budaya - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/budaya Mon, 05 Feb 2024 04:23:00 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico budaya - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/budaya 32 32 3 Perbedaan Sosial dan Budaya Beserta Contohnya https://haloedukasi.com/perbedaan-sosial-dan-budaya Mon, 05 Feb 2024 04:20:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47639 Note : revisi yang ditandai warna merah karena masih copas, untuk revisi tetap merah Sosial dan Budaya adalah dua hal yang kerap disandingkan. Padahal keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Istilah sosial lebih luas dibandingkan dengan budaya. Budaya merupakan bagian dari sosial. Tetapi, sosial belum tentu juga budaya. Oleh karena itu, makna sosial lebih luas dibandingkan dengan […]

The post 3 Perbedaan Sosial dan Budaya Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Note : revisi yang ditandai warna merah karena masih copas, untuk revisi tetap merah

Sosial dan Budaya adalah dua hal yang kerap disandingkan. Padahal keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Istilah sosial lebih luas dibandingkan dengan budaya. Budaya merupakan bagian dari sosial. Tetapi, sosial belum tentu juga budaya.

Oleh karena itu, makna sosial lebih luas dibandingkan dengan budaya. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri sehingga dinamakan dengan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia sering melakukan interaksi dengan orang lain.

Dari interaksi inilah terkadang menghasilkan budaya. Budaya menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, budaya dapat diartikan sebagai cara hidup yang berkembang di masyarakat.

Budaya hadir diciptakan oleh masyarakat yang hidup sebagai makhluk sosial. Budaya ini kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Namun, tidak semua budaya mampu bertahan dengan perubahan zaman.

Semua itu tergantung pada masyarakat yang mau melestarikannya atau tidak. Sosial dan budaya adalah dua hal yang saling berkaitan namun memiliki perbedaan.

Berikut ini perbedaan sosial dan budaya.

Ruang Lingkup

Istilah sosial berasal dari bahasa latin yakni socius yang memiliki arti segala sesuatu yang dilahirkan serta tumbuh berkembang di dalam kehidupan. Sosial menyangkut semua hal yang berhubungan dengan masyarakat.

Oleh karena itu, istilah sosial begitu luas bahkan pada beberapa kata kerap disandingkan dengan istilah sosial. Contohnya seperti hubungan sosial, lembaga sosial dan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan dua arah yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok.

Interaksi sosial terjadi biasanya karena adanya kepentingan atau maksud tertentu. Interaksi sosial ini dapat terjadi ketika adanya komunikasi. Baik oleh sang pembawa pesan maupun penerima pesan sebab hal tersebut menjadi salah satu syarat adanya komunikasi.

Oleh karena itu, ketika terdapat dua orang namun tidak melakukan komunikasi maka tidak dikatakan interaksi sosial. Begitupun ketika hanya salah seorang saja yang melakukan komunikasi, hal tersebut juga tidak dikatakan sebagai interaksi sosial. Interaksi sosial ini nantinya akan menghasilkan sebuah hubungan yaitu hubungan pertemanan, bisnis, ataupun kekeluargaan.

Sebab, dari adanya komunikasi akan menghasilkan sebuah informasi yang diterima oleh keduanya. Terkadang informasi ini yang mengantarkan individu memiliki sebuah hubungan karena informasi yang diberikan memiliki kesamaan sehingga keduanya merasa nyambung dan berlanjut memiliki hubungan.

Lain halnya dengan budaya, budaya diartikan sebagai cara hidup yang ada di masyarakat. Budaya termasuk ke dalam bagian dari sosial. Secara sederhana, budaya adalah hasil dari adanya sosial. Di dalam sosial dikenal interaksi, dari adanya interaksi sosial dapat menghasilkan budaya.

Budaya tidak hanya berkaitan dengan nilai-nilai seni dan estetika semata. Budaya lebih luas dari sekadar seni saja. Bahkan budaya dapat menjadi sebuah simbol dari masyarakat yang membedakan dengan kelompok lain. Contoh salah satu budaya Indonesia adalah batik. Batik menjadi simbol budaya Indonesia yang telah diakui dan membedakannya dengan negara lain.

Mungkin negara lain memiliki seni yang serupa dengan batik, namun batik telah menjadi identitas dari Indonesia. Budaya hadir dari buah pemikiran dan gagasan yang dilahirkan oleh manusia. Gagasan ini kemudian berkembang sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang telah berlangsung lama ini kemudian menjadi sebuah budaya.

Unsur-unsur

Sosial bisa diartikan sebagai suatu sikap yang dimilik oleh manusia. Namun, sosial juga bisa menjadi sekelompok orang yang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan secara bersama. Oleh karena itu, sosial memiliki makna yang lebih luas. Menurut Soerjono Soekanto, setidaknya terdapat 5 unsur sosial. Di mana salah satunya adalah kebudayaan.

  • Kelompok Sosial

Kelompok sosial diartikan sebagai sekumpulan individu yang terlibat dalam kegiatan bersama. Di mana mereka saling melakukan interaksi satu sama lain. Mereka juga mengakui bahwa mereka adalah anggota dari kelompok tersebut. Kelompok sosial biasanya terbentuk karena adanya kepentingan yang sama. Oleh karena itu, kelompok sosial ini saling mempengaruhi satu sama lainnya.

  • Kebudayaan

Kebudayaan menjadi unsur dari adanya sosial menurut Soerjono Soekanto. Kebudayaan ini lahir dari buah pikiran dan gagasan manusia. Oleh sebab itu, kebudayaan melibatkan akal serta Budi manusia. Kebudayaan tidak bisa digambarkan secara jelas sebab memiliki sifat abstrak. Namun, kebudayaan ini erat kaitannya dengan masyarakat.

  • Lembaga Sosial

Lembaga sosial diartikan sebagai lembaga yang memiliki tugas untuk mengatur hubungan antar manusia. Keberadaan lembaga sosial juga untuk menegakkan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Lembaga sosial mencakup banyak hal, tergantung dengan bidang yang ada di masyarakat. Sebab, setiap bidang memiliki kepentingan dan tujuan masing-masing. Di mana kepentingan tersebut diatur oleh suatu lembaga sosial.

  • Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkat tertentu. Biasanya pengelompokan masyarakat ini didasarkan atas kekayaan dan jabatan. Stratifikasi sosial sejatinya telah ada sejak zaman dahulu. Di dalam agama Hindu, dikenal istilah kasta. Terdapat kasta tertinggi yang merupakan kasta untuk golongan Brahma serta bangsawan dan kasta terendah untuk masyarakat jelata.

  • Kekuasaan dan Kewenangan

Di dalam tatanan sosial, tidak bisa dilepaskan dari kekuasaan. Kekuasaan ini tidak selalu bermakna negatif. Adanya penguasa terkadang membuat kehidupan lebih teratur seperti keberadaan kepala daerah atau presiden.

Presiden berfungsi untuk mengatur seluruh kehidupan negara. Oleh karena itu, kekuasaan erat kaitannya dengan kewenangan. Ketika seseorang berkuasa, maka dia memiliki sejumlah kewenangan. Dengan kewenangan tersebut, ia dapat mengatur dan memerintahkan seseorang.

Berbeda dengan budaya, di mana budaya memiliki 7 unsur menurut koentjaraningrat. Di mana unsur budaya meliputi bahasa, organisasi, kesenian, religi, pengetahuan, mata pencaharian, hingga teknologi. Sudah dijelaskan bahwa budaya ini hasil dari pemikiran manusia dan budaya hadir karena telah menjadi kebiasaan di masyarakat.

  • Bahasa

Bahasa menjadi salah satu unsur kebudayaan yang diperkirakan di dunia terdapat sekitar 1000 bahasa. Manusia berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis menggunakan bahasa. Setiap daerah memiliki bahasa yang berbeda, sekalipun satu negara.

Bahkan dalam satu ras, bisa memiliki banyak bahasa yang berbeda. Seperti halnya di Pulau Jawa, sekalipun bernama Jawa, namun tidak semua masyarakat di Pulau Jawa menggunakan bahasa Jawa. Meskipun masih memiliki bahasa yang sama, terkadang hal tersebut juga dibedakan dari aksennya. Seperti yang terjadi pada bahasa Sunda dan Jawa.

Di mana setiap daerah memiliki aksen bahasa Jawa yang berbeda mislanya Jawa Brebes dengan Jawa Jogja akan terdapat perbedaan. Oleh karena itu, dikenal dengan bahasa Jawa Ngapak dengan Jawa Medok. Begitupun dengan bahasa Sunda yang berbeda antara masyarakat di daerah priangan dengan masyarakat sunda lainnya.

  • Religi

Masyarakat di pulau Jawa bagian barat justru menggunakan bahasa Sunda untuk melakukan komunikasi. Selain bahasa, religi juga termasuk ke dalam unsur budaya. Religi atau kepercayaan yang dianut dan diyakini oleh masyarakat akan melahirkan budaya. Seperti saat masa masuknya agama islam ke Indonesia yang banyak melahirkan budaya. Di mana budaya tersebut merupakan akulturasi dari nilai islam dengan kebiasaan setempat.

Budaya tersebut kemudian dilestarikan dan menjadi warisan bagi generasi yang akan datang. Tidak hanya di dalam agama islam saja. budaya juga hadir ketika masuknya Hindu dan Buddha. Di mana kedua agama tersebut terkenal dengan penghormatan terhadap leluhur. Oleh karena itu, banyak bermunculan upacara keagamaan yang hingga saat ini masih ada dan diterapkan khususnya masyarakat Bali.

Contoh Sosial dan Budaya

Contoh dari sosial bisa berupa kegiatan sosial, perubahan sosial hingga interaksi sosial. Sebab, istilah sosial tidak hanya mencakup pada sifat dasar saja, melainkan juga manusia secara keseluruhan. Sosial dapat diartikan sebagai sifat dasar yang dimiliki oleh manusia.

Setiap manusia tidak bisa hidup sendiri, sehingga manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk tetap hidup. Misalnya, manusia bisa makan karena dia bekerja. Manusia bekerja dengan orang lain untuk bisa menghidupi dirinya.

Setelah manusia bekerja, maka manusia akan mendapatkan uang untuk makan. Untuk bisa mendapatkan makan, manusia harus membeli makanan tersebut. Oleh karena itu, manusia membutuhkan penjual yang menjual makanan agar manusia bisa makan.

1. Contoh Sosial

  • Kelompok Sosial
Kelompok sosial, contoh sosial

Kelompok sosial adalah sekumpulan individu yang memiliki tujuan yang sama. Biasanya kelompok sosial ini terbentuk karena adanya kepentingan yang sama. Kelompok sosial ini bisa berkaitan dengan agenda-agenda sosial hingga keagamaan. Kelompok sosial ini biasanya terbangun karena memiliki kesamaan baik itu tujuan maupun kebiasaan. Contohnya di dalam masyarakat kita mengenal adanya paguyuban.

  • Lembaga Sosial
Sekolah, contoh lembaga sosial

Lembaga sosial merupakan lembaga yang memiliki kewajiban untuk mengatur kenyamanan di masyarakat. Lembaga sosial juga banyak jenisnya tergantung dengan bidang yang dituju. Di masyarakat ada berbagai macam jenis lembaga sosial sesuai dengan bidang masing-masing seperti bidang hukum, pendidikan, agama, dan sebagainya. Lembaga sosial ini memiliki kewajiban untuk menegakan norma dan nilai sosial agar berjalan semestinya.

2. Contoh Budaya

  • Pakaian
Batik, contoh budaya

Pakaian tradisional termasuk contoh dari budaya yang dimiliki oleh setiap daerah. Setiap daerah ataupun negara memiliki pakaian tradisional masing-masing yang biasanya terdapat ciri khasnya. Misalnya, pakaian tradisional masyarakat Indonesia adalah kebaya dan batik.

Di mana baik kebaya ataupun batik ini memiliki ragam jenisnya tergantung dengan daerahnya. Seperti batik Pekalongan dengan batik Cirebon akan berbeda dari segi motifnya. Begitupun dengan kebaya yang biasanya digunakan saat acara spesial seperti pesta pernikahan.

Pada dasarnya baju pernikahan setiap daerah di Indonesia berjenis kebaya. Hanya saja terdapat beberapa ciri khas yang membedakan pada setiap daerahnya. Misalnya, di wilayah tataran Sunda baju kebaya disatukan dengan siger di kepala.

  • Tarian
Tari piring, contoh budaya

Ada banyak jenis tarian di Indonesia mulai dari tarian yang berasal dari Sabang hingga Merauke. Tarian ini tidak hanya berkaitan erat dengan unsur estetika saja. Namun, pada beberapa tarian terkadang identik dengan nilai-nilai yang bersifat magis dan sakral.

Di mana nilai-nilai sakral ini telah ada sejak zaman dahulu yang kemudian diwariskan. Oleh karena itu, tidak sembarang orang yang bisa melakukannya. Biasanya tarian tradisional akan dilestarikan oleh generasi penerusnya.

Mereka akan menurunkan kepada anak cucunya agar tarian tradisional tetap berkembang sekalipun sudah berbeda zaman. Tarian biasanya dilengkapi dengan sejumlah properti yang menunjang seperti penggunaan selendang hingga piring.

Contohnya tari piring yang menggunakan properti piring ketika menari. Selain itu, ada pula tari jaipong yang menggunakan selendang. Tidak hanya menggunakan properti untuk menari, tarian juga diiringi dengan alat musik tradisional seperti gamelan.

The post 3 Perbedaan Sosial dan Budaya Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
9 Negara Dengan Budaya Terbanyak di Dunia https://haloedukasi.com/negara-dengan-budaya-terbanyak-di-dunia Thu, 07 Sep 2023 02:40:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45422 Ketika kita berbicara tentang budaya, dunia ini adalah tempat yang kaya dengan keragaman. Setiap negara memiliki ciri khas budayanya sendiri yang unik dan menarik. Beberapa negara bahkan dikenal sebagai rumah bagi sejumlah besar kelompok etnis dan suku bangsa yang berbeda, yang menjadikan mereka sebagai negara dengan budaya terbanyak di dunia. 1. Indonesia Indonesia adalah negara […]

The post 9 Negara Dengan Budaya Terbanyak di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ketika kita berbicara tentang budaya, dunia ini adalah tempat yang kaya dengan keragaman. Setiap negara memiliki ciri khas budayanya sendiri yang unik dan menarik. Beberapa negara bahkan dikenal sebagai rumah bagi sejumlah besar kelompok etnis dan suku bangsa yang berbeda, yang menjadikan mereka sebagai negara dengan budaya terbanyak di dunia.

1. Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dan juga salah satu negara dengan budaya terbanyak. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan lebih dari 300 kelompok etnis yang berbeda, Indonesia adalah rumah bagi berbagai kebudayaan yang luar biasa. Setiap suku bangsa memiliki bahasa, adat istiadat, dan tradisi mereka sendiri.

Contohnya adalah suku Jawa yang memiliki tari-tari tradisional seperti Javanese Gamelan dan Wayang Kulit. Di sisi lain, suku Bali dikenal dengan seni tari dan lukisan yang indah. Dengan begitu banyak keberagaman budaya, Indonesia menjadi salah satu destinasi wisata budaya terbaik di dunia.

2. India

India adalah negara dengan populasi terbanyak kedua di dunia, dan dengan populasi yang besar datanglah beragam budaya. India memiliki lebih dari 2.000 kelompok etnis dan lebih dari 1.600 bahasa yang berbeda. Ini menjadikannya sebagai salah satu negara dengan budaya terbanyak di dunia.

Budaya India kaya dengan seni, musik, tari, dan festival. Misalnya, festival Holi yang terkenal di seluruh dunia adalah perayaan warna-warni yang merayakan kedatangan musim semi. Selain itu, tarian Bollywood, yoga, dan kerajinan tangan India juga dikenal di seluruh dunia.

3. China

China adalah salah satu negara terbesar di dunia, dan dengan ukurannya yang besar datanglah berbagai kelompok etnis. Meskipun mayoritas penduduknya adalah Han, China juga memiliki lebih dari 50 kelompok etnis lainnya.

Budaya China memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Bahasa Mandarin adalah bahasa resmi, tetapi ada banyak dialek yang berbeda di seluruh negara. Kesenian tradisional seperti seni kaligrafi, lukisan, dan musik guzheng masih sangat dihargai. Festival-festival seperti Tahun Baru Imlek adalah contoh lain dari budaya yang kaya dan beragam di China.

4. Amerika Serikat

Amerika Serikat adalah negara yang dibangun oleh imigran dari seluruh dunia, dan ini menciptakan keragaman budaya yang luar biasa. Negara ini memiliki berbagai budaya yang terwakili oleh etnis dan kelompok imigran yang berbeda.

Misalnya, makanan Amerika Serikat adalah hasil dari pengaruh dari seluruh dunia, mulai dari pizza Italia hingga sushi Jepang. Selain itu, musik Amerika Serikat, seperti jazz, blues, dan hip-hop, telah memengaruhi budaya global secara signifikan.

5. Brazil

Brazil adalah negara terbesar di Amerika Selatan dan juga dikenal sebagai salah satu negara dengan budaya terbanyak. Negara ini adalah rumah bagi berbagai kelompok etnis, termasuk penduduk asli, orang Afrika, orang Eropa, dan berbagai imigran lainnya.

Samba adalah salah satu contoh paling terkenal dari budaya Brazil. Ini adalah jenis tarian dan musik yang meriah, sering kali terkait dengan perayaan besar seperti Karneval Rio de Janeiro. Selain itu, masakan Brazil, seperti feijoada dan acarajé, juga mencerminkan keragaman budaya negara ini.

6. Nigeria

Nigeria adalah salah satu negara terbesar di Afrika, dan juga salah satu yang paling beragam secara etnis. Lebih dari 250 kelompok etnis tinggal di Nigeria, masing-masing dengan bahasa, adat istiadat, dan budaya mereka sendiri.

Musik Nigeria, terutama genre seperti Afrobeats, telah meraih popularitas global. Selain itu, seni patung dan kerajinan tangan Nigeria juga sangat dihargai di seluruh dunia.

7. Rusia

Rusia adalah negara terbesar di dunia, dan dengan luasnya wilayahnya datanglah berbagai kelompok etnis dan budaya. Negara ini merupakan perpaduan antara budaya Eropa dan Asia, menciptakan budaya yang unik dan beragam.

Seni dan sastra Rusia, seperti karya-karya Tolstoy dan Dostoevsky, telah memberikan kontribusi besar terhadap kekayaan budaya dunia. Balet Rusia juga sangat terkenal, dengan pertunjukan seperti “Swan Lake” dan “The Nutcracker” yang menjadi favorit di seluruh dunia.

8. Australia

Australia adalah rumah bagi penduduk asli Aborigin yang memiliki budaya yang kaya dan beragam. Budaya Aborigin mencakup seni lukis tradisional, musik didgeridoo, dan cerita-cerita Dreamtime yang menjelaskan penciptaan alam semesta.

Selain itu, Australia juga memiliki budaya yang dipengaruhi oleh imigran dari seluruh dunia, seperti budaya Yunani, Italia, dan Asia. Ini menjadikan Australia sebagai negara dengan budaya yang unik dan beragam.

9. Kanada

Kanada adalah salah satu negara terbesar di dunia, dan juga salah satu yang paling multikultural. Negara ini memiliki berbagai kelompok etnis yang tinggal di sana, termasuk penduduk asli, orang Prancis, Inggris, dan banyak lainnya.

Budaya Kanada mencakup segala sesuatu mulai dari musik tradisional hingga makanan seperti poutine dan butter tarts. Selain itu, Kanada juga dikenal karena mendukung keragaman budaya dan budaya populernya, seperti musik Justin Bieber dan Ryan Reynolds.

Keragaman budaya adalah salah satu kekayaan terbesar dunia ini. Setiap negara dengan budaya terbanyak yang telah kita bahas di atas memiliki ciri khasnya sendiri yang unik dan menarik. Ini adalah bukti betapa indahnya dunia ini dengan segala perbedaannya.

Dan menghormati dan menghargai budaya-budaya ini adalah langkah penting menuju pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar kita. Semoga artikel ini telah memberikan wawasan yang lebih dalam tentang negara-negara dengan budaya terbanyak di dunia.

The post 9 Negara Dengan Budaya Terbanyak di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Teori Modernisasi: Pengertian, Asumsi, Dampak dan Contoh https://haloedukasi.com/teori-modernisasi Sun, 18 Jun 2023 02:25:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=43879 Pengertian Teori Modernisasi Teori Modernisasi adalah pendekatan teoritis yang menjelaskan tentang bagaimana masyarakat berkembang dari keadaan tradisional ke keadaan modern melalui serangkaian perubahan sosial, politik, dan ekonomi.  Teori ini mengasumsikan bahwa modernisasi adalah suatu proses yang universal dan mengarah pada kemajuan sosial.Menurut teori modernisasi, perubahan sosial terjadi karena adanya transfer nilai-nilai, norma-norma, teknologi, dan institusi […]

The post Teori Modernisasi: Pengertian, Asumsi, Dampak dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Teori Modernisasi

Teori Modernisasi adalah pendekatan teoritis yang menjelaskan tentang bagaimana masyarakat berkembang dari keadaan tradisional ke keadaan modern melalui serangkaian perubahan sosial, politik, dan ekonomi. 

Teori ini mengasumsikan bahwa modernisasi adalah suatu proses yang universal dan mengarah pada kemajuan sosial.Menurut teori modernisasi, perubahan sosial terjadi karena adanya transfer nilai-nilai, norma-norma, teknologi, dan institusi dari masyarakat modern yang lebih maju ke masyarakat tradisional. 

Modernisasi biasanya dianggap sebagai hasil dari perkembangan ekonomi, urbanisasi, industrialisasi, pendidikan, dan perkembangan institusi politik. Teori modernisasi juga mengasumsikan bahwa modernisasi adalah proses yang tidak dapat dihindari dan membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat. 

Namun, teori ini juga telah dikritik karena mengabaikan keragaman dan kompleksitas masyarakat serta menganggap bahwa model modernitas Barat adalah satu-satunya bentuk yang valid.

Pengertian teori modernisasi menurut Talcott Parsons, modernisasi diartikan sebagai perubahan sosial yang melibatkan evolusi sistem sosial menuju diferensiasi dan spesialisasi fungsi sosial. Modernisasi dianggap menghasilkan perubahan dalam struktur sosial, pola perilaku, dan pola interaksi dalam masyarakat. 

Parsons juga menyoroti perubahan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang terjadi dalam proses modernisasi. Sedangkan menurut Rostow, teori modernisasi adalah teori tentang proses perubahan sosial yang mengarah pada pembentukan masyarakat modern. 

Rostow mengidentifikasi lima tahap perkembangan ekonomi yang harus dilalui oleh masyarakat untuk mencapai tingkat modernitas yang tinggi, yaitu masyarakat tradisional, tahap pra-kebutuhan, tahap peningkatan produksi, tahap pembentukan lembaga-lembaga modern, dan tahap konsumsi massa.

Sejarah Teori Modernisasi

Sejarah Teori Modernisasi dimulai pada pertengahan abad ke-20 sebagai respons terhadap teori-teori sebelumnya yang berfokus pada evolusi sosial atau perubahan bertahap dalam masyarakat. Teori ini dikembangkan oleh para sosiolog dan ahli politik Amerika Serikat pada masa itu.

Beberapa tokoh utama dalam pengembangan teori modernisasi adalah Walt W. Rostow, Daniel Lerner, David McClelland, dan Talcott Parsons. Masing-masing dari mereka memberikan kontribusi penting dalam merumuskan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar dalam teori modernisasi.

Pada tahun 1960-an, teori modernisasi menjadi sangat populer dan mempengaruhi pemikiran di bidang ilmu sosial, terutama dalam konteks pembangunan negara-negara yang baru merdeka di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. 

Banyak pemerintah dan lembaga internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional menganut pandangan modernisasi dalam upaya pembangunan ekonomi dan sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, teori modernisasi mulai mendapatkan kritik yang signifikan. 

Pada tahun 1970-an, muncul gelombang kritik terhadap teori ini, terutama dari para ahli yang memperhatikan ketidakadilan sosial, ketimpangan ekonomi, dan dampak negatif modernisasi terhadap lingkungan. 

Mereka berpendapat bahwa teori modernisasi mengabaikan kompleksitas dan keragaman masyarakat serta mengasumsikan bahwa model modernitas Barat adalah satu-satunya bentuk yang valid.

Seiring perkembangan pemikiran sosial dan kemajuan dalam studi tentang pembangunan, pendekatan alternatif seperti teori dependensi, teori ketergantungan, dan teori pembebasan muncul untuk melengkapi atau bahkan menggantikan teori modernisasi. 

Pendekatan-pendekatan ini lebih menekankan pada aspek-aspek politik, ekonomi, dan sosial yang kompleks dalam konteks pembangunan, serta memberikan perhatian lebih besar pada perbedaan budaya dan konteks sejarah.

Meskipun teori modernisasi telah mengalami penurunan popularitasnya sebagai pendekatan utama dalam studi pembangunan, pemahaman tentang konsep-konsep dasar dalam teori ini tetap relevan dalam memahami transformasi sosial dan perubahan masyarakat secara lebih luas.

Asumsi Teori Modernisasi

Teori Modernisasi mengasumsikan bahwa modernisasi berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah sebagai pusat kegiatan ekonomi, politik, dan sosial. Masyarakat yang semula didominasi oleh kehidupan pedesaan dan pertanian akan mengalami pergeseran menuju kehidupan perkotaan dan pekerjaan di sektor industri dan jasa.

Teori Modernisasi percaya bahwa modernisasi membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan adopsi nilai-nilai dan institusi modern, masyarakat diharapkan mengalami peningkatan pendapatan, akses terhadap pendidikan dan kesehatan, harapan hidup yang lebih tinggi, dan kesempatan untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

Teori Modernisasi mengasumsikan bahwa modernisasi menyebabkan perubahan nilai dan norma sosial. Masyarakat tradisional dengan nilai-nilai dan norma-norma yang terikat pada agama, tradisi, dan otoritas hierarkis akan mengalami pergeseran nilai menuju individualisme, rasionalitas, sekularisme, dan toleransi. 

Nilai-nilai modern dianggap lebih berorientasi pada prestasi, inovasi, dan kemajuan material. Teori Modernisasi mengasumsikan bahwa proses modernisasi adalah fenomena universal yang berlaku untuk semua masyarakat di seluruh dunia. 

Ini berarti bahwa masyarakat di berbagai bagian dunia akan mengalami transformasi serupa dari keadaan tradisional ke keadaan modern dengan mengadopsi nilai-nilai, norma-norma, dan institusi-institusi modern

Dampak Modernisasi

Modernisasi memiliki dampak yang luas dan kompleks dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak dari modernisasi:

1. Globalisasi

Modernisasi juga telah berkontribusi pada percepatan globalisasi. Globalisasi melibatkan pertukaran budaya, perdagangan internasional, aliran modal, dan pertukaran informasi di seluruh dunia. 

Modernisasi telah mempercepat proses integrasi global dan meningkatkan interaksi antarnegara, interkoneksi ekonomi, dan hubungan internasional.

2. Peningkatan Kesenjangan Sosial

Modernisasi juga dapat menyebabkan peningkatan kesenjangan sosial dalam gaya hidup. Perubahan ekonomi dan sosial yang terkait dengan modernisasi dapat menyebabkan pemisahan antara mereka yang mampu mengikuti tren dan gaya hidup modern dengan mereka yang tidak mampu. 

Hal ini dapat menciptakan kesenjangan dalam akses terhadap gaya hidup yang dianggap modern, seperti dalam hal fashion, makanan, dan hiburan.

3. Perubahan Konsumsi

Modernisasi seringkali berdampak pada perubahan pola konsumsi dalam masyarakat. Dengan adanya akses yang lebih mudah terhadap barang dan jasa, serta perkembangan sektor ritel dan industri, masyarakat cenderung mengalami peningkatan dalam konsumsi barang-barang dan layanan. 

Hal ini dapat mencakup perubahan dalam pola makan, gaya berpakaian, perangkat elektronik, dan hiburan.

4. Pengaruh Media Massa

Modernisasi membawa perkembangan media massa dan teknologi komunikasi yang lebih maju. Media massa, seperti televisi, radio, dan internet, mempengaruhi gaya hidup dengan menyajikan berbagai informasi, hiburan, dan tren. 

Media massa juga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap gaya hidup yang dianggap modern dan diikuti oleh banyak orang.

5. Mobilitas dan Perjalanan

Modernisasi seringkali memperluas kesempatan mobilitas dan perjalanan bagi individu. Perkembangan transportasi dan konektivitas yang lebih baik memungkinkan masyarakat untuk melakukan perjalanan dengan lebih mudah dan cepat. 

Hal ini dapat berdampak pada perubahan gaya hidup dengan adopsi gaya hidup yang lebih mobile, peningkatan pariwisata, dan eksplorasi budaya yang lebih luas.

6. Teknologi dan Digitalisasi

Modernisasi membawa kemajuan teknologi dan digitalisasi yang signifikan. Perkembangan teknologi seperti smartphone, internet, dan aplikasi digital telah mempengaruhi gaya hidup dengan mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. 

Teknologi juga mempengaruhi gaya hidup dalam hal hiburan, belanja online, akses informasi, dan gaya hidup yang berorientasi pada teknologi.

7. Perubahan Persepsi dan Nilai

Modernisasi dapat mempengaruhi persepsi dan nilai-nilai yang mendasari gaya hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai tradisional dapat tergantikan dengan nilai-nilai yang lebih individualistik, sekuler, dan terkait dengan konsumsi dan kesuksesan materi.

 Perubahan persepsi ini dapat mempengaruhi prioritas dan tujuan dalam gaya hidup, seperti meningkatnya fokus pada karir, prestasi, dan citra pribadi.

Contoh Teori Modernisasi

Berikut contoh teori modernisasi yang diungkapkan oleh para ahli.

Teori Modernisasi Klasik

Teori modernisasi klasik dikembangkan pada pertengahan hingga akhir abad ke-20 oleh para ahli sosial seperti Walt Rostow, Neil Smelser, dan James S. Coleman. Teori-teori ini berusaha menjelaskan proses modernisasi dan transformasi sosial dalam masyarakat.

1. Teori Modernisasi Rostow

Walt Rostow mengembangkan teori yang dikenal sebagai “Stages of Economic Growth” (Tahapan Pertumbuhan Ekonomi). Teori ini menggambarkan lima tahapan perkembangan ekonomi yang harus dilewati oleh negara-negara dalam proses modernisasi. 

Tahapan-tahapan tersebut meliputi masyarakat tradisional, pra-keberangkatan (take-off), perkembangan (drive to maturity), masa konsumsi massa (age of mass consumption), dan masyarakat konsumsi berlebih (age of high mass consumption).

2. Teori Modernisasi Neil Smelser

Dalam teori ini berargumen bahwa modernisasi berasal dari kajian diferensiasi struktural. Dalam kehidupan modernisasi terjadi banyak transformasi dan ketidakteraturan struktur masyarakat dalam menjalankan bermacam fungsi. Hal tersebut dapat menimbulkan konstruksi sub struktur dalam lingkungan masyarakat.

3. Teori Modernisasi James S. Coleman

Teori ini menerangkan bahwa teori modernisasi melalui perspektif politik. Adapun tiga konseptual dalam teori ini, diantaranya diferensiasi politik sebagai bentuk dari pergerakan politik modern, prinsip kesamaan dan keadilan menjadi bagian dari etos masyarakat modern, serta kapasitas politik modern yang ditentukan berdasarkan keadilan.

Teori Modernisasi Perkembangan

Teori modernisasi perkembangan dikembangkan oleh para ahli seperti Talcott Parsons, Daniel Lerner, dan David McClelland. Berikut penjelasan dari setiap ahli.

1. Teori Modernisasi Parsons

Talcott Parsons adalah seorang sosiolog yang mengembangkan teori modernisasi yang melibatkan perubahan dalam struktur sosial, nilai-nilai, dan institusi sosial dalam masyarakat. Ia berpendapat bahwa modernisasi melibatkan peralihan dari masyarakat tradisional yang didasarkan pada nilai-nilai yang kuat dan tugas yang tetap, menuju masyarakat modern yang lebih rasional, individualistik, dan diferensiasi.

2. Teori Modernisasi Lerner

Daniel Lerner mengembangkan teori modernisasi yang berfokus pada peran media massa dalam perubahan sosial. Ia berpendapat bahwa media massa dapat menjadi agen modernisasi yang kuat dengan menyebarkan informasi, pendidikan, dan pemikiran yang modern kepada masyarakat. 

3. Teori Modernisasi McClelland

David McClelland adalah seorang psikolog yang menghubungkan modernisasi dengan faktor psikologis individu. Ia berpendapat bahwa sikap, motivasi, dan nilai-nilai individu berperan penting dalam proses modernisasi. McClelland menekankan pentingnya motivasi untuk mencapai prestasi dan orientasi masa depan dalam masyarakat yang modern.

4. Teori Modernisasi Lipset

Dikemukakan oleh Seymour Martin Lipset, teori ini menekankan hubungan antara modernisasi dan demokrasi. Lipset berpendapat bahwa negara-negara yang mengalami modernisasi ekonomi dan sosial yang signifikan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menjadi demokratis.

5. Teori Modernisasi Giddens

Anthony Giddens mengembangkan teori modernisasi yang berfokus pada perubahan sosial yang terjadi di masyarakat modern. Ia menekankan pentingnya transisi dari masyarakat tradisional yang didasarkan pada kebiasaan dan ketergantungan terhadap otoritas, menuju masyarakat yang lebih reflektif, terbuka, dan individualistik.

6. Teori Modernisasi Eisenstadt

Shmuel Noah Eisenstadt mengusulkan teori modernisasi yang menggabungkan elemen-elemen dari teori fungsionalis dan konflik sosial. Pendekatannya melihat modernisasi sebagai proses yang kompleks, yang melibatkan perubahan sosial, politik, dan budaya yang berdampak pada masyarakat secara keseluruhan

The post Teori Modernisasi: Pengertian, Asumsi, Dampak dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Seni Lenong : Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Manfaatnya https://haloedukasi.com/seni-lenong Tue, 28 Mar 2023 02:11:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42136 Istilah Lenong diambil dari nama pedagang China, yaitu Lien Ong. Menurut cerita rakyat terdahulu, Lien Ong memiliki kebiasaan menggelar pertunjukkan seni teater yang kini diberi nama Lenong yang memiliki tujua n untuk menghibur masyarakat. Lenong merupakan seni tater tradisional yang dibawakan dalam dialek Betawi, yang berasal dari Jakarta. Kesenian tradisional ini diiringi dengan mengunakan musik […]

The post Seni Lenong : Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Istilah Lenong diambil dari nama pedagang China, yaitu Lien Ong. Menurut cerita rakyat terdahulu, Lien Ong memiliki kebiasaan menggelar pertunjukkan seni teater yang kini diberi nama Lenong yang memiliki tujua n untuk menghibur masyarakat. Lenong merupakan seni tater tradisional yang dibawakan dalam dialek Betawi, yang berasal dari Jakarta.

Kesenian tradisional ini diiringi dengan mengunakan musik gambang kromong degan menggunakan alat musik seperti halnya gambang, kromong, gong, kendang, sulimg, kempor, dan krecek, selain itu juga menggunakan alat musik dengan unsur Tionghoa seperti halnya tehyan, kongahyan, dan juga sukong.

Skenario dari lenong sendiri mengandung sebuah pesan moral seperti menolong orang yang lemah dan membenci kerakusan serta perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam seni lenong ini menggunakan bahasa melayu atau dialek betawi.

Sejarah Lenong

Lenong mulai berkembang pada abad ke-19 atau awal abad ke-20, yang merupakan adaptasi masyarakat betawi dengan kesenian yang serupa komedi bangsawan dan juga teater stambul yang sudah ada saat itu. Firman Muntaco, seniman Betawi menyebutkan bahwa lenong mengalami perkembangan dari proses teaterisasi dengan menggunakan musik gambang kromong, dan digunakan sebagai tontonan juga dikenal mulai tahun 1920-an.

Lakon lenong berkembang dari sebuah lawakan tanpa adanya alur cerita yang telah dirangkai sebelumnya, sehingga pertunjukkan semalam suntuk dengan lakon panjang dan juga utuh. Awal mula kesenian lenong dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukkan ini diadakan di udara terbuka tanpa menggunakan panggung.

Saat pertunjukkan Lenong sedang berlangsung, salah seorang aktor atau aktris dapat mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela. Selanjutnya, lenong mulai dipertunjukkan atas permintan dari penonton atau pelanggan dalam acara hajatan, seperti halnya resepsi pernikahan.

Pada awal kemerdekaan RI, teater rakyat murni dipertunjukkan menjadi tontonann panggung. Namun, setelah mengalami sebuah masa sulit, pada tahun 1970-an kesenian lenong mulai dimodifikasi dan juga dipentaskan secara rutin dipanggung Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Jenis-Jenis Seni Lenong

1. Lenong Denes

Lenong Denes atau Lenong Dines ini sebenarnya muncul lebih dulu dari genre Lenong Preman. Perkembangan Lenong Denes kurang begitu populer bagi sebagian warga Betawi karena ceritanya kurang melekat dengan kehidupan sehari-hari.

Lenong Denes mementaskan sebuah cerita tentang kerajaan dan juga busana yang dikenakan tokohnya pun gemerlap. seperti halnya raja, bangsawan, pangeran, juga putri. Kata Denes atau dinas ini melekat pada cerita dan juga busana yang dipakai.

Lenong Denes menggunakan bahasa melayu yang lebih tinggi dalam dialog yang digunakan untuk petunjukan, sehingga pemainnya tidak begitu leluasa untuk melakukan humor. Dialog Lenong Denes sebagian besar dinyanyikan, agar pertunjukan bisa lucu, maka ditampilkan tokoh dayang atau pembantu yang mengggunakan bahasa Betawi.

Adegan perkelahian yang ditampilakn Lenong Denes tidak berupa silat, tetapi tinju, gulat, dan juga pedang. Agar dapat dramatis, adegan perkelahian diiringi dengan bunyi tambur. Lakon dari Lenong Denes ini sumbernya berasal dari cerita-cerita dari budaya melayu.

Seperti halnya Hikayat Indra Bangsawan dan Hikayat Syah Mardan, tetapi ada juga cerita dari luar melayu yang umumnya diambil dari Hamlet, King Lear, Othelo, dan masih banyak lagi.

2. Lenong Preman

Lenong Preman atau bisa disebut juga dengan Lenong jago berbeda dengan Lenong Denes. Perkembangan Lenong Preman lebih populer dbandingkan dengan Lenong Denes. Lenong Preman mengisahkan tentang pembelaan terhadap kaum lemah.

Serta mengenai kritik dan juga cerita yang melekat dengan kehidupan warga setempat. Hal ini menjadikan Lenong Preman jauh lebih populer dibanding dengan Lenong Denes. Lakon yng dibawakan dalam Lenong Preman yaitu cerita dunia jagoan atau jawara dilat betawi.

Lenong Preman menggunakan bahsa betawi sehingga keakraban dan komunikasi interaktif antara pemain dan juga penonton dapat terjalin. Para penonton dapat memberikan respon yang spontan dan pemain juga menanggapi.

Dialog dalam lakon lenon umumnya bersifat polos dan juga spontan. Sehingga, dapat menimbulkan kesan yang kasar, terlalu spontan bahkan terdengar vulgar. Persebaran Lenong Preman mencangkup di sejumlah kota Jakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tangerang.

Keunikan Seni Lenong

Seni Lenong yang menjadi hiburan dan memberikan kesan tersendiri ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh seni teater tradisional lainnya. Keunikan seni lenong ini menjadi ciri khas dari seni lenong, yaitu :

  • Tidak meniliki naskah dalam pementasannya

Tidak meniliki naskah dalam pementasannya tidak seperti seni teater yang lainnya. Jadi, para pemain dari seni lenong ini tidak mengetahui naskah ataupun alur, sehingga pertunjukkan dilakukan secara spontan dan berisi improvisasi dari para pemain secara lanngsung dalam waktu semalam.

  • Jumlah pemain yang tidak memiliki batasan

Terdapatnya jumlah pemain yang tidak memiliki batasan dan dapat disesuaikan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan cerita yang akan dipertunjukkan. Bahkan seni lenong ini bisa dimainkan leih dari 10 orang pemain.

Selain itu, keunikan yang terdapat pada seni lenong Betawi terletak pada interaksi antara pemain dan juga penonton. Dimana pemain Lenong Betawi sering berinteraksi dengan penonton selama pertunjukan dilakukan dengan menggunakan candaan yang khas dengan para pemain dari seni lenong.

hal tersebut yang dapat menimbulkan suasana meriah dan apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penonton.

Manfaat Seni Lenong

Seni lenong memiliki manfaat, yaitu :

  • Sebagai media

sebagai media untuk mengkomunikasikan pesan yang biasa terjadi pada masyarakat. Seni lenong yang merupakan akulturasi dan juga interaksi sejak awal yang banyak dipengaruhi oelh budaya china, arab, dan juga portugis.

Seni lenong yang memiliki manfaat sebagai media untuk menyampaikan sebuah pesan moral melalui cerita yang telah dikemas dengan sebuah candaan tanpa adanya nakah atau plot dalam pelaksanaannya.

  • Untuk menghibur

Seni lenong selain memiliki manfaat untuk menghibur juga sebagai bentuk tradisi merefleksikan identitas dari masyarakat Betawi itu sendiri yang mememiliki sifat jujur, apa adanya, bersahabat, dan juga terbuka terhadap perbedaan maupun kemajuan jaman. Seni lenong juga memiliki manfaat untuk pendidikan masyarakat.

The post Seni Lenong : Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Manfaatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Imperialisme Budaya: Pengertian – Asumsi dan Contohnya https://haloedukasi.com/imperialisme-budaya Mon, 13 Feb 2023 09:20:43 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41355 Penyebaran merek seperti KFC, MacDonald’s, Walmart, Coca Cola dan lainnya ke negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, adalah contoh dari imperialisme budaya modern. Globalisasi menjadi kunci utama terjadinya imperialisme budaya. Di bawah globalisasi, fenomena imperialisme budaya terjadi dengan perlawanan minimal, atau bahkan tanpa perlawanan sama sekali. Pengertian Imperialisme budaya atau disebut juga dengan kolonialisme budaya adalah […]

The post Imperialisme Budaya: Pengertian – Asumsi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Penyebaran merek seperti KFC, MacDonald’s, Walmart, Coca Cola dan lainnya ke negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, adalah contoh dari imperialisme budaya modern. Globalisasi menjadi kunci utama terjadinya imperialisme budaya. Di bawah globalisasi, fenomena imperialisme budaya terjadi dengan perlawanan minimal, atau bahkan tanpa perlawanan sama sekali.

Pengertian

Imperialisme budaya atau disebut juga dengan kolonialisme budaya adalah sebuah bentuk promosi dan pemaksaan suatu negara terhadap budaya (bahasa, tradisi dan ritual, politik, dan ekonomi) yang kuat guna menciptakan dan memelihara hubungan sosial dan ekonomi yang tidak setara di antara kelompok-kelompok sosial tertentu.

Menurut John Tomlinson, imperialisme budaya mengacu pada pelaksanaan kekuasaan dalam hubungan budaya, di mana prinsip, ide, praktik, dan nilai-nilai yang kuat dari suatu masyarakat yang dipaksakan pada budaya asli di wilayah yang diduduki.

Dalam praktiknya, imperialisme budaya seringkali menggunakan kekerasan seperti aksi militer, serta menerapkan sistem hegemoni budaya yang melegitimasi imperialisme. Bisa juga dalam bentuk kebijakan formal seperti dalam sistem pendidikan, penggunaan bahasa, dan agama.

Fenomena ini banyak dilakukan oleh negara-negara Barat pada negara-negara dunia ketiga. Sebagai contoh, ketika anak-anak penduduk asli Amerika ditempatkan di sekolah asrama bergaya Barat. Di sana mereka diajari cara membaca dan menulis bahasa Inggris, guna mengecilkan penggunaan bahasa asli mereka.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa imperialisme budaya adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mentransmisikan simbol-simbol budaya dari komunitas-komunitas penjajah yang awalnya bersifat “asing” lalu lambat laun dianggap sebagai sesuatu yang alami.

Fase Imperialisme Budaya

Proses imperialisme budaya seringkali dilakukan dalam tiga fase terpisah namun berurutan.

  • Perdagangan

Lewis dan Clark juga menyebut fase ini sebagai masa penjelajahan. Ketika sebuah bangsa melakukan penjelajahan untuk berdagang, mereka akan menemukan berbagai jalur perdagangan dan sumber daya yang tidak ada di negara asal mereka.

Seperti mineral, rempah-rempah, dan kawasan pertanian yang subur. Selama berdagang, mereka akan berupaya dalam menyebarluaskan mengenai ideologi, agama, dan budaya mereka ke penduduk lokal.

  • Militer

Imperialisme budaya dalam fase ini seringkali dilakukan dengan mengandalkan kekuatan invasi mereka terhadap wilayah jajahannya. Selain itu, kontrol terhadap sumber daya alam dan manusia juga dilakukan guna menekan terjadinya perlawanan dari penduduk lokal.

  • Politik

Dalam dimensi politik, imperialisme budaya seringkali dilakukan dengan rekayasa demografis dan mengakulturasikan ruang ke dalam suatu wilayah metropolitan melalui saturasi simbol, legenda dan mitos.

Selain itu, negara dengan yang memiliki kuasa lebih akan mendirikan hukum dan norma yang mendukung wilayah metropolitan sebagai budaya yang dominan dan mengkriminalisasi sistem lain.

Asumsi Terkait Imperialisme Budaya

Terdapat beberapa asumsi yang mendukung berdirinya konsep imperialisme budaya, antara lain teori post-kolonialisme, neoliberalisme, studi pembangunan, efek media, keragaman budaya dan kolonialisasi Afrika.

  • Post-Kolonialisme

Dalam teori Post-Kolonialisme, imperialisme budaya dilihat sebagai warisan budaya kolonialisme Barat, atau berbagai bentuk dari aksi sosial yang berkontribusi pada kelanjutan hegemoni Barat. Menurut Michael Foucault, filsuf dan ahli teori sosial Prancis, imerialisme budaya berkaitan erat dengan kekuasaan dan konsep pemerintahan.

Foucault mendefinisikan kekuasaan sebagai hal immaterial, yakni sebagai jenis hubungan tertentu antara individu yang berkaitan dengan posisi sosial strategis yang kompleks, dan berhubungan dengan kemampuan subjek untuk mengendalikan lingkungannya serta memengaruhi orang-orang di sekitarnya.

Konsep milik Michael Foucault tersebut berkaitan langsung dengan risalah Machiavelli tentang bagaimana mempertahankan kekuasaan politik dengan cara apa pun. Spivak menyatakan bahwa imperialisme budaya memiliki kekuatan untuk menghapus pengetahuan dan cara pendidikan populasi tertentu yang berada dalam hierarki sosial rendah.

  • Neoliberalisme

Para sosiolog, antropolog, dan ahli kajian budaya mengkritik bahwa neoliberalisme sebagai bentuk imperialisme baru yang dominan. Sebagai contoh, Elizabeth Dunn dan Julia Elyachar mengklaim bahwa neoliberalisme membutuhkan dan menciptakan bentuk pemerintahannya sendiri.

Banyak terjadi konflik budaya, terutama kebijakan individualitas yang melekat pada perusahaan. Seperti mempromosikan persaingan antar pekerja, bukan mengutamakan kerja sama tim. Hingga banyak terjadi kasus suap dalam organisasi.

Elyachar dalam Markets of Dispossession menyoroti pemerintah Mesir di Kairo yang bekerja sama dengan berbagai organisasi swasta di negaranya dalam mempromosikan pemerintahan neoliberal melalui skema pembangunan ekonomi, dengan mengandalkan pengusaha mikro muda.

  • Studi Pembangunan

Sering kali, studi pembangunan dan keadilan sosial dikritik sebagai bagian dari imperialisme budaya. Salah satu sontohnya adalah Chandra Mohanty, ia mengkritik tentang konsep feminisme Barat yang telah menciptakan gambaran yang salah mengenai “wanita dunia ketiga” sebagai makhluk tidak berdaya yang tidak mampu melawan dominasi pria.

Stereotype seperti ini akan mengarah pada narasi yang sering dikritik, yakni tentang pria kulit putih yang menyelamatkan wanita dan pria kulit coklat. Kritik lain yang bersifat lebih radikal terhadap studi pembangunan, berkaitan dengan konsep bidang studi itu sendiri.

Beberapa ahli ilmu sosial bahkan mempertanyakan tentang niat mereka mengembangkan bidang studi ini, dan mengklaim bahwa upaya ini dilakukan untuk mengembangkan konsep “Global South” yang pada kenyataannya tidak mengarah ke konsep yang telah dibuat. Namun sebaliknya, pada praktiknya upaya ini dilakukan untuk memajukan pembangunan dan hegemoni Barat.

  • Studi Efek Media

Dalam buku Critical Studies in Mass Communication (1991), Michael B. Salwen mengklaim bahwa pertimbangan silang dan integrasi temuan empiris terkait pengaruh imperialisme budaya sangat kritis terhadap pemahaman media massa di ranah internasional.

Salwen mengakui bahwa terdapat dua konteks tersebut kontradiktif terkait dampak imperialisme budaya. Konteks pertama berkaitan dengan sejauh mana imperialisme budaya mampu mengganggu kestabilan sosial-politik negara-negara berkembang. Hal ini terlihat pada kemampuan media Barat dalam mendistorsi citra budaya asing serta memprovokasi konflik pribadi dan sosial ke negara-negara berkembang.

Konteks yang kedua adalah cara bagaimana orang-orang di negara-negara berkembang melawan media asing dan melestarikan budaya mereka sendiri. Meski Salwen mengakui juga bahwa meski manifestasi lahiriah budaya Barat dapat diadopsi, namun nilai-nilai dan perilaku fundamental budaya lama tetap ada.

Ini tercermin dalam inti dalam penelitian efek media terkait imperialisme budaya uang diintegrasikan dengan pendekatan tradisional ekonomi dan politik. Negara-negara dunia ketiga cenderung akan meninggalkan nilai-nilai tradisional mereka ketika media massa di negara tersebut hanya mengekspos tentang keadaan dunia Barat.

  • Keragaman Budaya

Keanekaragaman budaya seringkali digunakan sebagai alasan untuk menentang segala bentuk imperialisme budaya, baik secara sukarela maupun tidak. Bagi sebagian orang, keanekaragaman budaya digunakan dan dipandang sebagai pelestarian keanekaragaman ekologis.

Contoh Imperialisme Budaya

Meski baru populer sekitar tahun 1960-an, dan banyak digunakan untuk merujuk pada hegemoni budaya di dunia pasca-kolonialisme, fenomena imperialisme budaya telah dilakukan dan terjadi sejak masa-masa peradaban kuno.

  • Romawi Kuno

Kekaisaran Romawi Kuno merupakan contoh awal terjadinya imperialisme budaya. Penaklukan bangsa Roma awal terhadap Italia, yaitu mengasimilasi orang-orang Etruaria dengan mengganti bahasa mereka dengan bahasa Latin. Hal ini menyebabkan matinya bahasa maupun berbagai aspek peradaban Etruria.

Banyak wilayah yang enggan menerima Romanisasi budaya oleh kekaisaran Roma saat itu. Seperti Yunani yang pernah ditaklukkan oleh tentara Romawi, yang secara perlahan mengubah budaya mereka sesuai harapan bangsa Romawi. Sebagai contoh, kebiasaan bangsa Yunani telanjang di tempat umum saat olah raga, bagi orang Romawi itu merupakan praktik yang semestinya tidak dilakukan.

  • Yunani Kuno

Bangsa Yunani kuno banyak melakukan imperialisme budaya ke kawasan mediterania dan Timur Dekat melalui perdagangan dan penaklukkan. Selama Periode Archaic, bangsa Yunani kuno banyak mendirikan pemukiman dan koloni mereka di seberang laut Mediterania, terutama di wilayah Sisilia dan Italia selatan. Hal ini memengaruhi cara hidup masyarakat Etruria dan Romawi di kawasan tersebut.

Pada akhir abad ke-4 SM, penaklukkan wilayah Persia dan India oleh Alexander Agung meluas hingga ke lembah Sungai Indus dan Punjab. Selama penaklukkan, ia juga menyebarkan ajaran agama, seni, dan sains Yunani. Hal ini melatarbelakangi berdirinya kerajaan dan kota Helenistik di seluruh Mesir, Asia Tengah, Timur Dekat, dan India barat laut, mengakibatkan budaya Yunani menyatu dengan masyarakat setempat.

  • Kolonialisasi Afrika

Dari seluruh wilayah di dunia yang pernah mengalami kolinialime, benua Afrika menjadi wilayah dengan perubahan paling signifikan. Pada abad ke-19, masa imperialisme Eropa di Afrika telah menyebabkan hilangnya berbagai nilai-nilai dan pandangan hidup, kebudayaan, dan epistemologi. Khususnya dilakukan melalui neokolonisasi pendidikan publik.

Peristiwa ini telah menyebabkan tidak meratanya pembangunan di Afrika, serta lebih lanjut terkait kontrol sosial informal yang berhubungan dengan budaya dan imperialisme. Penghilangan situs budaya, de-linguicization (menggantikan bahasa lokal Afrika dengan bahasa Eropa), merendahkan ontologi individualistik secara tidak eksplisit, serta mendefinisikan budaya Barat sebagai sains, adalah beberapa cara imperialisme bangsa Barat di Afrika.

  • Kerajaan Inggris

Ekspansi kerajaan Inggris ke seluruh dunia pada abad ke-18 dan ke-19 merupakan bagian dari imperialisme budaya yang dilakukan melalui dimensi sosial, budaya, agama, ekonomi, dan politik. Seperti yang dilakukan oleh London Missionary Society sebagai “agen imperialisme budaya Inggris” dengan mendakwahkan agama Kristen selama penjajahan.

Dalam ranah pendidikan, pemerintah Inggris banyak melakukan pemaksaan materi “kurikulum kekaisaran” terhadap koloni mereka. Robin A. Butlin menulis, kerajaan melakukan promosi dengan menyebarluaskan buku, bahan ilustrasi, dan silabus pendidikan. Hal ini juga berlaku untuk sains dan teknologi di kekaisaran

Imperialisme budaya Kerajaan Inggris pada abad ke-19, menurut Danilo Raponi, memiliki pengaruh yang jauh lebih luas di seluruh dunia. Hegemoni budaya mereka yang kompleks mampu mengubah budaya, tatanan politik dan komersial negara-negara yang mereka jajah dahulu.

The post Imperialisme Budaya: Pengertian – Asumsi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Simbol Dalam Budaya : Makna dan Fungsinya https://haloedukasi.com/simbol-dalam-budaya Tue, 13 Dec 2022 07:42:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39026 Budaya atau yang dikenal dengan kebudayaan diartikan oleh seorang ahli antropolog Geertz sebagai suatu pola dari makna-makna yang tertuang dalam bentuk simbol-simbol yang diwariskan melalui sejarah. Kebudayaan adalah sistem yang terbangun melalui manusia dalam berkomunikasi, mengekalkan, dan mengembangkan pengetahuan tentang kebudayaan itu sendiri dan cara manusia mengambil sikap dalam menghadapi kehidupan ini. Sedangkan, Syam yang […]

The post Simbol Dalam Budaya : Makna dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Budaya atau yang dikenal dengan kebudayaan diartikan oleh seorang ahli antropolog Geertz sebagai suatu pola dari makna-makna yang tertuang dalam bentuk simbol-simbol yang diwariskan melalui sejarah.

Kebudayaan adalah sistem yang terbangun melalui manusia dalam berkomunikasi, mengekalkan, dan mengembangkan pengetahuan tentang kebudayaan itu sendiri dan cara manusia mengambil sikap dalam menghadapi kehidupan ini.

Sedangkan, Syam yang juga seorang ahli antroplog mengatakan bahwa simbol adalah cara mengungkapkan sesuatu yang sangat berguna untuk melakukan komunikasi. Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa manusia sebagai makhluk yang dapat dikatakan berbudaya, berkomunikasi dengan melontarkan dan memaknai simbol melalui jalinan interaksi sosial yang terjadi.

Dengan demikian, simbol dalam budaya dapat diartikan sebagai sebuah petunjuk dalam memperluas cakrawala wawasan para masyarakat agar selalu berbudaya. Pada dasarnya simbol dalam budaya sebenarnya dapat dimaknai dalam bentuk bahasa.

Bahasa tersebut adalah bahasa verbal maupun bentuk bahasa non verbal pada pemaknaannya dan wujud riil dari akibat interaksi simbol ini terjadi dalam kegiatan komunikasi. Beberapa contoh simbol dalam budaya beserta makna dan fungsinya yaitu :

Bahasa

Bahasa merupakan suatu simbol dalam budaya yang pertama kali ada sebelum simbol lainnya. Salah satu fungsi penting dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa sendiri memiliki pengertian sebagai alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan-satuan, baik dalam bentuk kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik secara lisan maupun tertulis.

Sedangkan, menurut Linguistik Sistem Fungsional (LSF) bahasa adalah suatu bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural, yang dapat digunakan baik secara lisan maupun tertulis. Dengan adanya bahasa manusia dapat mengungkapkan apa yang dirasa, dilihat, dan menjelaskan tentang kondisi dalam dirinya.

Bahasa adalah simbol kebudayaan tertua dan terpenting sejauh ini. Hal ini dikarenakan semua hal yang ada dibumi ini akan tersampaikan dengan baik apabila bahasa pengantar yang digunakan dapat dimengerti dengan mudah antara satu orang dengan orang lainnya.

Sebagai bagian dari simbol kebudayaan, bahasa telah berkembang dengan baik dan memiliki jumlah ribuan jenis. Ribuan jenis bahasa bahkan telah memiliki sistemnya tersendiri hingga membentuk suatu tata bahasa.

Bahasa sendiri memiliki dua hal penting yang harus digaris bawahi yaitu yang pertama, secara sistematik bahasa merupakan wacana atau teks yang terdiri dari sistem unit kebahasaan yang secara hirarkis bekerja secara simultan dari sistem yang lebih rendah, fonologi/ grafologi, menuju sistem yang lebih tinggi, struktur teks, dan semantik wacana.

Masing-masing level dalam bahasa itu sendiri tidak dapat dipisahkan karena memiliki peranan yang saling terkait dalam membentuk bahasa itu sendiri dalam bentuk suatu wacana secara holistik. Kedua, secara fungsional bahasa digunakan untuk mengekspresikan suatu tujuan atau fungsi proses sosial didalam konteks situasi dan konteks kultural.

Sebagai simbol budaya bahasa memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual. Dalam ketiga fungsinya bahasa disebut memiliki fungsi sebagai metafungsi dan ketiga fungsi bahasa tersebut menunjukkan realitas yang berbeda.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa bahasa merupakan konstruksi realitas fisik/biologis, realitas sosial, dan realitas simbol yang bersama-sama menjadi fondasi tempat fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual bekerja sehingga dapat membentuk suatu simbol dari kebudayaan.

Bahasa sebagai sebuah lambang bunyi yang bermakna arbitrer, konvensional, produktif serta dinamis mempunyai banyak fungsi. Menurut Dell Hymes (1964) ada lima fungsi bahasa, yaitu

  • Menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial
  • Menyampaikan pengalaman tentang keindahan, kebaikan, keluhuran budi
  • Mengatur kontak sosial
  • Mengatur perilaku
  • Mengungkapkan perasaan

Norma

contoh norma

Norma adalah suatu hal atau tindakan maupun kata-kata yang dihasilkan dari kebiasaan suatu masyarakat tertentu. Banyak para ahli yang mendefinisikan norma sesuai dengan keilmuan yang diambilnya.

Richard T. Scaefer dan Robert P. Lamm mendefinisikan norma sebagi suatu perilaku standar yang telah mapan dan terus dipelihara oleh masyarakat. Pada buku Sosiologi Pedesaan (2022) yang ditulis oleh Sriyana menyatakan bahwa Craig Calhoun mendefinisikan norma sebagai pedoman atau aturan yang menyatakan bagaimana seorang indvidu dalam bertindak pada suatu situasi ditengah masyarakat.

E. Utrecht Ernst Utrecht mendefinisikan norma sebagai segala himpunan petunjuk hidup yang digunakan untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Petunjuk itu juga dipakai dalam mengatur kehidupan bangsa, dan harus ditaati oleh masyarakat.

Jika melanggar, akan ada konsekuensi yang harus diterima oleh individu yang melakukan pelanggaran tersebut. Sedangkan, Bellebaum menyimpulkan bahwa norma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengatur kehidupan tiap individu pada suatu lingkungan tertentu.

Lebih jelasnya Bellebaum berpendapat bahwa norma mengatur tiap-tiap individu untuk bertindak atau berperilaku sesuai sikap dan keyakinan yang berlaku di suatu wilayah. Norma memiliki makna aturan yang berkaitan dengan tingkah laku manusia berupa perintah, larangan serta sanksi. Berbeda dengan Hans Kelsen yang mendefinisikan norma sebagai perintah tidak personal dan anonim.

Dari berbagai definisi tentang norma adapun fungsi dari norma itu sendiri, yaitu:

  • Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman dan lebih tertib sehingga kehidupan antar individu lebih tertib dan tentram
  • Sebagai suatu peraturan tidak tertulis yang mengatur segala perbuatan manusia untuk mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan impian masyarakat sekitar
  • Membantu sekelompok masyarakat untuk mencapai tujuan dan kesepakatan yang telah dibuat bersama
  • Norma dapat dijadikan sebagai patokan petunjuk atau pedoman yang digunakan oleh masyarakat untuk menjalani kehidupan bermasyarakat sebagai individu yang memiliki keteraturan
  • Dapat dijadikan sebagai suatu alat tak benda yang dapat digunakan untuk mengatur kehidupan manusia
  • Norma dijadikan suatu batasan tertentu dimana para pelanggarnya akan diberikan konsekuensi yang sesuai
  • Digunakan sebagai suatu alat tak benda agar seorang individu dengan mudah beradaptasi disuatu lingkungan baru sesuai dengan aturan yang ada ditempat tersebut

Adat Istiadat

Adat istiadat adalah simbol dari kebudyaan yang lahir hampir bersamaan dengan norma. Pada dasarnya adat istiadat sendiri terlahir dari kumpulan suatu norma yang berlaku pada suatu masyarakat. Pada suatu daerah yang kaya akan budaya pasti kaya juga akan adat istiadat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adat istiadat adalah tata kelakukan yang kekal dan turun temurun dari suatu generasi ke generasi lainnya sebagai warisan, sehingga memiliki integrasi yang kuat dengan pola perilaku masyarakat.

Adat istiadat bermakna sebagai aturan tingkah laku yang dianut secara turun temurun dan berlaku sejak lama, yang sifat dari aturannya ketat dan mengikat. Ada beberapa pendapat yang menyatakat bahwa adat istiadat sama seperti dengan tradisi.

Soekanto berpendapat bahwa adat istiadat memiliki pengaruh dan ikatan yang kuat dengan masyarakat. Sedangkan, Raden Seopomo menyatakan bahwa adat istiadat merupakan suatu yang lahir dari hukum adat atau secara tidak langsung dapat dikatakan sebagai suatu hukum tidak tertulis.

Koentjaraningrat yang terkenal sebagi antropolog Indonesia mendefinisikan adat istiadat sebagai perwujudan dari kebudayaan atau gambaran suatu tata kelakuan masyarakat tertentu yang melahirkan suatu kebiasaan tertentu.

Adat istiadat sendiri berfungsi sebagai peraturan tidak tertulis pada suatu daerah dimana masyrakatnya wajib mematuhinya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera sebagaiman masyarakat daerah tersebut inginkan.

The post Simbol Dalam Budaya : Makna dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Karakter yang Melekat Pada Budaya Menurut Nanda dan Warms https://haloedukasi.com/karakter-yang-melekat-pada-budaya-menurut-nanda-dan-warms Fri, 18 Nov 2022 02:59:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39025 Karakter adalah segala hal yang melekat pada sesuatu hal lainnya, dimana itu akan menjadi ciri khas yang membedakan hal tersebut dengan hal lainnya. Sedangkan, budaya secara harfiah bahasa berasal dari dua bahasa yaitu Bahasa Sansekerta dan Bahasa Inggris. Pada Bahasa Sansekerta budaya berasal dari kata buddhayah yang diambil dari bentuk jamak kata buddhi dengan makna […]

The post Karakter yang Melekat Pada Budaya Menurut Nanda dan Warms appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Karakter adalah segala hal yang melekat pada sesuatu hal lainnya, dimana itu akan menjadi ciri khas yang membedakan hal tersebut dengan hal lainnya. Sedangkan, budaya secara harfiah bahasa berasal dari dua bahasa yaitu Bahasa Sansekerta dan Bahasa Inggris.

Pada Bahasa Sansekerta budaya berasal dari kata buddhayah yang diambil dari bentuk jamak kata buddhi dengan makna sebenarnya budi atau akal. Pada Bahasa Inggris sendiri budaya dikenal dengan sebutan culture yang asal muasalnya dari Bahasa Latin yaitu colere dengan arti mengolah atau mengerjakan.

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) budaya merupakan pola hidup menyeluruh yang bersifat abstrak, kompleks, dan luas dimana dihasilkan dari buah pemikiran, akal budi, atau adat istiadat. Karakter yang melekat pada budaya adalah ciri khas tertentu yang biasanya dimiliki oleh suatu budaya tertentu akibat dari buah pemikiran masyarakat, akal budi, ataupun adat istiadat masyarakat.

Serena Nanda dan Richard L. Warms adalah dua orang antropologi terkenal didunia. Dalam dunia antropolog namanya sering disebut sebagai Nanda and Warms. Nanda dam Warms menyimpulkan bahwa karakter pada suatu budaya dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu:

Budaya Sebagai Hal yang Dipelajari

Budaya pada hakikatnya tidak mungkin langsung muncul begitu saja. Beberapa budaya terlahir dari suatu hal yang sering dipelajari. Contoh sederhana dalam kehidupan manusia saat terlahir tidak mungkin manusia mengeteahui tata cara makan dengan sendirinya.

Ada pembelajaran terkait adab makan yang berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Begitupula dengan adab berbicara, sopan santun, atau melakukan berbagai tindakan dalam keseharian. Manusia pastinya akan mempelajari hal-hal tersebut seiring dengan tumbuh kembangnya.

Tidak hanya itu manusia dalam bermasyarakat tentunya juga akan belajar tentang norma-norma yang sosial untuk mengetahui tindakan mana saja yang dapat diterima oleh masyarakat dan tindakan mana yang nantinya dilakukan dapat memperoleh sanksi baik hukum maupun sosial.

Budaya Sebagai Simbol

Dalam kehidupan sehari-hari adakalanya manusia menggunakan budaya sebagai simbol untuk mengorganisir dan memberi makna pada hal-hal disekitarnya. Penggunaan simbol ini tidak terbatas hanya pada kalangan tertentu saja, adapula simbol yang telah disepakati bersama sebagai simbol yang berlaku diseluruh dunia.

Contohnya simbol lalu lintas seperti dilarang parkir, dilarang berhenti, dilarang belok kiri. Simbol tersebut berlaku dan digunakan oleh seluruh negara didunia untuk menjaga tata tertib dalam berkendara di jalan raya. Selain simbol yang berlalu untuk seluruh masyarakat didunia, adapula simbol yang digunakan hanya oleh sekelompok masyarakat.

Contoh dari ini adalah penggunaan bahasa slang seperti galau, mager, php, kepo. Penggunaan bahasa ini tentunya hanya digunakan oleh masyarakat tertentu pada suatu daerah. Serta hanya diketahui maknanya oleh masyarakat yang mendiami daerah tersebut.

Budaya Sebagai Sistem Terintegrasi

Budaya dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang terintegrasi. Dimana apabila suatu elemen dalam budaya tersebut dirubah makan akan mengubah elemen budaya yang lainnya. Contoh dalam kehidupan sehari dapat dilihat secara langsung yaitu anak-anak yang tumbuh dan besar diwilayah perkotaan maka akan senang untuk bermain ke mall.

Hal ini tentunya akan berbanding terbalik dengan anak-anak yang tumbuh dan besar di wilayah pedesaan. Jika anak-anak yang biasa tumbuh dikota dibawa ke desa dan dipaksa bermain di sawah atau tanah lapang tentunya anak-anak kota merasa tidak nyaman. Begitu pula sebaliknya dengan anak-anak yang tumbuh dipedesaan tidak akan nyaman jika diajak untuk bermain ke mall.

Budaya Mencakup Norma dan Nilai

Dalam budaya pastinya akan mencakup norma dan nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat. Sebagaiman suatu budaya tumbuh dan berkembang, budaya pastinya mencakup normal dan nilai yang ada pada suatu masyarakat.

Norma dan nilai disini sangat luas cakupannya. Baik itu norma dan nilai secara agama, adat istiadat, maupun kepercayaan suatu kelompok. Contoh budaya yang mencakup norma dan nilai dalam adat istiadat yaitu adanya larangan bagi masyarakat suku Jawa untuk menikah dengan masyarakat suku Sunda.

Hal ini tentunya jika dinilai secara akal maupun ilmu pengetahuan tidak akan pernah ditemukan alasan yang masuk akal. Akan tetapi, karna sudah menjadi budaya yang lahir dari adanya kepercayaan tertentu, jika dilanggar pastinya pelanggarnya akan memperoleh sanksi sosial dari masyarakat sekitarnya.

Budaya Mempermudah Manusia Dalam Beradaptasi

Sebagaimana diketahui budaya secara global dapat dibagi menjadi dua, yaitu budaya yang tercipta atas kesepakatan manusia diseluruh dunia dan budaya yang tercipta dari sekelompok masyarakat di suatu daerah.

Budaya yang tercipta secara global atau dunia tentunya akan mempermudah manusia ketika hidup berpindah-pindah negara dan menyesuaikan dengan budaya yang telah dikenalnya. Contohnya sudah sewajarnya manusia sejak kecil dikenalkan dengan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti mencuci piring, merapikan tempat tidur, mencuci baju, dan pekerjaan rumah lainnya.

Dengan demikian saat seseorang tersebut beranjak dewasa dan tinggal jauh dari kedua orang tuanya akan memudahkannya dalam beradaptasi dengan budaya yang telah terbangun sejak kecil.

Budaya Selalu Berubah Seiring Perkembangan Zaman

Suatu budaya akan terus berubah karena adanya dorongan baik dari dalam maupun luar budaya itu sendiri. Perubahan budaya ini biasanya erat kaitannya dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang tidak dapat dilepaskan.

Contohnya pada tahun 1980an segala hal yang berkaitan dengan administrasi masih dilakukan secara manual dengan ditulis tangan. Hal ini tentunya berbeda jauh dengan segala kegiatan administrasi yang terjadi pada tahun 2000an dimana segalanya telah digantikan dengan adanya peran komputer.

The post Karakter yang Melekat Pada Budaya Menurut Nanda dan Warms appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Karakter Budaya menurut Koentjaraningrat dan Contohnya https://haloedukasi.com/karakter-budaya-menurut-koentjaraningrat Mon, 07 Nov 2022 04:27:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39024 Budaya atau yang sering disebut sebagai kebudayaan merupakan tata cara kehidupan yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat yang mana memiliki sifat untuk diwariskan dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Beberapa ahli dalam antropologi memiliki pandangan yang berbeda atas pengertian kebudayaan. Seorang antropolog E.B. Taylor mendefiniskan bahwa kebudayaan merupakan suatu hal kompleks. Dalam kebudayaan menurutnya memiliki cakupan […]

The post 7 Karakter Budaya menurut Koentjaraningrat dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
kontjaraningrat

Budaya atau yang sering disebut sebagai kebudayaan merupakan tata cara kehidupan yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat yang mana memiliki sifat untuk diwariskan dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Beberapa ahli dalam antropologi memiliki pandangan yang berbeda atas pengertian kebudayaan.

Seorang antropolog E.B. Taylor mendefiniskan bahwa kebudayaan merupakan suatu hal kompleks. Dalam kebudayaan menurutnya memiliki cakupan yang cukup luas. Cakupan yang dimaksud dalam budaya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat isitiadat serta kemampuan yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat tersebut.

Selo dan Soelaeman tokoh antropologi dari Indonesia menyatakan bahwa kebuduyaan merupakan suatu ciptakan masyrakat dari seluruh hasil karya, rasa, serta cipta yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Menurut Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara kebudayaan adalah hasil dari sikap budi pekerti dan perilaku dari manusia yang muncul karena adanya hasil alam serta ketetapan yang dibuat oleh sekelompok masyarakat.

Menurutnya, kebudayaan juga bentuk dari kemampuan manusia yang memasuki masa kejayaan dari masyarakat. Pada titik ini masyarakat dinilai mampu mengatasi kesulitan-kesulitan serta menjadi awal dari munculnya tata tertib di masyarakat.

Menurut Bapak Antropolog Indonesia, Koentjaraningrat menyatakan bahwa kebudayaan merupakan aspek menyeluruh dari segala perilaku manusia serta hasil yang didapatkan manusia setelah melalui berbagai macam proses belajar serta tersusun dengan sistematis dalam kehidupan bermasyarakat secara luas.

Menurut Parsudi Suparlan didefinisikan sebagai pengetahuan manusia sebagai ciri makhluk sosial yang dapat didefinisikan sebagai pengetahuan manusia sebagai ciri makhluk sosial yang dapat digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasikan berbagai hal di lingkungan, sehingga menciptakan sebuah pengalaman.

Manurut, Parsudi Suparlan kebudayaan juga merupakan sebuah landasan serta acuan seseorang dalam bertingkah laku. Budaya sendiri memiliki berbagai karakter didalamnya.

Menurut Koentjaraningrat karakter dalam budaya ada tujuh. Ketujuh budaya tersebut antara lain kesenian, sistem teknologi dan peralatan, sistem organisasi masyarakat, bahasa, sistem mata pencaharian hidup dan ekonomi, sistem pengetahuan, serta sistem religi.

1. Kesenian

Fisik yang sehat tidak sepenuhnya menggambarkan bahwa seseorang tersebut dalam keadaan sehat seutuhnya. Kebutuhan manusia selain fisik adalah kebutuhan psikis. Berupa ketenangan jiwa, luapan seni sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

Dengan terpenuhinya kebutuhan fisik serta psikis manusia diharapkan manusia tersebut dapat hidup dengan tenang dan dapat melakukan hal-hal positif disepanjang hidupnya.

Contoh: seni lukis yang melahirkan gambar yang menarik sehingga jiwa menjadi tenang dan senang.

2. Sistem Teknologi dan Peralatan

Setiap zamannya manusia selalu dikenal sebagai makhluk yang tidak pernah puas dengan kemudahan yang telah ditawarkan. Manusia akan selalu merasa ingin tahu lebih dan menggali lebih dalam terkait hal-hal yang berhubungan dengan sistem teknologi dan peralatan.

Manusia selalu berkembang menciptakan barang-barang berupa teknologi dan peralatan guna memenuhi dan memudahkan kehidupan manusia. Kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan segala sesuatunya diharapkan dapat meningkatkan taraf kehidupan manusia.

Contoh: internet mempermudah kehidupan manusia dalam mencari informasi dan penjualan.

3. Sistem Organisasi Masyarakat

Kesadaran manusia bahwa membutuhkan orang lain untuk menutupi kekurangan dan saling membantu atas kelebihan maka akan muncul organisasi atau kelompok. Dengan berorganisasi atau kelompok manusia akan lebih mudah untuk bercerita maupun menolong satu dengan lainnya. Dari organisasi masyarakat ini pula diharapkan manusia selalu mengembangkan bakat dan minat yang telah dimilikinya.

Contoh: Persatuan buruh yang saling membantu satu dengan lainnya.

4. Bahasa

Bahawa yang awalnya digunakan hanya untuk kode, hingga menjadi alat mempermudah lisan untuk komunikasi sesama manusia. Bahasa sendiri merupakan unsur dalam kebudayaan yang utama dibandingan dengan yang lain.

Tanpa adanya bahasa manusia tentunya akan mengalami berbagai macam kesulitan untuk berkomunikasi satu dengan lainnya. Sekalipun bahasa didunia ada banyak, manusia telah menetapkan satu dari sekian ribu bahasa untuk dijadikan bahasa universal. Harapannya setiap orang didunia ini akan lebih mudah lagi berkomunikasi dengan menggunakan bahasa universal tersebut.

Contoh: Bahasa Inggris yang menjadi bahas universal didunia ini.

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi

Dalam bertahan hidup manusia tentunya membutuhkan mata pencaharian untuk meningkatkan perekonomiannya. Sekalian hidup tidak selalu berbicara tentang uang, tetapi manusia membutuhkan uang dalam memenuhi berbagai hal dihidupnya.

Manusia menjual barang dan menawarkan jasa untuk meningkatkan perekonomian individu maupun sekitar dan guna sistem mata pencaharian hidup. Mata pencaharian pun saat ini telah ada beribu-ribu jenis sesuai dengan kesesuaian dan kebutuhan seseorang dalam hasil yang ditawarkan bidang pekerjaan tersebut. Contoh : orang bekerja untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

6. Sistem Pengetahuan

Pengetahuan merupan suatu hal yang tidak dapat dilepaskan dari keingin tahuan yang tinggi dari pemikiran manusia. Pengetahuan inipun erat kaitannya dengan perkembangan dan pembangunan sistem budaya yaitu teknologi dan peralatan yang dilakukan oleh manusia.

Setiap manusia yang lahir memiliki pengetahuan yang berbeda, maka perlu saling bertukar pikiran dan berkembang. Dengan sistem pengetahuan yang kuat tentunya akan menghasilkan sistem teknologi dan peralatan yang kuat pula.

Contoh: pendidikan yang mencerdaskan masyarakat.

7. Sistem Religi

Kesadaran manusia bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari manusia. Manusia sendiri menyadari ada suatu yang menciptakannya sehingga hadir didunia ini. Sebagian besar manusia juga mempercayai bahwa segala yang telah terjadi didunia ini telah diatur dengan baik sebelumnya.

Contoh: kaum Muslim percaya Allah.

The post 7 Karakter Budaya menurut Koentjaraningrat dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya https://haloedukasi.com/kebudayaan-menurut-koentjaraningrat Mon, 07 Nov 2022 04:19:57 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39023 Kebudayaan atau budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Beberapa ahli memiliki pendapat sendiri terkait pengertian kebudayaan. Pengertian kebudayaan menurut Para ahli E.B. Taylor menyatakan bahwa kebudayaan merupakan hal kompleks yang mencakup beberapa hal didalamnya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat isitiadat serta kemampuan yang […]

The post Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Kebudayaan atau budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Beberapa ahli memiliki pendapat sendiri terkait pengertian kebudayaan.

Pengertian kebudayaan menurut Para ahli

E.B. Taylor menyatakan bahwa kebudayaan merupakan hal kompleks yang mencakup beberapa hal didalamnya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat isitiadat serta kemampuan yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat tersebut.

Sedangkan, menurut Selo dan Soelaeman kebudayaan merupakan seluruh hasil karya, rasa, serta cipta dari masyarakat. Menurut Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara kebudayaan adalah buah budi dari manusia yang muncul karena adanya hasil alam serta kodrat masyarakat.

Menurutnya, kebudayaan juga bentuk dari kejayaan dari masyarakat yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan serta menjadi awal dari munculnya tata tertib di masyarakat. Menurut Bapak antropolog Indonesia, Koentjaraningrat menyatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan dari perilaku makhluk seperti manusia serta hasil yang dapat diperoleh makhluk tersebut melalui berbagai macam proses belajar serta tersusun dengan sistematis dalam kehidupan bermasyarakat.

Ciri-ciri kebudayaan

Menurutnya kebudayaan memiliki beberapa ciri-ciri yaitu:

  • Budaya yang hadir dimasyarakat akan dipelajari oleh generasi berikutnya.
  • Budaya dapat disampaikan oleh setiap individu pada individu maupun kelompok lain, serta diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
  • Budaya memiliki sifat yang dinamis, artinya budaya dapat berubah sepanjang waktu.
  • Budaya memiliki sifat selektif yang dapat mencerminkan pola perilaku serta pengalaman manusia secara terbatas.
  • Walaupun kebudyaan setiap daerah berbeda, budaya memiliki unsur yang saling berkaitan.
  • Masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut akan beranggapan etnosentrik atau menganggap bahwa budayanya sebagai budaya yang terbaik dan menilai budaya masyarakat hanyalah budaya standar.
  • Budaya memiliki unsur kepercayaan didalamnya yang dipercayai oleh anggota masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
  • Dalam kebudayaan ada bahasa serta ciri khas dari setiap daerah yang memiliki budaya tersebut.
  • Budaya merupakan produk yang diciptakan oleh manusia atau sekelompok manusia.
  • Budaya meliputi obyek materi yang diwujudkan melalui teknologi, serta meliputi sikap, nilai dan pengetahuan.

Kebudayaan memiliki beberapa fungsi yang hadir dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Fungsi utama kebudayaan sendiri adalah untuk memperlajari warisan dari nenek moyang, kemudian generasi selanjutnya perlu meninjau.

Unsur -Unsur Kebudayaan

Apakah warisan tersebut perlu diperbarui atau tetap dilanjutkan dan apabila ditinggalkan maka kebudyaan tersebut dapat rusak. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan juga memiliki unsur-unsur serta contohnya sebagai berikut.

1. Unsur Budaya Berupa Kebahasaan

Bahasa pertama kali diciptakan sebagai simbol untuk menyambung komunikasi antar manusia. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat yang pertama adalah bahasa. Bahasa sendiri adalah unsur-unsur yang dianggapnya sebagai suatu cara untuk manusia yang dikemas dalam bentuk alat percakapan dalam memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi dengan sesamanya.

Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Manusia sendiri dinilai memiliki kemampuan dalam menciptakan serta membangun suatu budaya. Dimana budaya ini sendiri jika lama kelamaan selalu digunakan akan menjadi suatu tradisi.

Penciptaan pemahaman tentang fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari diungkapkan secara simbolik melalui ungkapan bahasa. Keadaaan inilah membuat unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat mengkategorikan bahasa sebagai unsur budaya dan kemudian akan diwariskan kepada generasi penerusnya dengan menggunakan bahasa.

Dengan demikian, bahasa menduduki kedudukan yang penting dalam analisis kebudayaan manusia. Bahasa sendiri selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dimana biasanya para pewaris bahasa merasa tertantang untuk menciptakan istilah-istilah baru terhadap fenomena yang terjadi disekitarnya sehingga maksud dari fenomena tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan jelas.

2. Unsur Budaya Berupa Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia terhadap suatu hal atau objek tertentu dengan memanfaatkan indera yang dimilikinya. Koentjaraningrat mengklasifikasikan pengetahuan sebagai unsur kebudayaang yang kedua.

Sistem pengetahuan yang menjadi bagian dari unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi, karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud dalam ide pikiran manusia.

Pengetahuan sendiri memiliki sistem yang terkait dengan unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat sangat luas batasannya. Hal ini dikarenakan mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.

Namun, yang menjadi kajian dalam ilmu antropologi sendiri sesuai unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Sebagaimana manusia memiliki akal pikiran yang pada dasarnya pengetahuan sendiri adalah simbol dari pengembangan akal pikiran manusia tersebut dapat dikembangkan hingga seberapa jauh.

Pengetahuan ini sendiri juga dapat dikategorikan sebagai simbol kemajuan budaya, dimana pengembangan pengetahuan dapat dilihat dari teknologi yang dapat diciptakan dari zaman tersebut.

Setiap unsur-unsur budaya menurut Koentjaraingrat selalu memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada disekitarnya. Pengetahuan yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat tersebut antara lain:

  • Alam sekitarnya.
  • Tumbuhan yang tumbuh disekitar daerah tempat tinggalnya.
  • Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya.
  • Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya.
  • Tubuh manusia.
  • Sifat-sifat dan tingkah laku manusia.
  • Ruang dan waktu.

3. Unsur Budaya Organisasi Sosial

Ketiga unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah organisasi sosial. Manusia merupakan sosok makhluk yang pada dasarnya selalu memiliki ketergantungan satu sama lain. Adanya ketergantungan ini tentunya membutuhkan rasa nyaman satu dan yang lainnya.

Selain kenyamanan, manusia juga selalu dikatakan sebagai makhluk sosial. Dimana dalam kehidupannya manusia memerlukan lingkungan sosial dalam membentuk kehidupannya secara utuh. Lingkungan sosial itu sendiri biasanya akan membuat kelompok-kelompok yang sesuai dengan kenyamanan karakter manusia satu dengan lainnya.

Kehidupan dalam setiap kelompok masyarakat sendiri biasanya akan selalu diatur oleh adat istiadat dan aturan mengenai berbagai macam kesatuan didalam lingkungan dimana sesorang tersebut hidup. Hal ini tentunya digunakan untuk menciptakan kenyamanan dan keharmonisan kehidupan yang diinginkan setiap manusia.

Kesatuan sosial yang paling dasar dan menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat adalah kerabat keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Keluarga dan kerabat merupakan suatu contoh kecil dari organisasi sosial yang diciptakan oleh manusia.

Kemudian, unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat ini membuat manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial. Keluarga dan kekerabatan sendiri adalah suatu hal yang menjadi bagian unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat juga berkaitan dengan perkawinan.

Perkawinan merupakan inti atau dasar dalam pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial. Karena dengan adanya perkawinan akan menciptakan dasar manusia untuk membentuk suatu organisasi sosial.

4. Unsur Budaya Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia yang hidup disuatu zaman pasti erat kaitannya dengan peralatan hidup dan teknologi. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat keempat adalah peralatan hidup dan teknologi. Manusia selalu berusaha mempertahankan hidupnya, sehingga manusia akan selalu terdorong untuk membuat peralatan atau benda-benda untuk mendukung tujuan tersebut.

Peralatan hidup dan teknologi sendiri telah dikenal manusia sejak pertama kali menginjakkan kaki di bumi. Meskipun dari zaman ke zaman manusia selalu menunjukkan keinginan membuat peralatan hidup dan teknologi yang mempermudah hidupnya, tentunya hal ini juga tidak dapat dilepaskan dari unsur budaya berupa pengetahuan.

Pengetahuan manusia sebagai pondasi utama dari pengembangan dan penciptaan peralatan hidup serta teknologi pada suatu zaman. Rasa keingintahuan ditambah rasa tidak pernah puas manusia akan unsur budaya pengetahuan mempererat hubungan terciptanya peralatan hidup dan teknologi yang semakin maju setiap detiknya.

Semodern apapun peralatan hidup dan teknologi yang digunakan manusia masa kini tetap tidak lepas dari unsur pengembangan peralatan hidup dan teknologi yang dilakukan nenek moyang, yaitu masyarakat yang masih menggunakan perlatan hidup dan teknologi tradisional.

Inilah mengapa peralatan hidup dan teknologi termasuk unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat. Pada masyarakat tradisional, terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup nomaden atau berpindah-pindah atau dikenal juga sebagai masyarakat pertanian, yaitu:

  • Alat-alat produktif.
  • Senjata.
  • Wadah.
  • Alat untuk menyalakan api.
  • Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu-jamuan.
  • Pakaian dan perhiasan.
  • Tempat berlindung dan perumahan.
  • Alat-alat transportasi.

Perlatan hidup dan teknologi yang ada pada masyarakat tradisional sebagaimana yang telah disusun oleh Koentjaraningrat tentunya berbeda jauh dengan peralatan hidup dan teknologi yang diperlukan masyarakat masa kini. Perkembangan unsur pengetahuan sangat berperan besar dan erat kaitannya dengan hal ini.

5. Unsur Budaya Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari cara untuk memenuhi keinginan manusia demi mencapai kemakmuran hidup. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat yang kelima adalah ekonomi atau mata pencaharian.

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi yang menjadi unsur-unsur budaya menurutnya dalam suatu masyarakat menjadi fokus penting dalam kajian etnografi. Mata pencaharian manusia sendiri selalu berubah seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Jika melihat saat ini mata pencaharian yang ditawarkan untuk mencapai kemakmuran hidup manusia sangat beragam. Berbagai jenis mata pencaharian baru terbuka lebar untuk para pencari kerja. Tentunya hal ini sangat berbanding terbalik dengan kelompok masyarakat yang masih bertumpu pada mata pencaharian tradisional.

Mata pencaharian sendiri sebenarnya memiliki peran penting dalam tata cara sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemakmuran kehidupan jika dinilai dari ekonomi maka otomatis akan berhubungan dengan mata pencaharian.

Koentjaraningrat sendiri dalam penelitian etnografi memasukkan daftar unsur-unsur budaya menurut mengenai sistem mata pencaharian, mengkaji bagaimana suatu kelompok masyarakat mencukupi kebutuhan hidupnya melalui mata pencaharian atau sistem perekonomiannya.

Dalam sistem ekonomi yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat pada masyarakat tradisional, antara lain:

  • Berburu dan meramu.
  • Beternak.
  • Bercocok tanam di ladang.
  • Menangkap ikan.
  • Bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Lima sistem mata pencaharian yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau.

Masa lampau dan masa kini tentunya memberikan perbedaan yang cukup signifikan, mengingat kebutuhan manusia masa lampau dan masa kini tentunya memberikan suatu perbedaan yang dramatis.

6. Unsur Budaya Berupa Religi

Religi atau kegiatan keagamaan merupakan suatu kegiatan yang erat kaitannya dengan budaya yang bahkan dapat menciptakan suatu tradisi. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat keenam adalah unsur religi. Dalam ilmu antropologi, religi dikasi secara tersendiri. Kajian antropologi dalam memahami unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa religi tidak dapat dipisahkan dari emosi keagamaan.

Emosi keagamaan yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat merupakan perasaan dalam diri manusia yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Hal ini yang mendasari emosi yang mampu memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dalam ke hidupan manusia.

Dalam unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat berupa sistem religi masih ada tiga unsur lain yang perlu dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi itu. Dimana ketiga unsur tersebut nantinya akan menciptakan suatu tradisi budaya sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

7. Unsur Budaya Kesenian

Kesenian merupan suatu hal yang terlihat sederhana namun rumit dan sangat dibutuhkan oleh manusia. Unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat ketujuh adalah kesenian. Pada mulanya para ahli antropologi menganggap bahwa kesenian bukan bagian dari unsur budaya.

Tetapi setelah dikaji detail para ahli antropologi mulai memperhatikan unsur-unsur budaya berupa kesenian. Bapak antropologi Indonesia, Koentjaraningrat menyimpulkan bahwa kesenian masuk sebagai unsur budaya setelah melakukan penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.

Dalam penelitiannya, Koentjaraningrat menuliskan bahwa unsur budaya dalam seni. Seni yang dimaksud disini adalah seni pahat, seni musik, seni tari, seni rupa dan seni sastra. Seni pahat dapat berupa benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, relief, ukiran, dan lukisan. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental. Seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Kemudian terdapat seni gerak dan seni tari, yaitu seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.

Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian visual culture yang menjadi unsur-unsur budaya menurut Koentjaraningrat, yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan foto.

Dua media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia beserta kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau karya-karya foto. Seni-seni tersebut tentunya mengalamai perkembangan yang begitu pesat dan tidak bisa terlepas dari unsur budaya pengetahuan.

The post Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat : Pengertian, Ciri, Unsur, dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari https://haloedukasi.com/contoh-akulturasi-dalam-kehidupan-sehari-hari Sat, 10 Sep 2022 03:36:40 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38474 Kebiasaan dan kebudayaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat terus berkembang seiring bertambahnya waktu. Bahkan, ada satu kebudayaan yang mungkin bercampur dengan kebudayaan lainnya. Proses sosial yang seperti ini dinamakan akulturasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan mempengaruhi. Kebudayaan yang bercampur tersebut bisa saja budaya asing […]

The post 7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kebiasaan dan kebudayaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat terus berkembang seiring bertambahnya waktu. Bahkan, ada satu kebudayaan yang mungkin bercampur dengan kebudayaan lainnya. Proses sosial yang seperti ini dinamakan akulturasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan mempengaruhi. Kebudayaan yang bercampur tersebut bisa saja budaya asing atau lokal dalam masyarakat. Namun dalam proses masuknya, mungkin ada beberapa kubu yang menolak dan menerima budaya baru tersebut.

Kendati ada pihak yang menolak, tidak menampik bahwa lambat laun unsur-unsur kebudayaan baru akan diterima oleh masyarakat. Proses penerimaan budaya baru ini cukup memakan waktu yang lama. Selain itu, akulturasi tidak akan menghilangkan kepribadian asli budaya yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat beberapa faktor pendorong akulturasi, seperti pendidikan yang sudah maju, toleransi terhadap budaya baru, keberadaan masyarakat heterogen atau berbeda-beda, serta mengetahui pentingnya akulturasi bagi masa depan.

Namun, akulturasi bisa juga terhambat oleh beberapa hal. Misalnya seperti kondisi masyarakat yang masih berpegang teguh pada adat istiadat setempat, penilaian yang buruk terhadap hal-hal baru, serta ilmu pengetahuan yang bergerak lambat.

7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam lingkungan masyarakat khususnya di era globalisasi saat ini, proses akulturasi sangat mudah terjadi. Terutama apabila pemikiran masyarakat modern yang mudah menerima budaya baru atau asing, maka akulturasi mungkin terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

Meski begitu, akulturasi sudah terjadi sejak lama dan bentuknya masih terlihat sampai sekarang. Lantas, apa saja contoh akulturasi dalam kehidupan sehari-hari?

  • Penggunaan Bahasa Asing dalam Berinteraksi

Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti terjadi sebuah interaksi antar individu maupun kelompok. Proses akulturasi dalam bahasa untuk berinteraksi pun bisa saja terjadi, apalagi jika budaya asing mudah masuk ke dalam suatu negara.

Contoh akulturasi dalam bidang bahasa yang sekarang ini terjadi adalah penggunaan bahasa Inggris untuk berkomunikasi sehari-hari. Walaupun bahasa Inggris sering digunakan, hal tersebut tidak membuat masyarakat melupakan bahasa Indonesia sebagai budaya asli Tanah Air.

Contoh yang lain misalnya pemakaian bahasa sansekerta pada zaman kerajaan Hindu-Buddha. Bukti dari akulturasi ini dapat dilihat dari peninggalan sejarah seperti prasasti.

  • Masuknya Kebudayaan Arab pada Instrumen Musik

Selain bahasa, akulturasi dapat terjadi pada seni musik. Salah satu contohnya adalah hadirnya musik dengan instrumen qosidah yang menggunakan syair-syair islami. Lirik-lirik lagu pada musik dengan instrumen qosidah ini juga mengadopsi bahasa Arab.

Tidak hanya itu, instrumen qosidah turut diiringi alat musik gendang atau gambus yang memberi nuansa berbeda dari musik aliran lain.

  • Arsitektur Makam dengan Aksara Bahasa Arab

Proses akulturasi juga berlangsung pada arsitektur makam yang menjadi tempat penguburan jenazah. Makam sebagai tempat mengubur orang yang meninggal termasuk akulturasi dengan budaya islam.

Beberapa contoh akulturasinya adalah penggunaan tulisan bahasa Arab untuk penamaan di batu nisan. Selain aksara Arab, akulturasi pada makam dapat dilihat dari tradisi pemakaman yang dipengaruhi budaya Hindu-Buddha. Salah satu contoh yang kerap dijumpai adalah dimasukkannya jenazah ke dalam peti.

  • Seni Kaligrafi dengan Aksara Arab

Seni kaligrafi yang merupakan pencampuran budaya islam dari Arab termasuk contoh dari akulturasi. Aksara Arab yang ditulis dengan kebudayaan Indonesia memberi kesan unik dan berbeda dari lukisan lain. Bentuk kaligrafi pun bervariasi, bergantung dengan kebudayaan setempat di Indonesia.

  • Bentuk Bangunan

Salah satu contoh akulturasi yang paling terlihat adalah bentuk bangunan di Indonesia. Sebagai negara dengan keberagaman budaya, Indonesia menerima akulturasi dari budaya Hindu-Buddha yang dapat dibuktikan dari bentuk-bentuk candinya.

Bentuk punden berundak yang ada pada candi termasuk contoh dari akulturasi. Biasanya, terdapat pula perwujudan dewa pada bagian candi yang menjadi bukti akulturasi.

Contoh candi yang merupakan akulturasi budaya Hindu-Buddha adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Dieng, Candi Kalasan, dan Candi Gedong Songo.

Selain candi yang merupakan percampuran budaya Hindu-Buddha, ada pula bangunan yang lahir dari akulturasi budaya Islam dan Hindu.

Contoh bangunan ini adalah Masjid Menara Kudus di Kudus, Jawa Tengah. Bentuk fisik dari masjid ini menyerupai bangunan pura pada kebudayaan Hindu.

  • Karya Sastra Hingga Pertunjukan Seni Wayang Kulit

Berkembangnya karya sastra yang tadinya hanya berbentuk prosa dan puisi juga termasuk proses akulturasi. Seiring berkembangnya zaman, proses akulturasi terus berkembang hingga melahirkan pertunjukan seni wayang kulit.

Dalam perjalanannya, pertunjukan seni wayang kulit terus diminati masyarakat karena memuat nilai positif bagi masyarakat. Kisah ceritanya pun dapat disesuaikan dengan budaya Indonesia.

Selain wayang kulit, ada pula beberapa karya sastra yang dipengaruhi oleh budaya asing seperti Arab dan Persia, antara lain seperti kitab, karangan, dan syair.

  • Sistem Kasta dalam Kehidupan Bermasyarakat

Contoh akulturasi yang berikut ini masih terlihat sampai sekarang. Sistem kasta pertama kali dibawa oleh kerajaan Hindu-Buddha yang menentukan tingkatan atau kelas dalam kehidupan sosial masyarakat. Sistem kasta ini masih sering dipakai oleh masyarakat, terutama masyarakat yang menganut kepercayaan Hindu seperti di Pulau Bali.

Di Bali, sistem kasta tersebut dibagi menjadi empat kelompok, yakni kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Brahmana diketahui sebagai kelas tertinggi yang berasal dari keturunan pendeta atau rohaniawan.

Selanjutnya, kasta Ksatria terdiri dari kelompok keturunan raja, bangsawan, dan golongan kerajaan lainnya. Untuk kalangan Waisya, beberapa di antaranya adalah keturunan pedagang serta pengusaha zaman kerajaan. Yang terakhir, kasta Sudra merupakan golongan pekerja atau buruh.

The post 7 Contoh Akulturasi dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>