contoh interaksi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/contoh-interaksi Tue, 04 Feb 2020 10:29:36 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico contoh interaksi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/contoh-interaksi 32 32 15 Contoh Interaksi Sosial Di Lingkungan Keluarga Dalam Ilmu Sosiologi https://haloedukasi.com/contoh-interaksi-sosial-di-lingkungan-keluarga Thu, 16 Jan 2020 09:44:15 +0000 https://haloedukasi.com/?p=3190 Interaksi sosial adalah salah satu materi dasar dalam ilmu sosiologi yang menjadi materi wajib untuk dipelajari. Pengertian dari interaksi sosial adalah suatu hubungan dan pengaruh timbal balik antar individu, antar individu dengan kelompok dan antar kelompok. Bisa dikatakan juga bahwa interaksi sosial adalah suatu proses saling mempengaruhi tindakan individu dan kelompok lewat simbol – simbol […]

The post 15 Contoh Interaksi Sosial Di Lingkungan Keluarga Dalam Ilmu Sosiologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Interaksi sosial adalah salah satu materi dasar dalam ilmu sosiologi yang menjadi materi wajib untuk dipelajari.

Pengertian dari interaksi sosial adalah suatu hubungan dan pengaruh timbal balik antar individu, antar individu dengan kelompok dan antar kelompok.

Bisa dikatakan juga bahwa interaksi sosial adalah suatu proses saling mempengaruhi tindakan individu dan kelompok lewat simbol – simbol dan bahasa tertentu.

Secara sederhana, interaksi sosial adalah materi yang membahas mengenai bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lainnya dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat.

Tanpa interaksi sosial, bisa dipastikan tidak akan ada bentuk kehidupan bersama di dunia ini. Terdapat interaksi sosial asosiatif dan disosiatif beserta contohnya yang mempengaruhi kehidupan manusia.

Proses sosial yang terjadi merupakan salah satu interaksi timbal balik atau saling mempengaruhi antara sesama manusia yang akan berlangsung di lingkungan masyarakat hingga seumur hidupnya.

Maka definisi dari interaksi sosial yaitu bisa dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan suatu hubungan yang ada antara dua individu manusia atau lebih, dimana perbuatan dari keduanya dapat mengubah, mempengaruhi dan bahkan membawa perbaikan dalam perilaku individu lainnya.

Ciri Interaksi Sosial

Untuk dapat dikatakan telah terjadi suatu interaksi sosial maka kita bisa melihat dari ciri – cirinya. Penjelasan mengenai ciri – ciri interaksi sosial yaitu:

  • Jumlah pelaku interaksi sosial ada lebih dari satu orang karena pada setiap interaksi membutuhkan aksi dan reaksi. Maka jika ada suatu tindakan sudah pasti akan ada reaksi yang mengikutinya.
  • Terjalinnya komunikasi yang menggunakan simbol – simbol tertentu, yaitu bahasa. Simbol haruslah dipahami oleh pihak – pihak yang melakukan komunikasi agar dapat berjalan lancar.
  • Terdapat dimensi waktu dalam interaksi sosial atau konteks waktu yang membatasi interaksi tersebut.
  • Terdapat tujuan yang ingin dicapai dengan interaksi sosial tersebut, yang menentukan apakah arah interaksi akan terletak pada pertentangan atau kerjasama.

Interaksi sosial terjadi pada berbagai lingkungan sosial yang berbeda, seperti pada lingkungan sekolah, pekerjaan, masyarakat dan dalam lingkungan keluarga.

Interaksi Sosial Di Keluarga

Keluarga adalah kesatuan sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Terkadang dalam keluarga juga terdapat anggota keluarga lainnya (extended family) seperti kakek, nenek, paman, bibi dan lainnya.

Interaksi sosial yang dilakukan antara anggota keluarga biasanya akan sesuai dengan status dan norma kehidupan yang dianut setiap keluarga tersebut.

Beberapa contoh interaksi sosial di lingkungan keluarga yaitu:

  1. Saling menyapa ketika bangun pagi dan hendak beraktivitas sesuai dengan kegiatan masing – masing penghuni rumah menjadi contoh interaksi sosial antar individu dalam keluarga.
  2. Berkumpul untuk saling menceritakan berbagai pengalaman yang didapatkan selama satu hari beraktivitas, baik itu di kantor ayah, kegiatan ibu di rumah atau kegiatan anak – anak di sekolah.
  3. Menggunakan bahasa isyarat yang dipahami oleh anggota keluarga lain untuk menyatakan sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh orang luar keluarga merupakan salah satu contoh kontak sosial primer juga.
  4. Diskusi yang dilakukan antara anak dan orang tua untuk membahas berbagai hal yang ingin atau perlu diketahui sang anak dan orang tua juga.
  5. Membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah hingga tuntas yang dilakukan oleh ayah, ibu atau keduanya, atau oleh salah satu anak yang lebih tua terhadap adiknya.
  6. Orang tua yang mengajak anak untuk beribadah dalam keseharian sesuai keyakinan setiap keluarga masing – masing menjadi contoh interaksi manusia dengan lingkungan sekitar.
  7. Membersihkan rumah bersama – sama sebagai kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari libur kantor dan sekolah.
  8. Berpamitan kepada orang tua sebelum pergi ke sekolah sebagai contoh interaksi antara individu dengan individu.
  9. Contoh interaksi sosial di lingkungan keluarga juga bisa dilihat dari kegiatan jalan – jalan bersama keluarga.
  10. Selalu mengadakan acara makan bersama di waktu yang memungkinkan seluruh keluarga berkumpul, misalnya pada malam hari.
  11. Komunikasi antar suami dan istri dalam satu keluarga untuk membahas berbagai macam hal termasuk membahas nilai dan norma sosial yang mempengaruhi keluarga.
  12. Contoh interaksi sosial di lingkungan keluarga ketika ayah dan anak – anak berpamitan pada ibu untuk berangkat ke kantor dan ke sekolah.
  13. Sungkem kepada kakek dan nenek saat idul fitri sebagai tanda meminta maaf dari yang muda dan bentuk sosialisasi dalam keluarga.
  14. Contoh interaksi sosial di lingkungan keluarga juga bisa dilihat ketika orang tua memberi sanksi kepada anak yang melanggar peraturan di rumah dan di luar rumah.
  15. Kegiatan berkumpul keluarga besar yang diselenggarakan secara berkala juga dapat menjadi sosialisasi primer di keluarga.

Terdapat dua syarat utama yang menjadi patokan dari interaksi sosial yaitu terjadinya kontak sosial berupa pertemuan kedua pihak atau lebih yang dilakukan secara fisik menggunakan alat ataupun tanpa alat.

Kontak sosial ini bisa berupa kontak sosial langsung dan tidak langsung dengan melalui perantara.

Syarat kontak sosial yang kedua adalah komunikasi, yaitu terjadinya suatu proses penyampaian pesan, ide dan gagasan dari satu pihak ke pihak lainnya agar tercapai upaya saling mempengaruhi antara kedua pihak tersebut.

Komunikasi bisa dibedakan menjadi komunikasi verbal yang dilakukan secara lisan atau tertulis, dan komunikasi non verbal yang menggunakan gestur tubuh.

Interaksi sosial bisa terjadi di mana saja termasuk dalam lingkup keluarga.

Dengan mengetahui seluk beluk mengenai interaksi sosial maka diharapkan bahwa seorang individu dapat menentukan sendiri mana interaksi yang membawa pengaruh positif dan mana yang negatif atau merupakan bentuk – bentuk disosiatif.

The post 15 Contoh Interaksi Sosial Di Lingkungan Keluarga Dalam Ilmu Sosiologi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Contoh Interaksi Sosial Disosiatif yang Mengarah Kepada Perpecahan https://haloedukasi.com/contoh-interaksi-sosial-disosiatif-yang-mengarah-kepada-perpecahan Tue, 19 Nov 2019 10:55:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=608 Interaksi sosial yang bersifat disosiatif adalah bentuk interkasi sosial yang mengarah kepada konflik atau perpecahan dalam kelompok masyarakat. Perbedaan pendapat pasti akan terjadi dalam interaksi sosial. Hal tersebut tentunya di butuhkan nilai dan norma sosial yang dapat membantu permasalahan yang ada. Hal ini akan mengakibatkan ketegangan dan memicu konflik negatif di tengah masyarakat. Di antaranya, […]

The post 3 Contoh Interaksi Sosial Disosiatif yang Mengarah Kepada Perpecahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif adalah bentuk interkasi sosial yang mengarah kepada konflik atau perpecahan dalam kelompok masyarakat.

Perbedaan pendapat pasti akan terjadi dalam interaksi sosial. Hal tersebut tentunya di butuhkan nilai dan norma sosial yang dapat membantu permasalahan yang ada.

Hal ini akan mengakibatkan ketegangan dan memicu konflik negatif di tengah masyarakat. Di antaranya, interaksi-interaksi sosial disosiatif yang memicu perpecahan adalah sebagai berikut :

1. Kompetisi

Persaingan atau kompetisi bisanya dipicu oleh kepentingan yang sama antara individu atau kelompok tertentu. Untuk mencapai kepentingan itu, masing-masing pihak akhirnya berkompetisi dengan pesaing-pesaing yang ada.

Meski dapat berpengaruh negatif bahkan memicu konflik, adanya kompetisi juga membawa potensi-potensi positif jika dilakukan secara sehat dan sportif.

Dalam hal ini, tentu diperlukan aturan-aturan tertentu yang mengikat agar tiap pihak bisa berkompetisi dengan baik, tanpa merugikan lawan. Atau, kompetisi yang baik juga dapat terjadi jika masing-masing pihak mau memperhatikan peran nilai dan norma dalam berinterkasi sosial yang dianut masyarakat, demi meminimalisir konflik.

2. Kontravensi

Yaitu, sikap pertentangan yang tersembunyi, dengan tujuan menghindari konflik. Sebagai salah satu bentuk interaksi sosial, peran nilai dan norma sosial dalam sosialisasi dalam hal kontravensi sendiri ditandai dengan adanya pertentangan baik dalam hal memenuhi kebutuhan dan kepentingan.

Dalam hal argumentasi atau pendapat dalam kelompok tertentu. Selain menunjukkan keraguan dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara langsung, kontravensi dapat dijabarkan seperti berikut;

  • Kontravensi Umum, yaitu penolakan dan protes yang mengancam pihak lawan.
  • Kontravensi sederhana, yaitu dengan menyangkal pernyataan orang lain di depan umum.
  • Kontravensi Intensif, yaitu melakukan penghasutan atau menyebar gosip tentang perihal yang tidak disetujui kepada masa luas.
  • Kontravensi Rahasia, yaitu dengan melakukan pengkhianatan dan menyebarkan rahasia yang ia ketahui demi menunjukkan ketidaksepakatan dengan pihak lawan.
  • Kontravensi Taktis, yaitu dengan perilaku yang lebih mengejutkan kelompok atau pihak lawan, bisanya dengan melakukan suatu provokasi atau tekanan berupa intimidasi dan ancaman-ancaman tertentu.

3. Konflik Sosial

Konflik berasal dari salah satu kata kerja bahasa latin configere yang berarti saling memukul. Dalam ilmu sosiologi sendiri konflik dijabarkan sebagai suatu proses hubungan dalam bentuk sosialisasi.

Hubungan sosial tersebut berupa individu maupun kelompok, Dimana salah satu pihak berusaha menyerang. Atau bahkan, menghancurkan pihak lawan dengan membuatnya tidak berdaya.

Konflik ini biasanya dipicu oleh perselisihan dan menjadi faktor pendorong interaksi sosial yang berupa perbedaan pendapat dalam proses interaksi sosial. Konflik sendiri merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi di masyarakat.

Namun, apabila konflik dibiarkan berlarut dan tidak segera dikontrol, ini dapat memicu perpecahan juga hilangnya kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat.

Setiap individu memang diciptakan unik. Dengan perbedaan ini, jika kita tidak dapat menerima atau menghormati perbedaan dan keadaan orang lain tentu ini dapat memicu konflik.

Baik latar belakang budaya atau nilai sosial yang berbeda, maupun perbedaan pendapat dan cara berpikir dapat terjadi meskipun dalam ruang lingkup sosial yang kecil.

Ditambah lagi adanya perubahan-perubahan nilai dan norma sosial yang signifikan pun dapat memicu perpecahan dalam masyarakat.

Akibat-akibat konflik sosial;

  • Keretakan hubungan antara pihak-pihak yang sedang berselisih
  • Perubahan perilaku dan keperibadian pada tiap individu, yaitu menculnya perasaan dendam, rasa benci, juga perasaan saling curiga dan tidak mudah percaya kepada orang lain.
  • Kerusakan harta benda dan korban jiwa. Tak jarang konflik sosial bahkan memakan korban hingga hilangnya nyawa, disertai kerugian berupa materi.
  • Penaklukan oleh salah satu pihak. Yaitu akibat dari konflik itu sendiri dapat memunculkan dominasi di antara pihak yang bertikai. Pihak yang memiliki pengaruh yang lebih besar secara tidak langsung telah melakukan penaklukan psikologis juga kadang secara politis terhadap pihak lawan.
  • Memicu perpecahan, serta menjadi potensi untuk konflik-konflik sosial lanjutan di kemudian hari.

Demikianlah 3 contoh interkasi sosial yang mengarah pada perpecahan di lingkungan masyarakat yang biasa terjadi. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

The post 3 Contoh Interaksi Sosial Disosiatif yang Mengarah Kepada Perpecahan appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>