batuan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/batuan Fri, 04 Nov 2022 02:11:13 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico batuan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/batuan 32 32 4 Jenis Tekstur Batuan Beku dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-tekstur-batuan-beku Fri, 04 Nov 2022 02:11:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39497 Batuan beku adalah salah satu jenis batuan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidup serta industri. Beberapa batuan beku tersebut mungkin banyak kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya saja Obsidian yang diolah menjadi perhiasan dan bahan untuk pisau, kemudian ada juga jenis batuan beku Basal yang dijadikan bahan campuran beton. Batuan beku jenis Granit […]

The post 4 Jenis Tekstur Batuan Beku dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Batuan beku adalah salah satu jenis batuan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan hidup serta industri. Beberapa batuan beku tersebut mungkin banyak kita jumpai di kehidupan sehari-hari.

Misalnya saja Obsidian yang diolah menjadi perhiasan dan bahan untuk pisau, kemudian ada juga jenis batuan beku Basal yang dijadikan bahan campuran beton. Batuan beku jenis Granit banyak digunakan sebagai ubin di berbagai bangunan, ubin dari granit termasuk ubin yang harga dan kualitasnya cukup mahal.

Batuan beku disebut juga igneus rock, diambil dari kata “Ignis” yang artinya api dalam bahasa latin, batuan beku berasal dari magma cair yang mengkristal. Proses singkat terbentuknya batuan beku yaitu magma cair di dalam bumi mendapatkan tekanan gas yang membuat magma tersebut naik ke area yang lebih rendah pada kerak bumi.

Proses terjadinya batuan beku yang terbentuk dari magma yang mengeras dapat terjadi meskipun tanpa proses kristalisasi, proses tersebut dapat terjadi di bawah permukaan bumi atau di atas permukaan bumi. Jika proses terbentuknya di bawah permukaan bumi disebut batuan intrusif, sedangkan jika terjadi di permukaan bumi disebut batuan ekstrusif.

Struktur batuan beku instrusif memiliki butiran yang kasar, hal ini disebabkan magma berubah menjadi dingin secara perlahan. Sedangkan batuan beku ekstrusif disebut juga batuan vulkanik, merupakan batuan beku yang mengalami proses pembekuan di daratan atau di bawah permukaan laut dan prosesnya lebih cepat.

Tekstur batuan beku ada beberapa jenis, tekstur yang terbentuk tersebut ditentukan oleh granulitas, kristalinitas serta hubungan antar kristal. Kesemuanya berhubungan dengan kerapatan antar mineral yang merupakan bagian dari batuan. Berikut jenis-jenis tekstur batuan beku.

1. Kristalinitas

Kristalisasi merupakan merupakan proses mengkristalnya batuan beku, kristalinitas menunjukkan banyak kristal yang terbentuk maupun yang tidak berbentuk. Proses kristalisasi juga dipakai untuk menentukan kecepatan pembekuan magma.

Jika proses pembekuan batuan terjadi secara lambat, maka akan terbentuk kristal besar. Sebaliknya jika proses pembekuan terjadi secara cepat maka akan terbentuk tekstur kristal yang halus. Pembekuan yang prosesnya terjadi sangat cepat akan membentuk kristal berbentuk amorf.

Ada tiga kelas derajat kristalisasi yang dikenal dalam pembentukan batuan beku, yaitu:

  • Holokristalin, adalah batuan yang tersusun dari kristal-kristal, batuan plutonik termasuk jenis ini.
  • Hipokristalin, adalah batuan yang sebagian terdiri dari massa gelas dan massa kristal.
  • Holohialin, yaitu batuan beku yang tersusun atas massa gelas. Teksturnya terbentuk menjadi obsidian, dike atau sile.

2. Granularitas

Jenis tekstur granularitas adalah ukuran butitan yang ada pada batuan beku. Ada dua kelompok tekstur ukuran butiran yang dibedakan menjadi 2 berdasarkan ukuran teksturnya, yaitu:

Fanerik

Fanerik atau Fanerokristalin adalah tekstur batuan yang besar kristal-kristalnya dapat dibedakan antara satu dengan yang lain meskipun hanya dengan pengelihatan mata biasa (megaskopis).

Ukuran kristal-kristal jenis fanerik ini dapat digolongkan menjadi:

  • Halus atau fine, yaitu memiliki ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
  • Sedang atau medium, yaitu ukuran diameter butir antara 1–5 mm.
  • Kasar atau coarse, yaitu ukuran diameter butir antara 5–30 mm.
  • Sangat kasar atau very coarse, yaitu jika ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

Afanitik

Afanitik adalah batuan beku yang memiliki ukuran kristal sangat kecil (mikroskopis), sehingga dibutuhkan bantuan lensa untuk dapat membedakan tiap-tiap ukuran kristal. Batuan ini tersusun dari kristal, gelas maupun perpaduan antara ke duanya. Batuan Afanitik dapat dibedakan menjadi beberapa ukuran, yaitu:

  • Mikrokristalin, yaitu memiliki ukuran 0,1-0,01 mm.
  • Kriptokristalin, yaitu batuan yang memiliki ukuran kristal 0,01-0,002 mm.
  • Amorf, yaitu jenis batuan yang ukuran kristalnya tidak dapat dibedakan meskipun dengan mikroskop. Memiliki ukuran 0,002 mm dan tersusun dari bahan gelas.

3. Bentuk Kristal

Bentuk kristal merupakan sebuah sifat dari kristal yang ada di dalam batuan, bisa dikatakan bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ada tiga bentuk kristal dilihat dari visualisasi dua dimensi, yaitu:

  • Euhedral, jika batas dari mineral merupakan bentuk asli dari bidang kristal.
  • Subhedral, yaitu jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
  • Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Sedangkan dilihat dari visualisasi tiga dimensi ada empat bentuk kristal, yaitu:

  • Equidimensional, yaitu jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
  • Tabular, yaitu jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
  • Prismitik, yaitu jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
  • Irregular, yaitu jika bentuk kristal tidak teratur.

4. Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal yaitu keterkaitan antara kristal atau mineral satu dengan yang lain di dalam suatu batuan. Ada dua hubungan antar kristal, yaitu:

Equigranular

Equigranular adalah batuan yang ukuran kristalnya membentuk batuan berukuran sama besar. Ada 3 golongan equigranular, yaitu:

  • Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineral di dalam batuan terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
  • Hipidiomorfik granular, yaitu jikadead line sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
  • Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

Inequigranular

Inequigranular yaitu butiran kristal yang menjadi pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut juga fenokris sedangkan yang lebih kecil disebut massa dasar yang berupa kristal atau gelas. Inequigranular terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Faneroporfiritik, yaitu jika kristal-kristal penyusun massa dasar dapat dilihat jelas menggunakan mata atau lup.
  • Porfiroafanitik, yaitu jika kristal-kristal penyusun massa dasar tidak dapat dilihat dengan mata atau lup.

The post 4 Jenis Tekstur Batuan Beku dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketahui 7 Contoh Batuan Beku beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/contoh-batuan-beku Fri, 23 Sep 2022 03:19:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38798 Bumi yang kita tinggali sebagai tempat untuk hidup ini kaya akan berbagai macam kekayaan material yang terkandung di dalamnya antara lain tanah, seperti pasir, batu, kapur, dan lain sebagainya. Dari sekian banyaknya material yang ada di bumi, salah satu material yang sangat mudah kita temukan dimanapun saja ialah batu. Batu merupakan sebuah benda padat dan […]

The post Ketahui 7 Contoh Batuan Beku beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bumi yang kita tinggali sebagai tempat untuk hidup ini kaya akan berbagai macam kekayaan material yang terkandung di dalamnya antara lain tanah, seperti pasir, batu, kapur, dan lain sebagainya. Dari sekian banyaknya material yang ada di bumi, salah satu material yang sangat mudah kita temukan dimanapun saja ialah batu.

Batu merupakan sebuah benda padat dan keras yang keberadaannya sangat mudah ditemukan dalam lingkungan sekitar dengan berbagai macam jenis batuan yang ada. Batuan mempunyai jenisnya yang bermacam-macam, yang dapat dilihat dari tekstur maupun massa dari batuan tersebut, atau juga dapat terjadi karena proses pembentukannya.

Salah satu jenis batuan yaitu batuan beku yang terbentuk karena adanya magma yang mengeras sehingga akan mengalami pembekuan yang terkadang bergantung pada jenis batuan beku itu sendiri.

Komposisi magma akan menyebabkan batuan beku yang berbeda-beda dari sisi warnanya, kepadatan, komposisi mineral maupun teksturnya. Perbedaan warna batuan beku disebabkan karena adanya mineral ultramafik seperti batuan peridotit dan batuan biasa yang berwarna gelap disebut mafik seperti batuan basalt dan gabro.

Perbedaan tekstur terjadi karena adanya perbedaan laju pendinginan magma yang tergantung pada letak magma nya. Semakin dalam letak magma, maka akan semakin lambat proses mendinginnya sehingga kristal mineralnya akan membutuhkan waktu sebelum magma mengeras dan bertekstur kasar. 

Contoh Batuan Beku

  • Batu Obsidian

Batu obsidian merupakan salah satu contoh batuan beku yang disebut juga sebagai batu kaca yang memiliki warna hitam maupun coklat tua yang mempunyai permukaan halus dan juga mengkilap.

Dalam kehidupan sehari-hari batu obsidian mempunyai banyak manfaat sebagai alat pemotong dan sebagai batu perhiasan yang indah.

Proses terjadinya batu obsidian berasal dari magma yang membeku dengan cepat di atas permukaan bumi akibat adanya proses di luar permukaan bumi.

  • Batu Granit

Batu granit merupakan salah satu contoh batuan beku yang terbentuk atas butiran- butiran kasar yang semi berwarna- warni karena batuannya yang memiliki warna yang berbeda, seperti berwarna putih dan berwarna keabu- abuan. Batu ini sering digunakan sebagai bahan bangunan maupun digunakan untuk membangun sebuah gedung.

Batu granit terbentuk karena adanya proses magma yang membeku dan terjadi di dalam kerak bumi secara perlahan dalam waktu yang cukup secara perlahan-lahan lama sehingga termasuk ke dalam tipe jenis batuan beku dalam.

  • Batu Basal

Batu basal sering disebut juga sebagai batu lava yang memiliki ciri-ciri berwarna gelap warna hijau keabu- abuan dan terdiri dari butiran-butiran dengan massa berat karena mengandung besi yang sering digunakan untuk membuat bahan bangunan.

Proses terbentuknya batu basal berasal dari magma yang mengalami pembekuan di bawah lapisan kerak bumi yang bercampur dengan gas tertentu yang umumnya membentuk lempeng samudera pada permukaan bumi.

Batu basal sedikit mengandung mineral silika dari batuan vulkanik yang mempunyai rongga- rongga kecil karena proses terjadinya yang dimulai dari magma yang keluar dari dapur magma yang mencapai permukaan bumi dengan membeku secara cepat di atas permukaan bumi. Maka dari itu batu basal ini bisa digolongkan sebagai batuan beku dalam atau intrusif.

  • Batu Andesit

Salah satu jenis batuan beku lainnya yaitu batu andesit yang merupakan jenis batuan beku dengan warna putih keabu-abuan yang memiliki butiran kecil-kecil dan memiliki ciri batuan seperti batu basal. Batu andesit banyak digunakan dalam pembuatan arca dan juga bangunan candi maupun semacamnya. Proses adanya batu ini berasal dari magma yang membeku dengan cepat di bawah kerak bumi sehingga tergolong ke jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.

  • Batu Apung

Batu apung merupakan salah satu jenis batuan beku yang mempunyai ciri khusus yang berwarna coklat berkombinasi dengan warna abu- abu muda. Batu ini juga mempunyai bentuk berongga- rongga yang seringkali digunakan untuk mengamplas kayu maupun sebagai bahan penggosok.

Batu ini terbentuk karena adanya magma yang membeku di dalam permukaan bumi sehingga batu ini tergolong sebagai batuan beku jenis efusit.

  • Batuan Gabro

Gabro merupakan salah satu jenis batuan beku intrusif yang memiliki warna gelap dan tersusun atas kristal mineral utama yang menyusunnya adalah jenis mineral plagioklas dan juga pirauksen yang berukuran kasar.

Batu Gabro sering ditemukan di dasar samudera maupun kerak samudera. Batuan gabro mirip sekali dengan batu basalt karena komposisi mineral pembentuknya yang serupa akibat dari proses pendinginan lava yang berasal dari dalam perut bumi. 

  • Batu Diorit 

Batu diorit merupakan salah satu jenis batuan beku yang tersusun atas batu granit hingga batu gabro maupun batu basalt.

Batu diorit menjadi batuan hasil intrusi yang terjadi di kerak benua yang seringkali terbentuk di atas lempeng konvergen di mana subduksi lempeng samudera dapat menyusup ke bawah lempeng benua.

Batu diorit berbentuk batuan beku yang kasar maupun sedang dengan warna campuran antara warna abu- abu dan warna hitam yang seringkali mempunyai corak hitam putih tertentu.

The post Ketahui 7 Contoh Batuan Beku beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Proses Siklus Batuan dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/proses-siklus-batuan Sat, 10 Sep 2022 04:44:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38517 Batuan merupakan salah satu bahan penyusun kerak bumi dari berbagai kumpulan mineral-mineral yang telah membeku dan mengkristal yang tidak terbentuk begitu saja. Walaupun keras, batuan akan menjalani siklus dalam waktu yang sangat panjang dan disebut dengan siklus batuan. Siklus batuan merupakan sebuah proses pembentukan batuan yang akan mengalami perubahan secara terus menerus yang akan memakan […]

The post 7 Proses Siklus Batuan dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Batuan merupakan salah satu bahan penyusun kerak bumi dari berbagai kumpulan mineral-mineral yang telah membeku dan mengkristal yang tidak terbentuk begitu saja. Walaupun keras, batuan akan menjalani siklus dalam waktu yang sangat panjang dan disebut dengan siklus batuan.

Siklus batuan merupakan sebuah proses pembentukan batuan yang akan mengalami perubahan secara terus menerus yang akan memakan waktu hingga jutaan tahun.

Proses siklus batuan akan menghasilkan batuan beku, sedimen, dan metamorf yang terus berubah karena dipengaruhi beberapa kondisi seperti peningkatan suhu maupun tekanan.

Secara umum, siklus batuan berasal dari magma yang mendingin dan membeku dengan proses kristalisasi magma yang dapat terjadi pada dua jenis situasi, yaitu di bawah permukaan bumi dan di atas permukaan bumi setelah letusan gunung berapi.

Dalam suatu proses pembentukan batuan para peneliti ahli geologi mengemukakan bahwa pembentukan batuan membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama. Siklus batuan membutuhkan serangkaian proses panjang yang memakan waktu lama dimana tahap tersebut akan mengubah batuan melalui siklus panjang hingga berubah menjadi jenis batuan baru yang lain. 

Proses Siklus Batuan

  • Kristalisasi Magma

Siklus batuan dimulai dengan magma yang berbentuk batuan cair dari bawah permukaan bumi yang dengan berjalannya waktu dan adanya tekanan akan meningkatkan pembuatan magma yang cepat membeku dan terjadilah proses kristalisasi.

Proses kristalisasi akan menghasilkan batuan beku yang terjadi di bawah permukaan bumi maupun di atas permukaan bumi setelah terjadi letusan gunung berapi. 

Lempeng litosfer turun ke kerak bumi mengalami peleburan akibat panas bumi dan membentuk zat cair yang panas dan dikenal sebagai magma yang kemudian akan keluar dari tempatnya melalui retakan lempeng maupun gunung berapi.

Magma yang keluar ke permukaan bumi akan mengalami pendinginan akibat lingkungan luar, sehingga akan mengeras dan membentuk batuan beku.

  • Pelapukan Batuan Beku

Proses pelapukan dimana magma akan berubah menjadi batuan beku yang lapuk termakan waktu karena faktor tertentu khususnya faktor cuaca dan berbagai gejala alam lainnya, sehingga batuan yang terdapat di permukaan bumi akan lebih cepat mengalami pelapukan.

Batuan beku yang muncul di permukaan bumi kemudian akan mengalami pelapukan di mana batuan beku hancur dan terurai yang berlangsung secara perlahan.

Pelapukan dan erosi akan menghancurkan batuan beku menjadi kerikil, lumpur, dan menciptakan sedimen yang berukuran lebih kecil. Sedimen yang telah terkumpul kemudian akan mengendap dan perlahan mengeras untuk membentuk batuan sedimen.

  • Erosi

Erosi merupakan sebuah proses yang terjadi karena adanya pengikisan oleh udara, air, dan es pada sebuah siklus batuan erosi yang akan terjadi setelah batuan intrusif terangkat dan batuan ekstrusif telah mengalami masa pelapukan yang dilakukan oleh air untuk menghilangkan beberapa material sisa pelapukan.

  • Pergerakan Batuan/Pengendapan

Semua material sisa hasil erosi akan terbawa air ke wilayah yang menjadi tempat mengendapnya semua sisa erosi dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus, sehingga sisa material erosi tersebut nantinya akan menumpuk dan mengeras.

Hasil dari pelapukan kristalisasi magma di permukaan lereng yang bergerak akibat gaya gravitasi sebelum akhirnya bergerak melewati air mengalir, angin, maupun gelombang, sehingga partikel hasil pelapukan dan zat yang larutnya akan menjadi sedimen yang mengendap.

Batuan beku yang hancur tersebut kemudian akan bergerak dan berpindah karena aliran air ataupun angin. Pergerakan ini akan terjadi secara terus menerus selama proses siklus batuan akan terjadi.

  • Sedimentasi

Sebagian besar endapan akan bergerak menuju ke arah lautan dan mengendap di daratan sekitar sungai, cekungan gurun, rawa, maupun yang lainnya.

Sedimen yang menumpuk akan mengalami proses litifikasi atau konversi batuan, dimana umumnya batuan sedimen akan memadat karena beban berat pada lapisan atas akan merekat ke air tanah dan meresap pori-pori bahan mineral.

Hasil pergerakan yang sudah hancur kemudian akan mengendap di tempat tertentu hingga menumpuk dan mengeras kembali. Proses ini disebut sedimentasi yang menghasilkan batuan sedimen dikarenakan adanya perekatan senyawa mineral dalam larutan batuan tersebut.

  • Metamorf

Batuan sedimen akan terkubur jauh dalam permukaan bumi akibat adanya proses pembentukan pegunungan maupun penerobosan massa magma yang mengakibatkan tekanan tinggi, sehingga terjadi perubahan lagi menjadi batuan metamorf.

Batuan metamorf merupakan sebuah batuan yang berubah bentuk karena panas dan terdorong jauh ke dalam permukaan bumi yang membuatnya memasuki zona subduksi dan terkena panas bumi yang menjadikannya mencair kembali menjadi magma.

Sehingga, siklus batuan terulang kembali dalam waktu yang berjalan sangat lama. Siklus batuan mempunyai peran penting dalam pembentukan berbagai batuan di bumi, proses penyesuaian lingkungan akan menyebabkan batuan sedimen berubah bentuk menjadi batuan malihan atau batuan metamorf.

  • Pencairan ke Magma

Batuan metamorf di bawah permukaan bumi akan terpapar suhu panas yang tinggi karena adanya tekanan yang sangat besar dari dalam bumi sehingga membuatnya meleleh dan kembali lagi menjadi bentuk magma.

Siklus ini kemudian akan kembali lagi pada tahap awal dan akan terus berlanjut hingga bertahun-tahun lamanya dan menghabiskan waktu hingga jutaan tahun lamanya. 

The post 7 Proses Siklus Batuan dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Siklus Batuan: Pengertian, Jenis, Proses dan Contohnya https://haloedukasi.com/siklus-batuan Mon, 07 Feb 2022 07:14:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31065 Siklus batuan, proses dan jenisnya yang terjadi sebagai sebuah struktur terbentuk di permukaan bumi dan juga berbagai manfaat yang diberikan. Batuan ialah kumpulan-kumpulan ataupun agregat dari mineral yang sudah dalam kondisi membeku ataupun mengeras. Batuan pula diketahui sebagai barang alam yang jadi penyusun utama modul bumi. Bersumber pada riset para pakar, diketahui kalau pembuatan batuan […]

The post Siklus Batuan: Pengertian, Jenis, Proses dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Siklus batuan, proses dan jenisnya yang terjadi sebagai sebuah struktur terbentuk di permukaan bumi dan juga berbagai manfaat yang diberikan.

Batuan ialah kumpulan-kumpulan ataupun agregat dari mineral yang sudah dalam kondisi membeku ataupun mengeras. Batuan pula diketahui sebagai barang alam yang jadi penyusun utama modul bumi.

Bersumber pada riset para pakar, diketahui kalau pembuatan batuan membutuhkan waktu sampai jutaan tahun. Siklus batuan berawal dari terjadinya batuan beku, pelapukan batuan beku, pergerakan batuan, sedimentasi, metamorfosis serta pencairan magma kembali.

Batuan yang terletak di bumi tidak tercipta begitu saja. Meski keras, batuan tidak selamanya jadi batu. Adanya siklus batuan ini terjadi dalam waktu tempuh yang cukup panjang.

Pengertian Siklus Batuan

Siklus batuan merupakan daur hidup yang dirasakan oleh batuan pembuat bumi. Pada dasarnya, batuan di bumi tercipta dari magma serta bersamaan dengan berjalannya waktu akan kembali ke dalam wujud magma.

Proses Siklus Batuan

Penggunaan list bullet dibawah ini salah, ini contoh list bullet yang tepat

  • Secara umum, siklus batuan berawal dari magma, ialah batuan cair yang tercipta jauh di dasar permukaan bumi. Bersamaan dengan berjalannya waktu, magma mendingin serta mengeras. Ini disebut sebagai proses kristalisasi.
  • Untuk proses kristalisasi magma ini diketahui terjadi dalam 2 jenis yaitu terjadi di dasar permukaan bumi dan terjadi juga di atas permukaan bumi setelah terjadinya gunung meletus.
  • Di proses selanjutnya, batuan beku yang terpapar di permukaan bumi akan alami pelapukan. Dalam proses pelapukan, batuan beku secara pelan-pelan sirna serta terurai karena pengaruh setiap hari serta cuaca dari atmosfer, hidrosfer, serta biosfer.
  • Material hasil pelapukan batuan beku yang terletak di permukaan lereng kerap kali bergerak karena pengaruh gaya gravitasi, saat sebelum “diangkut” oleh “agen” erosi, seperti air mengalir, gletser, angin, ataupun gelombang. Setelah itu, partikel-partikel hasil pelapukan batuan beku dan zat terlarut yang disebut sedimen, akan mengendap.
  • Walaupun sebagian besar endapan itu biasanya bergerak dengan tujuan akhir lautan, ada juga bagian yang mengendap di dataran sekitar aliran sungai, cekungan gurun, rawa, bukit pasir, dan lain sebagainya.
  • Sedimen yang menumpuk di bermacam posisi pengendapan itu lalu mengalami proses lithifikasi, yaitu konversi jadi batuan. Endapan umumnya berganti jadi batuan sedimen bila dipadatkan oleh beban berat susunan atasnya ataupun kala direkatkan air tanah yang menyerap mengisi pori-pori dengan bahan mineral.
  • Pada sesi siklus selanjutnya, bila batuan sedimen terkubur jauh di dasar permukaan Bumi, dan ikut serta dalam proses pembuatan pegunungan, ataupun diterobos oleh massa magma. Sehingga terkena tekanan ataupun panas yang besar, akan terjadi perubahan lagi. Batuan sedimen akan bereaksi di lingkungan baru serta berganti jadi jenis ketiga, ialah batuan metamorf.
  • Bila batuan metamorf terpapar tekanan ataupun temperatur panas yang lebih besar lagi, bebatuan itu akan meleleh, serta kembali jadi magma. Selanjutnya, siklus akan kembali terjadi dari awal bila magma mengkristal jadi batuan beku.

Proses di atas menampilkan kalau siklus batuan digerakkan oleh tenaga panas bumi di tahapan awal serta akhir. Ada pula dalam sesi pelapukan yang membentuk batuan sedimen, tenaga matahari berfungsi sebagai penggerak.

Perlu dicatat, apabila tidak terpapar ke atas permukaan, batuan beku dapat senantiasa terkubur di dalam bumi sehingga bisa terkena tekanan serta temperatur besar dalam proses pembuatan gunung. Bila hal ini terjadi, siklus akan melompat, sebab batuan beku langsung berganti jadi batuan metamorf.

Demikian juga, batuan metamorf serta sedimen tidak senantiasa terkubur dan akhirnya kembali jadi magma. Bila hal itu terjadi, susunan atas 2 tipe batuan itu mungkin akan terkikis oleh erosi. Material yang terlepas dari batuan metamorf serta sedimen itu akan jadi bahan baku baru buat pembuatan batuan sedimen.

Jenis- jenis Siklus Batuan dan Contohnya

Secara umum, siklus batuan menimbulkan wujud batu tidak permanen serta menimbulkan 3 tipe batuan. Ketiganya merupakan batuan beku, batuan sedimen, serta batuan metamorf. Tetapi, dari ketiga jenis itu, batuan beku, batuan sedimen, serta batuan metamorf dibedakan lagi jadi beberapa jenis.

Berikut jenis-jenis batuan beku, batuan sedimen, serta batuan metamorf, dan contoh- contohnya

Batuan Beku

Batuan beku tercipta dari magma ataupun lava yang mengeras. Magma ialah batuan cair serta sangat panas yang terletak di dalam kerak bumi/perut bumi.

Contoh Batuan Beku

Terdapat banyak tipe contoh batuan beku yang mudah ditemui di lingkungan sekitar. Berikut beberapa contoh batuan beku beserta ciri, proses pembuatan, sampai manfaat.

  • Batuan Apung

Ciri batuan apung yaitu rupanya keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, serta terapung dalam air. Metode terjadinya dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas.

Manfaat dari batuan ini, yaitu utuk mengamplas ataupun menghaluskan kayu. Ketiak berada di bidang industri biasa digunakan sebagai bahan pengisi dari isolator temperatur tinggi dan lain sebagainya.

  • Batu Obsidian

Ciri-cirinya bercorak, gelap, serta hijau. Wujudnya semacam cermin, serta tidak terdapat kristal-kristal. Metode terjadinya dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat. Manfaatnya bisa sebagai perlengkapan pemotong ataupun ujung tombak, serta dapat dijadikan kerajinan.

  • Batu Granit

Ciri batu granit ialah terdiri atas kristal-kristal agresif, warna putih hingga abu-abu, kadang- kadang jingga. Batuan ini banyak di temukan di wilayah pinggiran tepi laut, sungai besar, serta dasar sungai. Metode terjadinya dari pendinginan magma yang terjadi lambat di dasar permukaan bumi. Setelah itu, manfaatnya yaitu sebagai bahan bangunan.

  • Batu Basalt

Ciri batu basalt ialah terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, serta bercorak hijau keabu-abuan dan berlubang-lubang. Cara terjadinya ialah dari pendinginan lava yang memiliki gas namun gasnya sudah menguap. Manfaatnya yaitu sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan atau pondasi bangunan.

  • Batu Diorit

Karakteristik batu diorit berwarna kelabu bercampur putih, ataupun gelap bercampur putih. Metode terjadinya yaitu berasal dari hasil peleburan dasar samudra yang diketahui bersifat mafic di suatu subduction zone.

Umumnya dibuat pada busur bundaran volkanis, serta membentuk suatu gunung di dalam cordilleran. Batu diorit dapat digunakan selaku ornamen dinding ataupun lantai, serta bahan bangunan.

  • Batu Andesit

Cirinya merupakan batuan bertekstur halus, bercorak abu-abu hijau, ataupun jingga. Metode terjadinya yaitu dari lelehan lava gunung api yang meletus. Pada saat temperatur lava yang telah meleleh tersebut turun sekitar 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. manfaatnya yaitu untuk nisan kuburan, cobek, patung buat hiasan, serta batu pembentuk candi.

  • Batu Gabro

Cirinya yaitu rupanya gelap, hijau, serta abu-abu hitam. Struktur batuan ini masif, tidak ada rongga ataupun lubang udara ataupun retakan-retakan. Batuan ini mempunyai tekstur fanerik sebab mineral-mineralnya bisa dilihat langsung secara kasat mata. Metode terjadinya dari magma yang mengeras di dalam gunung. Manfaatnya yaitu buat pelapis dinding.

  • Batu Liparit

Cirinya bertekstur porfiris, serta biasanya bercorak putih. Mineral pembentuknya yaitu feldspar, kuarsa, biotit.

Batuan Sedimen

Batuan sedimen, merupakan batuan yang tercipta sebab pengendapan ataupun hasil dari pelapukan serta pengikisan batuan yang dihanyutkan oleh air ataupun terbawa oleh tiupan angin. Setelah itu, endapan tersebut jadi keras sebab menemukan tekanan ataupun terdapat zat-zat yang merekat di beberapa bagian endapan.

Contoh Batuan Sedimen

Berikut sebagian contoh batuan sedimen, ciri-cirinya, proses pembentukannya dan manfaatnya selama ini.

  • Batu Konglomerat

Cirinya yaitu material kerikil-kerikil bundar, batu-batu, serta pasir yang merekat satu sama yang lain. Metode terjadinya ialah dari bahan-bahan yang lepas sebab gaya beratnya jadi terpadatkan serta terikat. Manfaatnya sebagai bahan bangunan.

  • Batu Pasir

Cirinya ialah tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah. Metode terjadinya ialah dari bahan-bahan yang lepas sebab gaya beratnya jadi terpadatkan serta terikat. Ada pula manfaatnya selama ini sebagai bahan pembuatan gelas ataupun cermin, serta bahan bangunan.

  • Batu Serpih

Cirinya ialah lunak, baunya semacam tanah liat, butir-butir batuan halus. Setelah itu rupanya hijau, gelap, kuning, merah, ataupun abu-abu. Metode terjadinya ialah dari bahan-bahan yang lepas, kemudian halus sebab gaya beratnya jadi terpadatkan serta terikat. Manfaatnya  ialah sebagai bahan bangunan.

  • Batu Gamping

Cirinya sedikit lunak. Rupanya putih keabu-abuan, dan membentuk gas karbon dioksida kala ditetesi asam. Metode terjadinya ialah dari cangkang fauna lunak semacam siput, kerang, serta fauna laut yang sudah mati. Rangkanya yang dibuat dari kapur tidak musnah, namun memadat serta membentuk batu kapur. Manfaatnya ialah sebagai bahan baku semen.

  • Batu Breksi

Cirinya merupakan gabungan dari pecahan-pecahan letusan gunung berapi. Metode terjadinya ialah dari bahan-bahan yang terlempar tinggi ke udara serta mengendap di suatu tempat. Manfaatnya ialah sebagai kerajinan, serta bahan bangunan.

  • Stalaktit serta Stalagmit

Cirinya bercorak kuning, coklat, krem, keemasan, serta putih. Metode terjadinya ialah dari air yang larut di wilayah karst akan masuk ke lobang-lobang. Setelah itu turun ke gua serta menetes-netes dari atap gua ke bawah gua.

Tetesan-tetesan air yang memiliki kapur lama-kelamaan kapurnya mengeras serta menumpuk sedikit demi sedikit. Kemudian, berganti jadi batuan kapur yang wujudnya runcing-runcing.

  • Batu Lempung

Cirinya bercorak coklat, merah, serta abu-abu. Tercipta dari proses pelapukan batuan beku serta kerap kali ditemui di dekat batuan induknya.

Batuan Metamorf

Batuan Metamorf ataupun Batuan Malihan ialah batuan yang berasal dari batuan sedimen, serta batuan beku yang hadapi pergantian sebab panas serta tekanan. Berikut ini jenis-jenis batuan metamorf.

Contoh Batuan Metamorf

  • Batuan Pualam ataupun Batu Marmer

Karakteristik batuan ini ialah dari kombinasi warna berbeda-beda, memiliki pita-pita warna, serta kristal-kristalnya terlihat sangat agresif. Batu pualam atau marmer tercipta dari batu kapur yang hadapi pergantian temperatur serta tekanan.

  • Batuan Sabak

Karakteristik batuan ini ialah bercorak abu-abu kehijau-hijauan serta gelap. Tercipta dari batu serpih yang terpapar temperatur serta tekanan besar.

  • Batuan Gneiss

Cirinya bercorak putih kebau-abuan, serta ada goresan-goresan yang tersusun dari mineral- mineral.

  • Batuan Sekis

Karakteristik batuan sekis ialah bercorak gelap, hijau serta ungu. Metode terjadinya ialah pada derajat metamorfosa tingkatan menengah.

  • Batuan Kuarsit

Karakteristik batuan kuarsit ialah bercorak Abu-abu, kekuningan, cokelat, serta merah.

  • Batuan Milonit

Karakteristik batuan milonit ialah butir-butirnya lebih halus, serta bisa dibelah. Rupanya seperti abu- abu, kehitaman, coklat, serta biru.

Inilah seputar siklus batuan, proses terjadi dan jenis dari batuan yang biasa terbentuk di bumi ini.  Banyaknya jenis batuan yang tersebar di muka bumi menjadikan Anda bisa lebih memahami cara dari terbentuknya dan manfaat dari masing-masing dari batuan tersebut.

The post Siklus Batuan: Pengertian, Jenis, Proses dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Stalaktit dan Stalagmit: Pengertian dan Perbedaannya https://haloedukasi.com/stalaktit-dan-stalagmit Thu, 03 Sep 2020 03:40:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=10039 Dalam mempelajari berbagai cabang ilmu geografi salah satunya ialah geologi yang membahas tentang batuan. Setelah membahas mengenai batuan sedimen, tentunya kita mengetahui bahwa Stalaktit dan Stalagmit merupakan salah satu jenis dari batuan tersebut. Lalu apa itu Stalaktit dan Stalagmit? Dan apa perbedaan keduanya? Berikut pembahasannya. Pengertian Stalaktit dan Stalagmit Stalaktit Stalaktit (bahasa Yunani: σταλάσσω, stalasso, […]

The post Stalaktit dan Stalagmit: Pengertian dan Perbedaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam mempelajari berbagai cabang ilmu geografi salah satunya ialah geologi yang membahas tentang batuan.

Setelah membahas mengenai batuan sedimen, tentunya kita mengetahui bahwa Stalaktit dan Stalagmit merupakan salah satu jenis dari batuan tersebut.

Lalu apa itu Stalaktit dan Stalagmit? Dan apa perbedaan keduanya? Berikut pembahasannya.

Pengertian Stalaktit dan Stalagmit

  • Stalaktit

Stalaktit (bahasa Yunani: σταλάσσω, stalasso, artinya “yang menetes”) adalah jenis speleothem (mineral sekunder) yang menggantung dari langit-langit gua kapur. Ia termasuk dalam jenis batu tetes (bahasa Inggris: dripstone).

Secara umum, Stalaktit adalah jenis speleothem yang menggantung dari langit-langit gua kapur.

Ia termasuk dalam jenis batu tetes. Stalaktit terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya, yang terendapkan pada larutan air bermineral.

  • Stalagmit

Sedangkan Stalagmit merupakan pembentukan goa secara vertikal. Stalagmit terbentuk dari kumpulan kalsit yang berasal dari air yang menetes.

Stalagmit ditemukan di lantai gua, biasanya langsung ditemukan di bawah stalaktit. Mineral yang dominan dalam pembentukan stalagmit adalah kalsit.

Perbedaan Stalaktit dan Stalagmit

Setelah mengetahui apa itu Stalaktit dan Stalagmit, berikut ini perbedaan dari keduanya:

  • Berdasarkan proses terbentuknya
    Stalaktit terbentuk ketika air yang mengandung berbagai macam mineral terangkut menetes dari langit-langit gua. Sedangkan stalagmit terbentuk berdasarkan akumulasi tetesan air bercampur mineral yang sampai ke dasar gua.
  • Berdasarkan arahnya
    Stalaktit mengarah dari atas ke bawah. Sedangkan arah stalagit mengarah dari bawah ke atas.
  • Berdasarkan asal bentuk
    Stalaktit dapat dibentuk dari proses larutnya batu kapur, lava, es, mineral, lumpur, gambut atau pasir. Stalagmit dapat dibentuk dari proses larutnya batu kapur, lava, es, lumpur, gambut, beton.

The post Stalaktit dan Stalagmit: Pengertian dan Perbedaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>