bimbingan konseling - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bimbingan-konseling Wed, 02 Mar 2022 02:03:00 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico bimbingan konseling - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bimbingan-konseling 32 32 Teori Kebutuhan Maslow: Pengertian, Konsep dan Pembagian https://haloedukasi.com/teori-kebutuhan-maslow Wed, 02 Mar 2022 02:02:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31777 Abraham Maslow, adalah seorang tokoh Humanistik yang memperkenalkan ke seluruh dunia tentang teorinya. Ia terkenal dengan pemikiran out of the box, namun jika dipikir kembali. Teori-teorinya memang sangat relate dengan kehidupan manusia. Termasuk dengan teori yang akan terbahas dalam artikel kali ini. Berikut ulasannya: Pengertian Teori Kebutuhan Maslow Dalam beberapa literatur yang ada. Teori kebutuhan […]

The post Teori Kebutuhan Maslow: Pengertian, Konsep dan Pembagian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Abraham Maslow, adalah seorang tokoh Humanistik yang memperkenalkan ke seluruh dunia tentang teorinya.

Ia terkenal dengan pemikiran out of the box, namun jika dipikir kembali. Teori-teorinya memang sangat relate dengan kehidupan manusia.

Termasuk dengan teori yang akan terbahas dalam artikel kali ini. Berikut ulasannya:

Pengertian Teori Kebutuhan Maslow

Dalam beberapa literatur yang ada. Teori kebutuhan menurut Abraham Maslow adalah teori yang memunculkan sebuah motivasi dalam diri manusia.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hidup secara keseharian. Pendapat tersebut tercetus ketika ia menerbitkan sebuah buku.

Bertajuk “A Theory of Human Motivation”, yang rilis pada tahun 1943. Dalam teori tersebut, terbagi atas 5 jenis kebutuhan manusia dalam kehidupannya.

Banyak orang yang mengenalnya sebagai “piramida kebutuhan manusia”. Dan yang paling tertinggi, adalah kebutuhan manusia, dalam aspek “aktualisasi diri”.

Untuk mencapai puncak kebutuhan tertinggi, pada dasarnya seorang manusia harus memenuhi kebutuhan dasar mereka terlebih dahulu. Baru mereka bisa menaikkan level kebutuhannya.

Konsep Teori Abraham Maslow

Adapun konsep daripada teori kebutuhan Abraham Maslow, yang terbagi atas beberapa poin, diantararnya adalah:

  • Seseorang bisa memenuhi kebutuhan paling tertingginya, ketika kebutuhan dasar yang ada sudah terpenuhi dengan sempurna.
  • Dalam mencapai tingkatan yang lebih tinggi masalah persoalan kebutuhan, mereka akan menggunakan kuasa mereka untuk bisa naik level.
  • Kuasa tersebut ialah sebuah “motivasi”. Hal tersebut terbagi atas 2 jenis, yang bisa dimanfaatkan.
  • Pertama ada deficiency growth adalah sebuah motivasi yang berasal dari perspektif “kekurangan” seorang individu. Kemudian dijadikan sebagai kekuatan untuk bisa naik level.
  • Kedua ada motivation growth adalah motivasi yang mengarah ke sebuah perkembangan. Dimana prosesnya nanti, bisa menjadi motivasi mereka untuk naik level dalam memenuhi kebutuhannya.

Pembagian Hierarki Kebutuhan Maslow

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Dalam teori kebutuhan menurut Abraham Maslow, terbagi atas beberapa pembagian.

Terdiri atas 5 bagian, yang ternyata dalam aspek kehidupan manusia, hampir secara keseluruhan tergolong dalam beberapa bagiannya.

  • Kebutuhan Fisiologis

Yang pertama ada kebutuhan fisiologis. Dimana untuk kebutuhan ini lebih kepada kepentingan diri secara fisik dan sejenisnya.

Contoh paling konkretnya adalah kebutuhan akan makan, minum, istirahat, kebutuhan seksual, dan sebagainya.

  • Kebutuhan Rasa Aman

Yang selanjutnya ada kebutuhan rasa aman. Kebutuhan tersebut lebih prefer kepada suatu tindakan perlindungan.

Atau suatu rasa yang membuat mereka nyaman, aman, dan terhindar dari bahaya yang mengintai mereka.

Seperti contohnya adalah membutuhkan tempat tinggal yang nyaman dan bisa melindungi mereka dari panas dan dinginnya udara.

Atau level yang agak tinggi, seperti mendapatkan rasa aman karena adanya perlindungan hukum ketika seorang individu terkena kasus tertentu dan menjadi korban, dan sebagainya.

  • Kebutuhan Sosial

Yang ketiga ada kebutuhan sosial. Kebutuhan ini menitiberatkan pada manusia memenuhi kebutuhannya secara sosial.

Seperti misanya kebutuhan akan mendapatkan kasih sayang, cinta, hak kepemilikan atas hal tertentu. Hingga kebutuhan akan pengakuan dari orang lain.

Beberapa jenis kebutuhan sosial tersebut, biasanya akan mereka dapati di lingkungan sosial mereka. Entah dari pertemanan, rekan kerja, pasangan, dan sebagainya.

  • Kebutuhan Akan Sebuah Penghargaan

Untuk kebutuhan jenis ini, terbagi atas dua bagian. Mengingat hal tersebut bisa di dapatkan dari diri sendiri, juga dari orang lain.

  • Dari Diri Sendiri

Jika tidak asing dengan kata self reward. Itu merupakan salah satu sikap dari menghargai diri sendiri.

Atas semua proses seorang individu untuk bisa mencapai tingkat kesuksesan yang diinginkan atau yang tidak terduga.

Self reward tersebut bisa berbagai bentuk. Seperti berbelanja untuk diri sendiri, traveling untuk menyenangkan diri sendiri, dan sejenisnya.

  • Dari Orang Lain

Selanjutnya dari orang lain. Dimana seorang individu dihargai atas kerja keras mereka untuk mencapai suatu hal dalam hidupnya.

Atau telah sukses melaksanakan suatu tugas dari atasan jika dalam dunia kerja. Penghargaan tersebut juga bisa berbagai bentuk.

Contohnya seperti appreciation, sanjungan, hingga penobatan kepada individu tersebut, karena telah mencapai rencana yang telah terkoordinir sedemikian rupa di perusahaan mereka bekerja.

  • Kebutuhan Aktualisasi Diri

Yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri. Jenis tersebut merupakan paling tinggi menurut Abraham Maslow.

Dimana tahap tersebut, manusia sudah merasa menjadi “manusia” seutuhnya. Mengingat mereka sudah mengerti bagaimana cara mengekspresikan dirinya.

Mengerti apa yang dia mau, hingga sampai memikirkan bagaimana cara mereka untuk bisa berdampak bagi orang lain.

Contoh dari aktualisasi diri antara lain:

  1. Menerima diri dan keadaan diri sendiri
  2. Menerima realita yang ada dalam kehidupan serta bisa menyikapinya
  3. Problem centering, atau lebih mudahnya adalah seorang individu bisa melakukan kegiatan tolong menolong, serta bisa menjadi pemecah masalah, mencari alternatif dalam menghadapi problem tertentu.
  4. Spontanitas, dalam hal ini tindakan yang dilakukan (bentuk positif) adalah spontan, reflek, dan sebagainya.

Jadi, untuk bisa berada di tahap “aktualisasi diri”. Seseorang harus memenuhi 4 kebutuhan paling dasar dan tengah terlebih dahulu.

Seperti fisiologis, rasa aman, penghargaan, juga sosial. Dengan begitu manusia akan merasa dirinya seutuhnya “manusia”.

The post Teori Kebutuhan Maslow: Pengertian, Konsep dan Pembagian appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Psikologi Abnormal: Pengertian – Teori dan Ruang Lingkupnya https://haloedukasi.com/psikologi-abnormal Tue, 23 Nov 2021 03:43:53 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28092 Setelah membahas mengenai psikologi sastra, berikut kita akan membahas mengenai Psikologi Abnormal. Pengertian Psikologi Abnormal Psikologi Abnormal adalah salah satu jenis ilmu psikologi yang mempelajari pola perilaku yang abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang yang mengalami abnormalitas. Cakupan psikologi abnormal ini sangat luas dari sekedar gangguan psikologi saja. Psikologi abnormal mempunyai beragam istilah […]

The post Psikologi Abnormal: Pengertian – Teori dan Ruang Lingkupnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setelah membahas mengenai psikologi sastra, berikut kita akan membahas mengenai Psikologi Abnormal.

Pengertian Psikologi Abnormal

Psikologi Abnormal adalah salah satu jenis ilmu psikologi yang mempelajari pola perilaku yang abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang yang mengalami abnormalitas.

Cakupan psikologi abnormal ini sangat luas dari sekedar gangguan psikologi saja. Psikologi abnormal mempunyai beragam istilah yang spesifik, seperti mental illness, mental disorder, perilaku maladaptive, psikopatology, emotional discomfort, dan gangguan mental.

Berikut ini pengertian psikologi menurut para ahli yang perlu kamu ketahui:

  • Menurut Singgih Dirgagunarsa, Psikologi abnormal yang disebut juga sebagai psikopatologi adalah bidang psikologi yang berkaitan dengan hambatan atau kelainan kepribadian, di mana ini menyangkut isi dan proses kejiwaan.
  • Menurut Kartini Kartono, Psikologi abnormal adalah cabang ilmu psikologi yang menyelidiki bentuk abnormalitas jiwa dan gangguan metal.

Teori Psikologi Abnormal

Terdapat beberapa aliran terori yang menjadi dasar perkembangan psikologi abnormal, yaitu:

  • Psikodinamika
    Sigmund Freud adalah seorang ahli yang mengemukakan psikodinamika. Menurut psikodinamika terdapat tiga struktur dalam kepribadian yaitu, id, ego, dan superego. Ketika struktur tersebut menjadi kekuatan yang saling bertentangan. Fungsi keseimbangan yang dinamis antara id, ego, superego sebagai struktur psikis yang merupakan kesehatan mental.
  • Behaviorisme
    Teori ini dikemukakan oleh John B. Watson dan Ivan Pavlov. Behavorisme ini meyakini adanya peran dari belajar untuk menjelaskan perilaku baik itu perilaku normal maupun abnormal.
  • Kognitif-Sosial
    Albert Bandura, Walter Mischel dan Julian B Rotteryang mengemukakan teori kognitif sosial ini. Di mana teori ini berfokus pada peranan kognisi atau proses berpikir belajar melalui pengamatan ataupun modeling dari perilaku manusia lain.
  • Humanistik
    Teori Humanistik dikemukakan oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers. Dalam teori ini ada dorongan untuk mencapai self actualization atau aktualisasi diri. Aktualisasi diri yang dimaksud menjadi apa pun yang mampu diraih. Teori ini percaya bahwa manusia adalah aktor dan bukan reaktor dalam kehidupan.
  • Kognitif
    Psikiater Aaron Beck dan Psikolog Albert Ellis yang mengembangkan model teori kognitif dan digunakan dalam pola perilaku abnormal. Teori kognitif menggunakan pendekatan pemrosesan informasi dengan menjelaskan pola perilaku abnormal.
  • Diatesis Stres
    Diatesis stres merupakan suatu predisposisi atau kerentanan pada gangguan tertentu. Pada teori ini menjelaskan bahwa masalah-masalah yang terjadi dari perilaku abnormal meliputi interaksi antara peristiwa dan kerentanan. Peristiwa ini dapat menyangkut pengalaman kehidupan yang penuh dengan kestresan.

Ruang Lingkup Psikologi Abnormal

  • Assesment
    Asessment adalah proses di mana informasi mengenai subyek atau klien dikumpulkan. Assesment bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan informasi yang detail tentang seseorang.
  • Intervensi
    Intervensi adalah upaya yang dilakukan dengan mengubah beberapa aspek dari seseorang seperti pikiran, perilaku dan perasaan. Intervensi ini dilakukan supaya seseorang menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupannya.
  • Penelitian
    Penelitian dalam psikologi abnormal adalah kegiatan di mana dalam psikologi abnormal dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori dan bagaimana cara praktik dari teori tersebut. Penelitian psikologi abnormal juga dilakukan untuk memahami keunikan individu mulai dari perasaan, perilaku dan pikiran.

Obyek Kajian Psikologi Abnormal

Para ahli psikologi abnormal biasanya melakukan klasifikasi terhadap gangguan psikologis yang berdasarkan pada DSM dan PPDGJ untuk Indonesia. Berikut ini beberapa contoh golongan dari gangguan psikologis, antara lain:

  • Gangguan kecemasan dan peristiwa traumatis
    Gangguan kecemasan merupakan gangguan yang tidak mampu dalam mengatasi kecemasan atau biasa disebut dengan anxiety. Individu yang mengalami gangguan kecemasan dapat mengalami kecemasan dalam situasi tertentu dimana orang lain tidak mengalaminya. Berdasarkan DSM IV gangguan kecemasan, meliputi Gangguan panik dengan agoraphobia atau tanpa agoraphobia, agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik, phobia spesifik, phobia sosial, gangguan stres setelah traumatik, gangguan stres akut, gangguan kecemasan umum, gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi, dan gangguan obsesif-kompulsif.
  • Gangguan Suasana Perasaan
    Gangguan suasana perasaan ini mengacu pada gejala yang dapat menimbulkan perubahan suasana perasaan seseorang dengan ekstrem, dan perubahan suasana perasaan ini dapat bertahan dalam jangka waktu lama sehingga mengganggu tanggung jawab normal. Beberapa jenis gangguan perasaan meliputi Episode maniac, gangguan depresi, gangguan bipolar, gangguan distimik, gangguan siklotimik, dan bunuh diri.
  • Gangguan kepribadian
    Gangguan kepribadian merupakan istilah yang digunakan dalam kondisi bagaimana cara dalam memahami situasi, cara dalam berpikir dan berhubungan individu dengan orang lain yang tidak berfungsi. Gangguan kepribadian memiliki potensi yang dapat merusak diri sendiri dan individu dapat berperilaku acuh pada situasi di sekitarnya.

Manfaat Psikologi Abnormal

Psikologi abnormal dapat memberikan manfaat dalam dunia psikologi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini manfaat dari psikologi abnormal, antara lain:

  • Psikologi abnormal bermanfaat di dalam bidang konseling dan psikiatri untuk membantu memahami klien atau pasien.
  • Psikologi abnormal bermanfaat di dalam keilmuannya, seperti mengembangkan metode intervensi, dalam penelitian serta bebagai alat Bandu yang memudahkan intervensi klinis pada subyek yang teridentifikasi mengalami abnormalitas.
  • Bagi Konselor, manfaat psikologi abnormal adalah dapat membantu dalam melakukan penanganan dan pencegahan terjadinya gangguan psikologis pada peserta didik.
  • Dengan mempelajari psikologi abnormal, maka seseorang akan mendapatkan manfaat berupa pemahaman dan pengetahuan mengenai jenis, gejala, pencegahan, penyebab dan penanganan dari perilaku abnormal.
  • Psikologi abnormal juga bermanfaat untuk individu yang mengalami abnormalitas yang dapat melakukan fungsi sosial dengan normal.

Kesimpulan Pembahasan

Psikologi abnormal merupakan salah satu jenis ilmu psikologi yang mempelajari tentang pola perilaku yang abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang yang mengalami abnormalitas.

Namun perlu diketahui juga bahwa abnormal dengan buruk itu berbeda, begitu juga dengan perbedaan dari normal dan abnormal yang tidak sama dengan perbedaan dari baik dan buruk.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kasus bunuh diri dan mengurangi pemikiran negatif masyarakat dan agar masyarakat lebih sadar mengenai kesehatan mental masing-masing sehingga turut serta dalam menjaga kesehatan mental di lingkungan sekitar.

Perlu diketahui juga bahwa ketidaknormalan itu tidak selamanya adalah sesuatu yang buruk. Tetaplah bertahan untuk dirimu sendiri para pejuang kesehatan mental.

The post Psikologi Abnormal: Pengertian – Teori dan Ruang Lingkupnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Psikologi Sastra: Pengertian – Tujuan dan Contohnya https://haloedukasi.com/psikologi-sastra Tue, 23 Nov 2021 03:39:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28109 Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Sastra. Berikut pembahasannya. Pengertian Psikologi Sastra Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta yang artinya “tulisan yang mengandung instruksi atau pedoman”. Dalam hal ini sastra lebih cenderung ke arah fiksi atau merujuk pada kesusastraan, yaitu karya sastra penulisan yang mengandung keindahan dan unsur sendiri, seperti puisi, […]

The post Psikologi Sastra: Pengertian – Tujuan dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Sastra. Berikut pembahasannya.

Pengertian Psikologi Sastra

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta yang artinya “tulisan yang mengandung instruksi atau pedoman”. Dalam hal ini sastra lebih cenderung ke arah fiksi atau merujuk pada kesusastraan, yaitu karya sastra penulisan yang mengandung keindahan dan unsur sendiri, seperti puisi, drama, dan esai.

Sedangkan Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental manusia, di mana psikologi cenderung ke arah yang berdasarkan fakta (Jatman, 1985). Psikologi biasanya digunakan pengarang dalam memilih karakter tokoh untuk jalan ceritanya.

Jadi, psikologi sastra adalah kajian sastra yang berpusat pada aktivitas kejiwaan baik dari tokoh yang ada dalam karya sastra, pengarang yang menciptakan karya sastra, ataupun pembaca sebagai penikmat karya sastra.

Psikologi sastra adalah dua cabang atau aspek pengetahuan yang berbeda tetapi keduanya memiliki berbagai keterkaitan.

Sedangkan berikut ini pengertian psikologi sastra menurut para ahli yang perlu kamu ketahui, antara lain:

  • Endaswara (2011:96)
    Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang sebuah karya sebagai aktivitas kejiwaan. Di mana pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karyanya dalam berkarya. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh apabila kebetulan teks berupa prosa maupun drama.
  • Wellek dan Austin (1989:90)
    Psikologi sastra menurut Wellek dan Austin mempunyai empat arti. Pertama, psikologi sastra adalah pemahaman kejiwaan penulis sebagai pribadi atau tipe. Kedua, pengkajian terhadap proses kreatif dari karya tulis tersebut. Ketiga, analisa terhadap hukum-hukum psikologi yang di terapkan dalam suatu karya sastra. Dan yang keempat, psikologi sastra dijadikan sebagai studi atas dampak dari sastra terhadap kondisi kejiwaan pembaca.
  • Ratna (240:350)
    Psikologi sastra menurut Ratna adalah analisa terhadap sebuah karya sastra dengan menggunakan pertimbangan dan relevansi ilmu psikologi. Hal tersebut artinya penggunaan ilmu psikologi dalam melakukan analisa terhadap karya sastra dari sisi kejiwaan pengarang, tokoh maupun para pembaca.

Sejarah Perkembangan Psikologi Sastra

Sejarah perkembangan Psikologi sastra dilatar belakangi oleh meluasnya ajaran-ajaran dari Freud yang diterbitkan dalam buku The Interpretation of Dreaming dan Three Contributions to a Theory of Sex.

Selain itu, pendekatan psikologi sastra lainnya juga muncul oleh I.A Richards yang merilis buku Principles of Literary. Dalam buku tersebut menjelaskan hubungan kritik sastra dengan uraian-uraian pada psikologi sistematik.

Menurut Richard, bahasa kritik sastra tersebut akan sangat mendukung pandangannya apabila karya sastra adalah objek yang estetik dan tidak memiliki pengaruh, karena sastra sendiri adalah sebuah pengalaman pribadi dari pembaca.

Pendekatan psikologi sastra lainnya juga muncul dari Wordworth yang merupakan penyair romantik. Beliau menjelaskan bahwa psikologi dapat digunakan dalam menguraikan puisi.

Freud yang juga merupakan psikoanalisis juga memberikan pengaruhnya pada karya sastra dan  menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara karya sastra dengan penyairnya. Kreativitas dari pengarang merupakan bentuk dari sebuah pelarian.

Tujuan dan Manfaat Psikologi Sastra

Psikologi sastra memiliki tujuan untuk memahami aspek kejiwaan dalam suatu karya sastra. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap tokoh-tokohnya, misalnya masyarakat dapat memahami perubahan yang ada kaitannya dengan psikologi.

Manfaat dari psikologi sastra cukup beragam, berikut ini manfaat psikologi sastra yang perlu kamu ketahui, antara lain:

  • Bermanfaat dalam memberikan penilaian terhadap karya sastra karena psikologi dapat memberikan pemahaman terhadap proses kreatif, seperti kebiasaan pengarang dalam menulis lalu melakukan revisi dan menulis karyanya kembali.
  • Dalam sebuah karya, bermanfaat dalam melihat ketidakteraturan, perubahan dan distorsi dalam karya sastra.
  • Memberikan analisa psikologis terhadap tokoh-tokoh dalam karya sastra.
  • Bermanfaat memberikan kesimpulan terhadap kondisi jiwa dari pengarang.

Contoh Psikologi Sastra

Berikut ini beberapa contoh Psikologi sastra, di antaranya:

  • Delire et Reves dana “La Grandiva” de Jensen
    Dalam buku ini, Freud melakukan analisa terhadap sebuah cerpen karya Jensen yang berjudul “La Grandiva” di mana dalam analisanya, Freud menyimpulkan bahwa kepribadian dari toloh-tokoh dan kejadian-kejadian dalam cerpen tersebut sesuai dengan teori-teori tentang kepribadian manusia.
  • L’interpreration des Reves
    Buku ini merupakan terbitan tahun 1899 yang mempunyai arti interpretasi mimpi. Buku ini adalah buku klasik yang menguraikan tentang tafsir mimpi. Dalam buku ini juga terdapat dasar teoritis tentang hubungan antara psikoanalisis dan sastra.

Kesimpulan Pembahasan

Psikologi sastra ini bertujuan dalam memahami aspek kejiwaan di dalam sebuah suatu hasil karya sastra, dan juga psikologi sastra ini sangat bermanfaat dalam memberikan penilaian terhadap hasil karya sastra karena dapat memberikan pemahaman terhadap proses kreatif.

Sehingga pada akhirnya,  ilmu psikologi mampu melakukan pendekatan pada berbagai jenis ilmu pengetahuan lainnya, termasuk ilmu sastra. Hal ini dikarenakan ilmu psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari ini.

The post Psikologi Sastra: Pengertian – Tujuan dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Psikologi Kognitif: Pengertian – Ruang Lingkup dan Contoh Penerapannya https://haloedukasi.com/psikologi-kognitif Sat, 30 Oct 2021 03:39:06 +0000 https://haloedukasi.com/?p=28055 Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Kognitif. Pengertian Psikologi Kognitif Psikologi Kognitif terdiri dari dua kata dasar, yaitu Psikologi dan Kognitif. Sebelum membahas mengenai pengertian dari psikologi kognitif, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu arti dari dua kata dasar tersebut secara independen. Psikologi, kata psikologi merujuk pada kata Psycho yangartinya jiwa, dan logos […]

The post Psikologi Kognitif: Pengertian – Ruang Lingkup dan Contoh Penerapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Psikologi Kognitif.

Pengertian Psikologi Kognitif

Psikologi Kognitif terdiri dari dua kata dasar, yaitu Psikologi dan Kognitif. Sebelum membahas mengenai pengertian dari psikologi kognitif, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu arti dari dua kata dasar tersebut secara independen.

Psikologi, kata psikologi merujuk pada kata Psycho yangartinya jiwa, dan logos yang memilik makna ilmu. Istilah psikologi adalah ilmu jiwa atau yang kerap disebut sebagai ilmu yang mempelajari mengenai gejala-gejala kejiwaan.

Namun semakin modernnya jaman, psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia. Sedangkan Kognitif, kognisi atau kognitif adalah ilmu yang mempelajari mengenai hal-hal yang dialami oleh manusia, seperti sikap, ide, harapan, dan sebagiannya.

Tetapi terlepas dari itu belum ada kesepakatan secara umum mengenai kata yang serapan dari cognition. Jadi, Psikologi Kognitif adalah ilmu yang mempelajari mengenai proses mental yang pada umumnya membahas mengenai cara berfikir, melihat, daya ingat dan belajar dari seseorang, di mana psikologi kognitif ini berfokus pada cara manusia memperoleh, memproses, serta menyimpan maklumat. Setiap komponen tersebut sangat penting dalam membentuk identitas perilaku kita.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa pengertian Psikologi Kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh Indra manusia lalu diproses dalam jiwanya tersebut sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku, dan hal-hal yang berhubungan dengan sikap, ide, harapan, dan sebagainya.

Sejarah Perkembangan Psikologi Kognitif

Sejarah perkembangan psikologi kognitif muncul pada era 60-an atas buntut dari ketidakpuasan manusia terhadap konsep manusia yang memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berpikir.

Perkembangan psikologi kognitif ini memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan tokoh-tokoh yang membesarkan nama psikologi kognitif, sehingga kini dikenal sebagai salah satu cabang dari ilmu psikologi.

Berikut ini Sejarah perkembangan psikologi kognitif berdasarkan para ahli yang terlihat dan menyumbangkan sebagian hidupnya untuk perkembangan ilmu psikologi kognitif:

  • Aristoteles dan Plato
    Sejarah psikologi kognitif ini pertama kali berawal dari kolaborasi guru dan murid, yaitu Aristoteles dan Palato. Pada saat itu Plato dan muridnya Aristoteles memperdebatkan mengenai cara manusia dalam memahami dan mengerti pengetahuan, dunia, serta alam. Plato berpendapat bahwa manusia mendepatkan pengetahuan melalui cara penaklukan secara logis yang kemudian disebut dengan aliran rasionalisme. Aliran Rasionalisme adalah aliran yang berpandangan bahwa akal adalah sumber dari segala pengetahuan. Dengan demikian kriteria kebenaran berbasis pada intelektualitas.
  • Wilhelm Wundt
    Pada abad 19 dan abad 20, Wilhelm Wundt adalah seorang ahli psikologi dari Jerman yang berpendapat bagaimana cara mempelajari pengalaman sendiri menalalui cara introspeksi diri. Dalam memehami proses perpindahan cara berpikir, maka cara berpikir tersebut harus dibagi dalam beberapa struktur berpikir yang ruang lingkupnya jauh lebih kecil, aliran strukturisme Wundt menumpukan pada proses berpikir, namun aliran fungsionalisme mempunyai pendapat bahwa sangat penting untuk manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu tersebut.
  • Edward Lee Thorndike
    Pada tahun 1894-1949, Edward Lee Thorndike memunculkan sebuah aliran yang dinamai aliran sosiasi, aliran ini adalah aliran yang menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang menggabungkan stimulus dan respons pada proses belajar.

Peran Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif mempunyai beberapa peran yang oenting dalam dunia psikologi dan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini peran psikologi kognitif yang perlu kamu ketahui, yaitu:

  • Psikologi Kognitif berperan penting dalam dunia psikologi, karena kognisi merupakan oorses mental atau pikiran yang berperan penting dan mendasar untuk studi-studi psikologi manusia.
  • Psikologi kognitif berpengaruh besar dan berperan penting bagi bidang-bidang dalam ilmu psikologi lainnya, seperti psikologi kognitif umum yang digunakan dalam psikologi konseling, psikologi konsumen, dan lainnya.
  • Psikologi kognitif berperan penting karena konsep-konsep kognisi di mana seseorang bisa mengelola informasi secara efisien dan terorganisir dengan baik.

Hal tersebut dirasa sangat krusial mengingat pada masa sekarang ini sistem informasi yang sangat canggih dan perkembangannya meluas serta susah untuk dikendalikan.

Ruang Lingkup Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif mempunyai ruang lingkup studi atau pembahasan pembelajaran yang sangat luas, dimulai dari proses kognitif paling sederhana hingga proses kognitif yang sangat kompleks.

Terdapat tiga belas ruang lingkup psikologi kognitif yang dicetuskan oleh ilmuan Ms. Suharnan pada tahun 2005. Berikut ini pembahasan mengenai tiga belas ruang lingkup dalam psikologi kognitif, yaitu:

  • Persepsi (Perseption)
    Persepsi atau Perseption adalah sebuah proses untuk mendeteksi dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat indra yang dimiliki oleh manusia. Persepsi melibatkan pada penggunaan pengetahuan yang telah disimpan di dalam ingatan seorang manusia. Persepsi merupakan proses yang paling awal di dalam keseluruhan pemrosesan informasi yang dilakukan oleh manusia.  
  • Pengambilan Pola (Pattern Recognition)
    Adalah proses awal mengenali stimulus yang tersusun secara kompleks yang diterima melalui sistem alat indra manusia, misalnya penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecap.
  • Perhatian (Attention)
    Perhatian dalam ilmu psikologi kognitif adalah pemusatan pikiran terhadap suatu obyek atau tugas tertentu dan pada saat yang sama mengabaikan obyek atau tugas yang lain.
  • Ingatan (Memory)
    Ingatan adalah penyimpanan pengarahan di dalam sistem pikiran dan otak manusia, ingatan manusia berlangsung mulai dari beberapa detik sampai dengan jangka waktu sepanjang hidup.
  • Imajinasi
    Imajinasi adalah proses membayang kembali di dalam pikiran mengenai peristiwa yang terlah di persepsi, hal tersebut bisa disebut juga sebagai sebuah fiksi yang dialami oleh otak dan pikiran manusia.
  • Bahasa (Language)
    Bahasa adalah kata yang diucapkan melalui melalui lisan. Bahasa merupakan cara universal untuk menyampaikan informasi baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan seperti pada buku, majalah, dan surat kabar.  
  • Penalaran
    Penalaran adalah sistem penarikan kesimpulan menurut aturan logika, penalaran biasanya dibedakan menjadi dua macam penalaran, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah sistem penarikan kesimpulan yang bermula dari khusus menjadi umum. Sedangkan penalaran deduktif adalah sistem penarikan kesimpulan yang bermula dari umum menjadi ke hal yang khusus.
  • Pembuatan keputusan
    Pembuatan keputusan dalam ruang lingkup psikologi kognitif adalah suatu proses ketika seseorang sedang memilih di antara dua alternatif atau lebih, menaksir frekuensi suatu kejadian atau memprediksi situasi di depan berdasarkan informasi yang terbatas.
  • Pemecahan masalah (Problem Solving)
    Pemecahan masalah adalah proses mencari dan menemukan jalan keluar terhadap suatu masalah dan kesulitan yang terjadi atau yang sedang dihadapi.
  • Pembentukan konsep
    Pembentukan konsep adalah penggunaan aturan tertentu, yang digunakan untuk mengategorikan obyek yang memiliki kemiripan di dalam struktur dan fungsinya.
  • Perkembangan kognitif
    Perkembangan kognitif adalah suatu tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak hingga dewasa, dan mulai dari berpikir secara konkret atau melibatkan konsep konkret, sampai dengan konsep yang lebih tinggi yaitu konsep yang abstrak dan logis.
  • Inteligensi manusia (Human Intelligence)
    Inteligensi manusia adalah kemampuan manusia dalam memahami bahasa secara umum, mengikuti instruksi, mengubah deskripsi verbal dalam tindakan nyata, dan berprilaku menurut aturan budaya. Intelegensi juga mempunyai inteligensi buatan, yaitu suatu program komputer yang memiliki kemampuan dalam melakukan tugas kognitif, dengan sebagaimana manusia melakukannya misalnya robot dan permainan yang bersifat stimulasi.
  • Emosi dan proses kognitif
    Emosi dan proses kognitif merupakan suatu topik yang mempelajari peran atau pengaruh emosi dan suasana hati terhadap efektivitas pikiran manusia ketika memproses informasi atau mengerjakan tugas kognitif yang lain.

Contoh Penerapan Psikologi Kognitif

Psikologi Kognitif adalah ilmu psikologi yang menyelidiki tentang pola atau jalan pikir manusia. Berikut ini contoh Psikologi kignitif dalam kehidupan sehari-hari:

  • Memilih menggunakan bahasa
    Psikologi kognitif mengatur bagaimana berkomunikasi dan menggunakan bahasa yang dibutuhkan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi diri dengan orang lain, sehingga orang lain memahami apa yang dimaksud. Psikologi kognitif bertujuan untuk memilih penggunaan bahasa sehari-hari khususnya ketika sedang berkomunikasi dengan orang tertentu agar tidak terjadi kesalahan komunikasi.
  • Beradaptasi
    Ketika beradaptasi mungkin bagi orang yang gampang bergaul itu adalah hal yang mudah, namun untuk sebagian orang hal tersebut menjadi suatu hal yang sulit. Mengingat beradaptasi tidak hanya terlibat dengan satu dua orang saja, namun terlibat oleh banyak dan juga beragam karakter serta kebiasaan.
  • Bangun Saat Alarm Berbunyi
    Ketika menggunakan alarm untuk membangunkan diri, seseorang sudah memutuskan atau menentukan apa yang dibutuhkan dan apa yang diharapkan.

Kesimpulan Pembahasan

Itulah pembahasan mengenai psikologi kognitif yang perlu kamu ketahui, mulai dari pengertian, sejarah, peran, ruang lingkup dan juga contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Dari pembahasan di atas dapat diberikan kesimpulan bahwa psikologi kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari mengenai proses mental seperti perhatian, penggunaan bahasa, daya ingat, pemecahan masalah, kreativitas, dan pola pikir.  Psikologi Kognitif berperan penting dalam kehidupan sehari maupun dalam dunia psikologi.

Psikologi Kognitif mempunyai tiga belas ruang lingkup di antaranya yaitu persepsi, pencatatan sensori, pengenalan pola, perhatian, ingatan dan pembentukan konsep, bahasa, perkembangan kognitif, penalaran, pemecahan masalah dan kreativitas, pembuatan keputusan intelegensi manusia, dan intelegensi buatan, hubungan antara emosi atau suasana hati dengan proses kognitif manusia.

Psikologi kognitif ini merupakan cabang psikologi yang diprediksi akan semakin dipakai pada tahun-tahun yang akan datang, jadi boleh juga dijadikan fokus kamu.

The post Psikologi Kognitif: Pengertian – Ruang Lingkup dan Contoh Penerapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Belajar Sosial: Pengertian – Tokoh dan Contoh Penerapannya https://haloedukasi.com/teori-belajar-sosial Sun, 24 Oct 2021 22:41:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27897 Makhluk hidup mendiami wilayah muka bumi ini. Salah satu makhluk hidup yaitu adalah manusia. Sebagai bagian daripada makhluk hidup, manusia banyak melakukan aktivitas dan atau kegiatan dalam setiap harinya. Dengan berbagai susunan kompleks dalam tubuhnya, dapat dikatakan bahwa manusia memiliki gerak aktif yang tak ada henti dalam sela-sela napasnya. Aktivitas dan atau kegiatan serta gerak […]

The post Teori Belajar Sosial: Pengertian – Tokoh dan Contoh Penerapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Makhluk hidup mendiami wilayah muka bumi ini. Salah satu makhluk hidup yaitu adalah manusia. Sebagai bagian daripada makhluk hidup, manusia banyak melakukan aktivitas dan atau kegiatan dalam setiap harinya.

Dengan berbagai susunan kompleks dalam tubuhnya, dapat dikatakan bahwa manusia memiliki gerak aktif yang tak ada henti dalam sela-sela napasnya.

Aktivitas dan atau kegiatan serta gerak aktif yang dilakuka oleh manusia pula dapat memberikan diri mereka pembelajaran bagi hidup dan kehidupan diri mereka sendiri. Tidak heran bahwa manusia melakukan aktivitas dan atau kegiatan belajar pada setiap panjang kehidupannya.

Manusia pula dikatakan sebagai makhluk sosial senantiasa menjalani kehidupan berdampingan dengan manusia lain dan juga makhluk hidup lainnya. Berbicara mengenai belajar dan sosial, dikenal adanya teori belajar sosial. Berikut dibahas mengenai hal tersebut.

Apa itu Teori Belajar Sosial?

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah lepas dari kehadiran manusia lain. Tidak hanya manusia lainnya, hewan serta tumbuhan yang merupakan bagian dari makhluk pun ikut hidup berdampingan bersama dengan manusia.

Apabila melihat lebih dalam ke arah manusia dan sosial, dapat diambil penglihatan bahwa manusia selalu melakukan aktivitas dan atau kegiatan pada setiap detik kehidupannya di muka bumi ini.

Aktivitas dan atau kegiatan yang dilakukan manusia dapat menciptakan proses belajar, serta membuahkan suatu pengalaman serta moment. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa manusia tak pernah lepas akan adanya aktivitas dan atau kegiatan belajar dan sosial.

Jadi, belajar dan sosial saling mengisi satu sama lain. Berbicara mengenai hal tersebut, terdapat teori belajar sosial. Secara umum, belajar mengandung makna yaitu sebuah kegiatan yang dapat memberikan ilmu, wawasan, serta pengalaman.

Sedangkan sosial mengandung makna yaitu suatu hal yang berhubungan dengan masyarakat. Jadi, belajar sosial dapat mengandung makna yaitu sebuah aktivitas mendapatkan wawasan yang bersumber dari sosial atau masyarakat.

Dalam teori belajar sosial, memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapat diambil dari masyarakat. Masyarakat dalam makna teori belajar sosial berfokus pada makhluk hidup lain yang ada, terutama manusia serta lingkungannya.

Dapat diambil pengertian bahwa teori belajar sosial adalah suatu proses belajar dan belajar itu sendiri yang didapatkan berdasarkan penglihatan ke arah manusia dan atau individu serta makhluk hidup lain.

Tokoh Teori Belajar Sosial

Albert Bandura
Albert Bandura

Teori belajar sosial memberikan gambaran mengenai suatu proses belajar dan aktivitas belajar itu sendiri melalui penglihatan ke arah manusia atau individu lain.

Artinya, suatu kegiatan belajar dan prosesnya dapat diambil melalui sikap dan atau tingkah laku individu lain. Teori belajar satu ini tak lepas dari tokoh yang melambungkan nama teori ini. Tokoh tersebut adalah Albert Bandura. Dirinya merupakan salah satu tokoh yang menitikfokuskan pikirannya ke arah teori belajar sosial.

Menurut dirinya, tiap-tiap individu dapat mengadopsi tingkah laku dan atau perilaku berdasarkan penglihatan tiap-tiap individu terhadap manusia lain beserta lingkungannya. Dapat diambil gambaran bahwa setiap tindakan serta lingkungan dari satu individu dapat digunakan sebagai suatu kegiatan belajar bagi individu lain.

Dalam teori belajar sosial, Albert Bandura meyakini empat hal, yaitu diantaranya adanya penglihatan atau pengamatan, adanya ingatan, adanya aktivitas atau tingkah laku yang di dapat dari pengamatan, serta adanya motivasi. Keempat hal tersebut saling mengisi satu sama lain demi terlaksananya suatu proses belajar sosial pada tiap individu.

Ciri-ciri Teori Belajar Sosial

Belajar merupakan suatu kegiatan dan atau akivitas untuk mendapatkan pengetahuan atau wawasan. Dengan belajar, suatu hal yang belum masuk di pikiran menjadi mendiami wilayah pikiran. Berbicara mengenai kegiatan dan atau aktivitas belajar, hal tersebut dapat dilakukan di mana saja.

Tidak terkecuali dari individu lain dan juga lingkungan. Hal ini dikenal dengan teori belajar sosial. Teori belajar sosial merupakan suatu hal yang berhubungan dengan belajar serta sosial itu sendiri.

Dari teori belajar sosial, nantinya  belajar dan prosesnya dapat diambil berdasarkan pengalaman sekitar, baik individu lain dan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa teori belajar sosial melibatkan suatu peniruan proses belajar itu sendiri yang dilakukan oleh individu lain.

Teori belajar satu ini memiliki ciri-cirinya sendiri yang membedakan dengan teori belajar lain. Ciri-ciri paling utama pada teori belajar satu ini yaitu adanya kegiatan pengamatan dan meniru hasil pengamatan.

Artinya, kegiatan belajar yang dilakukan didasari atas pengamatan suatu subjek yang nantinya subjek tersebut dapat ditiru. Setelah melakukan pengamatan, hal-hal dari subjek tersebut ditiru.

Selain itu, teori belajar sosial pula memiliki ciri yaitu adanya timbal balik daripada peniruan yang dilakukan. Adanya timbal balik tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai tanda gambaran suatu tingkah laku, fisik, maupun hal-hal lain dari subjek tersebut.

Tujuan Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial masuk dalam deretan teori belajar. Teori belajar satu ini mengedepankan lingkungan sebagai objek pengamatan. Lingkungan tidak hanya manusia itu sendiri, tetapi termasuk makhluk hidup lainnya.

Dengan kehadiran teori belajar satu ini, tiap-tiap individu dapat menjalani aktivitas belajar melalui sekitarnya, baik makhluk hidup lain dan lingkungan. Dengan begitu, tingkah laku tiap-tiap individu dapat dipelajari melalui individu lain dan lingkungannya.

Teori belajar sosial pula memberikan tujuan yaitu dengan belajar ke arah individu lain dan lingkungan, tiap-tiap individu dapat menentukan cara-caranya dalam menjalani kehidupannya.            

Contoh Penerapan Teori Belajar Sosial

Manusia dan lingkungannya beserta makhluk hidup lain saling mendiami wilayah masing-masing di muka bumi ini. Makhluk hidup, terutama manusia pula tak dapat lepas dari keadaan sosial dan lingkungannya. Tak heran bahwa manusia dinobatkan sebagai makhluk sosial.

Berbicara mengenai hal ini, terdapat teori belajar yang berfokus pada manusia dan lingkungannya, yaitu teori belajar sosial. Dengan adanya teori belajar sosial, perilaku dan atau tingkah laku tiap-tiap individu dapat terbentuk berdasarkan sosialnya.

Contoh penerapan teori belajar sosial dapat dilihat pada tingkah laku tiap-tiap individu, baik anak-anak hingga dewasa dan orang tua. Karena sosial dalam teori belajar sosial tidak sebatas lingkungan semata.

Sosial dalam hal ini dapat bersumber dari orang-orang terdekat, seperti teman, keluarga, dan juga rekan/kolega. Dalam penerapannya, teori belajar sosial dapat digunakan pada usia dini atau anak-anak hingga remaja.

Hal ini dikarenakan periode tersebut merupakan periode dimana tiap-tiap individu mengalami perkembangan dan dipenuhi dengan rasa ingin tahu. Selain itu, teori belajar sosial pula melibatkan suatu proses belajar dalam bentuk meniru atau peniruan yang dilakukan. Sehingga, periode usia dini hingga remaja sangat cepat dalam proses tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial memfokuskan pada lingkungan tiap-tiap individu sebagai bagian dari tingkah lakunya. Kehadiran teori satu ini pula memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan daripada teori belajar sosial yaitu dengan adanya proses belajar dalam bentuk peniruan, tingkah laku tiap-tiap individu dapat dengan mudah diketahui asalnya. Dengan begitu, dapat pula dengan mudah dilihat lebih dalam mengenai perkembangannya.

Selain itu, kelebihan lainnya terletak pada sosial tiap-tiap individu itu sendiri. Jika sosial dan lingkungannya memberikan aura baik, tingkah laku baik pun didapat.

Melainkan apabila proses peniruan berasal dari sosial dan lingkungan dengan aura tidak baik, tingkah laku tidak baik pun di dapat. Hal ini dapat menjadi kekurangan teori belajar sosial.

Kesimpulan Pembahasan

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial senantiasa menjalani kehidupan berdampingan dengan manusia lain dan juga makhluk hidup lainnya. Berbicara mengenai belajar dan sosial, dikenal adanya teori belajar sosial.

Teori belajar sosial adalah suatu proses belajar dan belajar itu sendiri yang didapatkan berdasarkan penglihatan ke arah manusia dan atau individu serta makhluk hidup lain. Salah satu tokoh teori belajar sosial adalah Albert Bandura.

Albert Bandura meyakini empat hal, yaitu diantaranya adanya penglihatan atau pengamatan, adanya ingatan, adanya aktivitas atau tingkah laku yang di dapat dari pengamatan, serta adanya motivasi yang saling mengisi satu sama lain demi terlaksananya suatu proses belajar sosial pada tiap individu.

Ciri-ciri paling utama pada teori belajar satu ini yaitu adanya kegiatan pengamatan dan meniru hasil pengamatan. Artinya, kegiatan belajar yang dilakukan didasari atas pengamatan suatu subjek yang nantinya subjek tersebut dapat ditiru.

Dengan kehadiran teori belajar satu ini, tiap-tiap individu dapat menjalani aktivitas belajar melalui sekitarnya, baik makhluk hidup lain dan lingkungan.

Dalam penerapannya, teori belajar sosial dapat digunakan pada usia dini atau anak-anak hingga remaja. Hal ini dikarenakan periode tersebut merupakan periode dimana tiap-tiap individu mengalami perkembangan dan dipenuhi dengan rasa ingin tahu sehingga dapat dengan mudah meniru tindakan orang-orang sekitarnya.

Jika sosial dan lingkungannya memberikan aura baik, tingkah laku baik pun didapat. Apabila proses peniruan berasal dari sosial dan lingkungan dengan aura tidak baik, tingkah laku tidak baik pun di dapat. Hal ini dapat menjadi kekurangan teori belajar sosial.

The post Teori Belajar Sosial: Pengertian – Tokoh dan Contoh Penerapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Belajar Behavioristik: Pengertian dan Prinsipnya https://haloedukasi.com/teori-belajar-behavioristik-pengertian-dan-prinsipnya Fri, 22 Oct 2021 06:57:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27836 Psikologi merupakan salah satu hal yang memiliki banyak cabang. Kehadiran psikologi di kehidupan makhluk hidup pula memberikan gambaran detail mengenai isi pikiran, isi hati, dan juga keadaan serta kondisi jiwa makhluk hidup itu sendiri. Dalam bidang psikologi dikenal dengan adanya behavioristik. Behavioristik dalam psikologi dapat dikatakan sebagai sebuah tingkah laku atau kebiasaan yang dimiliki oleh […]

The post Teori Belajar Behavioristik: Pengertian dan Prinsipnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Psikologi merupakan salah satu hal yang memiliki banyak cabang. Kehadiran psikologi di kehidupan makhluk hidup pula memberikan gambaran detail mengenai isi pikiran, isi hati, dan juga keadaan serta kondisi jiwa makhluk hidup itu sendiri.

Dalam bidang psikologi dikenal dengan adanya behavioristik. Behavioristik dalam psikologi dapat dikatakan sebagai sebuah tingkah laku atau kebiasaan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Tingkah dan atau kebiasaan tersebut hadir dan berkembang melalui hal-hal yang ada di sekitar masing-masing individu tersebut. Berbicara mengenai behavioristik, terdapat pula teori belajar behavioristik. Berikut dibahas mengenai teori tersebut.

Pengertian Teori Belajar Behavioristik

Manusia dan serta makhluk hidup lainnya tak dapat dipisahkan akan tingkah laku dirinya. Tingkah laku tersebut dapat dikatakan akan dibawa sepanjang menjalani kehidupan di muka bumi ini.

Dalam bidang ilmu psikologi, tingkah laku dan atau kebiasaan masing-masing individu dapat di lihat melalui kacamata behavioristik. Sesuai dengan namanya, behavioristik mengandung kata behaviour yang secara harafiah dapat berarti ‘perilaku’.

Membahas mengenai behavioristik, terdapat teori belajar behavioristik. Secara umum, belajar merupakan suatu  proses dan atau kegiatan/aktivitas yang melibat satu individu dengan individu lainnya.

Dalam kegiatan/aktivitas belajar itu sendiri, biasanya memberikan suatu wawasan baru atau ilmu pengetahuan. Berbicara mengenai behavioristik dan belajar memang saling mengisi satu sama lain. Behavioristik dan belajar memberikan suatu pandangan mengenai teori belajar behavioristik.

Teori belajar behavioristik merupakan suatu teori yang melibatkan suatu proses atau kegiatan belajar dengan tingkah laku. Dari proses atau kegiatan belajar tersebut nantinya dapat memberikan gambaran terhadap tingkah laku masing-masing individu.

Jadi, dapat dikatakan bahwa teori belajar behavioristik adalah suatu teori yang mengedepankan proses belajar itu sendiri demi perubahan tingkah laku ke arah yang baik.

Tokoh Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik merupakan salah satu teori belajar yang memberikan fokus pada tingkah laku. Kehadiran salah satu teori belajar ini tidak tanpa sosok yang memang menaruh perhatian lebih pada belajar dan behavioristik.

Salah satu tokoh daripada teori belajar satu ini yaitu Edward L. Thorndike. Thordike memberikan pandangannya kepada kegiatan belajar memiliki makna sebagai suatu yang melibatkan stimulus dan respon. Stimulus dan respon saling memiliki satu sama lain ketika berlangsungnya aktivitas belajar.

Stimulus nantinya memberikan gambaran mengenai hal-hal yang melatarbelakangi belajar itu sendiri. Sedangkan respon memberikan gambaran mengenai reaksi dari proses belajar.

Menurut dirinya pula, proses belajar harus memenuhi tiga hal penting yaitu persiapan, praktek, serta dampak dari belajar itu sendiri terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Ciri-ciri Teori Belajar Behavioristik

Salah satu teori belajar yaitu teori belajar behavioristik. Sesuai dengan namanya, teori belajar ini mementingkan proses belajar demi membuahkan suatu tingkah laku pada tiap-tiap individu. Jadi dapat dikatakan bahwa teori belajar satu ini melihat perkembangan suatu tingkah laku dari belajar itu sendiri.

Teori belajar behavioristik hadir dengan menggendong ciri-cirinya sendiri. Ciri paling utama dari teori belajar satu ini mengarah pada pembentukan suatu tingkah laku yang dihasilkan dari proses belajar.

Artinya, tiap-tiap individu menampilkan respon masing-masing dari proses belajar itu sendiri. Teori belajar satu ini pula lebih melihat kondisi atau situasi lingkungan untuk proses belajar. Dengan kondisi atau situasi lingkungan yang baik tentunya dapat menghasilkan output dan input belajar yang baik pula.

Selain itu, ciri daripada teori belajar ini memiliki teknik-teknik atau caranya masing-masing dalam setiap proses belajar yang dilakukan. Tanpa adanya teknik atau cara yang tepat tak dapat menjamin belajar dan prosesnya berjalan dengan baik.

Teori belajar behavioristik juga memberikan adanya suatu latihan untuk mengasah kemampuan dari proses belajar yang dilakukan. Dengan adanya latihan atau exercise, belajar menjadi lebih dapat dipahami secara nyata.

Tujuan Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar merupakan salah satu teori dengan mengedepankan suatu proses dari belajar itu sendiri. Dengan adanya teori belajar, kiat-kiat untuk mendapatkan wawasan dan atau ilmu pengetahuan dapat dicapai dengan baik. Dalam teori belajar behavioristik, proses belajar memberikan tujuan demi terciptanya tingkah laku yang diinginkan.

Setiap proses belajar yang dilakukan dapat memberikan pengaruh terhadap tingkah laku itu sendiri. Setiap proses belajar pula mengandung step-step,

Nantinya step-step tersebut menjadi bahan untuk memenuhi kegiatan belajar.. Step-step dari belajar dan prosesnya pula memiliki tujuan untuk memberikan gambaran perubahan pada tingkah laku tiap-tiap individu.

Prinsip Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik masuk dalam teori belajar. Kehadiran teori belajar satu ini memiliki peran penting bagi belajar dan prosesnya. Dengan adanya teori belajar behavioristik memberikan tujuan untuk melihat lebih jauh mengenai tingkah laku tiap-tiap individu yang mengalami proses belajar.

Teori belajar behavioristik pula memiliki prinsipnya sendiri. Prinsip utama daripada teori belajar satu ini yaitu adanya stimulus dan respon. Respon dan stimulus masing-masing saling berhubungan satu sama lain. Stimulus dapat diartikan sebagai suatu hal yang melatarbelakangi belajar.

Stimulus dapat dilihat dan dirasakan yang berupa perasaan dan juga fisik tiap-tiap individu. Nantinya stimulus akan menampilkan suatu respon.

Respon berasal dari proses belajar itu sendiri. Dengan adanya stimulus dan respon dapat menghasilkan suatu perubahan perilaku pada tiap-tiap individu yang menjalankan kegiatan belajar.

Contoh Penerapan Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik sangat penting dalam proses belajar tentunya. Contoh penerapan dari teori belajar ini dapat dilihat dalam kegiatan belajar mengajar ketika di sekolah.

Di sekolah, guru sebagai pengajar memberikan pembahasan-pembahasan mengenai materi yang sudah disusun sebagaimana mestinya. Dengan menggunakan teori belajar behavioristik, murid-murid di sekolah mendapatkan wawasan dan pengetahuan.

Nantinya wawasan dan pengetahuan tersebut dapat mengubah tingkah laku ke arah yang baik. Tidak hanya itu, di sekolah pula tiap-tiap murid dapat melangsungkan praktek yang dapat memberikan penjelasan secara nyata terhadap materi yang telah dipelajari.

Manfaat Teori Belajar Behavioristik

Kegiatan belajar dan prosesnya memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan. Mengenai belajar, terdapat teori belajar behavioristik. Dengan kehadiran teori belajar tersebut, memberikan manfaat bagi tiap-tiap individu yang terjun langsung ke proses belajar itu sendiri.

Manfaat yang dapat diperoleh yaitu dengan adanya proses belajar, tiap-tiap individu dapat mendapat ilmu pengetahuan bagi dirinya sendiri. Selain itu, teori belajar satu ini pula memberikan manfaat bagi jalan baik tingkah laku.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah teori yang melibatkan stimulus dan respon. Penerapan dari teori satu ini biasanya tersusun atas step-step yang sudah ditentukan. Dengan adanya susunan yang terinci, kegiatan belajar dan prosesnya dapat menjadi lebih terarah. Ini menjadi kelebihan dari teori belajar satu ini.

Meski demikian, karena sudah disusun sedemikian rupa, teori belajar biasanya tak boleh keluar jalur dari step-step tersebut. Hal ini mengakibatkan terbatasnya gerak siswa untuk memperluas isi otaknya.

Selain itu, proses belajar yang tak mencapai target dapat memengaruhi pribadi tiap-tiap siswa. Hal tersebut pula dapat menjadi kekurangan teori belajar satu ini.

Kesimpulan Pembahasan

Behavioristik dapat dikatakan sebagai sebuah tingkah laku atau kebiasaan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Berbicara mengenai behavioristik, terdapat pula teori belajar behavioristik. Teori belajar behavioristik merupakan suatu teori yang melibatkan suatu proses atau kegiatan belajar dengan tingkah laku.

Salah satu tokoh daripada teori belajar satu ini yaitu Edward L. Thorndike. Menurut dirinya, proses belajar harus memenuhi tiga hal penting yaitu persiapan, praktek, serta dampak dari belajar itu sendiri terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Ciri paling utama dari teori belajar satu ini mengarah pada pembentukan suatu tingkah laku yang dihasilkan dari proses belajar. Dalam teori belajar behavioristik, setiap proses belajar yang dilakukan dapat memberikan pengaruh terhadap tingkah laku itu sendiri. Prinsip daripada teori belajar satu ini yaitu adanya stimulus dan respon. Respon dan stimulus masing-masing saling berhubungan satu sama lain.

Contoh penerapan dari teori belajar ini dapat dilihat dalam kegiatan belajar mengajar ketika di sekolah. Penerapan dari teori satu ini biasanya tersusun atas step-step yang sudah ditentukan. Meski demikian, karena sudah disusun sedemikian rupa, teori belajar biasanya tak boleh keluar jalur dari step-step tersebut. Hal ini mengakibatkan terbatasnya gerak siswa untuk memperluas isi otaknya.

The post Teori Belajar Behavioristik: Pengertian dan Prinsipnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Belajar Humanistik: Pengertian dan Prinsipnya https://haloedukasi.com/teori-belajar-humanistik-pengertian-dan-konsepnya Tue, 19 Oct 2021 07:05:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27756 Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat beragam. Mulai dari susunan anggota tubuh, baik organ luar atau organ dalamnya. Dengan susunan tubuh kompleks tersebut, manusia pula memiliki gambaran perasaan serta emosi yang paling dapat dilihat oleh sekitarnya dan juga sesama makhluk hidup lain. Dilihat dari pandangan dunia kesehatan, perasaan serta emosi tiap-tiap makhluk hidup tak terkecuali […]

The post Teori Belajar Humanistik: Pengertian dan Prinsipnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat beragam. Mulai dari susunan anggota tubuh, baik organ luar atau organ dalamnya. Dengan susunan tubuh kompleks tersebut, manusia pula memiliki gambaran perasaan serta emosi yang paling dapat dilihat oleh sekitarnya dan juga sesama makhluk hidup lain.

Dilihat dari pandangan dunia kesehatan, perasaan serta emosi tiap-tiap makhluk hidup tak terkecuali manusia dapat dilihat melalui mata psikologi.

Kehadiran psikologi pula mencakup banyak macam dan memegang berbagai macam landasan di dalamnya. Salah satu diantaranya yaitu teori belajar humanistik. Berikut dibahas mengenai teori tersebut.

Pengertian Teori Belajar Humanistik

Psikologi merupakan salah satu ilmu yang melihat lebih dalam mengenai jiwa-jiwa serta situasi dan atau keadaan pikiran tiap-tiap individu. Dalam psikologi itu sendiri mengenal adanya humanistik. Humanistik, sesuai dengan namanya mengandung kata human yang mengandung makna secara harafiah yaitu ‘manusia’.

Secara umum, humanistik dengan sematan kata human memiliki arti humanistis. Humanistis sendiri dapat dimaknai sebagai suatu yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia.

Jadi, humanistik dapat dikatakan sebagai suatu hal yang ada hubungannya atau menyangkut kemanusiaan. Humanistik pada penghlihatan psikologi mengenal adanya teori belajar humanistik. Teori belajar humanistik mengandung makna sesuai dengan namanya yang mengandung arti manusia.

Dapat dilihat bahwa teori belajar humanistik mengarah pada sosok manusia itu sendiri serta manusia itu sendiri dapat mengenali eksistensinya sebagai manusia.

Selain itu, teori belajar humanistik pula membawa maknai yaitu manusia sebagai individu memiliki sifat-sifat alamiah manusia dan sifat-sifat alami manusia tersebut dapat dijadikan sebagai landasan belajar untuk dirinya sendiri dan atau orang lain.

Tokoh Teori Belajar Humanistik

Humanistik memfokuskan pada eksistensi manusia sebagai seorang makhluk hidup. Dalam humanistik itu sendiri, kehadiran daripada manusia sebagai salah satu bagian dari makhluk hidup dapat melihat dirinya sendiri nyata di muka bumi ini.

Tidak hanya itu, humanistik pula melihat adanya proses belajar yang bisa dijalankan manusia demi mengembangkan potensi-potensi untuk dirinya sendiri serta sesama makhluk hidup lainnya.

Pada teori belajar humanistik terdapat beberapa tokoh yang memfokuskan pikirannya akan humanistik itu sendiri. Salah satunya yaitu Abraham Maslow. Dari pandangan seorang Abraham Maslow, teori belajar humanistik dengan adanya aktivitas belajar yang dijalankan manusia itu sendiri untuk melihat ke arah  dirinya sendiri.

Jadi, teori belajar humanistik memberikan suatu proses yang nantinya dapat memberikan dampak baik bagi manusia itu sendiri untuk mengembangkan keahlian-keahlian yang dimiliki.

Maslow juga menitikfokuskan teori belajar humanistik dengan adanya suatu progres dalam diri tiap-tiap individu. Dengan adanya progres, manusia sebagai makhluk hidup selalu dapat memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya.

Selain itu tokoh teori belajar humanistik yaitu Habermas. Bagi seorang Habermas, kegiatan belajar dapat dilalui dengan melangsungkan sosialisasi kepada sesama makhluk hidup.

Menurut dirinya pula, tiap-tiap individu menggenggam cara belajar yang berbeda satu sama lain. Cara belajar menururt Habermas diantaranya yaitu technical learning, practival learning, serta emancipatory learning.

Ciri-ciri Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik melibatkan eksistensi daripada manusia itu sendiri. Eksistensi daripada manusia dapat melakukan perkembangan bagi kehidupan dirinya melalui sebuah proses belajar.

Dengan adanya proses belajar tersebut, tiap-tiap individu dapat melihat ke arah dirinya sendiri dan mengetahui arah jalan dirinya di dunia ini. Hal ini merupakan salah satu karakteristik atau ciri-ciri pada teori belajar humanistik.

Selain itu, ciri-ciri teori belajar humanistik harus mementingkan pengertian dari proses-proses belajar yang dilakukan. Sehingga, dapat mendatangkan sebuah faedah bagi diri sendiri dan juga orang lain.

Teori belajar humanistik pula mementingkan cara pandang dari tiap-tiap individu. Hal ini dikarenakan masing-masing individu memiliki caranya sendiri untuk menyerap dan  melaksanakan tiap-tiap proses belajar demi kehidupannya.

Tujuan Teori Belajar Humanistik

Humanistik memberikan gambaran mengenai suatu ilmu dengan memandang manusia itu sendri secara makhluk hidup. Dalam humanistik pula ada teori belajar humanistik yang nantinya mengedepankan proses belajar untuk mengembangkan sifat-sifat manusia demi hidup dan kehidupannya.

Teori belajar humanistik dapat dikatakan sebagai suatu wadah bagi manusia itu sendiri untuk mengetahui dan memahami dirinya sendiri.

Dengan adanya teori belajar humanistik, tiap-tiap individu dapat melakukan pembelajaran yang berdampak pada dirinya sendiri serta kehidupannya. Kehadiran teori belajar humanistik pula bertujuan untuk melihat ke arah depan mengenai eksistensinya di muka bumi beserta tujuan-tujuannya.

Prinsip Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik memandang manusia sebagai kehadiran yang eksis di muka bumi ini. Sesuai dengan namanya yaitu humanistik, teori belajar satu ini mengedepankan kehadiran tiap-tiap individu dan memiliki prinsip sebagai manusia secara utuh.

Teori belajar humanistik memegang prinsipnya sendiri. Prinsipnya yaitu tiap-tiap individu sebagai manusia memiliki dasar sebagai makhluk hidup yang hidup, tumbuh, dan selalu berkembang.

Dengan memegang prinsip tersebut, manusia sebagai makhluk hidup memiliki akses dan tanggungjawab atas dirinya sendiri untuk selalu belajar pada tiap-tiap proses kehidupan yang ia jalani. Dengan selalu belajar nantinya dapat meningkatkan wawasan dan juga value, baik bagi diri sendiri dan juga sesama makhluk hidup.

Macam-macam Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik hadir dengan beberapa macam untuk melihat diri manusia itu sendiri. Terdapat beberapa teori belajar humanistik, diantaranya yaitu teori Moslow, teori Arthur Combs, serta teori Honey dan Mumford.

  1. Teori Moslow

Abraham Moslow mementingkan eksistensi tiap-tiap individu dalam humanistik. Maslow memandang bahwa tiap-tiap individu sebagai seorang manusia dapat memegang aspek-aspek dalam dirinya yaitu fisik yang sehat, perlindungan tiap-tiap diri, perhatian, treatment untuk diri sendiri, serta pengembangan diri sendiri untuk menjalankan kehidupan.

2. Teori Arthur Combs

Atrhur Combs mementingkan setiap proses dari belajar itu sendiri. Menurut dirinya, hal penting dalam belajar adalah prosesnya. Melalui proses belajar, dapat dilihat ketertarikan tiap-tiap individu akan aktivitas belajar itu sendiri. Dengan adanya proses belajar tersebut pula nantinya dapat memberikan sebuah makna bagi tiap diri individu.

3. Teori Honey dan Mumford

Honey dan Mumford mengelompokkan masing-masing proses belajar yang dimiliki tiap-tiap individu. Teori belajar humanistik dari Honey dan Mumford terbagi atas empat kategori, yaitu kategori aktivis, kategori reflektor, kategori teoritis, serta kategori pragmatis. Dengan masing-masing kategori tersebut, tiap-tiap individu memiliki pandangannya dan caranya sendiri dalam menentukan aktivitas belajarnya.

Contoh Penerapan Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik berlaku bagi tiap-tiap individu. Tidak heran apabila teori ini  memberikan fokus pada eksistensi tiap-tiap individu. Contoh penerapan teori belajar humanistik yaitu dapat dilihat melalui pembelajaran yang dilakukan di tempat-tempat belajar.

Pada tempat belajar tentunya dilakukan kegiatan belajar mengajar. Adanya kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan teori belajar humanistik nantinya berfokus pada tiap-tiap anak didik yang ikut dalam proses belajar.

Anak didik yang mengikuti proses belajar nantinya diberikan pengetahuan dan juga wawasan. Selain itu, melaui teori belajar humanistik, anak didik juga dapat dinilai perkembangannya dan juga ketertarikannya melalui proses belajar.

Manfaat Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik memandang eksistensi manusia sebagai bagian dari makhluk hidup. Ini adalah manfaat paling utama daripada teori belajar humanistik.

Selain itu, dengan teori belajar humanistik, tiap-tiap individu sebagai makhluk hidup dapat memandang serta memperlakukan individu lain sebagai makhluk hidup juga.

Dari teori belajar humanistik, tiap-tiap individu dapat melihat terlebih dahulu mengenai hal-hal yang menyangkut dirinya sendiri. Dengan begitu, tiap-tiap individu dapat memberikan value terhadap dirinya sendiri maupun individu lain.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik memberikan manfaat yang dapat berdampak bagi kelangsungan kehidupan tiap-tiap individu. Kelebihan dari teori belajar humanistik dapat memberikan manfaat bagi diri manusia sebagai makhluk hidup.

Kelebihan lainnya yaitu manusia dapat selalu berkembang dan bertumbuh dengan melalui setiap proses kehidupan yang dilalui. Meski demikian, teori belajar humanistik pula memiliki kekurangan.

Karena teori ini menitikfokuskan pada tiap-tiap diri individu, dapat memicu adanya sikap individualisme. Sikap individualisme tentunya tidak baik jika diterapkan terus-menerus karena sikap ini memberikan gambaran yang hanya mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bersama di dalam ruang lingkup makhluk hidup.

Kesimpulan Pembahasan

Kehadiran psikologi mencakup banyak macam dan memegang berbagai macam landasan di dalamnya. Salah satu diantaranya yaitu teori belajar humanistik.

Teori belajar humanistik mengarah pada sosok manusia itu sendiri serta manusia itu sendiri dapat mengenali eksistensinya sebagai manusia yang dapat belajar serta berkembang melalui setiap proses kehidupannya.

Ciri-ciri teori belajar humanistik mementingkan pengertian dari proses-proses belajar yang dilakukan. Sehingga, dapat mendatangkan sebuah faedah bagi diri sendiri dan juga orang lain. Teori belajar humanistik memegang prinsipnya sendiri.

Prinsipnya yaitu tiap-tiap individu sebagai manusia memiliki dasar sebagai makhluk hidup yang hidup, tumbuh, dan selalu berkembang.

Terdapat beberapa teori belajar humanistik, diantaranya yaitu teori Moslow, teori Arthur Combs, serta teori Honey dan Mumford.

Teori belajar humanistik memandang eksistensi manusia sebagai bagian dari makhluk hidup. Ini adalah manfaat paling utama daripada teori belajar humanistik. Teori belajar humanistik memiliki kekurangan. Karena teori ini menitikfokuskan pada tiap-tiap diri individu, dapat memicu adanya sikap individualisme.

The post Teori Belajar Humanistik: Pengertian dan Prinsipnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Psikologi Kepribadian: Pengertian dan Manfaatnya https://haloedukasi.com/psikologi-kepribadian-pengertian-dan-manfaatnya Wed, 13 Oct 2021 04:44:47 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27593 Makhluk hidup merupakan penghuni dunia ini. Kehadiran makhluk hidup mengisi ruang-ruang kosong di muka bumi. Dengan kehadirannya, bumi pun terasa lebih berwarna. Manusia sebagai salah satu bagian daripada makhluk hidup merupakan makhluk yang menduduki kursi terttinggi. Manusia sendri hadir dengan pikiran, perasaan, dan juga emosi di dalam dirinya. Tidak hanya manusia semata. Hewan dan tumbuhan […]

The post Psikologi Kepribadian: Pengertian dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Makhluk hidup merupakan penghuni dunia ini. Kehadiran makhluk hidup mengisi ruang-ruang kosong di muka bumi. Dengan kehadirannya, bumi pun terasa lebih berwarna.

Manusia sebagai salah satu bagian daripada makhluk hidup merupakan makhluk yang menduduki kursi terttinggi. Manusia sendri hadir dengan pikiran, perasaan, dan juga emosi di dalam dirinya. Tidak hanya manusia semata.

Hewan dan tumbuhan yang juga masuk dalam daftar makhluk hidup pula dapat dilihat mengenai perasaan serta perilaku mereka. Dilihat melalui kancah kedokteran, hal-hal dan atau sesuatu yang berhubungan dengan perilaku mengarah pada bidang psikologi.

Psikologi secara umum dapat dikaitkan dengan sebuah ilmu pengetahuan yang melihat lebih dalam dan mendetail mengenai tingkah laku serta aktivitas daripada kejiwaan seseorang.

Di bidang psikologi sendiri, terdapat beberapa jenis. Psikologi kepribadian menjadi salah satunya. Berikut dibahas mengenai psikologi kepribadian.  

Pengertian Psikologi Kepribadian

Psikologi hadir di sela-sela kehidupan makhluk hidup tak terkecuali manusia. Sebagai makhluk hidup yang menunjukkan banyak emosi dan juga perilaku, manusia menduduki urutan paling atas. Dengan adanya emosi dan juga perilaku tersebut, emosi dan perilaku tersebut pun dapat dilihat lebih dalam melalui pandangan psikologi.

Dalam bidang psikologi, psikologi kepribadian menjadi salah satu di dalamnya. Kepribadian manusia merupakan salah satu hal yang merujuk pada psikologi kepribadian. Dilihat melalui Kamus Bahasa Indonesia Daring, psikologi mengandung makna sebagai ilmu yang mendasari mengenai pikiran seseorang serta gambaran daripada pikiran tersebut memengaruhi badan dan juga tingkah lakunya.

Psikologi juga mengandung makna sebagai salah satu hal yang meneliti lebih dalam mengenai aktivitas-aktivitas kejiwaan seseorang. Sedangkan, perilaku merupaka suatu hal yang merujuk pada tingkah laku asli dari tiap-tiap individu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa psikologi kepribadian yaitu suatu ilmu kejiwaan yang melihat lebih detail mengenai perilaku dan atau sikap seseorang.

Stern memberikan pendapatnya mengenai makna psikologi kepribadian. Menurut dirinya, tiap-tiap individu memegang gambaran kehidupannya masing-masing serta cara menjalankan kehidupan tersebut demi kehidupan yang ingin dicapainya.

Murray melihat psikologi kepribadian sebagai suatu jejak yang dipegang tiap-tiap individu, mulai dari awal hadir dunia hingga pergi dari dunia. Selama periode tersebut, psikologi kepribadian menghiasi sela-sela aktivitas tiap-tiap individu.

Phares mengungkapkan makna dari pskologi keprbiadian yaitu suatu hal dengan melibatkan isi hati, isi kepala, serta perilaku tiap-tiap orang sehingga satu individu dengan individu memiliki perbedaannya masing-masing. Phares pula mengatakan bahwa psikologi kepribadian dalam tiap individu tak lekang oleh waktu dan selalu ada di dalam diri tiap-tiap individu.

Sejarah Psikologi Kepribadian

Psikologi sangat membantu dalam ememberikan gambaran mengenai tingkal laku dan juga pikiran-pikiran dari seseorang. Dalam psikologi itu sendir, terdapat psikologi kepribadian. Psikologi kepribadian lebih mengarah pada kepribadian tiap-tiap individu, sesuai dengan namanya.

Psikologi satu ini sudah dikenal sejak jaman dahulu. Lahirnya psikologi yang mengarah pada tingkah laku manusia ini dilandasai dengan adanya sebuah perhatian kecil terhadap lakon-lakon pada masa lalu.

Lakon memberikan gambaran mengenai tingkah laku yang dibawakan ke atas pentas. Tingkah laku ketika di atas pentas berbeda dengan tingkah laku yang dimiliki oleh pemain lakon tidaklah sama. Jadi, dari perbedaan-perbedaan tersebut memberikan wawasan secara garis besar bahwa tingkah laku tiap-tiap individu berbeda satu sama lain.

Pada periode Romawi, perbedaan tersebut pula hadir dan dikenal dengan sebutan personality, dimana dengan arti mengenai pembawaan sikap berbeda dari sikap asli yang dimiliki. Dengan adanya perbedaan-perbedaan itu pula menjadi landasan lahirnya dan tumbuhnya psikologi kepribadian.

Teori Psikologi Kepribadian

Psikologi kepribadian hadir di muka bumi ini untuk melihat lebih dalam ke arah perilaku-perilaku makhluk hidup, khususnya manusia. Dalam psikologi kepribadian, tentunya terdapat landasan sebagai dasarnya.

Landasan tersebut yaitu sebuah teori. Selain berfungsi sebagai landasan, nantinya teori digunakan sebagai tolak ukur ketika hendak ingin menggali sesuatu lebih dalam lagi.

Pada psikologi kepribadian, beberapa teori digunakan sebagai landasannya. Teori tersebut diantaranya yaitu Teori Humanistk, Teori Behavioristik, Teori Psikodinamika, serta Teori Belajar Sosial.

  1. Teori Humanistik: teori ini dilambungkan oleh Abraham Maslow. Teori ini mengedepankan kehidupan tiap-tiap individu ditetapkan oleh masing-masing dirinya sendiri. Jadi, teori satu ini melihat manusia sebagai dirinya sendiri dan sebagai seorang makhluk hidup. Tiap-tiap individu hadir dan nyata eksistensinya di dunia ini.
  2. Teori Behavioristik: teori satu ini melihat adanya suatu tata cara sikap dengan menyerap sikap-sikap yang ada sesuai pada sekitarnya. Jadi, Toeri Behavioristik melihat lahirnya perilaku tiap individu berdasarkan hal-hal sekitar masing-masing individu. Teori ini percaya tingkah laku masing-masing individu hadir tidak tanpa alasan.
  3. Teori Psikodinamika: teori satu ini merupakan teori terkenal di kalangan psikologi kepribadian. Teori ini dilambungkan oleh Sigmund Freud. Teori dari Freud ini menjelaskan bahwa tiap individu memegang tingkah laku yang dinamik. Dari tingkah lakuk dinamik tersebut menciptakan tingkah laku yang tak bisa dipisahkan dengan masing-masing individu yang memilikinya.
  4. Teori Belajar Sosial: teori ini menjelaskan mengenai pengaruh sosial terhadap perilaku masing-masing. Sosial tidak hanya sebatas lingkungan. Sosial dapat bersumber dari orang-orang sekitar seperti keluarga dan juga teman.

Ruang Lingkup Psikologi Kepribadian

Psikologi merpakan akses yang digunakan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai sikap-sikap serta sifat-sifat individiu. Dalam bidangnya, psikologi kepribadian memiliki ruang lingkupnya sendiri.

Ruang lingkup dapat dimaknai sebagai suatu hal yang berada di dalam jangkauan hal tersebut. Psikologi kepribadian hadir memegang ruang lingkup di dalam bidangnya. Ruang lingkupnya yaitu ciri khas tiap individu, faktor pembentuk kepribadian, serta alasan perilaku tiap individu.

  1. Ciri khas tiap individu

Individu satu dengan individu lain memiliki perbedaan ciri khas. Maka, tidak ada ciri khas dan atau karakteristik yang sama pada tiap-tiap individu, kembar sekalipun. Dari ruang lingkup ini, nantinya didapatkan gambaran mengenai perbedaan dari masing-masing individu.

2. Faktor pembentuk kepribadian

Ruang lingkup satu ini memberikan gambaran mengenai hal-hal dan atau sesuatu yang dapat dijadikan pembentuk kepribadian masing-masing individu. Faktornya dapat dilihat melalui faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor-faktor tersebut nantinya dapat dilihat pengaruhnya terhadap kepribadian.

3. Alasan perilaku tiap individu

Setiap tindakan dan juga perilaku memiliki alasannya sendiri. Tindakan dan perilaku tersebut dilakukan karena adanya alasan yang melatarbelakanginya. Jadi, kepribadian dapat dilihat melalui alasan dari perilaku yang dilakukan.

Objek Kajian Psikologi Kepribadian

Sesuai dengan namanya yakni psikologi kepribadian, tentunya objek kajian dari bidang psikologi satu ini yaitu adalah kepribadian. Dari kepribadian, tiap-tiap individu tak lepas dari karakter, watak, sifat, temperamen, dan kebiasaan.

Objek kajian dari psikologi kepribadian ini nantinya dapat membantu memberikan ilustrasi mengenai kepribadian tiap-tiap individu.

  • Karakter: merupakan suatu hal yang paling gampang untuk dilihat dari tiap-tiap individu. Karakter biasanya memiliki perbedaan pada masing-masing individu. Dari karakter, tiap-tiap individu menampilkan kesan yang dibawanya ketika berhadapan dengan dirinya sendiri dan atau individu lain
  • Watak: merupakan hal yang bagai mendarah daging pada tiap-tiap diri individu. Watak memberikan efek samping pada setiap isi kepala, tindakan, dan juga tata cara menjalankan kehidpan masing-masing individu
  • Sifat: tidak berbeda dengan watak, sifat pula mengisi kepribadian tiap-tiap individu. Dengan adanya sifat, masing-masing individu melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan sifat yang dibawanya pada setiap kehidupannya
  • Temperamen: dapat dikatakan bahwa objek kajian psikologi kepribadian satu ini memegang efek bagi kepribadian itu sendiri. Dari temperamen, kepribadian sebenarnya dari tiap-tiap individu dapat dilihat secara jelas.
  • Kebiasaan: merupakan suatu hal yang dapat ditanamkan sejak dini hingga tua sekalipun. Kebiasaan sebagai objek kajian psikologi kepribadian biasanya dapat diasah dan dilakukan dalam periode yang lama. Nantinya kebiasaan dapat menggiring suatu kepribadian masuk pada masing-masing diri individu. Jadi, dari kebiasaan dapat dilihat mengenai cara tiap-tiap individu menjalani aktivitasnya, baik terhadap dirinya sendiri dan juga orang lain

Jenis Psikologi Kepribadian

Kepribadian tak lepas dari masing-masing diri makhluk hidup. Dalam dunia psikologi, kepribadian dapat dilirik lebih dalam. Psikologi kepribadian merupakan akses bagi kepribadian untuk dilirik lebih dalam lagi.

Dalam bidang psikologi satu ini, terdapat beberapa jenis di dalamnya. Jenisnya yaitu berdasarkan metode dan pendekatan yang diaplikasikan.

  1. Pada metode yang diaplikasikan, terdapat dua landasan yang digunakan yakni, pemikiran spekulatif dan penelitian empiris.
  • Pemikiran spekulatif: sesuai dengan namanya yaitu spekulatif, yakni memberikan spekulasi terhadap data-data mengenai kepribadian itu sendiri. Dari pemikiran ini nantinya data-data dilihat secara sementara sebelum dilakukan pendekatan yang lebih dalam lagi
  • Penelitian empiris: dari metode empiris menghasilkan penghlihatan lebih dalam bagi kepribadian-kepribadian tersebut

2. Pada pendekatan yang digunakan, ada dua pendekatan yaitu pendekatan sifat dan pendekatan tipologi

  • Pendekatan sifat: dari pendekatan sifat didapatkan sifat-sifat yang dapat melatarbelakangi kepribadian itu sendiri
  • Pendekatan tipologi: pendekatan ini memfokuskan kepribadian-kepribadian tiap individu berdasarkan watak faktor dari luar diri serta faktor dari dalam diri

Manfaat Psikologi Kepribadian

Kepribadian adalah salah satu pondasi bagi masing-masing diri individu. Dengan adanya kepribadian, individu satu dengan individu lain dapat menjalankan kehidupan selaras dan saling mengerti satu sama lain.

Kepribadian dapat dipelajari dengan psikologi kepribadian. Dengan kehadiran psikologi kepribadian, diri sendiri dapat mengenal kepribadian diri sendiri tentunya.

Selain itu, psikologi kepribadian juga memberikan arahan mengenai kepribadian yang dapat merusak hubungan antar sesama makhluk hidup. Sehingga, kepribadian-kepribadian dalam diri dapat dengan mudah dijaga dan dibentuk dengan baik.

Kesimpulan Pembahasan

Psikologi secara umum dapat dikaitkan dengan sebuah ilmu pengetahuan yang melihat lebih dalam dan mendetail mengenai tingkah laku serta aktivitas daripada kejiwaan seseorang. Psikologi kepribadian menjadi salah satunya. Psikologi kepribadian yaitu suatu ilmu kejiwaan yang melihat lebih detail mengenai perilaku dan atau sikap seseorang.

Pada psikologi kepribadian, beberapa teori digunakan sebagai landasannya. Teori tersebut diantaranya yaitu Teori Humanistk, Teori Behavioristik, Teori Psikodinamika, serta Teori Belajar Sosial. Sedangkan ruang lingkupnya yaitu ciri khas tiap individu, faktor pembentuk kepribadian, serta alasan perilaku tiap individu.

Dari kepribadian, tiap-tiap individu tak lepas dari karakter, watak, sifat, temperamen, dan kebiasaan. Objek kajian dari psikologi kepribadian ini nantinya dapat membantu mmberikan ilustrasi mengenai kepribadian tiap-tiap individu. Dalam bidang psikologi satu ini, terdapat beberapa jenis di dalamnya. Jenisnya yaitu berdasarkan metode dan pendekatan yang diaplikasikan. Pada metode yang diaplikasikan, terdapat dua landasan yang digunakan yakni, pemikiran spekulatif dan penelitian empiris.

Pada pendekatan yang digunakan, ada dua pendekatan yaitu pendekatan sifat dan pendekatan tipologi. Kepribadian dapat dipelajari dengan psikologi kepribadian. Dengan kehadiran psikologi kepribadian, diri sendiri dapat mengenal kepribadian diri sendiri tentunya. Selain itu, psikologi kepribadian juga memberikan arahan mengenai kepribadian yang dapat merusak hubungan antar sesama makhluk hidup.

The post Psikologi Kepribadian: Pengertian dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
16 Jenis Kepribadian dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-kepribadian Sun, 26 Sep 2021 23:08:49 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27183 Salah satu modal dasar yang harus dipahami oleh setiap individu untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal adalah dengan mengenali dirinya sendiri. Ketika seorang individu mampu untuk memahami dirinya sendiri, bagaimana karakternya dan juga apa kekuatan dan kelemahannya, maka ia akan lebih mudah untuk mengelola dirinya. Dalam psikologi kepribadian, ada beragam alat ukur yang bisa […]

The post 16 Jenis Kepribadian dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Salah satu modal dasar yang harus dipahami oleh setiap individu untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal adalah dengan mengenali dirinya sendiri. Ketika seorang individu mampu untuk memahami dirinya sendiri, bagaimana karakternya dan juga apa kekuatan dan kelemahannya, maka ia akan lebih mudah untuk mengelola dirinya.

Dalam psikologi kepribadian, ada beragam alat ukur yang bisa digunakan sebagai cara yang membantu seseorang untuk lebih mengetahui apa dan bagaimana kepribadiannya, salah satunya adalah tes MBTI.

Dengan menggunakan 4 dimensi dasar sifat manusia tersebut diatas, tes MBTI menghasilkan 16 pola kepribadian yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya:

1. Kepribadian ESTP

ESTP adalah kombinasi sifat dasar manusia yang terdiri dari extravertion, sensing, thinking, dan perceiving. Orang dengan tipe kepribadian ESTP cenderung energik, bebas, dan suka berpetualang. Mereka peka terhadap kesempatan, cepat dalam membuat keputusan dan betindak.

ESTP adalah orang yang logis dan pandai dalam menganalisis. Dalam hubungan sosial, mereka adalah sosok yang ekstrovert dan sangat menikmati berinteraksi dengan orang lain. Karenya ESTP sangat cocok dengan jenis profesi yang membutuhkan banyak interaksi dan minim dengan rutinitas yang membatasi.

Kelemahan sosok ESTP adalah ia mudah sekali bosan. Saat tertarik dengan sesuatu, mereka akan cepat merasa antusias, namun ketika telah menguasai mereka akan bosan dan cenderung ingin mencoba hal lain lagi yang lebih menantang.

Dalam MBTI tipe ini disebut sebagai “The Entrepreneur” karena sifat-sifatnya yang memang cocok dan mendukungnya untuk menjadi entrepreneur sejati.

2. Kepribadian ESFP

ESFP merupakan tipe kepribadian gabungan dari Extravertion, Sensing, Feeling, dan Perceiving.

Seseorang dengan tipe kepribadian ESFP merupakan orang yang senantiasa positif, menghibur, dan memiliki selera humor yang bagus. Mereka adalah sosok yang penuh kasing sayang dan suka membuat orang lain merasa nyaman.

ESFP adalah orang yang suka bertemu orang dan membuat pengalaman-pengalaman baru. Disisi lain, mereka tidak suka dengan hal-hal rumit dan teori yang membuatnya harus banyak berpikir.

Dalam hubungan sosial, ESFP adalah pribadi yang ramah, hangat, dan mudah disukai banyak orang. Mereka juga cenderung sebagai seorang yang dermawan, sederhana, dan apa adanya.

Kelemahan ESFP adalah mereka kurang cakap ketika harus dihadapkan dengan konflik. Sisi feelingnya yang kuat juga membuat mereka lebih mudah sakit hati dalam menerima kritik. ESFP juga cenderng blak-blakan saat berbicara yang kadang kurang dipikir sehingga tak sengaja akan membuat orang lain sakit hati.

Dalam MBTI seorang ESFP disebut sebagai “The Performer”.

3. Kepribadian ENFP

ENFP adalah kombinasi dari tipe kepribadian ENFP (Extravertion, Intuitive, Feeling, dan Perceiving). Kombinasi antara extravertion dan intuition dalam diri ENFP membuatnya menjadi sosok yang menyukai keindahan. Mereka memiliki jiwa petualang dan senantiasa memandang dunia secara optimis.

Sebagai pribadi yang mendapat julukan “The Campaigner”, ENFP adalah orang yang memiliki ide dan visi besar. Mereka adalah sosok yang penuh antusiame dan passion dalam hidupnya. Mereka juga orang yang hangat dan fleksibel.

Kelemahan dari ENFP adalah ia cenderun mudah bosan dan tidak mahir dalam menangani permasalahan yang komples. Mereka juga tidak menyukai pekerjaan yang sifatnya rutin serta membutuhkan ketelitian dan perhatian akan detail.

4. Kepribadian ENTP

Kepribadian ENTP merupakan kombinasi dari empat preferensi kepribadian, yakni Extravertion, Intuitive, Thinking, dan Perceiving. ENTP secara alami lahir sebagai seorang perancang. Mereka senang membuat rencana-rencana dengan berbagai kemungkinan untuk kedepannya. Kemampuan intuisinya yang sangat baik membantu ENTP untuk bisa memikirkan berbagai potensi yang ada serta memilih yang terbaik dengan menggunakan analisa dan logikanya.

ENTP adalah sosok yang mahir berkomunikasi. Mereka pintar, cepat tanggap, dan juga jago berdebat. Tak heran, julukannya adalah “The Debater”. Tak jarang kesukaannya dalam berdebat menjadi sebab ia dicap sebagai seorang yang keras kepala. Karakteristik menonjol lainnya dari seorang ENTP adalah ia merupakan sosok yang nekat.

5. Kepribadian ESTJ

ESTJ merupakan gabungan dari empat sifat dasar extravertion, sensing, thinking, dan judging. Kepribadian ESTJ merupakan sosok pribadi yang pekerja keras, patuh terhadap aturan dan hukum atau tradisi. Ia bekerja sesuai standart dan sangat memegang teguh prinsip. ESTJ juga dikenal sangat bertanggung jawab dan kompeten terhadap tugas yang diembannya.

Dalam membuat keputusan, ESTJ merupakan pribadi yang objektif dan mengutamakan logika serta ia tak akan membiarkan perasaan atau emosinya ikut andil dalam pengambilan keputusan tersebut. Hal ini membuat ESTJ mampu menjadi pemimpin yang bisa diandalkan.

Sisi kelemahan dari ESTJ adalah ia agak sedikit keras dan kurang peka. Ia juga tak suka mengalah serta agak keras kepala, terutama jika berkaitan dengan aturan atau hal yang prinsip. Satu hal yang bisa meluluhkan hati ESTJ adalah pujian.

6. Kepribadian ESFJ

ESFJ merupakan kepanjangan dari Extravertion, Sensing, Feeling, dan Jugding. Sosok Kepribadian ESFJ merupakan pribadi yang dermawan dan penuh kasih sayang. Ia merupakan orang yang memiliki kepekaan terhadap orang lain, hangat, dan memiliki kepedulian yang tinggi. ESFJ juga sangat memperhatikan terhadap detail, terorganisir serta pandai membuat rencana-rencana. Ia merupakan “The Caregiver” dalam tes kepribadian MBTI.

ESFJ sangat menyukai ketika ia mendapat apresiasi dari orang lain. Di sisi lain, ia juga tidak suka dengan kritik. Adakalanya, kritik dianggapnya sebagai upaya menjatuhkan sehingga ia bisa sakit hati dan tersinggung karenanya.

7. Kepribadian ENFJ

Extravertion, Intuitive, Feeling, dan Judging merupakan 4 jenis kepribadian yang tergabung dalam kata ENFJ. Ia dikenal sebagai orang yang sangat menginspirasi dan membawa suasana positif dimanapun ia berada.

ENFJ merupakan sosok yang ramah dan memiliki intuisi yang tajam. Ia mampu berempati kepada orang lain dan juga melihat potensi yang dimiliki orang tersebut yang kemudian akan ia bantu untuk dikembangkan. ENFJ suka membimbing dan juga memberikan dukunganya kepada orang lain.

Kepribadian ENFJ sering dikatakan sebagai “people person” yang mana ia adalah orang yang mampu membangun hubungan dengan semua tipe kepribadian manusia, bahkan dengan sosok individu yang pendiam dan tertutup. Dalam MBTI, sosok ENFJ digambarkan sebagai “The Protagonist”.

8. Kepribadian ENTJ

ENTJ merupakan kombinasi dari kepribadian extravertion, intuitive, thinking, dan judging. ENTJ dikenal memiliki kecerdasan intelektual, terorganisir dan mampu bekerja dengan cepat dan memenuhi target. Mereka andal dalam berpikir dengan logika, melakukan analisis, dan membuat keputusan. Hal ini membuat ENTJ sangat cocok untuk menjadi pemimpin atau penggerak dalam sebuah organisasi.

Disisi lain, ENTJ sangat suka memegang kendali akan sesuatu. Hal ini tentunya membuatnya sangat cocok dengan pekerjaan-pekerjaan yang mengharuskannya menjadi penanggung jawab. Dalam MBTI, orang dengan kepribadian ENTJ seringkali dijuluki sebagai “The Commander”

9. Kepribadian ISTJ

ISTJ merupakan salah satu dari 16 tipe kepribadian dalam tes MBTI. ISTJ adalah singkatan dari kombinasi kepribadian Introvertion, Sensing, Thinking, dan Judging.

ISTJ merupakan sosok pribadi yang pendiam dan teguh pendirian. Mereka sangat bertanggung jawab dan dapat diandalkan dalam melakukan suatu pekerjaan. ISTJ juga merupakan sosok yang realistis dan sangat memperhatikan akan detail serta hidup dalam pola yang teratur, tertib, dan terorganisir.

Dalam membuat keputusan atau bertindak, ISTJ sangat mengedepankan logika dan akal. Alih-alih tersinggung saat dikritik, orang dengan kepribadian ISTJ justru akan membalas kritik tersebut dengan argumen yang tak jarang bisa berujung pada debat.

Meski bukan tipe yang mengutamakan pertemanan, akan tetapi kepribadian ISTJ akan berusaha menjaga dengan baik hubungannya dengan orang lain, terutama dengan orang-orang yang setipe atau memiliki pemikiran yang sama dengannya.

10. Kepribadian ISFJ

ISFJ atau yang dalam MBTI diberi gelar “The Protector” adalah tipe kepribadian yang merupakan hasil kombinasi dari Introvertion, Sensing, Feeling, dan Judging.

Ia adalah sosok yang hangat, ramah, sederhana, namun juga efisien dan bertanggung jawab. ISFJ dalam lingkungan pergaulan dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan tidak suka menjadi pusat perhatian. Bahkan ketika menolong orang, ia lebih suka melakukannya tanpa diketahui orang lain.

ISFJ merupakan sosok yang sangat peka terhadap perasaan orang lain. Ia bahkan bisa memikirkan orang lain melebihi ia memperhatikan dirinya sendiri. Ia juga sangat susah untuk menolak permintaan orang lain. Hal ini membuat ISFJ sering dimanfaatkan oleh orang lain.

Kelemahaan kepribadian ISFJ lainnya adalah ia mudah down ketika mengalami hal buruk. Ia juga lebih memilih memendam perasaan negatifnya yang pada satu waktu bisa meledak dan membuatnya mengungkapkan kata-kata yang tak terkendali.

11. Kepribadian INFJ

Jika ditanyakan apa tipe kepribadian yang paling jarang dimiliki, maka INFJ adalah jawabanya. Tipe kepribadian ini disinyalir hanya sebanyak 1% dari jumlah populasi. INFJ merupakan kombinasi kepribadian introvertion, intuituve, feeling, dan judging.

INFJ merupakan tipe kepribadian manusia yang mengkombinasikan antara kecerdasan logika dan emosional. Ia adalah sosok yang mau melakukan sesuatu jika itu sesuai dengan passionnya. Secara alami, kepribadian INFJ adalah tipe pemimpin, bukan pengikut.

Karakteristik lain dari seorang INFJ adalah ia merupakan sosok yang perfeksionis serta memiliki visi misi yang jelas. Ia juga cenderung menetapkan target tinggi untuk dirinya. Ketika menghadapi konflik, INFJ akan memilih untuk menghindar.

Meski memiliki rasa ingin tau yang tinggi, akan tetapi INFJ adalah orang yang mudah puas. Ketika ia ingin mengetahui suatu hal, maka ia akan belajar namun ia tidak memperdalamnya. INFJ mampu membicarakan banyak jenis topik, tapi ia tidak benar-benar menguasainya.

12. Kepribadian INTJ

INTJ adalah tipe kepribadian yang merupakan kombinasi dari introvertion, intuitive, thinking, dan judging. Kebanyakan INTJ adalah pribadi yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi atau jenius.

Orang dengan tipe kepribadian INTJ sangat menyukau detail dan hal-hal yang terkait dengan logika. Ia adalah orang sosok yang haus akan ilmu pengetahuan dan memiliki intuisi khas yang membuatnya mampu melihat pola dan makna dari sesuatu.

Mereka juga adalah tipe orang yang memiliki kemampuan perencanaan matang, tajam, dan detail. Itulah mengapa dalam MBTI, sosok kepribadian INTJ dikenal sebagai “The Architect”

INTJ juga merupakan akademisi sejati yang mampu bertahan denga teori-teori rumit dan menyerapnya dengan cepat. Oleh karena itu, sosok INTJ membutuhkan jenis profesi yang menantang kemampuan logika dan pemahamannya namun juga memberinya ruang untuk bergerak dan berpikir dengan caranya sendiri.

13. Kepribadian ISTP

ISTP merupakan kombinasi dari empat sifat dasar manusia yaitu, introverted, sensing, thinking, dan perceiving. ISTP adalah orang yang pintar dan berani.

ISTP merupakan sosok yang dikenal memiliki karakter yang pendiam namun tak kenal takut serta pandai dalam menghadapi situasi krisis. Ia juga memiliki pemikiran yang mendalam serta objektif dalam mengambil keputusan

Memiliki konsentrasi yang bagus serta cepat beradaptasi membuat ISTP bisa bekerja di banyak bidang pekerjaan. Meski demikian, ia cenderung lebih menyukai jenis pekerjaan yang tidak terlalu ketat dalam aturannya serta masih memberinya ruang untuk mengeksplorasi diri.

Kepribadian ISTP bukan tipe pembelajar yang tahan dengan teori-teori. Ia lebih menyukai praktik dan action. Ia tipe pembelajar yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan pengalaman. Mereka juga pribadi yang sangat dikuasai oleh logika sehingga cenderung mengabaikan perasaannya dan juga perasaan orang lain.

14. Kepribadian ISFP

Salah satu jenis kepribadian dalam MBTI adalah ISFP yang merupakan kombinasi dari sifat introvertion, sensing, feeling, dan perceiving. Dalam MBTI ia dikenal dengan julukan “The Artist”.

Orang dengan kepribadian ISFP adalah sosok yang memiliki empati tinggi, penuh kasih sayang, dan lembut kepada orang-orang disekitarnya. ISFP juga adalah pribadi yang santai, easy going, serta senang akan berbagai pengalaman baru.

Kebanyakan kepribadian ISFP sangat berminat akan detail dan keindahan. Hal ini membuat orang-orang dengan tipe  ISFP banyak yang bergelut di bidang seni dan fashion. Selain itu, dengan rasa empatinya yang besar, sosok ISFP juga sangat cocok dengan pekerjaan-pekerjaan seperti psikolog, konselor, atau pekerja sosial.

15. Kepribadian INFP

INFP  merupakan kombinasi dari empat sifat dasar introverted, intuition, feeling, dan perceiving. Ia merupakan tipe kepribadian yang idealis dan memiliki empati tinggi.

Sosok INFP merupakan orang yang senang belajar dan memikirkan hal-hal rumit. Di bidang pekerjaan, ia membutuhkan tipe pekerjaan yang yang sesuai dengan passionnya dan tipe pekerjaan yang bisa membuatnya terus berkembang.

Seorang yang memiliki kepribadian INFP biasanya memiliki pembawaan pendiam, kalem, dan tenang. Dalam hubungan sosial, seorang INFP mungkin nampak sangat tertutup di awalnya, akan tetapi saat telah akrab ia bisa menjadi sosok yang hangat dan terbuka.

16. Kepribadian INTP

Salah satu jenis kepribadian dari 16 kepribadian dalam MBTI adalah INTP yang merupakan singkatan dari introverted, intuitive, thinking, dan perceiving. Tipe kepribadian ini biasanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat.

INTP adalah sosok yang suka bereksperimen, inovatif, dan menggunakan metode atau cara baru dalam memahami sesuatu. Mereka adalah seseorang dengan pembawaan yang serius namun juga santai.

Sebagai seorang dengan preferensi thinking, ia suka mengumpulkan data dan fakta untuk kemudian dianalisis secara keseluruhan guna mendapatkan suatu pemahaman. Ia adalah sosok yang cerdas sekaligus terbuka dengan masukan dari orang lain.

Kelemahan paling menonjol dari seorang ber-kepribadian INTP adalah ia tidak pandai dalam berkomunikasi. Dalam hubungan sosial, INTP digambarkan sebagai orang yang kaku dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.

The post 16 Jenis Kepribadian dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Terapi Humanistik: Pengertian – Manfaat dan Contohnya https://haloedukasi.com/terapi-humanistik Sun, 26 Sep 2021 22:57:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27182 Dalam psikologi terapi atau psikoterapi untuk menangani gejala atau kasus kesehatan mental, ada banyak jenis pendekatan yang bisa digunakan tergantung pada latar belakang, jenis, dan gejala gangguan yang dihadapi. Diantara jenis terapi psikologi yang banyak digunakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan aspek kejiwaan manusia adalah terapi humanistik. Pengertian Terapi Humanistik Secara umum, terapi humanistik […]

The post Terapi Humanistik: Pengertian – Manfaat dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam psikologi terapi atau psikoterapi untuk menangani gejala atau kasus kesehatan mental, ada banyak jenis pendekatan yang bisa digunakan tergantung pada latar belakang, jenis, dan gejala gangguan yang dihadapi. Diantara jenis terapi psikologi yang banyak digunakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan aspek kejiwaan manusia adalah terapi humanistik.

Pengertian Terapi Humanistik

Secara umum, terapi humanistik merupakan salah satu bentuk terapi psikologi dengan menggunakan pendekatan psikologi humanistik. Ada beberapa pengertian dari terapi humanistik yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah:

  • Dainuri (2014) menyebutkan bahwa terapi humanistik adalah bentuk terapi yang mana teknik yang digunakan disesuaikan dengan keadaan klien guna membantunya dalam mengatasi permasalahan di dalam dirinya.
  • Wingkel menyatakan bahwa terapi humanistik merupakan kegiatan konseling yang dilakukan berdasarkan pandangan hidup individu dalam memaknai kehidupannya di dunia.
  • Sementara itu, dalam kamus psikologi Kartini Kartono disebutkan bahwa terapi humanistik adalah suatu psikoterapi yang fokus utamanya adalah pengalaman subjektif individu, keinginan, dan juga kemampuannya dalam memilih tujuan hidup.
  • Ediati (2020), mengatakan bahwa terapi humansistik adalah terapi yang menekankan pada perilaku klien dengan dunianya sendiri yang sifatnya subjektif dan fenomenal. Hal ini berarti bahwa terapi humanistik memandang manusia yang satu berbeda dengan manusia lainnya serta tidak bisa digeneralisir sehingga dalam melakukan terapi perlu intervensi yang berbeda sesuai dengan diri klien masing-masing.

Karakteristik Terapi Humanistik

Pendekatan dalam terapi humanistik sangat menekankan prinsip bahwa setiap individu memiliki cara pandangnya sendiri akan suatu hal.  Terapi ini juga didasarkan pada teori humanistik yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk bisa membuat keputusannya sendiri.

Diantara karakteristik utama dalam terapi humanistik adalah:

  • Terapi ini menitikberatkan pada pengembangan sikap dan perilaku positif
  • Lebih fokus kepada intuisi pribadi klien
  • Membimbing klien untuk menyadari kemampuan dirinya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
  • Fokus pada tujuan akhir, yaitu aktualisasi diri menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Manfaat Terapi Humanistik

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh melalui terapi humanistik ini. Diantaranya adalah:

  • Terapi humanistik dapat membantu klien untuk mengenali keadaan dirinya serta membantumya untuk kembali dapat memaknai hidup serta menjalankan fungsi dan perannya secara penuh sebagai individu (fully functioning person).
  • Terapi humanistik bisa digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan psikologis, seperti trauma, phobia, depresi, stress, gangguan tidur, kecemasan yang berlebihan, gangguan panik, skizofrenia, adiksi, dan sebagainya.
  • Terapi humanistik bisa membantu klien untuk mencapai potensi dirinya secara lebih maksimal dengan mengatasi berbagai hambatan psikologis yang dideritanya, seperti penerimaan diri yang rendah, ketidakmampuan memaknai hidup, perasaan yang kosong, atau rasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri.
  • Terapi humanistik bisa membantu pasien untuk menggali kembali memori masa-masa awal kehidupannya serta mengidentifikasi pola keterkaitan antara masa lalunya dengan kondisi saat ini.

Cara Kerja Terapi Humanistik

Terapi humanistik bertujuan untuk mengubah pemahaman klien akan makna kehidupan serta cara pandang yang positif terhadap diri dan lingkungannya. Guna mencapai tujuan tersebut, maka dalam terapi ini akan digali mengenai sudut pandang klien akan berbagai pilihan dalam hidupnya. Sebab, tidak ada yang lebih mengenal, memahami, dan mengerti akan pengalaman dan kebutuhan klien kecuali dirinya sendiri. Terapis disini berperan untuk membantu klien agar ia fokus pada tujuannya.

Sesi terapi juga akan diisi dengan pembelajaran mengenai cara untuk menerima diri sendiri serta bagaimana mengembangkan potensi diri. Terapis akan memberikan berbagai afirmasi positif kepada klien, terlepas ia setuju atau tidak. Tujuan akhirnya adalah agar klien akan mendapatkan kembali perasaan positif, penerimaan diri, pemahaman akan makna dan tujuan hidupnya.

Saat menjalani sesi terapi, ada beberapa teknik yang akan digunakan oleh terapis, yaitu:

  • Mendengar secara aktif
  • Fokus pada masalah yang saat ini dialami
  • Menganggap klien sebagai pribadi unik yang mampu memecahkan masalahnya sendiri
  • Menggunakan asumsi bahwa klien adalah manusia yang baik
  • Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan klien  yang belum  terpenuhi.
  • Meyakini dan mengakui kekuatan klien
  • Mempercayakan tanggung jawab dan solusi untuk pemecahan masalah kepada klien sendiri.

Contoh Terapi Humanistik

Salah satu bentuk aplikasi dari terapi humanistik adalah terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers di sekitar pertengahan abad ke 20, yaitu Client Centered Therapy atau yang disebut juga Person Centered Therapy.

Adapun yang menjadi inti tujuan dari client centered therapy ini adalah mengenai diri dan konsep diri dimana terapis akan membantu klien untuk bisa mengenali dan memahami perasaannya yang sebenarnya.

Terapi jenis ini menitikberatkan pada pribadi klien, yakni pada kemampuan klien untuk menentukan masalah penting bagi dirinya dan juga bagaimana pemecahannya.  Sedangkan terapis berperan dalam menciptakan suasana yang mendukung bagi peningkatan konsep diri klien serta memotivasi klien untuk mendapatkan pemahaman terhadap masalah.

Cara atau pendekatan yang dilakukan dalam terapi ini adalah dengan mendengar secara aktif dan melakukan dialog reflektif dengan memposisikan terapis selayaknya cermin bagi perasaan yang dialami oleh klien.

Kesimpulan Pembahasan

Terapi humanistik merupakan salah satu jenis terapi psikologi yang berpedoman pada teori psikologi humanistik. terapi ini dilakukan dengan prinsip bahwa manusia adalah pribadi unik dengan cara pandangnya sendiri, sehingga pada dasarnya ia akan mampu membuat keputusan dan menyelesaikan masalahnya sendiri. sebab tidak ada yang lebih bisa mengetahui, mengenali, dan memahami kebutuhan manusia selain dirinya sendiri.

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seseorang yang menjalani terapi humanistik, seperti untuk mengatasi berbagai gangguan psikologis, meningkatkan konsep dan penerimaan diri, semakin memahami diri sendiri sehingga bisa mencapai potensi dan aktualisasi diri secara maksimal.

Diantara contoh bentuk terapi humanistik adalah client/person centered therapy yang dikembangkan oleh carl rogers. terapi berpusat ini menekankan pada kemampuan diri klien sendiri dan terapis bertugas menciptakan suasana dan memberi motivasi pada klien untuk bisa menemukan sendiri pemahaman akan masalahnya.

The post Terapi Humanistik: Pengertian – Manfaat dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>