diksi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/diksi Thu, 30 Dec 2021 02:09:48 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico diksi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/diksi 32 32 Diksi: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contohnya https://haloedukasi.com/diksi Thu, 30 Dec 2021 02:09:45 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30128 Dalam penyajian suatu narasi tulisan baik ataupun informasi, dikenal istilah diksi. Istilah ini juga tentu tidak asing lagi bagi kalangan yang akrab dalam dunia sastra dan literasi. Pengertian Diksi Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk menyampaikan suatu makna dan gagasan sesuai dengan tujuan dan keinginan penulis. Akan tetapi diksi tidak hanya […]

The post Diksi: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam penyajian suatu narasi tulisan baik ataupun informasi, dikenal istilah diksi. Istilah ini juga tentu tidak asing lagi bagi kalangan yang akrab dalam dunia sastra dan literasi.

Pengertian Diksi

Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk menyampaikan suatu makna dan gagasan sesuai dengan tujuan dan keinginan penulis. Akan tetapi diksi tidak hanya sebatas pemilihan kata saja, melainkan juga bertujuan untuk mengungkapkan gagasan atau menceritakan sebuah peristiwa. Diksi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan, dan sebagainya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).

Menurut Wikipedia, pengertian diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis dan harus ditulis dengan tepat, benar, dan lazim. Pemilihan diksi yang tidak tepat dapat menyebabkan gagasan penulis tidak tersampaikan.

Penggunaan diksi yang benar akan membantu lawan bicara atau pembaca dalam memahami pesan yang disampaikan. Diksi yang benar juga sangat berguna dalam penulisan berbagai karya tulis baik baik itu berupa cerpen, puisi, novel, dan lain-lain. Setiap pembicara atau penulis wajib memperhatikan diksi yang digunakan agar gagasan atau ide mereka dapat tersampaikan dengan baik kepada pendengar atau pembaca.

Jenis-Jenis Diksi

Secara garis besar, diksi terbagi menjadi dua jenis yaitu diksi berdasarkan makna dan diksi berdasarkan leksikal. Berikut penjelasan kedua jenis diksi tersebut.

1. Diksi Berdasarkan Makna

Berdasarkan maknanya, diksi terbagi menjadi 2 macam yaitu makna denotatif dan makna konotatif. Menurut Chaer (2009: 65), perbedaan diksi berdasarkan makna denotatif dan konotatif sesuai pada ada atau tidak adanya nilai rasa pada sebuah kata. Singkatnya, denotatif bersifat umum dan konotatif bersifat khusus

a. Makna Denotatif

Jenis diksi berdasarkan makna denotatif adalah diksi dengan makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang objektif tanpa membawa perasaan tertentu atau murni.

Diksi dengan makna denotatif memiliki ciri-ciri antara lain memiliki makna yang lugas karena sifatnya yang literal dan biasanya hasil dari observasi dari panca indra, yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau Pengalaman fisik lainnya.

b. Makna Konotatif

Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi dengan makna yang bukan sebenarnya. Dengan kata lain, makna konotatif merupakan makna kias yang berkaitan dengan nilai rasa.

Diksi dengan makna konotatif dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dipegang oleh masyarakat tertentu. Meski demikian, diksi dengan makna konotatif akan beruabh seiring dengan perubahan nilai dan norma di masyarakat.

2. Diksi Berdasarkan Leksikal

Berdasarkan leksikal, diksi terbagi menjadi beberapa macam antara lain:

a. Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna. Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi lebih sesuai dengan ekspresi yang akan diungkapkan.

b. Antonim

Antonim adalah pemilihan kata yang memiliki makna berlawanan atau berbeda.

c. Homonim

Homonim merupakan pemilihan diksi yang memiliki pelafalan dan ejaan yang sama, namun artinya berbeda satu sama lain.

d. Homofon

Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna berbeda tapi pelafalannya sama.

e. Homograf

Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi ejaannya sama.

f. Polisemi

Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu arti, seperti bunga dan kepala.

g. Hipernim

Hipernim merupakan diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau mencakup makna kata lainnya.

h. Hiponim

Hiponim merupakan diksi yang bisa terwakili oleh kata hipernim.

Ciri-Ciri Diksi

  • Menggunakan kosakata atau istilah yang dipahami oleh masyarakat serta bahasa yang sesuai dengan pembaca.
  • Berupa kata-kata yang sesuai konteks kalimat yang akan diungkapkan sehingga nyaman dibaca sekaligus mudah untuk dipahami.
  • Pembaca mampu membedakan suasana, makna, dan bentuk kalimat melalui diksi tersebut sehingga pembaca merasa selaras dengan nilai rasa dari pembacanya.
  • Diksi tersebut menyatu dengan kata yang lain hingga melahirkan sebuah makna yang tepat.

Unsur-Unsur Diksi

1. Fonem

Fonem merupakan bunyi bahasa yang mirip kedengarannya namun sebenarnya berbeda dan menyebabkan perbedaan arti. Dalam ilmu bahasa, penulisan fonem ditandai dengan garis miring /a/, /k/, /kh/, /p/, /ng/, dan lain sebagainya.

2. Vokal dan Konsonan

Sebuah kata bisa tersusun atas vokal saja, konsonan saja, atau gabungan vokal dan konsonan. Vokal merupakan huruf-huruf yang menghasilkan bunyi a, i, u, e, o. Sedangkan konsonan merupakan huruf-huruf selain kelima huruf tersebut seperti b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

3. Silabel atau Suku Kata

Suku kata sering disebut dengan istilah silabel yang berasal dari bahasa Yunani dan merupakan unit pembentuk kata yang tersusun dari fonem, vokal, dan konsonan. Sebagai contoh, kata rajin terdiri dari dua suku kata yaitu ra dan jin. Suku kata juga dapat mempengaruhi ritme suatu kata.

4. Konjungsi

Konjungsi merupakan kata hubung atau kata sambung yang mana kata tersebut digunakan untuk menghubungkan ungkapan, kata, maupun kalimat. Konjungsi berdiri sendiri dan tidak berfungsi untuk menghubungkan objek atau menerangkan kata tertentu. Contoh kata konjungsi antara lain: dan, atau, ketika, tetapi, pun, karena, namun, dan lain sebagainya.

5. Kata Benda

Kata benda atau nomina merupakan tingkatan atau kelas kata yang menyatakan nama tempat, benda, maupun nama seseorang. Kata benda terdiri dari dua jenis yaitu kata benda konkret yang bisa dilihat panca indra seperti pensil, meja, kursi, almari, dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kata benda yang kedua adalah kata benda abstrak yang hanya dapat dikenal dengan pikiran dan rasa. Sebagai contoh kata cinta, benci, rindu, bingung, pusing, dan lain sebagainya.

6. Kata Kerja

Kata kerja disebut juga sebagai verba dan biasanya digunakan sebagai predikat dalam suatu susunan kalimat. Definisi kata kerja merupakan tingkatan kata yang menyatakan tindakan, pengalaman, keberadaan, dan pengertian dinamis lain. Contoh kata kerja: lari, memukul, memotong, makan, minum, dan lainnya.

7. Infleksi

Infleksi merupakan perubahan pentuk kata tanpa mengubah kelas kata atau identitas leksikal kata tersebut. Infleksi hanya membuat perubahan bentuk katanya saja namun jenis kata dan makna yang terkandung tidak berubah. Contoh: kucuci-kau cuci, mencuci-dicuci.

8. Uterans

Uterans merupakan sub elemen yang mempengaruhi diksi dengan penggunaan dan pemahaman yang jelas dan efektif berdasarkan kemampuan bahasa. Contoh: Jika rajin belajar, kamu pintar.

Fungsi Diksi

Dalam pembuatan karya sastra, diksi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

  • Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
  • Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
  • Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis ataupun terucap).
  • Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar ataupun pembacanya.

Tujuan Diksi

Tujuan diksi adalah sebagai berikut:

  • Memperoleh kata yang bermakna tepat untuk mengungkapkan gagasan yang ingin disampaikan oleh penulis.
  • Memunculkan keindahan pada tulisan guna menambah daya ekspresivitas.
  • Mendorong munculnya imajinasi yang estetik dan puitik pada karya sastra.
  • Menghindari timbulnya interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar sehingga tidak merusak suasana.
  • Menghaluskan kata serta kalimat agar terasa lebih indah dan mudah diterima oleh pembaca atau pendengar.

Syarat Diksi

  • Adanya sejumlah kata yang mirip sehingga dapat dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan gagasan yang dimaksud.
  • Menggunakan kata konotasi/denotasi serta antonim/sinonim yang tepat dan cermat agar mampu merepresentasikan gagasan yang ingin disampaikan.
  • Mampu membedakan kata-kata yang memiliki ejaan sama namun makna yang berbeda dalam satu kalimat atau tulisan. Begitu pula dengan kata-kata yang memiliki ejaan sama, tetapi pelafalan dan artinya berbeda.
  • Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam tulisan.

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menggunakan Diksi

  1. Tidak menggunakan pengulangan kata. Pengulangan kata akan membuat kalimat terkesan berbelit-belit dan tidak efektif. Pahami dengan cermat makna dari setiap kata dan pilihlah kata yang paling tepat dan efisien untuk menyampaikan gagasan yang dimaksud.
  2. Menggunakan diksi yang ringkas dan tidak mengulang-ulang kata yang mengandung makna yang sama. Upayakan menulis kalimat yang ringkas dan jelas agar lebih mudah dipahami.
  3. Sederhanakan struktur kalimat yang digunakan. Semakin sedehana struktur kalimat, maka kalimat tersebut akan semakin mudah dipahami. Sebisa mungkin hindari menggunakan anak kalimat dan gunakan bahasa tutur sehari-hari. Pecahlah pembahasan yang panjang menjadi beberapa kalimat jika menemukan kalimat yang memiliki anak kalimat.
  4. Hindari pemborosan kata-kata. Dalam sebuah kalimat seringkali terdapat kata-kata yang sebenarnya tidak perlu ditulis karena tidak memiliki fungsi sebagai pelengkap maupun pendukung kata lainnya.
  5. Hindari penggunaan kata yang memiliki fungsi dan makna yang sama. Tidak perlu menggunakan diksi yang berlebihan untuk menekankan arti yang tegas terutama jika diksi tersebut terdiri dari dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama.

Contoh Diksi

1. Contoh Diksi Berdasarkan Makna

a. Denotatif

  • Dewi tidak masuk sekolah hari ini karena tulang punggungnya sakit. (Tulang bagian punggung Dewi sakit)
  • Pak Edi memiliki peternakan sapi perah yang sangat luas. (Sapi perah adalah sapi yang diternakkan untuk diperah susunya.)

b. Konotatif

  • Sejak ayahnya sakit, Irfan menjadi tulang punggung bagi keluarganya. (Tulang punggung artinya tumpuan bagi keluarganya.)
  • Para karyawan di perusahaan asuransi itu dipekerjakan siang dan malam seperti sapi perah perusahaan. (Sapi perah bermakna orang yang dimanfaatkan atau dipekerjakan oleh orang lain untuk mendapatkan keuntungan).

2. Contoh Diksi Berdasarkan Leksikal

a. Sinonim

  • Rajin = Giat
  • Pandai = Pintar

b. Antonim

  • Rajin >< Malas
  • Pandai >< Bodoh

c. Homonim

  • Bulan = Satelit alami bumi
  • Bulan = Hitungan waktu yang terdiri dari tiga puluh hari

d. Homofon

  • Bank = Tempat menyimpan uang
  • Bang = Panggilan untuk kakak laki-laki

e. Homograf

  • Tahu = Makanan yang terbuat dari kacang kedelai
  • Tahu = Mengerti, mengenal

f. Polisemi

  • Bunga = Bagian dari tumbuhan yang akan menjadi buah
  • Bunga = Tambahan dana

g. Hipernim

  • Binatang (mewakili kucing, nyamuk, domba, dan lain-lain)
  • Burung (terdiri dari beo, merpati, elang, dan lain-lain)

h. Hiponim

  • Kucing, nyamuk, domba (yang diwakili oleh binatang)
  • Beo, merpati, elang (yang diwakili oleh burung)

The post Diksi: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
7 Jenis Diksi Beserta Penjelasannya https://haloedukasi.com/jenis-diksi Sun, 25 Apr 2021 14:23:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=24405 Dalam menulis karya sastra kita akan dihadapkan pada pemilihan kata atau diksi untuk membuat karya yang dihasilkan menjadi lebih indah dan kaya makna. Secara umum, diksi merupakan pemilihan kata yang paling sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan ide, pemikiran, atau perasaan secara tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahan tafsir. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa […]

The post 7 Jenis Diksi Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dalam menulis karya sastra kita akan dihadapkan pada pemilihan kata atau diksi untuk membuat karya yang dihasilkan menjadi lebih indah dan kaya makna. Secara umum, diksi merupakan pemilihan kata yang paling sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan ide, pemikiran, atau perasaan secara tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahan tafsir.

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Adapun pengertian diksi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

  • Susilo Mansurudin menyatakan bahwa diksi sebagai sebuah pemilihan kata yang sesuai dan tepat yang dapat memberi nilai pada kata tersebut untuk para pembaca.
  • Keraf menyatakan bahwa diksi adalah pemakaian kata yang digunakan untuk menginformasikan gagasan dalam bentuk kelompok kata yang sesuai dan tepat dengan situasi.
  • Sementara Enre menyebutkan diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam mewakili perasaan yang nyata dalam pola kalimat.

Berdasarkan makna lesikalnya, diksi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Sinonim

Sinonim adalah dua kata berbeda yang memiliki makna sama.

Contoh sinonim antara lain:

  • Ganteng – Tampan
  • Gelap – Gulita
  • Mentari – Matahari
  • Melihat – Menonton
  • Cantik – Jelita

2. Antonim

Antonim adalah dua kata yang memiliki makna berlawanan satu sama lain.

Contoh antonim adalah:

  • Gelap >< Terang
  • Kaya >< Miskin
  • Ramai >< Sepi
  • Baik >< Buruk
  • Tinggi >< Pendek

3. Homonim

Homonim adalah dua kata yang  memiliki pelafalan dan ejaan yang sama, akan tetapi maknanya berbeda satu sama lain.

Contoh homonim adalah:

  • Bisa yang bermakna mampu dan  Bisa yang bermakna racun binatang.
  • Bulan  dalam penanggalan dan  Bulan  sebagai satelit bumi.
  • Genting  yang berarti atap dan  Genting  yang berarti keadaan darurat

4. Homofon

Homofon adalah dua kata yang sama dalam pelafalannya, akan tetapi memiliki makna dan penulisan atau ejaan yang berbeda.

Contoh homofon adalah:

  • Bank (lembaga keuangan) dan Bang (panggilan kepada laki-laki yang lebih tua)
  • Masa (waktu) dan Massa (satuan berat, bisa juga bermakna kumpulan banyak orang)
  • Sangsi (keraguan) dan sanksi (denda atau hukuman)
  • Rok (busana bawahan wanita) dan rock (jenis aliran musik)

5. Homograf

Homograf adalah dua buah kata yang memiliki tulisan atau ejaan yang sama, namun berbeda makna dan pelafalannya.

Contoh homograf adalah:

  • Apel yang bermakna buah dan Apel yang bermakna upacara singkat.
  • Mental yang bermakna kondisi kejiwaan dan  Mental yang bermakna terpantul.
  • Serak yang berarti suara parau dan Serak yang berarti berantakan

6. Polisemi

Polisemi adalah satu kata yang bisa memiliki lebih dari satu makna tergantung pada konteks kalimatnya.  Sekilas polisemi mirip dengan homonin, akan tetapi ada perbedaan diantara keduanya.

Homonim berasal dari dua kata yang memang berbeda asal katanya. Sementara polisemi merupakan satu kata yang sama, akan tetapi berbeda makna ketika digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda.

Untuk lebih jelas, polisemi bisa dilihat dari beberapa contoh berikut:

Bintang

  • Bintang di langit malam ini nampak indah
  • Anak itu adalah seorang bintang kelas yang berbakat
  • Wanita itu memulai debutnya menjadi bintang film

Akar

  • Tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang
  • Bagaimanapun juga kita harus menyelesaikan masalah hingga ke akarnya.
  • Penyebab rambut rontok adalah karena akarnya yang lemah.

Anak

  • Mereka memiliki 3 orang anak kembar
  • Untuk mencapai puncak candi, kita harus menaiki ratusan anak tangga
  • Anak buah kapal pesiar itu berhasil menyelamatkan penumpang ketika kapal mulai tenggelam.

Buah

  • Perempuan itu menjadi buah bibir di kampungnya
  • Ayah membawa banyak sekali buah tangan sepulang dari luar kota
  • Aku sangat suka buah jambu merah

7. Hipernim dan Hiponim

Hipernim adalah kata yang maknanya umum dan digunakan untuk mewakili kata-kata khusus lainnya. Sementara itu, hiponim adalah kata khusus yang maknanya diwakili oleh hipernim.

Contohnya adalah pada kalimat berikut:

Toko itu menjual banyak sekali jenis bunga seperti melati, mawar, anggrek, kamboja, dan sebagainya. Dalam kalimat tersebut “bunga” adalah hipernim sedangkan  “melati, mawar, anggrek, kamboja” adalah hiponim.

The post 7 Jenis Diksi Beserta Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>