Cina - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cina Tue, 22 Feb 2022 01:42:57 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Cina - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cina 32 32 Dinasti Xia: Sejarah – Sistem Pemerintahan dan Kehidupannya https://haloedukasi.com/dinasti-xia Tue, 22 Feb 2022 01:41:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31511 China saat ini menjadi negara dengan ekonomi terkuat di dunia setelah Amerika Serikat. Negeri Tirai Bambu ini memiliki sejarah yang sangat panjang. Sebelum menjadi negara berbentuk republik seperti saat ini, China berada di bawah kekuasaan dinasti. Dinasti-dinasti tersebut memimpin daratan Tiongkok selama 4 milenium.  Lalu dinasti manakah yang paling awal berdiri? jawabannya adalah Dinasti Xia […]

The post Dinasti Xia: Sejarah – Sistem Pemerintahan dan Kehidupannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
China saat ini menjadi negara dengan ekonomi terkuat di dunia setelah Amerika Serikat. Negeri Tirai Bambu ini memiliki sejarah yang sangat panjang.

Sebelum menjadi negara berbentuk republik seperti saat ini, China berada di bawah kekuasaan dinasti. Dinasti-dinasti tersebut memimpin daratan Tiongkok selama 4 milenium. 

Lalu dinasti manakah yang paling awal berdiri? jawabannya adalah Dinasti Xia yang akan diulas lebih dalam lagi pada pembahasan berikut ini. 

Sejarah Berdirinya Dinasti Xia

Dinasti Xia adalah dinasti yang paling kuno atau paling awal berdasarkan catatan sejarah Tiongkok Tradisional. Berdasarkan catatan tersebut pendirinya adalah seseorang yang bernama Xiu. Beliau adalah sosok yang disegani berkat jasanya yakni dapat mengatasi masalah banjir. 

Xiu adalah pemimpin bagi para kaum Xiu dimana kelompok ini adalah gabungan dari beberapa suku-suku kuno yang membentuk aliansi pada  2100 SM. Suku-suku ini hidup bersama dan sudah mengenal sistem bercocok tanam dan juga membangun rumah  sederhana. 

Menurut mereka Xiu adalah orang yang paling layak untuk memimpin kelompok mereka. Setelah itu Xia memberikan kekuasaannya kepada keturunannya. Sehingga terbentuklah dinasti pertama di Tiongkok. Dinasti ini memimpin Tiongkok sampai tahun 1600 SM dengan total 17 kaisar.  

Lokasi dan Wilayah Dinasti Xia

Dinasti Xia adalah sebuah kekaisaran yang berada di lembah sungai Kuning dan wilayahnya membentang dari Tibet ke Laut Tsi Li di Laut Cina Timur. Sementara itu ibukota dari dinasti ini adalah Yangcheng yang sekarang berada di timur dari Dēngfēng Henan dan Zhen Xun yang saat ini adalah wilayah di barat laut Henan. 

Wilayah kekuasaan Dinasti Xia meliputi Provinsi Henan yang dimulai dari wilayah paling barat hingga ke provinsi Shānxī bagian selatan.

Wilayah Dinasti Xia di bagian timur mencakup perbatasan provinsi Hénán, Shandong dan Héběi. Sedangkan wilayah di sebelah selatan membentang dari provinsi Húběi, utara sampai provinsi Héběi. 

Seiring berjalannya waktu, Dinasti mampu memperluas daerah kekuasaannya yakni di Sungai Huang bagian utara dan sungai Jang. Dengan begitu luas total wilayah kekuasaan dinasti Xia adalah 100.210 km². 

Sistem Pemerintahan Dinasti Xia

Masing-masing kelompok bangsa memiliki sistem pemerintahan yang berbeda sesuai dengan bentuknya. Dinasti Xia menganut sistem pemerintahan monarki sehingga pemimpin tertingginya adalah seorang raja. Di bawah raja adalah para penguasa feodal memerintah provinsi dan wilayah di seluruh negeri.

Dinasti Xia diketahui terbagi menjadi 9 provinsi dimana masing-masing pemimpinnya melakukan sumpah setia kepada sang raja. Pada masa ini pemimpin masih menggunakan gelar raja dan baru menggunakan kaisar pada masa dinasti Qin. 

Yu The Great adalah pemerintahan yang paling pertama dari dinasti ini. Yu adalah pemimpin kelompok Xia yang berhasil mengatasi banjir yang sudah melanda Tiongkok selama bertahun-tahun sehingga Yu dipilih sebagai pemimpin.

Sistem seperti ini dikenal sebagai sistem Abdication, yaitu memilih pemimpin sesuai dengan kemampuan mereka. Namun penguasa selanjutnya akan diberikan kepada anak keturunan raja sebelumnya. 

Kehidupan Dinasti Xia

Agar kekuasaannya berjalan baik maka pemerintahan dinasti Xia mengatur kehidupan rakyatnya. Berikut ini adalah kehidupan dinasti Xia dari berbagai aspek. 

Sistem Politik 

Pada masa Dinasti Xia sistem politik yang digunakan kala itu adalah gabungan dari suku-suku yang saling menyatu dan berserikat. Suku-suku tersebut antara lain Suku Gaotao, Suku Dong, Suku Youyanshi, Suku Xia, dan Suku Shang yang mendiami lembah sungai Kuning. 

Sistem Ekonomi 

Dinasti Xia berdiri pada masa dimana orang-orang belum mengenal uang sehingga transaksi ekonomi menggunakan sistem barter. Masyarakat Xia pada umumnya adalah pengembara. Mereka memiliki ternak dengan jumlah yang cukup besar di dekat padang rumput. 

Pada masa ini lahan tanah pertanian adalah miliki negara sepenuhnya sehingga tidak ada satu rakyat pun yang memiliki ladang. Yu yang Agung memberikan pengajaran kepada rakyatnya bagaimana cara untuk bercocok tanam seperti menanam padi dan tanaman lainnya.

Raja Yu juga membimbing mereka tentang memelihara ikan, bebek dan binatang ternak lainnya. Adapun kegiatan perdagangan dengan menggunakan jalur perdagangan yang menghubungkan China Utara dan kawasan Asia Tengah. 

Sosial 

Kehidupan sosial di era Dinasti Xia dibagi menjadi beberapa kelas dimana kelas tertinggi adalah raja dan dianggap sebagai keturunan dari surga. Kelas ke dua diisi oleh pembantu raja yang biasanya berasal dari keluarga raja sendiri. 

Kelas ketiga adalah kelompok bagi para petani yang akan mengelola ladang miliki raja dan dikenai pajak. Kelas sosial di bawah petani adalah pengembara ternak dan yang di bawahnya lagi adalah para pengrajin.

Kelas terakhir adalah kelompok untuk para buruh yang biasanya diisi oleh kaum perempuan yang bekerja di dapur, membersihkan, membuat anggur, menenun. 

Agama 

penduduk Dinasti Xia saat itu berjumlah sekitar 5000 jiwa. Mereka adalah orang-orang yang masih primitif sehingga belum mengenal agama seperti saat ini. Kegiatan kerohanian mereka menganut dinamisme dan animisme atau menyembah roh nenek moyang. 

Kebudayaan 

Meski masih primitif namun kehidupan kebudayaan dinasti Xia cukup maju pada saat itu. Dinasti Xia sudah bisa membangun sistem irigasi sendiri sehingga tidak khawatir kekeringan.

Kalender kuno pun ditemukan pada dinasti ini dan memungkinkan itu adalah kalender tertua dalam sejarah Tiongkok. Kalender tersebut menggunakan Biduk untuk menentukan bulan. 

Selain bercocok tanam dan mengembara, orang-orang Xia sudah bisa membuat alkohol sendiri. Tak hanya itu mereka bahkan menggunakan kendaraan beroda untuk mengangkut hasil pertanian mereka. Alat-alat pertanian mereka biasanya menggunakan logam sederhana seperti cangkul, pedang dan tombak.

Untuk para pengrajin biasanya membuat tembikar berupa vas dan pot bunga. Pada masa ini wanita cenderung tidak mengenyam pendidikan dan hanya diberikan pekerjaan di dalam ruangan saja dan mengurus rumah tangga.  

Kemiliteran 

Dinasti Xia mengumpulkan rakyatnya untuk dilatih kemiliteran yang kemudian dibagi ke dalam beberapa pasukan. Pasukan-pasukan ini jumlahnya cukup banyak dan ada di setiap suku. Namun yang paling banyak ada di suku Xia untuk menjaga raja.  

Masa Kejayaan Dinasti Xia 

Sebelum mencapai era keemasannya.Dinasti Xia sempat mengalami kekacauan bahkan kehilangan kekuasaannya.

Kekacauan dinasti Xia mulai kacau ketika berada di bawah kekuasaan Tàikāng ia hanya hidup bersenang-senang dan tidak mempedulikan negaranya. Begitu juga dengan raja Yi yang akhirnya mendapat serangan dari Hánzhuó dengan bantuan pasukan  Jiāo. 

Beruntung masih ada keturunan Xia yang saat itu sedang hamil dan berhasil menyelamatkan diri dari serangan tersebut. Setelah anak tersebut lahir dan dewasa dengan nama Zhu berusaha merebut kembali kekuasaannya. Ia mengumpulkan sisa-sisa pasukan Xia dan menggunakan  Lúnyì sebagai markasnya. 

Zhu mempersiapkan serangan dengan sangat baik hingga akhirnya dapat merebut kekuasaannya kembali dari tangan Jiāo yakni putra Hánzhuó. Setelah naik tahta ia memperkuat kekuasaan di timur, ia memindahkan ibu kota dari Yuán yang sekarang Jǐyuán, provinsi Hénán ke Lǎoqiū yang sekarang utara dari Kāifēngxiàn, provinsi Hénán.  

Xa di bawah kekuasaannya mengalami perkembangan baik terutama pada peralatan perang dan perlengkapan prajurit.  Wilayah kekuasaan pun semakin luas hingga  pesisir Dōnghǎi yang sekarang adalah wilayah Huánghǎi. Pada era ini semua suku yang ada dibawah naungan Xia hidup damai dan makmur. 

Masa Keruntuhan Dinasti Xia

Kejatuhan Dinasti Xia terjadi pada masa kepemimpinan Jié dimana hubungan antar suku mulai retak bahkan tidak membayar upeti. Jié bahkan tidak segan-segan untuk memusnahkan suku yang tidak mematuhinya seperti yang terjadi pas suku Suku Yǒumínshì. 

Ia kerap menyerang suku-suku lainnya hingga membangkitkan amarah masyarakatnya. Pada akhir abad ke 17 sebelum Masehi muncullah pasukan suku Shāng yang dipimpin oleh Tāng.

Pasukan ini adalah gabungan dari suku-suku yang ingin menggulingkan Jie. Pada masa ini perang besar-besaran tak bisa dibendung lagi 

Pasukan Dinasti Xia kalah besar dengan pasukan Shāng hingga akhirnya dinasti pertama ni runtuh dan digantikan oleh Dinasti  Shāng. 

Daftar Raja Dinasti Xia

Selama 471 tahun berkuasa, Dinasti Xia dipimpin oleh 17 raja diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Yǔ (45 tahun)
  • Qǐ (10 tahun)
  • Tài Kāng (29 tahun)  
  • Zhòng Kāng (13 tahun) 
  • Xiāng (28 tahun)
  • Shǎo Kāng (21 tahun) 
  • Zhù (17 tahun)
  • Huai (26 tahun)
  • Máng (18 tahun)
  • Xiè 16 tahun 
  • Bù Jiàng (59 tahun)
  • Jiōng (21 tahun) 
  • Jin (21 tahun)
  • Kǒng Jiǎ (31 tahun)  
  • Gāo (11 tahun)  
  • Fā (11 tahun) 
  • Jié (52 tahun)

The post Dinasti Xia: Sejarah – Sistem Pemerintahan dan Kehidupannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dinasti Tang: Sejarah – Masa Kejayaan dan Peninggalannya https://haloedukasi.com/dinasti-tang Thu, 10 Feb 2022 01:56:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=31189 Tak hanya negara Indonesia saja yang dahulunya dipimpin oleh seorang raja. Negeri Tirai Bambu pun demikian yakni dipimpin oleh seorang raja yang bergelar kaisar. Kekaisaran di China bahkan berlangsung selama 4 milenium tahun atau 4000 tahun.  Dalam kurun waktu tersebut, China telah berada dalam 13 dinasti yang berbeda. Salah satu dinasti terbesar yang pernah berkuasa […]

The post Dinasti Tang: Sejarah – Masa Kejayaan dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tak hanya negara Indonesia saja yang dahulunya dipimpin oleh seorang raja. Negeri Tirai Bambu pun demikian yakni dipimpin oleh seorang raja yang bergelar kaisar. Kekaisaran di China bahkan berlangsung selama 4 milenium tahun atau 4000 tahun. 

Dalam kurun waktu tersebut, China telah berada dalam 13 dinasti yang berbeda. Salah satu dinasti terbesar yang pernah berkuasa di China adalah Dinasti Tang yang telah dirangkum dalam pembahasan berikut ini. 

Sejarah Dinasti Tang

Dinasti Tang didirikan oleh  Li Yuan (李渊) pada tahun 618 Masehi sampai dengan tahun 907 Masehi. Kekaisaran ini berdiri dan menggeser Dinasti Sui yang menancapkan kekuasaannya sejak 589-618 Masehi. Li Yuan menggantikan Kaisar Dinasti Sui yaitu Kaisar Yang yang dimana masih merupakan saudara sepupu. 

Kaisar Yang tewas di tangan Jenderal Yuwen Huaji karena dianggap sudah tidak mementingkan rakyatnya dan hanya memenuhi kesenangan pribadinya serta telah kalah dalam perang Goguryeo. Meski bersaudara namun Li Yuan bersama dengan putra dan putrinya memberontak dan mendapat penghormatan dan martabat sehingga ia tetap mendapat kedudukan di Chang’an dan menjadi wali Kaisar Gong dari Sui. 

Li Yuan mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar sesaat setelah kabar kematian Kaisar Yang. Setelah naik tahta Li Yuan mengganti namanya menjadi Kaisar Gaozu dari Tang. Dengan begitu Li Yuan atau Kaisar Gaozu adalah penguasa Dinasti Tang yang pertama dan berakhir pada 626 M. Selama berdiri Dinasti Tang dipimpin oleh 21 kaisar. 

Lokasi Dinasti Tang

Dinasti Tang berdiri di daratan Tiongkok dengan memiliki beberapa ibu kota. Ibukota yang utama adalah Chang’an atau yang kini disebut sebagai Xi’an yang merupakan kota terpadat di dunia kala itu sekaligus menjadi puncak kejayaan China. Sedangkan ibukota pusatnya adalah Zhongdu yang menduduki Yongji dan Shanxi. 

Wilayah Dinasti Tang di sebelah Timur ibukotanya disebut Dongdu yang saat ini adalah Luoyang dan Henan. Seentara itu ibukta bagian barat adalah kota Xidu yang sekarang adalah Fengxiang dan Shaanxi.

Bagian selatan memiliki ibukota di Nandu yakni sebagian Chengdu dan Sichuan dan bagian utara beribukotakan di Beidu yang menduduki sebagian Taiyuan and Shanxi.

Dinasti Tang juga memiliki wilayah protektorat yakni di Andong, Anbei, Anxi dan Annan Duhufu. Wilayah-wilayah ini disebut sebagai peradaban tertinggi dari Tiongkok modern. 

Reformasi Dinasti Tang 

Setelah berhasil menyatakan dirinya sebagai kaisar dna embagun dinasti yang baru yakni dinasti Tang, Kaisar Gaozu segera membenahi negaranya agar tidak terjadi hal buruk dan kekacauan seperti yang terjadi pada dinasti-dinasti pendahulunya. Kaisar Gaozu menerapkan praktik birokrasi pemerintahan yang bahkan masih digunakan hingga saat ini. 

Pada tahun 624 M dinasti ini mengeluarkan undang-undang yang mengacu pada undang-undang Dinasti Sui dan negara tetangga seperti Vietnam, Korea, dan Jepang. 

Undang-undang tersebut berisikan 500 pasal yang mengatur bentuk kejahatan dengan hukuman yang didapatkan. Hukuman tersebut didasarkan pada status sosial dan politik yang dimiliki pelakunya. Sebagian dari pasal yang ada di undang-undang dinasti Tang masih digunakan pada masa dinasti selanjutnya. 

Kehidupan Pada Masa Dinasti Tang 

Suatu bangsa pada umumnya akan memiliki ataupun mengatur kehidupan rakyatnya dalam berbagai aspek.  Berikut ini adalah kondisi kehidupan pada masa kekuasaan Dinasti Tang. 

Kehidupan Sosial 

Pada masa Dinasti Tang kehidupan sosial dibagi menjadi delapan tingkatan kelas dimana posisi paling tinggi adalah kaisar dengan keluarganya. Kedudukan berikutnya di bawah kaisar adalah mereka yang mengisi birokrasi  pemerintahan yang kemudian dibagi menjadi dua cendekiawan dan fungsionaris. 

Kelas sosial yang ada di urutan ketiga diisi oleh para kasim atau pelayan istana. Pada posisi ke 4 yakni diisi oleh para pendeta atau pemuka agama. Kelas sosial di bawah pendeta atau posisi kelima pada hirarki sosial Dinasti Tang adalah para petani . 

Posisi ke 6 adalah para pengrajin dan dibawahnya lagi adalah para pedagang. Sedangkan kelas terakhir adalah untuk para budak. 

Kehidupan Agama dan Politik 

Kehidupan agama dan politik pada masa kekuasaan Dinasti Tang salin berkaitan. Hal tersebut dapat terlihat ketika Li Yuan berhasil naik tahta setelah mengatakan bahwa dirinya adalah pemrakarsa Taoisme yakni sebuah aliran filsafat dari China. Selain itu ada juga yang memeluk agama Budha dimana orang-orang yang ingin mendapatkan kedudukan akan meminta didoakan para pendeta budha di depan umum. 

Agama Budha berkembang dengan sangat baik pada masa Dinasti Tang bahkan memperoleh kejayaannya. 

Agama lainnya yang ada pada masa dinasti ini adalah agama konfusianisme dimana banyak para pejabat yang berepdoman pada agama ini dalam mengatur rakyatnya. 

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi Dinasti Tang mengandalkan sektor pertaniannya dimana pada masa awal berdiri kehidupan pertanian tergolong lemah sehingga ekonomi dinasti pun turun. Namun Kaisar Gaozu berhasil memperbaiki sistem pertanian mereka. Kaisar Gaozu menerapkan sistem pemerataan tanah yang disebut dengan Jun Tian Zhi dan juga sistem Zuyongdiao. 

Kaisar juga memperbaiki semua alat dan teknik pertanian hingga akhirnya berhasil meningkatkan ekonomi dinasti. Dinasti Tang juga menerapkan pajak rendah yakni dengan membayar gandum dan pakaian kepada setiap keluarga. Pada saat itu jumlah rakyat Dinasti Tang mencapai 50 juta jiwa. 

Selain dari sektor pertanian Dinasti Tang juga mengandalkan sektor perdagangan. Pada masa dinasti Tang jalur Sutra yang sudah dibangun pada masa Dinasti Han (206 Sebelum Masehi hingga 220 Masehi) kembali dibuka setelah sekian lama ditutup. Jalur ini menghubungkan pedagang China dengan negara-negara di bagian timur lainnya.

Kehidupan Militer 

Pada awal berdirinya, Dinasti Tang menggunakan sistem perekrutan kemiliteran 3 tahun sekali. Namun sistem ini diganti sejak tahun 773 Masehi dengan sistem masa tugas yang panjang.

Pergantian dari sistem ini dikarenakan tentara yang bertugas dalam kurun waktu panjang tentu akan mendapatkan pengalaman dan kesiapan yang lebih di medan tempur.

Selain itu juga sistem ini lebih efisien dan menghemat uang negara korea perekrutan dan pelatihan tentara baru cukup banyak memakan uang kas negara. 

Anggota yang dapat bergabung dengan militer Dinasti Tang adalah mereka yang berusia 20 tahun hingga 60 tahun. Sistem militer yang digunakan oleh Dinasti Tang adalah sistem Fubing yang pernah digunakan oleh Dinasti Wei Barat yang berkuasa pada tahun 535-556 M.

Dinasti Tang memiliki tentara yang kuat dan memiliki banyak anggota dimana mereka terbagi ke dalam 643 unit militer. Masing-masing unit tersebut memiliki 800-1200 anggota. 

Masa Kejayaan Dinasti Tang 

Dinasti Tang merupakan masa kejayaan bagi Tiongkok dengan puncak kejayaan ketika berada dipimpin oleh Kaisar Xuanzong. Kaisar Xuanzong adalah kaisar Dinasti Tang ke 18 yang memimpin sejak tahun 859 M hingga 873 M.

China pada saat berada di bawah kepemimpinannya memiliki inflasi yang sangat rendah. Beliau pun dianggap sebagai kaisar yang penuh dengan kebijakan yang membawa kemajuan. 

Kebijakan dari Kaisar Xuanzong antara lain dihapusnya hukuman mati, mengembangkan dan menjamin jalur sutra yakni jalur perdagangan China dengan negara-negara lain, reformasi keuangan, pembangunan jalan, mendirikan kuil, menciptakan kompleks administrasi, meningkatkan bidang industri, penghapusan wajib militer bagi para petani, dan membentuk tentara pertahanan untuk menjaga dan merebut kembali tanah yang dikuasai oleh kaum nomaden. 

Tak hanya di bidang ekonomi, bidang agama pun berkembang pesat khususnya untuk ajaran Budha dan Taoisme. Para pemuka agama dari kedua agama ini sering diundang ke istana oleh sang kaisar.

Kaisar Xuanzong juga sangat menyukai kesenian dan sastra seperti musik, puisi, dan kebudayaan lainnya hingga sektor ini pun turut berkembang. Beberapa penyair yang terkenal pada saat itu adalah, Li Bai dan Du Fu, sedangkan pelukis yang tersohor adalah Han Gan, Zhang Xuan, dan Zhou Fang. 

Masa Keruntuhan Dinasti Tang

Dinasti yang membawa Tiongkok menjadi bangsa yang berjaya ini ternyata bernasib sama dengan dinasti-dinasti sebelumnya. Kekuasaan Dinasti Tang berakhir bersama dengan kemunduran Kaisar Xuanzong yakni pada abad ke-9 Setelah kekuasaannya berakhir, banyak terjadi pemberontakan salah satunya adalah pemberontakan An Lushan hingga menyebabkan kekacauan. 

Tidak ada kaisar yang lebih hebat dari Kaisar Xuanzong justru semakin banyak konspirasi yang ditimbulkan oleh para kasim. Keadaan internal kekaisaran yang kacau tentu berdampak pada kehidupan negara dan juga rakyatnya. Masalah lainnya adalah mulai bermunculan para gangster yang mencuri dan merampas harta rakyat hingga terjadi pembantaian. 

Kaisar terakhir dari Dinasti Tang adalah Kaisar Ai yang memimpin dinasti sejak tahun 904 M hingga 907 M. Dinasti Tang akhirnya runtuh setelah Zhu Wen yang merupakan seorang komandan militer menggulingkan dinasti ini dan menyatakan kekaisaran yang baru Dinasti Hou Liang. 

Daftar Kaisar Dinasti Tang

Selama berdiri, Dinasti Tang telah mengalami pergantian kaisar sebanyak 21 kali. Kaisar-kasar tersebut adalah sebagai berikut. 

  • Kaisar Gaozu (18 Juni 618– 4 September 626)
  • Kaisar Taizong (4 September 626– 10 Juli 649)
  • Kaisar Gaozong (15 Juli 649– 27 Desember 683)
  • Kaisar Zhongzong (3 Januari 684 – 26 Februari 684)
  • Kaisar Ruizong (27 Februari 684– 8 Oktober 690)
  • Kaisar Zhongzong (23 Februari 705– 3 Juli 710)
  • Kaisar Shang (8 Juli 710– 25 Juli 710))
  • Kaisar Ruizong (25 Juli 710– 8 September 712)
  • Kaisar Xuanzong (8 September 712– 12 Agustus 756)
  • Kaisar Suzong (12 Agustus 756– 16 Mei 762)
  • Kaisar Daizong (18 Mei 762– 23 Mei 779)
  • Kaisar Dezong (12 Juni 779– 25 Februari 805)
  • Kaisar Shunzong (28 Februari 805– 31 Agustus 805)
  • Kaisar Xianzong (5 September 805– 14 Februari 820
  • Kaisar Muzong (20 Februari 820– 25 Februari 824)
  • Kaisar Jingzong (29 Februari 824– 9 Januari 827)
  • Kaisar Wenzong (13 Januari 827– 10 Februari 840)
  • Kaisar Wuzong (20 Februari 840– 22 April 846)
  • Kaisar Xuānzong (13 September 859– 15 Agustus 873)
  • Kaisar Xizong (16 Agustus 873– 20 April 888)
  • Kaisar Zhaozong (20 April 888– 1 Desember 900 dan 24 Januari 901– 22 September 904)
  • Kaisar Aī dì (26 September 904– 12 Mei 907)

Peninggalan Dinasti Tang

Layaknya sebuah kerajaan pada umumnya, Dinasti Tang juga memiliki beberapa peninggalan seperti di bawah ini, 

  • Kuil Putuo Selatan 

Kuil Putuo Selatan adalah tempat ibadah dengan 4 lantai yang berada di Xiamen, Tiongkok. Lokasi tepatnya yakni di berdiri di kaki Gunung Putuo Selatan dan menghadap ke Laut Timur. Kuil ini sempat direnovasi pada masa Dinasti yang berdiri pada tahun 1644-1911. 

  • Perabotan Perak dan Emas

Masa Dinasti Tang adalah masa paling berjaya di China. Banyak sekali benda-benda perabotan yang terbuat dari bahan emas maupun perak. Salah satu peralatan dari masa dinasti ini berhasil ditemukan Oktober 1970 di desa Hejiacun di tepi selatan Xi’an. Peralatan tersebut berupa dua buah guci tembikar dan pot bergagang. 

Setelah ditelusuri lebih lanjut ditemukan banyak barang perak, emas, batu giok dan tembaga serta obat-obatan bernilai tinggi. Penemuan ini kemudian disimpan di Museum Shaanxi. 

  • Piala Batu Akik Berlapis Emas

Tak hanya perabotan rumah tangga yang diproduksi pada masa Dinasti Tang tetapi juga ditemukan sebuah piala yang terbuat dari batu akik dan dilapisi emas. Piala tersebut memiliki bentuk kepala sapi. 

The post Dinasti Tang: Sejarah – Masa Kejayaan dan Peninggalannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Cara Menabung Orang Cina yang Patut ditiru https://haloedukasi.com/cara-menabung-orang-cina Mon, 13 Sep 2021 03:09:07 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26844 Bukan sebuah rahasia lagi bahwa etnis Tionghoa adalah etnis pekerja keras yang pandai dalam mengatur keuangan. Kepiawaian etnis ini dalam mengatur keuangan membawa pengaruh positif bagi budaya keuangan China yang mayoritas masyarakatnya merupakan etnis Tionghoa. Berikut cara-cara yang dilakukan orang China dalam menabung : 1. Displin Menabung Sebanyak Mungkin Jika dalam persentase anggaran pengeluaran dalam […]

The post 6 Cara Menabung Orang Cina yang Patut ditiru appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bukan sebuah rahasia lagi bahwa etnis Tionghoa adalah etnis pekerja keras yang pandai dalam mengatur keuangan. Kepiawaian etnis ini dalam mengatur keuangan membawa pengaruh positif bagi budaya keuangan China yang mayoritas masyarakatnya merupakan etnis Tionghoa.

Berikut cara-cara yang dilakukan orang China dalam menabung :

1. Displin Menabung Sebanyak Mungkin

Jika dalam persentase anggaran pengeluaran dalam sebulan, kebanyak orang menggunakan angka 20%-25% saja untuk menabung, maka ini tidak berlaku bagi orang China. Dari pendapatannya, kebanyakan orang China akan menyisahkan 40% pendapatannya terlebih dahulu untuk ditabung.

Bahkan dalam angka ekstrim, ada yang menyisihkan 46 hingga 60 persen pendapatannya untuk ditabung. Orang China akan melakukan ini secara disiplin dan jangka panjang.

2. Hidup Sederhana

Karena sebagian atau sebagian besar pendapatan dialokasikan ke dana tabungan, maka kebanyakan orang China akan hidup sederhana dalam kesehariannya. Orang China memilih tidak menghamburkan uang untuk hal yang dirasa tidak perlu.

3. Tidak Mengandalkan Satu Sumber Pendapatan Saja

Kebanyakan orang China selalu memiliki sumber pendapatan yang lebih dari satu. Selain sumber pendapatan utama, orang China biasanya memiliki sumber pendapatan sampingan atau pekerjaan lain misalnya berdagang atau investasi dalam hal lain. Bagi orang China, hidup dengan mengandalkan satu sumber pendapatan saja adalah hal yang berbahaya dan beresiko tinggi.

4. Sebisa Mungkin Menolak Hutang

Etnis Tionghoa selalu berusaha sebisa mungkin untuk menghindari berhutang. Bagi mereka, berhutang hanyalah menambah beban hidup dan membuat kehidupan menjadi susah dan tidak tenang. Bagi orang China, berhutang adalah suatu kondisi yang sangat terdesar dimana mereka harus berusaha secepat mungkin untuk mengembalikan uang tersebut.

Maka dari itu, kebanyakan orang Tionghoa tidak mengambil kartu kredit. Bagi mereka, jika dapat membeli barang dengan uang tunai mengapa harus melakukan hutang dengan kartu kredit.

5. Mendidik Anak Mengelola Keuangan Sejak Dini

Kebanyakan etnis Tionghoa membuka usaha daripada bekerja pada orang lain. Hal ini dikarenakan mereka sudah diajarkan cara mengelola keuangan sejak dini.

Etnis Tionghoa juga mengajarkan anak-anaknya sejak dini untuk membantu di tempat usaha. Hal ini biasanya memiliki tujuan, agar anak-anak mereka sejak dini sudah memahami jika mencari uang adalah suatu hal yang sulit, tidak mudah dan harus dihargai sebaik mungkin. Ini menjadikan anak Tionghoa sebagai orang dengan jiwa pekerja keras dan tidak boros dalam mengatur keuangan.

6. Tidak Ragu Membayar Kualitas

Etnis Tionghoa biasanya akan rela membayar lebih mahal jika menyangkut kualitas barang atau jasa yang lebih baik. Mereka lebih memilih membayar mahal tapi sekali daripada harus mengganti-ganti atau melakukan pengeluaran berkali-kali. Dengan barang yang baik meskipun berharga tinggi, bagi orang China ini adalah investasi yang akan lebih menguntungkan baginya.

The post 6 Cara Menabung Orang Cina yang Patut ditiru appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Permainan Tradisional Cina yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/permainan-tradisional-cina Thu, 03 Jun 2021 16:27:09 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25112 Cina adalah salah satu negara yang kuat dalam mempertahankan tradisi mereka, baik oleh masyarakat Cina yang tinggal di negaranya maupun oleh mereka yang telah hidup di negara lain. Maka, bukanlah hal yang mengherankan jika budaya dan tradisi negara Cina banyak dikenal oleh masyarakat seluruh dunia. Diantara tradisi negara tirai bambu itu yang juga masih dilakukan […]

The post 6 Permainan Tradisional Cina yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cina adalah salah satu negara yang kuat dalam mempertahankan tradisi mereka, baik oleh masyarakat Cina yang tinggal di negaranya maupun oleh mereka yang telah hidup di negara lain. Maka, bukanlah hal yang mengherankan jika budaya dan tradisi negara Cina banyak dikenal oleh masyarakat seluruh dunia.

Diantara tradisi negara tirai bambu itu yang juga masih dilakukan secara turun temurun adalah berupa permainan tradisional. Berikut adalah beberapa permainan tradisional Cina yang sampai saat ini masih banyak dimainkan:

1. Mahjong

Mahjong

Mahjong atau juga disebut Mahjung adalah permainan tradisional dari Cina yang diciptakan pada sekitar akhir abad ke-19 di Provinsi Kiangsu, Chekiang, dan Anwai.  Permainan mahjong dimainkan oleh empat pemain dengan 144 set ubin yang bertuliskan karakter dan simbol khas Cina dengan makna tertentu.

Mahjong masih sangat populer dimainkan hingga saat ini di penjuru dunia dan bahkan ada turnamen atau kompetisi internasional mahjong. Selain itu, permainan ini juga banyak digunakan dalam perjudian dan menjadi salah satu permainan yang disertakan dalam sistem operasi buatan microsoft, yaitu windows 7.

2. Weiqi atau Weichi

Weiqi atau Weichi

Weiqi adalah permainan papan kuno asli Cina. Permainan ini sudah ada sejak 2000 hingga 200 SM dan menyebar dan populer di kawasan Asia Timur termasuk Korea dan Jepang. Di Korea, Weiqi lebih dikenal dengan istilah Baduk. Sedangkan di Jepang, permainan ini disebut dengan Go atau Igo.

Weiqi dimainkan oleh dua orang dengan menggunakan papan kayu bergaris horizontal dan vertikal dan biji-biji manik berwarna hitam dan putih. Untuk memainkan permainan strategi ini sangat dibutuhkan konsentrasi tinggi dan taktik langkah yang jitu.

3. Xiangqi

Xiangqi

Xiangqi adalah permainan catur asli Cina yang mulai dimainkan sejak abad ke-4 masehi. Permainan ini menggunakan papan dan biji-biji berbentuk lingkaran pipih bertuliskan karakter Hanzi berjumlah 32 bidak yang terbagi menjadi bidak merah dan bidak hitam.

Hampir sama dengan catur, bidak-bidak dalam permainan ini terbagi dalam 7 jenis, yaitu  jiong (raja), shi (menteri), xiang (gajah), ma (kuda), ci (benteng) pau (meriam), dan zu (pion).

4. Yoyo atau Diabolo

Yoyo atau Diabolo

Yoyo Cina adalah salah satu jenis permainan tradisional cina yang sudah dikenal sejak masa Dinasti Ming tahun 1386 lalu. Yoyo tradisional Cina terbuat dari kayu dengan bentuk dua cakra berukuran sama yang dihubungkan dengan batang kayu dengan lengkungan untuk melilitkan tali. Sementara itu, kedua ujung tali diikatkan pada dua tongkat kayu panjang.

5. Qiang Gu

Qiang Gu

Qiang Gu adalah permaina tradisional Cina yang biasanya digelar pada perayaan Festival Hantu di Cina. permainan ini sudah ada semenjak berkuasanya Dinasti Ming, kemudian pada masa Dinasti Qing dilarang karena beberapa kali menyebabkan kematian. Setelah Taiwan diserahkan kepada kekaisaran Jepang, permainan ini kembali dimainkan.

Permainan Qiang Gu kemudian banyak diadaptasi di beberapa negara termasuk Indonesia yang dikenal dengan istilah Panjat Pinang.

6. Tsu’ Chu

Tsu’ Chu atau Cuju adalah permainan bola kuno dari Cina yang sudah berkembang sejak masa Dinasti Han. Permainan dilakukan dengan cara menggirig bola dan memasukkannya ke dalam jaring kecil. Permainan ini awalnya dimainkan oleh para tentara Qi sebagai pemanasan pada pelatihan militer. Tsu’ Chu sendiri dianggap sebagai model paling awal dari permainan paling populer saat ini, yakni sepak bola.

The post 6 Permainan Tradisional Cina yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>