Cirebon - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cirebon Thu, 19 Oct 2023 09:39:45 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Cirebon - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cirebon 32 32 6 Gunung di Daerah Cirebon https://haloedukasi.com/gunung-di-daerah-cirebon Thu, 12 Oct 2023 08:35:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45990 Cirebon adalah sebuah kota dan kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, dan memiliki kondisi geografis yang menarik. Wilayah ini terletak di pesisir utara Pulau Jawa, berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sehingga memiliki akses maritim yang penting. Kota ini dikelilingi oleh dataran rendah yang subur, cocok untuk pertanian dan perkebunan. Selain itu, Cirebon memiliki […]

The post 6 Gunung di Daerah Cirebon appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cirebon adalah sebuah kota dan kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, dan memiliki kondisi geografis yang menarik. Wilayah ini terletak di pesisir utara Pulau Jawa, berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sehingga memiliki akses maritim yang penting. Kota ini dikelilingi oleh dataran rendah yang subur, cocok untuk pertanian dan perkebunan.

Selain itu, Cirebon memiliki iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau yang jelas. Di sebelah selatan Cirebon, terdapat Pegunungan Ceremai yang memberikan pemandangan indah dan udara sejuk. Keberagaman kondisi geografis ini memberikan potensi ekonomi dalam sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata di wilayah Cirebon.

Cirebon, sebuah kota pelabuhan yang terletak di pesisir utara Jawa Barat, Indonesia, dikenal dengan pesona alamnya yang memukau dan sejarah budayanya yang kaya. Salah satu aset alam terbesar yang dimiliki oleh wilayah ini adalah keberadaan berbagai gunung yang tersebar di sekitar Cirebon.

Berikut Gunung di Daerah Cirebon

1. Gunung Ciremai

Gunung Ciremai, atau Gunung Cereme, adalah puncak tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian mencapai 3.078 meter di atas permukaan laut dengan puncak tertinggi memiliki ketinggian 3.078 mdpl . Sejarah gunung ini mencakup peran pentingnya dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat.

Gunung Ciremai adalah gunung berapi stratovulkanik yang menawarkan pemandangan alam yang luar biasa. Gunung ini terbentuk dari aktivitas vulkanik yang berkepanjangan selama ribuan tahun. Gunung Ciremai juga merupakan bagian dari Cekungan Bandung yang geologinya kompleks.

2. Gunung Kunci

gunung kunci

Gunung Kunci adalah salah satu gunung tersembunyi di daerah Cirebon, yang belum banyak dikenal secara luas. Namun, sejarah gunung ini mencakup potensi keindahan alam yang belum diungkap sepenuhnya. Gunung Kunci ini setinggi 485–665 mdpl.

Seperti banyak gunung di Jawa Barat, Gunung Kunci adalah gunung berapi stratovulkanik. Formasi geologinya yang menarik menciptakan lanskap alam yang menakjubkan.

Gunung Kunci mulai menarik perhatian para pendaki yang mencari pengalaman unik. Meskipun aksesibilitasnya belum sebaik gunung-gunung yang lebih terkenal, eksplorasi alam di sekitar gunung ini menawarkan pengalaman yang sangat berharga bagi para pencinta alam.

Keunggulan utama Gunung Kunci adalah sejauh ini keasrian alamnya yang masih terjaga. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pelestarian telah dilakukan untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keelokan alamnya.

3. Gunung Sanggabuana

gunung sanggabuana

Gunung Sanggabuana adalah salah satu gunung yang menghiasi lanskap Cirebon. Sejarah gunung ini mencakup makna spiritual dan budaya bagi masyarakat sekitar. Gunung Sanggabuana adalah gunung berapi stratovulkanik yang memiliki bentuk yang menarik. Ketinggian gunung ini adalah 1291 mdpl dan merupakan gunung tertinggi dan satu satunya di Karawang.

Lapisan batuan vulkaniknya menciptakan pemandangan alam yang menawan. Keunggulan Gunung Sanggabuana mencakup keindahan alamnya yang tak terganggu, termasuk sungai-sungai kecil, hutan, dan fauna liar yang hidup di sekitarnya.

4. Gunung Petot

Gunung Petot

Gunung Petot adalah sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Meskipun tidak sepopuler beberapa gunung lainnya, Gunung Petot memiliki pesona dan sejarahnya sendiri yang menarik. Gunung ini terletak di Kedongdong Kidul, Kec. Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Saat ini telah menjadi lokasi penambangan.

Gunung Petot adalah gunung berapi dengan karakteristik geologi tertentu yang mempengaruhi bentuk dan lanskapnya. Informasi tentang geologi gunung ini mungkin memerlukan penelitian lebih lanjut oleh ahli geologi setempat.

5. Gunung Padang

gunung padang

Gunung Padang memiliki ketinggian sekitar 885 mdpl adalah sebuah situs arkeologi yang terletak di desa Karyamukti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Situs ini menarik perhatian dunia karena dianggap sebagai salah satu situs megalitik terbesar di dunia.

Sejarah Gunung Padang sangat menarik dan terus menjadi objek penelitian. Sejarah Gunung Padang dapat ditarik kembali ke zaman prasejarah. Awalnya, situs ini ditemukan sebagai bukit berbatu dengan puing-puing batu besar yang tersebar.

Penelitian arkeologi pertama dimulai pada awal abad ke-20 oleh ahli geologi Belanda, R. D. M. Verbeek. Dia mendokumentasikan keberadaan batu-batu besar yang diatur dalam pola tertentu. Namun, penelitian lebih lanjut dilakukan pada tahun 2011 oleh tim peneliti lokal dan internasional yang dipimpin oleh Dr. Danny Natawidjaja, seorang geolog Indonesia.

Mereka mengungkap bahwa Gunung Padang adalah situs bersejarah yang terdiri dari tumpukan batu-batu besar yang membentuk piramida terputus-putus. Pemindaian menggunakan teknologi georadar dan metode geofisika lainnya mengungkapkan bahwa situs ini memiliki ruang-ruang bawah tanah yang terkait dengan situs megalitik ini.

Sejarah Gunung Padang masih menjadi subjek penelitian yang intens. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa situs ini memiliki usia ribuan tahun dan mungkin berasal dari zaman pra-sejarah hingga zaman perunggu. Namun, ada juga pendapat yang berpendapat bahwa pembangunan situs ini bisa lebih modern, mungkin sekitar tahun 5.000 hingga 6.000 tahun yang lalu.

Sejak penemuan ini, Gunung Padang telah menjadi daya tarik bagi para arkeolog, ilmuwan, dan wisatawan. Banyak spekulasi dan teori yang mengelilingi situs ini, dan banyak penelitian terus dilakukan untuk mengungkap sejarah dan kegunaan asli Gunung Padang.

6. Gunung Kromong

gunung kromong

Gunung Kromong adalah salah satu gunung yang terletak di wilayah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Meskipun tidak sepopuler beberapa gunung lainnya, Gunung Kromong memiliki sejarah yang menarik dan nilai budaya yang mendalam.

Gunung Kromong adalah gunung berapi dengan ketinggian Gunung Koromong mencapai 996 meter di atas permukaan laut (Mdpl) yang berada dalam kawasan Jawa Barat yang geologisnya sangat beragam. Informasi lebih lanjut tentang geologi Gunung Kromong, seperti jenis batuan yang terdapat di dalamnya dan perkembangan geologinya, mungkin memerlukan penelitian oleh para ahli geologi setempat.

The post 6 Gunung di Daerah Cirebon appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Suku Cirebon: Sejarah, Ciri Khas dan Kebudayaannya https://haloedukasi.com/suku-cirebon Sat, 12 Dec 2020 18:55:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16706 Suku Cirebon merupakan suku yang mendiami dan tersebar di sekitaran kota Cirebon dan sekitarnya. Tidak hanya di wilayahnya saja, namun suku ini juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2010 jumlah dari suku Cirebon ini mencapai 1 juta lebih jiwa dan wilayah yang paling banyak terdapat suku Cirebon yaitu Provinsi Jawa Barat. Sejarah Perkembangan […]

The post Suku Cirebon: Sejarah, Ciri Khas dan Kebudayaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Suku Cirebon merupakan suku yang mendiami dan tersebar di sekitaran kota Cirebon dan sekitarnya. Tidak hanya di wilayahnya saja, namun suku ini juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Pada tahun 2010 jumlah dari suku Cirebon ini mencapai 1 juta lebih jiwa dan wilayah yang paling banyak terdapat suku Cirebon yaitu Provinsi Jawa Barat.

Sejarah Perkembangan Suku Cirebon

Cirebon berasal dari kata sarumban dan cirebon sendiri merupakan sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa.

Lambat laun, suku Cirebon berkembang menjadi sebuah desa yang ramai dan diberi nama Caruban. Caruban dalam bahasa Cirebon memiliki arti yaitu bersatu padu.

Mengapa diberi nama demikian? Karena di desa Caruban/Cirebon tersebut banyak para pendatang yang berasal dari suku-suku yang berbeda seperti Jawa, Sunda dan lainnya. Kota Cirebon letaknya sangat strategis dan menjadi alat pergerakan antara Jawa Barat dan juga Jawa Tengah.

Sejarah asal mulanya suku Cirebon ini selalu dikaitkan dengan Suku Sunda dan Suku Jawa. Namun, masyarakat Suku Cirebon sendiri tidak menyebut dirinya sebagai bagian dari suku Sunda atau Suku Jawa.

Dilihat dari bahasa Suku Cirebon sendiri juga tidak sama seperti suku Jawa dan suku Sunda. Selain bahasa, nama dari orang-orang suku Cirebon pun juga berbeda dengan suku Jawa dan Sunda.

Cirebon dikenal sebagai Kota udang dan juga Kota Wali. Namun, pada saat ini eksistensi dari kota Cirebon lebih identik dengan kesultanan Cirebon.

Pakaian Adat Suku Cirebon

Untuk pria menggunakan baju oblong berwarna krem serta celana panjang beludru warna hijau. Selain, itu menggunakan kain dodot batik asli cirebonan.

Aksesoris yang digunakan yaitu berupa ikat pinggang, keris, kilat bahu dan juga gelang kono. Alas kakinya pun juga menggunakan warna hijau.

Sementara untuk mempelai wanita, menggunakan kemben beludru yang memiliki warna hijau yang dilengkapi dengan batik cirebonan dan juga pending.

Untuk aksesorisnya menggunakan siger mahkota suri, kalung tiga susun, kilat bahu, untaian melati serta gelang kono.

Agama Suku Cirebon

Mayoritas masyarakat suku Cirebon memeluk agama Islam. Namun, praktik ritual juga tidak ditinggalkan oleh suku ini, karena merupakan warisan turun temurun dari para leluhur.

Beberapa ritual tersebut diantaranya:

  • Suroan, yaitu adat yang dilakukan saat bulan asyura. Kata suro berasal dari kata suro dalam bahasa jawa yang memiliki arti raksasa. Suroan ini diperingati sebagai bentuk wujud syukur kepada Tuhan.
  • Saparan, yaitu adat yang dilakukan untuk memperingati bulan shafar, bulan kedua dalam kalender Islam dan Jawa. Di bulan shafar ini masyarakat Cirebon mempercayai bahwa Tuhan memberikan banyak ujian berupa kematian, kecelakaan dan sebagainya.
  • Ngirap, yaitu proses penyucian diri dari segala macam kesalahan dan dosa yaitu dengan bertaubat agar terhindar dari marabahaya.
  • Mauludan, yaitu dilakukan pada saat hari kelahiran nabi Muhammad. Tujuan dari maulidan ini yaitu menjaga alat-alat pusaka yang ada pada keraton.
  • Rajaban, yaitu adat yang juga dilakukan oleh masyarakat cirebon. Mereka memperingati dengan cara bekumpul bersama di masjid atau mushala. Tradisi ini diperingati bertepatan dengan bulan rajab.

Adat-adat ini oleh masyarakat Cirebon dinilai sebagai ritual tambahan yang berada di luar rukun Islam.

Berbagai upacara adat di atas merupakan hasil kreasi kebudayaan yang diciptakan oleh kaum muslim sendiri dan mengandung unsur islami.

Rumah Adat Suku Cirebon

Rumah adat masyarakat suku Cirebon dikenal dengan nama keraton kesepuhan. Rumah adat ini dirawat dengan sangat teliti dan merupakan rumah yang paling bersih di Cirebon.

Pada saat mendesain rumah adat ini harus dilakukan dengan penuh hati-hati dan perhitungan.

Pada keraton kesepuhan terdapat pendopo yang dikelilingi oleh tembok bata merah. Pada bagian barat terdapat masjid yang begitu megah, masjid itu merupakan karya dari para wali pada zaman itu.

Terdapat dua pintu gerbang tempat keluar masuknya orang, yaitu pintu gerbang utama yang letaknya berada di sebelah utara dan pintu gerbang yang kedua letaknya berada di selatan.

Rumah adat Cirebon ini memiliki tiga bagian area halaman, yaitu:

  1. Pada area halaman yang pertama merupakan komples Siti Inggil. Di kompleks ini ada lima macam bangunan, yaitu:
    • Bangunan pertama disebut dengan Mande Pandawa Lima yang merupakan tempat duduk bagi pengawal raja.
    • Bangunan kedua disebut Mande Malang Semirang yaitu tempat duduk raja guna menyaksikan acara di alun-alun.
    • Bangunan ketiga disebut Mande Semar Timandu yaitu tempat penghulu raja.
    • Bangunan keempat disebut Mande Kresmen yaitu tempat menampilkan kesenian bagi sang raja.
    • Bangunan kelima disebut Mande Pengirig yaitu bangunan untuk pengiring sang raja.
  2. Pada halaman kedua yaitu Pangada. Pangada merupakan halaman yang digunakan untuk memakirkan kendaraan.
  3. Pada halaman ketiga atau yang terakhir ada beberapa macam bangunan, seperti Taman Bunderan Dewandaru, Museum Kereta, Tunggu Mangunggak, Lunjuk, Bangunan Induk Keraton, Gajah Nguling, Bangsal Pringgandani dan lain sebagainya.

Bahasa dan Aksara Suku Cirebon

Bahasa masyarakat Suku Cirebon dahulunya juga dipengaruhi oleh budaya Sunda karena wilayah Cirebon sendiri dekat dengan Sunda. Bahasa Cirebon mempertahankan bentuk bahasa kuno bahasa Jawa.

Masyarakat Cirebon berkomunikasi sehari-hari menggunakan berbagai aksara, ada 3 aksara Cirebon, diantaranya:

1. Aksara Rikasara Cirebon

Menurut para ahli, aksara Rikasara Cirebon ini memiliki keterkaitan dengan aksara Palawa, dan juga memiliki tiga cara penulisan dan beberapa gaya penulisan, yaitu:

  • Sasandisara atau dalam bahasa latinnya yaitu cara menulis rahasia. Tujuan dari penulisan ini yaitu agar penulisannya tidak diketahui oleh kalangan luas.
  • Angarasara atau juga dapat disebut dengan cara menulis umum. Tujuan dari penulisan jenis ini yaiut agar bisa dibaca oleh siapa saja.
  • Layus dan Halif Bandasara atau cara menulis rahasia namun membalutnya dengan doa. Tujuan dari penulisan jenis ini yaitu untuk hal hal yang bersifat rahasia, hanya saja dibalut dengan doa jadi pembawanya tidak sadar kalau ia sedang membawa surat penting.

2. Cacarakan Cirebon

Cacarakan Cirebon ini berasal dari Palawa yang kemudian menyebar ke nusantara. Para aristokrat menggunakan Palawa sebagai aksara dan mengembangkan pola aksara di wilayah yang diperintahnya.

Cacarakan Cirebon ini oleh TD Sudjana dikiaskan sebagai suatu hal yang memiliki makna budi luhur untuk kepribadian bangsanya.

Kebudayaan dan Kesenian Suku Cirebon

Masyarakat Cirebon memiliki mata pencaharian yang bermacam-macam, misalnya ada yang memiliki usaha rosok, penambang, nelayan, usaha konfeksi dan lainnya.

Rata-rata masyarakat Suku Cirebon memiliki mata pencaharian sebagai petani.

Sedangkan jenis kesenian suku Cirebon, diantaranya:

  • Sintren

Sintren merupakan jenis tari asli Cirebon dan tari ini memiliki unsur magis.

Pada awalnya sang penari akan diikat mulai dari leher hingga ujung kakinya, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kurungan yang ditutup menggunakan kain. Dan setelah itu ternyata sang penari dapat membebaskan dirinya.

  • Kesenian Gembyung

Kesenian ini merupakan salah satu dari peninggalan para wali yang digunakan untuk menyebarkan ajaran agama Islam di Cirebon.

Kesenian ini sering ditampilkan pada acara keagamaan seperti maulid, syuro dan juga rajaban.

  • Genjring Rudat

Genjring Rujat ini merupakan kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Cirebon. Kesenian ini berkembang di lingkungan pesantren.

Dalam pementasannya menggunakan alat musik seperti, genjring, bedug dan juga terbang yang juga diiringi dengan pujian-pujian kepada Allah dan Rasul-Nya.

  • Angklung Buko

Angklung Buko ini seringkali dipentaskan dalam acara adat seperti, nyadran ngunjung buyut dan lainnya.

The post Suku Cirebon: Sejarah, Ciri Khas dan Kebudayaannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>