Bintang laut - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bintang-laut Sat, 15 Jul 2023 01:48:50 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Bintang laut - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bintang-laut 32 32 Bintang Laut : Ciri, Jenis, Fungsi, dan Reproduksinya https://haloedukasi.com/bintang-laut Fri, 14 Jul 2023 10:15:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44291 Bintang laut adalah sekelompok hewan laut yang tergolong dalam filum Echinodermata dan kelas Asteroidea. Struktur tubuhnya memiliki lengan banyak bentuk jari dari pusat tubuh. Bintang laut memilik lengan berjumlah 5, walaupun beberapa ada yang lebih dari 5 lengan. Bintang laut memiliki berbagai ukuran dari yang terkecil sampai terbesar. Memiliki berbagai warna dan juga pila, sesuai […]

The post Bintang Laut : Ciri, Jenis, Fungsi, dan Reproduksinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Bintang laut adalah sekelompok hewan laut yang tergolong dalam filum Echinodermata dan kelas Asteroidea. Struktur tubuhnya memiliki lengan banyak bentuk jari dari pusat tubuh. Bintang laut memilik lengan berjumlah 5, walaupun beberapa ada yang lebih dari 5 lengan.

Bintang laut memiliki berbagai ukuran dari yang terkecil sampai terbesar. Memiliki berbagai warna dan juga pila, sesuai dengan spesiesnya, dimana hidupnya di perairan hangat atau dingin baik itu yang dangkal ataupun lautan dalam.

Bintang laut memiliki sistem pencernaan yang unik yaitu memiliki mulut di bagian tengah bawah tubuhnya yang digunakan untuk menghisap makanan, seperti kerang atau hewan kecil lainnya. Beberapa spesies bintang laut juga memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa, yang berarti dapat tumbuh kembali jika kehilangan salah satu lengannya.

Selain itu, memiliki sistem vaskular air yang kompleks yang digunakan untuk pergerakan dan pertukaran zat. Bintang laut menggunakan tabung kecil yang disebut kaki tabung untuk bergerak dan menempel pada permukaan substrat serta memainkan peran penting dalam ekosistem laut.

Bintang laut merupakan pemangsa dan pemakan pemakan bangkai, membantu menjaga keseimbangan populasi organisme laut lainnya. Namun, beberapa spesies bintang laut juga dapat menjadi hama bagi terumbu karang jika populasi mereka tidak terkendali.

Ciri-ciri Bintang Laut

Ciri-ciri umum yang dimiliki oleh hewan bintang laut adalah sebagai berikut.

Bentuk Tubuh

Bintang laut memiliki bentuk tubuh yang khas dan unik. Secara umum, tubuh bintang laut memiliki cakram tengah yang disebut diskus yang berfungsi sebagai pusat tubuh. Dari diskus tersebut, menjulur keluar lengan-lengan yang disebut brachia atau lengan bintang laut.

Jumlah lengan pada bintang laut dapat bervariasi, mulai dari lima lengan hingga lebih dari 40 lengan, tergantung pada spesiesnya. Setiap lengan memiliki struktur anatomi yang mirip serta terdiri dari rangka internal yang terbuat dari kalsium karbonat yang keras.

Rangka tersebut melindungi organ-organ dalam bintang laut dan memberikan dukungan struktural. Di permukaan lengannya terdapat tonjolan-tonjolan kecil yang disebut bulu atau spines yang berfungsi sebagai alat peraba dan membantu dalam pergerakan.

Pada bagian bawah tubuh bintang laut terdapat mulut yang dikelilingi oleh lengan-jari yang disebut tube feet atau kaki tabung. Tube feet tersebut dilengkapi dengan cakram pelekat yang memungkinkan bintang laut untuk bergerak dan menempel pada permukaan substrat.

Tube feet juga berperan dalam memperoleh makanan dan berfungsi sebagai sistem peredaran air dalam tubuh. Bentuk tubuh bintang laut dapat bervariasi tergantung pada spesiesnya, ada yang memiliki tubuh pipih dengan lengan yang panjang dan tipis, sementara yang lain memiliki tubuh yang lebih bulat dan lengan yang pendek dan gemuk.

Beberapa spesies bintang laut juga memiliki ciri khas tertentu, seperti bintang laut mahkota yang memiliki lengan yang sangat panjang dan bintang laut bulu yang memiliki lengan yang ditutupi dengan bulu-bulu halus.

Kulit

Kulit bintang laut terdiri dari lapisan epidermis yang tipis dan lapisan dermis di bawahnya. Epidermis menghasilkan sel-sel kulit dan melindungi tubuh bintang laut. Dermis mengandung serat-serat kalsium karbonat yang membentuk kerangka internal atau rangka bintang laut.

Kemudian, kulit tersebut memiliki tonjolan-tonjolan kecil yang disebut spines atau duri-duri. Spines ini terletak di permukaan kulit dan dapat berbagai ukuran dan bentuk tergantung pada spesiesnya. Beberapa spesies memiliki spines yang panjang dan tajam, sementara yang lain memiliki spines yang pendek dan halus.

Spines berfungsi sebagai alat peraba dan membantu dalam pergerakan bintang laut. Kulit bintang laut memiliki berbagai warna dan pola yang menarik. Beberapa spesies memiliki warna-warna cerah seperti merah, kuning, atau biru, sementara yang lain memiliki warna yang lebih netral seperti cokelat atau abu-abu. Pola pada kulit hewan laut tersebut juga bervariasi, mulai dari pola yang sederhana hingga pola yang rumit dengan garis-garis atau bintik-bintik.

Sistem Vaskular Air

Sistem vaskular air pada bintang laut terdiri dari jaringan-jaringan saluran air dan struktur-struktur terkait yang tersebar di seluruh tubuh mereka. Fungsi utama sistem vaskular air adalah untuk pergerakan, pemberian makan, dan pertukaran gas.

Sistem tersebut memungkinkan bintang laut untuk menggerakkan tube feetnya, menempel pada permukaan substrat, mengambil makanan, serta melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida melalui membran tubuh.

Sistem vaskular air pada bintang laut juga berperan dalam proses reproduksi. Pada beberapa spesies, mereka digunakan untuk mengalirkan air yang mengandung sperma dan telur selama pembuahan. Secara keseluruhan, sistem vaskular air pada bintang laut adalah sistem yang penting dalam regulasi fisiologi dan fungsi tubuh mereka, memungkinkan pergerakan, pemberian makan, pertukaran gas, dan reproduksi.

Memiliki Mulut dan Perut Tengah

Mulut bintang laut terletak di bagian tengah bawah tubuh, di tengah-tengah lengan-lengan bintang laut. Mulut tersebut dapat berbentuk seperti celah atau lubang kecil yang dikelilingi oleh lengan-jari yang disebut tube feet atau kaki tabung.

Mulut bintang laut berguna untuk memasukkan makanan ke dalam sistem pencernaan. Kemudian, perut tengah bintang laut adalah struktur pencernaan yang unik. Perut tersebut dapat diinversi (dikembalikan ke luar) melalui mulutnya dan ditekankan melalui celah atau celah-celah di antara lengan-lengan bintang laut.

Dalam keadaan normal, perut tengah biasanya berada di dalam tubuh bintang laut, tetapi dapat dikeluarkan melalui mulut untuk mencerna makanan eksternal. Ketika bintang laut menemukan makanan, mereka menggunakan tube feetnya untuk menangkap mangsanya atau menyapu makanan ke arah mulut.

Setelah makanan masuk melalui mulut, perut tengah dapat dikeluarkan melalui mulut dan diinversi ke luar untuk melingkupi atau menutupi makanan yang akan dicerna. Enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh sel-sel perut tengah kemudian diberikan ke makanan, memecahnya menjadi partikel-partikel kecil yang dapat diserap.

Proses pencernaan tersbut berlangsung di dalam perut tengah, di mana nutrisi dari makanan diserap oleh dinding perut tengah dan disalurkan ke sistem vaskular bintang laut untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.

Perut tengah memiliki kemampuan yang luar biasa untuk meregenerasi jika rusak atau diputuskan. Bagian perut yang terputus dapat tumbuh kembali menjadi perut baru, yang memungkinkan bintang laut untuk terus bertahan hidup dan mencerna makanan.

Kemampuan Regenerasi yang Baik

Salah satu kemampuan regenerasi yang paling menonjol pada bintang laut adalah kemampuannya untuk meregenerasi lengan yang hilang. Jika sebagian lengan bintang laut terputus karena cedera atau predator, mereka dapat tumbuh kembali menjadi lengan baru.

Proses regenerasinya melibatkan sel-sel khusus yang terdapat di tubuh bintang laut yang dapat memperbanyak diri dan mengembangkan kembali struktur lengan yang hilang. Selain meregenerasi lengan, beberapa spesies bintang laut juga memiliki kemampuan untuk meregenerasi bagian tubuh tengah yang hilang.

Bagian tubuh tengah, yang mencakup organ-organ internal seperti perut tengah, juga dapat tumbuh kembali dengan waktu yang cukup. Kemampuan regenerasi pada bintang laut biasanya spesifik terhadap bagian tubuh tertentu.

Misalnya, jika bagian tengah tubuh bintang laut terputus, maka akan meregenerasi bagian tubuh tengah baru, bukan tumbuh menjadi lengan. Hal itu menunjukkan adanya pola regenerasi yang terkait dengan struktur tubuh spesifik bintang laut.

Tingkat regenerasinya bervariasi tergantung pada spesiesnya, usia, kondisi kesehatan, dan sejumlah faktor lainnya. Beberapa spesies bintang laut memiliki kemampuan regenerasi yang lebih baik daripada yang lain, sementara yang lain mungkin memiliki tingkat regenerasi yang lebih terbatas.

Sistem Saraf

  • Saraf ventral

Bintang laut memiliki rantai saraf ventral yang berjalan sepanjang bagian bawah tubuh mereka. Rantai saraf tersebut menghubungkan sistem saraf di setiap lengan bintang laut dengan sistem saraf di bagian tubuh tengah.

Di setiap lengan, terdapat ganglion atau simpul saraf yang berfungsi sebagai pusat pengontrol saraf. Ganglion berperan dalam mengatur gerakan lengan, koordinasi aktivitas dan respons saraf pada tingkat lengan.

  • Saraf tepi

Selain rantai saraf ventral, bintang laut juga memiliki jaringan saraf tepi yang terdistribusi di sepanjang lengan-lengan mereka. Saraf tepi membantu dalam deteksi rangsangan eksternal dan transmisi sinyal saraf di seluruh tubuh.

Beberapa spesies bintang laut dilengkapi dengan mata atau struktur sensorik sederhana yang terletak di ujung lengan-lengan mereka. Meskipun kemampuan penglihatan mereka terbatas, struktur sensorik tersebut membantu bintang laut dalam mendeteksi cahaya, perubahan cahaya, atau arah cahaya.

Habitat dan Persebaran yang Luas

Bintang laut secara umum merupakan hewan laut, dan kebanyakan spesiesnya ditemukan di perairan laut. Mereka dapat ditemukan di samudra, laut, dan lautan di berbagai wilayah, termasuk di perairan tropis, subtropis, dan subpolar.

Selain itu, sering ditemukan di perairan dangkal, seperti terumbu karang, laguna, pantai berbatu, dan perairan pasang surut. Bintang laut dapat hidup di zona intertidal, di mana mereka terkena oleh air laut pada pasang tinggi dan terpapar udara saat pasang surut rendah.

Beberapa spesies bintang laut juga hidup di perairan yang lebih dalam, seperti perairan laut dalam, palung laut, atau perairan dengan dasar laut yang lebih dalam. Bintang laut dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan, termasuk perairan dengan tekanan yang tinggi dan suhu yang rendah.

Dalam budaya, bintang laut sering dianggap sebagai simbol keindahan dan keunikan. Serta, biasanya dapat ditemukan dalam akuarium dan sering kali menjadi daya tarik dalam industri pariwisata pantai.

Jenis-jenis Bintang Laut

Terdapat ribuan spesies bintang laut yang ada di seluruh dunia. Beberapa contoh jenis-jenis bintang laut yang cukup dikenal adalah sebagai berikut.

Bintang Laut Pasir (Asterina gibbosa)

Bintang laut pasir (Asterina gibbosa) adalah salah satu spesies bintang laut yang termasuk ke dalam keluarga Asterinidae. Bintang laut pasir ditemukan di perairan dangkal di sepanjang pesisir Samudra Atlantik, Laut Tengah, dan Laut Utara.

Bintang laut pasir biasanya hidup di zona intertidal, terutama pada substrat pasir atau berbatu. Kemudian memiliki tubuh yang pipih dan berbentuk bintang dengan lima lengan, meskipun ada individu yang memiliki hingga tujuh lengan.

Biasanya memiliki ukuran yang relatif kecil, dengan diameter tubuh sekitar 2 hingga 3 cm. Pada umumnya memiliki warna-warna yang cokelat atau hijau keabu-abuan. Bagian dorsalnya kadang-kadang memiliki pola-pola yang berbeda, seperti bintik-bintik atau garis-garis gelap.

Bintang Laut Mahkota (Crown of Thorns Starfish)

Bintangl mahkota umumnya ditemukan di perairan tropis dan subtropis, seperti di kawasan Pasifik, seperti Samudra Pasifik Barat, Laut Tiongkok Selatan, dan Kepulauan Pasifik Tengah. Kemudian, memiliki lengan-lengan yang panjang dan dilapisi dengan duri-duri yang panjang dan tajam, yang memberikan penampilan seperti mahkota duri.

Warna tubuhnya dapat bervariasi, mulai dari cokelat hingga merah. Bintang laut mahkota merupakan pemakan karang dan polip karang. Cara hidupnya yaitu menggunakan duri-duri di tubuhnya untuk menghancurkan jaringan karang dan menghisap jaringan.

Jika populasi bintang laut mahkota menjadi terlalu besar, dapat menjadi ancaman serius bagi ekosistem terumbu karang karena pola makan hewan tersebut yang rakus. Bintangl mahkota aktif pada malam hari dan lebih tidak aktif saat siang hari.

Kemudian dapat berkembang biak secara seksual dengan melepaskan telur dan sperma ke dalam air. Selain itu, juga dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri menjadi dua individu baru.

Bintang Laut Pisang (Cushion Starfish)

Bintang Laut Pisang (Cushion Starfish) merupakan istilah yang merujuk pada beberapa spesies bintang laut yang memiliki penampilan bulat dan empuk seperti bantal atau pisang. Ada beberapa spesies bintang laut yang sering dikaitkan dengan istilah tersebut.

Salah satu contohnya adalah Pentaceraster cumingi, juga dikenal sebagai bintangl pisang cumi atau Starry Cushion Starfish. Bintang laut ini ditemukan di perairan tropis dan subtropis, terutama di wilayah Samudra Indo-Pasifik.

Siklus hidupnya berada di terumbu karang, pasir, atau substrat batu di perairan dangkal hingga sedang. Bintang laut pisang cumi memiliki tubuh yang lebar dan bulat dengan lima lengan yang relatif pendek dan lebar.

Kulit hewan ini terasa empuk dan padat, seperti bantal atau pisang, yang memberikan mereka penampilan yang khas. Warna tubuhnya dapat bervariasi, mulai dari cokelat hingga oranye atau merah muda.

Bintang laut pisang cumi merupakan hewan pemakan detritus dan organisme kecil di dasar laut. Bintang laut ini menggunakan lengan-lengannya yang dilengkapi dengan kaki tabung (tube feet) untuk mencari makanan di sekitar substrat, termasuk detritus dan partikel-partikel organik.

Hewan ini relatif aktif dan dapat bergerak di dasar laut, juga memiliki kemampuan regenerasi yang baik. Peranan penting dalam ekosistem terumbu karang yaitu membantu membersihkan substrat dari detritus dan sisa-sisa organik, serta berkontribusi dalam sirkulasi nutrien di dalam ekosistem terumbu karang.

Bintang Laut Karet (Chocolate Chip Sea Star)

Bintang laut karet (Chocolate Chip Sea Star) merupakan istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada beberapa spesies bintang laut yang memiliki pola cokelat atau bintik-bintik pada tubuhnya yaitu menyerupai cokelat chip.

Bintang Laut ini juga dikenal sebagai Bintang Laut Tali atau Horned Sea Star. Mereka memiliki lengan-lengan yang pendek dan gemuk, dan tubuh mereka ditutupi dengan tonjolan-tonjolan berduri yang keras. Bintang Laut ini dapat ditemukan di perairan tropis di Samudra Indo-Pasifik.

Selain itu juga dikenal sebagai Slime Star atau Royal Starfish. Tubuhnya memiliki lengan-lengan yang lebar dan tubuh yang agak pipih, serta warna tubuhnya dapat bervariasi, tetapi biasanya memiliki pola cokelat atau bintik-bintik yang menyerupai cokelat chip.

Bintang Laut Pohon (Basket Starfish)

Bintang Laut Pohon (Basket Starfish) merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada kelompok spesies bintang laut yang memiliki lengan-lengan yang sangat bercabang dan menyerupai cabang-cabang pohon atau keranjang.

Hewan ini termasuk dalam famili Gorgonocephalidae. Hewan ini memiliki tubuh yang pipih dan lengan-lengan yang sangat bercabang, menyerupai cabang-cabang pohon atau keranjang. Lengan-lengan tersebut berfungsi untuk menangkap plankton dan partikel makanan di air.

Bintang laut ini biasanya memiliki banyak lengan, bisa mencapai puluhan, yang menonjol dari pusat tubuhnya. Bintang laut pohon biasanya ditemukan di perairan tropis dan subtropis di berbagai wilayah, termasuk Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, dan Laut Tiongkok Selatan, serta berada di dasar laut yang dalam, sering kali terkait dengan terumbu karang atau batu-batuan yang memungkinkannya untuk melekat dan memanjat.

Bintang laut ini merupakan pemakan plankton dan partikel makanan di air. Lengan-lengan bercabang yang panjang dan berbulu sangat berguna untuk menangkap makanan dan mengarahkannya ke mulut di bagian tengah tubuh.

Selain itu juga bisa menutupi tubuhnya di siang hari dan kembali membuka lengan-lengannya di malam hari untuk memaksimalkan penangkapan makanan. Kemudian, untuk cara berkembang biaknya yaitu secara seksual dengan melepaskan telur dan sperma ke dalam air.

Setelah proses pembuahan, telur-telur tersebut berkembang menjadi larva yang mengapung di permukaan air sebelum akhirnya menetap dan tumbuh menjadi bintang laut dewasa.

Peran penting bintang laut pohon dalam ekosistem laut sebagai pemangsa plankton, karena membantu dalam mengontrol populasi plankton di perairan tertentu dan juga memberikan makanan bagi beberapa hewan lain seperti ikan dan krustasea.

Bintang Laut Bulu (Feather Starfish)

Bintang laut bulu (Feather Starfish) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kelompok spesies bintang laut yang memiliki lengan-lengan yang berbulu dan sering kali menyerupai bulu atau ranting-ranting tumbuhan.

Selain itu juga dikenal dengan nama Comatulida atau Sea Lilies. Bintang laut tersebut memiliki tubuh yang relatif pipih dan lengan-lengan yang panjang dan bercabang. Lengan-lengannya dilengkapi dengan berkas berbulu yang disebut pinnules, yang memberikan penampilan menyerupai bulu atau ranting-ranting tumbuhan.

Hewan tersebut menggunakan lengan-lengannya untuk menangkap plankton dan partikel makanan di air. Bintang laut ini biasanya ditemukan di perairan laut hangat dan dangkal, terutama di terumbu karang. Namun, juga dapat ditemukan di perairan yang lebih dalam, serta tersebar di berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk di Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, dan Samudra Hindia.

Cara bertahan hidupnya yaitu dengan menggunakan lengan-lengan berbulu mereka yang sensitif untuk menangkap makanan yang mengapung di sekitar mereka. Partikel makanan kemudian diarahkan ke mulut di bagian tengah tubuh.

Sedangkan untuk reproduksinya, berkembang biak dengan cara seksual yaitu melepaskan telur dan sperma ke dalam air. Setelah pembuahan, telur-telur tersebut berkembang menjadi larva yang mengapung di permukaan air sebelum akhirnya menetap dan tumbuh menjadi bintang laut.

Bintang Laut Gergaji (Crown of Thorns Seastar)

Bintang laut gergaji (Crown of Thorns Seastar) merupakan istilah yang digunakan pada spesies bintang laut yang dikenal dengan nama ilmiah Acanthaster planci. Bintang laut gergaji memiliki ciri khas duri-duri panjang yang menyerupai gergaji di lengan-lengannya.

Hewan ini ditemukan di perairan tropis dan subtropis di Samudra Indo-Pasifik, termasuk wilayah Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan Laut Merah. Secara spesifik, bintang laut heraji sering ditemukan di terumbu karang.

Bintang laut ini memiliki tubuh yang pipih dengan lima atau lebih lengan yang bercabang. Setiap lengan dilengkapi dengan duri-duri panjang dan tajam, yang menyerupai gergaji atau duri di sepanjang tepi lengan. Warna tubuhnya sangat bervariasi seperti cokelat, merah, atau hijau.

Bintang laut beraji adalah pemakan karang dan polip karang, dengan cara menggunakan duri-durinya yang tajam untuk menghancurkan jaringan karang dan menghisap jaringan tersebut. Jumlah yang besar atau populasi yang tidak terkendali dari hewan ini dapat menjadi ancaman serius bagi ekosistem terumbu karang karena pola makannya yang rakus.

Aktivitasnya hewan ini relatif aktif pada malam hari dan lebih tidak aktif saat siang hari. Bintang laut geraji berkembang biak secara seksual.

Fungsi Bintang Laut dalam Ekosistem

Bintang laut memiliki beberapa fungsi penting dalam ekosistem laut. Berikut adalah beberapa fungsi bintang laut.

Sebagai Pemangsa

Bintang laut merupakan pemangsa yang efektif di ekosistem laut, hal itu disebabkan, karena mereka memakan berbagai jenis hewan kecil seperti kerang, tiram, krustasea, dan organisme laut lainnya. Dengan memakan hewan-hewan tersebut, bintang laut membantu menjaga keseimbangan populasi di ekosistem laut.

Pemakan Bangkai

Selain sebagai pemangsa, bintang laut juga merupakan pemakan bangkai. Hewan ini memakan sisa-sisa organisme mati yang ada di dasar laut. Dengan melakukan itu, bintang laut membantu membersihkan lingkungan dan mendaur ulang nutrisi.

Pemecah Organisme Mati

Bintang laut memiliki sistem pencernaan eksternal yang unik, karena dapat merubah perut tengah mereka keluar dari mulut untuk mencerna makanan di luar tubuhnya. Hal itu dapat memungkinkannya untuk mencerna organisme mati yang lebih besar, seperti ikan mati atau hewan laut lainnya, dan membantu dalam penguraian bahan organik tersebut.

Mengontrol Populasi

Bintang laut, terutama spesies tertentu seperti bintang laut mahkota, memiliki peran penting dalam mengendalikan populasi organisme tertentu di ekosistem laut. Misalnya, bintang laut mahkota dapat mengendalikan pertumbuhan terumbu karang dengan memakan polip karang. Dalam kasus tersebut, keberadaan bintang laut adalah faktor penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem terumbu karang.

Sumber Makanan

Bintang laut juga dapat berperan sebagai sumber makanan bagi beberapa predator laut, seperti ikan, burung laut, atau moluska. Mengkonsumsi bintang laut oleh predator tersebut memainkan peran dalam rantai makanan dan transfer energi di ekosistem laut.

Meskipun memiliki peran penting dalam ekosistem, beberapa spesies bintang laut juga dapat menjadi hama jika populasi mereka tidak terkendali. Misalnya, populasi yang berlebihan dari bintang laut mahkota dapat menyebabkan kerusakan pada terumbu karang yang sensitif. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami peran dan interaksi bintang laut dalam ekosistem untuk menjaga keseimbangan yang baik

Proses Reproduksinya

Bintang laut memiliki beberapa metode reproduksi yang berbeda, termasuk reproduksi seksual dan aseksual. Berikut adalah beberapa proses reproduksi yang umum terjadi pada bintang laut.

  • Reproduksi Seksual

Bintang laut memiliki sistem reproduksi internal dan eksternal. Pada reproduksi seksual internal, bintang laut jantan melepaskan sel sperma ke dalam air. Kemudian, bintang laut betina menangkap sperma tersebut dengan bantuan struktur khusus yang disebut tuba genital. Pembuahan terjadi di dalam tuba genital betina, dan kemudian telur yang telah dibuahi dilepaskan ke dalam air.

Telur yang dilepaskan akan mengalami pembuahan eksternal saat bertemu dengan sperma di air. Telur yang berhasil dibuahi akan berkembang menjadi larva yang disebut bipinnaria. Larva tersebut akan mengalami metamorfosis menjadi larva brachiolaria yang lebih kompleks sebelum akhirnya berubah menjadi bintang laut dewasa.

  • Reproduksi Aseksual

Bintang laut juga memiliki kemampuan reproduksi aseksual melalui proses regenerasi. Jika bintang laut kehilangan sebagian atau seluruh lengan-lengannya, mereka memiliki kemampuan untuk tumbuh kembali.

Bagian tubuh yang hilang akan mengalami regenerasi dan tumbuh menjadi individu baru yang lengkap. Dalam beberapa kasus, sepotong lengan yang terpisah dari tubuh dapat tumbuh menjadi individu baru dengan waktu tertentu.

Selain regenerasi, bintang laut juga dapat berkembang biak melalui proses fragmentasi. Ketika tubuh bintang laut terbelah menjadi dua atau lebih bagian, setiap bagian tersebut dapat tumbuh menjadi bintang laut yang lengkap.

Hal itu terjadi karena setiap bagian memiliki kemampuan untuk meregenerasi bagian-bagian yang hilang dan berkembang menjadi individu baru. Proses reproduksi pada bintang laut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu air, ketersediaan makanan, dan faktor lingkungan lainnya.

Setiap spesies bintang laut dapat memiliki perbedaan dalam cara reproduksinya, termasuk perbedaan dalam waktu dan strategi reproduksi yang digunakan.

The post Bintang Laut : Ciri, Jenis, Fungsi, dan Reproduksinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Contoh Hewan yang Berkembang Biak dengan Fragmentasi https://haloedukasi.com/contoh-hewan-yang-berkembang-biak-dengan-fragmentasi Wed, 08 Mar 2023 08:52:17 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41843 Fragmentasi termasuk cara perkembang biakan atau reproduksi secara aseksual pada hewan dengan memotong atau memecah bagian tubuhnya menjadi fragmen-fragmen. Baik secara sengaja ataupun tidak sengaja, lalu bagian tubuh yang terpotong tersebut akan tumbuh dan berkembang membentuk bagian tubuh yang utuh seperti induknya. Fragmentasi dapat terjadi secara sengaja ataupun tidak, dapat secara alami dan bisa juga […]

The post 5 Contoh Hewan yang Berkembang Biak dengan Fragmentasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Fragmentasi termasuk cara perkembang biakan atau reproduksi secara aseksual pada hewan dengan memotong atau memecah bagian tubuhnya menjadi fragmen-fragmen. Baik secara sengaja ataupun tidak sengaja, lalu bagian tubuh yang terpotong tersebut akan tumbuh dan berkembang membentuk bagian tubuh yang utuh seperti induknya.

Fragmentasi dapat terjadi secara sengaja ataupun tidak, dapat secara alami dan bisa juga karena ulah manusia ataupun kerusakan alam oleh pemangsa atau lingkungan. Perkembangan biakan secara fragmentasi terjadi melalui dua tahap, yaitu :

  • Pematahan atau pemotongan tubuh induk menjadi dua bagian atau lebih
  • Regenerasi dimana bagian tubuh yang terpotong akan tumbuh kembali pada bagian dari setiap potongan tubuh induk tersebut.

Hingga pada akhirnya terbentuklah individu baru yang mempunyai bagian tubuh lengkap dari setiap potongan tubuh tersebut dan bagian tubuh yang terpotong akan tumbuh kembali. Akan tetapi, reproduksi dengan cara fragmentasi juga memiliki kelemahan.

Karena perkembangan ini merupakan bentuk reproduksi aseksual, sehingga dari proses reproduksi ini tidak menghasilkan keanekaragaman genetika pada keturunannya.

Terdapat beberapa contoh hewan yang berkembang biak dengan cara fregmentasi, yaitu :

1. Cacing Annelida

Cacing Annelida merupakan cacing dengan tubuh yang tersusun daria segmen-segmen yang membentuk cincin unik pada bagian tengah tubuhnya. Nama annelida berasal dari bahasa latin “Annelus” yang berarti cincin kecil. 

Meski berongga, struktur tubuhnya tetap sempurna sehingga termasuk dalam hewan selomata. Seperti cacing pada umumnya, cacing Annelida bernapas melalui pembuluh darah kecil yang tersebar di seluruh permukaan tubuhnya, sistem pencernaannya dan sirkulasi tertutup.

Habitat cacing annelida berada di tanah lembab atau di perairan, baik air tawar maupun air asin. Cacing Annelida hidup secara bebas dan liar, spesies dari cacing ini adalah llintah dan cacing tanah. Untuk reproduksi cacing ini akan membelah dirinya. Lalu bagian yang terbelah akan meregenerasi menjadi cacing yang baru. 

2. Cacing planaria 

Cacing planaria biasa disebut juga dengan cacing pipih merupakan Platyhelminthes. Cacing ini berkembang biak dengan cara fragmentasi, yakni dengan cara memotong bagian tubuhnya lalu bagian tubuh tersebut mengalami regenerasi membentuk tubuh yang baru. 

Yang menarik adalah cacing planaria ini bisa memotong tubuhnya hingga menjadi 279 bagian yang berkembang menjadi cacing planaria baru. Hal ini dapat terjadi karena cacing planaria memiliki sel neoblast yang dapat mempercepat regenerasi tubuhnya. 

Cacing ini memiliki bentuk tubuh seperti daun yang panjang, lunak serta memiliki silia. Dengan bagian kepala yang berbentuk seperti  sekop dengan dua mata untuk melihat cahaya. Biasanya cacing ini ditemukan hidup di air tawar yang bersih. 

3. Spons

Spons atau bunga karang merupakan organisme multiseluler yang memiliki banyak pori di tubuhnya. Spons ini dapat berkembang biak dengan dua cara, yakni secara seksual dan aseksual. Untuk secara aseksual atau vegetatif yakni dengan melakukan fragmentasi.

Hewan seperti spons secara alami terpecah-pecah dan bereproduksi. Biasanya fragmentasi terjadi apabila tubuh spons tersebut patah, baik karena ombak laut atau hantaman hewan laut. Biasanya patahan dari spons tersebut akan terbawa oleh arus air laut hingga jauh dari induknya.

Hingga memperoleh tempat yang tepat maka patahan spons tersebut tumbuh menjadi spons yang baru apabila mempunyai sel kolensit yang berfungsi menghasilkan mesohil dan amebosit. Berbeda dengan cacing planaria yang proses regenerasinya tidak membutuhkan waktu yang lama

Pada spons ini proses pertumbuhan sangatlah lama, bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun hanya untuk membentuk ukuran 1 meter. Biasanya spons banyak ditemukan di air laut hingga kedalaman 8000 meter.

4. Koral

Terdapat banyak jenis koloni koral dapat berkembang biak melalui fragmentasi yang terjadi secara alami atau buatan. Dimana bagi yang hobi akuarium batu karang, dapat memecah koral dengan berbagai tujuan termasuk untuk perdagangan atau pertukaran dengan penggemar lain, eksperimen pembiakan, dan meminimalisir kerusakan terhadap batu karang.

Koral atau karang biasanya dapat digandakan dalam akuarium dengan menempelkan “fragmen” dari koloni induk menjadi substrat yang sesuai, seperti sumbat keramik atau sepotong batu hidup. Akuarium ini dirancang khusus untuk mengembangbiakkan koloni koral dari fragmen.

Banyak jenis koloni koral dapat berkembang biak melalui fragmentasi yang terjadi secara alami atau buatan. Bagi yang hobi akuarium batu karang, penggemar jamak memecah koral dengan berbagai tujuan termasuk pengendalian bentuk perdagangan, atau pertukaran dengan penggemar lain, eksperimen pembiakan, dan meminimalisir kerusakan terhadap batu karang.

Baik koral keras maupun lunak dapat difragmentasi. Genera yang sangat toleran terhadap fragmentasi antara lain: Acropora, Montipora, Pocillopora, Euphyllia, dan Caulastrea di antara banyak lainnya

5. Bintang laut

Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang memiliki nama lain yakni asteroidea, yang masuk ke dalam kelompok Echinodermata, yang dapat berkembang biak secara seksual dan juga aseksual, untuk aseksual dengan cara fragmentasi. 

Pada bintang laut bagian tubuh yang mengalami fragmentasi adalah lengan. Dengan cara apabila salah satu lengannya terputus maka lengan tersebut dapat berkembang membentuk tubuh baru dan menjadi individu baru.

Lalu tubuh bintang laut yang kehilangan lengan akan mengalami regenerasi untuk menumbuhkan kembali lengan yang baru. Bintang laut banyak ditemukan di sekitar terumbu karang daerah iklim tropis dan juga di hutan rumput laut samudera dalam.

The post 5 Contoh Hewan yang Berkembang Biak dengan Fragmentasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>