Batuan beku - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/batuan-beku Fri, 04 Nov 2022 02:11:13 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Batuan beku - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/batuan-beku 32 32 4 Jenis Tekstur Batuan Beku dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-tekstur-batuan-beku Fri, 04 Nov 2022 02:11:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39497 Batuan beku adalah salah satu jenis batuan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidup serta industri. Beberapa batuan beku tersebut mungkin banyak kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya saja Obsidian yang diolah menjadi perhiasan dan bahan untuk pisau, kemudian ada juga jenis batuan beku Basal yang dijadikan bahan campuran beton. Batuan beku jenis Granit […]

The post 4 Jenis Tekstur Batuan Beku dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Batuan beku adalah salah satu jenis batuan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidup serta industri. Beberapa batuan beku tersebut mungkin banyak kita jumpai di kehidupan sehari-hari.

Misalnya saja Obsidian yang diolah menjadi perhiasan dan bahan untuk pisau, kemudian ada juga jenis batuan beku Basal yang dijadikan bahan campuran beton. Batuan beku jenis Granit banyak digunakan sebagai ubin di berbagai bangunan, ubin dari granit termasuk ubin yang harga dan kualitasnya cukup mahal.

Batuan beku disebut juga igneus rock, diambil dari kata “Ignis” yang artinya api dalam bahasa latin, batuan beku berasal dari magma cair yang mengkristal. Proses singkat terbentuknya batuan beku yaitu magma cair di dalam bumi mendapatkan tekanan gas yang membuat magma tersebut naik ke area yang lebih rendah pada kerak bumi.

Proses terjadinya batuan beku yang terbentuk dari magma yang mengeras dapat terjadi meskipun tanpa proses kristalisasi, proses tersebut dapat terjadi di bawah permukaan bumi atau di atas permukaan bumi. Jika proses terbentuknya di bawah permukaan bumi disebut batuan intrusif, sedangkan jika terjadi di permukaan bumi disebut batuan ekstrusif.

Struktur batuan beku instrusif memiliki butiran yang kasar, hal ini disebabkan magma berubah menjadi dingin secara perlahan. Sedangkan batuan beku ekstrusif disebut juga batuan vulkanik, merupakan batuan beku yang mengalami proses pembekuan di daratan atau di bawah permukaan laut dan prosesnya lebih cepat.

Tekstur batuan beku ada beberapa jenis, tekstur yang terbentuk tersebut ditentukan oleh granulitas, kristalinitas serta hubungan antar kristal. Kesemuanya berhubungan dengan kerapatan antar mineral yang merupakan bagian dari batuan. Berikut jenis-jenis tekstur batuan beku.

1. Kristalinitas

Kristalisasi merupakan merupakan proses mengkristalnya batuan beku, kristalinitas menunjukkan banyak kristal yang terbentuk maupun yang tidak berbentuk. Proses kristalisasi juga dipakai untuk menentukan kecepatan pembekuan magma.

Jika proses pembekuan batuan terjadi secara lambat, maka akan terbentuk kristal besar. Sebaliknya jika proses pembekuan terjadi secara cepat maka akan terbentuk tekstur kristal yang halus. Pembekuan yang prosesnya terjadi sangat cepat akan membentuk kristal berbentuk amorf.

Ada tiga kelas derajat kristalisasi yang dikenal dalam pembentukan batuan beku, yaitu:

  • Holokristalin, adalah batuan yang tersusun dari kristal-kristal, batuan plutonik termasuk jenis ini.
  • Hipokristalin, adalah batuan yang sebagian terdiri dari massa gelas dan massa kristal.
  • Holohialin, yaitu batuan beku yang tersusun atas massa gelas. Teksturnya terbentuk menjadi obsidian, dike atau sile.

2. Granularitas

Jenis tekstur granularitas adalah ukuran butitan yang ada pada batuan beku. Ada dua kelompok tekstur ukuran butiran yang dibedakan menjadi 2 berdasarkan ukuran teksturnya, yaitu:

Fanerik

Fanerik atau Fanerokristalin adalah tekstur batuan yang besar kristal-kristalnya dapat dibedakan antara satu dengan yang lain meskipun hanya dengan pengelihatan mata biasa (megaskopis).

Ukuran kristal-kristal jenis fanerik ini dapat digolongkan menjadi:

  • Halus atau fine, yaitu memiliki ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
  • Sedang atau medium, yaitu ukuran diameter butir antara 1–5 mm.
  • Kasar atau coarse, yaitu ukuran diameter butir antara 5–30 mm.
  • Sangat kasar atau very coarse, yaitu jika ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

Afanitik

Afanitik adalah batuan beku yang memiliki ukuran kristal sangat kecil (mikroskopis), sehingga dibutuhkan bantuan lensa untuk dapat membedakan tiap-tiap ukuran kristal. Batuan ini tersusun dari kristal, gelas maupun perpaduan antara ke duanya. Batuan Afanitik dapat dibedakan menjadi beberapa ukuran, yaitu:

  • Mikrokristalin, yaitu memiliki ukuran 0,1-0,01 mm.
  • Kriptokristalin, yaitu batuan yang memiliki ukuran kristal 0,01-0,002 mm.
  • Amorf, yaitu jenis batuan yang ukuran kristalnya tidak dapat dibedakan meskipun dengan mikroskop. Memiliki ukuran 0,002 mm dan tersusun dari bahan gelas.

3. Bentuk Kristal

Bentuk kristal merupakan sebuah sifat dari kristal yang ada di dalam batuan, bisa dikatakan bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ada tiga bentuk kristal dilihat dari visualisasi dua dimensi, yaitu:

  • Euhedral, jika batas dari mineral merupakan bentuk asli dari bidang kristal.
  • Subhedral, yaitu jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
  • Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Sedangkan dilihat dari visualisasi tiga dimensi ada empat bentuk kristal, yaitu:

  • Equidimensional, yaitu jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
  • Tabular, yaitu jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
  • Prismitik, yaitu jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
  • Irregular, yaitu jika bentuk kristal tidak teratur.

4. Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal yaitu keterkaitan antara kristal atau mineral satu dengan yang lain di dalam suatu batuan. Ada dua hubungan antar kristal, yaitu:

Equigranular

Equigranular adalah batuan yang ukuran kristalnya membentuk batuan berukuran sama besar. Ada 3 golongan equigranular, yaitu:

  • Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineral di dalam batuan terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
  • Hipidiomorfik granular, yaitu jikadead line sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
  • Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

Inequigranular

Inequigranular yaitu butiran kristal yang menjadi pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut juga fenokris sedangkan yang lebih kecil disebut massa dasar yang berupa kristal atau gelas. Inequigranular terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Faneroporfiritik, yaitu jika kristal-kristal penyusun massa dasar dapat dilihat jelas menggunakan mata atau lup.
  • Porfiroafanitik, yaitu jika kristal-kristal penyusun massa dasar tidak dapat dilihat dengan mata atau lup.

The post 4 Jenis Tekstur Batuan Beku dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 7 Contoh Batuan Beku beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/contoh-batuan-beku Fri, 23 Sep 2022 03:19:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38798 Bumi yang kita tinggali sebagai tempat untuk hidup ini kaya akan berbagai macam kekayaan material yang terkandung di dalamnya antara lain tanah, seperti pasir, batu, kapur, dan lain sebagainya. Dari sekian banyaknya material yang ada di bumi, salah satu material yang sangat mudah kita temukan dimanapun saja ialah batu. Batu merupakan sebuah benda padat dan […]

The post Ketahui 7 Contoh Batuan Beku beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bumi yang kita tinggali sebagai tempat untuk hidup ini kaya akan berbagai macam kekayaan material yang terkandung di dalamnya antara lain tanah, seperti pasir, batu, kapur, dan lain sebagainya. Dari sekian banyaknya material yang ada di bumi, salah satu material yang sangat mudah kita temukan dimanapun saja ialah batu.

Batu merupakan sebuah benda padat dan keras yang keberadaannya sangat mudah ditemukan dalam lingkungan sekitar dengan berbagai macam jenis batuan yang ada. Batuan mempunyai jenisnya yang bermacam-macam, yang dapat dilihat dari tekstur maupun massa dari batuan tersebut, atau juga dapat terjadi karena proses pembentukannya.

Salah satu jenis batuan yaitu batuan beku yang terbentuk karena adanya magma yang mengeras sehingga akan mengalami pembekuan yang terkadang bergantung pada jenis batuan beku itu sendiri.

Komposisi magma akan menyebabkan batuan beku yang berbeda-beda dari sisi warnanya, kepadatan, komposisi mineral maupun teksturnya. Perbedaan warna batuan beku disebabkan karena adanya mineral ultramafik seperti batuan peridotit dan batuan biasa yang berwarna gelap disebut mafik seperti batuan basalt dan gabro.

Perbedaan tekstur terjadi karena adanya perbedaan laju pendinginan magma yang tergantung pada letak magma nya. Semakin dalam letak magma, maka akan semakin lambat proses mendinginnya sehingga kristal mineralnya akan membutuhkan waktu sebelum magma mengeras dan bertekstur kasar. 

Contoh Batuan Beku

  • Batu Obsidian

Batu obsidian merupakan salah satu contoh batuan beku yang disebut juga sebagai batu kaca yang memiliki warna hitam maupun coklat tua yang mempunyai permukaan halus dan juga mengkilap.

Dalam kehidupan sehari-hari batu obsidian mempunyai banyak manfaat sebagai alat pemotong dan sebagai batu perhiasan yang indah.

Proses terjadinya batu obsidian berasal dari magma yang membeku dengan cepat di atas permukaan bumi akibat adanya proses di luar permukaan bumi.

  • Batu Granit

Batu granit merupakan salah satu contoh batuan beku yang terbentuk atas butiran- butiran kasar yang semi berwarna- warni karena batuannya yang memiliki warna yang berbeda, seperti berwarna putih dan berwarna keabu- abuan. Batu ini sering digunakan sebagai bahan bangunan maupun digunakan untuk membangun sebuah gedung.

Batu granit terbentuk karena adanya proses magma yang membeku dan terjadi di dalam kerak bumi secara perlahan dalam waktu yang cukup secara perlahan-lahan lama sehingga termasuk ke dalam tipe jenis batuan beku dalam.

  • Batu Basal

Batu basal sering disebut juga sebagai batu lava yang memiliki ciri-ciri berwarna gelap warna hijau keabu- abuan dan terdiri dari butiran-butiran dengan massa berat karena mengandung besi yang sering digunakan untuk membuat bahan bangunan.

Proses terbentuknya batu basal berasal dari magma yang mengalami pembekuan di bawah lapisan kerak bumi yang bercampur dengan gas tertentu yang umumnya membentuk lempeng samudera pada permukaan bumi.

Batu basal sedikit mengandung mineral silika dari batuan vulkanik yang mempunyai rongga- rongga kecil karena proses terjadinya yang dimulai dari magma yang keluar dari dapur magma yang mencapai permukaan bumi dengan membeku secara cepat di atas permukaan bumi. Maka dari itu batu basal ini bisa digolongkan sebagai batuan beku dalam atau intrusif.

  • Batu Andesit

Salah satu jenis batuan beku lainnya yaitu batu andesit yang merupakan jenis batuan beku dengan warna putih keabu-abuan yang memiliki butiran kecil-kecil dan memiliki ciri batuan seperti batu basal. Batu andesit banyak digunakan dalam pembuatan arca dan juga bangunan candi maupun semacamnya. Proses adanya batu ini berasal dari magma yang membeku dengan cepat di bawah kerak bumi sehingga tergolong ke jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.

  • Batu Apung

Batu apung merupakan salah satu jenis batuan beku yang mempunyai ciri khusus yang berwarna coklat berkombinasi dengan warna abu- abu muda. Batu ini juga mempunyai bentuk berongga- rongga yang seringkali digunakan untuk mengamplas kayu maupun sebagai bahan penggosok.

Batu ini terbentuk karena adanya magma yang membeku di dalam permukaan bumi sehingga batu ini tergolong sebagai batuan beku jenis efusit.

  • Batuan Gabro

Gabro merupakan salah satu jenis batuan beku intrusif yang memiliki warna gelap dan tersusun atas kristal mineral utama yang menyusunnya adalah jenis mineral plagioklas dan juga pirauksen yang berukuran kasar.

Batu Gabro sering ditemukan di dasar samudera maupun kerak samudera. Batuan gabro mirip sekali dengan batu basalt karena komposisi mineral pembentuknya yang serupa akibat dari proses pendinginan lava yang berasal dari dalam perut bumi. 

  • Batu Diorit 

Batu diorit merupakan salah satu jenis batuan beku yang tersusun atas batu granit hingga batu gabro maupun batu basalt.

Batu diorit menjadi batuan hasil intrusi yang terjadi di kerak benua yang seringkali terbentuk di atas lempeng konvergen di mana subduksi lempeng samudera dapat menyusup ke bawah lempeng benua.

Batu diorit berbentuk batuan beku yang kasar maupun sedang dengan warna campuran antara warna abu- abu dan warna hitam yang seringkali mempunyai corak hitam putih tertentu.

The post Ketahui 7 Contoh Batuan Beku beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Batu Obsidian: Pengertian – Ciri dan Manfaatnya https://haloedukasi.com/batu-obsidian Sun, 20 Sep 2020 16:29:45 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10480 Batuan adalah salah satu material yang ada di bumi, jenis batuan di bumi bermacam-macam. Ada 3 jenis batuan, masing-masing memiliki proses pembentukan dan material yang berbeda. Tiga jenis batuan di bumi yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pembekuan. Contoh beberapa batu yang dikelompokkan […]

The post Batu Obsidian: Pengertian – Ciri dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Batuan adalah salah satu material yang ada di bumi, jenis batuan di bumi bermacam-macam. Ada 3 jenis batuan, masing-masing memiliki proses pembentukan dan material yang berbeda.

Tiga jenis batuan di bumi yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pembekuan. Contoh beberapa batu yang dikelompokkan sebagai batuan beku antara lain batu apung, batu obsidian, batu granit dan batu basal. Kali ini kita akan membahas mengenai batu obsidian.

Apa itu Batu Obsidian?

batu obsidian

Seperti telah disebutkan di atas, batu obsidian adalah salah satu jenis batuan beku. Batu ini disebut juga dengan sebutan batuan kaca.

Nama batu diambil dari nama seorang Romawi yang menemukannya di pegunungan Vesuvius, penemunya yaitu bernama Obsidius.

Batu obsidian terdiri dari butiran yang sangat halus dan memiliki kandungan silikon dioksida yang tinggi. Permukaannya halus dan mengkilap.

Proses Pembentukan Batu Obsidian

Terbentuknya batu obsidian melalui beberapa proses berikut :

  • Berawal dari lava cair gunung berapi yang mencapai permukaan bumi akibat erupsi gunung berapi. Lava tersebut lalu mengalami pembekuan
  • Proses pembekuan yang cepat membentuk kaca atau gelas (kaca amorf, kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa)
  • Kandungan tersebut menjadi padat dan berwarna bening dengan warna merah, hitam kehijauan atau abu-abu.

Ciri-ciri Batu Obsidian

Batu Obsidian adalah batuan beku yang tersusun dari mineral yang unik yang berasal dari lava bumi. Berikut adalah ciri-ciri batu obsidian.

  • Memiliki sifat keras dan memiliki serpihan sudut yang tajam karena memiliki kandungan silikon dioksida.
  • Memiliki butiran-butiran halus, jenis-jenis mineral di dalamnya sejajar.
  • Permukaannya halus dan berwarna bening seperti kaca
  • Ada yang berwarna hitam pekat, merah tua dan abu-abu
  • Ciri paling unik batu obsidian yaitu memiliki retakan bergelombang pada permukaan batuan. Retakan tersebut juga memiliki warna yang cerah.

Manfaat Batu Obsidian

Sebagai salah satu batuan beku batu obsdian juga banyak dimanfaatkan oleh manusia. Berikut pemanfaatan batu obsidian.

  • Batu obsidian sudah dimanfaatkan sejak zaman dahulu kala yaitu dijadikan alat untuk memotong karena karakternya yang kuat dan tajam.
  • Karena memiliki warna yang menarik serta permukaan yang halus batu ini dijadikan batu perhiasan (liontin dan antig-anting). pemanfaatan ini sudah sejak lama dilakukan hingga di era modern saat ini.

Jenis Batu Obsidian

Berdasarkan warnanya, batu obsidian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

  • Batu obsidian hitam
  • Batu obsidian coklat
  • Batu obsidian hijau
  • Batu obsidian merah.

Warna yang paling umum dijumpai pada batu obsidian adalah warna hitam dan coklat atau disebut juga mahogany obsidian.

Batu obsidian yang memiliki warna banyak disebut rainbow obsidian dan golden obsidian.

Harap diketahui bahwa jenis-jenis batu obsidian tersebut adalah jenis batu obsidian yang dikenal secara komersil karena memiliki nilai keindahan warna. Sedangkan secara ilmiah hanya dikenal sebagai batu obsidian.

The post Batu Obsidian: Pengertian – Ciri dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Batuan Beku: Struktur – Proses Pembentukan dan Jenisnya https://haloedukasi.com/batuan-beku Tue, 01 Sep 2020 02:43:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=9873 Setelah membahas tentang batuan sedimen, sekarang akan kami bahas tentang batuan beku. Seperti yang diketahui, bahwa batuan adalah salah satu unsur alam yang banyak kita temui di sekitar kita. Namun, kita sering tidak mengetahui batuan tersebut masuk ke dalam batuan sedimen atau batuan beku. Salah satu jenis batuan yang ada di alam adalah batuan beku. […]

The post Batuan Beku: Struktur – Proses Pembentukan dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah membahas tentang batuan sedimen, sekarang akan kami bahas tentang batuan beku.

Seperti yang diketahui, bahwa batuan adalah salah satu unsur alam yang banyak kita temui di sekitar kita.

Namun, kita sering tidak mengetahui batuan tersebut masuk ke dalam batuan sedimen atau batuan beku.

Salah satu jenis batuan yang ada di alam adalah batuan beku. Batuan ini terbuat dari magma yang dingin dan keras, baik melewati proses kristalisasi ataupun tidak.

Nama lain dari batuan beku dalam bahasa latin adalah igneus, dibaca menjadi ignis yang bermakna api.

Pengertian Batuan Beku

Pengertian Secara Umum

Sesuai namanya, batuan beku berasal dari magma yang mengalami pembekuan.

Magma yang berbentuk cair akan berubah menjadi padat sehingga dinamakan batuan beku.

Batuan intrusif yaitu jenis batuan beku yang mengalami proses kristalisasi magma di bawah permukaan bumi. Magma tersebut meleleh lalu menjadi keras seperti batu.

Sedangkan batuan vulkanik atau ekstrusif ditemukan saat magma yang keluar menuju atas permukaan bumi.

Magma dari batuan ini berisiko meledak dahsyat di atas atmosfer, kemudian terjatuh karena gravitasi dan menjadi batu di Bumi.

Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.500 °C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.

Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan terlarut yang bersifat volatil (air, karbon dioksida, klorin, fluorin, besi, belerang, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatil (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Ciri Khusus Batuan Beku

Agar dapat membedakan batuan yang satu dengan batuan lain dibutuhkan ciri khusus batuan tersebut.

Batuan beku memiliki ciri yang mudah dikenali dan berbeda dengan batuan lain. berikut adalah ciri khusus batuan beku:

1. Warna

Warna merupakan ciri paling mudah membedakan bermacam-macam batuan. Batuan beku memiliki banyak warna yang disebabkan oleh penyusun batuan ini.

2. Tekstur

Batuan beku memiliki tekstur yang beragam juga. Seperti pada warna, tekstur batuan beku juga bergantung pada kandungan komposisi mineralnya.

Mineral dan jenisnya memiliki hubungan erat dengan kristalinitas, granularitas, dan bentuk kristal. Ketiganya dibahas lebih lengkap pada poin selanjutnya.

3. Tingkat Kristalisasi (Kristalinitas)

Arti dari kristalinitas adalah derajat pada proses kristalisasi suatu batuan bekupada saat proses pembentukan terjadi.

Fungsinya yaitu menjelaskan bentuk partikel penyusun batu yang berbentuk kristal dan tidak.

Kristanilitas juga berguna untuk mendapat informasi mengenai kecepatan pembekuan magma agar menjadi batuan beku.

Kristalinitas memberikan pernyataan berikut; apabila batuan beku mengalami perlambatan magma yang ada, maka kristal kemungkinan besar berbentuk kasar.

Sebaliknya, jika magma mempercepat prosesnya dalam pembuatan batuan beku, maka dapat disimpulkan bahwa kristal pembentuknya dalam keadaan halus.

Tingkat kristalisasi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

  • Holokristalin
    Adalah penyusun batuan beku kesemuanya berasal dari kristal. Batuan plutonik (intrusif) merupakan tekstur dari tingkat kristalisasi ini. Batuan tersebut antara lain mikrokristalin yang sudah membeku di dekat permukaan bumi.
  • Hipokristalin
    Yakni sebagian dari penyusun batuan beku berasal dari massa gelas dan massa kristal. Keduanya mendapatkan porsi masing-masing yang sama dan saling melengkapi.
  • Holohialin
    Adalah susunan batuan beku dari massa gelas. Kesemuanya bisa saja terbuat dari kaca atau gelas. Teksturnya seperti lava (obsidian), sill and dike, dan fasies yang sedikit lebih kecil dari batuan.

4. Visualisasi Granularitas

Granularitas adalah ukuran pada batuan beku. Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan dengan mata biasa dan melalui kaca pembesar, ada dua jenis granularitas, yaitu :

  • Fanerik
    Atau bisa disebut dengan fanerokristalin. Granularitas ini terbuat dari batuan beku yang bisa diamati penyusun mineralnya. Bisa dalam bentuk kristal, ukuran butir, dan hubungan yang terjadi antar butir. Besar kristal dari golongan ini dapat diteliti menggunakan metode megaskopis dengan mata telanjang. Kristal pada jenis fanerik ada beberapa macam, yaitu halus (diameter butir maksimal 1 mm), sedang (ukurang diameter butir 1-5 mm), kasar (diameter butir berukuran antara 5-30 mm), dan sangat kasar (diameter butir minimal berukuran 30 mm).
  • Afanitik
    Adalah batuan beku yang memiliki struktur butiran sangat halus sehingga mineralnya tidak bisa diamati dengan mata telanjang. Mikroskop dibutuhkan apabila penelitian terhadap batuan afanitik dilakukan. Tekstur afanitik dalam suatu batuan dapat disusun dari gelas, kristal, bahkan keduanya. Ada tiga macam analisis mikroskopis afanitik, yaitu mikrokristalin (mineral bisa diamati melalui mikroskop dengan ukuran butir antara 0.1-0.01 mm), kriptokristalin (ukuran batuan berkisar antara 0.01-0,002 mm), dan hyaline / glassy / amrf yang mineralnya tersususn dari tekstur gelas.

5. Bentuk Kristal

Kristalisasi bukan sifat menyeluruh dari suatu batuan, hanya sebagian kecil dari batuan tersebut.

Ditemukan tiga bentuk kristal apabila diamati dari pandangan dua dimensi yaitu, euhedral (bentuk asli bidang kristal dan menjadi batas mineral), subhedral (batas dari kristal sebagian sudah tidak terlihat), dan anhedral ( tidak adal kristal asli dalam batuan).

Sedangkan dari tinjauan tiga dimensi ada empat kristal, antara lain equidimensional (ketiga dimensi kristal sama panjang), tabular (dua dimensi lebih panjang dari lainya), prismitik (satu bentuk kristal lebih panjang dari tiga lainnya), dan irregular (kristal tidak memiliki bentuk yang teratur).

Proses Pembentukan Batuan Beku

Dalam hal keterbentukannya, batuan beku dibagi menjadi tiga: Intrusif (Plutonik), Ekstrusif ( Vulkanik) dan Hipabisal.

1. Intrusif

Magma mendingin secara perlahan, dan sebagai hasilnya, batuan beku ini berbutir kasar. Butiran mineral di batuan ini dapat dengan mudah diidentifikasi dengan mata telanjang.

Batuan intrusi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh intrusi dan hubungannya dengan formasi lainyang diintrusinya.

Formasi intrusi yang khas adalah batolit, stok, lakolit, sill dan dike. Ketika magma membeku di dalam kerak bumi, magma mendingin perlahan membentuk batuan bertekstur kasar, seperti granit, gabro, atau diorit.

2. Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif, juga dikenal sebagai batuan vulkanik, terbentuk di permukaan kerak sebagai akibat dari pencairan sebagian batuan dalam mantel dan kerak.

Batuan beku ekstrusif dingin dan mengeras lebih cepat daripada batuan beku intrusif.

Mereka dibentuk oleh pendinginan magma cair di permukaan bumi. Magma, yang dibawa ke permukaan melalui celah atau letusan gunung berapi, membeku pada tingkat yang lebih cepat.

Oleh karena batu batuan jenis ini halus, kristalin dan berbutir halus.

Basalt adalah batuan beku ekstrusif umum dan membentuk aliran lava (lava flow), lembar lava (sheeting lava) dan dataran tinggi lava (Lava plateau).

Beberapa jenis basalt membantu membentuk kolom poligonal lama. Giant’s Causeway di Antrim, Irlandia Utara adalah salah satu contohnya.

3. Hipabisal

Batuan beku hipabisal terbentuk pada kedalaman di antara batuan plutonik dan vulkanik.

Batuan ini terbentuk karena pendinginan dan pembekuan yang dihasilkan dari naiknya magma di bawah permukaan bumi.

Batuan hipabisal kurang umum dibandingkan batuan plutonik atau vulkanik dan sering membentuk dike, sill, lakolit, lopolit atau pakolit.

Struktur Batuan Beku

Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan.

Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:

  • Pillow lava atau lava bantal
    Yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
  • Joint struktur
    Merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
  • Masif
    Yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
  • Vesikuler
    Yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
  • Skoria
    Yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
  • Amigdaloidal
    Yaitu struktur di mana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
  • Xenolitis
    Yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
    Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

Jenis Batuan Beku

Ada beberapa batuan beku dengan jenis yang mudah dikenal. Berikut jenis-jenis batuan beku beserta ciri khas masing-masing:

1. Batu Apung

batu apung

Batu apung berwarna coklat dengan sedikit campuran abu-abu muda. Batu ini memiliki bentuk berongga dengan warna khas tersebut.

Kegunaan batu apung yakni dipakai untuk mengampelas kayu dan dilanjutkan sebagai alat penggosok pada bangunan.

2. Batu Obsidian

batu obisidan

Warna dari batu obsidian adalah hitam atau berwarna coklat tua. Batuan ini biasa disebut dengan batuan kaca.

Permukaan batu obsidian mengkilap dan halus. Fungsi yang sering dimanfaatkan dari batu ini adalah menjadi alat pemotong atau tombak serta bahan pengrajin dalam industri kreatif.

3. Batu Granit

batu granit

Struktur dari batu granit adalah butiran kasar yang sedikit berwarna-warni.

Ada warna putih sampai keabu-abuan, ada juga yang berwarna jingga. Batu granit bisa ditemukan di pinggir dan dasar sungai atau pantai.

Batuan ini dipakai dalam beberapa bahan bangunan. Batuan granit termasuk dalam jenis batuan beku dalam.

4. Batu Basal

batu basal

Batu basal disebut juga dengan batu lava. Batu ini berwarna hijau sedikit keabu-abuan dan tersusun dari butiran kecil.

Batu basal juga berfungsi sebagai bahan bangunan. Batu basal termasuk dalam jenis batuan beku efusit atau batuan beku luar.

5. Batu Andesit

batu andesit

Warna dari batu andesit adalah putih dengan sedikit campuran abu-abu.

Struktur batuan andesit adalah butiran kecil dan hampir sama dengan batuan basal.

Fungsi dari batu andesit adalah digunakan dalam pembuatan arca dan beberapa bangunan semacam candi. Batu andesit termasuk dalam batuan beku luar atau efusit.

6. Gabbro

batu gabro

Gabbro adalah jenis plutonik gelap dari batuan beku yang dianggap setara plutonik dari basal.

Tidak seperti granit, gabro rendah silika dan tidak memiliki kuarsa, juga gabro tidak memiliki feldspar alkali, hanya plagioklas, yang memiliki kandungan kalsium tinggi.

Mineral gelap lainnya mungkin termasuk amfibol, piroksen dan terkadang biotit, olivin, magnetit, ilmenit, dan apatit. Gabro sejati adalah bagian kecil dari batuan plutonik gelap.

Gabbro membentuk sebagian besar bagian dalam kerak samudera, di mana melelehnya komposisi basaltik mendingin sangat lambat untuk menciptakan butiran mineral yang besar.

Itu membuat gabro menjadi tanda dari sebuah Ofiolit, sebuah kumpulan besar kerak samudera yang berakhir di darat.

7. Granodiorit

grnodiorit

Granodiorit adalah batuan plutonik yang terdiri dari biotit hitam, hornblende abu-gelap, plagioklas putih, dan kuarsa abu-abu tembus cahaya. Dominasi plagioklas lebih dari feldspar alkali membedakannya dari granit.

Granodiorit adalah salah satu batu granitoid yang Warnanya mencerminkan pelapukan butiran pirit langka melepaskan zat besi.

8. Kimberlite

kimberlite

Kimberlite adalah batuan vulkanik ultrabasa, cukup langka tetapi banyak dicari karena merupakan biji berlian.

Batuan ini sebagian besar terdiri dari kristal olivin dalam suatu tanah yang terdiri dari berbagai campuran mineral serpentine, karbonat, diopside dan phlogopite.

9. Felsite

fellsite

Felsite adalah nama umum untuk batuan beku ekstrusif berwarna terang.

Felsite berbutir halus tetapi tidak berkaca-kaca yang biasanya terdiri dari mineral kuarsa, feldspar plagioklas dan feldspar alkali. Felsite biasanya disebut ekuivalen ekstrusif dengan granit.

10. Komatiite

komatit

Komatiite (ko-MOTTY-ite) adalah Batuan lava ultramafik yang langka dan purba, termasuk peridotit ekstrusif.

Sebagian besar batu ini terbentuk dari olivin, menjadikannya komposisi yang sama dengan peridotit.

Diperkirakan bahwa hanya suhu yang sangat tinggi yang dapat mencairkan komposisi tersebut, dan sebagian besar komatiite diperkirakan dari zaman Arkeozoikum, sejalan dengan asumsi bahwa mantel Bumi jauh lebih panas 3 miliar tahun yang lalu daripada saat ini. 

Komatiite diketahui sangat kaya akan kandungan magnesium dan rendah silika. Salah satu ciri khas dari beberapa komatiites adalah tekstur spinifex, di mana batuan tersebut saling silang dengan kristal olivin yang panjang dan tipis.

11. Latite

latite

Latite biasa disebut ekuivalen ekstrusif dari monzonit, tetapi lebih rumit. Seperti basalt, latite tidak memiliki atau hampir tidak ada kuarsa tetapi lebih banyak feldspar alkali.

Dalam pengamatan, tidak mungkin membedakan latit dari basal atau andesit secara langsung.

Spesimen ini memiliki kristal besar (fenokris) dari plagioklas dan fenokris piroksen yang lebih kecil.

12. Tuff

tuff

Tuff secara teknis adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh akumulasi abu vulkanik ditambah batu apung atau scoria.

Tuff adalah batu yang sangat beragam dan mampu memberi informasi ahli geologi banyak hal tentang kondisi selama letusan terjadi. 

Bangunan kota Roma, baik kuno dan modern, umumnya terbuat dari blok tuff dari batuan dasar lokal.

Di wilayah lain, tuf mungkin rapuh dan harus dipadatkan dengan hati-hati sebelum bisa digunakan.

13. Anorthosite

anorthosite

Anorthosite adalah batuan beku dalam (plutonic) yang jarang ditemui karena hampir seluruhnya terdiri dari plagioclase feldspar.

Anortosit di muka bumi dapat dibagi menjadi dua: Anortosit proterozoikum (disebut juga tipe masif anortosit) dan juga Anortosit tipe arkean.

Kedua tipe ini memiliki keterjadian yang berbeda, dan muncul di periode-periode yang berbeda di sejarah bumi, dan diperkirakan memiliki asal yang berbeda.

14. Dunite

dunite

Dunite adalah batuan langka, peridotit yang setidaknya 90 persen olivin.

Masih banyak jenis batuan beku lainnya yang berada di bumi ini. Beberapa batuan beku sangat mudah ditemui dan sering dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan, sementara jenis batuan beku yang lain bisanya jarang ditemui.

The post Batuan Beku: Struktur – Proses Pembentukan dan Jenisnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>