Contoh Hewan Fertilisasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/contoh-hewan-fertilisasi Mon, 19 Feb 2024 07:58:27 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Contoh Hewan Fertilisasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/contoh-hewan-fertilisasi 32 32 5 Contoh Hewan Fertilisasi Internal https://haloedukasi.com/contoh-hewan-fertilisasi-internal Mon, 19 Feb 2024 07:58:21 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48201 Proses fertilisasi pada hewan dapat dilakukan dengan dua cara yakni di dalam dan di luar. Fertilisasi secara internal atau di dalam merupakan proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh betina. Sel sperma akan membuahi sel telur yang berada di tubuh betina. Namun, pada beberapa jenis hewan, proses fertilisasi dilakukan di dalam tubuh hewan jantan. Pembuahan […]

The post 5 Contoh Hewan Fertilisasi Internal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Proses fertilisasi pada hewan dapat dilakukan dengan dua cara yakni di dalam dan di luar. Fertilisasi secara internal atau di dalam merupakan proses pembuahan yang terjadi di dalam tubuh betina. Sel sperma akan membuahi sel telur yang berada di tubuh betina.

Namun, pada beberapa jenis hewan, proses fertilisasi dilakukan di dalam tubuh hewan jantan. Pembuahan secara internal dipercayai sebagai proses evolusi. Proses pembuahan internal ini dilakukan di darat sehingga gamet tidak dapat melayang di udara seperti pada fertilisasi eksternal.

Menurut beberapa ilmuwan berpendapat bahwa pembuahan pada hewan pada mulanya terjadi di dalam air. Proses fertilisasi ini kemudian dikenal dengan fertilisasi eksternal. Namun, seiring dengan waktu berjalan hewan banyak hidup di darat.

Oleh karena itu, proses pembuahan hewan banyak terjadi di darat. Proses adaptasi dari perkembangbiakan di air kemudian di darat berkembang seiring dengan berkembangnya organ pada hewan. Berkembangnya organ reproduksi hewan akan membantu proses fertilisasi internal.

Contohnya ada alat reproduksi hewan jantan berupa penis yang nantinya akan menjadi tempat untuk memasukkan sel sperma kepada sel telur pada hewan betina. Hewan yang mengalami proses fertilisasi internal adalah hewan yang berkembang biak di darat.

Baik itu dari jenis mamalia, aves, reptil hingga arachnida. Hewan-hewan ini sebagian besar adalah mamalia. Meskipun begitu, terdapat pula hewan laut yang mengalami proses fertilisasi internal seperti ikan pari.

Berikut ini beberapa contoh hewan yang mengalami fertilisasi internal.

1. Kucing

Kucing, contoh hewan fertilisasi internal

Kucing merupakan hewan yang mengalami fertilisasi internal. Proses fertilisasi pada kucing harus berada saat masa panasnya atau dinamakan dengan siklus etrus. Siklus birahi pada kucing betina umumnya akan berlangsung selama dua hingga satu Minggu selama 6 hari lamanya. Selama proses birahi ini kucing jantan akan merasa tertarik pada kucing betina.

Setelah proses perkawinan antara kucing jantan dan betina berlangsung maka akan terjadi proses kehamilan. Ketika proses birahi ini terjadi, maka kucing betina akan cepat hamil. Proses perkawinan pada kucing bisa saja terjadi lebih dari satu kali. Oleh karena itu, sangat mungkin sekali kucing memiliki lebih dari satu ayah. Sebab, kucing betina dibuahi oleh banyak kucing jantan.

Dalam satu hari, kucing bisa mengalami proses perkawinan hingga 5 sampai 10 kali dalam sehari. Umumnya, umur kehamilan kucing akan berlangsung selama 58 sampai 72 hari. Selama 10 hari lamanya sperma dari kucing jantan akan membuahi sel telur pada kucing betina. Setelah proses ini, diperlukan waktu dua minggu untuk perpindahan sel telur ke tuba falopi.

Ketika sel telur telah tiba di rahim maka akan mulai terbentuk plasenta dan kemudian embrio akan berkembang. Selama proses awal kehamilan, kucing betina akan mengalami beberapa tanda kehamilan seperti kenaikan berat tubuh.

Seperti halnya manusia, selama awal kehamilan, kucing akan mengalami morning sick atau muntah-muntah. Selama awal kehamilan, puting kucing akan membesar dan memerah. Biasanya kucing juga mengalami kenaikan nafsu makan.

Pada minggu kelima masa kehamilan, organ janin kucing akan mulai lengkap. Salah satu kelenjar yang terdapat di dalam kucing adalah kelenjar hormonal. Minggu kelima kehamilan inilah kelenjar hormonal mulai berfungsi dan sistem saraf pun mulai berkembang. Pada bulan berikutnya, kucing betina akan mulai siap untuk melahirkan.

Kucing akan menunjukkan tanda-tanda kehamilan tua seperti proses kenaikan berat badan yang masih berlanjut. Namun, muntah-muntah pada kucing betina sudah mulai mereda. Begitupun dengan payudara pada kucing yang mengalami pembesaran menandakan bahwa kucing siap untuk menyusui anaknya.

Seminggu sebelum kucing melahirkan, kucing akan mulai menunjukkan tanda-tanda siap melahirkan. Pada daerah puting kucing akan mulai keluar air susu. Namun mendekati proses melahirkan, kucing mulai kehilangan selera untuk makan. Suhu tubuh kucing betina juga akan mulai mengalami penurunan.

Gerakan anak kucing di dalam tubuh induknya akan semakin intens. Mendekati persalinan, kucing akan sering menjilati bagian kelaminnya. Kucing mulai mencari tempat aman untuk melahirkan. Setelah melahirkan, induk kucing akan menjilati tubuh anaknya.

Plasenta pada kucing juga akan dimakan sebagai nutrisi tambahan bagi kucing. Selama 8 hingga 12 Minggu, anak kucing harus berdekatan dengan induknya. Hal ini dikarenakan anak kucing membutuhkan susu dari induknya.

2. Laba-laba

Laba-laba, contoh hewan fertilisasi internal

Laba-laba termasuk hewan yang mengalami fertilisasi internal. Namun, proses fertilisasi internal yang terjadi pada laba-laba tidak sama dengan manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya. Pada laba-laba, sel sperma akan dimasukkan ke dalam tubuh betina tanpa melalui alat kelamin jantan laba-laba.

Sebelum terjadinya proses pembuahan, terdapat proses intermediet. Proses intermediet ini bukan hanya terjadi pada laba-laba saja melainkan juga serangga yang tidak memiliki sayap. Proses pembuahan dimulai dengan proses percumbuan. Pada proses percumbuan ini akan dimulai dengan terjadinya ritual sebagai bentuk persiapan.

Dari jenis pada laba-laba jantan ataupun betina akan melakukan gerakan yang sangat unik. Kemudian pada bagian spermatophore akan membentuk alat pemindahan spermatozoa betina. Pada betina akan memberikan perhatian kepada jantan untuk mengambil sperma dari spermatophore

Proses ini kemudian akan diikuti dengan proses perpindahan spermatozoa dari spermatophore ke dalam tubuh betina. Pada laba-laba sperma akan disimpan di dalam pilinan benang kemudian dipindahkan ke bagian khusus pada bagian ujung pedalpi jantan.

Saat proses percumbuan, hal ini sangat berisiko pada hewan jantan karena sifat dominan pada hewan betina. Hewan jantan harus mampu mengenali bahwa hewan betina berasal dari jenis yang sama dan siap untuk dibuahi. Tarian khusus ini untuk menghindari pemangsaan yang dilakukan oleh betina. Saat proses percumbuan, akan menentukan keberhasilan perkawinan pada laba-laba.

Kesalahan sedikit pada ritme vibrasi akan berakibat fatal bagi hewan jantan. Saat proses percumbuan berhasil, maka hewan jantan akan memindahkan spermanya ke tubuh betina. Perpindahan ini dilakukan melalui organ epygnum yang terdapat pada ventral abdomen. Pada laba-laba proses fertilisasi internal dilakukan dengan menggunakan R strategi. Dengan menggunakan R Strategi akan menghasilkan banyak anak.

3. Ayam

Ayam, contoh hewan fertilisasi internal

Ayam termasuk hewan yang melakukan perkembangbiakan dengan cara fertilisasi internal. Proses perkembangbiakan ayam dimulai dari pembuahan telor. Ayam jantan akan berusaha mendekati ayam betina dan menjadi kawan yang baik.

Namun, ayam betina tidak akan mudah didekati dan sembarangan dalam memilih ayam jantan. Ayam betina akan mempertimbangkan beberapa hal seperti kemampuan mencari makan, kesehatan ayam hingga kepemimpinan ayam jantan.

Ketika telor ayam tidak dibuahi maka telur tersebut tidak akan menetas. Lain halnya saat ayam jantan berhasil membuahi ayam betina maka isi telor ayam di dalamnya hanya berupa kuningnya saja. Agar putih telur serta cangkang telor ayam dapat berkembang maka dibutuhkan waktu satu hari.

Kemudian setelah telor berkembang, maka ayam betina akan segera bertelur. Setelah ayam betina bertelur, maka ayam betina akan mengerami telor ayam tersebut dengan cara menduduki di atasnya. Dengan mengerami telor ayam akan membuat telor tetap hangat dan sehat.

Kuning telor akan berfungsi sebagai nutrisi bagi embrio serta oksigen lewat lubang kecil yang berada di cangkang telur. Sementara itu, embrio akan dilindungi oleh putih telur dan cangkang telur. Proses pengeraman telur ini akan berlangsung selama 3 Minggu atau 21 hari.

Setelah itu, anak ayam kecil akan keluar dengan menembus cangkang telur menggunakan paruhnya. Ketika keluar dari cangkang telur maka anak ayam ini dalam kondisi basah dan bulu bagian bawahnya saling menempel. Namun, hal ini tidak berlangsung lama karena anak ayam akan segera mengering.

Setelah berusia delapan hari, anak ayam akan kehilangan bulunya. Namun, bulu aslinya untuk pertama kali akan tumbuh menggantikan bulu lamanya. Setelah berusia satu bulan, anak ayam akan menentukan nasibnya menjadi ayam jantan atau betina. Pada Minggu selanjutnya, ayam ini akan tumbuh bulu dewasa.

4. Burung Unta

Burung unta, contoh hewan fertilisasi internal

Burung unta termasuk hewan yang melakukan fertilisasi internal. Biasanya burung unta akan melakukan perkawinan pada bulan Maret sampai September. Selama proses perkawinan, burung unta jantan tidak hanya melakukan perkawinan dengan satu burung untan betina saja. Sebelum adanya proses perkawinan, burung unta biasanya akan melakukan ritual.

Burung unta jantan akan melakukan tarian unik diiringi dengan teriakan yang lantang. Tarian yang dilakukan burung unta jantan seperti memainkan leher, menghentakkan kaki ke tanah, serta mengepakkan sayapnya. Hal ini berguna untuk menarik perhatian burung unta betina.

Beberapa hari setelah proses perkawinan berlangsung, burung unta betina akan bertelur. Telur burung unta ini akan disimpan bersamaan dengan telur unta lainnya. Biasanya burung unta akan menggunakan satu sarang saja untuk menyimpan telur. Tugas mengerami telur dilakukan oleh burung unta yang dominan. Hal ini bertujuan agar telur tetap terjaga dari para predator.

Telur burung unta merupakan telur yang memiliki ukuran besar yakni sekitar 16 cm dengan kisaran berat sekitar 1,5 kilogram. Adapun ketebalan cangkang telur unta adalah 2 milimeter. Pada bulan Oktober sampai Desember, telur yang telah dierami ini akan menetas.

Proses pengeraman bukan hanya dilakukan oleh burung unta betina saja melainkan juga burung unta jantan. Untuk dapat menetas, telur burung unta membutuhkan waktu 40 hari. Saat baru menetas, anak burung unta biasanya memiliki warna bulu hitam dan coklat.

Namun, warna bulu-bulu burung unta akan berubah sesuai dengan jenis kelaminnya. Bulu kecoklatan menandakan bahwa burung unta ini berjenis kelamin betina. Sementara itu, burung unta jantan memiliki bulu berwarna hitam.

Selain itu, burung unta jantan biasanya memiliki bobot tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan burung unta betina. Tidak semua telur burung unta akan menetas. Ketika dirasa ada ancaman, maka burung unta betina akan mengalihkan perhatian musuhnya.

Burung unta betina akan menggunakan trik dengan berpura-pura cidera. Biasanya hal ini terjadi ketika telur akan mendekati masa menetas. Setelah menetas dan bulu burung unta kering, mereka akan mengikuti induk burung unta. Hanya dalam waktu empat Minggu saja, burung unta sudah dapat berlari seperti halnya burung unta dewasa.

5. Kura-kura

Kura-kura, contoh hewan fertilisasi internal

Kura-kura melakukan proses fertilisasi internal yang diawali dengan perkawinan. Proses perkawinan kura-kura ditentukan oleh bobot tubuh bukan umur. Kura-kura yang siap melakukan proses perkawinan memiliki panjang cangkang sekitar 17 hingga 20 cm. Saat memasuki proses perkawinan, kura-kura jantan akan melakukan fertilisasi pada kura-kura betina.

Namun, proses pembuahan ini tidak terjadi secara langsung. Selama beberapa tahun, kura-kura betina akan menyimpan sperma kura-kura jantan. Kemudian ketika sel telur betina dirasa banyak, maka sel sperma akan membuahinya.

Ketika kura-kura betina akan bertelur, maka ia akan membuat sarang. Biasanya pembuatan sarang ini terjadi di pertengahan tahun sampai akhir tahun. Dengan mengandalkan bagian kaki belakang dan kuku, kura-kura akan membuat sarang untuk telurnya. Pembuatan sarang ini bertujuan agar telurnya terhindar dari para pemangsa. Jumlah telur pada setiap perkawinan tidak akan sama.

Hal ini tergantung pada jenis serta ukuran kura-kura. Semakin besar bobot tubuh kura-kura maka akan semakin banyak telur yang dihasilkan. Biasanya kura-kura liar akan menghasilkan sekitar 4 sampai 8 telur. Namun, pada kura-kura yang dipelihara jumlah telur yang dihasilkan lebih dari 10.

Kura-kura akan meletakkan telur ke dalam sarang yang telah dibuatnya. Sebagian besar kura-kura akan berdiam diri di sarang untuk menjaga telurnya. Namun, ada pula kura-kura yang tidak menjaga telurnya di sarang.

Hampir 3 bulan lamanya telur kura-kura akan melewati masa inkubasi. Setelah melewati masa inkubasi, maka telur akan menetas. Suhu pada sarang akan mempengaruhi lama atau tidaknya telur untuk menetas. Pengaruh suhu juga akan mengakibatkan perbedaan jenis kelamin.

Pada suhu yang tinggi, biasanya kura-kura yang dihasilkan adalah betina. Setelah menetas, tukik tidak akan langsung keluar dari sarang. Selama satu bulan mereka akan tetap tinggal di dalam sarang. Mereka menunggu bagian cangkang agar mengeras dan bagian tubuhnya mengering.

The post 5 Contoh Hewan Fertilisasi Internal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Contoh Hewan yang Mengalami Fertilisasi Eksternal https://haloedukasi.com/contoh-hewan-yang-mengalami-fertilisasi-eksternal Mon, 05 Feb 2024 04:50:03 +0000 https://haloedukasi.com/?p=48022 Cara berkembang biak setiap hewan berbeda-beda. Ada yang melalui pembuahan atau fertilisasi, ada pula yang mengalami perkembangbiaka secara vegetatif. Hewan yang berkembang biak dengan cara pembuaahan dilakukan dengan cara yakni eksternal dan internal. Pembuahan eksternal merupakan proses pembuahan yang dilakukan di luar tubuh hewan betina. Sementara itu, pembuahan internal dilakukan di dalam tubuh hewan betina. […]

The post 8 Contoh Hewan yang Mengalami Fertilisasi Eksternal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Cara berkembang biak setiap hewan berbeda-beda. Ada yang melalui pembuahan atau fertilisasi, ada pula yang mengalami perkembangbiaka secara vegetatif. Hewan yang berkembang biak dengan cara pembuaahan dilakukan dengan cara yakni eksternal dan internal.

Pembuahan eksternal merupakan proses pembuahan yang dilakukan di luar tubuh hewan betina. Sementara itu, pembuahan internal dilakukan di dalam tubuh hewan betina.

Pengertian fertilisasi

Fertilisasi adalah proses pembuahan yang dilakukan oleh induk jantan kepada induk betina untuk menghasilkan regenerasi. Proses pembuahan eksternal dilakukan dengan cara melepaskan sel telur jantan dan betina di luar tubuh hewan betina. Kedua sel telur ini kemudian bergerak di alam dan bertemu sehingga terjadi pembuahan.

Setelah adanya proses pembuahan, maka tumbuh embrio yakni calon anak. Pada pembuahan eksternal jumlah gamet yang dihasilkan jauh lebih banyak dibandingkan pembuahan internal. Baik hewan betina maupun jantan akan sama-sama melepaskan sel telur dalam jumlah banyak ketika terjadinya pembuahan eksternal.

Kemungkinan bertemunya sel telur dan betina tidak begitu tinggi seperti pembuahan internal. Hal ini dikarenakan zigot bisa saja terbawa oleh arus atau dimakan oleh predator. Berikut hewan yang mengalami fertilisasi eksternal.

1. Katak

Katak, contoh hewan fertilisasi eksternal

Katak merupakan hewan yang melakukan proses berkembang biak dengan cara pembuahan eksternal. Sel telur betina akan dilepaskan ke dalam air agar kelembapannya dapat terjaga dengan baik. Begitupun dengan sel sperma yang akan dilepaskan oleh hewan jantan ke dalam air.

Secara tidak sengaja, keduanya kemudian bertemu sehingga terjadilah proses pembuahan eksternal di dalam air. Pada katak macan tutul proses pembuahan eksternal memiliki cara tersendiri, berbeda dengan pembuahan eksternal pada umumnya.

Ketika betina melepaskan sel telur, maka katak jantan akan menaiki bagian punggung katak betina. Ketika itulah terjadi adanya proses pembuahan eksternal. Pembuahan eksternal dapat terjadi pada katak macan tutul setelah katak betina melepaskan sel telurnya.

Saat proses pembuahan pada katak berhasil, maka zigot akan mulai terbentuk. Kemudian zigot ini mengalami perkembangan dan berubah menjadi berudu. Berudu memiliki bentuk yang menyerupai ikan yang mempunyai ekor. Kemudian dari berudu ini akan terus berkembang dan menjadi seekor katak dewasa. Seekor katak dewasa ini tidak lagi memiliki ekor seperti yang terjadi pada berudu.

2. Ikan Salmon

Ikan salmon contoh hewan fertilisasi eksternal

Hewan selanjutnya yang mengalami pembuahan eksternal adalah ikan salmon. Ikan salmon biasanya akan berenang dengan jarak yang begitu jauh untuk dapat kembali ke tempat di mana ikan salmon bertelur. Biasanya hulu sungai menjadi tempat kelahiran bagi ikan salmon.

Oleh karena itu, ikan salmon betina akan berenang menuju hulu sungai untuk bertelur sebagai sarangnya. Ikan salmon betina akan mengeluarkan sel telur dapat jumlah banyak yakni sekitar 5000 butir. Di mana nantinya sel telur ini dilindungi oleh sebuah selaput yang tipis.

Sementara itu, ikan salmon jantan akan bergerak mendekati sarang ikan salmon betina dan melepaskan sel sperma di atas sarang tersebut. Di sarang yang penuh dengan air itu kemudian kedua sel telur yakni sel telur betina dan sel sperma bertemu.

Sel telur sperma akan menembus dari lapisan selaput tipis yang terdapat pada sel telur. Di sinilah terjadinya proses pembuahan secara eksternal yang terjadi pada sel telur dan sel sperma. Kemudian setelah adanya pembuahan akan terbentuk sebuah embrio atau calon bayi.

Di dalam embrio ikan salmon sudah terdapat makanan bagi embrio. Uniknya, induk ikan salmon tidak menjaga keberadaan telur sampai menetas. Induk ikan salmon umumnya dapat menghasilkan sekitar 7 kali hanya saja setelah itu sebagian besar induk ikan salmon akan mati. Sementara itu, sebagian lainnya akan kembali lagi ke laut.

Lain halnya dengan anak ikan salmon yang akan bertahan hidup di sungai setelah mengalami penetasan hingga berusia 6 bulan sampai tiga tahun. Setelah itu, anak ikan salmon ini akan kembali lagi ke laut seperti induknya.

3. Ikan Grunion

Ikan grunion contoh hewan fertilisasi eksternal

Ikan grunion mengalami proses perkembangbiakan yang berbeda dengan ikan pada umumnya sehingga tergolong unik. Ikan grunion betina akan berenang menuju pantai kemudian bagian ekornya akan dikubur di pasir pantai. Ketika bagian ekor betina ini tenggelam, ikan grunion akan memutar balikan badannya kemudian menggali bagian ekornya lebih dulu sampai bagian sirip dada.

Di sanalah ikan grunion akan mengalami proses bertelur. Kemudian ikan grunion jantan akan mendekati bagian yang dijadikan tempat bertelur ikan grunion betina. Delapan ikan grunion jantan akan mencoba untuk membuahi sel telur betina yakni dengan cara mengelilinginya. Kemudian ikan grunion jantan akan melepaskan susunya.

Di sana ikan grunion jantan akan membuahi sel telur sehingga terjadilah proses pembuahan secara eksternal. Setelah melepaskan susunya, ikan grunion jantan akan kembali ke laut dan air susu yang dikeluarkan akan mengalir ke bagian bawah dari tubuh betina sampai bertelur. Ketika air susu tersebut mengenai bagian sel telur maka proses pembuahan dapat terjadi.

4. Salamander

Salamander contoh hewan fertilisasi eksternal

Hewan selanjutnya yang mengalami proses pembuahan secara eksternal adalah salamander. Salamander merupakan hewan yang memiliki bentuk seperti kadal. Di mana salamander ini memiliki bentuk tubuh yang ramping dengan ekor yang panjang. Salamander dapat tinggal fi tempat yang berair dan lembab karena salamander memiliki kulit yang cukup lembab.

Hewan salamander betina akan melepaskan sel telurnya di dalam air yang menjadi habitatnya yakni kolam, sungai maupun danau. Kemudian salamander jantan akan melepaskan sel sperma di tempat yang sama. Kedua sel tersebut kemudian bertemu sehingga terjadilah proses pembuahan eksternal.

5. Terumbu Karang

Terumbu karang contoh hewan fertilisasi eksternal

Terumbu karang termasuk hewan yang melakukan cara berkembang biak dengan pembuahan secara eksternal. Pembuahan eksternal ini terjadi saat semua jenis terumbu karang yang ada di suatu daerah secara bersama-sama melepaskan sel telur jantan dan betina.

Sel telur kemudian bergerak karena adanya arus dari air laut sedangkan sperma dapat bergerak sendiri tanpa bantuan. Keduanya sama-sama bergerak hingga kemudian secara tidak sengaja sel telur dan betina bertemu.

Ketika keduanya bertemu terjadilah proses pembuahan secara eksternal. Proses pembuahan eksternal pada terumbu karang ini kemudian menghasilkan larva. Larva ini kemudian tumbuh berkembang menjadi polip dan dari polip akan berkembang menjadi terumbu karang yang baru.

6. Cumi-Cumi

Cumi-cumi contoh hewan fertilisasi eksternal

Cumi-cumi adalah hewan yang memiliki bentuk tubuh seperti gurita. Cumi-cumi mengalami proses pembuahan secara eksternal yakni pada bagian rongga mantel betina. Jenis kelamin pada cumi-cumi terpisah di mana terdapat satu gonad pada bagian tubuhnya.

Cumi-cumi jantan akan memindahkan sperma kepada cumi-cumi betina. Biasanya hal ini terjadi ketika masa pendekatan yang berlangsung rumit. Kemudian cumi-cumi tersebut mengalami pembuahan. Setelah adanya proses pembuahan, cumi-cumi betina akan bertelur.

Di mana telur cumi-cumi ini dilindungi oleh lapisan seperti agar-agar. Massa telur cumi-cumi ini akan ditempel di dasar laut atau permukaan laut yang keras. Ada beberapa juga telur cumi-cumi yang dibiarkan mengapung di air.

Telur cumi-cumi kemudian menetas menjadi larva yang memiliki ukuran kecil dan transparan. Pada masa menjadi larva, makanan diambil dari kantung kuning telur yang mengandung nutrisi. Selama menjadi larva, maka larva akan berkembang dan tumbuh bagian tubuh yang khas.

Ketika proses ini pula akan terjadi pergantian kulit. Larva ini kemudian tumbuh menjadi cumi-cumi remaja. Saat fase cumi-cumi remaja, maka akan terus melatih kemampuan berenang hingga menjadi cumi-cumi dewasa.

7. Bintang Laut

Bintang laut contoh hewan fertilisasi eksternal

Hewan selanjutnya yang mengalami pembuahan eksternal adalah bintang laut. Pembuahan pada bintang laut terjadi di dalam air. Di mana bintang laut betina akan melepaskan sel telur ke dalam air. Kemudian diikuti dengan pelepasan sel sperma oleh bintang laut jantan.

Sperma akan bergerak menuju sel telur dengan menggunakan ekornya. Ketika sel sperma telah sampai bertemu dengan sel telur, maka sel sperma akan mengeluarkan bahan kimia. Bahan kimia ini berfungsi untuk memecahkan lapisan yang melindungi sel telur.

Setelah lapisan sel telur pecah, maka proses pembuahan akan terjadi. Sel telur betina akan dibuahi oleh sel sperma kemudian terjadilah proses pembentukan embrio bintang laut. Embrio ini kemudian berkembang menjadi larva mikrospis yang memiliki lengan silia.

Larva akan mengambang bebas di air kemudian setelah mencapai kematangan larva akan berada di dasar laut. Dasar laut menjadi tempat berkembangnya bintang laut. Proses menjadi larva ini akan berlangsung selama beberapa Minggu bahkan bulan. Di mana setelah larva dewasa kemudian akan memadat dan berubah menjadi bintang laut dewasa.

8. Teripang

Teripang contoh hewan fertilisasi eksternal

Teripang termasuk hewan yang melakukan proses pembuahan secara eksternal. Teripang betina akan melepaskan sel telur ke dalam air. Di waktu yang bersamaan teripang jantan akan melepaskan sel sperma. Secara tidak sengaja, keduanya akan bertemu dan terjadi proses pembuahan secara eksternal.

Peluang terjadinya proses pembuahan pada teripang tergolong unik. Di mana teripang jantan harus mengeluarkan banyak sperma. Begitupun dengan teripang betina harus mengeluarkan banyak sel telur. Bahkan hingga ratusan ribu sel yang dikeluarkan.

Dengan begitu kemungkinan terjadinya pembuahan semakin besar. Selain itu, keberhasilan pembuahan ini bergantung pada teripang jantan dan betina yang berada dalam tempat dan waktu yang sama. Adanya hal ini akan membuat pembuahan menghasilkan banyak keturunan.

Setelah proses pembuahan berhasil, maka akan terbentuk larva. Larva teripang ini akan ikut terbawa arus air sampai dewasa. Hal ini bertujuan agar larva dapat menempel pada dasar laut seperti induk teripang. Selain melakukan pembuahan, beberapa spesies teripang juga melakukan perkembangbiakan dengan cara aseksual.

The post 8 Contoh Hewan yang Mengalami Fertilisasi Eksternal appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>