chordata - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/chordata Tue, 31 Oct 2023 07:16:35 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico chordata - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/chordata 32 32 6 Sistem Pencernaan Chordata https://haloedukasi.com/sistem-pencernaan-chordata Sun, 15 Oct 2023 08:44:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46056 Sistem pencernaan merupakan rangkaian organ dan struktur yang bekerja sama untuk mengambil makanan, mencerna makanan tersebut menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tubuh, menyerap nutrisi, dan menghilangkan sisa-sisa yang tidak diperlukan. Fungsi utamanya adalah mengubah makanan menjadi sumber energi dan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsi tubuh. Sistem pencernaan memainkan peran penting dalam pemeliharaan […]

The post 6 Sistem Pencernaan Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Sistem pencernaan merupakan rangkaian organ dan struktur yang bekerja sama untuk mengambil makanan, mencerna makanan tersebut menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tubuh, menyerap nutrisi, dan menghilangkan sisa-sisa yang tidak diperlukan.

Fungsi utamanya adalah mengubah makanan menjadi sumber energi dan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsi tubuh. Sistem pencernaan memainkan peran penting dalam pemeliharaan keseimbangan tubuh dan kelangsungan hidup organisme.

Sistem pencernaan pada chordata adalah serangkaian organ dan struktur yang bertanggung jawab untuk mengambil makanan, mencernanya, menyerap nutrisi, dan menghilangkan sisa-sisa pencernaan dari tubuh.

Chordata adalah filum dalam kerajaan hewan yang mencakup beragam organisme, termasuk vertebrata seperti ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia. Salah satu karakteristik kunci yang membedakan chordata adalah keberadaan notokord, yang merupakan struktur penyangga yang berada di sepanjang punggung pada tahap awal perkembangan. Ikan memiliki notokord dalam perkembangan awal sebelum menjadi vertebrata dewasa.

Berikut sistem pencernaan pada chordata.

1. Mulut (Oris)

Fungsi mulut (oris) pada chordata, termasuk vertebrata dan beberapa invertebrata, sama dengan fungsi mulut pada organisme lain dalam sistem pencernaan. Mulut adalah titik awal dalam pengambilan makanan dari lingkungan.

Organisme chordata menggunakan mulut untuk mengambil makanan yang diperlukan untuk nutrisinya. Di banyak kelompok dalam chordata, seperti vertebrata, mulut juga berfungsi dalam pengunyahan makanan.

  • Gigi

Gigi-gigi pada mulut membantu dalam proses pengunyahan, yang mengurangi makanan menjadi potongan-potongan kecil yang lebih mudah dicerna. Selain itu, proses pencernaan dimulai di dalam mulut.

  • Air liur

Air liur mengandung enzim, seperti amilase, yang membantu dalam pemecahan karbohidrat serta tahap awal dalam penguraian makanan menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk penyerapan. Pada vertebrata, mulut juga berperan dalam komunikasi suara.

Serta memungkinkan organisme untuk menghasilkan berbagai jenis suara yang digunakan dalam komunikasi dengan anggota spesies lain, seperti untuk pemanggilan atau penandaan wilayah. Sehingga, selain sebagai titik awal untuk makanan masuk ke sistem pencernaan, mulut pada chordata juga memiliki peran dalam pengunyahan, inisiasi pencernaan, dan komunikasi suara pada vertebrata.

2. Faring (Pharynx)

Faring berperan sebagai rute yang memisahkan aliran makanan dari aliran udara. Pada saat makanan masuk melalui mulut, faring memastikan bahwa makanan menuju ke kerongkongan (esophagus) menuju sistem pencernaan, sementara udara menuju ke saluran pernapasan.

Faring juga membantu dalam proses menelan. Ketika makanan bergerak dari mulut ke faring, faring mengatur gerakan menelan yang memindahkan makanan dari mulut ke kerongkongan. Pada vertebrata, faring juga berperan dalam produksi suara dan bicara.

Hal tersebut menjadi bagian dari saluran vokal dan dapat memengaruhi penghasilan suara yang digunakan dalam komunikasi. Dengan demikian, faring adalah bagian penting dalam sistem pencernaan dan pernapasan yang memastikan bahwa makanan dan udara bergerak ke saluran yang benar sesuai kebutuhan.

3. Kerongkongan (Esophagus)

Kerongkongan (Esophagus) pada chordata memiliki fungsi utama sebagai saluran penghubung antara faring (pharynx) dan lambung dalam sistem pencernaan. Fungsi utama kerongkongan adalah memindahkan makanan yang telah ditelan dari faring ke lambung.

Proses ini melibatkan gerakan peristaltik, yaitu kontraksi dan relaksasi otot-otot di dinding kerongkongan yang mendorong makanan ke arah lambung. Dengan demikian, kerongkongan adalah bagian integral dalam proses transportasi makanan dari mulut ke lambung, memungkinkan makanan untuk melewati kerongkongan dan masuk ke dalam lambung di mana proses pencernaan makanan lebih lanjut akan berlanjut.

4. Lambung (Stomach)

Lambung adalah organ yang mengandung asam lambung dan enzim pencernaan yang membantu dalam pencernaan makanan. Lambung berkontraksi untuk mengaduk makanan yang telah ditelan, mengubahnya menjadi campuran cair yang disebut chyme.

Proses tersebut adalah bentuk pencernaan mekanis yang membantu memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil. Selain itu, lambung menghasilkan asam lambung (asam klorida) dan enzim seperti pepsin.

Asam lambung membantu menghancurkan makanan dan membantu dalam aktivasi enzim pencernaan, khususnya pepsin, untuk memecah protein dalam makanan menjadi fragmen yang lebih kecil. Asam lambung di dalam lambung juga memiliki sifat asam yang kuat, yang membantu membunuh banyak mikroorganisme dan patogen yang mungkin ada dalam makanan yang kita makan, sehingga melindungi tubuh dari infeksi.

Lambung juga menghasilkan lapisan mukus yang melindungi dinding lambung dari efek asam lambung yang sangat kuat. Hal itu dapat mencegah kerusakan pada dinding lambung itu sendiri. Secara garis besar, lambung adalah organ yang penting dalam sistem pencernaan.

Lambung berperan dalam pemecahan makanan, aktivasi enzim pencernaan, penyimpanan sementara makanan, dan perlindungan tubuh dari patogen yang terkandung dalam makanan.

5. Usus Besar dan Usus Kecil (Large Intestine and Small Intestine)

  • Usus besar

Usus besar (Large Intestine) dan usus kecil (Small Intestine) adalah dua bagian utama dalam sistem pencernaan chordata, termasuk vertebrata, dan keduanya memiliki peran khusus dalam proses pencernaan dan penyerapan.

Usus besar berperan dalam menyerap air dan elektrolit tambahan dari sisa-sisa pencernaan yang telah melewati usus kecil. Hal tersebut membantu dalam membentuk feses dan mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh.

Usus besar mengumpulkan dan menggabungkan sisa-sisa makanan yang tidak diserap oleh tubuh menjadi feses, yang kemudian akan dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Selain itu, usus besar juga merupakan tempat bagi sejumlah besar bakteri usus yang membantu dalam fermentasi beberapa sisa-sisa makanan, menghasilkan beberapa vitamin dan asam lemak tertentu.

  • Usus kecil

Usus kecil adalah tempat utama di mana pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi terjadi. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh pankreas dan usus sendiri digunakan untuk menguraikan karbohidrat, protein, dan lemak menjadi bentuk yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh tubuh.

Usus kecil juga memiliki permukaan yang sangat besar, berkat lipatan-lipatan dan vili usus kecil yang meningkatkan luas permukaan penyerapan. Ini memungkinkan penyerapan nutrisi seperti glukosa, asam amino, dan lemak ke dalam aliran darah untuk digunakan oleh tubuh.

Secara keseluruhan, usus kecil bertanggung jawab atas pencernaan dan penyerapan nutrisi, sedangkan usus besar memiliki peran dalam penyerapan air dan elektrolit tambahan, pembentukan feses, dan kerja bakteri usus. Keduanya bekerja sama dalam menjalankan fungsi pencernaan dan penyerapan dalam tubuh chordata.

6. Anus

Anus pada chordata memiliki fungsi utama sebagai saluran akhir sistem pencernaan. Fungsi utamanya adalah untuk menghilangkan sisa-sisa pencernaan, yang disebut feses, dari tubuh. Feses adalah materi yang tidak dicerna dan tidak diserap oleh tubuh dan perlu dikeluarkan dari tubuh agar tidak mengganggu sistem pencernaan dan menjaga keseimbangan tubuh.

Anus memainkan peran penting dalam proses penghilangan limbah pencernaan dari tubuh chordata. Anus juga berperan dalam mengatur tekanan dalam saluran pencernaan, yang membantu dalam proses penghilangan feses dengan cara yang terkontrol.

Dengan demikian, anus adalah organ penting dalam sistem pencernaan yang membantu dalam penghapusan limbah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.

The post 6 Sistem Pencernaan Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Sistem Ekskresi Chordata https://haloedukasi.com/sistem-ekskresi-chordata Sat, 14 Oct 2023 21:27:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46041 Chordata merupakan filum dalam kerajaan hewan yang mencakup beragam organisme, termasuk vertebrata (hewan bertulang belakang) dan invertebrata (hewan tanpa tulang belakang). Chordata mencakup beragam organisme, mulai dari ikan hingga manusia, dan memiliki keragaman besar dalam kelompok vertebrata. Chordata juga menjadi salah satu filum hewan yang memiliki ciri-ciri unik dan beragam organisme dalam kelompoknya, dan itu […]

The post 4 Sistem Ekskresi Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Chordata merupakan filum dalam kerajaan hewan yang mencakup beragam organisme, termasuk vertebrata (hewan bertulang belakang) dan invertebrata (hewan tanpa tulang belakang). Chordata mencakup beragam organisme, mulai dari ikan hingga manusia, dan memiliki keragaman besar dalam kelompok vertebrata.

Chordata juga menjadi salah satu filum hewan yang memiliki ciri-ciri unik dan beragam organisme dalam kelompoknya, dan itu mencakup manusia. Contoh hewan chordata meliputi ikan, katak, burung, ular, gajah, anjing, kucing dan manusia. Semua hewan tersebut memiliki ciri khas, termasuk notokord (pada tahap perkembangan awal), saluran saraf dorsal, dan sistem pencernaan lengkap.

Sistem ekskresi

Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk menghilangkan produk sisa metabolisme dan zat-zat berlebih yang tidak diperlukan oleh tubuh. Fungsi utama sistem ekskresi adalah menjaga keseimbangan internal, menghilangkan racun, dan mempertahankan kondisi lingkungan internal yang optimal.

Organ-organ utama dalam sistem ekskresi termasuk ginjal, hati, paru-paru, dan kulit, yang berperan dalam proses penghilangan limbah dan zat berbahaya dari tubuh. Pada manusia, organ utama yang terlibat dalam sistem ekskresi adalah ginjal.

Ginjal memfilter darah untuk mengeluarkan zat-zat beracun dan sisa metabolisme dalam bentuk urin. Sistem ekskresi pada chordata, termasuk vertebrata, melibatkan beberapa organ dan struktur utama yang berperan dalam menghilangkan produk sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan internal.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sistem ekskresi pada chordata salah satunya yaitu lingkungan, seperti suhu dan kelembaban, dapat mempengaruhi jumlah keringat yang dihasilkan oleh kulit dan keseimbangan cairan dalam tubuh serta asupan cairan tubuh.

Kebutuhan cairan tubuh dan asupan air juga memengaruhi sistem ekskresi. Dehidrasi dapat mengakibatkan peningkatan konsentrasi dalam urin, sementara konsumsi air yang cukup akan menghasilkan urin yang lebih encer.

Berikut, sistem ekskresi pada chordata.

1. Ginjal

Ginjal adalah organ penting dalam sistem ekskresi hewan karena berperan dalam pengelolaan dan penyaringan limbah-limbah metaboli seperti urea, kreatinin, dan produk-produk sisa lainnya dari darah. Ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, volume darah, dan tekanan darah dalam tubuh hewan.

Selain itu, ginjal juga membantu dalam pengaturan kadar air dalam tubuh dengan menghasilkan urin. Proses trsebut sangat penting untuk menghilangkan kelebihan air dan zat-zat berbahaya dari tubuh. Dengan demikian, ginjal membantu menjaga kondisi lingkungan dalam tubuh agar tetap seimbang dan optimal.

Tanpa ginjal yang berfungsi dengan baik, tubuh hewan tidak dapat menghilangkan limbah-limbah dan menjaga homeostasis yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Secara keseluruhan, fungsi ginjal sangat penting dalam menjaga keseimbangan internal tubuh dan menghilangkan produk sisa metabolisme.

Untuk hewan chordata, seperti vertebrata, ginjal adalah organ vital yang memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan dan fungsi tubuh.

2. Paru-paru

Paru-paru merupakan organ penting dalam sistem ekskresi hewan karena berperan dalam proses pertukaran gas. Dalam proses ini, paru-paru mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida, yang merupakan produk limbah metabolisme.

Oksigen yang diambil oleh paru-paru penting untuk respirasi seluler, sementara karbon dioksida yang dikeluarkan harus dikeluarkan dari tubuh untuk menjaga keseimbangan pH dan menjaga fungsi tubuh yang optimal. Dengan kata lain, paru-paru membantu mengatur keseimbangan gas dalam tubuh hewan, yang merupakan aspek kunci dalam sistem ekskresi.

Produk sisa metabolisme seperti urea, amonia, dan senyawa lainnya dihilangkan dari tubuh melalui organ-organ lain dalam sistem ekskresi, seperti ginjal, hati, dan kulit. Paru-paru tidak memiliki peran langsung dalam penghilangan produk sisa metabolisme tersebut.

Sebaliknya, membantu menjaga keseimbangan gas dalam tubuh dengan menghilangkan karbon dioksida yang dihasilkan selama metabolisme.

3. Kulit

Kulit membantu dalam pengaturan suhu tubuh dengan menghilangkan air melalui proses evaporasi saat berkeringat. Bersamaan dengan air, kulit juga menghilangkan elektrolit, seperti natrium dan klorida. Hal itu membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Kulit juga menghilangkan beberapa produk sisa metabolisme melalui keringat, termasuk urea dan asam laktat serta membantu membersihkan tubuh dari limbah yang tidak dibutuhkan. Keringat yang dikeluarkan oleh kulit menguap dari permukaan tubuh, membantu mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan meningkat.

Selain itu juga menjadi salah satu cara untuk menjaga suhu tubuh dalam rentang yang aman. Meskipun ginjal dan hati adalah organ utama dalam sistem ekskresi yang bertanggung jawab untuk penghilangan produk sisa metabolisme, kulit juga berperan dalam penghilangan zat-zat tertentu dan pengaturan keseimbangan cairan serta elektrolit dalam tubuh.

4. Hati

Hati terlibat dalam proses metabolisme dan penguraian produk sisa metabolisme, seperti bilirubin, yang dihasilkan dari pemecahan hemoglobin dalam sel darah merah. Bilirubin kemudian diekskresikan dalam empedu dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran pencernaan.

Kemudian, berperan dalam detoksifikasi, yaitu mengubah atau menghilangkan zat beracun dari tubuh. Ini melibatkan proses pemecahan senyawa berbahaya menjadi bentuk yang lebih aman untuk diekskresikan. Hati juga berfungsi sebagai penyimpanan nutrisi, termasuk glikogen, yang merupakan sumber energi yang dilepaskan saat tubuh membutuhkannya.

Hati tidak langsung terlibat dalam penghilangan produk sisa metabolisme melalui urin seperti ginjal, organ tersebut memiliki peran penting dalam penguraian zat sisa dan detoksifikasi dalam tubuh chordata.

Dengan demikian, sistem ekskresi pada hordata melibatkan organ-organ trsebut untuk menghilangkan produk sisa metabolisme, menjaga keseimbangan internal, dan menjaga kualitas lingkungan internal tubuh.

The post 4 Sistem Ekskresi Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Sistem Saraf Chordata https://haloedukasi.com/sistem-saraf-chordata Fri, 13 Oct 2023 05:50:25 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46010 Chordata adalah filum atau takson dalam kerajaan hewan yang mencakup sekelompok hewan dengan karakteristik khusus. Karakteristik utama chordata adalah adanya notochord, yang merupakan struktur berbentuk batang yang berada di sepanjang punggung hewan tersebut. Notochord tersebut memberikan dukungan struktural dan merupakan ciri khas dari hewan dalam filum chordata. Chordata juga dikenal karena memiliki sejumlah karakteristik penting […]

The post 3 Sistem Saraf Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Chordata adalah filum atau takson dalam kerajaan hewan yang mencakup sekelompok hewan dengan karakteristik khusus. Karakteristik utama chordata adalah adanya notochord, yang merupakan struktur berbentuk batang yang berada di sepanjang punggung hewan tersebut.

Notochord tersebut memberikan dukungan struktural dan merupakan ciri khas dari hewan dalam filum chordata. Chordata juga dikenal karena memiliki sejumlah karakteristik penting lainnya, termasuk saraf punggung (dorsal), berupa tabung saraf yang berkembang menjadi sistem saraf, serta adanya saluran pencernaan dan lubang mulut yang pada beberapa kelompok berakhir dalam lubang anus (deuterostomia).

Kemudian chordata juga mencakup berbagai hewan, mulai dari invertebrata seperti amphioxus hingga vertebrata (hewan bertulang belakang) seperti ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia. Hewan-hewan dalam chordata memiliki keragaman bentuk dan gaya hidup yang luas, tetapi memiliki karakteristik dasar yang mengidentifikasikan mereka sebagai bagian dari filum tersebut.

Sistem saraf chordata merujuk pada sistem saraf yang ditemukan pada hewan dalam filum chordata. Chordata adalah filum dalam kerajaan hewan yang mencakup vertebrata (hewan bertulang belakang) seperti ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia, serta kelompok lain seperti amphioxus dan tali pusar laut.

Sistem saraf chordata terdiri dari saraf-saraf, otak, dan struktur terkait yang bertanggung jawab atas pengaturan fungsi-fungsi tubuh. Sistem tersebut memungkinkan organisme chordata untuk merespons rangsangan lingkungan, mengoordinasikan gerakan, dan menjalankan berbagai proses fisiologis.

Pada vertebrata (hewan bertulang belakang), sistem saraf tersebut lebih kompleks dan terdiri dari otak yang mengendalikan fungsi intelektual dan emosional, serta sumsum tulang belakang yang mengatur refleks dan komunikasi antara berbagai bagian tubuh.

Berikut sistem saraf chordata.

1. Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat pada hewan dalam filum chordata, terutama pada vertebrata (hewan bertulang belakang), mencakup otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat adalah pusat pengendali yang memungkinkan hewan untuk merasakan, berpikir, bergerak, dan mengambil tindakan. Beberapa informasi lebih lanjut mengenai sistem saraf pusat pada chordata adalah sebagai berikut.

Otak

Otak adalah pusat kendali utama dalam sistem saraf pusat. Pada vertebrata, otak terdiri dari beberapa bagian yang berfungsi mengatur berbagai aspek aktivitas mental dan fisiologis. Bagian-bagian utama otak meliputi otak besar (telencephalon), otak kecil (cerebellum), otak tengah (mesencephalon), dan otak depan (diencephalon). Otak mengendalikan fungsi-fungsi seperti persepsi sensorik, emosi, koordinasi gerakan, dan proses kognitif.

Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang adalah saluran yang menghubungkan otak dengan bagian tubuh lainnya serta berperan dalam mengatur refleks dan meneruskan sinyal saraf antara otak dan bagian tubuh yang memerlukan respons cepat. Misalnya, ketika manusia merasakan panas dan secara refleks menarik tangannya, semua itu melibatkan sumsum tulang belakang.

Sistem saraf pusat pada chordata berfungsi untuk mengoordinasikan respons tubuh terhadap stimulus lingkungan dan menjalankan berbagai fungsi fisiologis. Selain itu menjadi salah satu komponen kunci yang memungkinkan hewan dalam filum chordata untuk beradaptasi dan bertahan dalam berbagai kondisi.

2. Sistem Saraf Perifer

Sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari jaringan saraf di luar sistem saraf pusat, yang mencakup otak dan sumsum tulang belakang. Hal itu mencakup seluruh jaringan saraf yang menjalar ke seluruh tubuh, menghubungkan organ-organ dan jaringan tubuh dengan sistem saraf pusat.

Fungsi utama sistem saraf perifer adalah mengirimkan informasi sensorik dari lingkungan sekitar ke otak, serta mengirimkan sinyal motorik dari otak ke otot-otot dan jaringan tubuh atau menjaga keseimbangan tubuh, termasuk koordinasi gerakan dan menjaga postur tubuh yang tepat.

Dengan adanya saraf perifer akan memungkinkan hewan untuk berinteraksi dengan anggota lain dari spesiesnya melalui komunikasi visual, auditif, atau taktil serta membantu menjaga homeostasis tubuh, yaitu keseimbangan internal yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang optimal.

Selain itu saraf tersebut menjadi bagian dari sistem saraf hewan dan berperan dalam memungkinkan hewan untuk bertahan hidup.

Saraf-saraf perifer

Saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari saraf-saraf yang menjalankan sinyal dari dan ke organ-organ serta jaringan tubuh hewan, menghubungkan mereka dengan otak dan sumsum tulang belakang.

Saraf perifer memungkinkan hewan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, seperti merespons bahaya, mencari makanan, atau berkomunikasi dengan individu lain. Saraf perifer mengambil informasi dari reseptor sensorik yang telah tersebar di seluruh tubuh.

Reseptor tersebut dapat mendeteksi rangsangan seperti suhu, tekanan, sentuhan, rasa sakit, cahaya, suara, dan banyak rangsangan lainnya. Dalam neuron sensorik, dendrit adalah serabut-serabut yang menerima sinyal dari reseptor sensorik serta berfungsi sebagai antena neuron, mengirimkan sinyal ke badan sel neuron.

Saraf perifer juga bekerja sama dengan sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) untuk mengkoordinasikan fungsi tubuh dan perilaku hewan. Sistem tersebut sangat penting dalam menjaga homeostasis tubuh dan merespons perubahan lingkungan dengan cara yang sesuai.

Saraf-saraf motorik

Saraf-saraf motorik adalah bagian dari sistem saraf perifer yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) ke otot-otot tubuh. Fungsi utama saraf-saraf motorik adalah mengontrol gerakan otot dan menyampaikan instruksi dari otak kepada otot untuk melakukan tindakan fisik tertentu.

Saraf-saraf motorik memungkinkan hewan untuk bergerak, berbicara, bernapas, dan melakukan berbagai aktivitas fisik. Selain itu juga terlibat dalam berbagai tindakan otomatis seperti detak jantung dan peristaltik usus, serta gerakan sadar seperti mengangkat tangan atau berjalan.

Saraf-saraf motorik pada chordata merujuk pada bagian dari sistem saraf yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal dan perintah motorik dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) ke otot-otot tubuh.

Hal tersebut memungkinkan hewan dalam filum chordata, terutama vertebrata (hewan bertulang belakang), untuk melakukan gerakan dan respon terhadap perintah otak. Saraf-saraf motorik memainkan peran penting dalam mengatur kontraksi otot, mengontrol gerakan tubuh, dan menjalankan tugas-tugas motorik yang diperlukan dalam aktivitas sehari-hari.

Perintah motorik yang dikirim oleh saraf-saraf motorik membantu hewan untuk bergerak, berjalan, berenang, terbang, dan menjalankan berbagai aktivitas fisik lainnya. Semua itu adalah komponen kunci dalam sistem saraf yang memungkinkan hewan untuk berinteraksi dengan lingkungannya dan menjalankan tugas-tugas fungsional.

Saraf-saraf sensorik

Saraf-saraf sensorik adalah bagian dari sistem saraf perifer yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal sensorik dari reseptor sensorik (seperti reseptor kulit yang mendeteksi sentuhan atau reseptor panas yang merasakan suhu) ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).

Fungsi utama saraf-saraf sensorik adalah untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungan eksternal dan internal tubuh, seperti suhu, tekanan, sentuhan, rasa, dan lainnya. Saraf-saraf sensorik memungkinkan hewan untuk merasakan dunia sekitar dan tubuhnya merespons stimulus lingkungan dan fisik.

Informasi-informasi yang dikumpulkan oleh saraf-saraf sensorik sangat penting dalam mengoordinasikan respons tubuh terhadap perubahan dan stimulus.

3. Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom pada chordata, terutama pada vertebrata (hewan bertulang belakang), adalah bagian dari sistem saraf perifer yang mengatur fungsi-fungsi tubuh yang tidak selalu dikendalikan secara sadar. Sistem saraf otonom terdiri dari dua cabang utama yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.

Sistems simpatik

Sistem saraf simpatis mengatur respons fight or flight atau respons tubuh terhadap situasi darurat atau stres. Hal itu termasuk peningkatan denyut jantung, pelebaran saluran udara, peningkatan aliran darah ke otot-otot, dan pelepasan hormon stres seperti adrenalin. Sistem tersebut membantu tubuh bersiap untuk menghadapi situasi berbahaya atau merespons situasi yang memerlukan energi ekstra.

Sistem saraf parasimpatis

Sistem saraf parasimpatis bertanggung jawab atas respons rest and digest atau respons tubuh terhadap relaksasi dan pencernaan serta mencakup penurunan denyut jantung, kontraksi usus untuk pencernaan, dan peningkatan aktivitas sistem pencernaan.

Sistem tersebut bekerja untuk mengembalikan tubuh ke kondisi normal setelah respons stres. Sistem saraf parasimpatis sangat berlawanan dengan sistem saraf simpatik, yang berperan dalam respons fight or flight pada situasi stres.

Kedua saraf tersebut bekerja dalam keseimbangan untuk mengatur berbagai fungsi tubuh dan menjaga homeostasis. Sistem saraf otonom memastikan bahwa tubuh dapat merespons dengan tepat terhadap situasi yang berbeda dan menjaga fungsi organ-organ secara optimal.

Sistem-sistem saraf chordata adalah contoh-contoh sistem saraf yang ditemukan pada hewan dalam filum chordata terutama pada vertebrata, juga membantu hewan-hewan untuk merespons lingkungannya, bergerak, dan menjalankan fungsi-fungsi tubuh yang kritis.

The post 3 Sistem Saraf Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Ciri Khas Chordata dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/ciri-khas-chordata Tue, 22 Aug 2023 11:02:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45060 Chordata merupakan filum dalam kerajaan hewan yang mencakup sekelompok organisme yang memiliki ciri-ciri khas yang mencakup notokord, sistem saraf dorsal, celah faring, dan ekor pada beberapa tahap perkembangan. Notokord merupakan struktur pendukung yang berada di sepanjang punggung dan umumnya mengeras menjadi tulang belakang pada vertebrata. Sistem saraf dorsal mengacu pada sumsum tulang belakang yang terletak […]

The post 4 Ciri Khas Chordata dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Chordata merupakan filum dalam kerajaan hewan yang mencakup sekelompok organisme yang memiliki ciri-ciri khas yang mencakup notokord, sistem saraf dorsal, celah faring, dan ekor pada beberapa tahap perkembangan.

Notokord merupakan struktur pendukung yang berada di sepanjang punggung dan umumnya mengeras menjadi tulang belakang pada vertebrata. Sistem saraf dorsal mengacu pada sumsum tulang belakang yang terletak di bagian punggung organisme.

Celah faring awalnya berfungsi sebagai struktur makanan pada tahap awal perkembangan, namun pada beberapa kelompok berkembang menjadi struktur lain seperti insang atau paru-paru. Chordata mencakup hewan-hewan bertulang belakang (vertebrata) seperti ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia, serta beberapa kelompok hewan tanpa tulang belakang seperti amphioxus dan tunicates.

Chordata merupakan filum hewan yang dapat dengan mudah dkenali dengan melihat ciri-cirinya. Biasanya pada hewan chordata memiliki empat ciri khas yang muncul selama perkembangan embrionik. Ciri-ciri khas Chordata telah berkembang seiring berjalannya waktu melalui pemahaman yang mendalam tentang evolusi dan keanekaragaman organisme yang termasuk dalam filum.

Berikut beberapa ciri-ciri chordata antara lain sebagai berikut.

1. Memiliki Notochord, Saraf Dorsal, dan Celah Faring

Notochord merupakan struktur penyangga internal yang terletak di bagian dorsal (punggung) tubuh pada tahap awal perkembangan. Pada beberapa anggota Chordata, seperti manusia, notokorda hanya hadir pada tahap awal perkembangan embrionik dan kemudian digantikan oleh tulang belakang.

Notokorda berperan dalam memberikan dukungan dan memberikan tempat bagi perkembangan sistem saraf pusat dan organ-organ lain, Saraf dorsal mengacu pada sistem saraf yang terletak di sepanjang punggung atau bagian dorsal tubuh.

Pada hewan Chordata, terdapat saraf dorsal yang membentang di sepanjang tubuh, menghubungkan berbagai bagian tubuh dengan sistem saraf pusat, seperti otak dan sumsum tulang belakang. Ini membantu dalam pengendalian gerakan dan reaksi tubuh terhadap rangsangan dari lingkungan.

Kemudian celah faring merupakan rongga yang terletak di belakang mulut dan di depan esofagus. Pada tahap perkembangan embrionik, celah faring dapat menjadi berbagai struktur penting, seperti insang pada ikan dan amfibi, atau bagian dari sistem pendengaran pada mamalia. Pada beberapa hewan, celah faring dapat berperan dalam proses makanan dan pernapasan.

2. Berkembang biak secara seksual

Berkembang biak secara seksual dengan fertilisasi eksternal. Fertilisasi eksternal mrupakan metode umum dalam perkembangan biak seksual pada banyak anggota Chordata, terutama pada kelompok hewan akuatik seperti ikan dan amfibi. Dalam fertilisasi eksternal, sel telur yang telah dilepaskan oleh betina di luar tubuhnya bertemu dengan sel sperma jantan di lingkungan eksternal, seperti air.

Proses ini terjadi di luar tubuh induk dan biasanya memerlukan air untuk membantu sperma berenang menuju sel telur yang bergerak di air. Namun, tidak semua anggota Chordata melakukan fertilisasi eksternal.

Beberapa spesies, terutama yang hidup di darat atau memiliki lingkungan internal yang lebih stabil, dapat melakukan fertilisasi internal, di mana sel telur dan sperma bertemu di dalam tubuh betina.

3. Memiliki Organ Pencernaan

Memiliki Organ Pencernaan seperti Mulut, Faring, Usus, dan Anus yang dapat memproses makanan dengan efisien, mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, dan mengatasi limbah hasil dari proses pencernaan. Makanan dimasukkan ke dalam mulut dan dapat dipecah menjadi potongan yang lebih kecil.

Pemecahan tersebut dengan bantuan gigi atau struktur lainnya, serta memfasilitasi permulaan pencernaan mekanis dan awal proses kimia, seperti penghancuran makanan oleh air liur, Faring memiliki peran penting dalam mengarahkan makanan ke saluran pencernaan yang benar dan menghindari campuran dengan jalur pernapasan.

Faring juga berfungsi sebagai tempat awal pencernaan mekanis dan kimia karena beberapa enzim pencernaan awal mungkin mulai bekerja, usus yang merupakan tempat utama pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Makanan dipecah menjadi molekul yang lebih kecil dalam proses pencernaan kimia. Nutrisi yang diperoleh dari makanan kemudian diserap ke dalam aliran darah melalui dinding usus dan digunakan oleh tubuh untuk energi, pertumbuhan, dan fungsi lainnya.

Kemudian Setelah pencernaan selesai dan nutrisi diambil, sisa-sisa yang tidak dapat dicerna dan produk limbah dikeluarkan melalui anus. Hal itu dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat dengan menghilangkan bahan-bahan yang tidak dibutuhkan atau berpotensi berbahaya.

4. Memiliki Ekor Post Anal

Banyak hewan dalam filum Chordata memiliki ciri khas berupa ekor post anal, yang artinya ekor yang berada di belakang (posterior) anus. Ekor post anal dapat menjadi ciri penting dalam mengidentifikasi anggota Chordata. Meskipun tidak semua anggota Chordata memiliki ekor post anal, banyak di antaranya memiliki struktur tersebut.

Ekor post anal dapat memiliki berbagai fungsi, termasuk sebagai alat pergerakan, keseimbangan, komunikasi, atau fungsi khusus lainnya tergantung pada jenis hewan dan lingkungannya. Contoh hewan dalam filum Chordata yang memiliki ekor post anal termasuk ikan, reptil, mamalia, dan beberapa spesies amfibi.

The post 4 Ciri Khas Chordata dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Contoh Hewan dalam Filum Chordata https://haloedukasi.com/contoh-hewan-dalam-filum-chordata Fri, 18 Aug 2023 07:02:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44873 Dalam Bahasa Yunani, Chordata diartikan sebagai dawai atau senar. Hal ini sejalan dengan bentuk tubuh pada hewan yang termasuk ke dalam filum Chordata yakni memiliki notokord yang memanjang. Notokord yang berbentuk memanjang berfungsi sebagai kerangka bentuk sumbu pada tubuh hewan. Filum Chordata terbagi menjadi 3 subfilum yang meliputi Vertebrata, Cephalochordata, dan Urochordata. Cephalochordata dan Urochordata […]

The post 7 Contoh Hewan dalam Filum Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam Bahasa Yunani, Chordata diartikan sebagai dawai atau senar. Hal ini sejalan dengan bentuk tubuh pada hewan yang termasuk ke dalam filum Chordata yakni memiliki notokord yang memanjang. Notokord yang berbentuk memanjang berfungsi sebagai kerangka bentuk sumbu pada tubuh hewan.

Filum Chordata terbagi menjadi 3 subfilum yang meliputi Vertebrata, Cephalochordata, dan Urochordata. Cephalochordata dan Urochordata termasuk ke dalam hewan tidak memiliki tengkorak atau dinamakan dengan Arcania. Cephochordata atau biasa disebut lancelet, memiliki bentuk seperti ikan namun tidak memiliki sirip.

Urochordata merupakan hewan yang memiliki habitat di laut dan menjadi hewan parasit. Meskipun termasuk ke dalam Chordata, hewan ini tidak memenuhi ketiga ciri-ciri Chordata yakni tidak terdapat Notokord, tali saraf dorsal dan ekor post anal. Namun, hewan ini masih memiliki cerah faring. Dari 3 subfilum Chordata terdapat banyak hewan yang masuk ke dalam kategori filum Chordata yakni sebagai berikut.

1. Lancelet

Lancelet hewan filum chordata

Lancelet merupakan hewan yang termasuk ke dalam filum Chordata. Ciri hewan yang termasuk filum chordata adalah multiseluler, eukariotik, hererotrof dan tidak mempunyai dinding sel. Filum Chordata termasuk ke dalam hewan vertebrata, namun tidak semuanya.

Hal ini dikarenakan filum chordata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Di mana pengertian tersebut sesuai dengan ciri hewan vertebrata. Bentuk tubuh Lancelet hampir sama dengan bentuk ikan, namun pada lancelet tidak ada sirip.

Lancelet memiliki bentuk tubuh yang memanjang, transparan, seperti halnya sebuah pisau dapur yang berukuran kecil. Bentuk tubuh yang mirip dengan pisau inilah yang kemudian membuat hewan ini dinamakan dengan Lancelet.

Cara hewan ini hidup dengan mengubur tubuhnya di dalam pasir yang berada di dasar laut tropis. Hanya terlihat bagian kepala saja di atas permukaan pasir. Untuk membawa makanan, biasanya mereka akan menggunakan tentakelnya.

Lancelet merupakan hewan yang memiliki jenis kelamin ganda sehingga dinamakan dengan hewan gonochoric. Mereka akan berkembang biak dengan cara pembuahan eksternal. Biasanya proses produksi hanya akan dilakukan ketika musim pemijahan, berbeda dengan musim semi dan panas.

2. Harimau

Harimau, hewan filum chordata

Salah satu hewan yang termasuk ke dalam filum Chordata ialah harimau. Harimau termasuk ke dalam hewan vertebrata yang memiliki tulang belakang dan berdarah panas. Hewan yang memiliki tubuh loreng ini termasuk ke dalam jenis mamalia sehingga memiliki kelenjar susu.

Cara berkembang biak hewan ini dengan vivipar atau melahirkan. Anak harimau yang lahir nantinya akan disusui dengan kelenjar susu yang dimilikinya. Harimau merupakan jenis kucing terbesar dan termasuk ke dalam kucing tercepat kedua saat berlari.

Harimau termasuk hewan karnivora jika dilihat dari sumber makananya yang berupa daging. Ciri khas pada fisik harimau adalah terdapat loreng berupa garis yang memanjang datar pada bulu yang berwarna oranye dengan bulu bagian bawahnya berwarna putih.

Harimau termasuk hewan yang hampir punah. Harimau yang bertahan dengan ukuran paling kecil adalah harimau Sumatra sedangkan harimau paling besar adalah harimau Siberia. Terdapat 4 harimau yang sudah punah yakni harimau Jawa, harimau Caspian, harimau Bali dan harimau Tasmania.

Sub spesies harimau yang masih ada hingga saat ini adalah sebagai berikut.

  • Harimau Indocina yang berada di hutan hujan serta padang rumput di wilayah Asia Tenggara seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan lainnya.
  • Harimau Benggala terdapat di hutan hujan dan padang rumput yang ada di Bangladesh, Buton, India, dan Nepal.
  • Harimau China Selatan berada di hutan hujan dan padang rumput di Republik Rakyat Tiongkok bagian tengah serta barat.
  • Harimau Siberia atau Harimau amur, timur laut China yang berada di hutan hujan serta padang rumput China, Korea, serta wilayah Asia Tengah seperti Rusia.
  • Harimau Sumatera berada di wilayah Sumatera, Indonesia.
  • Harimau Malaya berada di Semenanjung Malaya.

3. Buaya

Buaya hewan filum chordata

Buaya merupakan hewan reptil yang berada di air. Pada umumnya, buaya ini tinggal di perairan air tawar seperti danau, rawa dan sungai. Reptil merupakan kelas dari sub filum vertebrata sehingga buaya termasuk ke dalam hewan filum chordata.

Buaya termasuk hewan yang banyak bermasalah dengan manusia karena keberadaannya kerap meresahkan. Dalam bahasa latin, istilah reptil diartikan sebagai ular. Namun, hewan ini umumnya dianggap sebagai hewan melata.

Di bumi ini terdapat kurang lebih 6000 jenis reptil di antaranya buaya, kadal, kura-kura serta ular. Biasanya hewan reptil akan menyimpan telurnya di tempat yang dilindungi oleh kulit tebal dan terdapat membran dalam. Sama halnya dengan amfibi, hewan reptil juga menyerap panas yang berasal dari luar.

Buaya termasuk ke dalam ordo crocordilia dengan ciri memiliki kulit tebal dan terdapat rusuk-rusuk abdominal. Bentuk tubuh ordo ini cenderung memanjang dengan kepala berukuran besar serta rahang yang panjang dan gigi yang kokoh.

Selain itu, crocordilia biasanya hidup di air tawar dan laut serta memiliki jantung yang disekat ventrikel secara sempurna. Buaya berbeda dengan hewan reptil pada umumnya yakni memiliki jantung dengan ruang yang berjumlah 4, diafragma dan celebral cortex.

Untuk mengurangi hambatan air serta menambah kecepatan saat berenang, buaya akan melipat kakinya ke belakang. Jari-jari kaki bagian belakang memiliki selaput yang berfungsi saat tiba-tiba balik dan memulai berenang. Kaki ini juga berfungsi ketika buaya berenang di air yang dangkal.

4. Ikan Hiu

Ikan Hiu hewan filum chordata

Siapa yang tidak kenal dengan hewan air yang satu ini. Hiu termasuk ke dalam filum Chordata dengan sub filum vertebrata dan kelas pisces. Pisces merupakan hewan yang hidup di air dan bernafas dengan menggunakan insang. Berdasarkan jenis tulang rawannya, pisces dibedakan menjadi tiga yakni sebagai berikut.

  • Ikan Bertulang Rawan (Chondrichtyes) yang memiliki 850 spesies ikan. Ciri kelas ini adalah terdapat rahang, gigi, sirip yang sepasang, rangka yang berasal dari tulang rawan. Kelas ini masih termasuk ke dalam turunan hewan purba yang sudah mengisi laut ribuan tahun lamanya sehingga banyak yang mengatakan hewan ini dengan sebutan fosil hidup.
  • Ikan Bertulang Sejati (Osteichthyes) yang memiliki tulang keras. Terdapat 20.000 jenis ikan baik yang ada di laut ataupun di air tawar. Osteichthyes dibagi menjadi dua kelompok yakni Sarcopterygi dan Actinopterygi. Kelompok ikan Actinopterygi termasuk ikan paling banyak dalam kelas Osteichthyes. Diduga hewan jenis ini masih ada kaitannya dengan hewan amfibi seperti lele, belut serta ikan mas.
  • Agnatha (Cyclostomata) merupakan ikan tidak memiliki rahang dengan bentuk mulut bulat dan berada di ujung anterior. Umumnya agnatha tidak memiliki sirip, namun ada juga yang memiliki sirip seperti sirip ekor dan sirip punggung. Pada agnatha, notokorda tetap ada namun tidak dalam bentuk sempurna dan dilindugi kartilago.

Ikan hiu termasuk ke dalam ikan dengan tulang rawan atau dinamakan dengan Chondrichtyes. Ikan hiu bernapas dengan menggunakan 5 insang yang terkadang juga berjumlah enam ataupun tujuh tergantung dengan jenisnya. Untuk melindungi dari kerusakan, ikan hiu dilapisi dengan kulit dermal denticles.

Selain untuk melindungi dari kerusakan, kulit dermal juga berfungsi untuk terhindar dari parasit dan menambah kecepatan saat berenang. Gigi hiu termasuk unik karena gigi yang lepas akan digantikan dengan gigi yang baru.

Bentuk gigi hiu disesuaikan dengan jenis makanannya seperti hiu dengan jenis makanan ikan akan memiliki gigi yang tajam. Berbeda dengan hiu yang memakan plankton, bentuk giginya cenderung kecil. Kerangka hiu berbeda dengan jenis ikan pada umumnya dan hewan vertebrata lainnya.

Bentuk ekor hiu tergantung pada tempat tinggalnya. Ekor ini memiliki fungsi untuk mendorong ketika hiu sedang berenang. Cara berkembang biak hiu tergolong unik karena memiliki tiga tahapan yakni ovovivipar, oviparity dan vivipar.

5. Kura-kura

Kura-kura hewan filum chordata

Kura-kura merupakan hewan yang termasuk ke dalam filum Chordata yakni dengan sub filum avertebrata dan kelas reptil. Fisik kura-kura sangat mudah dikenali yakni memiliki tempurung yang keras sebagai rumah.

Tempurung tersebut terdiri menjadi dua bagian yakni bagian atas (karapas) dan bagian bawah (plastron). Dalam kelas reptil terdapat 3 ordo yakni sebagai berikut.

  • Ordo Chelonia Chelonia: terdiri dari sejenis penyu serta kura-kura. Ordo ini memiliki ukuran tubuh yang lebar, rahang tidak memiliki gigi, dilapisi zat tanduk, dan rusuknya menyatu dengan perisai dorsal. Biasanya hewan ordo ini tinggal di darat, air tawar, serta air laut. Cara perkembangbiakkan hewan ini dengan Ovipar di mana telur akan disimpan di sebuah lubang yang sudah dibuat oleh induk betina.
  • Ordo Squamata Golongan merupakan ordo reptil yang bersisik dan tidak memiliki rusuk abdominal.
  • Ordo Crocodilia: memiliki kulit tebal dan terdapat rusuk-rusuk abdominal. Bentuk tubuh ordo ini cenderung memanjang dengan kepala berukuran besar serta rahang yang panjang dan gigi yang kokoh. Selain itu, crocordilia biasanya hidup di air tawar dan laut serta memiliki jantung yang disekat ventrikel secara sempurna. Contohnya buaya.

Bentuk karapas pada kura-kura menentukan ukuran tubuh pada kura-kura tersebut sehingga bentuk tubuh setiap kura-kura berbeda. Salah satu kura-kira yang tergolong besar adalah penyu belimbing yang memiliki panjang karapas sekitar 300 centi menter. Sementara itu, untuk ukuran labi terbesar yakni berukuran 0,7 meter yang terdapat ada labi moncong babi.

Sayangnya ukuran ini lebih pendek dari kura-kura raksasa dari Kepulauan Galapagos dan Kepulauan Seychelles memiliki panjang lebih dari 0,7 meter. Kura-kura berkembang biak dengan cara ovipar di mana setiap kali bertelur terdapat sejumlah telur bahkan sampai ratusan telur yang diletakkan di tempat yang sudah disediakan oleh induk kura-kura.

6. Molgulla Sp

Molgulla Sp atau biasa dinamakan dengan anggur laut merupakan tunik laut individu yang sudah lazim. Molgulla memiliki bentuk yang bulat menyerupai buah anggur sehingga kerap disebut dengan anggur laut. Hewan ini termasuk hewan transparan yang dapat tembus cahaya dengan dua sifon.

Molgulla Sp termasuk ke dalam filum Chordata, sub filum urochordata dengan kelas ascidiacea. Urochordata merupakan sub filum yang terdapat dalam filum Chordata. Biasanya hewan pada filum ini akan hidup dengan cara parasit atau menempel pada hewan lain.

Saat Molgulla menginjak dewasa, mereka akan kehilangan notokord, tali saraf dorsal dan ekor post anal. Namun, celah furing masih tetap ada pada hewan sub filum Urochordata. Sebagian besar hewan yang termasuk ke dalam sub filum Urochordata adalah hermafrodit seperti Molgulla Sp, Botryllus Sp.

Molgulla Sp akan menempel pada organisme yang memiliki gerakan yang lambat. Struktur pada molgulla terdapat cairan kantong yang dinamakan kantung ginjal. Kantung ginjal ini terdiri dari sisa nitrogen dan konkresi padat serta simbion apikompleks. Biasanya hewan terdapat di Samudra Atlantik bagian utara yakni dari Kutub Utara sampai Carolina Utara.

7. Angsa

Angsa hewan filum chordata

Angsa adalah burung air yang memiliki ukuran besar berasal dari filum Chordata dengan sub filum Vertebrata dan kelas Aves. Angsa termasuk ke dalam genus Cygnus dan family anatidae. Angsa termasuk ke dalam hewan monogami yang di mana perceraian akan terjadi jika terjadi kegagalan saat proses berkembang biak.

Kelas Aves terdiri dari 9000 jenis burung yang di mana seluruh tubuhnya dipenuhi bulu kecuali kaki serta paruh. Tidak seperti hewan lain, burung tidak memiliki gigi. Untuk mengunyah makanan mereka menggunakan tembolok.

Burung memiliki sayap untuk terbang, meskipun begitu terdapat burung yang tidak dapat terbang seperti burung unta. Burung dapat bernafas dengan paru-paru yang dibantu dengan pundi-pundi saat terbang. Angsa menjadi burung air terbesar yang bisa terbang.

Habitat burung air ini berasl dari daerah yang memiliki iklim sedang sehingga angsa tidak akan cocok jika hidup di wilayah tropis. Meskipun begitu, masih terdapat angsa yang hidup di daerah tropis namun tidak banyak.

Biasanya angsa berada di bumi belahan Utara seperti Amerika Utara dan Selandia Baru. Terdapat pula, angsa yang ditemukan di Amerika Selatan. Biasanya angsa tersebut tidak hanya mencari makan di perairan saja melainkan juga mereka pergi ke darat untuk mencari makan.

The post 7 Contoh Hewan dalam Filum Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Peranan Chordata yang Merugikan https://haloedukasi.com/peranan-chordata-yang-merugikan Thu, 23 Feb 2023 02:58:02 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41544 Chordata diambil dari bahasa Yunani yakni Chorde yang memiliki arti senar atau tali.   Maka dari itu hewan yang termasuk dalam chordata adalah hewan yang memiliki notokord atau korda dornalis, yang berbentuk memanjang sebagai kerangka sumbu tubuh. Atau lebih singkatnya adalah hewan yang memiliki tulang belakang.  Chordata masuk dalam kelompok animalia Vertebrata. akan tetapi tidak […]

The post 4 Peranan Chordata yang Merugikan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Chordata diambil dari bahasa Yunani yakni Chorde yang memiliki arti senar atau tali.   Maka dari itu hewan yang termasuk dalam chordata adalah hewan yang memiliki notokord atau korda dornalis, yang berbentuk memanjang sebagai kerangka sumbu tubuh. Atau lebih singkatnya adalah hewan yang memiliki tulang belakang. 

Chordata masuk dalam kelompok animalia Vertebrata. akan tetapi tidak semua chordata adalah vertebrata. Pengelompokan hewan pada filum dibagi berdasarkan pada rongga tubuh atau selom, habitat, jumlah lapisan jaringan embrio kelengkapan organ (respirasi, ekskresi, pencernaan, reproduksi dan juga saraf), anggota gerak (sayap, kaki, tangan, dan juga sirip), ada ataupun tidak adanya tulang belakang

Pada filum Chordata ini diklasifikasikan menjadi beberapa subfilum : 

  • Cephalochordata, yang memiliki bentuk transparan dengan ukuran yang kecil dan memanjang memanjang,serta hampir mirip dengan ikan, akan tetapi tidak memiliki sirip.
  • Urochordata, adalah hewan yang tumbuh secara mandiri dengan menjadi parasit di laut. Ketika masih berbentuk larva subfilum ini memiliki empat struktur chordata.
  • Vertebrata, adalah Jenis hewan ini yang paling dikenal, karena paling sering ditemui baik di darat ataupun di laut.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temu hewan chordata yang sangat beraneka ragam ini. Akan tetapi selain memberikan manfaat dalam kehidupan manusia terdapat pula beberapa peran chordata yang dianggap merugikan, diantaranya yaitu :

1. Hama tanaman

Sebagai hama tanaman. Hama pada tanaman sangat meresahkan para petani, dari petani padi, sayuran, dan juga buah-buahan. Karena dapat merusak tanaman atau bahkan menggagalkan panen. Beberapa hewan chordata yang menjadi hama adalah tikus, bekicot, burung pipit, keong dan kelelawar codot. 

2. Hama peternakan

Selain hama tanaman hewan chordata juga bisa menjadi hama peternakan. Karena banyak hewan chordata yang termasuk dalam karnivora sehingga bisa memakan hewan lainnya, tak terkecuali hewan ternak. Terdapat beberapa chordata yang dianggap sebagai hama ternak, seperti babi hutan, musang, alap-alap, atau bahkan ular. 

3. Menularkan inang parasit

Hewan chordata juga bisa memberikan dampak yang merugikan secara langsung. Contohnya adalah:

  • Platyhelminthes yang menjadi inang parasit di sapi, sehingga bisa menyebabkan penyakit cacing pita, cacing hati dan juga cacing darah. Cacing pada sapi ini bisa tertular kepada manusia melalui daging, hati atau bagian sapi lainnya yang dimakan oleh manusia. Telur cacing pita yg berhasil masuk ke pada tubuh manusia dapat menetas dan mengakibatkan infeksi saluran pencernaan, seperti usus. Bahkan, cacing pita juga bisa memasuki jaringan tubuh serta organ lain, sebagai akibatnya mengakibatkan infeksi.
  • Selain Platyhelminthes terdapat juga filum Nemathelminthes yang dapat menyebabkan penyakit cacingan dan juga kaki gajah. 

4. Menyebarkan virus

Hewan seperti kelelawar, anjing, kucing termasuk hewan sebagai penyebar virus dan bakteri. Karena bakteri atau virus bisa terbawa oleh mereka lalu menularkan pada manusia, contohnya :

  • Anjing yang bisa menyebarkan virus rabies kepada manusia. Rabies merupakan virus yang dapat ditularkan oleh hewan kepada manusia melalui gigitan, air liur ataupun cakaran
  • Kelelawar juga merupakan hewan chordata yang banyak menularkan virus kepada manusia. Virus Rabies, Nipah, Hendra, Ebola, dan Marburg merupakan virus yang dibawa oleh kelelawar yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia. 

The post 4 Peranan Chordata yang Merugikan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Peran Chordata dalam Kehidupan Sehari-hari Bagi Manusia https://haloedukasi.com/peran-chordata-dalam-kehidupan-sehari-hari Wed, 22 Feb 2023 04:02:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41545 Hewan chordata adalah hewan yang memiliki tulang belakang. Animalia juga dapat dibedakan berdasarkan tulang belakangnya. Apabila memiliki tulang belakang termasuk dalam kelompok vertebrata, lalu hewan yang tidak memiliki tulang belakang masuk dalam kelompok invertebrata. Chordata masuk dalam kelompok animalia Vertebrata, akan tetapi tidak semua chordata adalah vertebrata. Pengelompokan hewan pada filum dibagi berdasarkan pada : […]

The post Peran Chordata dalam Kehidupan Sehari-hari Bagi Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Hewan chordata adalah hewan yang memiliki tulang belakang. Animalia juga dapat dibedakan berdasarkan tulang belakangnya. Apabila memiliki tulang belakang termasuk dalam kelompok vertebrata, lalu hewan yang tidak memiliki tulang belakang masuk dalam kelompok invertebrata.

Chordata masuk dalam kelompok animalia Vertebrata, akan tetapi tidak semua chordata adalah vertebrata. Pengelompokan hewan pada filum dibagi berdasarkan pada :

  • Rongga tubuh atau selom
  • Habitat
  • Jumlah lapisan jaringan embrio
  • Kelengkapan organ (respirasi, ekskresi, pencernaan, reproduksi dan juga saraf)
  • Anggota gerak (sayap, kaki, tangan, dan juga sirip)
  • Tidak adanya tulang belakang.

Hewan chordata banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, maka tidak dapat dipungkiri juga apabila hewan chordata memiliki peran bagi kehidupan manusia, yaitu :

1. Sumber makanan bagi manusia

Beberapa hewan chordata juga dapat menjadi sumber makanan bagi manusia. Akan tetapi tidak semua hewan dapat dimakan, salah satu contoh hewan yang kurang bisa dimakan adalah hewan chordata yang tidak memiliki tulang belakang.  Namun masih banyak yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber makanan dari hewan chordata.

Terutama sebagai sumber protein hewani yang bagus untuk memenuhi protein yang dibutuhkan oleh manusia. Misalnya saja ikan, daging sapi, daging kerbau, daging domba, susu sapi, daging ayam, telur ayam dan lain sebagainya yang tinggi akan protein. 

2. Sebagai obat-obatan ataupun jamu

Seperti sarang burung walet, ikan hiu, ikan kod, telur burung, telur ayam, ular dan lain sebagainya. Contohnya minyak burung bulus yang dipercata bagus untuk menjaga serta peremajaan kulit. Lalu sirip ikan hiu yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti ginjal, paru-paru, menjaga peremajaan kulit serta meningkatkan nafsu makan.

Bisa pada ular serta minyak ular yang dipercaya dijadikan obat berbagai macam penyakit seperti kanker, menurunkan tekanan darah atau bahkan mengatasi gangguan sistem saraf. Selain itu terdapat pula Tunicata yang termasuk dalam terumbu karang, akan tetapi memiliki kandungan bahan kimia unik sehingga bisa digunakan menjadi obat. 

3. Bermanfaat dalam bidang penelitian

Hewan chordata juga memiliki manfaat dalam bidang penelitian, penelitian dalam bidang arkeologi. Karena hewan chordata bisa menjadi petunjuk asal-usul Vertebrata dari pandangan evolusi. Dari sisa tulang hewan chordata purba yang masih tersisa, sehingga bisa diteliti untuk menunjukkan perkembangan evolusi. 

4. Menjadi hewan peliharaan

Hewan chordata juga bisa menjadi hewan peliharaan. Banyak hewan chordata yang bisa dipelihara, seperti kelinci, burung, kucing, reptil dan lain sebagainya . Selain itu terdapat hewan chordata yang dipelihara untuk menjadi hiasan yang dapat menambah nilai estetika. Seperti ikan hias dan juga burung hias. Yang memang sering dipelihara untuk menambah keindahan. 

5. Industri tekstil

Dalam industri tekstil juga hewan chordata sangat bermanfaat. Contohnya bulu pada hewan domba bisa diolah menjadi bahan jaket atau blazer yang cocok digunakan pada musim dingin, karena bisa menghangatkan tubuh. Lalu kulit sapi, kulit buaya, kulit kerbau yang juga bisa diolah menjadi bahan tas kulit, ikat pinggang dan lain sebagainya. 

6. Menjadi alat angkut

Hewan chordata Dapat juga menjadi alat angkut, akan tetapi saat ini sudah mulai jarang digunakan. Misalnya saja gajah, kerbau, rusa ataupun sapi. Pada jaman dahulu sebelum adanya alat transportasi seperti saat ini, hewan tersebut yang digunakan sebagai alat transportasi utama. Untuk mengangkut hasil panen, bepergian dan lain sebagainya. 

7. Sebagai pupuk alami

Hewan chordata bisa juga menjadi pupuk alami. Dari kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, kuda dan lain sebagainya. Pupuk jenis ini sering disebut dengan pupuk kandang, karena berasal dari hewanternak. Pupuk kandang memiliki kandungan unsur hara yang tinggi sehingga bagus untuk tanaman. 

8. Sebagai ekosistem

Cephalochordates juga berfungsi dalam ekosistem kita, karena memiliki peran penting dalam berbagai rantai makanan serta demi berlangsungnya ekosistems. Karena banyak hewan chordata yang berperan dalam keberlangsungan mempertahankan rantai makanan.

Contohnya elang yang merupakan predator dalam rantai makanan. Predator ini dimanfaatkan untuk mengontrol populasi ular yanh ada di sawah, begitu pula seterusnya. Apabila salah satu bagian dari rantai makanan ini musnah maka dapat merusak suatu ekosistem. 

The post Peran Chordata dalam Kehidupan Sehari-hari Bagi Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Reproduksi Chordata Berdasarkan Klasifikasinya https://haloedukasi.com/sistem-reproduksi-chordata Mon, 24 Oct 2022 02:12:13 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39257 Kata Chordata berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti tali. Maskud tali di sini bermakna notokorda atau tongga yang mirip dengan tulang rawan. Dengan arti lain, Chordata merupakan sekumpulan hewan yang menempati peringkat teratas dalam kingdong Animalia. Hal ini dikarenakan filum Chordata mengalami perkembangan yang tinggi dengan sistem organ dalam yang lengkap. Sistem organ yang […]

The post Sistem Reproduksi Chordata Berdasarkan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kata Chordata berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti tali. Maskud tali di sini bermakna notokorda atau tongga yang mirip dengan tulang rawan. Dengan arti lain, Chordata merupakan sekumpulan hewan yang menempati peringkat teratas dalam kingdong Animalia.

Hal ini dikarenakan filum Chordata mengalami perkembangan yang tinggi dengan sistem organ dalam yang lengkap. Sistem organ yang lengkap tersebut salah satunya adalah sistem reproduksi Chordata. Chordata memiliki alat reproduksi untuk berkembang biak. Adapun penjelasan tentang sistem reproduksi Chordata adalah sebagai berikut:

Berikut ini cara bereproduksi Chordata berdasarkan klasifikasinya:

Cephochordata

lancelet

Cephochordata (Lancelet) merupakan hewan sejenis ikan namun tidak mempunyai sirip. Selain itu, bentuknya trasnparan dan memanjang seperti pisau dengan ukuran tubuh yang lebih kecil. Hewan yang hidup dengan mengubur tahanya di dalam pasir ini memiliki sistem reproduksi yang unik.

Cephochordata bereproduksi dengan cara fertilisasi eksternal atau biasa dikenal dengan seksual. Dengan kata lain, hewan ini bereproduksi dengan cara kawin yakni pelepasan antara sel sperma dan sel telur ke air yang menjadi tempat terjadinya pembuahan.

Urochordata

urochordata

Urochordata (Tunicata) adalah hewan yang memiliki notokorda di bagian ekor. Jika dilihat, hewan ini sekilas mirip sepeti tumbuhan yang hidup di laut dan menempel di dalam dasar laut.

Cara metamorfosis yang radikal dari fase larva ke fase dewasa inilah yang membuat Tunicata masuk ke dalam subfilum Chordata. Selain itu, Tunicata memiliki sistem reproduksi yang unik.

Hewan Urochordata tergolong hewan hemarprodit yang mempunyai dua alat kelamin yakni jantan dan betina yang berfungsi penuh. Ia berkembang biak dengan cara fertilisasi internal atau bisa secara seksual maupun aseksual dengan bertunas.

Vertebrata

vertebrata

Mungkin istilah yang satu ini sudah tak asing lagi dalam pembelajaran IPA atau biologi. Vertebrata merupakan hewan yang memiliki tulang belakang sebagai perkembangan dari notokorda. Hewan ini masuk ke dalam subfilum Chordota.

Umumnya, hewan vertebrata bereproduksi dengan cara kawin (seksual) atau generatif. Proses kawin vertebrata di mana terjadi pertemuan antara kelamin jantan dengan kelamin betina. Pada proses inilah yang kemudian terjadi proses fertilisasi (pembuahan) yang menghasilkan zigot. Kemudian zigot tersebut berkembang menjadi embrio dan dari embrio berubah menjadi individu baru.

Khususnya pada ikan, hewan ini memiliki dua proses fertilisasi yakni fertilisasi eksternal dan fertilisasi internal. Fertilisasi eksternal merupakan proses pembuahan yang dilakukan dengan cara melepas sel sperma dan sel telur di dalam air dan kedua sel akan saling membuahi.

Sementara fertilisasi internal merupakan peleburan antara sel sperma dan sel telur yang terjadi di dalam tubuh hewan. Reproduksi ini kemudian akan menghasilkan telur dan anak.

Setelah melalui proses peleburan (bereproduksi), zigot yang terbentuk akan berkembang menjadi embrio. Cara berkembangbiak hewan Chordata terbagi ke dalam tiga jenis yakni :

  • Ovipar

Ovipar merupakan hewan yang berkembang biak dengan bertelur. Dengan arti lain, pertumbuhan dan perkembangan embrio tersebut terjadi di luar tubuh induk hewan yang dilindungi oleh cangkang. Hal ini kita dapat lihat dari hewan vertebrata seperti ayam, bebek, burung dan sebagainya.

  • Vivipar

Vivipar merupakan hewan yang berkembangbiak dengan beranak. Pertumbuhan dan perkembangan hewan ini terjadi di dalam tubuh induknya. Setelah usia kandungan mencukupi, maka akan dikeluarkan sebagai anak. Hewan ini biasanya dialami oleh mamalia vertebrata seperti sapi, harimau, kucing dan sebagainya.

  • Ovovivipar

Cara berkembang biak Chordata selanjutnya yakni ovovivipar yakni hewan yang berkembangbiak dengan bertelur dan beranak. Embrio hewan ini sebetulnya berkembang di dalam telur, namun embrio tersebut tidak dikeluarkan dalam bentuk telur layaknya hewan ovipar.

Telur tersebut tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah usianya cukup untuk dilahirkan, maka telur tersbebut akan menetas di dalam tubuh induknya yang kemudian anaknya dilahirkan.

The post Sistem Reproduksi Chordata Berdasarkan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Chordata: Ciri – Manfaat dan Klasifikasinya https://haloedukasi.com/chordata Sat, 21 Aug 2021 11:20:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26348 Jika dilihat dari jenisnya hewan terbagi dalam 2, yaitu Chordata dan Mollusca. Setelah membahas tentang Mollusca, sekarang kami akan membahas tentang Chordata. Bagaiaman pengertiannya, berikut penjelasannya. Apa yang dimaksud dengan Chordata? Chordata adalah sekelompok hewan yang menempati peringkat teratas dalam naungan Kingdom Animalia karena perkembangannya yang tinggi dan sistem organ dalam yang lengkap. Vertebrata masuk […]

The post Chordata: Ciri – Manfaat dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Jika dilihat dari jenisnya hewan terbagi dalam 2, yaitu Chordata dan Mollusca. Setelah membahas tentang Mollusca, sekarang kami akan membahas tentang Chordata. Bagaiaman pengertiannya, berikut penjelasannya.

Apa yang dimaksud dengan Chordata?

Chordata

Chordata adalah sekelompok hewan yang menempati peringkat teratas dalam naungan Kingdom Animalia karena perkembangannya yang tinggi dan sistem organ dalam yang lengkap. Vertebrata masuk ke dalam cakupan fillum Chordata.

Ciri-ciri Chordata

Sebagaimana fillum Mollusca, filum chordatapun mempunyai ciri-ciri yang harus kita ketahui, yaitu :

  • Alat beserta sistem pencernaan lengkap.
  • Alat reproduksi gonadnya berpasangan bersifat gonokoris, fertilisasi internal atau eksternal, dan secara seksual.
  • Sistem sarafnya terdiri atas sistem saraf utama dan kranial.
  • Alat geraknya terdiri dari 2 pasang, koordinasi dari otot lurik, tulang dan sendi.
  • Mempunyai sistem peredaran darah tertutup.

Manfaat Chordata

Tuhan menciptakan segala sesuatu di dunia ini bukan tanpa alasan dan manfaat. Begitupun dengan fillum chordata, dan berikut ini adalah manfaat Chordata bagi manusia :

  • Sebagai Bahan Makanan
    Diantara begitu banyak ordo hewan chordata, diantaranya adalah aves dan pisces. Ikan dan ayam merupakan hewan yang masuk ke dalam salah satu ordo Chordata yang seringkali dikonsumsi oleh manusia.
  • Sebagai Peliharaan
    Dalam ordo pisces yaitu ikan hias yang acap kali kita lihat dipelihara oleh manusia. Tidak hanya ikan, burung dan hewan mamalia pun tak luput turut dipelihara oleh manusia.

Klasifikasi Chordata 

Klasifikasi Chordata 

Dalam Chordata terbagi menjadi 4 subfillum, yakni :

Cephalochordata

Cephalochordata

Hewan yang mempunyai Notokorda hampir di seluruh tubuh ini hidup di laut. Bentuk tubuhnya seperti ikan tanpa kepala yang transparan dan seperti pisau lancet atau pisau bedah yang menyebabkan hewan ini acap kali disebut lancelet. Cukup unik bukan?

Lancelet hidup di perairan laut dalam dan menguburkan sebagian tubuh ke dalam pasir dan sebagian yang lain menjlur ke air. Hal ini merupakan cara dari Cephalochordata untuk menjaring organisme kecil sebagai sumber makanan melalui sirus dan celah faring.

Urochordata (Tunicata)

Urochordata

Urochordata mempunyai notokorda yang letaknya berada di bagian ekor. Hewan yang sekilas mirip dengan tumbuhan ini hidup di laut dan menempel dalam dasar laut.

Karena mengalami metamorfosis radikal dari fase larva ke fase dewasa, Tunicata masuk ke dalam subfillum Chordata. Pada fase dewasa, tunicata masuk ke dalam jenis hewan sesil yang menghilangkan ciri-ciri utama chordata.

Tunicata hidup dengan cara menyaring organisme kecil melalui stigamata. Stigmata mempunyai lekukan yang dinamakan silia.

Vertebrata

Vertebrata

Hewan ini memiliki ciri-ciri :

  • Notokorda terletak di bagian belakang (dorsal), dan berkembang menjadi tulang belakang yang beruas-ruas (kolumna vertebralis).
  • Mempunyai tengkorak dan rahang (craniata).
  • Seluruh sistem organnya sudah sangat lengkap.

Pada vertebrata nantinya akan diklasifikasikan lagi menjadi sub-ordo, yaitu : Cyclostomata dan Gnathostomata.

Sistem Reproduksi Chordata

Sistem Reproduksi Chordata

Berdasarkan klasifikasinya, Sistem reproduksi dari chordata adalah sebagai berikut :

  • Lancelet
    Lancelet bereproduksi dengan cara fertilisasi eksternal atau secara seksual. Melepaskan sperma dan telur ke air yang mana merupaka tempat terjadinya pembuahan.
  • Tunicata
    Tunicata termasuk ke dalam jenis hewan hemaprodit, dan berkembang biak secara fertilisasi internal, atau dapat secara seksual ataupun aseksual yaitu dengan cara bertunas.
  • Vertebrata
sistem reproduksi vertebrata

Pada umumnya sistem reproduksi vertebrata adalah dengan cara kawin (seksual) atau generatif. Proses kawin pada vertebrata adalah pertemuan antara kelamin jantan dengan kelamin betina. Melalui proses ini nantinya akan terjadi proses fertilisasi yang menghasilkan zigot. Kemudian dari zigot menjadi embrio, dan dari embrio proses selanjutnya akan menjadi individu baru.

Pada ikan proses fertilisasi terbagi menjadi 2, yaitu fertilisasi eksternal dan fertilisasi internal. Fertilisasi eksternal yaitu fertilisasi dengan cara melepas sel sperma dan sel telur di air untuk kemudian saling membuahi. Sedangkan fertilisasi internal adalah peleburan antara sel sperma dan sel telur di dalam tubuh hewan. Reproduksi pada hewan akan menghasilkan telur dan anak.

Perkembangan embrio dan, kelahiran dan keturunan

  • Ovipar
    Hewan ovipar adalah hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur. Pertumbuhan dan perkembangan hewan ovipar terjadi di luar tubuh induk hewan dan akan dilindungi oleh cangkang.
  • Vivipar
    Hewan vivipar adalah hewan yang berkembang biak dengan cara beranak. Pertumbuhan dan perkembangan embrio hewan ini berada dalam tubuh induknya dan akan dikeluarkan pada saat umurnya mencukupi.
  • Ovovivipar
    Hewan ovovivipar ialah hewan yang dapat bertelur dan beranak. Embrio hewan yang tergolong ovovivipar sebenarnya berkembang di dalam telur, tetapi embrio tidak dikeluarkan dalam bentuk telur seperti pada hewan ovipar.
    Telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah umur embrio cukup untuk dilahirkan, telur akan menetas di dalam tubuh induk dan kemudian anaknya dilahirkan.

Kesimpulan Pembahasan

Chordata merupakan hewan dengan perkembangan yang tinggi dan mempunya organ dalam yang lebih kompleks dibandingkan Mollusca. Vertebrata masuk kedalam jenis hewan Chordata.

Yang paling tinggi kelasnya dalam fillum Chordata adalah Vertebrata. Karena banyaknya jenis dengan tingkat perkembangbiakkan yang cukup pesat diantara subfillum lainnya.

Dalam vertebrata terbagi lagi menjadi beberapa klasifikasi kelas. Pada vertebrata akan diklasifikasikan lagi menjadi sub-ordo, yaitu : Cyclostomata dan Gnathostomata.

The post Chordata: Ciri – Manfaat dan Klasifikasinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>