cuaca dan iklim - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cuaca-dan-iklim Wed, 22 Feb 2023 03:25:45 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico cuaca dan iklim - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/cuaca-dan-iklim 32 32 7 Faktor Pembentuk Iklim Disertai Penjelasannya https://haloedukasi.com/faktor-pembentuk-iklim Wed, 22 Feb 2023 03:23:50 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41645 Kehidupan manusia tak lepas dari adanya pengaruh proses-proses di alam sebab kehidupan manusia akan mempengaruhi proses di alam begitu pula sebaliknya jika proses-proses di alam akan membawa pengaruhnya tersendiri bagi manusia. Iklim  menjadi salah satu proses alam yang bisa membawa pengaruh terhadap kehidupan manusia. Pengaruh tersebut dapat secara fisik maupun secara non fisik atau sosial […]

The post 7 Faktor Pembentuk Iklim Disertai Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kehidupan manusia tak lepas dari adanya pengaruh proses-proses di alam sebab kehidupan manusia akan mempengaruhi proses di alam begitu pula sebaliknya jika proses-proses di alam akan membawa pengaruhnya tersendiri bagi manusia.

Iklim  menjadi salah satu proses alam yang bisa membawa pengaruh terhadap kehidupan manusia. Pengaruh tersebut dapat secara fisik maupun secara non fisik atau sosial budaya. 

Iklim diartikan sebagai sebuah kondisi cuaca dalam suatu daerah yang terjadi dalam kurun waktu lebih lama. Iklim bisa saja mempengaruhi berbagai jenis tanaman yang sesuai dan cocok dibudidayakan dalam suatu kawasan, penjadwalan budidaya pertanian, dan berbagai teknik budidaya yang bisa untuk dilakukan.

Pengertian Iklim

Iklim dan cuaca memiliki arti yang berbeda dimana iklim merupakan suatu keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Sedangkan, cuaca adalah keadaan suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin, dan sinar matahari pada waktu dan tempat tertentu. Meskipun cuaca dan iklim memiliki pengertian yang berbeda, tetapi unsur-unsur yang membentuknya hampir sama. 

Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel tertentu pada periode waktu tertentu yang memiliki rentang waktu dari bulanan hingga tahunan bahkan bisa mencapai jutaan tahun lamanya.

Iklim berubah terus menerus karena interaksi antar komponen dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, sinar matahari, dan berbagai faktor yang timbul karena adanya kegiatan manusia yang merusak lingkungan. Misalnya saja seperti perubahan penggunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan.

Faktor Pembentuk Iklim

  • Sinar Matahari

Matahari merupakan pengatur iklim di bumi yang penting dan menjadi sumber energi utama di bumi dengan energi dari matahari yang dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

Penyinaran Matahari ke Bumi dipengaruhi karena berbagai kondisi awan dengan perbedaan sudut datang sinar matahari di setiap wilayah di muka bumi yang akan menerima sinar matahari dengan intensitas yang berbeda-beda. 

Terdapat beberapa daerah yang setiap tahunnya akan mendapatkan sinar matahari dengan intensitas yang lebih tinggi. Namun, ada juga daerah yang tidak mendapatkan sinar matahari sama sekali dengan intensitas yang cukup. Perbedaan inilah yang akan mengakibatkan pada perbedaan iklim yang terjadi di tiap-tiap daerah di setiap sis penjuru bumi. 

  • Suhu Udara

Suhu udara merupakan sebuah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya menyebar dan berbeda pada daerah tertentu. Persebaran secara horizontal menunjukkan suhu udara tertinggi ada di daerah tropis garis ekuator dimana semakin ke arah kutub, maka suhu udara akan semakin dingin.

Persebaran secara vertikal menunjukkan, semakin tinggi suatu tempat, maka suhu udara di daerah tersebut akan semakin dingin.

Perbedaan tingkat suhu juga menjadi salah satu faktor pembentuk iklim dengan keadaan di permukaan bumi yang akan mengindikasikan daerah sedang dalam kondisi panas, dingin, sejuk atau lainnya yang dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut dengan termometer.

  • Kelembaban Udara 

Di dalam udara terdapat air yang terbentuk karena penguapan dan semakin tinggi suhu udara, maka akan semakin banyak uap air yang dikandung di dalamnya.

Hal ini berarti, jika semakin lembab udara tersebut, maka terdapat banyak uap air yang dikandung oleh udara. Alat untuk mengukur tingkat kelembaban udara suatu daerah adalah hygrometer.

  • Awan

Awan merupakan sebuah massa dari butir kecil air di dalam lapisan atmosfer bagian bawah menjadi salah satu faktor pembentuk iklim karena dapat mempengaruhi intensitas air hujan dan cuaca pada daerah tersebut.

Awan ternyata juga dapat menunjukkan kondisi cuaca, dimana jika awan berwarna gelap atau abu-abu, maka ia menandakan jika ia banyak mengandung air, sehingga akan turun hujan di daerah tersebut. 

  • Curah Hujan

Curah hujan adalah banyaknya jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu di mana untuk mengetahui besarnya curah air hujan bisa digunakan sebuah alat yang disebut dengan penakar hujan atau Rain Gauge.

Curah hujan menjadi definisi untuk jumlah satuan hujan yang turun dalam suatu tempat. Semakin tinggi curah hujan yang turun, maka akan semakin besar pula kemungkinan daerah tersebut untuk memiliki iklim yang basah dan begitu juga sebaliknya.

  • Angin

Angin adalah salah satu faktor pembentuk iklim di mana udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah dengan perbedaan tekanan udara tersebut biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan suhu udara.

Apabila suhu udara tinggi, maka tekanannya akan rendah dan begitu juga sebaliknya. Adanya angin akan mempengaruhi keadaan wilayah yang dilaluinya dan menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam pembentukan iklim. 

  • Tekanan Udara

Perbedaan tekanan udara di berbagai wilayah akan berpengaruh pada terbentuknya iklim di suatu daerah sebab tekanan udara adalah sebuah gaya yang muncul karena adanya perbedaan suhu di suatu tempat.

Semakin tinggi suhunya, maka tekanan udaranya akan semakin rendah dan apabila semakin rendah suhunya, maka tekanan udaranya akan menjadi semakin tinggi.  

The post 7 Faktor Pembentuk Iklim Disertai Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
8 Klasifikasi Jenis Iklim Schmidt-Ferguson https://haloedukasi.com/jenis-iklim-schmidt-ferguson Wed, 07 Dec 2022 03:04:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39929 Iklim merupakan pola atau rata-rata keadaan cuaca dalam sebuah wilayah yang luas dan pada kurun waktu yang lama. Karena iklim memiliki rentang waktu yang lama serta meliputi wilayah yang luas maka iklim dapat dikategorikan dengan mudah. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi iklim pada suatu wilayah, antara lain garis lintang, luas daratan, ketinggian, arus laut, […]

The post 8 Klasifikasi Jenis Iklim Schmidt-Ferguson appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Iklim merupakan pola atau rata-rata keadaan cuaca dalam sebuah wilayah yang luas dan pada kurun waktu yang lama. Karena iklim memiliki rentang waktu yang lama serta meliputi wilayah yang luas maka iklim dapat dikategorikan dengan mudah.

Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi iklim pada suatu wilayah, antara lain garis lintang, luas daratan, ketinggian, arus laut, luas daratan, lamanya musim, toptografi, vegetasi dan kondisi udara. Iklim di bumi diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu:

  • Iklim Matahari
  • Iklim Koppen
  • Iklim Schmidt-Ferguson
  • Iklim Oldeman
  • Iklim Junghun

Sebelum membahas tentang jenis iklim Schmidt-Ferguson, ada baiknya menilik pengertian jenis-jenis iklim yang lain terlebih dahulu.

1. Tipe Iklim Koppen

Jenis iklim Koppen ditemukan oleh Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi dari Jerman, di tahun 1900. Tipe iklim Koppen dikategorikan berdasarka curah hujan dan suhu udara pada suatu wilayah. Jenis iklim Koppen terbagi menjadi 5 tipe, yaitu:

  • Iklim tipe A atau tropis, tipe ini terbagi tiga yaitu hutan hujan tropis (Af), Muson tropis (Am) dan Sabana Tropis (Aw).
  • Iklim tipe B atau kering, terbagi menjadi 2 yaitu iklim gurun (Bw) dan Stepa (Bs)
  • Iklim tipe C atau iklim sedang hangat yang terbagi menjadi 3, yaitu musim panas kering (Cs), musim dingin kering (Cw) dan tidak memiliki musim kering (Cf).
  • Iklim tipe D atau iklim salju, terbagi menjadi 2 yaitu musim dingin kering-hujan bersalju (Dw) dan hujan bersalju basah sepanjang tahun (Df).
  • Iklim tipe E atau iklim kutub, terbagi menjadi 2 yaitu salju abadi (Ef) dan tundra (Et).

2. Iklim Matahari

Iklim matahari diklasifikasikan berdasarkan panas matahari yang mencapai permukaan bumi. Iklim matahari terbagi menjadi 4 bagian, yaitu iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang dan iklim dingin.

3. Iklim Junghuhn

Sedangkan Iklim Junghun mengklasifikasikan iklim berdasarkan pada vegetasi dan ketinggian sebuah wilayah. Klasifikasi Junghun terbagi menjadi 4 iklim yaitu iklim tropis atau panas, iklim daerah sedang, iklim daerah sejuk dan iklim daerah dingin.

4. Iklim Oldeman

Klasifikasi Oldeman mendasarkan klasifikasi iklim dari curah hujan yang terjadi di dalam suatu wilayah. Iklim Oldeman ini sebenarnya mirip dengan Schmidt-Ferguson, namun perbedaannya ada pada kriteria bulan basahnya.

Iklim Menurut Schmidt-Ferguson

Iklim Schmidt-Ferguson ditemukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Schmidt dan Ferguson di tahun 1950. Iklim Schmidt-Ferguson diklasifikasikan menurut rata-rata bulan basah serta bulan kering si tiap tahunnya.

Bulan basah mempunyai curah hujan di atas 100mm dalam satu bulan dan bulan kering mempunyai curah hujan kurang dari 60mm dalam satu bulan. Iklim ini juga disebut Q model, atau diklasifikasikan berdasarkan perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah.

Iklim Schimdt-Ferguson ini adalah tipe iklim yang menggunakan siklus data pada curah hujan yang terdapat pada suatu wilayah dan dapat mengkriteriakan bulan sebagai bulan lembab, bulan basah dan bulan kering.

Ada negara yang di wilayahnya mempunyai variasi iklim yang bermacam-macam, hal ini membuat negara tersebut dapat mengembangkan sendiri klasifikasi iklim yang mereka miliki. Indonesia adalah salah satu negara yang menggunakan klasifikasi iklim milik Schmidt-Ferguson.

Schmidt dan Ferguson sebenarnya hanya menyempurnakan sistem Mohr yang sudah mengklasifikasikan iklim wilayah tropis sebelumnya. Klasifikasi iklim milik Schmidt dan Ferguson ini diangggap paling sesuai dengan kondisi Indonesia, klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson biasanya digunakan oleh negara yang memiliki 2 musim, yaitu musim kering dan musim hujan.

Iklim Schmidt-Ferguson mengkategorikan bulan sepanjang tahun di wilayah dua musim menjadi Bulan Kering (BK), Bulan Basah (BB) dan Bulan Lembab (BL), berikut penjelasannya:

  • Bulan Kering (BK), adalah bulan di mana curah hujan pada wilayah yang luas kurang dari 60 mm per bulan.
  • Bulan Basah (BB), yaitu bulan di mana curah hujan lebih dari 100 mm per bulan.
  • Bulan Lembab (BL), adalah bulan di mana curah hujan mencapai antara 60-100 mm per bulan.

Kategori bulan yang dikemukakan berdasarkan penelitian Schmidt dan Ferguson tersebut kemudian untuk menghitungnya, caranya dengan menentukan kategori bulan, lalu dijumlahkan rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah untuk mengetahui iklim di wilayah tersebut.

Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson disebut juga “model Q”, model Q didapatkan dari perhitungan jumlah rata-rata bulan kering dibagi dengan bulan basah. Perhitungan jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah dilakukan pada suatu periode, misalnya dalam 1 tahun, 20 tahun dan seterusnya.

Sangat sedikit negara yang menerapkan klasifikasi iklim milik Schmidt-Ferguson, mungkin hanya di sebagian Asia Tenggara seperti Indonesia dan wilayah di Afrika.

Berikut ini adalah kelompok iklim yang dikemukakan oleh Schimidt dan Ferguson, dikelompokkan menjadi 8 tipe iklim dan ditentukan dari nilai Q:

1. Tipe Iklim A

Adalah daerah dengan keadaan iklim yang sangat basah dan vegetasi berupa hujan hujan tropis, memiliki nilai Q kurang dari 14,3% (nilai Q<14,3)

2. Tipe Iklim B

Iklim tipe B memiliki keadaan yang basah dan wilayahnya merupakan hutan tropis, memiliki nilai Q antara 14,3% hingga 33,3% (nilai Q 14,3-33,3).

3. Tipe Iklim C

Kelompok tipe iklim C keadaan iklimnya basah dan vegetasinya adalah hutan rimba, memiliki nilai Q mulai 33,3% hingga 60,0% (nilai Q 33,3-60,0).

4. Tipe Iklim D

Tipe ke empat adalah iklim D yang berada di wilayah dengan iklim sedang dengan vegetasi hutan musim. Tipe ini memiliki nilai Q antara 60,0% hingga 100,0% (nilai Q 60,0-100,0).

5. Tipe Iklim E

Tipe iklim E berada di daerah yang kondisi daerahnya kering dengan vegetasi padang rumput. Tipe iklim E memiliki nilai Q antara 100,0% hingga 167,0% (nilai Q 100,0-167,0).

6. Tipe Iklim F

Tipe iklim F berada di wilayah yang iklimnya sama dengan Tipe E yaitu kering, vegetasi yang tedapat di dalam wilayah tersebut adalah sabana. Memiliki nilai Q 167,0% hingga 300,0% (nilai Q 167,0-300,0).

7. Tipe Iklim G

Tipe iklim G berada di wilayah yang kondisinya sangat kering dan memiliki vegetasi berupa hutan sabana. Tipe iklim G ini memiliki nilai Q antara 300,0% hingga 700,0% (niali Q 300,0-700,0).

8. Tipe Iklim H

Tipe iklim H adalah wilayah yang kondisi iklimnya sangat kering, sehingga vegetasi yang berada di tipe iklim ini adalah pada ilalang atau sabana. Tipe iklim H memiliki nilai Q di atas 700% atau Q>700,0.

Cara Menentukan Tipe Iklim Schmidt-Ferguson

  • Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tipe curah hujan yang mendasarkan pada Q
  • Nilai Q ditentukan dengan rumus : Banyaknya bulan basah x 100%
  • Menentukan kriteria bulan kering dan bulan basah menggunakan klasifikasi menurut Mohr (Bulan basah curah hujan >100mm dan bulan kering <60mm.

The post 8 Klasifikasi Jenis Iklim Schmidt-Ferguson appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Pengaruh Iklim bagi Kehidupan Manusia https://haloedukasi.com/pengaruh-iklim-bagi-kehidupan-manusia Mon, 21 Nov 2022 02:19:22 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39716 Saat kecil, kamu mungkin pernah bingung mengapa di Indonesia tidak pernah ada salju, bukan ? Tentu saja tidak, karena Indonesia dikenal memiliki iklim hangat dan lembap, sehingga hanya terdapat musim kemarau dan hujan. Keberadaan iklim sangat berpengaruh terhadap aktivitas keseharian manusia di sekitarnya. Contohnya, jika sedang musim hujan maka jarang orang yang ingin aktivitas keluar […]

The post 5 Pengaruh Iklim bagi Kehidupan Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Saat kecil, kamu mungkin pernah bingung mengapa di Indonesia tidak pernah ada salju, bukan ? Tentu saja tidak, karena Indonesia dikenal memiliki iklim hangat dan lembap, sehingga hanya terdapat musim kemarau dan hujan.

Keberadaan iklim sangat berpengaruh terhadap aktivitas keseharian manusia di sekitarnya. Contohnya, jika sedang musim hujan maka jarang orang yang ingin aktivitas keluar rumah.

Tetapi, jika musim panas, kamu akan sering menemui pedagang es. Pengaruh iklim di keseharian kita dan orang-orang disekitar masih banyak lagi. Kalau ingin tahu, boleh simak uraian di bawah ini.

Pengaruh Iklim terhadap Kehidupan Manusia

  • Dapat Mempengaruhi Kediaman Manusia

Pada umumnya, manusia cenderung bertempat tinggal yang nyaman dan tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya. Lokasi kediaman ideal memiliki kondisi iklim pas, tidak terlalu dingin atau panas. 

Iklim atau cuaca tidak stabil kemungkinan dapat mengganggu kehidupan masyarakat di sekitarnya. Misalnya, jika cuaca di sekitar terlalu panas maka seseorang akan mengalami kekurangan cairan dimana berpotensi merusak cairan tubuh dan menyebabkan penyakit jantung. 

  • Memberikan Dampak Terhadap Kondisi Kesehatan Manusia

Iklim yang bervariasi juga berdampak kepada kesehatan individu. Misalnya, jika sedang musim hujan dimana banyaknya genangan air atau bahkan banjir bisa mengundang banyak spesies nyamuk seperti nyamuk demam berdarah untuk berkembang biak di sana.

Hal ini dikarenakan genangan air merupakan lokasi terbaik untuk spesies nyamuk beranak pinak. Curah hujan yang cukup besar juga dapat merusak kualitas dan peredaran air bersih, sehingga memicu banyaknya penderita penyakit tertentu seperti diare.

Cuaca sangat dingin juga berpotensi menurunkan daya imun badan. Makannya, tak heran jika kamu dan teman-temanmu banyak yang sakit seperti flu atau batuk-batuk saat musim hujan deras.

  • Dapat Mempengaruhi Kegiatan Agrikultur

Kondisi iklim tertentu memberikan dampak terhadap produktivitas cocok tanam. Perubahan cuaca atau iklim berubah-ubah serta sulit diprediksi mengancam kualitas dan kesuburan tanah pertanian.

Karenanya, dapat menurunkan banyaknya produksi hasil pertanian. Misalnya, pada sekitar bulan April, tanaman kopi di sekitar Dataran Tinggi Gayo akan berbunga, dimana pada tahap ini keberadaan air sangat diperlukannya. 

Tetapi karena di bulan tersebut sudah kemarau duluan, pasokan air berkurang sehingga pertumbuhan tanaman kopi terganggu hingga mengalami penurunan produksi. 

  • Dapat Mempengaruhi Produktivitas Peternakan 

Iklim yang secara konstan berubah dapat menyebabkan beberapa dampak kepada berlangsungnya kehidupan hewan ternak. 

Apabila kandungan karbon dioksida di atmosfer terus bertambah, maka mampu merendahkan pertumbuhan tanaman pakan ternak. 

Suhu cukup tinggi berisiko menyebabkan hewan ternak rentan penyakit. Hal ini dikarenakan beberapa parasit ternak cepat berkembang di daerah bersuhu panas.

Curah hujan berlebihan juga mengurangi air bersih, sehingga menghambat produktivitas hewan ternak. Misalnya, sapi menjadi sulit memproduksi susu. 

Contoh lainnya adalah nelayan kesulitan mendapat ikan, dimana disebabkan kenaikan suhu air laut. Karena, kebanyakan spesies ikan yang dapat dimakan lebih memilih untuk berkerumun di lokasi air laut bersuhu rendah. 

  • Memberikan Dampak Terhadap Kegiatan Ekonomi

Jika kamu sedang jalan-jalan ke objek wisata laut seperti di pantai, tentunya banyak ditemukan pedagang es kelapa atau es krim. 

Berbeda halnya jika kamu berwisata ke daerah pegunungan, dimana produk yang ditawarkan berupa topi rajutan atau aneka makanan hangat.

Hal tersebut merupakan contoh keberadaan iklim yang dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi di sekitarnya. Kondisi iklim atau cuaca baik mendukung lancarnya kegiatan perdagangan.

Sebaliknya, iklim buruk dapat mengganggu kegiatan ekonomi seperti ketidakstabilan iklim berpengaruh terhadap kerusakan produk pertanian. 

The post 5 Pengaruh Iklim bagi Kehidupan Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>