bryophyta - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bryophyta Fri, 17 Dec 2021 06:16:32 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico bryophyta - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/bryophyta 32 32 Lumut Hati: Ciri-Ciri, Struktur dan Manfaat https://haloedukasi.com/lumut-hati Fri, 17 Dec 2021 05:53:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29500 Lumut merupakan tumbuhan yang sering kita jumpai pada tempat-tempat lembab dan sering kali dianggap mengganggu. Lumut hati memiliki nama lain yaitu hepaticophyta. Hepaticophyta ini adalah salah satu dari tiga klasifikasi yang membedakan kelas dari tumbuhan lumut atau bryophyta. Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, jadi selain ada hepaticophyta, terdapat dua lainnya yaitu lumut daun (bryopsida) dan […]

The post Lumut Hati: Ciri-Ciri, Struktur dan Manfaat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Lumut merupakan tumbuhan yang sering kita jumpai pada tempat-tempat lembab dan sering kali dianggap mengganggu.

lumut hati

Lumut hati memiliki nama lain yaitu hepaticophyta. Hepaticophyta ini adalah salah satu dari tiga klasifikasi yang membedakan kelas dari tumbuhan lumut atau bryophyta. Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, jadi selain ada hepaticophyta, terdapat dua lainnya yaitu lumut daun (bryopsida) dan lumut tanduk (anthocerotophyta).

Lumut hati tubuhnya terbagi menjadi dua lobus maka dari itu bentuknya menjadi tampak seperti hati. Kemudian berdasarkan bentuk talus, tumbuhan lumut hati dikelompokkan menjadi dua yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Contoh dari lumut hati bertalus ialah spesies Marchantia polymorpha.

Habitat tumbuhan lumut hati ini bisa di daerah yang basah serta lembab atau bahkan di kawasan yang sangat kering. Daerah yang lembab misalnya menempel pada bebatuan atau dinding yang terletak di tempat yang basah dan lembab. Hal ini menyebabkan lumut hati memiliki struktur higromorf.

Lumut hati juga dapat tumbuh di tempat yang sangat kering seperti pada batuan cadas, di kulit pepohonan, atau diatas tanah sekalipun. Hal ini membuat tubuh lumut hati memiliki struktur xeromorf.

Lumut hati tersebar hampir di seluruh dunia dengan kurang lebih terdapat 8.000 spesies. Sama seperti siklus hidup lumut lainnya, lumut hati juga menjalani dua masa hidup yaitu gametofit dan sporafit dimana masa gametofit lebih dominan.

Ciri-Ciri Lumut Hati

Berikut adalah ciri-ciri lumut hati sehingga mudah untuk diidentifikasikan :

  • Tubuhnya memiliki banyak lekukan pada lembarannya sehingga bentuknya terlihat seperti bentuk hati.
  • Lumut hati terdiri dari struktur tubuh berupa akar, batang serta daun.
  • Alat reproduksi pada tumbuhan lumut hati ini berbentuk seperti paying.
  • Bersifat autotroph yaitu dapat menghasilkan makanan sendiri. Hal ini disebebakan lumut hati dapat melakukan proses fotosintesis.
  • Lumut hati bereproduksi melalui dua cara yaitu secara seksual dan aseksual.
  • Habitat hidup lumut ini biasanya menempel pada bebatuan, tanah, kulit pohon atau juga pada dedauan pohon.

Struktur Lumut Hati

Secara umum, struktur lumut hati terbagi menjadi berikut :

  • Apofisis merupakan sekat atau pembatas yang memisahkan antara seta dan sporogonium.
  • Sporangium adalah penghasil spora.
  • Kaliptra adalah tudung yang melapisi sporangium.
  • Seta adalah tangkai dari sporogonium.
  • Vaigula adalah selaput pangkal dari tangkai sporogonium.

Kemudian berdasarkan bentuk tubuhnya, struktur lumut daun dibedakan menjadi lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.

Struktur dari lumut hati bertalus ialah sebagai beriku :

  • Terdapat sisi dorsal (punggung) dan sisi ventral (perut).
  • Pada sisi dorsal terdapat tonjolan pada ujungnya yang berfungsi untuk mendukung gametangium.
  • Terdapat sel asimilasi yang menjadi pembatas ruang udara.
  • Terdapat lapisan yang membatasi dengan udasar luas yaitu lapisan epidermis.
  • Porus sebagai penghubung ruang udara dan udara luar.
  • Pada sisi ventral terdapat rusuk tengah yang ada diakibatkan dari penebalan pada talus.
  • Terdapat rizoid dan sisik. Serta ada jaringan parenkim yang tidak berwarna yang berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan makanan.

Struktur dari lumut hati berdaun ialah sebagai berikut :

  • Karakteristik tubuh lunak dan mudah untuk membedakan antara sisi dorsal dan ventral.
  • Memiliki 2 hingga 3 barus daun.
  • Terdapat daun lateral yang berada di tepi talus. Daun lateral ini dibagi menjadi dua yaitu lobus postical dan lobus antical.
  • Sel daunnya terdiri atas 1 lapisan sel.
  • Memiliki kloroplas dan trigome (penebalan yang berbentuk segitiga pada sudut sel).

Manfaat Lumut Hati

Lumut hati memiliki keistimewaan jika dibandingkan dengan jenis dan spesies lumut lainnya. Keistimewaan ini ada pada senyawa lumut hati, diketahui jika ekstrak dari lumut ini mengandung beberapa senyawa yang menguntungkan bagi manusia.

Senyawa yang dimaksud dan terkandung dalam lumut hati adalah senyawa isoflavonoid, flavonoid dan bioflavonoid. Dan beberapa spesies juga ada yang mengandung steroid serta triterpenoid. Terdapat senyawa aktif dalam lumut hati ini membuatnya memiliki berbagai manfaat, beberapa diantaranya ialah :

  • Dapat digunakan sebagai pestisida alami dan membantu pertumbuhan tanaman lain

Senyawa flovanoid yang terkandung dalam ekstrak lumut hati dapat menjadi pembunuh utama mikroorganisme yang biasanya menghambat pertumbuhan tanaman. Sehingga dengan menyemprotkan ekstrak lumut hati pada tanaman lain dapat membantu menjaga pertumbuhan tanaman lainnya.

  • Menjadi tindakan pertama penanganan racun ular

Obat yang mengandung ekstrak lumut hati atau lumut hati yang direbus kemudian diminum oleh orang yang terkena gigitan ulat beracun akan membantu menghambat penyebaran bisa ular pada tubuh orang tersebut.

  • Sebagai indikator lingkungan

Tumbuhan lumut hati ini dapat tumbuh dengan siklus hidup yang cepat pada lingkungan yang lembab. Sehingga keberadaannya dapat dijadikan indikator untuk mengukur tingkat kadar kelembapan suatu daerah.

Selain manfaat di atas, fakta terbaru telah ditemukan pada penelitian lumut hati. Berbagai senyawa aktif yang terdapat dalam lumut hati diteliti dapat memberikan berbagai manfaat pada manusia.

Beberapa penyakit yang sedang diteliti dan disinyalir dapat dibantu kesembuhannya oleh senyawa yang ada pada ekstrak lumut hati adalah penyakit yang menjadi pembunuh utama di Indonesia.

Dua penyakit tersebut ialah penyakit jantung dan penyakit diabetes. Indonesia berada dalam urutan keempat di dunia untuk penderita diabetes. Sehingga sangat baik jika lumut hati ini dapat dijadikan alternatif untuk membantu kesembuhan para penderita penyakit tersebut.

The post Lumut Hati: Ciri-Ciri, Struktur dan Manfaat appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bryophyta: Ciri-Ciri, Peranan dan Klasifikasi https://haloedukasi.com/bryophyta Fri, 17 Dec 2021 05:15:18 +0000 https://haloedukasi.com/?p=29499 Bryophyta secara umum dapat diartikan dengan tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut ini biasanya hidup di daerah peralihan antara darat dan air atau daerah lembab dan memiliki ukuran relatif kecil. Lumut dapat dikatakan sebagai tumbuhan peralihan. Peralihan yang dimaksud ialah dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus. Karena habitatnya yang ada di darat dan di air, tumbuhan […]

The post Bryophyta: Ciri-Ciri, Peranan dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bryophyta secara umum dapat diartikan dengan tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut ini biasanya hidup di daerah peralihan antara darat dan air atau daerah lembab dan memiliki ukuran relatif kecil.

Lumut dapat dikatakan sebagai tumbuhan peralihan. Peralihan yang dimaksud ialah dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus.

Karena habitatnya yang ada di darat dan di air, tumbuhan lumut juga dikatakan sebagai tumbuhan amfibi. Lumut memiliki mekanisme reproduksi yang bergantian yaitu seksual dan aseksual. Dikenal dengan tumbuhan berspora karena salah satu cara perkembangbiakannya dengan menggunakan spora.

Tumbuhan lumut digolongkan sebagai tumbuhan pada tingkat rendah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cryptogamae. Kendati tumbuhan tingkat rendah, lumut adalah tumbuhan yang memiliki klorofil sehingga dapat menghasilkan makanan sendiri.

Ciri-Ciri Bryophyta

Secara umum, ciri-ciri bryophyta adalah sebagai berikut:

  • Bersel banyak atau multiseluler.
  • Bersifat autotroph atau dapat menghasilkan makanan sendiri.
  • Mengalami pergiliran fase kehidupan atau metagenesis. Dalam metagenesis ini lumut mengalami fase gametofit dan sporofit.
  • Lumut mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak tumbuh secara membesar.
  • Sebagian besar hidup secara berkoloni atau berkelompok.
  • Tidak memiliki daun, batang dan akar sejati sehingga tidak memiliki pembuluh seperti xylem dan floem.
  • Memiliki rhizoid berupa akar semu yang berfungsi untuk melekat pada substrat serta menyerap makanan.
  • Tidak memiliki pembuluh angkut sehingga fungsinya digantikan dengan sel-sel parenkim.
  • Hidup di habitat yang lembab dan jauh dari cahaya matahari.
  • Dinding sel tersusun dari selulosa dan tidak diperkuat oleh lignin yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi.

Terdapat beberapa fakta menarik mengenai tumbuhan lumut, beberapa diantaranya sebagai berikut :

  • Keberadaan tumbuhan lumut sering disepelekan bahkan dianggap mengganggu karena beberapa faktor yang merugikan. Namun disisi lain, keberadaan lumut dapat menjadi indikator lingkungan serta menjaga agar lingkungan tidak berada pada tingkat kekurangan zat air.
  • Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan. Merupakan peralihan dari tumbuhan thallus ke bentuk tumbuhan kormus. Hal ini dikarenakan lumut masih tergolong tanaman tingkat rendah dimana akar, batang dan daunnya belum dapat digolongkan sebagai akar, batang dan daun sejati layaknya tanaman tingkat tinggi.

Peranan Bryophyta

Ada beberapa spesies tumbuhan lumut yang memiliki suatu peranan dalam kehidupan manusia. Beberapa peranan bryophyta ialah sebagai berikut:

  • Membantu menahan erosi tanah. Lumut dapat menyerap air dengan sangat baik, sehingga kehadirannya pada tanah dapat membantu menjaga kepadatan tanah sehingga tanah tidak mudah terkikis.
  • Membantu meminimalisir bahaya banjir. Ketika hujan besar dan air tergenang, lumut yang memiliki daya serap air yang tinggi dapat membantu lingkungan dengan mengurangi bahaya yang disebabkan oleh banjir.
  • Membantu mempercepat penyerapan sumber air tanah. Kehadiran lumut dapat membantu tanah untuk menyerap air sehingga air sumur dan air tanah terjaga ketersediaannya. Ketersediaan air yang cukup akan mejauhkan kehidupan dari dampak kekeringan.
  • Membantu menyediakan oksigen. Lumut adalah tumbuhan autotroph dimana ia dapat berfotosintesis dan memproduksi makanan sendiri. Salah satu hasil fotosintesis adalah oksigen. Sehingga ketika lumut melakukan fotosintesis, hal ini juga membantu untuk memberikan oksigen tambahan pada lingkungan.
  • Dapat menjadi indikator lingkungan. Beberapa spesies lumut berperan sebagai tumbuhan perintis pada suatu wilayah tertentu karena ia tumbuh paling awal.

Klasifikasi Bryophyta

Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas yaitu sebagai berikut:

bryophyta

1. Bryopsida (Lumut Daun)

Lumut daun ini memiliki kurang lebih 10.000 spesies yang dibagi lagi ke dalam tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales dan Andreales. Lumut ini tumbuh di lingkungan yang lembab dan cukup sering untuk ditemui serta mudah dikenali karena sering ditemukan di tempat yang agak terbuka.

Lumut daun ini banyak tumbuh di habitat rawa. Dimana pertumbuhannya membentuk rumpun sehingga membuat air yang berada di bawahnya mati dan kemudian berubah menjadi tanah gambut.

2. Hepaticophyta (Lumut Hati)

Lumut ini memiliki bentuk seperti lembaran dengan banyak lekukak dan menyerupai bentuk hati. Lumut hari ini memiliki struktur akar, batang dan daun sehingga sering kali dinilai sebagai peralihan dari Thallophyta ke Cormophyta.

Lumut ini biasanya hidup pada tanah lembab yang mengandung mineral seperti lereng gunung atau di perbukitan.

3. Anthocerotophyta (Lumut Tanduk)

Lumut tanduk memiliki saprofit yang panjang dan runcing bahkan dapat tumbuh hingga tinggi 5 cm. Saprofit pada lumut ini tidak memiliki seta dan hanya terdapat sporangium.

Habitat lumut tanduk biasanya wilayah yang terbuka dan lembab seperti bukit dan lereng gunung. Lumut ini tidak dapat hidup di daerah yang bersifat asam dan kurang unsur hara seperti di tanah gambut.

Struktur Bryophyta

Berikut adalah struktur yang menjadi penyusun bryophyta:

  • Mikrogametangium atau anteridium. Merupakan alat kelamin jantan sebagai penghasil spermatozoid yang terdapat pada tumbuhan lumut.
  • Makrogametangium atau arkegonium. Merupakan alat kelamin betina yang ada pada tumbuhan lumut dan bertugas menghasilkan ovum.
  • Seta. Merupakan bagian dari tumhuhan lumut berupa tangkai yang berbentuk memanjang dan membantu menopang tumbuhan.
  • Sporogonium. Ini merupakan cikal bakal penghasil spora dimana bentuknya kecil dan berupa sebuah embrio.
  • Sporangium. Berbentuk seperti kapsul yang berfungsi sebagai tempat menampung spora. Kaliptra adalah pelindung dari sporangium.
  • Protonema. Merupakan kecambah yang dihasilkan dari spora yang bersifat haploid.
  • Rizoid. Berbentuk benang dan peranan sangat mirip dan identik dengan peranan akar yaitu memperoleh nutrisi dan air serta membantu tumbuhan lumut untuk melekat pada suatu tempat.
  • Lapisan kulit dalam tersusun dari korteks.
  • Silinder pusat terdiri dari sel parenkim sebagai sel penunjang. Parenkim berbentuk memanjang serta tidak mengandung xylem dan floem. Sel parenkim ini memiliki kegunaan untuk mengangkut garam mineral.
  • Daun bryophyta memiliki ketebalan satu lapis sel. Dimana sel daun kecil dan mengandung kloroplas. Kloroplas ini tersusun seperti jaring serta berbentuk memanjang dan sempit. Hanya ibu tulang daun yang tersusun dari lebih dari satu lapis sel.

Siklus Hidup Bryophyta

Bryophyta mengalami pergiliran keturunan dalam siklus kehidupan. Proses pergiliran keturunan ini disebut dengan metagenesis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metagenesis merupakan proses pergantian generasi dari aseksual berganti ke generasi seksual serta sebaliknya.

Pada tumbuhan lumut, metagenesis ini dijalani dengan pergiliran antara masa gametofit dan masa saprofit. Dimana masa gametofit tumbuhan lumut lebih dominan dari pada masa saprofitnya.

Pada masa saprofit diawali dengan sporofit yang menghasilkan spora yang kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Gametofit kemudian akan terbentuk dari protonema tersebut. Dimulailah masa gametofit.

Gametofit bersifat haploid yaitu memiliki satu sel kromosom. Gametofit kemudian akan menghasilkan gametangium yaitu alat reproduksi berupa anteridium dan arkegonium.

Pembuahan yang terjadi antara kedua alat reproduksi jantan dan betina pada tumbuhan lumut akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid. Zigot akan menjadi cikal bakal yang mengawali masa saprofit lagi.

Zigot akan membelah dan menjadi saprofit dewasa yang akan melekat pada gametofit, seta dan kapsul yang berada di bagian ujung. Kapsul ini adalah tempat untuk menghasilkan melalui fase meiosis. Setelah spora yang dimatangkan di dalam kapsul masak, maka siklus kehidupan lumut akan berulang kembali.

Reproduksi Bryophyta

Tumbuhan lumut melakukan reproduksi atau perkembangbiakan terbagi menjadi dua acara yaitu :

  • Secara Aseksual (Vegetatif)

Reproduksi aseksual dijalani tumbuhan lumut pada masa saprofit. Hal ini dilakukan dengan proses pembentukan spora yang dilakukan di dalam sporangium.

Sporangium pada tumbuhan lumut berbentuk seperti kotak atau kapsul. Di dalam kapsul inilah spora akan menjalani proses pematangan sebelum akhirnya dilepaskan sebagai spora dewasa.

  • Secara Seksual (Generatif)

Reproduksi seksual dilakukan dengan proses peleburan atau fertilisasi yang terjadi antara alat kelamin jantan dan alat kelamin betina yang dimiliki tumbuhan lumut.

Anteridium (alat kelamin jantan) dan arkegonium (alat kelamin betina) akan menghasilkan zigot diploid. Dimana kemudian zigot ini akan berkembang membentuk spora sehingga proses kehidupan dan proses reproduksi lumut akan kembali berputar.

The post Bryophyta: Ciri-Ciri, Peranan dan Klasifikasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut https://haloedukasi.com/perkembangbiakan-tumbuhan-lumut Tue, 24 Nov 2020 07:07:24 +0000 https://haloedukasi.com/?p=15746 Di dalam kerajaan tumbuhan atau kingdom plantae terdapat suatu klasifikasi tumbuhan tersendiri untuk menggolongkan suatu jenis tumbuhan tertentu. Salah satu klasifikasi tumbuhan tersebut digolongkan dalam sebuah divisi bernama divisi bryophyta. Divisi bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan suatu tumbuhan yang sangat mudah dijumpai terutama pada tempat-tempat dengan tingkat kelembaban tinggi. Tumbuhan lumut biasanya menempel pada suatu […]

The post Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Di dalam kerajaan tumbuhan atau kingdom plantae terdapat suatu klasifikasi tumbuhan tersendiri untuk menggolongkan suatu jenis tumbuhan tertentu. Salah satu klasifikasi tumbuhan tersebut digolongkan dalam sebuah divisi bernama divisi bryophyta.

Divisi bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan suatu tumbuhan yang sangat mudah dijumpai terutama pada tempat-tempat dengan tingkat kelembaban tinggi. Tumbuhan lumut biasanya menempel pada suatu permukaan seperti tembok, tanah, batuan lapuk, hingga kulit pohon.

Bentuk lumut beraneka macam, mulai dari lembaran hingga mirip seperti tumbuhan namun berukuran kecil. Bagian tubuh lumut yang menyerupai akar dikenal dengan sebutan rizoid, berfungsi untuk menyerap air dan garam mineral, serta alat pelekat bagi tumbuhan lumut untuk dapat melekat pada suatu media.

Tumbuhan lumut dianggap sebagai tumbuhan pioner atau perintis karena dianggap sebagai tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan rusak seperti kebakaran hutan.

Tumbuhan lumut membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab dan banyak air bukan tanpa sebab. Ternyata air dibutuhkan guna melakukan proses reproduksi atau pembuahan, sebab jika tidak ada air maka sel kelamin jantan tidak akan bisa membuahi sel kelamin betina.

Lalu bagaimana proses perkembangbiakan tumbuhan lumut? Mari disimak penjelasannya di bawah ini!

Organ Reproduksi Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut dapat melakukan perkembangbiakan secara aseksual dan seksual, akan tetapi sebagian besar lumut melakukan perkembangbiakan secara seksual atau generatif. Sebelum mengetahui bagaimana cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, terlebih dahulu diketahui organ reporduksi dari tumbuhan lumut.

Pada tumbuhan lumut dikenal istilah gametofit yakni bentuk tumbuhan lumut yang berwarna hijau, berbentuk lembaran, serta terdapat alat kelamin yang dapat menghasilkan gamet.

Pada tumbuhan lumut alat kelamin jantan akan menghasilkan sel jantan yang disebut sebagai anteridium dengan menghasilkan sperma berflagela, sedangkan alat kelamin betina yang menghasilkan sel betina disebut dengan nama arkegonium dan menghasilkan sel telur (ovum).

Untuk lumut yang mempunyai dua alat kelamin atau anteridium dan arkegonium dalam satu rumah, tumbuhan lumut tersebut disebut sebagai berumah satu (monesis) atau homotalus. Sedangkan bagi tumbuhan lumut yang hanya mempunyai satu alat kelamin disebut sebagai berumah dua (diesis) atau heterotalus.

Proses Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut

Perkembangbiakan Seksual

Perkembangbiakan lumut diawali ketika anteridium atau alat kelamin jantan dalam kondisi matang dan siap menglepaskan anterozoid atau sel sperma. Sel ini memiliki ekor seperti benang dan bergerak ke arah arkegonium secara kimiawi untuk melakukan pembuahan membentuk zigot.

Pembentukan zigot memasuki fase kedua dari siklus hidup lumut. Zigot terus mengalami perkembangan dan berubah menjadi sporofit atau tanaman spora bersifat haploid (n). Ketika masak (umur 3 – 6 bulan) akan terbentuk bagian panjang bernama seta.

Sporofit mulai tumbuh dengan melakukan pembelahan sel keluar dari bagian atas arkegonium atau alat kelamin betina. Di saat yang sama sporofit masih mengandalkan gametofit betina, meskipun sporofit dapat menghasilkan makanan sendiri oleh fotosintesis di tahap awal pertumbuhan.

Tanaman spora atau sporofit tersusun atas tiga struktur, yakni:

  1. Kepala kapsul, berbentuk mirip pod di bagian ujung atas, tempat spora diproduksi.
  2. Seta, merupakan tangkai tegak panjang.
  3. Kaki, berfungsi sebagai penambat tubuh ke gametofit dan mentransfer air dan nutrisi dari gametofit.

Satu buah kepala kapsul dapat berisi lebih dari satu juta spora, tergantung dari jenis spesies lumut. Sebagian besar lumut ditutupi oleh operculum mirip seperti penutup yang akan jatuh jika spora telah matang.

Terdapat pula tudung selaput atau calyptra yang juga akan terbuang saat dewasa, dan berfungsi untuk melindungi operculum. Ada pula struktur kecil mirip gigi di sekitar mulut kapsul, tersusun dari satu atau dua baris gigi yang berfungsi mengontrol pelepasan spora.

Struktur kecil ini disebut sebagai peristome dan akan menutup saat lingkungan terlalu basah untuk mencegah spora keluar. Jika kondisi kering, peristome akan terbuka dan akan melepaskan spora serta meningkatkan peluang spora untuk terdispersi agak jauh dari induk.

Apabila spora jatuh pada lingkungan lembab, maka spora akan bertunas menjadi protonema filamen yang bercabang seperti benang. Tunas tersebut akan tumbuh menjadi gametofit jantan ataupun gametofit betina, dan kemudian melakukan siklus hidup berikutnya.

Perkembangbiakan Aseksual

Selain bereproduksi secara seksual, tumbuhan lumut juga dapat berkembangbiak secara aseksual atau vegetatif. Cara ini dapat dilakukan dengan sejumlah metode yang berbeda-beda.

Salah satu metode yang dilakukan yakni saat batang rumpun besar dari tumbuhan lumut mati, maka tumbuhan lumut akan menghasilkan rumpun baru menjadi tanaman individu.

Metode lainnya yakni jika terjadi pemotongan pada bagian batang atau satu daun tumbuhan lumut secara tidak sengaja, maka potongan-potongan bagian tersebut dapat melakukan regenerasi membentuk tanaman baru.

Pada spesies tertentu, tumbuhan lumut dapat menghasilkan struktur khusus yang disebut sebagai badan induk. Struktur khusus ini dapat berasal dari bagian mana saja tergantung spesies dan nantinya dapat digunakan untuk memperbanyak keturunan atau sebagai bentuk perkembangbiakan secara aseksual.

The post Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>