candi prambanan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/candi-prambanan Mon, 06 Mar 2023 03:43:12 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico candi prambanan - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/candi-prambanan 32 32 Sejarah Peninggalan Kerajaan Candi Prambanan dan Bangunannya https://haloedukasi.com/peninggalan-kerajaan-candi-prambanan Mon, 06 Mar 2023 03:42:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41578 Candi Prambanan merupakan candi yang termasuk ke dalam situs warisan dunia UNESCO. Candi ini menjadi candi Hindu terbesar di Indonesia dan salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Candi yang beralamat di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan ini kerap disandingkan dengan legenda Roro Jonggrang. Lalu, bagaimana masa pendirian candi megah ini sebenarnya? Selengkapnya di bawah ini. […]

The post Sejarah Peninggalan Kerajaan Candi Prambanan dan Bangunannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Candi Prambanan merupakan candi yang termasuk ke dalam situs warisan dunia UNESCO. Candi ini menjadi candi Hindu terbesar di Indonesia dan salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Candi yang beralamat di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan ini kerap disandingkan dengan legenda Roro Jonggrang. Lalu, bagaimana masa pendirian candi megah ini sebenarnya? Selengkapnya di bawah ini.

Sejarah Pendirian Candi Prambanan

Candi Prambanan, Salah satu peninggalan kerajaan Medang Mataram

Nama Candi Prambanan diambil dari sebuah nama desa tempat candi ini berdiri. Diduga nama ini lahir berasal dari pergeseran dari Teologi Hindu Para Brahman yang memiliki makna Brahman Agung. Pendapat lain mengatakan bahwa Para Brahman merujuk pada masa jaya dari candi ini yang dipenuhi oleh kaum Brahmana.

Ada pula yang mengatakan bahwa nama Prambanan sendiri berasal dari kata mban dalam bahasa Jawa yang berarti menanggung atau memikul tugas. Hal ini selaras pada tugas dewa yang bertugas untuk menata dan menjalankan keselarasan jagat raya.

Candi Hindu terbesar di Indonesia ini memiliki nama asli Siwargha. Kata Siwargha berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti rumah Siwa. Candi ini dibangun pada masa Rakai Pikatan untuk menandingi pembangunan candi Borobudur dan Candi Sewu. Dimana dua candi bercorak Buddha ini berada tidak jauh dari candi Prambanan.

Beberapa sejarawan memperkirakan bahwa pembangunan candi ini menandai kembalinya berkuasa keluarga Sanjaya di tanah Jawa. Hal ini terkait dengan adanya teori wangsa kembar yang berbeda keyakinan dan saling bersaing ketika itu yakni wangsa Sanjaya yang menganut Hindu dan wangsa Syailendra yang menganut Buddha.

Dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme yang beraliran Siwa kembali mendapat dukungan dari keluarga kerajaan setelah sebelumnya wangsa Syailendra lebih mendukung Buddha beraliran Mahayana.

Pertama kali Candi Prambanan dibangun pada tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan yang kemudian disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwargha, Candi Prambanan dibangun untuk memuliakan dewa Siwa.

Di dalam prasasti ini juga dijelaskan bahwa ketika pembangunan candi Siwargha atau Candi Prambanan, terjadi pula beberapa pekerjaan umum untuk memindahkan aliran sungai yang ada di dekat candi tersebut. Adapun sungai dimaksud ialah sungai opak yang mengalir dari Utara ke Selatan seanjang sisi barat area Candi Prambanan.

Para sejarawan menduga semula aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah timur dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga dapat menyebabkan erosi yang bisa membahayakan konstruksi candi.

Proyek penataan air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai dengan poros Utara Selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Kemudian bekas aliran sungai ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi Perwara.

Penyempurnaan Candi oleh Kerajaan Medang, Mataram

Area Candi Prambanan kemudian disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram seperti Raja Daksa dan Tulodong. Mereka membangun ratusan candi-candi di sekitar candi utama. Oleh sebab kemegahan candi ini, Candi Prambanan berfungsi sebagai Candi Agung Kerajaan Mataram yang di mana kerap dijadikan tempat upacara penting kerajaan.

Pada saat kerajaan Medang Mataram mencapai puncak kejayaan, diperkirakan ratusan pendeta brahmana dan muridnya berkumpul serta memenuhi pelataran luar candi untuk mempelajari kita Weda dan melakukan ritual upacara Hindu.

Maka dari itu, diperkirakan pusat kerajaan Mataram berada di suatu tempat yang tidak jauh dari Prambanan yakni di daratan Kewu. Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh Mpu Sendok yang mendirikan Wangsa Isyana.

Adapun alasan pemindahan ibu kota ini belum diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan pemindahan ibu kota ini dikarenakan adanya letusan hebat dari Gunung Merapi yang mencapai 20 kilometer di Utara Candi Prambanan.

Kemungkinan lainnya adalah karena adanya peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah adanya pemindahan ibu kota, candi Prambanan mulai ditelantarkan dan tidak terawat sehingga secara perlahan candi ini mulai rusak dan runtuh.

Pada abad ke-16, candi Prambanan mengalami runtuhan karena gempa bumi yang hebat. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan tempat ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali dan diketahui oleh masyarakat sekitar. Kemudian muncul lah sebuah legenda yang biasa kita kenal dengan legenda Roro Jonggrang.

Legenda ini diilhami karena adanya candi-candi dan arca Durga yang ada di bangunan utama candi Prambanan. Pada tahun 1755, setelah kesultanan Mataram mengalami perpecahan, reruntuhan candi dan sungai opak yang ada di sekitarnya menjadi tanda pembatas antara wilayah kekuasaan kesultanan Yogyakarta dan kasunanan Surakarta.

Keberadaan reruntuhan candi Prambanan sebenarnya sudah diketahui oleh penduduk sekitar. Namun, secara pasti mereka tidak mengetahui bagaimana latar belakang sejarah yang sesungguhnya. Maka dari itu, rakyat setempat menciptakan dongeng lokal guna menjelaskan asal-usul keberadaan candi Prambanan.

Asal usul ini diwarnai dengan kisah raja raksasa, ribuan candi yang dibangun oleh makhluk halus jin serta dedemit hanya dalam waktu satu malam serta putri cantik yang dikutuk menjadi seorang arca. Legenda inilah yang selanjutnya dikenal dengan kisah Roro Jonggrang. Kemudian candi ini berhasil ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda pada tahun 1733.

Pemugaran Candi

Sekitar tahun 1880-an dilakukan penggalian yang sayangnya malah menyuburkan praktik penjarahan ukiran dan batu candi. Pemugaran baru dilakukan pada tahun 1918 namun pemugaran yang secara serius baru dilakukan 1930-an.

Pemugaran sesuai kaidah arkeolog dilanjutkan pada tahun 1918-1926 yang dilakukan oleh Jawatan Purbakala di bawah P.J Perquin. Upaya pemugaran terus dilakukan bahkan hingga saat ini. Pemugaran candi Siwa baru selesai dilakukan pada tahun 1953 dan diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno.

Pada saat restorasi ini terdapat beberapa candi kecil yang tidak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Hal ini dikarenakan sebuah candi hanya akan direstorasi jika minimal 75% candi tersebut masih asli batunya.

Bangunan Sekitar Candi Prambanan

Aslinya candi yang terdapat pada candi Prambanan sebanyak 240 candi yang berdiri. Pada bagian pintu masuk kompleks bangunan terdapat empat arah penjuru mata angin. Namun bangunan Candi Prambanan menghadap ke arah timur. Adapun komplek bangunan Candi Prambanan terdiri atas :

  • 3 candi trimurti
  • 3 candi wahana
  • 2 candi apit
  • 4 candi kelir
  • 4 candi patok
  • 224 candi perwara dengan jumlah seluruh candi 240 candi di kompleks Prambanan.

3 candi trimurti terdiri dari candi Siwa, Wisnu dan Brahma sementara 3 candi wahana terdiri dari candi Nandi, Garuda dan Angsa. 2 buah candi apit berada di antara barisan candi-candi trimurti dan candi wahana yang ada di sebelah Utara dan selatan.

Sementara itu, 4 buah candi kelir berada di 4 penjuru mata angin yang berada tepat di balik pintu masuk halaman dalam zona inti. 4 candi patok ada di 4 sudut halaman dalam dan 224 candi perwira tersusun dalam 4 barisan konsentris.

Aslinya pada bangunan Candi Prambanan terdapat 240 candi namun saat ini hanya tersisa 18 candi. Adapun candi tersebut terdiri dari 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Sisanya banyak candi Perwara yang masih belum dilakukan pemugaran.

Dari 224 candi Perwara hanya 2 buah candi saja yang sudah dilakukan pemugaran dan sisanya hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks candi Prambanan terdiri dari tiga buah zona. Pertama zona luar, kedua zona tengah yang terdiri dari banyak candi dan ketiga zona dalam yang merupakan tempat tersuci di mana delapan candi utama dan delapan kuil kecil berada.

1. Candi Wahana

Candi Wahana. salah satu candi sekitar candi prambanan

Candi Garuda merupakan salah satu candi Wahana. Candi-candi wahana berada di depan candi trimurti. Candi ini dipersembahkan kepada kendaraan atau wahana dewa-dewa. Sang lembu nandi wahana Siwa, sang angsa wahana untuk Brahma dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi terletak tepat di depan dewa penunggangnya.

Di depan candi Siwa terdapat candi Nandi yang di dalamnya ada arca lemu mandi. Pada bagian dinding belakang candi Nandi ini, di sebelah kiri dan kanannya diapit oleh arca Chandra uang merupakan dewa bulan dan Surya dewa matahari. Chandra digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik oleh sepuluh kuda sementara Surya berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 kuda.

Begitupun dengan di depan candi Brahma yang terdapat candi angsa. Sayangnya candi ini kosong dan tidak ada angsa sebagai wahana dewa. Konon dulunya angsa menjadi wahana atau kendaraan dewa Brahma.

Sama halnya dengan dua candi tersebut, di depan candi Wisnu terdapat candi yang dipersembahkan untuk Garuda. Sayangnya kondisi candi ini sama seperti candi angsa, tidak ditemukan arca Garuda di dalamnya.

2. Candi Apit

Candi apit, salah satu candi sekitar candi prambanan

Di antara barisan candi-candi utama terdapat candi apit. Candi ini memiliki ukuran yang sama dengan candi Perwara yakni dengan tinggi 14 meter dan denah berukuran 6×6 meter. Di samping 8 candi utama, terdapat beberapa candi kecil yang memiliki bentuk seperti kuil kecil.

Candi ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan pelinggihan dalam pura Hindu Bali yang biasa dijadikan tempat menyimpan canang atau sesaji sekaligus sebagai aling-aling di depan pintu masuk.

Candi Apit yang berada di Kompleks Candi Prambanan berjumlah dua buah candi. Candi Apit sebelah utara berdiri di sebelah utara berdekatan dengan pintu masuk utara dengan arah hadap candi menghadap ke arah selatan. Secara arsitektur, bentuk candi ini memiliki bentuk yang sama dengan candi utama hanya saja dalam ukuran yang lebih kecil

3. Candi Kelir

Candi kelir, salah satu candi sekitar candi prambanan

Candi kelir merupakan candi kecil yang menemani 8 candi utama. Candi ini memiliki luas dasar candi sekitar 1,55 meter persegi dengan tinggi sekitar 4,1 meter. Candi Kelir ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsi candi ini sebagai penolak bala. Terdapat 4 buah candi kelir yang diletakkan searah empat penjuru mata angin di depan pintu masuk halaman inti.

Kompleks Candi Prambanan sendiri memiliki tiga halaman. Di mana halaman pertama merupakan halaman pusat yang terdapat tiga candi utama, tiga candi wahana, dua candi kelir, dan delapan candi pathok. Halaman kedua berisi candi perwara yang berjumlah 224 candi. Halaman ketiga merupakan halaman paling luar tidak memiliki bangunan candi.

4. Candi Patok

Candi kelir, salah satu candi sekitar candi prambanan

Selain candi kelir dan candi apit terdapat pula candi Patok. Candi ini sama dengan candi kelir yang memiliki 4 buah candi. Sebenarnya candi ini berjumlah delapan buah, hanya saja tinggal tersisa 4 buah saja. Candi ini ditempatkan di setiap sudut. Candi patok memiliki bentuk yang hampir sama dengan candi kelir. Tidak memiliki tangga dan memiliki tinggi sekitar 2 meter.

Candi Patok merupakan bangunan berbentuk bujur sangkar yang berada di sudut-sudut pagar candi utama. Candi Patok terdiri dari beberapa bagian yakni pondasi, tubuh, dan atap. Candi patok tidak memiliki kaki namun kaki pada candi umumnya diwujudkan dalam bentuk perbingkaian.

Tubuh candi berdiri di atas sebuah pondasi yang diawali dengan ban bawah. Di atasnya terdapat sebuah perbingkaian bawah yang terdiri dari sisi genta, pelipit setengah lingkaran, dan pelipit mendatar. pada masing-masing sudutnya, bidang dinding hanya terdapat hiasan pilaster.

Perbingkaian atas tubuh terdiri atas pelipit mendatar dua lapis, pelipit rata, dan diakhiri dengan ban atas tubuh. Secara umum atap Candi Patok mirip dengan gapura dan Candi Perwara. Di mana bagian ban bawah atap di atasnya terdapat sisi genta yang dihias degan 16 antefik.

5. Candi Perwara

Candi Perwara, salah satu candi sekitar candi Prambanan

Candi Perwara berada di zona kedua yang dibatasi dengan dua dinding. Dua dinding tersebut memiliki denah bujur sangkar yang mengurung dua halaman yang ada di dalamnya. Dua dinding tersebut tersusun dengan arah sesuai dengan empat penjuru mata angin.

Dinding kedua memiliki panjang sekitar 225 meter pada setiap sisinya dan di antara dua dinding ini terdapat halaman kedua atau zona kedua tempat candi Perwara bersemayam. Zona kedua sendiri terdiri dari 224 candi Perwara yang disusun dalam empat baris konsentris.

Candi candi Perwara dibangun di atas empat undakan teras-teras yang jika semakin ke tengah akan semakin tinggi. Empat baris candi-candi ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan candi-candi utama.

Candi-candi ini dinamakan dengan Candi Perwara atau candi Pengawal atau Candi Pelengkap. Candi Perwara disusun dalam empat baris yang didalamnya terdiri dari 44 candi, pada baris kedua terdapat 52 candi, pada baris ketiga terdapat 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris terluar terdapat 68 buah candi.

Masing-masing candi Perwara memiliki tinggi 14 meter dengan denah berukuran 6×6 meter dan jumlah keseluruhan candi Perwara yang ada di halaman adalah 224 candi. Semua candi Perwara memiliki satu tangga serta pintu masuk sesuai dengan arah candi tersebut menghadapnya kecuali pada 16 buah candi di sudut.

Candi-candi itu memiliki dua buah tangga dan pintu masuknya menghadap kedua arah luar. Atap candi Perwara berbeda dengan atap candi lainnya yang biasanya berbentuk wajra. Atap candi Perwara berbentuk Ratna yang melambangkan permata.

Semula candi Perwara memiliki 224 candi hanya saja saat ini candi tersebut tinggal sisa sedikit. Hal ini dikarenakan beberapa candi Perwara belum dilakukan pemugaran. Candi-candi yang belum dipugar masih berantakan. Bentuk candi Perwara yang sudah dipugar diseragamkan.

Para sejarawan memperkirakan bahwa pembiayaan candi-candi ini dibangun oleh para penguasa daerah sebagai bentuk bakti dan persembahan kepada raja. Sementara itu, ada pula yang mengatakan bahwa empat baris dalam candi Perwara melambangkan 4 tingkatan kasta dan hanya orang-orang anggota kasta yang dapat masuk dan beribadah di sana.

Pada baris paling dalam hanya boleh dimasuki oleh kasta Brahmana. Sementara itu, pada baris paling luar boleh dimasuki oleh kasta Ksatria, waisya dan sudra. Namun beberapa pihak tidak setuju dengan anggapan itu.

Menurutnya tidak ada kaitan antara baris dalam candi Perwara dengan empat kasta. Barisan candi Perwara diperkirakan hanya digunakan untuk ibadah atau tempat bertapa para pendeta dan pengikutnya.

6. Prasasti Siwagrha

Prasasti Siwagrha, salah satu bangunan sekitar candi Prambanan

Prasasti Siwagrha adalah salah satu peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno yang berangka tahun 778 saka atau 856 masehi. Prasasti ini dikeluarkan atas usulan Raja Dyah Lokapala. Prasasti ini terbuat dari batu andesit dengan bentuk tinggi memanjang dan termasuk prasasti yang berukuran besar.

Pesan yang ada di dalam prasasti pun tergolong panjang sekitar 30 baris tulisan. Sayangnya, tidak semua tulisan dapat terbaca karena dalam keadaan rusak. Dari prasasti ini dapat diketahui bahwa nama asli Candi Prambanan adalah Shivarga yang berarti rumah dewa Siwa.

Penemuan prasasti ini menceritakan bahwa gugusan candi Shivargha mempunyai tembok penjaga-penjaga pintu yang menakutkan. Di mana pada pintu gerbangnya terdapat dua buah bangunan kecil sementara itu di bagian timur candi induk terdapat pohon tanjung yang mirip dengan pohon parijataka punya dewata.

The post Sejarah Peninggalan Kerajaan Candi Prambanan dan Bangunannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Candi Utama Prambanan https://haloedukasi.com/candi-utama-prambanan Tue, 28 Feb 2023 02:45:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41632 Selain Angkor Wat, Candi Prambanan merupakan salah satu candi Hindu terbesar yang ada di Asia Tenggara. Candi ini memiliki tiga zona yakni zona luar, zona tengah yang diisi oleh ratusan candi dan zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat di mana delapan buah candi utama dan delapan kuil kecil. Pada mulanya candi ini memiliki 240 […]

The post 3 Candi Utama Prambanan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selain Angkor Wat, Candi Prambanan merupakan salah satu candi Hindu terbesar yang ada di Asia Tenggara. Candi ini memiliki tiga zona yakni zona luar, zona tengah yang diisi oleh ratusan candi dan zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat di mana delapan buah candi utama dan delapan kuil kecil.

Pada mulanya candi ini memiliki 240 buah candi. Hanya saja, kini tinggal tersisa 18 buah candi saja yakni 8 candi utama, 8 candi kecil yang berada di zona inti dan 2 buah candi Perwara. Sebanyak 224 candi Perwara belum dilakukan pemugaran. Candi-candi tersebut masih berupa tumpukan batu yang berserakan.

Mulanya di candi ini terdapat 3 buah candi trimurti yang terdiri dari candi Siwa, Wisnu dan Brahma, 3 candi Wahana berupa candi Mandi, Garuda dan Angsa serta 2 Candi Apit yang berada di antara deretan candi trimurti dan candi wahana.

Ada pula 4 buah candi kelir yang berada di 4 penjuru mata angin di balik pintu masuk halaman, 4 candi patok yang ada di 4 sudut halaman dalam dan 224 candi Perwara. Sayangnya, semua candi-candi kini hanya tinggal sisanya saja. Beberapa masih belum dilakukan pemugaran terutama candi Perwara.

Di candi prambanan memiliki candi utama yang sangat penting dan dibangun tidak sembarangan. Berikut ini candi-candi utama yang berada di bangunan candi Prambanan.

1. Candi Siwa

Candi Siwa, candi utama di kompleks candi Prambanan

Candi Siwa merupakan candi utama yang ada di Candi Prambanan dan dipersembahkan untuk Dewa Siwa. Di dalam candi ini, tepatnya di sebelah Utara terdapat arca Durga Mahisasuramaedini. Candi Siwa berada di halaman dalam, ruangan yang paling suci di antara tiga zona yang ada di Area Candi Prambanan.

Pelataran pada halaman ini ditinggikan dan memiliki denah bujur sangkar yang dikurung dengan pagar batu oleh empat buah gerbang pada keempat penjuru mata angin. Selain terdapat Candi Siwa, pada halaman dengan permukaan pasir ini terdapat pula dua candi trimurti lainnya.

Yakni Candi Brahma yang dipersembahkan untuk Dewa Brahma sang pencipta dan Candi Wisnu yang dipersembahkan untuk Dewa Wisnu sang pemelihara. Candi merupakan candi utama di candi Prambanan yang memiliki tinggi 47 meter dengan lebar 34 meter.

Pada bagian puncak mastaka atau kemuncak candi diberikan sebuah mahkota yang dimodifikasi dari bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Bentuk wajra sendiri merupakan tandingan dari stupa yang kerap ditemukan pada candi-candi Buddha.

Saat memasuki bagian candi Siwa, kita akan melihat sebuah lorong galeri yang dihiasi oleh relief yang mengisahkan Ramayana. Relief-relief tersebut terukir di dalam sindir dengan pagar langkah. Di bagian atas pagar langkan tersebut dipagari lagi dengan jajaran kemuncak yang membentuk wajra.

Untuk dapat memahami kisah Ramayana secara runtut, pengunjung haru masuk dari sebelah timur kemudian berputar mengelilingi candi searah jarum jam. Setelah melewati Relief yang mengisahkan Ramayana, selanjutnya akan diarahkan pada candi Brahma.

Candi Siwa berada di tengah-tengah dengan memiliki lima buah ruangan. Satu ruangan menghadap ke arah mata angin sementara satu ruang lain yakni garbagriha, ruangan utama dan terbesar yang berada di tengah-tengah candi. Pada ruangan timur langsung berhubungan dengan ruangan utama yang menjadi tempat bersemayamnya arca Siwa Mahadewa perwujudan Siwa sebagai Dewa Tertinggi.

Arca ini memilikinya tinggi sekitar tiga meter. Pada bagian arca terdapat Lakcana atau simbol Siwa yakni berupa :

  • Chandrakapala (tengkorak yang berada di atas bulan sabit)
  • Jatamakuta (mahkota keagungan), dan
  • Trinerta (mata ketiga) yang berada di dahinya.

Selain itu, arca ini memiliki empat buah lengan yang memegang simbol Siwa seperti camara (rambut ekor kuda pengusir lalat), aksamala (tasbih), dan trisula. Arca Siwa Mahadewa mengenakan tali kasta atau upawita yang berbentuk ular naga atau kobra.

Arca dewa Siwa berdiri di atas lapik Bungan Padma di atas landasan persegi berbentuk Yoni yang pada bagian sisi utaranya terukir sebuah ular naga. Siwa digambarkan menggunakan cawat yang terbuat dari kulit harimau, dan pada bagian pahanya terdapat ukiran kepala, cakar serta ekor harimau.

Sebagian besar sejarawan percaya bahwa arca Siwa merupakan perwujudan dari Raja Balitung sebagai dewa Siwa, sebagai arca pendharmaan anumertanya. Oleh karena itu, saat raja wafat arwahnya akan dianggap bersatu kembali dewa penitisnya yakni dewa Siwa.

Sementara itu, tiga ruang kecil lainnya digunakan untuk menyimpan arca-arca yang lebih kecil dan masih berkaitan dengan Siwa. Pada ruang bagian selatan terdapat :

  • Resi Agastya
  • Ganesha putra Siwa berada di ruang barat
  • Ruang Utara terdapat arca sakti atau istri Siwa yaitu Durga Mahisasuramardini

Durga Mahisasuramardini menggambarkan Durga sebagai pembasmi Mahisasura, raksasa lembu yang menyerang Swargaloka. Oleh penduduk setempat arca Durga kerap disebut dengan Roro Jonggrang (Dara Langsing). Hal ini dikarenakan arca ini kerap dikaitkan dengan tokoh putri legendaris Roro Jonggrang.

2. Candi Brahma

Candi Brahma, candi utama di kompleks candi Prambanan

Selain candi Siwa adapula candi yang dipersembahkan kepada Dewa Brahma. Candi ini berada di sebelah Selatan. Candi ini menghadap ke sebelah timur yang hanya terdapat satu ruang yang dipersembahkan kepada dewa Brahma.

Di dalam candi Brahma terdapat arca Brahma yang berukuran tinggi hampir 3 meter. Sementara itu, candi brahma memiliki lebar sekitar 20 meter dan tinggi 33 meter. Arca Dewa Brahma digambarkan berdiri di atas lapik yoni yang memiliki empat muka atau caturmuka

Memiliki empat tangan yang masing-masing tangannya membawa laksana atau atribut kedewaan berupa utpala atau teratai, wedha (kitab suci), katmandhu (kendi) dan aksamala atau tasbih. Pada pagar langkan terdapat panel-panel relief Ramayana yang merupakan kelanjutan dari panel relief cerita Ramayana di Candi Siwa.

3. Candi Wisnu

Candi Wisnu, candi utama di kompleks candi Prambanan

Sama seperti Candi Brahma, Candi Wisnu menghadap ke sebelah timur yang ada di satu ruang. Candi ini berada di sebelah Utara. Di dalam candi Wisnu menyimpan arca Wisnu yang memiliki tinggi hampir 3 meter.

Sama seperti candu Brahma, candi Wisnu memiliki lebar 20 meter dan tinggi 33 meter. Pada pagar langkan ada panel-panel relief kresnayanan yang menceritakan tentang kehidupan Krishna saat masih kecil sampai remaja.

Pada relief ke-1 hingga ke-4, terdapat cerita mengenai keadaan kerajaan Mathura sebelum lahirnya krisna. Adapun cerita tersebut berisi sebagai berikut:

  • Relief pertama; menjelaskan sebuah pertemuan agung diadakan di kerajaan Mathura. Raja Ugrasena beserta para punggawanya membahas mengenai rencana keberangkatan Putri Dewaki yang akan meninggalkan kerajaan karena tinggal bersama Wasudewa yang merupakan suaminya.
  • Relief kedua; mengisahkan Raja Ugrasena beserta kedua istrinya yakni Ibu Kasma dan Ibu Dewaki.
  • Relief ketiga mengisahkan sebuah kejadian pembunuhan kepada salah seorang istri raja yakni Dewaki yang akan dibunuh Kasma.
  • Relief keempat mengisahkan perjuangan Dewaki saat melahirkan Krisna

Candi wisnu memiliki satu bilik utama yang di dalamnya ada arca Dewa Wisnu. Arca Dewa Wisnu digambarkan memiliki 4 tangan yang di mana masing-masing tangannya membawa laksana atau atribut kedewaan seperti cakra, gadha, lotus, sangkha dan berdiri di atas lapik yoni, Krisna adalah salah satu awatara dewa Wisnu. Dewa Wisnu memiliki 10 awatara yakni sebagai berikut.

  • Matsya (Ikan)
  • Kurma (Kura-kura)
  • Narasimha (Manusia singa)
  • Parasuma (Brahmana Ksatria)
  • Waraha (Babi hutan)
  • Rama (Pangeran)
  • Kresna (Pengembala)
  • Budha (Pemuka Agama)
  • Kalki (Penghancur)

The post 3 Candi Utama Prambanan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sejarah Candi Prambanan: Asal Usul dan Fungsinya https://haloedukasi.com/sejarah-candi-prambanan Thu, 05 Mar 2020 07:54:14 +0000 https://haloedukasi.com/?p=4354 Di Indonesia tak hanya pantai, gunung atau taman bermain saja yang menjadi tujuan wisata. Tempat-tempat ibadah pun menjadi tujuan wisata seperti contohnya Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan salah satu candi Hindu terbesar di Indonesia yang masih ramai dikunjungi hingga saat ini. Etimologi Candi Prambanan Candi Prambanan terletak di kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Dari nama kecamatan […]

The post Sejarah Candi Prambanan: Asal Usul dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Candi Prambanan

Di Indonesia tak hanya pantai, gunung atau taman bermain saja yang menjadi tujuan wisata.

Tempat-tempat ibadah pun menjadi tujuan wisata seperti contohnya Candi Prambanan.

Candi Prambanan merupakan salah satu candi Hindu terbesar di Indonesia yang masih ramai dikunjungi hingga saat ini.

Etimologi Candi Prambanan

Candi Prambanan terletak di kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta.

Dari nama kecamatan inilah kemungkinan nama Candi Prambanan diambil.

Karena asalnya yang memang sebuah candi beraliran agama hindu, banyak orang berpendapat bahwa nama Prambanan masih berkaitan dengan dewa-dewa dalam mitologi Hindu.

Diambil dari kata “Para Brahman”, yang kemungkinan diubah ke dialek Jawa menjadi Prambanan, kata “Brahman” ini sarat makna.

Brahman dalam teologi Hindu merupakan sesuatu yang amat tinggi dan agung serta abadi.

Biasanya disangkut pautkan dengan kata Brahma, yang hampir sama dengan sang Pencipta dalam agama Hindu.

Ada teori lain mengatakan bahwa kemungkinan kata Prambanan memiliki dasar kata berupa “mban” atau “mengemban”.

Hal ini merujuk pada dewa-dewa dalam agama Hindu yang memang mengemban tugas untuk menyetabilkan alam semesta.

Namun ada juga teori lain yang mengatakan bahwa kata Prambanan kemungkinan diambil dari bahasa Kamboja.

Teori ini dipertegas dari arti kata Pram yang berarti 5 dan banam yang berarti gunung.

Serta adanya pengaruh raja Kamboja di Jawa ketika masa-masa kerajaan hindu budha dahulu.

Asal Usul berdirinya Candi Prambanan

Candi Prambanan atau disebut juga Candi Roro Jonggrang bukanlah candi yang dibuat sehari semalam seperti legenda yng sering kita dengarkan.

Candi ini memang sebenarnya dibuat oleh banyak orang ketika masa kepemimpinan Rakai Pikatan.

Rakai Pikatan merupakan raja ke-6 Kerajaan Mataram Kuno yang memimpin pada tahun 840 hingga 856 Masehi.

Hal ini tertulis pada Prasasti Siwagrha tahun 856 Masehi dimana ketika itu dibangunlah candi utama yang disebut Candi Siwa.

Candi Siwa ini berada di dalam kompleks bangunan Candi Prambanan.

Yang mana candi-candi kecil di sekitar candi utama diteruskan oleh raja-raja setelah masa kepemimpinan Rakai Pikatan.

Candi Prambanan dibangun untuk menandai berdirinya dinasti Sanjaya sebagai penganut aliran Hindu.

Ketika itu pada masa kerajaan Mataram Kuno, ada 2 dinasti yang berdiri yakni Sanjaya dan Syailendra yang beraliran Budha.

Karena persaingan antara Sanjaya dan Syailendra, dibangunlah Candi Prambanan.

Candi ini sebagai tandingan Candi Borobudur yang termasuk dalam candi Budha terbesar di Indonesia.

Candi Prambanan ini akhirnya menjadi salah satu peninggalan kerajaan Mataram Kuno yang dibangun sejak 850 Masehi dengan gaya Hindu.

Fungsi Candi Prambanan

Candi Prambanan pada masa pemerintahan Rakai Pikatan memang sengaja dibangun untuk menandingi kemegahan Candi borobudur.

Namun di sisi lain, candi ini dibangun sebagai tempat peribadatan bagi masyarakat Mataram Kuno yang beragama Hindu.

Karena itulah ada beberapa patung dewa dan dewi di dalamnya seperti Wisnu, Brahma, Durga, Surya, dll.

Meski pada dasarnya candi utama ini dibuat sebagai pemujaan masyarakat Hindu yang beraliran Dewa Siwa.

Di masa sekarang, candi tersebut sudah tidak lagi dijadikan sebagai tempat ibadah, melainkan sebagai tujuan wisata keagamaan baik lokal maupun asing.

Tak hanya itu, beberapa upacara adat agama Hindu juga diadakan di Candi Prambanan seperti Upacara Melasti, Upacara Tawur Agung, dll.

Sehingga saat ini meski fungsi Candi Prambanan bukanlah sebagai tempat ibadah, namun masih tetap berguna sebagai tempat wisata dan tempat diadakannya upacara adat agama Hindu.

Bangunan Yang Ada di Candi Prambanan

Berikut adalah beberapa candi yang ada di kompleks Prambanan:

1. Candi Trimurti

Candi Trimurti merupakan bangunan di dalam kompleks Candi Prambanan yang terdiri dari 3 dewa utama Hindu diantaranya:

  • Candi Brahma

Candi Brahma merupakan candi yang berada di selatan Candi Siwa.

Di dalam bangunan ini terdapat relief yang berisi penggalan cerita Ramayana ketika Rama berperang melawan Rahwana.

  • Candi Wisnu

Candi Wisnu merupakan candi yang berada di utara Candi Siwa.

Candi ini memiliki 1 ruangan menghadap timur dengan Arca Wisnu di dalamnya.

  • Candi Siwa

Candi Siwa merupakan candi pertama dan utama yang dibangun oleh Rakai Pikatan untuk mengawali berdirinya Candi Prambanan.

Tinggi candi ini mencapai 47 meter dan memiliki 4 ruangan dengan 1 ruangan sebagai ruang Dewa Siwa.

2. Candi Wahana

Candi Wahana juga terdiri dari 3 bagian candi diantaranya:

  • Candi Nandi

Candi Nandi adalah candi yang di dalamnya terdapat sebuah Arca Nandi.

Nandi adalah seekor lembu suci yang biasanya ditunggangi oleh Dewa Siwa.

Di dalam candi ini pula adalah sebuah tangga yang menghubungkan langsung ke Candi Siwa.

Selain Arca Nandi, ada pula Arca Surya yakni dewa matahari dan Arca Candra yakni dewa bulan.

  • Candi Garuda

Candi Garuda terletak di utara Candi Nandi yang mana berhadapan dengan Candi Wisnu.

Di dalam candi ini terdapat Arca Siwa yang berukuran lebih kecil.

  • Candi Angsa

Candi Angsa terletak di selatan Candi Nandi yang mana berhadapan dengan Candi Brahma.

Sayangnya di dalam bangunan ini tidak terdapat Arca atau bahkan relief ukiran dinding.

3. Candi Apit

Candi Apit adalah candi yang berjumlah 2 buah dan berada di tengah-tengah Candi Wisnu dan Candi Garuda.

Karena letaknya yang terapit inilah, candi ini diberi nama Candi Apit.

Bentunya sama seperti Candi Trimurti namun ukurannya lebih kecil yaitu 6x1x16 meter.

4. Candi Kelir

Candi Kelir merupakan 4 candi yang terletak di bagian depan setiap pintu penghubung halaman Prambanan.

Panjang candi ini 1,55 meter dengan lebar 1,55 meter dan tinggi 4,1 meter.

5. Candi Patok

Candi Patok merupakan candi-candi yang berjumlah 4 buah dan letaknya berada di tiap sudut halaman.

Ukurannya sama seperti Candi Kelir dan disebut juga sebagai Candi Sudut karena letaknya yang berada di setiap sudut Prambanan.

6. Candi Perwara

Candi Perwara adalah candi-candi kecil berukuran 6x6x14 meter yang ada di Prambanan dengan jumlahnya mencapai 224 candi.

Candi Perwara tersusun dalam 4 barisan yakni barisan pertama berjumlah 44 candi, barisan kedua berjumlah 52 candi, barisan ketiga berjumlah 60 candi dan barisan keempat berjumlah 68 candi.

Runtuhnya Candi Prambanan

Runtuhnya Candi Prambanan ditengarai karena adanya bencana alam gunung Merapi yang meletus dengan sangat dahsyat di tahun 1006 Masehi.

Ketika itu, Mataram Kuno di bawah penguasaan Mpu Sindok.

Adanya bencana letusan gunung Merapi ini, menyebabkan kerajaan Mataram pindah ke wilayah Jawa Timur.

Tentu saja hal ini meninggalkan berbagai bangunan terutama Candi Prambanan yang harus hancur terkena letusan Gunung Merapi.

Terlantarnya Candi Prambanan semakin membuatnya tak terurus dan puncaknya adalah ketika adanya gempa dahsyat di abad ke -16.

Saat itu juga Candi Prambanan semakin tertutup oleh tanah dan puing bangunan serta semak-semak.

Candi megah yang berjumlah seribu itu akhirnya tersisa hanya ratusan saja.

Penemuan Kembali Candi Prambanan

Penemuan kembali Candi Prambanan ketika itu oleh warga yang berada di sekitar candi.

Mereka masih belum mengetahui asal mula adanya Candi Prambanan tersebut.

Sehingga muncullah legenda rakyat yang masih sering terdengar hingga saat ini.

Legenda rakyat itu terjadi karena ditemukannya patung Dewi Durga yang dianggap sebagai Roro Jonggrang.

Karena itulah nama lain dari Candi Prambanan adalah Candi Roro Jonggrang.

Di tahun 1733 ketika masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia, ada seorang pegawai VOC yang bernama C.A. Lons.

Beliau menemukan Candi Prambanan tersebut tertutup oleh tanah dan semak-semak.

Namun meski sudah dilaporkan, tidak ada tindakan dari pemerintah Hindia belanda.

Hingga pada tahun 1864, ada seorang pria bernama N.W. Hoepermans akan menggunakan batu-batu di kompleks Prambanan untuk dijadikan pembangunan pabrik gula.

Beliau melaporkan hal ini dan barulah seorang arkeolog bernama J.W. Ijzerman melirik bebatuan ini untuk diteliti dan dilakukan pemugaran

Pemugaran Candi Prambanan

Setelah ditemukannya Candi Prambanan yang masih tertumpuk semak, tanah dan puing-puing akibat gempa bumi dahsyat, pemugaran baru dilakukan dengan cara sederhana.

Pemugaran dilakukan dengan cara membersihkan timbunan tanah dan semak serta menggali dan mengumpulkan bebatuan candi.

Batu-batuan ini dikumpulkan dan dikelompokkan tanpa adanya dokumentasi di sepanjang Sungai Opak.

Arca dan relief candi digunakan Belanda sebagai hiasan taman.

Sementara pribumi menjadikannya sebagai pondasi bangunan mereka.

Pemugaran secara sederhana ini berakhir di tahun 1918 karena pemugaran oleh Oudheidkundig Dienst sudah mulai melakukan cara metodologi.

Pemugaran yang dilakukan berlanjut hingga 1953 karena ketika itu perang baru saja selesai.

Daerah tersebut bukan lagi Hindia Belanda melainkan Indonesia dengan presidennya saat itu adalah Soekarno.

Presiden Soekarno melanjutkan pemugaran kembali pada masing-masing candi yang berada di kompleks Prambanan.

Seperti contohnya tahun 1978 pemugaran Candi Brahma, tahun 1982 pemugaran Candi Wisnu hingga tahun 2004 pemugaran kembali Candi Siwa.

The post Sejarah Candi Prambanan: Asal Usul dan Fungsinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>