Deforestasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/deforestasi Fri, 05 May 2023 00:36:11 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Deforestasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/deforestasi 32 32 Deforestasi: Pengertian, Penyebab dan Dampak https://haloedukasi.com/deforestasi Sat, 29 Apr 2023 04:20:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42792 Apa itu Deforestasi? Deforestasi merupakan sebuah peristiwa hilangnya tutupan hutan menjadi tutupan lain. Hal ini sering terjadi pada hutan yang berada di area dengan intensitas tinggi atau berbatasan langsung dengan kegiatan manusia sehari-hari. Deforestasi juga dapat diartikan sebagai pengurangan tutupan tajuk pohon berukuran tinggi, sekitar 5 meter, menjadi kurang dari minimun, yaitu 10% untuk jangka […]

The post Deforestasi: Pengertian, Penyebab dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa itu Deforestasi?

Deforestasi merupakan sebuah peristiwa hilangnya tutupan hutan menjadi tutupan lain. Hal ini sering terjadi pada hutan yang berada di area dengan intensitas tinggi atau berbatasan langsung dengan kegiatan manusia sehari-hari.

Deforestasi juga dapat diartikan sebagai pengurangan tutupan tajuk pohon berukuran tinggi, sekitar 5 meter, menjadi kurang dari minimun, yaitu 10% untuk jangka panjang pada area lahan seluas minimal 0,5 ha. Jika dikatakan dalam bahasa yang sederhana, deforestasi merupakan hilangnya sebuah wilayah berhutan menjadi wilayah tidak berhutan.

Defisini-defisini diatas dapat diperkuat dengan adanya Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforetasi dan Degradasi Hutan (REDD), dimana tertulis secara langsung bahwa deforestasi merupakan perubahan permanen area hutan menjadi tidak berhutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia.

Penyebab Deforestasi

Pengurangan jumlah pohon dalam hutan secara kuantitatif sangat berhubungan erat dengan aktivitas manusia dan gangguan alam. Angka deforestasi yang tinggi setiap tahunnya dapat menyebabkan area hutan hilang secara bertahap namun besar-besaran. Tidak menutup kemungkinan juga akan muncul dampak negatif pada keberlanjutan lingkungan hidup dan kehidupan sosial.

Ada beberapa penyebab deforestasi yang dapat ditemukan di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Kebakaran Hutan

Hampir setiap tahun ada kebakaran hutan di Indonesia. Pada tahun 2015 saja, sudah tercatat ada 1,7 juta hektar hutan yang terbakar di Indonesia. Hal ini tentunya dapat memberikan dampak bagi pendidikan, transportasi udara, kesehatan, ekonomi, dan kerusakan lingkungan akibat api dan asap yang ditimbulkan.

Kebakaran hutan merupakan penyebab deforestasi yang cukup parah bila dibandingkan dengan penyebab lainnya. Kerugian kebakaran hutan juga dapat berpotensi kehilangan plasma nutfah. Fenomena kebakaran hutan di Indonesia telah menjadi sebuah tradisi yang terus-menerus terjadi.

  • Pembukaan Lahan Perkebunan

Pembukaan lahan perkebunan, misalnya kelapa sawit, dapat menimbulkan dampak pada angka penyusutan hutan secara ekologis. Pembukaan lahan sawit ini dapat menjadi salah satu faktor dominan terhadap hilangnya tutupan dan lahan hutan di Indonesia.

Pembukaan lahan kelapa sawit dan perkebunan lainnya umumnya diperoleh melalui dua metode, yaitu pengalihan fungsi lahan hutan dan pengalihan fungsi lahan perkebunan. Pengalihan fungsi lahan perkebunan merupakan metode penggantian tanaman pokok perkebunan menjadi tanaman baru.

  • Perambahan Hutan Untuk Memenuhi Keinginan Manusia

Penyebab lainnya dari deforestasi adalah adanya perambahan hutan. Perambahan hutan merupakan masalah nasional yang sudah dibicarakan dari dahulu kala. Beberapa faktor utama yang membuat masyarakat melakukan perambahan hutan adalah faktor ekonomi, adanya sponsor, keterbatasan petugas pengawasan hutan, minimnya informasi dan dampak perambahan hutan, serta lemahnya sanksi hukum.

  • Program Transmigrasi

Kawasan pemukiman transmigrasi akan terus bertambah dan berkembang, sehingga memang akan diperlukan area untuk mewadahi aktivitas tertentu. Hal ini tentunya menyebabkan perubahan tutupan lahan hutan ke tutupan lahan hutan non hutan, terutama di area kawasan hutan yang bersentuhan langsung dengan pemukiman transmigrasi.

  • Pertambangan dan Pengeboran Sumber Daya Alam

Petambangan dan pengeboran minyak dapat menyebabkan adanya bekas pertambangan di kawasan hutan.

Lokasi tanah yang sudah berlubang-lubang menyebabkan hutan akan sulit bertahan. Jika tidak dilakukan penutupan kembali pada kawasan tersebut, maka dapat menyebabkan dampak buruk pada kualitas dan perubahan fungsi lahan lingkungan di area sekitarnya.

Dampak Deforestasi

Dampak deforestasi tidak hanya dapat dirasakan secara nasional, namun juga tingkat internasional. Kegiatan ini dapat berdampak bagi sosial ekonomi masyarakat yang sangat bergantung dengan hasil hutan. Kerugian besar pun dapat dirasakan bagi seluruh masyarakat dan negara.

Beberapa dampak yang dapat terjadi akibat deforestasi adalah sebagai berikut, yaitu :

  • Bencana Alam

Penebangan hutan yang mengesampingkan konversi hutan dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkngan. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan peristiwa bencana alam, misalnya banjir dan tanah longsor.

  • Kepunahan Flora dan Fauna

Ahli fungsi lahan yang tidak seharusnya dapat juga berdampak bagi kelestasian flora dan fauna. Deforestasi yang terus menerus terhadi dapat menyebabkan habitat asli mereka menjadi tergeser dan menyebabkan keuntungan bagi manusia saja.

  • Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Hutan sangat berperan terhadap penyimpanan cadangan karbon secara besar-besaran. Hutan juga dapat menyerap karbon dioksida yang berlebih di udara dan mengubahnya menjadi oksigen melalui proses fotosintesis. Secara tidak langsung, hutan dapat menyimpan dan mengolah lebih dari 2 ratus miliar ton karbon.

Apabila terjadi deforestasi secara terus menerus, maka perubahan iklim yang berkaitan dengan karbon-karbon diudara akan terus terjadi, terutama pada lahan gambut. Jika lahan gambut kehilangan pohon diatasnya, maka karbon akan dilepaskan ke udara.

  • Terganggunya Siklus Air

Hutan juga menjadi salah satu aspek penting dalam siklus air di bumi. Jika jumlah hutan berkurang, maka penguapan air tanah oleh pohon juga akan berkurang. Hal ini dapat berakibat pada perubahan iklim dan cuaca menjadi lebih kering karena penurunan curah hujan.

Pencegahan Deforestasi

Akibat banyaknya dampak negatif dari deforestasi, pemerintah dan masyarakat harus mengupayakan banyak hal untuk menguranginya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan, antara lain :

  • Memberlakukan sistem tebak pilih pada pohon yang ingin di panen
  • Melakukan penanaman kembali pada pohon yang sudah di tebang
  • Melakukan reboisasi dan penghijauan
  • Membentuk REDD+ atau Reducsing Emissions from Deforestation and Forest Degradation untuk menghitung nilai karbon di hutan
  • Meningkatkan pengawasan hutan

The post Deforestasi: Pengertian, Penyebab dan Dampak appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Inilah Perbedaan Degradasi dan Deforestasi https://haloedukasi.com/perbedaan-degradasi-dan-deforestasi Tue, 31 Jan 2023 09:26:35 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41133 Persentase hutan di dunia mencapai 31% dari luas daratan global atau sekitar 4,06 miliar hektar berdasarkan laporan dari data FAO (Food and Agriculture Organization). Hutan disebut dengan paru-paru dunia bukan tanpa alasan. Keberadaan hutan menjadi pemasok oksigen paling besar di permukaan bumi. Seperti yang diketahui bahwa oksigen dibutuhkan oleh manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya […]

The post Inilah Perbedaan Degradasi dan Deforestasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Persentase hutan di dunia mencapai 31% dari luas daratan global atau sekitar 4,06 miliar hektar berdasarkan laporan dari data FAO (Food and Agriculture Organization). Hutan disebut dengan paru-paru dunia bukan tanpa alasan. Keberadaan hutan menjadi pemasok oksigen paling besar di permukaan bumi.

Seperti yang diketahui bahwa oksigen dibutuhkan oleh manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya untuk bernapas. Selain menghasilkan oksigen terbesar, manfaat hutan bagi kehidupan sangat penting mulai dari penyedia sumber makanan dan obat-obatan, menjadi habitat hewan dan tumbuhan, mencegah bencana erosi, tanah longsor dan banjir, penyimpan cadangan air, dan membuat udara menjadi lebih sejuk.

Pentingnya hutan bagi kehidupan menumbuhkan kesadaran kepada semua masyarakat untuk menjaga dan melindungi hutan yang ada. Namun, diperkirakan penyusutan hutan setiap tahunnya mencapai 15 juta hektar, tidak terkecuali penyusutan ini terjadi di Indonesia.

Padahal, Indonesia termasuk urutan ke sembilan negara dengan wilayah hutan terluas dunia dengan luas persentasi 46,46% dari luas keseluruhan negara. Akan tetapi, saat ini wilayah hutan Indonesia semakin berkurang dan membuat urutan negara dengan wilayah hutan terluas juga mengalami pergeseran.

Berkurangnya hutan ini disebabkan oleh faktor alam dan faktor ulah manusia baik dari bencana, iklim, kebakaran, penyakit, hingga penebangan hutan secara liar. Kerusakan hutan yang membuat kualitas hutan menurun hingga hilangnya hutan akan menyebabkan putusnya mata rantai kehidupan yang berpotensi mendatangkan bencana dan kerugian.

Ada beberapa istilah yang digunakan terkait kerusakan hutan, beberapa di antaranya adalah degradasi dan deforestasi. Kedua istilah ini merupakan kegiatan yang mengakibatkan penurunan kualitas hutan juga sebab penyusutan wilayah hutan. Jika kamu belum memahami apa itu degradasi dan deforestasi hutan, simak artikel ini sampai akhir ya!

Pengertian Degradasi

Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah degradasi diartikan dengan kemunduran, kemerosotan, dan penurunan. Penggunaan istilah degradasi cukup beragam.

Kata degradasi bisa disandingkan dengan beberapa hal, seperti yang digunakan dalam berita sepak bola di mana ketika berita sedang menginformasikan tim sepak bola yang menempati papan bawah klasemen liga yang akhirnya harus turun atau degradasi dengan kelas liga di bawahnya.

Namun, istilah degradasi juga digunakan dalam permasalahan tanah dan hutan. Dalam artikel ini akan terfokus dalam penjelasan penggunaan kata degradasi yang berkaitan dengan lahan dan hutan.

Istilah degradasi tanah atau hutan mengacu pada dekomposisi senyawa kimia atau penurunan kualitas tanah. Sedangkan degradasi hutan merupakan penurunan kualitas lahan hutan yang mempengaruhi fungsi dan kegunaan hutan itu sendiri.

Degradasi juga dimaknai dengan kondisi hutan yang mengalami penurunan keragaman flora dan fauna akibat faktor alam maupun ulah manusia.

Permasalahan degradasi hutan menjadi masalah penting yang harus segara ditangani oleh negara. Pasalnya, jika tidak diambil tindakan untuk mengatasinya, maka kemungkinan wilayah hutan akan berkurang hingga makhluk hidup yang menjadikan hutan sebagai habitat dan tempat tinggal akan hilang bahkan punah,

Pengertian Deforestasi

Istilah deforestasi umumnya hanya digunakan untuk satu kegiatan saja, yaitu deforestasi hutan. Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deforestasi diartikan dengan penebangan hutan.

Deforestasi adalah proses penghilangan hutan dengan cara penebangan guna mengambil hasil hutan atau mengubah fungsi lahan hutan menjadi non-hutan.

Ahli bidang ilmu kehutanan juga mengatakan bahwa deforestasi ini merupakan kondisi hilangnya tutupan hutan beserta atribut-atribut yang ada di dalamnya yang mengakibatkan hilangnya struktur dan fungsi hutan.

Penyebab deforestasi erat kaitannya dengan aktivitas manusia. Deforestasi bertujuan mengubah area hutan menjadi lahan non-hutan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas manusia seperti pembukaan lahan perkebunan, pertambangan hingga program transmigrasi pemerintah jika membutuhkan lahan untuk pemukiman warga.

Deforestasi termasuk salah satu bentuk penggundulan hutan yang menyebabkan masalah pada lingkungan. Dampak yang ditimbulkan oleh deforestasi sangat serius, terlebih hutan merupakan penghasil oksigen terbesar di dunia yang dibutuhkan makhluk hidup untuk bernafas.

Bagi sebagian yang hidup di sekitar hutan dan menggantungkan hidupnya dengan sumber daya alam yang ada di dalamnya akan sangat mengganggu sosial ekonomi mereka. Deforestasi yang dilakukan dengan cara pembakaran hutan akan mengakibatkan pemanasan global atau perubahan iklim yang mana akan mengganggu masyarakat secara luas.

Tidak hanya itu saja, deforestasi juga menjadi faktor terbesar terjadinya punahnya flora dan fauna yang tinggal di wilayah hutan tersebut hingga timbulnya bencana alam seperti tanah longsor dan banjir karena hilangnya resapan air.

Perbedaan Degradasi dan Deforestasi

Meski kedua istilah ini kerap disama artikan, tetapi degradasi dan deforestasi memiliki makna yang berbeda seperti yang sudah dijelaskan di atas. Untuk memudahkanmu memahami penggunaan istilah degradasi dan deforestasi, di bawah ini beberapa perbedaannya:

  • Degradasi adalah penurunan kualitas tanah di berbagai lahan yang ada di permukaan bumi, baik sawah, kebun, hutan dan lain sebagainya.  
  • Deforestasi adalah kegiatan yang mengubah hutan menjadi lahan lainnya sehingga menghilangkan are hutan secara permanen.
  • Penggunaan degradasi cukup beragam, mulai dari penurunan harga bahan pangan, kemerosotan kinerja suatu tim dalam sepak bola, dan juga digunakan untuk mengistilahkan lahan atau hutan yang mengalami penurunan produktivitasnya.
  • Penggunaan deforestasi cenderung untuk mengistilahkan lahan hutan yang dilakukan dengan penebangan pohon dan di alih fungsikan untuk kebutuhan manusia.
  • Degradasi biasanya hanya terdapat pada sebagian lahan atau hanya mengakibatkan penurunan produktivitas dalam skala yang kecil tetapi, deforestasi justru sebaliknya. Deforestasi mengakibatkan hilangnya hutan dalam jumlah yang luas.
  • Dampak degradasi cenderung lebih sedikit dan mudah diatasi. Namun, deforestasi akan mengakibatkan dampak yang jauh lebih besar karena membuat lahan hutan produktif menjadi non-hutan.

Nah, itulah dia penjelasan lengkap mengenai degradasi dan deforestasi yang perlu kamu ketahui. Kedua kegiatan ini jika dibiarkan secara terus menerus akan menimbulkan kerugian dan kondisi buruk yang sangat serius.

The post Inilah Perbedaan Degradasi dan Deforestasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
6 Dampak Kerusakan Hutan dan Penyebabnya https://haloedukasi.com/dampak-kerusakan-hutan Thu, 29 Dec 2022 02:35:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40456 Hutan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan di bumi dan menutupi hampir sepertiga dari seluruh daratan yang ada di bumi serta menyediakan berbagai manfaat esensial bagi seluruh spesies. Udara yang kita hirup dan air yang kita minum, semuanya  tersebut berasal dari hutan, sehingga hutan memiliki peran yang krusial dalam mencegah perubahan iklim. Beragam pohon […]

The post 6 Dampak Kerusakan Hutan dan Penyebabnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Hutan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan di bumi dan menutupi hampir sepertiga dari seluruh daratan yang ada di bumi serta menyediakan berbagai manfaat esensial bagi seluruh spesies.

Udara yang kita hirup dan air yang kita minum, semuanya  tersebut berasal dari hutan, sehingga hutan memiliki peran yang krusial dalam mencegah perubahan iklim. Beragam pohon dalam hutan mampu menyerap karbon dioksida dan melepas oksigen dan juga berperan sebagai daerah resapan air yang mampu untuk mencegah banjir.

Hampir 7,3 juta hektar hutan di seluruh dunia hilang setiap tahunnya dan pemicu terbesar kegiatan deforestasi hutan adalah kegiatan industri. Faktor lainnya yaitu adanya alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan atau dijadikan sebagai lahan pemukiman bagi para warga.

Deforestasi hutan umumnya dilakukan dengan cara, antara lain membakar hutan atau dengan menebang pohon-pohon secara liar yang akan dapat mengakibatkan tanah menjadi tandus. Nantinya akan dapat menimbulkan berbagai macam bencana alam, seperti halnya banjir dan tanah longsor.

Penyebab Kerusakan Hutan

  • Illegal Logging

Penebangan yang terjadi dalam suatu kawasan hutan yang dilakukan secara liar akan menurunkan atau mengubah fungsi awal hutan. Terdapat larangan keras dari Pemerintah untuk melakukan kegiatan tersebut, akan tetapi sebagian besar masyarakat masih melakukan kegiatan tercela tersebut.

  • Kebakaran Hutan

Kebanyakan dari peristiwa kebakaran hutan terjadi karena adanya faktor kesengajaan dari beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab dan sengaja melakukan perbuatan membakar hutan untuk dijadikan sebagai lahan perkebunan, pemukiman, peternakan, dan yang lainnya.

  • Perambahan Hutan

Para petani yang bercocok tanam tahunan menjadi sebuah ancaman bagi kelestarian hutan karena para petani akan melakukan perambahan hutan agar bisa memanfaatkan hutan sebagai lahan baru untuk bercocok tanam.

Selain itu, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat juga menjadi berkontribusi terhadap terjadinya perambahan hutan yang disebabkan kebutuhan lahan untuk kelangsungan hidup yang semakin meningkat. 

  • Serangan Hama dan Penyakit

Jumlah populasi hama yang meledak juga bisa menjadi salah satu penyebab kerusakan hutan dimana hama-hama tersebut akan menyerang dan menimbulkan kerusakan di berbagai populasi pohon yang hidup dalam sebuah kawasan hutan.

Dampak Kerusakan Hutan bagi Kehidupan dan Lingkungan

  • Perubahan Iklim dan Pemanasan Global 

Dampak kerusakan hutan akan mempengaruhi dalam perubahan iklim dan pemanasan global dengan kondisi peningkatan panas rata-rata di seluruh permukaan bumi akibat gas adanya rumah kaca yang meningkat di atmosfer.

Gas rumah kaca akan mempunyai peran dalam menjaga suhu bumi tetap hangat agar cocok untuk hidup. Kondisi suhu yang naik mengakibatkan ketidakstabilan iklim dan menimbulkan fenomena perubahan iklim. Hutan sebagai produsen terbesar yang menghasilkan oksigen membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. 

Pada saat suatu hutan mengalami kerusakan, maka hal tersebut tentu bisa berakibat pada terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim yang sangat ekstrim. Dengan adanya deforestasi, jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke udara akan semakin besar dan akan berdampak pada pertukaran uap air dan karbon dioksida dengan terjadinya perubahan iklim. Perubahan konsentrasi udara di lapisan atmosfer tersebut akan memiliki efek yang langsung berpengaruh terhadap iklim dunia. 

  • Kepunahan Berbagai Spesies Hewan dan Tumbuhan 

Dampak kerusakan hutan berpengaruh terhadap kehilangan berbagai jenis spesies flora dan fauna yang tinggal di dalam hutan rusak dan lenyap. Sekitar 70% berbagai jenis flora dan fauna yang hidup di kawasan hutan dimana kerusakan hutan tersebut akan mengakibatkan makhluk hidup tidak lagi mampu bertahan hidup di habitat aslinya.

Karena kehilangan habitat hewan dan tumbuhan yang bergantung pada ekosistem hutan akan berakibat dengan perlahan mati dan menyebabkan kepunahan massal. Kondisi tersebut berdampak di berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan, penelitian, dan di bidang kesehatan yang dapat berakibat hilangnya berbagai jenis obat yang bersumber dari flora, fauna, serangga atau burung yang tinggal hutan. 

  • Siklus Air akan Terganggu 

Dampak dari kerusakan hutan akan mengganggu siklus air karena pohon memiliki peranan yang sangat penting dalam siklus air sebab dapat menyerap curah hujan dan menghasilkan uap air yang nantinya akan dilepaskan ke atmosfer.

Semakin sedikit jumlah pohon yang ada di bumi, maka kandungan air di udara yang nantinya dikembalikan dalam bentuk hujan juga akan sedikit. Pohon juga berperan dalam mengurangi tingkat polusi air dan menghentikan pencemaran. Jumlah pohon yang berkurang akibat kegiatan deforestasi dapat mengurangi efektivitas hutan dalam menjalankan fungsinya untuk menjaga tata letak air. 

  • Menyebabkan Banjir, Erosi Tanah, dan Longsor 

Banjir dan erosi tanah adalah dampak kerusakan hutan yang sangat sering terjadi dan sudah menjadi langganan di berbagai daerah. Lebih dari sepertiga bagian lahan subur di bumi musnah akibat kegiatan deforestasi yang sangat disesali sebab pohon memegang peranan penting untuk menghalau berbagai bencana, seperti banjir dan tanah longsor.

Pohon yang berkurang akibat kerusakan hutan, maka ketika musim hujan tanah tidak mampu untuk menyerap dengan baik tumpahan air hujan yang mengakibatkan besarnya laju aliran air di permukaan. Akhirnya akan terjadi banjir bandang yang mengangkut partikel tanah, sehingga dapat menimbulkan erosi tanah atau tanah longsor. 

  • Mengakibatkan Kekeringan 

Apabila banjir dan tanah longsor termasuk efek negatif kerusakan hutan di musim penghujan, kekeringan juga menjadi dampak kerusakan hutan yang perlu diwaspadai saat musim kemarau. Luasan hutan yang terus berkurang menyebabkan daya serap tanah menipis yang berimbas buruk pada musim kemarau.

Kekeringan timbul berawal dari cadangan air yang tidak cukup di musim kemarau dengan dampak yang dapat dirasakan sebab pohon bertindak sebagai tempat penyimpan cadangan air tanah berkurang secara signifikan. 

  • Rusaknya Ekosistem Darat dan Air 

Hutan menjadi habitat berbagai jenis spesies hewan dan tumbuh-tumbuhan sebagai salah satu sumber daya alam hayati yang terdapat di bumi. Kegiatan deforestasi dan pembukaan hutan secara tak bertanggung jawab dapat mengakibatkan kerusakan dan kepunahan bagi kekayaan alam tersebut.

Dampak kerusakan hutan akan menyebabkan banjir dan erosi tanah yang pada akhirnya akan mengalami proses sedimentasi atau pengendapan. Pengendapan tanah yang berlebihan tentunya dapat merusak berbagai ekosistem di lautan, seperti terumbu karang sebagai habitat ikan kecil hidup. 

The post 6 Dampak Kerusakan Hutan dan Penyebabnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Cara Mengatasi Deforestasi yang Perlu diketahui https://haloedukasi.com/cara-mengatasi-deforestasi Sat, 10 Jul 2021 09:37:31 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25682 Deforestasi di Indonesia sudah mencapai angka yang memprihatinkan. Ditambah lagi dengan kebakaran hutan yang melanda di beberapa kawasan hutan di Indonesia, menyebabkan Pemerintah dibantu dengan lembaga terkait untuk segera mengatasi Deforestasi. Penyebab utama deforestasi ini ternyata perladangan berpindah dan konversi untuk pertanian skala kecil di luar proyek-proyek pembangunan. Perladangan berpindah adalah adaptasi rasional atas lahan […]

The post 7 Cara Mengatasi Deforestasi yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Deforestasi di Indonesia sudah mencapai angka yang memprihatinkan. Ditambah lagi dengan kebakaran hutan yang melanda di beberapa kawasan hutan di Indonesia, menyebabkan Pemerintah dibantu dengan lembaga terkait untuk segera mengatasi Deforestasi.

Penyebab utama deforestasi ini ternyata perladangan berpindah dan konversi untuk pertanian skala kecil di luar proyek-proyek pembangunan. Perladangan berpindah adalah adaptasi rasional atas lahan yang kurang subur.

Dalam sistem ini, vegetasi ditebang dan dibakar agar banyak sumber kesuburan terlepas ke tanah. Ketika kesuburan tanah menurun, lahan ditinggalkan sehingga semak belukar kembali tumbuh.

Karena para petani umumnya lebih menyukai menebang hutan sekunder ketimbang hutan primer, mereka kembali ke lahan yang sama setelah 10-20 tahun. Menyadari pentingnya peran hutan terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan termasuk perannya dalam mitigasi perubahan iklim, pemerintah telah berupaya menangani permasalahan di bidang kehutanan antara lain :

1. Penetapan Kawasan Hutan Lindung/Kawasan Konservasi

Penetapan kawasan lindung dan kawasan konservasi tidak secara langsung menghasilkan keuntungan berupa kayu, akan tetapi hal ini akan mengkonservasi karbon di hutan, mempertahankan biodiversity dan bermanfaat dalam mengatur tata air, mencegah erosi dan banjir.

2. Perbaikan Teknik Silvikultur

Perbaikan praktek pengelolaan hutan diantaranya dilakukan melalui kegiatan teknik silvikultur dan pemanenan hutan yang lebih baik (reduce impact logging). Untuk mengurangi dampak merugikan akibat pemanenan hutan dan memudahkan pemantauan, pemerintah menetapkan peraturan sistem silvikultur untuk pengusahaan hutan di Indonesia.

Pada periode tahun 1972-1980, sistem silvikultur yang diterapkan adalah sistem tebang pilih. Sejak tahun 1980, peraturan diubah dan sistem yang dipakai adalah sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).

Saat ini juga sedang dikembangkan sistem silvikultur intensif yang didasarkan kepada tiga unsur utama yakni jenis yang sesuai dan kualitas bibit yang dipakai (pemuliaan jenis), manipulasi lingkungan dari areal yang akan ditanam dan pengendalian hama terpadu.

3. Konservasi Lahan Gambut

Lahan gambut mempunyai cadangan karbon yang tinggi. Gambut dengan kedalaman 1 meter mempunyai kandungan karbon sekitar 600 ton C/ha (Page et al., 2002 dalam Agus, 2007), sedangkan biomas hutan gambut hanya mengandung sekitar 200 ton C/ha.

Mengingat kandungan karbon yang sangat tinggi di hutan gambut, perlu penanganan lahan gambut yang lebih hati-hati. Diperlukan upaya konservasi lahan gambut, dan untuk itu pemerintah telah mengeluarkan aturan yaitu Keputusan Presiden No. 32/1990 tentang larangan pengembangan di lahan gambut yang lebih tebal dari 3 m.

Upaya konservasi di lahan gambut dilakukan dengan menghindari deforestasi hutan gambut dan memperbaiki sistem pengelolaan lahan.

4. Penghijauan atau Penanaman Pohon

Berbagai kegiatan kehutanan yang telah dilaksanakan selama ini berupaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas hutan melalui kegiatan penanaman. Kegiatan penanaman yang penting diantaranya adalah pembangunan HTI, reboisasi (penghutanan kembali kawasan hutan yang telah rusak), penghijauan (penanaman tanaman tahunan di lahan milik).

Secara nasional kegiatan yang menyangkut penanaman pohon telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan dengan kegiatan Gerakan Kemakmuran dilanjutan dengan Instruksi Presiden tentang Reboisasi dan Penghijauan selama Orde Baru dan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) sejak tahun 2003.

Bahkan sejak 20 tahun yang lalu di Jawa Barat, para masyarakat mengadakan gerakan yang disebut ”Gerakan Gandrung Tatangkalan”. Sementara itu di kabupaten lain yang tersebar di seluruh Indonesia, juga ada gerakan yang disebut ”Penanaman satu juta pohon”, dan gerakan ”Penanaman 80 juta pohon” sebelum diselenggarakannya CoP 13 Desember 2007.

5. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan)

Salah satu upaya untuk menurunkan luas lahan deforestesi di Indonesia dengan dana besar adalah Gerakan National Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL/GERHAN). Kegiatan Gerhan adalah kegiatan multisektoral yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten. Dari target program tahun 2003-2006 seluas 2,1 juta ha, realisasi penanaman hanya mencapai 1,4 juta ha atau sekitar 67 persen (Murniati, 2007).

6. Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI)

Pembangunan HTI merupakan upaya untuk meningkatkan potensi hutan produksi agar dalam jangka panjang dapat mendukung penyediaan bahan baku industri hasil hutan secara terus-menerus dan lestari, disamping menyediakan lapangan kerja dan lapangan berusaha serta peningkatan kualitas lingkungan hidup.

Tujuan pembangunan HTI adalah meningkatkan produktivitas kayu dari lahan hutan yang kurang produktif agar dapat memenuhi kebutuhan kayu di dalam negeri.

7. Reboisasi

Program reboisasi bertujuan untuk menghutankan kembali lahan kritis dan padang alang-alang. Rata-rata tiap jenis tumbuhan yang ditanam adalah 7-25 t/ha/tahun.

Satu rotasi berumur 7-40 tahun, dengan biomas rata-rata 175-280 ton/ha/rotasi. Sebagian besar pohon yang ditanam untuk reboisasi pada lahan kritis tidak dieksploitasi tetapi diutamakan untuk kepentingan konservasi tanah.

The post 7 Cara Mengatasi Deforestasi yang Perlu diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Penyebab Deforestasi yang Harus diketahui https://haloedukasi.com/penyebab-deforestasi Fri, 09 Jul 2021 07:00:56 +0000 https://haloedukasi.com/?p=25668 Indonesia menempati peringkat ketiga (sesudah Brazil dan Zaire) dalam kekayaan hutan hujan tropis, dan memiliki 10% dari sisa sumber daya ini di dunia. Perkiraan resmi mengenai kawasan lahan hutan di Indonesia sangat bervariasi. Hal ini menyebabkan penyebab Deforestasi di Indonesia menyebar menjadi beberapa faktor, yaitu : 1. Sistem Perladangan Berpindah “Sistem perladangan berpindah “ mempunyai […]

The post 5 Penyebab Deforestasi yang Harus diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Indonesia menempati peringkat ketiga (sesudah Brazil dan Zaire) dalam kekayaan hutan hujan tropis, dan memiliki 10% dari sisa sumber daya ini di dunia. Perkiraan resmi mengenai kawasan lahan hutan di Indonesia sangat bervariasi. Hal ini menyebabkan penyebab Deforestasi di Indonesia menyebar menjadi beberapa faktor, yaitu :

1. Sistem Perladangan Berpindah

“Sistem perladangan berpindah “ mempunyai arti yangberbeda bagi orang yang berbeda. Agar kita dapat benar-benar memahami peranan petani kecil dalam perubahan tutupan hutan di Indonesia, perlu sekali menyadari dan mengakui adanya rangkaian kesatuan usaha tani mulai dari sistem perladangan berpindah tradisional (dengan masa berlaku panjang dan konservasi hutan jangka panjang) pada ujung yang satu, dan budidaya “perambah hutan”(yang seringkali berakibat degradasi dalam jangka panjang dan deforestasi) pada ujung yang lain.

Di Indonesia ada polarisasi ideologi di mana wakil-wakil pemerintah dan LSM Lingkungan cenderung tidak mengakui adanya rangkaian kesatuan tersebut. Apabila pemerintah serius dalam melestarikan hutan, pemerintah harus mendukung usaha pertanian tradisional yang konsisten dengan tujuan konservasi hutan jangka panjang.

2. Produksi Perkebunan Rakyat

Perkebunan rakyat besar implikasinya terhadap luas tutupan hutan, karena sering diusahakan di hutan yang sudah dibuka dan karena berkembang dengan pesat akhir-akhir ini. Barlow dan Tomich (1991:32) mencatat bahwa kira-kira 20% dari seluruh lahan pertanian di Sumatra dan Kalimantan merupakan perkebunan.

Pada tahun 1994 terdapat 8,89 juta ha lahan yang ditanami dengan tiga jenis utama tanaman perkebunan di Indonesia, dengan pembagian sebagai berikut: karet (39%); kelapa (41%); dan kelapa sawit (20%).

Mungkin ada hubungan erat antara produksi perkebunan rakyat dan deforestasi. Chomitz dan Griffiths (1996) menemukan bahwa tanaman keras hasil perkebunan rakyat, dan bukannya kegiatan perladangan berpindah untuk memenuhi kebutuhan pokok, juga berperan penting dalam deforestasi di Indonesia; diantara berbagai jenis tanaman perkebunan, karet nampaknya mempunyai hubungan yang paling erat dengan deforestasi.

3. Transmigrasi

Kepadatan penduduk pulau Jawa merupakah salah satu yang tertinggi di dunia. Sejak awal abad kedua puluh telah banyak usaha-usaha untuk mendorong banyak keluarga pindah dari pulau Jawa ke pulau-pulau lain untuk mengurangi tekanan penduduk, kemiskinan dan degradasi lahan.

Ada dua jenis transmigran : transmigran “umum” mendapatkan bantuan penuh dari pemerintah, sedangkan transmigran“spontan” hanya menerima sebagian atau tidak menerima bantuan pemerintah sama sekali.

Dampak transmigrasi umum pada tutupan hutan di luar Jawa dan Madura dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori :

  • Dampak langsung yakni hilangnya tutupan hutan untuk lokasi transmigrasi
  • Pindahnya transmigran dari lokasi yang ditentukan karena penghasilan mereka tidak mencukupi
  • Adanya tekanan lahan (land pressure) bagi keluarga non-transmigran di sekitar lokasi transmigrasi yang diakibatkan oleh desakan para transmigran

4. Kepadatan Penduduk

Fraser (1996) mengemukakan bahwa pertumbuhan kepadatan penduduk merupakan penjelasan fundamental akan masalah deforestasi di Indonesia. Data kepadatan penduduk tiap provinsi di Indonesia menunjukkan hubungan terbalik dengan data tutupan hutan.

5. Kegiatan Pembalakan dan Industri Perkayuan

Laju penebangan hutan di Indonesia rata-rata 40 juta kubik meter setahun, sedangkan laju penebangan yang“lestari berkelanjutan” (sustainable) yang direkomendasikan oleh Departemen Kehutanan adalah 22 juta kubik meter setahun (World Bank 1995:i).

Estimasi deforestasi yang disebabkan langsung oleh kegiatan pembalakan berkisar antara 77.000 ha sampai 120.000 ha setiap tahun.

The post 5 Penyebab Deforestasi yang Harus diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>