Cnidaria - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cnidaria Fri, 18 Aug 2023 08:45:36 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Cnidaria - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cnidaria 32 32 Cnidaria : Pengertian, Ciri, Struktur, dan Fungsinya dalam Dunia Biologi https://haloedukasi.com/cnidaria Fri, 18 Aug 2023 08:45:33 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44975 Dunia biologi kaya akan keanekaragaman makhluk hidup. Salah satu kelompok yang menarik untuk dipelajari adalah Cnidaria. Cnidaria adalah filum dalam kerajaan hewan yang mencakup berbagai jenis hewan seperti ubur-ubur, koral, dan anemon laut. Artikel ini akan mengulas pengertian, ciri, struktur, dan fungsinya dalam ekosistem. Cnidaria berasal dari bahasa Yunani “cnidos” yang berarti “jarum” atau “duri.” […]

The post Cnidaria : Pengertian, Ciri, Struktur, dan Fungsinya dalam Dunia Biologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dunia biologi kaya akan keanekaragaman makhluk hidup. Salah satu kelompok yang menarik untuk dipelajari adalah Cnidaria. Cnidaria adalah filum dalam kerajaan hewan yang mencakup berbagai jenis hewan seperti ubur-ubur, koral, dan anemon laut. Artikel ini akan mengulas pengertian, ciri, struktur, dan fungsinya dalam ekosistem.

Cnidaria berasal dari bahasa Yunani “cnidos” yang berarti “jarum” atau “duri.” Cnidaria adalah kelompok hewan yang memiliki karakteristik unik seperti tentakel bersel keluar yang memiliki kapsul berisi nematocyst (sel penyengat) yang digunakan untuk berburu dan pertahanan diri. Kelompok ini memiliki dua bentuk tubuh utama: polip dan medusa.

Ciri-Ciri Cnidaria

  • Simetri Radial

Salah satu ciri utama yang membedakan Cnidaria dari kelompok hewan lain adalah simetri radial yang dimilikinya. Simetri ini mengacu pada cara tubuh Cnidaria dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang serupa jika garis imajiner ditarik dari pusat tubuh ke arah luar. Dengan kata lain, tidak ada sisi yang dominan pada tubuh Cnidaria seperti halnya pada hewan dengan simetri bilateral.

Simetri radial memungkinkan Cnidaria untuk merespons lingkungannya dari segala arah dengan efektif. Tubuh mereka dapat menangkap stimulus dari berbagai arah tanpa perlu mengubah orientasi utama. Ini memberi mereka keuntungan dalam hal mendeteksi mangsa potensial atau menghindari predator.

Secara evolusioner, simetri radial dalam Cnidaria juga mencerminkan adaptasi terhadap lingkungan laut di mana mereka hidup. Dengan kemampuan untuk merespons stimulus dari segala arah, Cnidaria dapat mengoptimalkan kemampuan mereka dalam berburu, menghindari bahaya, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Dalam hal reproduksi, simetri radial juga berperan. Beberapa Cnidaria memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa. Ketika tubuh mereka terluka atau rusak, kemampuan simetri radial memungkinkan regenerasi yang merata, membantu mereka pulih dan bertahan dalam lingkungan yang sering kali penuh tantangan.

  • Tentakel

Salah satu fitur yang menonjol pada Cnidaria adalah keberadaan tentakel di sekitar mulut mereka. Tentakel ini adalah ekstensi fleksibel yang muncul di sekitar area mulut dan berfungsi dalam berbagai aspek kehidupan Cnidaria, terutama dalam berburu dan pertahanan.

Tentakel Cnidaria memiliki peran penting dalam menangkap mangsa. Pada ujung tentakel, terdapat struktur kecil yang disebut nematocyst, yang merupakan kapsul yang mengandung benang beracun. Ketika tentakel menyentuh atau mendeteksi stimulus dari mangsa yang potensial, nematocyst akan melepaskan benang beracun dengan cepat.

Benang ini bisa menggelitik atau mengandung racun yang dapat mematikan atau menghentikan mangsa. Proses ini memungkinkan Cnidaria untuk menangkap dan mencerna mangsa dengan lebih efisien. Tentakel juga memiliki peran dalam pertahanan diri.

Ketika Cnidaria merasa terancam oleh predator atau stimulus lainnya, mereka dapat menyerang dengan mengarahkan tentakel ke arah yang mengancam. Jika predator terkena benang beracun yang dilepaskan oleh nematocyst, ini bisa mengganggu atau menghentikan serangan tersebut, memberikan Cnidaria peluang untuk melarikan diri.

Selain itu, tentakel juga memiliki peran dalam proses reproduksi. Pada beberapa jenis Cnidaria, tentakel dapat membantu dalam penangkapan gamet (sel reproduksi) dari lingkungan sekitar, yang kemudian dapat bergabung untuk membentuk individu baru.

  • Sel Penyengat (Nematocyst)

Keberadaan sel penyengat yang dikenal sebagai nematocyst. Nematocyst merupakan struktur kecil berbentuk kapsul yang terdapat di sepanjang tentakel Cnidaria, terutama pada bagian-bagian yang berhubungan dengan berburu dan pertahanan.

Fungsi utama nematocyst adalah untuk menangkap dan mengendalikan mangsa serta melindungi Cnidaria dari ancaman potensial. Ketika Cnidaria merasakan sentuhan atau stimulus yang datang dari mangsa atau predator, nematocyst akan bereaksi dengan cepat.

Kapsulnya akan melepaskan benang yang dilengkapi dengan bahan beracun atau yang dapat menggelitik. Benang tersebut terjebak di dalam mangsa atau predator yang terkena, memungkinkan Cnidaria untuk mengambil alih situasi.

Setelah nematocyst melepaskan benangnya, ia dapat mengambil waktu untuk meregenerasi dan mengisi ulang. Ini berarti bahwa Cnidaria memiliki sumber daya yang terbatas dalam menggunakan sel penyengat, dan mereka harus menggunakannya dengan bijak.

Namun, jumlah nematocyst yang ada di tentakel Cnidaria seringkali cukup untuk memastikan kemampuan mereka dalam menangkap mangsa dan mempertahankan diri. Nematocyst juga memiliki variasi dalam jenis dan kekuatan racun yang dimilikinya, tergantung pada spesies Cnidaria dan fungsinya.

Beberapa nematocyst mungkin hanya menghasilkan efek menggelitik yang membingungkan mangsa, sementara yang lain dapat menyebabkan efek yang lebih kuat dan bahkan berpotensi mematikan.

  • Dua Bentuk Tubuh

Kemampuan mereka untuk mengadopsi dua bentuk tubuh yang berbeda selama siklus hidup mereka. Dua bentuk tubuh ini dikenal sebagai polip dan medusa, dan keduanya memiliki peran dan adaptasi yang berbeda dalam kehidupan Cnidaria.

  • Polip adalah bentuk tubuh yang menyerupai tabung dan melekat pada substrat atau permukaan padat lainnya. Polip memiliki mulut yang menghadap ke atas dan tentakel yang mengelilingi mulut. Bentuk ini lebih cenderung diam dan kurang bergerak, menjalani kehidupan yang lebih menetap.
  • Medusa adalah bentuk tubuh yang lebih menyerupai payung terbalik. Medusa memiliki mulut di bagian bawah dan tentakel yang menggantung di sekitar tepi. Bentuk ini lebih bergerak dan sering kali berenang di perairan dengan bantuan gerakan medusa yang mirip dengan pulsasi.

Perbedaan antara polip dan medusa tidak hanya terbatas pada bentuk fisik. Peran dan fungsi mereka dalam ekosistem juga berbeda. Polip seringkali berfungsi dalam reproduksi aseksual, memperbanyak diri dengan cara pembentukan tunas atau kloning diri sendiri.

Mereka juga memiliki peran dalam pembentukan struktur seperti terumbu karang, di mana koloni polip berkontribusi terhadap pembentukan kerangka karang yang besar dan kompleks. Di sisi lain, medusa sering terlibat dalam reproduksi seksual.

Pada beberapa spesies, medusa menghasilkan sel-sel reproduksi yang dilepaskan ke air untuk bersatu dan membentuk larva. Larva ini kemudian berkembang menjadi polip, memulai siklus hidup baru.

Struktur Tubuh Cnidaria

Struktur tubuh Cnidaria mencerminkan adaptasi mereka terhadap kehidupan di lingkungan laut yang beragam. Salah satu ciri utama struktur ini adalah lapisan yang dikenal sebagai gastrodermis, yang melapisi rongga pencernaan mereka. Gastrodermis memiliki peran penting dalam pencernaan dan pertukaran zat antara tubuh Cnidaria dan lingkungannya.

Rongga pencernaan Cnidaria memiliki satu titik masuk tunggal yang juga berfungsi sebagai mulut. Dalam beberapa kasus, mulut juga berfungsi sebagai anus, menunjukkan sederhananya sistem pencernaan mereka. Pada bagian dalam gastrodermis, terdapat sel-sel khusus yang membantu dalam pencernaan eksternal mangsa sebelum nutrisi diserap ke dalam tubuh.

Sistem saraf Cnidaria relatif sederhana jika dibandingkan dengan kelompok hewan lain yang lebih kompleks. Mereka memiliki jaringan saraf yang membentang dari mulut ke seluruh tubuh mereka, membantu dalam mendeteksi stimulus dari lingkungan dan mengkoordinasi respons tubuh.

Tentakel yang berisi nematocyst adalah bagian penting dari struktur tubuh Cnidaria. Tentakel ini dapat bergerak secara independen dan membantu dalam menangkap mangsa serta berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Selain itu, beberapa spesies Cnidaria memiliki zat lendir yang diproduksi oleh sel-sel khusus yang membantu dalam menangkap mangsa dan melindungi tubuh mereka dari iritasi dan infeksi.

Fungsi Cnidaria dalam Ekosistem

  • Pemangsa Puncak

Cnidaria memiliki peran yang penting dalam rantai makanan laut, sering kali bertindak sebagai pemangsa puncak dalam ekosistem laut. Dalam perannya sebagai pemangsa puncak, mereka memainkan peran kunci dalam menjaga keseimbangan populasi organisme laut di bawahnya.

Beberapa spesies Cnidaria, seperti ubur-ubur, memiliki kemampuan untuk berburu dan memangsa plankton serta organisme kecil lainnya di perairan. Ubur-ubur memanfaatkan tentakel bersel penyengat yang mengandung nematocyst untuk menangkap mangsa mereka. Ini membuat ubur-ubur menjadi predator efisien di perairan terbuka.

Sebagai pemangsa puncak, Cnidaria memainkan peran penting dalam mengontrol populasi organisme di level yang lebih rendah dalam rantai makanan. Jika populasi mangsa di bawah mereka berkembang secara berlebihan, dapat menyebabkan dampak negatif pada ekosistem secara keseluruhan.

Kehadiran Cnidaria sebagai pemangsa puncak membantu menjaga populasi mangsa tetap dalam keseimbangan, mencegah pertumbuhan yang tidak terkendali. Namun, penting juga untuk dicatat bahwa peran pemangsa puncak Cnidaria harus diimbangi dengan dinamika ekosistem yang kompleks.

Jika populasi Cnidaria terlalu besar, mereka juga dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan sekitar dan rantai makanan secara keseluruhan.

  • Pembersih Ekosistem

Beberapa spesies Cnidaria, seperti anemon laut dan koral, memiliki hubungan mutualistik dengan beberapa jenis ikan. Hubungan ini melibatkan pembersihan tubuh Cnidaria dari parasit dan sisa makanan, serta memberikan manfaat bagi ikan yang terlibat.

Dalam hubungan mutualistik ini, ikan-ikan tertentu, seperti ikan cleaner, secara rutin mendekati tubuh Cnidaria yang memiliki tentakel dan permukaan yang cocok untuk membersihkan. Mereka memakan parasit dan organisme berbahaya yang bisa merugikan Cnidaria, memberikan perlindungan bagi inangnya.

Selain membersihkan, ikan-ikan ini juga dapat memberikan manfaat bagi Cnidaria dengan cara merangsang tentakel atau permukaannya. Ini membantu dalam menjaga kesehatan Cnidaria dengan mendorong sirkulasi air di sekitarnya dan mencegah penumpukan sisa makanan atau partikel lainnya.

Sementara Cnidaria mendapatkan manfaat dari hubungan ini, ikan-ikan cleaner juga mendapatkan sumber makanan yang stabil. Ini menciptakan hubungan simbiosis yang menguntungkan kedua belah pihak, di mana Cnidaria mendapatkan pembersihan dan perlindungan, sedangkan ikan-ikan cleaner mendapatkan sumber makanan yang dapat diandalkan.

  • Penghasil Kalsium Karbonat

Salah satu kontribusi signifikan dari beberapa anggota kelompok Cnidaria, seperti koral, dalam ekosistem laut adalah produksi kalsium karbonat. Kalsium karbonat adalah senyawa kimia yang membentuk dasar dari banyak struktur terumbu karang, yang merupakan ekosistem laut yang sangat penting.

Proses produksi kalsium karbonat melibatkan kerja sama antara Cnidaria dan alga yang hidup dalam jaringan mereka. Cnidaria, seperti koral, memiliki hubungan mutualistik dengan alga alga simbiotik yang dikenal sebagai zooxanthellae.

Alga ini melakukan fotosintesis, menghasilkan energi dan oksigen, serta memberikan produk-produk fotosintesis kepada Cnidaria. Dalam hubungan ini, Cnidaria menerima zat-zat organik yang dihasilkan oleh alga sebagai hasil fotosintesis.

Zat-zat ini kemudian dimetabolisme oleh Cnidaria dan menghasilkan limbah berupa senyawa kalsium karbonat. Limbah ini dikeluarkan melalui proses ekskresi atau disimpan dalam bentuk karang yang membentuk kerangka terumbu karang yang kuat dan kompleks.

Kerangka terumbu karang yang dibangun dari kalsium karbonat memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Terumbu karang adalah habitat bagi berbagai spesies laut, memungkinkan mereka berlindung, mencari makanan, dan berkembang biak.

Mereka juga berperan sebagai benteng alami yang melindungi pantai dari abrasi dan dampak gelombang besar. Melalui proses produksi kalsium karbonat dan pembentukan terumbu karang, Cnidaria seperti koral memiliki dampak signifikan dalam membentuk ekosistem laut yang kaya dan berkelanjutan.

The post Cnidaria : Pengertian, Ciri, Struktur, dan Fungsinya dalam Dunia Biologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Perbedaan Cnidaria dan Ctenophora https://haloedukasi.com/perbedaan-cnidaria-dan-ctenophora Mon, 20 Feb 2023 04:48:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41613 Cnidaria dan Ctenophora dulunya termasuk dalam satu filum Coelenterata, karena sama-sama menggunakan rongga tubuh untuk bernafas ataupun memperoleh makanan. Selain itu keduanya juga tidak memiliki tulang belakang. Akan tetapi banyak ditemukan perbedaan, sehingga filum ini dipisah menjadi Cnidaria dan Ctenophora.  Ctenophora Ctenophora adalah salah satu filum animalia yang tidak memiliki tulang belakang yang hidup di […]

The post Perbedaan Cnidaria dan Ctenophora appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cnidaria dan Ctenophora dulunya termasuk dalam satu filum Coelenterata, karena sama-sama menggunakan rongga tubuh untuk bernafas ataupun memperoleh makanan. Selain itu keduanya juga tidak memiliki tulang belakang. Akan tetapi banyak ditemukan perbedaan, sehingga filum ini dipisah menjadi Cnidaria dan Ctenophora. 

Ctenophora

Ctenophora adalah salah satu filum animalia yang tidak memiliki tulang belakang yang hidup di perairan. Anggota dari filum ini memiliki bentuk yang mirip dengan ubur-ubur. Yang membedakan adalah mereka memiliki sisir dengan jumlah delapan baris.

Sisir ini terdiri dari beberapa silia yang digunakan untuk berenang. Ctenophora memiliki berbagai macam ukuran, ada yang berukuran milimeter hingga yang terbesar adalah 1,5 meter. Tubuh mereka terdiri dari jelly dengan satu lapisan sel di luar dan yang lain melapisi rongga internal.

Mayoritas ctenophora adalah predator yang memakan larva mikroskopis, krustasea, parasit hingga ctenophora lainnya. Hewan ini juga sering dibandingkan dengan laba-laba yang memiliki banyak cara untuk menangkap mangsanya. Ada yang berdiam diri, menggunakan tentakel atau bahkan berburu.

Sehingga ctenophora sangat beraneka ragam dengan spesies yang sedikit. Spesies ctenophora ada sekitar 100-200 spesies yang dibagi menjadi dua kelas, yakni Nuda dan Tentaculata. Akan tetapi anggota dari setiap kelas tersebut sangat beragam. 

Walaupun mereka tidak memiliki tulang dan juga lunak, akan tetapi fosil mereka masih bisa ditemukan. Dari fosil yang ditemukan mereka sudah ada sejak 515 juta tahun yang lalu. Posisi ctenophora dalam pohon kehidupan evolusi masih diperdebatkan, banyak pendapat  ilmu filogenetik molekuler yang menyatakan bahwa cnidaria lebih dekat dengan bilateria, dibandingkan dengan ctenophora.

Hewan ctenophora mayoritas memiliki kelamin ganda, yakni dua kelamin dalam satu individu. Organ reproduksinya berada di bawah baris sisir, lalu sel telur dan sel spermanya dikeluarkan melalui pori-pori.

Ctenophora menggunakan fertilisasi eksternal, kecuali platyctenida yang menggunakan fertilisasi internal dan menjaga telur di tubuh induk sampai menetas. Perkembangan telurnya langsung berkembang menjadi ctenophora muda yang bentuknya sama dengan ctenophora dewasa akan tetapi ukurannya lebih kecil. 

Ctenophora banyak ditemukan di perairan laut, dari laut tropi, laut kutub, pantai atau bahkan laut lepas. Sampai saat ini belum ditemukan ctenophora yang hidup di air tawar. Salah satu contoh ctenophora adalah ubur-ubur sisir.

Cnidaria

Cnidaria adalah hewan yang termasuk dalam coelenterata, yakni invertebrata yang memiliki gastrovaskuler atau rongga untuk alat pencernaan. Selain itu cnidaria dalam bahasa yunani memiliki arti sengat.

Yang mengartikan bahwa hewan ini memiliki sengat yang digunakan untuk melindungi dirinya ataupun menangkap mangsa. Hewan cnidaria hidup di perairan, baik air laut ataupun air tawar, biasanya hidup di perairan yang dangkal.

Cnidaria memiliki berbagai bentuk, ada yang berbentuk seperti tabung atau polip dan ada juga yang berbentuk payung atau mangkuk terbalik seperti medusa, dengan bergerak melayang bebas di perairan.  Hewan cnidaria memiliki karakteristik yang unik.

Yakni mereka tidak memiliki alat pernapasan dan ekskresi, sehingga mereka melakukan pernapasan secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Selain itu sisa metabolisme juga dibuang secara difusi. Selain itu untuk bergerak secara vertikal dihasilkan dari kontraksi otot. Sedangkan pergerakan horizontal terjadi karena adanya arus laut.

Cnidaria tidak memiliki anus. Sehingga makanan yang masuk ke mulut kemudian masuk ke suatu rongga yang disebut gastrovaskuler yang dapat mencerna makanan. Lalu sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui proses difusi dan sisanya disimpan. Sedangkan sisa makanan akan dibuang kembali melalui mulut. 

Untuk berkembang biak cnidaria dapat dilakukan secara seksual dan juga aseksual. Walaupun termasuk kelompok hewan akan tetapi reproduksi cnidaria dapat berkembang biak secara aseksual dengan tunas yang berbentuk seperti polip.

Sedangkan untuk proses seksual dilakukan oleh Cnidaria yang berbentuk medusa. Reproduksi aseksual pada stadium polip dan reproduksi seksual pada tahap medusa terjadi secara bergantian membentuk suatu siklus yang disebut metagenesis.

Contoh hewan Cnidaria adalah ubur-ubur (Aurelia aurita), Karang bahar (Euplexaura), karang suling (Tubiphora musica), koral  (Coralium), mawar laut (Metridium).

Terdapat beberapa hal yang membedakan antara Ctenophora dan Cnidaria 

  • Cnidaria menggunakan alat sengat untuk memperoleh mangsa ataupun melindungi diri. Sedangkan ctenophora menggunakan sel-sel pelekat yang ada di tentakelnya. 
  • Ctenophora memiliki sisir terdiri dari beberapa silia yang digunakan untuk berenang. Sedangkan Cnidaria dapat bergerak dari kontraksi otot atau mengikuti arus air. 
  • Cnidaria dapat berkembang biak secara aseksual dengan tunas yang berbentuk seperti polip dan juga seksual dilakukan oleh cnidaria yang berbentuk medusa. Sedangkan ctenophora memiliki dua kelamin dalam satu individu, sehingga sel telur dan sperma dilepas lewat pori-pori di epidermis.
  • Ctenophora banyak ditemukan di perairan laut, tidak ada yang di air tawar. Sedangkan Cnidaria ditemukan di air laut ataupun air tawar, biasanya hidup di perairan yang dangkal. 
  • Cnidaria adalah hewan yang sangat terdiversifikasi. Sedangkan Ctenophora menunjukkan lebih sedikit perbedaan.
  • Ctenophora berenang di piring sisir. Sedangkan Cnidaria berenang secara sessile atau berenang bebas.
  • Cnidaria memiliki sistem pencernaan yang tidak lengkap. Sedangkan Ctenophora mengandung sistem pencernaan yang lengkap.
  • Ctenophora memiliki dua kelas yakni Tentaculata dan Nuda. Sedangkan Cnidaria memiliki lima kelas yakni Anthozoa, Hydrozoa, Cubozoa, Scyphozoa, dan Staurozoa.
  • Jenis hewan Cnidaria sangat beragam. Sedangkan Ctenophora tidak terlalu beragam. 

The post Perbedaan Cnidaria dan Ctenophora appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>