bentuk gejala sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bentuk-gejala-sosial Mon, 13 Feb 2023 08:24:31 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico bentuk gejala sosial - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bentuk-gejala-sosial 32 32 7 Bentuk Gejala Sosial akibat Perkembangan Zaman https://haloedukasi.com/bentuk-gejala-sosial-akibat-perkembangan-zaman Mon, 13 Feb 2023 08:24:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41353 Gejala sosial merupakan fenomena atau kejadian yang timbul disebabkan oleh berbagai faktor, seperti heterogenitas sosial, perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan zaman. Aspek yang mendorong terjadinya gejala sosial yaitu adanya pengaruh dari pola perilaku dan tindakan individu atau kelompok. Gejala sosial tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan bagaimana wujudnya. Gejala sosial dapat bersifat positif maupun negatif […]

The post 7 Bentuk Gejala Sosial akibat Perkembangan Zaman appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gejala sosial merupakan fenomena atau kejadian yang timbul disebabkan oleh berbagai faktor, seperti heterogenitas sosial, perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan zaman. Aspek yang mendorong terjadinya gejala sosial yaitu adanya pengaruh dari pola perilaku dan tindakan individu atau kelompok.

Gejala sosial tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan bagaimana wujudnya. Gejala sosial dapat bersifat positif maupun negatif bagi masyarakat, tergantung pada situasi yang sedang dihadapi oleh masyarakat.

Berikut adalah penjelasan mengenai enam contoh gejala sosial yang disebabkan oleh perkembangan zaman.

1. Perkembangan Pendidikan

Perkembangan sistem pendidikan dapat dilihat dari berbagai macam aspek, seperti kurikulum yang diterapkan, metode pengajaran guru, dan metode belajar siswa.

Saat ini, sekolah-sekolah di Indonesia sedang menerapkan kurikulum 2013 yang menekankan siswa agar lebih kritis, selalu bertanya, mampu menganalisis, dan senang berdiskusi.

Metode atau cara mengajar guru di kelas juga mengalami perubahan. Pada awalnya, metode yang diaplikasikan selama mengajar yaitu dengan metode konvensional seperti ceramah. Namun, cara tersebut dirasa tidak efektif untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar.

Oleh karena itu, saat ini guru diharapkan dapat mempraktikkan metode mengajar modern dengan bantuan teknologi, misalnya metode diskusi dan problem solving (pemecahan masalah).

Tidak hanya dilihat dari aspek metode mengajar saja, perkembangan pendidikan juga dapat dilihat dari berbagai jenis lembaga pendidikan yang saat ini berdiri.

Contohnya, boarding school, sekolah nasional plus, sekolah nasional, sekolah internasional, sekolah alam, madrasah, dan homeschooling.

2. Industrialisasi

Industrialisasi dapat diartikan sebagai perubahan sistem pencarian masyarakat yang sebelumnya di bidang agraris menjadi masyarakat industri. Salah satu karakteristik industrialisasi adalah berdirinya berbagai pabrik untuk memproduksi barang-barang yang berguna bagi kehidupan masyarakat.

Selain terdapat pabrik-pabrik sebagai tempat produksi, ciri industrialisasi lainnya yaitu adanya teknologi yang berkembang pesat. Teknologi sangat berperan penting terhadap jalannya proses industri khususnya pada tahap produksi. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan industri, tenaga manusia tidak lagi dibutuhkan, sebab telah tergantikan oleh tenaga mesin.

Industri merupakan suatu kegiatan untuk memproses atau mengolah berbagai jenis barang dengan menggunakan alat bantuan mesin. Oleh karena itu, dalam waktu yang singkat, pabrik dapat menghasilkan barang dengan jumlah besar dan beranekaragam.

Kehadiran industrialisasi membawa manfaat dan keuntungan bagi masyarakat, misalnya membuka lapangan pekerjaan dan terciptanya berbagai inovasi.

Namun di sisi lain, industrialisasi juga membawa dampak negatif, seperti anggota masyarakat menjadi semakin konsumtif (boros), rusaknya lingkungan dan ekosistem alam, serta terjadinya pergeseran sosialisasi dalam keluarga.

3. Perkembangan Teknologi dan Penemuan Baru

Di era modern seperti saat ini, banyak sekali penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang selalu dinantikan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan adanya penemuan baru di bidang teknologi dapat membantu dan meringankan pekerjaan masyarakat.

Hadirnya teknologi di bidang telekomunikasi juga memberi dampak yang positif, seperti semakin efektif dan efesien dalam menukar informasi.

Perkembangan teknologi dapat dikategorikan menajdi dua jenis, yaitu pertama di bidang nonfisik, seperti software (perangkat lunak/program) pada komputer dan media sosial. dan fisik. Kedua, di bidang fisik/benda, misalnya otomotif, elektornik, dan gadget (telepon seluler, tablet, laptop, dan komputer).

4. Penanaman Nilai Kearifan Lokal

Salah satu dampak akibat adanya perkembangan zaman adalah tergerusnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang telah dijunjung tinggi oleh anggota masyarakat sejak generasi terdahulu.

S. Swarsi mendefinisikan kearifan lokal sebagai kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional.

Kearifan lokal merupakan nilai yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat setempat. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut dapat bertahan dalam waktu yang lama hingga menjadi suatu kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan oleh seluruh anggota masyarakat.

Kearifan lokal memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

  • Mampu bertahan terhadap gempuran budaya asing.
  • Memiliki kemampuan untuk mengontrol anggota masyarakat.
  • Mampu memberikan petunjuk terhadap perkembangan budaya.
  • Memiliki keahlian untuk mengakomodasi segal unsur yang dibawa oleh budaya asing.
  • Mampu menyatukan unsur budaya luar dalam budaya asli masyarakat.

Agar budaya dan kearifan lokal tidak memudar dan kemudian hilang, diperlukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Berbagai upaya tersebut adalah dengan cara menanamkan, memahami, dan mempraktikkan nilai kearifan lokal agar tetap mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah perkembangan masyarakat yang semakin modern.

5. Kemiskinan

Soerjono Soekanto berpendapat bahwa kemiskinan merupakan suatu keadaan ketika seseorang tidak mampu memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok. Selain itu, kemiskianan juga diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Salah satu indikator yang termasuk dalam kemiskinan yaitu ketidaksanggupan seseorang mencukupi kebutuhan dasar (primer), seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kemiskinan merupakan salah satu contoh permasalahan sosial yang sampai saat ini masih dapat dijumpai dan belum ada solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.

Berdasarkan situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia pada September 2022 menyentuh angka 9.57 persen. Angka kemiskinan yang semakin meningkat tersebut turut menjadi faktor semakin tingginya angka kriminalitas, seperti   pencurian, perampokan, penculikan, dan begal motor.

5. Pengangguran

Pengangguran merupakan istilah yang dipakai untuk orang yang tidak memiliki pekerjaaan atau sedang berusaha mencari pekerjaan yang layak.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada bulan Agustus 2022 sebesar 143,74 juta orang. Dengan hasil tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke-58 dunia dengan angka pengangguran mencapai 5.5 persen pada tahun 2022.

Banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, salah satunya yaitu jumlah lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan pencari kerja. Selain itu, rendahnya keterampilan yang dimiliki masyarakat dalam menggunakan teknologi juga menjadi penyebab terjadinya pengangguran.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran, misalnya dengan cara melaksanakan bimbingan dan sosialisasi menganai keterampilan kerja, mendirikan Badan Latihan Kerja (BLK), membuka lapangan kerja, melakukan pemberdayaan masyarakat, dan memperbaiki kualitas sistem pendidikan.

7. Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial atau juga lebih dikenal dengan istilah kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya ketidaksetaraan/ketidakadilan dalam masyarakat. Salah satu bentuk ketimpangan sosial yaitu ketimpangan di bidang pendidikan desa kota.

Di desa, perkembangan pendidikan berlangsung lambat karena sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mangajar dinilai masih belum cukup layak. Selain itu, minimnya guru dengan kemampuan yang profesional dan mumpuni juga menjadi faktor rendahnya kualitas pendidikan di desa.

Sementara itu, kondisi pendidikan di kota besar sangat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyak jenis dan jumlah sekolah dengan kualitas yang memadai, mulai dari sekolah negeri, swasta, keagamaan, hingga internasional.

Adanya ketimpangan sosial dalam masyarakat menimbulkan berbagai dampak atau akibat. Dampak tersebut dapat bersifat menguntungkan maupun merugikan.

Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dirasakan akibat adanya ketimpangan sosial yaitu;

  • Muncul ketidakadilan dalam masyarakat yang sangat merugikan golongan terterntu.
  • Menimbulkan kecemburuan sosial.
  • Melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas.
  • Hubungan sosial antaranggota masyarakat menjadi terbatas dikarenakan adanya perbedaan status sosial dalam masyarakat.

Dalam mengatasi ketimpangan sosial diperlukan peran seluruh pihak, seperti pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketimpangan sosial, yaitu:

  • Meningkatkan kualitas pendidikan terutama di daerah tiga T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
  • Memperbaiki kualitas layanan kesehatan, agar setiap golongan masyarakat dapat
  • Melaksanakan pemberdayaan kelompok secara merata.
  • Menciptakan lapangan pekerjaan.
  • Mengoptimalkan peran ZIS (Zakat, Infaq, dan Sadaqah).
  • Melaksanakan perpindahan pendudukan (mobilitas georafis) seperti transmigrasi, migrasi, dan urbanisasi.

The post 7 Bentuk Gejala Sosial akibat Perkembangan Zaman appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Bentuk Gejala Sosial akibat Pengaruh Heterogenitas Sosial https://haloedukasi.com/bentuk-gejala-sosial-akibat-pengaruh-heterogenitas-sosial Mon, 13 Feb 2023 07:18:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41352 Heterogenitas sosial atau yang lebih dikenal sebagai keanekaragaman sosial merupakan situasi yang ditandai oleh berbagai jenis identitas yang ada dalam masyarakat, seperti budaya, ras, etnis, suku bangsa, agama, profesi, jenjang pendidikan, dan lain-lain. Heterogenitas sosial dapat memengaruhi kehidupan masyarakat dan mendorong terjadinya berbagai gejala sosial. Berikut adalah tiga contoh bentuk gejala sosial yang timbul dalam […]

The post 3 Bentuk Gejala Sosial akibat Pengaruh Heterogenitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Heterogenitas sosial atau yang lebih dikenal sebagai keanekaragaman sosial merupakan situasi yang ditandai oleh berbagai jenis identitas yang ada dalam masyarakat, seperti budaya, ras, etnis, suku bangsa, agama, profesi, jenjang pendidikan, dan lain-lain.

Heterogenitas sosial dapat memengaruhi kehidupan masyarakat dan mendorong terjadinya berbagai gejala sosial. Berikut adalah tiga contoh bentuk gejala sosial yang timbul dalam masyarakat, yaitu:

1. Ketidaksetaraan Gender

Banyak orang yang berpikir bahwa gender dan seks (jenis kelamin) memiliki pengertian yang sama. Namun pada kenyataannya, kedua istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seks (jenis kelamin) adalah perbedaan biologis dan fisiologis antara laki-laki dan perempuan, seperti organ reproduksi, kromosom, hormonal, dan lain-lain.

Sementara itu, gender diartikan sebagai konstruksi masyarakat tentang ciri-ciri perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran, serta hubungan antara perempuan dengan laki-laki.

Mansour Fakih dalam bukunya Analisis Gender dan Transformasi Sosial mendefinisikan seks (jenis kelamin) sebagai pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Sementara itu, gender merupakan sifat yang melekat pada kaum lakai-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.

Dapat disimpulkan bahwa gender merupakan perbedaan standar perilaku dan tindakan yang ideal bagi laki-laki maupun perempuan. Contohnya dalam masyarakat, perempuan dipandang harus bertingkah laku lemah lembut, penyabar, dan memiliki tutur kata yang halus (feminim). Sedangkan laki-laki mempunyai ciri khas maskulin yaitu harus tangguh dan kuat.

Konstruksi masyarakat mengenai perbedaan peran dan perilaku antara perempuan dan laki-laki tersebut menimbulkan berbagai dampak, salah satunya yaitu muncul ketidaksetaan gender di berbagai bidang kehidupan.

Menurut Mansour Fakih dalam buku yang sama, ketidaksetaraan gender merupakan ketidakadilan bagi perempuan maupun laki-laki berdasarkan sistem dan struktur yang ada, seperti manifestasi yaitu marjinalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban kerja. Hal tersebut dikarenakan perempuan tidak memperoleh akses, partisipasi, dan kontrol yang setara dengan laki-laki untuk mencapai sumber daya.

2. Stratifikasi Sosial

Soerjono Soekanto mengartikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan posisi atau kedudukan individu atau kelompok secara vertiKal (bertingkat). Menurut Max Weber, stratifikasi sosial adalah suatu penggolongan masyarakat dalam sistem sosial pada tingkatan menurut privilese (hak istimewa), prestise (kehormatan), dan kekuasaan.

Berdasarkan dua pendapat ahli di atas, statifikasi sosial atau juga biasa disebut dengan struktur sosial vertikal merupakan penggolongan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara berjenjang atau bertingkat.

Tingkatan-tingkatan tersebut pada umunya didasarkan pada kritreria kekayaan, kehormatan, kekuasaan, dan ilmu pengetahuan (jenjang pendidikan). Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

  • Kekayaan

Individu atau kelompok yang bergelimang kekayaan menempati lapisan atau kelas sosial paling atas. Patokan kekayaan individu dapat diamati dari kepemilikan harta benda, penghasilan yang didapatkan, bentuk rumah, luas tanah, gaya hidup, dan cara berpakaian.

Contohnya pada masyarakat kapitalis yang terbagi menjadi dua kelas sosial, yaitu kelas borjuis sebagai pemilik modal mendiami tingkatan sosial teratas. Sementara itu, kelas proletar sebagai pekerja/buruh mendiami tingkatan sosial paling bawah.

  • Kekuasaan

Individu atau kelompok dapat menduduki lapisan sosial teratas apabila memiliki kekuasaan atau wewenang yang besar dalam sebuah organisasi. Kekuasaan selalu identik dengan politik, sehingga individu memiliki status dan peran penting di dalamnya dapat menduduki strata paling atas.

Contoh stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan yaitu, Presiden, ketua DPR, Kapolri, pemimpin partai politik, pemimpin daerah, dan pemimpin organisasi besar.

  • Kehormatan

Anggota masyarakat yang dianggap memiliki status sosial yang lebih terhormat, disegani, dan dihargai oleh masyarakat setempat menduduki lapisan sosial tertinggi dalam masyarakat.

Kehormatan dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya keturunan, kelahiran, atau jasa yang telah dilakukan demi kepentingan bersama.

  • Ilmu Pengetahuan

Kriteria ilmu pengetahuan merupakan salah satu kriteria atau dasar pelapisan masyarakat secara vertikal yang dinilai dari kepemilikan gelar akademik atau profesi yang digeluti. Jadi, bukan dinilai dari kualitas ilmu pengetahuan atau bidang studi yang dipelajari pada saat mengeyam pendidikan.

Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh individu atau kelompok, maka semakin tinggi pula posisi yang ditempatinya dalam lapisan sosial.

3. Diferensiasi Sosial

George Ritzer berpendapat bahwa diferensiasi sosial adalah proses penempatan individu ke dalam berbagai kategori yang berbeda dan mengacu pada kehidupan sosialnya.

Sementara itu, menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial diartikan sebagai variasi pekerjaan dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat yang berkaitan dengan interaksi sosial.

Dengan demikian, diferensiasi sosial adalah penggolongan individu atau kelompok ke dalam struktur sosial yang bersifat horizontal. Artinya, penggolongan tersebut bersifat setara atau dengan kata lain tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah semuanya berada dikedudukan yang sama.

Beberapa contoh bentuk diferensiasi sosial antara lain, agama, ras, profesi, adat istiadat, dan gender. Berikut adalah penjelasannya.

  • Diferensiasi Profesi

Bentuk diferensiasi sosial ini berhubungan dengan perbedaan mata pencarian yang dilakukan oleh anggota masyarakat.

Pekerjaan atau profesi dalam masyarakat memiliki jenis yang beranekaragam, seperti pedagang, peternak, petani, pegawai, buruh, nelayan, pejabat pemerintah dan pengusaha.

  • Diferensiasi Gender

Diferensiasi gender merupakan bentuk penggolongan anggota masyarakat yang berlandaskan peran dalam  lingkungan sosial dan budaya. Baik perempuan maupun laki-laki mempunyai kedudukan dan peran yang setara.

Selain itu, laki-laki dan perempuan juga memiliki kualifikasi, kemampuan, serta keahlian yang tidak dapat dibandingkan sehingga bersifat seimbang.

  • Diferensiasi Agama

Diferensiasi agama dialami dalam masyarakat yang memiliki agama atau keyakinan yang berbeda. Setiap agama mengajarkan tentang kebaikan dan memberikan pedoman hidup kepada umatnya.

Oleh sebab itu, agama memiliki sifat setara atau sama. Dalam kehidupan masyarakat, setiap individu diharuskan untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

  • Diferensiasi Budaya

Ciri budaya yaitu berdasarkan ciri budaya yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan hidup, tradisi, dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Contohnya seperti bahasa dan adat istiadat.

  • Diferensiasi Ras

Bentuk diferensiasi ini didasarkan pada perbedaan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh individu atau kelompok dalam masyarakat. Berbagai ciri fisik tersebut seperti warna kulit, bentuk tengkorak, hidung, dan rambut.

The post 3 Bentuk Gejala Sosial akibat Pengaruh Heterogenitas Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>