Cara Berkembang Biak - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cara-berkembang-biak Tue, 12 Mar 2024 02:50:21 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Cara Berkembang Biak - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cara-berkembang-biak 32 32 4 Perbedaan Tunas dan Tunas Adventif https://haloedukasi.com/perbedaan-tunas-dan-tunas-adventif Tue, 12 Mar 2024 02:50:16 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48350 Tumbuhan dapat berkembang dengan cara generatif maupun vegetatif. Istilah vegetatif ini merupakan cara berkembang biak tanpa adanya perkawinan. Namun, cara berkembang biak dengan vegetatif ini bisa bersifat alami maupun buatan. Cara berkembang biak Vegetatif dilakukan tanpa adanya bantuan manusia. Artinya, tumbuhan tersebut berkembang biak dengan sendirinya. Cara berkembang biak vegetatif alami memiliki banyak jenis seperti […]

The post 4 Perbedaan Tunas dan Tunas Adventif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tumbuhan dapat berkembang dengan cara generatif maupun vegetatif. Istilah vegetatif ini merupakan cara berkembang biak tanpa adanya perkawinan. Namun, cara berkembang biak dengan vegetatif ini bisa bersifat alami maupun buatan. Cara berkembang biak Vegetatif dilakukan tanpa adanya bantuan manusia. Artinya, tumbuhan tersebut berkembang biak dengan sendirinya.

Cara berkembang biak vegetatif alami memiliki banyak jenis seperti umbi, spora, geragih dan tunas. Sementara itu, untuk cara berkembang biak vegetatif buatan bisa dilakukan dengan stek, cangkok, merunduk, okulasi dan sebagainya. Tunas merupakan salah satu cara berkembang biak vegetatif alami.

Tunas ini memilki banyak jenisnya termasuk tunas adventif. Tunas adventif dapat diartikan sebagai tunas liar karena tumbuh di tempat yang tidak seharusnya. Tunas dan tunas adventif memiliki sejumlah perbedaan. Perbedaan ini dapat dilihat dari karakteristiknya. Umumnya tunas tumbuh dari pangkal tunas yang berada di ujung batang.

Tunas ini menjadi tempat untuk tumbuhnya individu baru. Umumnya, individu baru yang tumbuh dari tunas memiliki karakteristik yang sama dengan induknya. Berikut ini sejumlah perbedaan tunas dengan tunas adventif.

1. Tempat Tumbuh Tunas

Tunas merupakan cara berkembang biak dengan vegetatif. Tempat tumbuh tunas biasa ini di bawah ketiak daun. Nantinya dari tunas ini akan tumbuh cabang dari tanaman baru. Di dalam tunas terdapat batang muda, daun muda, sampai bunga yang sedang berkembang. Tunas menjadi tempat perluasan bagi tumbuhan. Dari tunas ini akan terbentuk individu baru yang sejenis.

Tunas ini bisa ditemukan pada tumbuhan berbunga maupun tidak berbunga. Potensi pertumbuhan yang terjadi pada tunas relatif tinggi. Hal ini dikarenakan tunas memiliki hormon pertumbuhan yang memiliki fungsi untuk mengatur diferensiasi sel. Keuntungan dari tunas ini akan menghasilkan tumbuhan yang sejenis dengan induknya.

Sementara itu, tunas adventif biasanya tumbuh di bagian tepi daun. Tunas ini tidak tumbuh di tempat yang biasanya tunas tumbuh yakni ujung batang dan ketiak daun. Oleh karena itu, tunas adventif dinamakan dengan tunas liar karena tidak tumbuh di tempat yang seharusnya.

Tunas nantinya akan tumbuh di samping tumbuhan induknya. Tunas ini nantinya akan membentuk rumpun di antara tanaman induk dengan tunasnya. Tidak semua tumbuhan yang bertunas memiliki tunas liar atau adventif. Tunas ini yang tumbuh pada tumbuhan tertentu saja seperti cocor bebek.

Pada mulanya, tunas adventif akan berbentuk seperti sebuah tonjolan. Di mana tonjolan ini nantinya akan berkembang menjadi pucuk. Biasanya tonjolan ini tumbuh di permukaan tanah. Pada tunas adventif proses pembelahan sel akan dilakukan dengan sendirinya.

2. Proses Perkembangbiakan

Proses perkembangbiakan tunas ditandai dengan munculnya kuncup di antara beberapa ruas. Kuncup ini bisa muncul di berbagai jenis tumbuhan. Kuncup ini tergantung dengan jenis tunasnya. Misalnya jika tunas daun maka kuncup akan muncul di bagian daun.

Ada pula yang tumbuh di bagian ruas batang maka batang baru akan muncul yang berdekatan dengan batang bagian induknya. Nantinya, tumbuhan tunas ini akan membentuk rumpun dengan tanaman induknya.

Kedekatan dengan tanaman induknya dikarenakan nutrisi yang dihasilkan dari tanaman induknya. Nutrisi ini akan digunakan untuk proses pertumbuhan tunas dan pertumbuhan tanaman baru. Sementara itu, Tunas Adventif merupakan tunas yang tidak terbentuk di tempat yang semestinya dan tanpa melalui proses perkawinan.

Tunas adventif ini bisa saja tumbuh di bagian lain tanaman tidak harus di bawah ketiak daun. Hal ini dikarenakan tunas adventif dapat diferensiasi dari semua jenis jaringan pada tumbuhan. Pertumbuhan tunas adventif ini didorong oleh hormon yang dinamakan dengan hormon sitokin.

Oleh karena itu, proses pembelahan sel pada tunas adventif dilakukan sendiri. Tunas adventif memiliki proses pertumbuhan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan jenis tunas lainnya. Tunas adventif akan menyerap nutrisi untuk tumbuhan melalui proses pembentukan akar.

Pertumbuhan tumbuhan baru pada tunas adventif dilakukan dengan cara pembelahan jaringan meristem. Tidak adanya proses perkawinan, membuat hasil tunas adventif memiliki kesamaan secara genetik. Oleh karena itu, karakteristiknya akan sama persis dengan induknya.

Perkembangbiakan tunas adventif juga bisa dibantu dengan campur tangan manusia. Proses ini dengan menggunakan bantuan bioteknologi kultur jaringan. Tujuannya adalah untuk memperbanyak tumbuhan pada tempat yang tidak memungkinkan namun masih bisa dikontrol. Hampir semua tumbuhan dengan tunas adventif bisa dilakukan kultur jaringan.

3. Jenis Tunas

Tunas dan tunas adventif pada umumnya hanya berbeda dalam jenisnya saja. Tunas merupakan tunas biasa secara umum sedangkan tunas adventif adalah salah satu jenis tunas. Tunas biasa memiliki sejumlah jenis berdasarkan dengan letak tunasnya.

Pada tunas adventif letak tunasnya berada di tempat yang tidak lazim sehingga dinamakan dengan tunas liar. Sementara itu, tunas lainnya memiliki tunas yang berkembang di tempat seharusnya.

  • Tunas Terminal

Tunas Terminal adalah jenis tunas yang tumbuh pada bagian ujung batang. Ciri khas dari tunas ini adalah proses pertumbuhan tanaman akan menjulang ke atas. Namun, ada pula tunas yang tumbuh di antara beberapa daun.

Jenis tunas yang satu ini akan dengan mudah dilakukan budidaya karena memiliki kualitas yang baik. Sekalipun tidak memiliki perawatan khusus, tunas ini akan tetap memiliki kualitas yang baik.

  • Tunas Reproduktif

Tunas Reproduktif merupakan jenis tunas yang akan muncul saat tanaman induk mengalami proses perkembangbiakan. Nantinya dari tunas ini akan menghasilkan tanaman baru. Dinamakan tunas produktif karena tunas ini sering kali berkembang biak sehingga dikatakan produktif. Bahkan saat tanaman induk melakukan perkembangbiakan normal, tunas akan tetap tumbuh.

  • Tunas Vegetatif

Tunas vegetatif merupakan jenis tunas yang muncul dengan sendirinya. Tanpa adanya penyerbukan atau pembuahan sekalipun tunas akan tetap tumbuh. Oleh karena itu, tunas ini dinamakan dengan vegetatif yang tidak memerlukan bantuan penyerbukan.

  • Tunas Aksilar

Tunas Aksilar merupakan tunas yang tumbuh di bagian ujung daun. Contoh dari tunas Aksilar adalah tanaman cocor bebek. Namun, ada yang menyebutkan bahwa cocor bebek adalah tanaman yang berkembang biak dengan cara tunas adventif. Tunas Aksilar tergolong cukup unik karena calon daun maupun Bunga akan tumbuh terlebih dahulu.

4. Kelebihan

Kelebihan Tunas

  • Tidak Merusak Tanaman Induk

Tanaman yang berkembang biak dengan tunas akan menempel pada induknya. Hal ini dikarenakan tanaman ini masih bergantung pada tanaman induk. Sebab, nutrisi didapatkan dari tanaman induk. Meskipun begitu, saat terjadinya tunas baru, tidak akan merusak tanaman induk. Tanaman induk masih tetap bertahan. Begitupun dengan tunas akan menghasilkan tanaman baru.

  • Memiliki Umur yang Panjang

Tanaman dengan tunas biasanya memiliki usia yang panjang. Hal ini dikarenakan tumbuhan yang berasal dari tunas ini tergolong tumbuhan yang berkualitas. Tumbuhan dari tunas mempunyai kualitas yang unggul baik dari segi buah maupun bunga. Begitupun dengan umur yang panjang pada tumbuhan ini.

  • Memiliki Kesamaan dengan Induk

Tanaman yang berasal dari tunas biasanya memiliki kesamaan dengan induknya. Anatomi tumbuhan baru baik dari batang, daun akan sama persis dengan tanaman induknya. Begitupun dengan bunga atau buah yang dihasilkan nantinya akan sama persis dengan induknya.

Hal ini dikarenakan tunas tumbuh dari bagian tumbuhan induk. Tanpa adanya perkawinan yang terjadi antara sel kelamin jantan dan betina sehingga kemungkinan sama jauh lebih besar.

Kelebihan Tunas Adventif

  • Lebih Cepat Berbuah

Tanaman yang memiliki tunas adventif akan lebih cepat berbuah. Hal ini dikarenakan nutrisi pada tumbuhan telah terpenuhi dari tanaman induknya. Proses pengembangan tunas adventif juga jauh lebih mudah dilakukan pada tumbuhan yang sudah lepas dengan induknya.

Lain halnya dengan tanaman yang harus melalui proses perkawinan. Jika jenis tanaman menghasilkan buah maka buah akan lebih cepat dihasilkan. Berbeda halnya dengan tanaman yang berkembang biak dengan cara generatif.

  • Tumbuhan lebih cepat besar

Tumbuhan yang memiliki tunas adventif maka akan lebih cepat besar. Tumbuhan lebih cepat tumbuh dewasa sampai akhirnya menghasilkan buah dan bunga. Hal ini dikarenakan tunas adventif ini dipengaruhi oleh asupan yang berasal dari tanaman induknya.

Saat induk tanaman berkembang dengan baik maka nutrisi yang didapatkan pada tunas adventif pun akan baik. Dengan begitu, dapat membantu proses pertumbuhan.

  • Memiliki Akar yang Kuat

Tunas Adventif tidak tumbuh dari daun. Terdapat tunas yang tumbuh dari dalam akar. Seperti halnya pada tanaman sukun. Tunas ini akan muncul dari dalam akar. Akar ini akan semakin luas dan bertambah kuat sehingga letaknya jauh dari tanaman induknya.

Saat melakukan perkembangbiakan secara buatan, akar ini akan diikut sertakan. Dengan membawa akar dan tanah pada sukun akan membuat tanaman lebih mudah beradaptasi.

The post 4 Perbedaan Tunas dan Tunas Adventif appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Perkembangbiakan Hewan Vegetatif Beserta Contohnya https://haloedukasi.com/perkembangbiakan-hewan-vegetatif Sat, 20 Jan 2024 03:41:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=47587 Setiap makhluk hidup pasti berkembang biak untuk mendapatkan keturunan. Cara berkembang biak setiap makhluk hidup berbeda. Berkembang biak dilakukan agar makhluk hidup tetap memiliki eksistensi keberadaannya. Sebab, di dunia terdapat seleksi alam yang akan membuat beberapa makhluk hidup langka hingga punah keberadaannya. Oleh karena itu, makhluk hidup yang masih ada saat ini ialah yang mampu […]

The post 4 Perkembangbiakan Hewan Vegetatif Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap makhluk hidup pasti berkembang biak untuk mendapatkan keturunan. Cara berkembang biak setiap makhluk hidup berbeda. Berkembang biak dilakukan agar makhluk hidup tetap memiliki eksistensi keberadaannya.

Sebab, di dunia terdapat seleksi alam yang akan membuat beberapa makhluk hidup langka hingga punah keberadaannya. Oleh karena itu, makhluk hidup yang masih ada saat ini ialah yang mampu bertahan dari seleksi alam.

Seperti pada hewan dan tumbuhan yang memiliki dua jenis cara berkembang biak yakni generatif dan vegetatif. Cara berkembang biak dengan metode generatif umumnya melibatkan sel kelamin. Hal ini dikarenakan pada cara berkembang biak generatif akan terjadinya pembuahan. Pembuahan inilah yang menghasilkan individu baru.

Hal ini berbeda dengan cara berkembang biak vegetatif yang tanpa melibatkan sel kelamin. Umumnya, pada hewan cara berkembang biak vegetatif ini terjadi pada hewan dengan kelas rendah atau tanpa tulang belakang. Cara berkembang biak ini dilakukan dengan membelah diri atau tumbuhnya tunas.

Tunas bukan hanya bisa terjadi pada perkembangbiakan tumbuhan melainkan juga hewan. Ada beberapa hewan yang mengalami cara berkembang dengan metode ini. Setidaknya terdapat 4 jenis metode berkembang biak dengan cara vegetatif.

Berikut cara hewan berkembang biak dengan vegetatif beserta contoh hewannya.

1. Membelah Diri

Membelah diri merupakan cara berkembang biak yang dilakukan oleh hewan melalui metode vegetatif. Umumnya hewan yang melakukan perkembangbiakan ini adalah organisme eukariotik. Contohnya seperti pada hewan-hewan yang memiliki sel satu seperti amoeba.

Pada organisme tersebut ditemukan selaput inti. Mereka akan membelah diri menjadi dua bagian yang memiliki ukuran yang sama. Hewan-hewan yang melakukan pembelahan diri pada umumnya memiliki bentuk yang kecil sehingga perlu digunakan mikroskop untuk melihatnya.

Berikut ini contoh hewan yang berkembang biak dengan membelah diri

  • Amoeba
Amoeba, berkembang biak dengan membelah diri

Amoeba merupakan contoh dari hewan yang berkembang biak dengan cara membelah diri. Amoeba merupakan sejenis protista yang memiliki kaki semu untuk bisa bergerak. Amoeba dapat hidup di darat maupun air bahkan hewan ini bisa hidup di tempat lain. Amoeba akan melakukan pembelahan diri dengan jangka waktu yang sangat cepat.

Oleh karena itu, amoeba termasuk organisme yang mampu bertahan di tengah perubahan atmosfer. Padahal perubahan atmosfer ini dapat menghilangkan organisme di bumi. Namun, karena amoeba dapat membelah diri dengan waktu yang cepat, maka organisme ini mampu bertahan.

  • Protozoa
Protozoa, berkembang biak dengan membelah diri

Selain amoeba, protozoa termasuk hewan yang melakukan perkembangbiakan dengan membelah diri. Protozoa memiliki ukuran yang kecil sehingga hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Keberadaan protozoa kerap disandingkan dengan alga. Bahkan kedua organisme ini sulit untuk dibedakan.

Terdapat protozoa yang memiliki bentuk yang mirip dengan alga hijau Euglenophyta. Alga hijau Euglenophyta memiliki sel tunggal yang terdapat klorofil, terdapat sel berflagela, memungkinkan terjadinya fotosintesis dan adanya kemungkinan kehilangan klorofil.

Protozoa sendiri dapat dibedakan dari jamur yang bisa bergerak secara aktif tanpa adanya dinding sel dari alga. Hal ini dikarenakan tidak terdapat klorofil atau zat warna hijau. Selain itu, dapat dibedakan dari adanya jamur lendir karena tidak terdapat badan buah.

  • Paramecium
Paramecium berkembang biak dengan membelah diri

Paramecium merupakan jenis dari protista yang memiliki kemiripan dengan hewan. Paramecium ini dalam satu sel terdapat dua inti. Di mana dua inti ini dinamakan dengan Makronukleus. Makronukleus digunakan sebagai pengamat yang mengamati pertumbuhan, proses metabolisme sampai regenerasi.

Sementara itu untuk proses reproduksi dikendalikan oleh mikronukleus. Mikronukleus merupakan inti sel dari paramecium. Untuk mendapatkan makanan, paramecium akan menggetarkan bagian silianya. Sementara itu, untuk mencerna dan mengedarkan makanan, Paramecium menggunakan vakuola makan. Proses makanan yang dikeluarkan kemudian menjadi tugas dari vakuola denyut.

2. Tunas

Cara berkembang biak melalui vegetatif selanjutnya adalah dengan cara tunas. Pada bagian tubuh induk hewan, akan muncul tunas ini dengan ukuran kecil. Tunas ini akan berkembang dan semakin membesar.

Kemudian setelah usianya dewasa, maka tunas ini akan melepaskan diri dari induknya. Ia akan tumbuh menjadi individu baru. Adapun hewan yang melakukan perkembangbiakan dengan cara tunas adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang seperti hydra.

Pada hydra, di bagian bawah dinding tubuh daerah tengah, akan nampak tunas. Tunas ini memiliki bentuk seperti sebuah benjolan. Di mana benjolan tersebut kemudian akan membesar dan membentuk organ seperti mulut dan tangan. Asupan makanan tunas selama belum dewasa akan didapatkan dari induknya.

Barulah setelah dewasa, hydra ini akan mengambil makanannya sendiri, tidak mengandalkan induknya. Setelah bisa mengambil makanan sendiri, hydra akan melepaskan diri dari tubuh induknya.  

Berikut ini contoh dari hewan yang berkembang biak dengan cara tunas.

  • Hydra
Hydra, berkembang biak dengan tunas

Hydra merupakan hewan yang tergolong tidak memiliki tulang belakang atau avertebrata. Biasanya hydra tinggal di air tawar. Hydra tidak akan merusak ekosistem air tawar sekalipun ia termasuk hewan pemangsa dalam keadaan tropis. Hydra memiliki bentuk yang kecil sehingga hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop.

Hydra memiliki bentuk yang mirip seperti sebuah tabung dengan panjang 10 milimeter. Untuk bisa bertahan, hydra akan melakukan kontraksi yakni dengan cara menggulung tubuhnya. Cara berkembang biak hydra dengan tunas dimulai dengan adanya benjolan pada bagian tubuh hewan induk.

Semakin lama, benjolan tersebut akan semakin membesar. Setelah memiliki usia tunas dewasa, maka ia akan mencari makanannya sendiri. Kemudian tunas hydra ini akan memisahkan diri dari tubuh induknya dan berkembang menjadi individu yang baru.

  • Porifera
Porifera berkembang biak dengan tunas

Porifera termasuk hewan multiseluler sama seperti hydra. Porifera adalah hewan yang memiliki bentuk seperti spons dan mampu hidup di air laut dengan kedalaman 8000 meter. Hewan ini tidak akan berpindah tempat tinggal. Pada porifera memiliki banyak pori-pori. Cara berkembang biak hewan dengan membentuk kuncup pada bagian koloni. Kemudian potongan yang lepas akan mudah untuk tumbuh membentuk individu baru.

  • Coelenterate
Coelenterate berkembang biak dengan tunas

Coelenterate merupakan hewan yang melakukan perkembangbiakan dengan cara membentuk tunas. Proses berkembang biak Coelenterate sama seperti hewan porifera pada umumnya. Pada hewan induk akan terdapat sebuah kuncup yang menempel di bagian tubuh hewan induk.

Kuncup ini akan terus berkembang dan memiliki ukuran yang semakin besar sehingga dapat membentuk Coelenterate yang baru.

3. Fragmentasi

Fragmentasi merupakan cara berkembang biak dengan melepaskan bagian tubuh tertentu hewan. Proses fragmentasi ini bisa dilakukan saat bagian tubuh induk hewan terlepas baik secara disengaja maupun tidak sengaja. Kemudian dari potongan tubuh ini akan tumbuh dan berkembang menjadi individu yang baru.

Misalnya pada bagian tubuh induk bagian ekor akan menumbuhkan kepala serta badan pada individu baru. Selanjutnya bagian badan akan dapat menumbuhkan kepala serta ekor. Hal ini juga dapat terjadi pada bagian kepala induk yang membelah akan membentuk badan serta ekor.

Pada umumnya proses fragmentasi ini dilakukan oleh hewan berkelas rendah dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Misalnya pada fungsi, fragmentasi akan menghasilkan hifa atau filamen kecil. Kemudian hifa ini akan mengambil makanan dari organisme lain sehingga hifa akan tetap tumbuh dan berkembang.

Kemudian hifa ini akan terputus sehingga membentuk individu yang baru. Proses ini akan terus dilakukan secara berulang-ulang.

Berikut ini contoh hewan yang melakukan fragmentasi.

  • Cacing Pipih
Cacing Pipih berkembang biak dengan fragmentasi

Contohnya seperti yang dilakukan pada beberapa jenis cacing dan planaria. Cacing pipih adalah hewan yang melakukan perkembangbiakan dengan cara fragmentasi. Saat salah satu bagian tubuh dari cacing pipih ini terpotong, maka akan tumbuh individu baru dari potongan tersebut. Umumnya cacing pipih memiliki ukuran tubuh yang begitu kecil. Biasanya cacing ini dapat ditemukan di bawah bebatuan yang ada di sungai.

4. Partenogenesis

Partenogenesis merupakan cara berkembang biak hewan melalui telur tanpa adanya proses peleburan yang dilakukan oleh sel kelamin induk jantan. Oleh karena itu, pada cara berkembang biak tidak membutuhkan adanya induk jantan karena tidak adanya pembuahan.

Umumnya Partenogenesis biasa terjadi pada hewan serangga seperti kutu daun dan lebah. Cara kerja Partenogenesis dilakukan melalui dua metode yakni apomiksis dan automiksis. Di mana pada apomiksis sel telur betina akan mengalami replika sel.

Kemudian akan menghasilkan dua sel diploid. Kemudian sel tersebut akan memiliki sel kromosom yang lengkap dan berkembang menjadi sebuah embrio dan lahirlah individu yang sama dengan induknya. Proses apomiksis ini biasanya terjadi pada hewan kutu daun.

Hal ini berbeda dengan proses automiksis. Di mana pada proses automiksis ini terdapat individu yang hiploid atau memiliki setengah sel yang dibutuhkan untuk membentuk embrio. Pada saat meiosis akan terbentuk badan kutub yang berupa sel kecil. Selanjutnya sel hiploid ini akan bersama dengan badan kutub.

Kemudian materi genetik yang kosong akan terisi sehingga terbentuklah embrio. Namun, individu yang dihasilkan dari proses Partenogenesis tidak akan memiliki kemiripan dengan induknya. Hal ini dikarenakan adanya perubahan kromosom pada sel telur saat terjadinya proses meiosis. Contoh hewan yang mengalami proses inilah lebah dan semut.

Contoh hewan Partenogenesis adalah sebagai berikut.

  • Lebah Afrika Selatan
Lebah Afrika Selatan berkembang biak dengan cara Partenogenesis

Lebah Afrika Selatan melakukan berkembang biak dengan cara thelytoky. Thelytoky merupakan cara berkembang biak dengan Partenogenesis. Hal inilah yang memungkinkan lebah untuk menyimpan diploid. Anak lebah ini akan lahir tanpa adanya sel telur jantan  karena tidak dibuahi. Oleh karena itulah, anak lebah yang lahir ini akan selalu memiliki jenis kelamin betina.

  • Laba-laba Goblin
Laba-laba Goblin berkembang biak dengan cara Partenogenesis

Laba-laba Goblin melakukan cara berkembang biak dengan Partenogenesis. Laba-laba ini memiliki ukuran yang begitu kecil yakni 1 hingga 3 milimeter. Setiap individu yang dilahirkan akan menunjukkan tingkat kesuburan yang rendah. Meskipun begitu, individu tersebut mampu menghasilkan perbedaan genetik yang beragam.

The post 4 Perkembangbiakan Hewan Vegetatif Beserta Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>