echinodermata - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/echinodermata Tue, 31 Oct 2023 07:39:08 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico echinodermata - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/echinodermata 32 32 Sistem Reproduksi Ophiuroidea https://haloedukasi.com/sistem-reproduksi-ophiuroidea Tue, 31 Oct 2023 07:39:05 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46321 Filum hewan laut dengan sekitar 7.000 spesies yang masih hidup adalah filum Echinodermata. Sayangnya, filum hewan laut yang meliputi teripang, bintang laut dan bulu babi ini hanya kurang lebih 7.000 spesies saja yang masih tersisa karena 13.000 spesies lainnya telah dinyatakan punah. Dari ribuan spesies yang masih ada, Ophiuroidea adalah salah satu kelas Echinodermata dengan […]

The post Sistem Reproduksi Ophiuroidea appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Filum hewan laut dengan sekitar 7.000 spesies yang masih hidup adalah filum Echinodermata. Sayangnya, filum hewan laut yang meliputi teripang, bintang laut dan bulu babi ini hanya kurang lebih 7.000 spesies saja yang masih tersisa karena 13.000 spesies lainnya telah dinyatakan punah.

Dari ribuan spesies yang masih ada, Ophiuroidea adalah salah satu kelas Echinodermata dengan 1.500 spesies selain dari kelas Asteroidea (bintang laut), Holothuroidea (ketimun laut dan teripang), Crinoidea (lili laut), Concentricycloidea, dan Echinoidea (dolar pasir dan bulu babi). Ophiuroidea atau juga disebut dengan bintang ular atau bintang bulu yang umumnya terdapat di bagian dalam laut maupun pantai.

Sistem Reproduksi Ophiuroidea Secara Seksual

Sistem reproduksi Ophiuroidea kebanyakan adalah secara seksual karena hewan ini membutuhkan kelamin jantan dan betina untuk berkembang biak. Pemijahan adalah bagian dari cara reproduksi Ophiuroidea di mana pembuahan atau fertilisasi kemudian terjadi di luar tubuh hewan (secara eksternal).

Pembuahan tidak terjadi di dalam tubuh betina, tapi dengan cara betina mengeluarkan sel telur ke air, begitu pula dengan jantan yang mengeluarkan spermanya. Pada saat keduanya sudah mengeluarkan sel telur dan sperma, baru kemudian terjadi pembuahan di mana pembuahan akan menghasilkan pertumbuhan larva mikroskopis.

Pluteus adalah istilah untuk larva mikroskopis dengan lengan bersillia tersebut yang akan bertumbuh kembang seperti hewan laut lainnya. Namun dalam perkembangannya akan terjadi metamorfosis, pluteus tersebut sebelum akhirnya berbentuk bintang ular pertama-tama ia lebih dulu memiliki bentuk mirip bintang laut.

Sistem Reproduksi Ophiuroidea Secara Aseksual

Walau kelas Ophiuroidea kebanyakan memiliki cara reproduksi secara seksual, sebagian dari mereka bereproduksi secara aseksual. Istilah untuk sistem reproduksi aseksual pada Ophiuroidea disebut dengan fissiparity, yakni ketika mereka beregenerasi atau berkembang biak dengan cara membelah diri.

Dalam hal ini, beberapa jenis bintang laut dan teripang tidak memerlukan sel telur dari betina dan sel sperma dari jantang untuk pembuahan dan sebagainya. Pembelahan diri dari satu individu Ophiuroidea menjadi dua bagian sudah cukup untuk memperbanyak dirinya secara perlahan.

Hasil pembelahan diri tersebut akan tumbuh dan berkembang secara masing-masing yang kemudian menjadi dewasa dan membelah diri lagi untuk meneruskan proses reproduksi.

The post Sistem Reproduksi Ophiuroidea appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem Reproduksi Echinodermata https://haloedukasi.com/sistem-reproduksi-echinodermata Sat, 23 Sep 2023 02:02:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45489 Echinodermata merupakan hewan yang memiliki duri. Hewan jenis ini memiliki tempat tinggal di laut yakni dari wilayah teritorial sampai kedalaman 40 meter. Hewan Echinodermata banyak dijumpai di perairan yang jernih dan tenang. Echinodermata merupakan salah satu hewan laut yang berfungsi untuk menjaga ekosistem wilayah laut. Pada rantai makanan, ia dapat bertindak sebagai herbivora, karnivora dan […]

The post Sistem Reproduksi Echinodermata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Echinodermata merupakan hewan yang memiliki duri. Hewan jenis ini memiliki tempat tinggal di laut yakni dari wilayah teritorial sampai kedalaman 40 meter. Hewan Echinodermata banyak dijumpai di perairan yang jernih dan tenang.

Echinodermata merupakan salah satu hewan laut yang berfungsi untuk menjaga ekosistem wilayah laut. Pada rantai makanan, ia dapat bertindak sebagai herbivora, karnivora dan omnivora.

Echinodermata

Biasanya Echinodermata memiliki sifat sebagai pemakan detritus dan dapat mengurai sisa-sisa organik yang tidak digunakan oleh organisme lain. Echinodermata memiliki bagian luar tubuh yang keras karena terbuat dari zat kapur. Secara radial dan simetris, Echinodermata memiliki 5 lengan.

Echinodermata termasuk hewan yang unik karena ketika dia merasa terancam ia akan memutuskan bagian tubuhnya. Pemutusan bagian tubuh ini dinamakan dengan autotomi yang biasa dilakukan oleh cicak.

Biasanya bagian tubuh yang diputus adalah bagian lengan dan bagian tersebut akan kembali tumbuh seperti semula. Sistem reproduksi Echinodermata tergantung pada jenis atau pembagian kelas tersebut.

Reproduksi Seksual Echinodermata

Reproduksi Seksual Echinodermata

Echinodermata saat ini memiliki sekitar 6000 jenis atau spesies di mana sekitar 1000 spesies hewan ini tinggal di perairan dangkal kurang dari 20 meter di kawasan Indo Pasifik Barat. Saat menjai larva, Echinodermata memiliki tubuh yang tidak beruas dan memiliki sifat simetri bilateral.

Namun ketika menginjak dewasa, Echinodermata memiliki sifat simeri radial. Echinodermata melakukan proses reproduksi dengan dua cara yakni seksual dan aseksual. Proses reproduksi yang dilakukan melalui proses aseksual dilakukan melalui pembelahan fisi.

Proses reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembuahan yang terjadi pada bagian luar tubuh induk yang akan menghasilkan larva simetri bilateral. Kemudian larva simetri bilateral tersebut akan menempel pada substrat yang nantinya akan menjadi Echinodermata yang baru.

Umumnya proses reproduksi secara seksual pada Echinodermata dilakukan antara individu jantan dan betina yang terpisah. Kemudian mereka akan melepaskan gametnya ke dalam air. Hampir sebagian besar anggota filum Echinodermata dioceus melakukan proses reproduksi sederhana yakni dengan adanya pembuahan yang terjadi di luar.

Echinodermata pada umumnya bertelur dalam siklus tahunan. Sementara itu, proses pemijahan terjadi selama proses musim semi atau musim panas. Pemijahan pada Echinodermata terjadi selama satu atau dua bulan pada musim semi. Di samping itu, ada pula jenis Echinodermata yang bertelur sepanjang tahun.

Banyak jenis Echinodermata yang berkumpul sebelum musim pemijahan. Perkumpulan inilah yang kemudian akan meningkatkan untuk terjadinya pembuahan. Selama proses pemijahan, beberapa jenis Echinodermata memiliki ciri khas. Ada yang mengangkat bagian tubuhnya dari dasar laut dan adapula yang mengangkat tubuh bagian depannya.

Saat Echinodermata dewasa ia memiliki sifat simetri radial dengan mempunyai 5 bagian. Pada umumnya permukaan tubuh memiliki kaki amburadul. Sementara itu, ketika menjadi larva, Echinodermata memiliki sifat bilateral yang memiliki jaringan dasar, sebagian besar alatnya memiliki silia, tidak ada otak dan kepala dan juga tidak memiliki segmen.

Pada Echinodermata seks dilakukan terpisah dan memiliki gonad yang relatif berukuran besar. Biasanya gonad berada di bagian luar dengan pembuluh darah. Jumlah ova yang dihasilkan biasanya banyak dan proses pembuahan terjadi di dalam air.

Reproduksi Aseksual Echinodermata

Beberapa jenis vivipar Echinodermata melakukan proses reproduksi dengan cara aseksual yakni melakukan pembelahan sel. Biasanya proses reproduksi aseksual memiliki regenerasi yang lebih besar jika terdapat bagian yang rusak ataupun lepas. Proses reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan fisi.

Pembelahan fisi adalah penyekatan dan pemisahan pada pisin utama yang berupa piringan kecil berada di pusat tubuh yang selanjutnya bagian tubuh yang terpisahkan akan melakukan proses regenerasi menjadi individu yang lengkap. Sistem pencernaan akan berkembang, namun pada saat ini belum memiliki sistem ekresi.

Proses reproduksi aseksual yang terjadi pada Echinodermata melibatkan dua proses yakni pembelahan bagian tubuh dan pertumbuhan kembali bagian tubuh yang hilang. Keberhasilan fragmentasi atau pembelahan dan regenerasi membutuhkan dinding tubuh yang mudah robek dan kemampuan menutup bekas robekan.

Pada beberapa jenis asteroid, pembelahan terjadi saat adanya tarikan pada kedua lengan yang saling tarik menarik pada arah yang berlainan. Adanya tarikan tersebut membuat adanya robekan pada bagian tubuh hewan. Adanya robekan tersebut membuat hewan melakukan proses regenerasi agar dapat menutup kembali dan mengganti bagian tubuh yang hilang.

Syarat adanya proses regenerasi pada hewan Echinodermata yakni adanya bagian tubuh yang hilang. Pada jenis asteorid dan ophiuroid, regenerasi dapat terjadi jika bagian tubuh yang hilang terjadi pada bagian dari piringannya.

Kemampuan regenerasi pada Echinodermata telah berkembang baik terutama pada jenis bunga lili laut, bintang laut dan bintang rapuh. Kemampuan regenerasi pada hewan-hewan tersebut akan terjadi jika ada bagian lengan yang patah. Kemampuan regenerasi pada bintang laut mencegah adanya kerusakan pada lapisan tiram.

Ketika bintang laut dipotong-potong kemudian dilemparkan ke laut akan membuat jumlah bintang laut bertambah. Hal ini dikarenakan bagian tubuh yang dipotong-potong tersebut dapat melakukan regenerasi. Dengan catatan selama bagian tubuh tersebut masih berhubungan dengan lengan maka bintang laut akan melakukan regenerasi.

Lain halnya dengan yang terjadi pada Echinodermata jenis bulu babi. Proses reproduksi aseksual terjadi ketika duri pada bulu babi tersebut hilang. Duri yang hilang tersebut akan melakukan proses regenerasi sehingga akan tumbuh organ baru menggantikan duri yang hilang.

The post Sistem Reproduksi Echinodermata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Bintang Laut : Ciri, Jenis, Fungsi, dan Reproduksinya https://haloedukasi.com/bintang-laut Fri, 14 Jul 2023 10:15:23 +0000 https://haloedukasi.com/?p=44291 Bintang laut adalah sekelompok hewan laut yang tergolong dalam filum Echinodermata dan kelas Asteroidea. Struktur tubuhnya memiliki lengan banyak bentuk jari dari pusat tubuh. Bintang laut memilik lengan berjumlah 5, walaupun beberapa ada yang lebih dari 5 lengan. Bintang laut memiliki berbagai ukuran dari yang terkecil sampai terbesar. Memiliki berbagai warna dan juga pila, sesuai […]

The post Bintang Laut : Ciri, Jenis, Fungsi, dan Reproduksinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Bintang laut adalah sekelompok hewan laut yang tergolong dalam filum Echinodermata dan kelas Asteroidea. Struktur tubuhnya memiliki lengan banyak bentuk jari dari pusat tubuh. Bintang laut memilik lengan berjumlah 5, walaupun beberapa ada yang lebih dari 5 lengan.

Bintang laut memiliki berbagai ukuran dari yang terkecil sampai terbesar. Memiliki berbagai warna dan juga pila, sesuai dengan spesiesnya, dimana hidupnya di perairan hangat atau dingin baik itu yang dangkal ataupun lautan dalam.

Bintang laut memiliki sistem pencernaan yang unik yaitu memiliki mulut di bagian tengah bawah tubuhnya yang digunakan untuk menghisap makanan, seperti kerang atau hewan kecil lainnya. Beberapa spesies bintang laut juga memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa, yang berarti dapat tumbuh kembali jika kehilangan salah satu lengannya.

Selain itu, memiliki sistem vaskular air yang kompleks yang digunakan untuk pergerakan dan pertukaran zat. Bintang laut menggunakan tabung kecil yang disebut kaki tabung untuk bergerak dan menempel pada permukaan substrat serta memainkan peran penting dalam ekosistem laut.

Bintang laut merupakan pemangsa dan pemakan pemakan bangkai, membantu menjaga keseimbangan populasi organisme laut lainnya. Namun, beberapa spesies bintang laut juga dapat menjadi hama bagi terumbu karang jika populasi mereka tidak terkendali.

Ciri-ciri Bintang Laut

Ciri-ciri umum yang dimiliki oleh hewan bintang laut adalah sebagai berikut.

Bentuk Tubuh

Bintang laut memiliki bentuk tubuh yang khas dan unik. Secara umum, tubuh bintang laut memiliki cakram tengah yang disebut diskus yang berfungsi sebagai pusat tubuh. Dari diskus tersebut, menjulur keluar lengan-lengan yang disebut brachia atau lengan bintang laut.

Jumlah lengan pada bintang laut dapat bervariasi, mulai dari lima lengan hingga lebih dari 40 lengan, tergantung pada spesiesnya. Setiap lengan memiliki struktur anatomi yang mirip serta terdiri dari rangka internal yang terbuat dari kalsium karbonat yang keras.

Rangka tersebut melindungi organ-organ dalam bintang laut dan memberikan dukungan struktural. Di permukaan lengannya terdapat tonjolan-tonjolan kecil yang disebut bulu atau spines yang berfungsi sebagai alat peraba dan membantu dalam pergerakan.

Pada bagian bawah tubuh bintang laut terdapat mulut yang dikelilingi oleh lengan-jari yang disebut tube feet atau kaki tabung. Tube feet tersebut dilengkapi dengan cakram pelekat yang memungkinkan bintang laut untuk bergerak dan menempel pada permukaan substrat.

Tube feet juga berperan dalam memperoleh makanan dan berfungsi sebagai sistem peredaran air dalam tubuh. Bentuk tubuh bintang laut dapat bervariasi tergantung pada spesiesnya, ada yang memiliki tubuh pipih dengan lengan yang panjang dan tipis, sementara yang lain memiliki tubuh yang lebih bulat dan lengan yang pendek dan gemuk.

Beberapa spesies bintang laut juga memiliki ciri khas tertentu, seperti bintang laut mahkota yang memiliki lengan yang sangat panjang dan bintang laut bulu yang memiliki lengan yang ditutupi dengan bulu-bulu halus.

Kulit

Kulit bintang laut terdiri dari lapisan epidermis yang tipis dan lapisan dermis di bawahnya. Epidermis menghasilkan sel-sel kulit dan melindungi tubuh bintang laut. Dermis mengandung serat-serat kalsium karbonat yang membentuk kerangka internal atau rangka bintang laut.

Kemudian, kulit tersebut memiliki tonjolan-tonjolan kecil yang disebut spines atau duri-duri. Spines ini terletak di permukaan kulit dan dapat berbagai ukuran dan bentuk tergantung pada spesiesnya. Beberapa spesies memiliki spines yang panjang dan tajam, sementara yang lain memiliki spines yang pendek dan halus.

Spines berfungsi sebagai alat peraba dan membantu dalam pergerakan bintang laut. Kulit bintang laut memiliki berbagai warna dan pola yang menarik. Beberapa spesies memiliki warna-warna cerah seperti merah, kuning, atau biru, sementara yang lain memiliki warna yang lebih netral seperti cokelat atau abu-abu. Pola pada kulit hewan laut tersebut juga bervariasi, mulai dari pola yang sederhana hingga pola yang rumit dengan garis-garis atau bintik-bintik.

Sistem Vaskular Air

Sistem vaskular air pada bintang laut terdiri dari jaringan-jaringan saluran air dan struktur-struktur terkait yang tersebar di seluruh tubuh mereka. Fungsi utama sistem vaskular air adalah untuk pergerakan, pemberian makan, dan pertukaran gas.

Sistem tersebut memungkinkan bintang laut untuk menggerakkan tube feetnya, menempel pada permukaan substrat, mengambil makanan, serta melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida melalui membran tubuh.

Sistem vaskular air pada bintang laut juga berperan dalam proses reproduksi. Pada beberapa spesies, mereka digunakan untuk mengalirkan air yang mengandung sperma dan telur selama pembuahan. Secara keseluruhan, sistem vaskular air pada bintang laut adalah sistem yang penting dalam regulasi fisiologi dan fungsi tubuh mereka, memungkinkan pergerakan, pemberian makan, pertukaran gas, dan reproduksi.

Memiliki Mulut dan Perut Tengah

Mulut bintang laut terletak di bagian tengah bawah tubuh, di tengah-tengah lengan-lengan bintang laut. Mulut tersebut dapat berbentuk seperti celah atau lubang kecil yang dikelilingi oleh lengan-jari yang disebut tube feet atau kaki tabung.

Mulut bintang laut berguna untuk memasukkan makanan ke dalam sistem pencernaan. Kemudian, perut tengah bintang laut adalah struktur pencernaan yang unik. Perut tersebut dapat diinversi (dikembalikan ke luar) melalui mulutnya dan ditekankan melalui celah atau celah-celah di antara lengan-lengan bintang laut.

Dalam keadaan normal, perut tengah biasanya berada di dalam tubuh bintang laut, tetapi dapat dikeluarkan melalui mulut untuk mencerna makanan eksternal. Ketika bintang laut menemukan makanan, mereka menggunakan tube feetnya untuk menangkap mangsanya atau menyapu makanan ke arah mulut.

Setelah makanan masuk melalui mulut, perut tengah dapat dikeluarkan melalui mulut dan diinversi ke luar untuk melingkupi atau menutupi makanan yang akan dicerna. Enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh sel-sel perut tengah kemudian diberikan ke makanan, memecahnya menjadi partikel-partikel kecil yang dapat diserap.

Proses pencernaan tersbut berlangsung di dalam perut tengah, di mana nutrisi dari makanan diserap oleh dinding perut tengah dan disalurkan ke sistem vaskular bintang laut untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.

Perut tengah memiliki kemampuan yang luar biasa untuk meregenerasi jika rusak atau diputuskan. Bagian perut yang terputus dapat tumbuh kembali menjadi perut baru, yang memungkinkan bintang laut untuk terus bertahan hidup dan mencerna makanan.

Kemampuan Regenerasi yang Baik

Salah satu kemampuan regenerasi yang paling menonjol pada bintang laut adalah kemampuannya untuk meregenerasi lengan yang hilang. Jika sebagian lengan bintang laut terputus karena cedera atau predator, mereka dapat tumbuh kembali menjadi lengan baru.

Proses regenerasinya melibatkan sel-sel khusus yang terdapat di tubuh bintang laut yang dapat memperbanyak diri dan mengembangkan kembali struktur lengan yang hilang. Selain meregenerasi lengan, beberapa spesies bintang laut juga memiliki kemampuan untuk meregenerasi bagian tubuh tengah yang hilang.

Bagian tubuh tengah, yang mencakup organ-organ internal seperti perut tengah, juga dapat tumbuh kembali dengan waktu yang cukup. Kemampuan regenerasi pada bintang laut biasanya spesifik terhadap bagian tubuh tertentu.

Misalnya, jika bagian tengah tubuh bintang laut terputus, maka akan meregenerasi bagian tubuh tengah baru, bukan tumbuh menjadi lengan. Hal itu menunjukkan adanya pola regenerasi yang terkait dengan struktur tubuh spesifik bintang laut.

Tingkat regenerasinya bervariasi tergantung pada spesiesnya, usia, kondisi kesehatan, dan sejumlah faktor lainnya. Beberapa spesies bintang laut memiliki kemampuan regenerasi yang lebih baik daripada yang lain, sementara yang lain mungkin memiliki tingkat regenerasi yang lebih terbatas.

Sistem Saraf

  • Saraf ventral

Bintang laut memiliki rantai saraf ventral yang berjalan sepanjang bagian bawah tubuh mereka. Rantai saraf tersebut menghubungkan sistem saraf di setiap lengan bintang laut dengan sistem saraf di bagian tubuh tengah.

Di setiap lengan, terdapat ganglion atau simpul saraf yang berfungsi sebagai pusat pengontrol saraf. Ganglion berperan dalam mengatur gerakan lengan, koordinasi aktivitas dan respons saraf pada tingkat lengan.

  • Saraf tepi

Selain rantai saraf ventral, bintang laut juga memiliki jaringan saraf tepi yang terdistribusi di sepanjang lengan-lengan mereka. Saraf tepi membantu dalam deteksi rangsangan eksternal dan transmisi sinyal saraf di seluruh tubuh.

Beberapa spesies bintang laut dilengkapi dengan mata atau struktur sensorik sederhana yang terletak di ujung lengan-lengan mereka. Meskipun kemampuan penglihatan mereka terbatas, struktur sensorik tersebut membantu bintang laut dalam mendeteksi cahaya, perubahan cahaya, atau arah cahaya.

Habitat dan Persebaran yang Luas

Bintang laut secara umum merupakan hewan laut, dan kebanyakan spesiesnya ditemukan di perairan laut. Mereka dapat ditemukan di samudra, laut, dan lautan di berbagai wilayah, termasuk di perairan tropis, subtropis, dan subpolar.

Selain itu, sering ditemukan di perairan dangkal, seperti terumbu karang, laguna, pantai berbatu, dan perairan pasang surut. Bintang laut dapat hidup di zona intertidal, di mana mereka terkena oleh air laut pada pasang tinggi dan terpapar udara saat pasang surut rendah.

Beberapa spesies bintang laut juga hidup di perairan yang lebih dalam, seperti perairan laut dalam, palung laut, atau perairan dengan dasar laut yang lebih dalam. Bintang laut dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan, termasuk perairan dengan tekanan yang tinggi dan suhu yang rendah.

Dalam budaya, bintang laut sering dianggap sebagai simbol keindahan dan keunikan. Serta, biasanya dapat ditemukan dalam akuarium dan sering kali menjadi daya tarik dalam industri pariwisata pantai.

Jenis-jenis Bintang Laut

Terdapat ribuan spesies bintang laut yang ada di seluruh dunia. Beberapa contoh jenis-jenis bintang laut yang cukup dikenal adalah sebagai berikut.

Bintang Laut Pasir (Asterina gibbosa)

Bintang laut pasir (Asterina gibbosa) adalah salah satu spesies bintang laut yang termasuk ke dalam keluarga Asterinidae. Bintang laut pasir ditemukan di perairan dangkal di sepanjang pesisir Samudra Atlantik, Laut Tengah, dan Laut Utara.

Bintang laut pasir biasanya hidup di zona intertidal, terutama pada substrat pasir atau berbatu. Kemudian memiliki tubuh yang pipih dan berbentuk bintang dengan lima lengan, meskipun ada individu yang memiliki hingga tujuh lengan.

Biasanya memiliki ukuran yang relatif kecil, dengan diameter tubuh sekitar 2 hingga 3 cm. Pada umumnya memiliki warna-warna yang cokelat atau hijau keabu-abuan. Bagian dorsalnya kadang-kadang memiliki pola-pola yang berbeda, seperti bintik-bintik atau garis-garis gelap.

Bintang Laut Mahkota (Crown of Thorns Starfish)

Bintangl mahkota umumnya ditemukan di perairan tropis dan subtropis, seperti di kawasan Pasifik, seperti Samudra Pasifik Barat, Laut Tiongkok Selatan, dan Kepulauan Pasifik Tengah. Kemudian, memiliki lengan-lengan yang panjang dan dilapisi dengan duri-duri yang panjang dan tajam, yang memberikan penampilan seperti mahkota duri.

Warna tubuhnya dapat bervariasi, mulai dari cokelat hingga merah. Bintang laut mahkota merupakan pemakan karang dan polip karang. Cara hidupnya yaitu menggunakan duri-duri di tubuhnya untuk menghancurkan jaringan karang dan menghisap jaringan.

Jika populasi bintang laut mahkota menjadi terlalu besar, dapat menjadi ancaman serius bagi ekosistem terumbu karang karena pola makan hewan tersebut yang rakus. Bintangl mahkota aktif pada malam hari dan lebih tidak aktif saat siang hari.

Kemudian dapat berkembang biak secara seksual dengan melepaskan telur dan sperma ke dalam air. Selain itu, juga dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri menjadi dua individu baru.

Bintang Laut Pisang (Cushion Starfish)

Bintang Laut Pisang (Cushion Starfish) merupakan istilah yang merujuk pada beberapa spesies bintang laut yang memiliki penampilan bulat dan empuk seperti bantal atau pisang. Ada beberapa spesies bintang laut yang sering dikaitkan dengan istilah tersebut.

Salah satu contohnya adalah Pentaceraster cumingi, juga dikenal sebagai bintangl pisang cumi atau Starry Cushion Starfish. Bintang laut ini ditemukan di perairan tropis dan subtropis, terutama di wilayah Samudra Indo-Pasifik.

Siklus hidupnya berada di terumbu karang, pasir, atau substrat batu di perairan dangkal hingga sedang. Bintang laut pisang cumi memiliki tubuh yang lebar dan bulat dengan lima lengan yang relatif pendek dan lebar.

Kulit hewan ini terasa empuk dan padat, seperti bantal atau pisang, yang memberikan mereka penampilan yang khas. Warna tubuhnya dapat bervariasi, mulai dari cokelat hingga oranye atau merah muda.

Bintang laut pisang cumi merupakan hewan pemakan detritus dan organisme kecil di dasar laut. Bintang laut ini menggunakan lengan-lengannya yang dilengkapi dengan kaki tabung (tube feet) untuk mencari makanan di sekitar substrat, termasuk detritus dan partikel-partikel organik.

Hewan ini relatif aktif dan dapat bergerak di dasar laut, juga memiliki kemampuan regenerasi yang baik. Peranan penting dalam ekosistem terumbu karang yaitu membantu membersihkan substrat dari detritus dan sisa-sisa organik, serta berkontribusi dalam sirkulasi nutrien di dalam ekosistem terumbu karang.

Bintang Laut Karet (Chocolate Chip Sea Star)

Bintang laut karet (Chocolate Chip Sea Star) merupakan istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada beberapa spesies bintang laut yang memiliki pola cokelat atau bintik-bintik pada tubuhnya yaitu menyerupai cokelat chip.

Bintang Laut ini juga dikenal sebagai Bintang Laut Tali atau Horned Sea Star. Mereka memiliki lengan-lengan yang pendek dan gemuk, dan tubuh mereka ditutupi dengan tonjolan-tonjolan berduri yang keras. Bintang Laut ini dapat ditemukan di perairan tropis di Samudra Indo-Pasifik.

Selain itu juga dikenal sebagai Slime Star atau Royal Starfish. Tubuhnya memiliki lengan-lengan yang lebar dan tubuh yang agak pipih, serta warna tubuhnya dapat bervariasi, tetapi biasanya memiliki pola cokelat atau bintik-bintik yang menyerupai cokelat chip.

Bintang Laut Pohon (Basket Starfish)

Bintang Laut Pohon (Basket Starfish) merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada kelompok spesies bintang laut yang memiliki lengan-lengan yang sangat bercabang dan menyerupai cabang-cabang pohon atau keranjang.

Hewan ini termasuk dalam famili Gorgonocephalidae. Hewan ini memiliki tubuh yang pipih dan lengan-lengan yang sangat bercabang, menyerupai cabang-cabang pohon atau keranjang. Lengan-lengan tersebut berfungsi untuk menangkap plankton dan partikel makanan di air.

Bintang laut ini biasanya memiliki banyak lengan, bisa mencapai puluhan, yang menonjol dari pusat tubuhnya. Bintang laut pohon biasanya ditemukan di perairan tropis dan subtropis di berbagai wilayah, termasuk Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, dan Laut Tiongkok Selatan, serta berada di dasar laut yang dalam, sering kali terkait dengan terumbu karang atau batu-batuan yang memungkinkannya untuk melekat dan memanjat.

Bintang laut ini merupakan pemakan plankton dan partikel makanan di air. Lengan-lengan bercabang yang panjang dan berbulu sangat berguna untuk menangkap makanan dan mengarahkannya ke mulut di bagian tengah tubuh.

Selain itu juga bisa menutupi tubuhnya di siang hari dan kembali membuka lengan-lengannya di malam hari untuk memaksimalkan penangkapan makanan. Kemudian, untuk cara berkembang biaknya yaitu secara seksual dengan melepaskan telur dan sperma ke dalam air.

Setelah proses pembuahan, telur-telur tersebut berkembang menjadi larva yang mengapung di permukaan air sebelum akhirnya menetap dan tumbuh menjadi bintang laut dewasa.

Peran penting bintang laut pohon dalam ekosistem laut sebagai pemangsa plankton, karena membantu dalam mengontrol populasi plankton di perairan tertentu dan juga memberikan makanan bagi beberapa hewan lain seperti ikan dan krustasea.

Bintang Laut Bulu (Feather Starfish)

Bintang laut bulu (Feather Starfish) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kelompok spesies bintang laut yang memiliki lengan-lengan yang berbulu dan sering kali menyerupai bulu atau ranting-ranting tumbuhan.

Selain itu juga dikenal dengan nama Comatulida atau Sea Lilies. Bintang laut tersebut memiliki tubuh yang relatif pipih dan lengan-lengan yang panjang dan bercabang. Lengan-lengannya dilengkapi dengan berkas berbulu yang disebut pinnules, yang memberikan penampilan menyerupai bulu atau ranting-ranting tumbuhan.

Hewan tersebut menggunakan lengan-lengannya untuk menangkap plankton dan partikel makanan di air. Bintang laut ini biasanya ditemukan di perairan laut hangat dan dangkal, terutama di terumbu karang. Namun, juga dapat ditemukan di perairan yang lebih dalam, serta tersebar di berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk di Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, dan Samudra Hindia.

Cara bertahan hidupnya yaitu dengan menggunakan lengan-lengan berbulu mereka yang sensitif untuk menangkap makanan yang mengapung di sekitar mereka. Partikel makanan kemudian diarahkan ke mulut di bagian tengah tubuh.

Sedangkan untuk reproduksinya, berkembang biak dengan cara seksual yaitu melepaskan telur dan sperma ke dalam air. Setelah pembuahan, telur-telur tersebut berkembang menjadi larva yang mengapung di permukaan air sebelum akhirnya menetap dan tumbuh menjadi bintang laut.

Bintang Laut Gergaji (Crown of Thorns Seastar)

Bintang laut gergaji (Crown of Thorns Seastar) merupakan istilah yang digunakan pada spesies bintang laut yang dikenal dengan nama ilmiah Acanthaster planci. Bintang laut gergaji memiliki ciri khas duri-duri panjang yang menyerupai gergaji di lengan-lengannya.

Hewan ini ditemukan di perairan tropis dan subtropis di Samudra Indo-Pasifik, termasuk wilayah Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan Laut Merah. Secara spesifik, bintang laut heraji sering ditemukan di terumbu karang.

Bintang laut ini memiliki tubuh yang pipih dengan lima atau lebih lengan yang bercabang. Setiap lengan dilengkapi dengan duri-duri panjang dan tajam, yang menyerupai gergaji atau duri di sepanjang tepi lengan. Warna tubuhnya sangat bervariasi seperti cokelat, merah, atau hijau.

Bintang laut beraji adalah pemakan karang dan polip karang, dengan cara menggunakan duri-durinya yang tajam untuk menghancurkan jaringan karang dan menghisap jaringan tersebut. Jumlah yang besar atau populasi yang tidak terkendali dari hewan ini dapat menjadi ancaman serius bagi ekosistem terumbu karang karena pola makannya yang rakus.

Aktivitasnya hewan ini relatif aktif pada malam hari dan lebih tidak aktif saat siang hari. Bintang laut geraji berkembang biak secara seksual.

Fungsi Bintang Laut dalam Ekosistem

Bintang laut memiliki beberapa fungsi penting dalam ekosistem laut. Berikut adalah beberapa fungsi bintang laut.

Sebagai Pemangsa

Bintang laut merupakan pemangsa yang efektif di ekosistem laut, hal itu disebabkan, karena mereka memakan berbagai jenis hewan kecil seperti kerang, tiram, krustasea, dan organisme laut lainnya. Dengan memakan hewan-hewan tersebut, bintang laut membantu menjaga keseimbangan populasi di ekosistem laut.

Pemakan Bangkai

Selain sebagai pemangsa, bintang laut juga merupakan pemakan bangkai. Hewan ini memakan sisa-sisa organisme mati yang ada di dasar laut. Dengan melakukan itu, bintang laut membantu membersihkan lingkungan dan mendaur ulang nutrisi.

Pemecah Organisme Mati

Bintang laut memiliki sistem pencernaan eksternal yang unik, karena dapat merubah perut tengah mereka keluar dari mulut untuk mencerna makanan di luar tubuhnya. Hal itu dapat memungkinkannya untuk mencerna organisme mati yang lebih besar, seperti ikan mati atau hewan laut lainnya, dan membantu dalam penguraian bahan organik tersebut.

Mengontrol Populasi

Bintang laut, terutama spesies tertentu seperti bintang laut mahkota, memiliki peran penting dalam mengendalikan populasi organisme tertentu di ekosistem laut. Misalnya, bintang laut mahkota dapat mengendalikan pertumbuhan terumbu karang dengan memakan polip karang. Dalam kasus tersebut, keberadaan bintang laut adalah faktor penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem terumbu karang.

Sumber Makanan

Bintang laut juga dapat berperan sebagai sumber makanan bagi beberapa predator laut, seperti ikan, burung laut, atau moluska. Mengkonsumsi bintang laut oleh predator tersebut memainkan peran dalam rantai makanan dan transfer energi di ekosistem laut.

Meskipun memiliki peran penting dalam ekosistem, beberapa spesies bintang laut juga dapat menjadi hama jika populasi mereka tidak terkendali. Misalnya, populasi yang berlebihan dari bintang laut mahkota dapat menyebabkan kerusakan pada terumbu karang yang sensitif. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami peran dan interaksi bintang laut dalam ekosistem untuk menjaga keseimbangan yang baik

Proses Reproduksinya

Bintang laut memiliki beberapa metode reproduksi yang berbeda, termasuk reproduksi seksual dan aseksual. Berikut adalah beberapa proses reproduksi yang umum terjadi pada bintang laut.

  • Reproduksi Seksual

Bintang laut memiliki sistem reproduksi internal dan eksternal. Pada reproduksi seksual internal, bintang laut jantan melepaskan sel sperma ke dalam air. Kemudian, bintang laut betina menangkap sperma tersebut dengan bantuan struktur khusus yang disebut tuba genital. Pembuahan terjadi di dalam tuba genital betina, dan kemudian telur yang telah dibuahi dilepaskan ke dalam air.

Telur yang dilepaskan akan mengalami pembuahan eksternal saat bertemu dengan sperma di air. Telur yang berhasil dibuahi akan berkembang menjadi larva yang disebut bipinnaria. Larva tersebut akan mengalami metamorfosis menjadi larva brachiolaria yang lebih kompleks sebelum akhirnya berubah menjadi bintang laut dewasa.

  • Reproduksi Aseksual

Bintang laut juga memiliki kemampuan reproduksi aseksual melalui proses regenerasi. Jika bintang laut kehilangan sebagian atau seluruh lengan-lengannya, mereka memiliki kemampuan untuk tumbuh kembali.

Bagian tubuh yang hilang akan mengalami regenerasi dan tumbuh menjadi individu baru yang lengkap. Dalam beberapa kasus, sepotong lengan yang terpisah dari tubuh dapat tumbuh menjadi individu baru dengan waktu tertentu.

Selain regenerasi, bintang laut juga dapat berkembang biak melalui proses fragmentasi. Ketika tubuh bintang laut terbelah menjadi dua atau lebih bagian, setiap bagian tersebut dapat tumbuh menjadi bintang laut yang lengkap.

Hal itu terjadi karena setiap bagian memiliki kemampuan untuk meregenerasi bagian-bagian yang hilang dan berkembang menjadi individu baru. Proses reproduksi pada bintang laut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu air, ketersediaan makanan, dan faktor lingkungan lainnya.

Setiap spesies bintang laut dapat memiliki perbedaan dalam cara reproduksinya, termasuk perbedaan dalam waktu dan strategi reproduksi yang digunakan.

The post Bintang Laut : Ciri, Jenis, Fungsi, dan Reproduksinya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Echinodermata: Pengertian – Klasifikasi dan Contohnya https://haloedukasi.com/echinodermata Tue, 03 Nov 2020 14:04:44 +0000 https://haloedukasi.com/?p=13344 Kali ini kita akan membahas mengenai Echinodermata, berikut pembahasannya. Apa itu Echinodermata? Echinodermata diambil dari bahasa Yunani, echinos berarti duri dan derma artinya kulit. Echinodermata adalah hewan laut invertrebrata (tidak bertulang belakang) yang memiliki kemampuan autotomi dan dapat meregenerasi tubuh jika bagian tubuhnya putus atau terluka. Kelompok hewan echinodermata memiliki 7000 species yang hingga saat […]

The post Echinodermata: Pengertian – Klasifikasi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kali ini kita akan membahas mengenai Echinodermata, berikut pembahasannya.

Apa itu Echinodermata?

Echinodermata

Echinodermata diambil dari bahasa Yunani, echinos berarti duri dan derma artinya kulit.

Echinodermata adalah hewan laut invertrebrata (tidak bertulang belakang) yang memiliki kemampuan autotomi dan dapat meregenerasi tubuh jika bagian tubuhnya putus atau terluka.

Kelompok hewan echinodermata memiliki 7000 species yang hingga saat ini masih hidup.

Ciri-ciri Echinodermata

Berikut adalah ciri-ciri echinodermata :

  • Echinodermata adalah biota laut
  • Memiliki permukaan tubuh yang berduri
  • Memiliki sistem pencernaan lengkap dan sistematis
  • Memiliki bentuk tubuh yang simetris dan simetris radial
  • Dinding tubuhnya triploblastik (berlapis 3) seperti hewan selomata
  • Letak mulut pada bagian vetral dan anus pada sisi dorsol
  • Tidak memiliki alat ekskresi
  • Memiliki kelamin yang terpisah di dalam satu tubuh
  • Bereproduksi secara seksual
  • Memiliki jaringan firtilasi eksternal
  • Perkembangbiakan hewan secara tidak langsung
  • Sulit beradaptasi dengan lingkungan
  • Hidup di perairan dangkal di lingkungan laut tropis.

Struktur Echinodermata

struktur Echinodermata

Echinodermata memiliki struktur kulit yang keras dan tersusun dari zat kapur. Echinodermata memiliki 5 lengan yang berbentuk seperti jari serta organ tubuh berjumlah kelipatan 5.

Hewan laut ini memiliki struktur permukaan tubuh yang kasar dengan tonjolan-tonjolan kerangka dan berduri. Duri yang dimilikinya pendek tumpul dan ada juga yang panjang berduri.

Bentuk tubuh echinodermata pada umumnya seperti bintang, bulat, pipih dan bulat memanjang. Echinodermata tidak memiliki otak, namun memiliki ambulakral untuk mengatur geraknya.

Sistem peredaran darah pada echinodermata sangat sederhana, pembuluh darah mengelilingi mulut dan bercabang di tiap kaki.

Sistem pernapasannya menggunakan insang atau pupula, yaitu tonjolan pada rongga tubuh.

Sistem saraf pada echinodermata terdiri dari saraf berbentuk cincin, saraf ini terdapat di bagian mulut, bagian lengan atau kaki tabung.

Sistem Pencernaan pada echinodermata sudah sempurna, karena memiliki mulut esophagus, lambung, usus dan anus. NAmun echonodermata tidak memiliki ekskresi.

Klasifikasi Echinodermata

Berdasarkan karakter dan struktur tubuhnya, echinodermata diklasifikasikan menjadi 5 kelas. Berikut penjelasannya.

Asteroidea

Asteroidea adalah jenis echinodermata yang mudah kita jumpai, bentuknya seperti bintang dan sering disebut bintang laut. Permukaan tubuhnya berduri tumpul dan pendek.

Asteroidea banyak dijumpai di perairan dangkal dan perairan dalam. Jenis echonodermata ini adalah jenis yang paling banyak memiliki species.

Echinoidea

Memiliki berbagai macam karakter atau bentuk. Ada yang bentuk tubuhnya bundar seperti bola, ada juga yang memiliki bagian tubuhnya juga ada yang berbentuk pipih.

Echinoidea ini memiliki permukaan tubuh yang diselimuti duri panjang dan tajam. Echinoidea yang bertubuh pipih juga tidak memiliki lengan namun memiliki duri yang dapat digerakkan.

Echinoidea hidup di perairan air tawar dan air laut. Dapat ditemukan di pantai, sumur dan sungai.

Ophiuroidea

Ophiutoidea memiliki bentuk tubuh mirip dengan ular, meskipun sepintas seperti asteroidean. Namun Ophiuroidea ini tidak memiliki sudut tajam.

Ophiuroidea memiliki lengan yang pipih dan elastis, lengan ini dapat meregenerasi dan tumbuh kembali jika putus.

Hidupnya di perairan dangkal dan perairan dalam. Kegiatan ophiuroidea ini aktif di malam hari dan memangsa udang untuk makanannya.

Holothuroidea

Dikenal juga sebagai mentimun laut atau teripang. Memiliki struktur tubuh yang lunak dan berduri. Permukaan tubuh di bagian mulutnyanya dipenuhi tentakel.

Holothuroidea hidup di bagian dasar laut, biasanya bersembunyi di bawah lumpur atau pasir. Hal ini mudah dilakukan karena memiliki tubuh yang fleksibel dan lembut.

Crinoidea

Sering disebut juga lily laut, karena sekilas memiliki bentuk yang mirip dengan tanaman lily.

Crinoidea memiliki lengan yang berjumlah 5 dan kelipatannya. Cabang kecil yang mucul pada setiap lengannya disebut pinula.

Crinoidea hidup di dasar laut, cara hidupnya menempel pada terumbu karang.

Peranan Echinodermata

Echinodermata ternyata memiliki berbagai peranan, baik bagi ekologi laut dan juga bagi manusia.

Peranan Ekologis

Beberapa jenis echinodermata hidup di dasar laut dengan menggali kedalam pasir, hal ini berpengaruh terhadap kualitas oksigen di kedalaman laut yang membuat lebih banyak organisme yang tinggal di sana.

Ada juga jenis echinodermata yang membantu mencegah pertumbuhan alga pada terumbu karang, sehingga terumbu karang mudah menyaring makanannya.

Echinodermata juga memiliki peranan penting pada rantai makanan laut. Echinodermata adalah makanan pokok beberapa hewan-hewan laut.

Sebagai contoh, berang-berang yang memakan bulu babi dan bintang laut. Sedangkan echinodermata memakan rumput laut dan ganggang. Echinodermata sebagai rantai makanan membuat ekosistem terkendali.

Echinodermata juga membantu menyehatkan ekosistem laut yang seimbang, jika jumlahnya berkurang maka berimbas pada rusaknya terumbu karang.

Hal ini membuat rumput laut tumbuh tidak terkendali karena tidak dimakan echinodermata. Rumput lautdapat menghancurkan terumbu karang.

Peranan Bagi Manusia

Echinodermata dijadikan obat-obatan yang dapat membantu mengurangi sel tumor pada manusia. Echinodermata yang dijadikan obat-obatan antara lain teripang, landak laut dan echinoidea

Echinodermata juga dapat dijadikan makanan yang kita konsumsi. Di beberapa pantai biasanya kita menemukan orang-orang berjualan kerupuk teripang.

Di beberapa negara, tingkat konsumsi echinodermata bahkan tinggi. Seperti Jepang, Spanyol, Prancis dan Peru. Landak laut, bulu babi dan teripang banyak dijadikan masakan.

Bahkan di Nusa Tenggara Timur bulu babi dibudidayakan karena tingginya permintaan ekspor.

Contoh-contoh Hewan Echinodermata

  • Bintang laut, termasuk jenis asteroida
  • Landak laut atau bulu babi, termasuk jenis echinoidea
  • Teripang atau mentimun laut, termasuk jenis holothuroidea
  • Lily laut, termasuk jenis crinoidea.

The post Echinodermata: Pengertian – Klasifikasi dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>