanan tangkap di Bali didominasi oleh jenis ikan lemuru, tongkol, dan tuna. Sedangkan budidaya kelautannya menghasilkan rumput laut, kerang mutiara, dan ikan kerapu. Adapun untuk perikanan air tawar, beberapa jenis ikan yang mendominasi adalah ikan mas, gurami, lele, nila, dan berbagai jenis ikan hias.

The post 4 Sumber Daya Alam Bali dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Upacara Adat Bali yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/upacara-adat-bali Mon, 15 Mar 2021 02:37:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=22671 Bali dikenal dengan pemandangan alamnya yang begitu mempesona hingga terkenal ke seluruh penjuru dunia. Selain itu masyarakat Bali juga dikenal sebagai masyarakat yang begitu menjunjung tinggi kebudayaannya tak terkecuali upacara adat. Berikut ini adalah upacara adat yang ada di Bali. 1. Upacara Ngaben Upacara ini mungkin menjadi upacara adat yang paling populer di kalangan masyarakat […]

The post 7 Upacara Adat Bali yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bali dikenal dengan pemandangan alamnya yang begitu mempesona hingga terkenal ke seluruh penjuru dunia. Selain itu masyarakat Bali juga dikenal sebagai masyarakat yang begitu menjunjung tinggi kebudayaannya tak terkecuali upacara adat. Berikut ini adalah upacara adat yang ada di Bali.

1. Upacara Ngaben

Upacara Ngaben

Upacara ini mungkin menjadi upacara adat yang paling populer di kalangan masyarakat luar Bali. Upacara ngaben adalah upacara adat pemakaman umat Hindu Bali dimana jenazah akan dibakar hingga menjadi abu. Upacara pemakaman ini dianggap dapat menyempurnakan jenazah tersebut. Upacara adat ini dibagi menjadi tiga macam yaitu Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Ngaben Swasta.

Pada upacara Ngaben Sawa Wedana jenazah akan diawetkan terlebih dahulu. Sementara itu pihak keluarga jenazah melakukan persiapan upacara. Sedangkan Ngaben Asti Wedana yaitu jenazah dikubur terlebih dahulu hingga sisa tulang belulang sehingga pada saat proses ngaben yang dibakar adalah tulang belulangnya. Jenis yang terakhir adalah Ngaben Swasta yaitu upacara pembakaran namun jenazahnya tidak dapat ditemukan atau berada di tempat yang jauh.

Meski begitu populer dan masih ada hingga kini, namun bukan berarti upacara adat ini akan selalu dilaksanakan setiap ada orang yang meninggal. Upacara ini memerlukan biaya yang cukup besar sehingga hanya dipraktikan oleh keluarga Bali yang tergolong mampu secara ekonomi saja. Upacara ini biasanya akan dilaksanakan selama 3-7 hari.

2. Upacara Melasti

Upacara Melasti

Upacara melasti adalah upacara yang dilakukan tiga hari menjelang hari raya Nyepi. Adapun tujuan dari upacara ini adalah untuk membersihkan diri dengan cara mendatangi danau, sungai, mata air, hingga laut yang dianggap mempunyai amerta atau air mata keabadian. Upacara ini  pun dilakukan ditempat-tempat tertentu seperti di tepi sumber mata air.

Pada proses upacara Melasti, pemangku Hindu akan berkeliling sembari memercikan air ke bagian kepala setiap umat Hindu yang datang. Selanjutnya jemaat akan melakukan persembahyangan dan pemangku Hindu akan memberikan air suci untuk diminum serta bija (beras yang sudah dibasahi air suci) untuk ditempelkan ke dahi mereka.

3. Upacara Saraswati

Upacara Saraswati

Upacara Saraswati adalah hari raya untuk memperingati turunnya ilmu pengetahuan. Upacara ini akan diadakan dalam waktu 210 hari atau 6 bulan sekali. Perhitungan tersebut berdasarkan dengan kalender Bali pada hari Sabtu (Saniscara), Umanis (legi), dan Watugunung. Upacara ini adalah upacara pemujaan terhadap Dewi Saraswati yang dipercayai sebagai dewi pemberi ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi umat manusia di Bumi.

Proses upacara Saraswati biasanya akan melibatkan hal-hal berkaitan dengan ilmu pengetahuan seperti buku, lontar, dan kitab. Buku hingga kitab tersebut akan diberi doa-doa. Selain persembahan, upacara adat ini juga diisi oleh pertunjukan seni tari, pembacaan cerita, hingga malam sastra yang dilakukan sepanjang malam.

4. Upacara Mepandes (Potong Gigi)

Upacara Mepandes

Masyarakat Bali memiliki beberapa nama untuk menyebut acara pemotongan gigi diantaranya adalah metatah, mepandes, atau mesangih. Upacara ini merupakan upacara yang wajib dilakukan oleh setiap anak yang sudah beranjak dewasa. Gigi yang dipotong atau di kikir adalah 6 buah gigi yang merupakan simbol dari dihilangkannya enam sifat buruk manusia. Sifat-sifat tersebut antara lain keserakahan, kecemburuan, amarah dan lainnya.

Upacara potong gigi ini tidak dilakukan di sembarang hari. Biasanya upacara ini dilakukan bersamaan dengan upacara lainnya seperti ngaben, pernikahan, ngeresi, atau upacara manusa yadnya.

5. Upacara Ngurek atau Ngunying

Upacara Ngurek atau Ngunying

Ngurek berasal dari kata urek yang dalam bahasa Bali memiliki makna melubangi. Sedangkan tradisi ngurek adalah pertunjukan yang mirip dengan debus yaitu seseorang akan atraksi dengan menusuk dirinya sendiri menggunakan keris. Upacara ini bukan hanya atraksi kebal tubuh semata namun mengandung pesan moral yaitu sebagai manusia wajib mempercayai Tuhan sehingga akan selalu diberi pertolongan.

Pada zaman dahulu ngurek hanya boleh dilakukan oleh para pemuka agama saja. Namun dewasa ini siapa saja boleh melakukannya tanpa memandang status keagamaan, pemangku, penyungsung, pura, anggota krama desa, bahkan perempuan pun diperbolehkan. Hanya saja orang yang akan melakukan tradisi ngurek adalah orang-orang yang masih suci baik jasmani maupun rohani.

6. Perang Mekare-kare atau Perang Pandan

Perang Mekare-kare atau Perang Pandan

Tradisi ini merupakan upacara keagamaan yang dilakukan di Tenganan, Karangasem, Bali. Ajang pertunjukan kehebatan ini dilakukan pada bulan kelima sekaligus menjadi bagian dari rangkaian acara upacara Sasih Sembah. Sasih Sembah dalam upacara keagamaan yang paling besar di wilayah Tenganan. Mereka akan mengadakannya setiap setahun sekali di bulan Juni.

Tradisi ini menjadi simbol pertarungan antara prajurit Dewa Indra yang kala itu perang dengan Mayadanawa. Tradisi ini disebut juga sebagai perang pandan karena menggunakan pandan berduri sebagai senjata mereka. Baik pria remaja maupun dewas akan bertarung di arena secara bergiliran selama tiga jam. Dengan diadakannya perang ini makan semua pria di Tengana dianggap kuat dan mampu bertarung.

7. Upacara Mesuryak

Upacara Mesuryak

Mesuryak adalah upacara adat yang sudah ada sejak zaman nenek moyang yang hingga saat ini masih sering dilakukan khususnya oleh masyarakat Bongan, Tabanan. Upacara yang diadakan secara meriah ini dilakukan setiap 210 hari sekali sebagai perayaan hari raya kuningan setelah hari raya galungan.

Masyarakat Bali percaya bahwa roh leluhur akan datang pada saat hari raya galungan setelah itu kembali ke nirwana ketika hari raya kuningan. Oleh sebab itu mereka mengadakan upacara ini untuk mengantarkan para roh untuk kembali dengan rasa suka cita Masyarakat Bali biasanya akan memulai upacara pada pukul 9 pagi dan berakhir pukul 12 siang.

The post 7 Upacara Adat Bali yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Kerajinan Tangan Khas Bali dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/kerajinan-tangan-khas-bali Wed, 24 Feb 2021 03:14:46 +0000 https://haloedukasi.com/?p=21810 Bali terkenal dengan pantainya yang sangat canti. Keindahan alam di Pulau Bali mampu menarik banyak turis Internasional. Jika kamu berkunjung ke Bali kamu bisa membawa benda-benda kerajinan tangan khas Bali di bawah ini untuk keluarga di rumah. 1. Seni Ukir Patung Kayu Pusat industri seni ukir patung kayu khas Bali berada di Gianyar. Ukiran kayu […]

The post 5 Kerajinan Tangan Khas Bali dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bali terkenal dengan pantainya yang sangat canti. Keindahan alam di Pulau Bali mampu menarik banyak turis Internasional. Jika kamu berkunjung ke Bali kamu bisa membawa benda-benda kerajinan tangan khas Bali di bawah ini untuk keluarga di rumah.

1. Seni Ukir Patung Kayu

Seni Ukir Patung Kayu

Pusat industri seni ukir patung kayu khas Bali berada di Gianyar. Ukiran kayu Gianyar sudah tidak diragukan lagi. Turis-turis mancanegara yang datang ke Bali tidak hanya menikmati indahnya Pulau Dewata tetapi juga tertarik dengan proses pembuatan seni ukir mereka. Ukiran Gianyar terkenal dengan khasnya, detailnya yang rapi, serta bahan baku yang berkualitas tinggi.

Proses pembuatannya pun memakan waktu cukup lama yakni antara 1 hingga 4 bulan. Tak heran jika hasil karya mereka dihargai hingga puluhan juta rupiah. Harga yang dibandrol menyesuaikan dengan ukuran patung, tingkat kerumitan pahatan, dan juga kualitas kayu.

Umumnya kayu yang digunakan para pengrajin adalah kayu suar  yang didapatkan dari Jawa dan Kalimantan. Namun tak jarang juga menggunakan kayu lain seperti meranti, waru, sonokeling, ebony, dan bonggol jati. Sedangkan kayu lokal yang digunakan adalah kayu panggal buaya.

Bentuk dari patung-patung Gianyar sangat beragam mulai dari dewa-dewa, binatang, hingga makhluk mitologi seperti naga.

2. Tas Rotan Khas Bali

Tas Rotan Khas Bali

Mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan tas ini atau mungkin saja kamu sudah mempunyainya. Tas yang mulai bersinar sejak tahun 2017 ini merupakan kerajinan tangan asal Bali. Tas ini bahkan dipopulerkan oleh artis-arti terkenal tanah air.

Tas ini  memiliki bentuk yang sederhana yaitu bulat. Namun bahan bakunya yang ramah lingkungan yaitu rotan menjadi daya tariknya sendiri. Meski terbuat dari bahan alami namun tas ini mampu bertahan di segala cuaca sehingga termasuk awet.

Selain menggunakan rotan, pengrajin juga menggunakan ketak yaitu sejenis tanaman paku yang tumbuh menjalar. Awalnya ketak tersebut akan dijadikan sebuah kotak perhiasan yang biasa digunakan para leluhur.

Kemudian pengrajin menambahkan ditambahkan pengait, tali, dan juga kain di dalamnya. Tak disangka kotak perhiasan tersebut justru laku di pasaran hingga ke luar Pulau Bali.

3. Lukisan Kamasan

Lukisan Kamasan

Tak hanya disuguhkan dengan pemandangan yang cantik, wisatawan Bali pun disuguhkan lukisan-lukisan yang indah di sepanjang jalan Kuta, Sanur, Nusa Dua, Seminyak, dan juga pasar seni.

Lukisan di sana disebut dengan lukisan gaya kamasan karena muncul pada masa keemasan kerajaan Bali Kuno. Tema-tema dari lukisan ini pun bermacam-macam seperti kisah tentang kehidupan dewa-dewa, bangsawan, serta dongen-dongen binatang.

Warna yang digunakan untuk lukisan kamasan terbuat dari bahan-bahan alami seperti warna hitam menggunakan arang. Warna biru menggunakan rumput taum, babakan kayu sunti untuk warna merah, warna putih menggunakan tulang yang dihancurkan, dan minyak kemiri untuk warna kuning.

Pada awalnya lukisan ini tidak untuk diperjualbelikan tetapi hanya untuk pajangan atau hiasan di tempat-tempat suci. Para pelukis menjadi pekerja tetap untuk para raja dan bangsawan  Bali.

4. Topeng Khas Bali

Topeng Khas Bali

Topeng adalah salah satu buah tangan yang paling banyak diburu oleh wisatawan Bali. Topeng dalam tradisi Bali adalah komponen pelengkap baik untuk ritual keagamaan, ritual tradisional lainnya, maupun pentas drama tari. Bali yang kental dengan tradisi sehingga mempunyai beragam jenis topeng.

 Bentuk dari topeng ini antara lain manusia, tokoh pewayangan, hingga makhluk tak kasat mata. Topeng-topeng ini biasanya terbuat dari kayu dan juga tanah liat. Kayu yang digunakan yaitu kayu kenanga dan kayu pule.

Dalam pentas drama tari topeng ini memiliki strata sosial berdasarkan lakon yang diperagakan. Strata sosial tersebut antara lain topeng keras untuk lakon petarung, topeng tua untuk lakon sesepuh, topeng bondres untuk kalok rakyat biasa, dan topeng ratu untuk lakon bangsawan.

5. Kain Endek

Kain Endek

Kain endek adalah jenis kain tenun khas Bali yang paling banyak peminatnya. Kain ini awal mula berkembang di desa Gelgel Klungkung tepatnya pada masa kerajaan Dalem Waturenggong.  Kain-kain ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke desa-desa sekitarnya.

Kata Endek berasal dari bahasa Bali yang arti nya berdiam atau tidak berubah. Nam ini didapat dari proses pembuatannya yaitu pada bagian kain diikat kemudian dicelup. Benang-benang yang diikat tidak berubah warna sehingga disebut dengan ”ngendek”.

Kain ini dianggap oleh masyarakat Bali sebagai identitas mereka bahkan sejak tahun 2011 kain endek digunakan sebagai seragam untuk acara pemilihan putra dan putri duta endek.

Motif kain endek bermacam-macam bahkan ada yang dianggap sakral yaitu motif patra dan motif encak saji. Motif-motif tersebut hanya digunakan pada kegiatan-kegiatan keagamaan. Selai itu ada motif-motif tertentu lainnya seperti motif yang hanya boleh digunakan oleh bangsawan dan sesepuh. Sementara itu untuk kegiatan-kegiatan lainnya motif kain endek yang digunakan adalah motif alam.

The post 5 Kerajinan Tangan Khas Bali dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kain Gringsing: Sejarah – Motif dan Cara Merawatnya https://haloedukasi.com/kain-gringsing Fri, 05 Feb 2021 07:55:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=20750 Kain tradisional sangat terkenal sekali di Indonesia, keberadaannya sudah ada sejak lama dan masih terjaga hingga saat ini. Di setiap daerah hampir semua memiliki kain tradisionalnya sendiri sendiri dan tentunya dengan keunikannya sendiri. Seperti di desa Tenganan yang berada di Bali juga memiliki kain tradisional yang dijaga keberadaannya hingga saat ini yaitu kain tenun gringsing. […]

The post Kain Gringsing: Sejarah – Motif dan Cara Merawatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kain tradisional sangat terkenal sekali di Indonesia, keberadaannya sudah ada sejak lama dan masih terjaga hingga saat ini. Di setiap daerah hampir semua memiliki kain tradisionalnya sendiri sendiri dan tentunya dengan keunikannya sendiri.

Seperti di desa Tenganan yang berada di Bali juga memiliki kain tradisional yang dijaga keberadaannya hingga saat ini yaitu kain tenun gringsing. Kain tenun ini dianggap memiliki keunikan tersendiri dibandingkan kain tradisional lainnya.

Hal tersebut dikarenakan pada kain tenun gringsing menggunakan teknik double ikat yang hanya digunakan oleh kain tenun gringsing saja dan tidak ditemukan di kain tradisional lainnya yang berada di Indonesia. Teknik double ikat tersebut hanya terdapat di India dan Jepang saja.

Apa itu Kain Gringsing?

Kain Gringsing

Kain gringsing berasal dari kata “gring” yang memiliki arti sakit dan “sing” yang memiliki arti tidak. Jadi apabila digabungkan menjadi satu, gringsing memiliki arti yaitu tidak sakit atau terhindar dari rasa sakit.

Kain gringsing merupakan kain tenun tradisional khas yang berasal dari daerah Bali, tepatnya daerah Tenganan. Kain gringsing mengandung arti sebagai penolak bala yaitu untuk mengusir penyakit yang sifatnya rohani maupun jasmani.

Masyarakat sekitar mempercayai bahwa kain gringsing ini memiliki kekuatan magis yang dipercaya dapat melindungi penggunanya dari berbagai musibah terutama sakit.

Sejarah Kain Gringsing

Berdasarkan mitos yang berkembang di masyarakat Bali, kain gringsing ini merupakan kain tenun yang awalnya dikagumi oleh Dewa Indra terhadap keindahan dari langit pada malam hari. Dewa Indra memaparkan keindahan langit yang dilihatnya melalui motif tenunan.

Yang mengajarkan para wanita Bali untuk bisa menguasi teknik menenun kain gringsing ini adalah Dewa Indra yang mengabadikan dan melukiskan keindahan dari bintang, bulan dan matahari pada hamparan langit.

Masyarakat Tenganan yang merupakan penganut dari Dewa Indra diyakini adalah imigran dari India kuno. Para imigran tersebut membawa teknik dobel ikat melalui pelayaran dan mengembangkan teknik tersebut di Tenganan.

Ada kemungkinan lain yang menyebabkan lahirnya kain gringsing yaitu para imigran menguraikan kutipan dari beberapa jenis tenun patola untuk dikembangkan di Indonesia. Kain tenun gringsing ini mampu untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan untuk menangkal pengaruh buruk.

Kain gringsing hingga saat ini terjaga sekali keberadaannya dan masih digunakan pada setiap upacara adat atau upacara keagamaan yang dilaksanakan masyarakat sekitar. Kain gringsing dibuat menggunakan teknik dobel ikat yang tidak dimiliki oleh kain tenun manapun yang ada di Indonesia.

Proses pewarnaan dari kain gringsing juga sangat rumit dan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk melalui 3 kali proses pewarnaan. Proses pewarnaannya juga menggunakan pewarna alami. Dalam membuat kain gringsing membutuhkan waktu sekitar 2,5 tahun.

Fungsi Kain Gringsing

  • Kain gringsing biasanya digunakan untuk pakaian adat.
  • Kain gringsing memiliki fungsi sebagai penolak bala dan menghindarkan dari berbagai macam penyakit.
  • Kain gringsing digunakan sebagai sarana dalam upacara keagamaan dan upacara adat.
  • Kain gringsing difungsikan sebagai pelengkap sesajian dari masyarakat Tenganan, Bali.

Motif Kain Gringsing

Kain Gringsing Motif Lubeng

Motifnya dinamakan lubeng yang berisi kalajengking dengan panjang 3 bunga yang berbentuk kalajengking. Ada beberapa macam dari kain gringsing bermotif lubeng ini diantaranya yaitu:

  • Gringsing Lubeng Petang Dasa
  • Gringsing Lubeng Pat Likur

Kain gringsing dengan motif ini digunakan untuk busana adat dan juga untuk upacara keagamaan.

Kain Gringsing Motif Sanan Empeg

Masyarakat Bali yang berada di desa Tenganan menggunakan kain gringsing dengan motif ini biasanya untuk upacara adat dan keagamaan yaitu untuk pelengkap dari sesajian. Sedangkan untuk masyarakat Bali yang berada di luar desa Tenganan, kain gringsing dengan motif ini digunakan untuk penutup kepala dalam pelaksanaan upacara potong gigi.

Ciri dari kain gringsing bermotif sanan empeg ini ada 3 bentuk kotak kotak yang memiliki warna merah dan hitam.

Kain Gringsing Motif Cemplong

Kain gringsing bermotif cemplong ini terdiri dari bunga bunga besar diantara bunga bunga kecil. Kain gringsing bermotif cemplong ini biasanya digunakan untuk busana adat dan upacara keagamaan. Ada beberapa jenis dari kain gringsing bermotif cemplong, yaitu:

  • Kain gringsing cemplong dengan ukuran pat likur (24 benang).
  • Kain gringsing cemplong senteng
  • Kain gringsing cemplong dengan ukuran petang dasar (40 benang). Kain jenis ini keberadaannya sudah hampir punah.

Kain Gringsing Motif Cecempakan

Kain gringsing bermotif cecempakan ini memiliki bentuk bunga cempaka. Biasanya kain gringsing motif ini digunakan untuk upacara adat dan digunakan untuk busana adat. Ada beberapa jenis dari kain gringsing motif cecempakan diantaranya yaitu:

  • Gringsing cecempakan petang dasa (40 benang).
  • Gringsing cecempakan putri
  • Gringsing cecempakan pat likur (24 benang).

Kain Gringsing Motif Isi

Kain gringsing isi memiliki motif yang penuh dan tidak ada bagian dari kain gringsing yang kosong. Kain gringsing isi biasanya digunakan pada saat upacara saja.

Kain Gringsing Motif Batun Tuung

Kain gringsing batun tuung memiliki motif yang penuh dengan biji biji terong serta ukurannya yang tidak begitu besar. Biasanya kain gringsing batun tuung digunakan oleh wanita sebagai selendang.

Sedangkan untuk laki laki digunakan sebagai ikat pinggang.

Kain Gringsing Motif Wayang

Pada kain gringsing wayang ini memiliki 2 motif yaitu gringsing wayang kebo dan gringsing wayang putri. Kedua motif tersebut memiliki fungsi yang sama digunakan untuk selendang.

Yang membedakan dari 2 jenis diatas adalah motifnya, jika pada gringsing wayang kebo teledunya bergandengan, maka pada gringsing wayang putri terlepas.

Makna Warna Kain Gringsing

Pada umumnya, kain gringsing memiliki 3 warna dasar yaitu kuning, hitam dan merah yang biasanya disebut “tridatu”. Pewarnaan pada kain gringsing dilakukan secara tradisional dan menggunakan hasil yang ada di alam.

Berikut warna dari kain gringsing, bahan dasarnya serta makna dari warna tersebut yaitu:

  • Warna Kuning
    Warna kuning untuk pewarnaan kain gringsing diperoleh dari percampuran minyak kemiri. Warna kuning pada kain gringsing ini memiliki makna yaitu angin yang mengandung oksigen yang digunakan untuk kehidupan manusia.
  • Warna Hitam
    Warna hitam untuk pewarnaan pada kain gringsing diperoleh dari pohon taum. Warna hitam sendiri memiliki makna yaitu melambangkan air yang memberikan penghidupan untuk seluruh makhluk yang ada di bumi.
  • Warna Merah
    Warna merah pada kain gringsing di dapatkan dari akar kulit kayu mengkudu. Warna merah disini melambangkan sebagai api yang merupakan panas dari bumi yang dapat memberikan energi dan kehidupan di muka bumi ini.

Keunikan Kain Gringsing

  • Makna Religi
    Kain gringsing dianggap sebagai kain penolak bala yang digunakan sebagai media untuk ritual masyarakat Tenganan dalam upacara adat istiadat dan upacara agama.
  • Makna Ekologi
    Motif motif dari kain gringsing menggambarkan unsur alam yang dimaknai sebagai usaha dalam penyelamatan lingkungan.
  • Makna Ekonomi
    Masuknya budaya global memberikan pergeseran bentuk, fungsi dan makna dari kain tradisional gringsing ini sebagai produk yang dapat diperjual belikan.

Cara Merawat Kain Gringsing

Pada umumnya cara perawatan dari kain tenun satu dengan tenun lainnya hampir sama, termasuk dalam merawat kain gringsing. Beberapa cara merawat kain tenun gringsing yaitu:

  • Cara Mencuci Kain Gringsing

Mencuci kain tenun gringsing tidak boleh dilakukan terlalu sering seperti mencuci baju, kemeja dan celana. Tidak sembarangan dalam mencuci kain tenun pada umumnya, termasuk kain tenun gringsing.

Dikarenakan jika sembarangan dalam mencuci kain tenun, maka struktur benang pada kain tenun tersebut bisa rusak. Cara mencucinya yaitu menggunakan sabun cuci, namun yang memiliki formula lembut dan khusus digunakan untuk mencuci kain tenun.

Menggunakan air biasa saja, tidak usah panas atau hangat dan harus dicuci secara manual yaitu menggunakan tangan, tidak boleh menggunakan mesin cuci. Cukup direndam kemudian dicelup celupkan saja hingga seluruh kain tenun basah.

  • Cara Menjemur Kain Gringsing

Setelah dicuci, langkah selanjutnya kain dijemur. Untuk menghilangkan air dari kain tenun, cukup mengurut dari bagian atas ke bawah dan dikibas kibaskan. Kain tenun juga tidak diperbolehkan terkena sinar matahari secara langsung, dikarenakan sinar matahari langsung akan merusak warna pada kaint tenun.

  • Cara Menyetrika Kain Gringsing

Pastinya sesudah dicuci dan dijemur kain tenun akan kusut, maka diperbolehkan untuk disetrika. Cara menyetrikanya yaitu dari dalam kain, jika ingin dari luar harus menggunakan lapisan kain diatasnya terlebih dahulu, tidak bisa langsung.

Dengan cara tersebut, kain tenun gringsing akan terjaga warnanya agar tetap utuh dan tidak pudar. Perhatikan juga suhu pada saat menyetrika kain tenun, jangan terlalu panas suhunya.

  • Cara Menyimpan Kain Gringsing

Menyimpang kain tenun tradisional harus menggunakan hanger dan digantungkan. Agar kain tenun yang disimpan tidak lembab, harus rajin mengeluarkan kain tenun untuk dijemur secara berkala.

Sedangkan untuk menghindari bau apek akibat terlalu lama disimpan, bisa menggunakan pengharum pakaian, kapur barus atau biji merica dan cengkeh yang dimasukkan ke dalam plastik.

The post Kain Gringsing: Sejarah – Motif dan Cara Merawatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Kasta di Bali Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/kasta-di-bali Mon, 26 Oct 2020 10:01:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=12779 Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam budaya dan toleransi yang sangat tinggi. Keindahan alam yang ada di Bali, membuatnya menjadi salah satu iconic wisata di Indonesia. Selain memiliki beragam budaya, Bali juga mempunyai sistem kasta yang sudah ada semenjak runtuhnya Kerajaan Majapahit. Kasta di Bali di wariskan secara turun temurun berdasarkan […]

The post 4 Kasta di Bali Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam budaya dan toleransi yang sangat tinggi. Keindahan alam yang ada di Bali, membuatnya menjadi salah satu iconic wisata di Indonesia.

Selain memiliki beragam budaya, Bali juga mempunyai sistem kasta yang sudah ada semenjak runtuhnya Kerajaan Majapahit.

Kasta di Bali di wariskan secara turun temurun berdasarkan garis keturunan. Sistem kasta digolongkan berdasarkan pekerjaan leluhur mereka. Sistem kasta di Bali dibagi menjadi empat. Berikut pembahasannya.

1. Sudra

Sekitar 90% penduduk Bali berkasta sudra. Kasta ini yang paling banyak ada di Bali.

Orang-orang dari kasta Sudra, dulunya memiliki nenek moyang yang bekerja sebagai petani.

Biasanya orang-orang yang berkasta Sudra memiliki nama Putu, Wayan, Gede, Made, Kadek, Komang, Nyoman, dan Ketut.

2. Waisya

Orang-orang dari kasta Waisya dulunya memiliki nenek moyang yang bekerja sebagai pedagang. Biasanya orang-orang dari kasta Waisya memiliki nama Si, Sang, Ngakan, dan Kompyang.

3. Ksatria

Orang-orang dari kasta Ksatria dulunya memiliki nenek moyang yang bekerja di kerajaan seperti prajurit, bangsawan, dan raja.

Orang-orang dari kasta Ksatria memiliki nama Anak Agung, Gusti, Cokorda, Desak, dan Dewa Ayu. Perbedaan kasta sudah terasa pada kasta ini, rumah mereka disebut Puri dan Jero.

4. Brahmana

Orang-orang dari kasta Brahmana dulunya memiliki nenek moyangnya adalah pemuka agama atau orang-orang yang dianggap suci.

Nama orang-orang dari kasta Brahmana adalah Ida Bagus dan Ida Ayu. Rumah mereka disebut Geria. Kasta Brahmana ini merupakan kasta yang paling tinggi di Bali.

Di Bali, ketika seorang wanita menikah anaknya harus meingikuti nama kasta dari suaminya.

Jika wanita Bali ‘berkasta‘ menikah dengan pria yang ‘tidak berkasta’ maka anaknya harus mengikuti kasta ayahnya.

Maka garis keturunan wanita ‘berkasta’ tersebut akan hilang. Sebaliknya, jika pria ‘berkasta’ menikah dengan wanita ‘tidak berkasta’, maka garis keturunannya akan tetap ada karena sang anak pasti mengikuti kasta ayahnya.

The post 4 Kasta di Bali Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>