Ekonomi global - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ekonomi-global Tue, 11 Apr 2023 03:40:42 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico Ekonomi global - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ekonomi-global 32 32 5 Negara dengan Ekonomi Islam Terbaik di Dunia https://haloedukasi.com/negara-dengan-ekonomi-islam-terbaik-di-dunia Tue, 11 Apr 2023 03:40:38 +0000 https://haloedukasi.com/?p=42550 Negara-negara islam adalah negara yang cukup terpandang di dunia karena keunggulan nya dalam berbagai bidang, misalnya tempat lahir nya ilmuan dan tokoh ternama dunia, sebagai destinasi wisata, hingga sistem perekonomian yang unggul.  Indikator Ekonomi Islam Global 2016/2017 bertujuan untuk menunjukkan pertumbuhan dari ekosistem Ekonomi Islam di sebuah negara misal nya Makanan Halal, Fashion sederhana, Media […]

The post 5 Negara dengan Ekonomi Islam Terbaik di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Negara-negara islam adalah negara yang cukup terpandang di dunia karena keunggulan nya dalam berbagai bidang, misalnya tempat lahir nya ilmuan dan tokoh ternama dunia, sebagai destinasi wisata, hingga sistem perekonomian yang unggul. 

Indikator Ekonomi Islam Global 2016/2017 bertujuan untuk menunjukkan pertumbuhan dari ekosistem Ekonomi Islam di sebuah negara misal nya Makanan Halal, Fashion sederhana, Media dan Rekreasi halal dan masih banyak lagi.

Dalam indikator tersebut tidak hanya berfokus pada pertumbuhan secara menyeluruh dari sebuah negara yang bersektor ekonomi islam; melainkan juga mengevaluasi berdasarkan dari keunggulan relatif dari ekosistem yang pertumbuhan Ekonomi Islamnya harus didukung. 

Berikut adalah negara-negara dengan Ekonomi islam terbaik di dunia. 

1. Malaysia 

Berdasarkan data dari Dinar Standar dan Salaam Gateway, Malaysia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan sistem ekonomi syariah terbaik di dunia, tercatat dari skor GIEI Malaysia yang sebesar 207,2 poin.

Sektor keuangan islam di Malaysia telah menunjukkan pertumbuhan yang mapan, hal ini terlihat semasa pandemi Malaysia dapat memanfaatkan dengan baik pertumbuhan ekonominya salah satunya pada bidang fintech syariah di institusi keuangan Malaysia untuk membuat layanan jarak baru.

Selain itu, pada sektor media dan rekreasi seperti penayangan yang tinggi pada serial anak-anak juga sukses berkontribusi membesarkan perekonomian nya. 

2. Arab Saudi 

Posisi Malaysia diikuti oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dengan skor masing-masing sebesar 97,8 poin dan 90,2 poin.

Walaupun terdapat pertumbuhan dalam aset keuangan negara nya, Arab Saudi juga tengah menunjukkan perkembangan dalam hal pendidikan keuangan islam.

Hal itu dapat terlihat dari semakin ramai nya kursus dan seminar tentang pembahasan keuangan islam. Selain itu, Arab saudi memiliki kinerja yang mumpuni di bidang keuangan syariah serta fashion halal. 

3. Uni Emirat 

Negara ini adalah rumah bagi 31 perusahaan fintech syariah. Selain itu, UEA juga unggul dalam penilaian sub-indikator perekonomian digital yang membuat negara itu sebagai penjualan Non-Fungible Token (NFT), UEA juga berfokus pada sektor pertanian semasa pandemi covid. 

4. Indonesia 

Kita patut berbangga diri karena Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara dengan ekonomi islam terbaik di dunia dengan skor GIEI sebesar 68,5 poin.

Indonesia dalam aspek memajukan ekonomi islam nya mengambil beberapa langkah misalnya meningkatkan sertifikasi halal, media dan rekreasi halal dan masih banyak lagi.

Perkembangan ekonomi dibuktikan dengan data Indonesia yang memiliki 31 perusahaan fintech dan 17 platform pinjaman bagi para Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mendapatkan dana langsung. 

5. Turki 

Negara di peringkat kelima adalah Turki dengan skor GIEI sebesar 67,3 poin. Turki menempati urutan kedua dalam sektor pakaian hijab dan ketiga untuk makanan halal dan sektor pariwisata ramah Muslim di antara 57 negara anggota OKI.

Walaupun hampir terhenti selama satu tahun yang ketika pandemi, ekonomi Turki berhasil unggul dari 20 negara kecuali China pada kuartal pertama.

The post 5 Negara dengan Ekonomi Islam Terbaik di Dunia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Belt and Road Initiative (BRI): Pengertian – Tujuan dan Jaringan Infrastruktur https://haloedukasi.com/belt-and-road-initiative Sat, 14 Jan 2023 03:26:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40690 Dilantiknya Xi Jinping sebagai presiden baru Republik Rakyat Tiongkok pada 14 Maret 2013, seolah menjadi angin segar bagi kemajuan Tiongkok hingga hari ini. Selama kepemimpinannya, muncul berbagai terobosan baru yang mendukung kemajuan Tiongkok, terutama bidang perekonomian. Salah satu program yang ia buat adalah Belt and Road Initiative. Pengertian Belt and Road Initiatine (BRI) adalah strategi […]

The post Belt and Road Initiative (BRI): Pengertian – Tujuan dan Jaringan Infrastruktur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Dilantiknya Xi Jinping sebagai presiden baru Republik Rakyat Tiongkok pada 14 Maret 2013, seolah menjadi angin segar bagi kemajuan Tiongkok hingga hari ini. Selama kepemimpinannya, muncul berbagai terobosan baru yang mendukung kemajuan Tiongkok, terutama bidang perekonomian. Salah satu program yang ia buat adalah Belt and Road Initiative.

Pengertian

Belt and Road Initiatine (BRI) adalah strategi kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok dengan berbagai negara di dunia guna membangun jalur perdagangan yang dahulu merupakan jalur perdagangan dari eropa ke Cina.

Fokus utama BRI adalah pada investasi infrastruktur, material konstruksi, kereta api, jalan raya, real estate, mobil, jaringan listrik, besi, dan baja. BRI merupakan proyek strategi pembangunan infrastruktur ekonomi dan komersial global yang berfokus pada peningkatan konektivitas dan kerja sama antara banyak negara yang tersebar di benua Asia, Afrika, dan Eropa.

Tujuan Pembentukan Belt and Road Initiative

Pada September 2013, inisiatif BRI telah diresmikan oleh Xi Jinping selaku pemimpin tertinggi dan sekretaris jenderal Partai Komunis China (PKC) selama kunjungan ke Kazakhtan dan Indonesia. Inisiatif BRI menjadi diliput secara intensif oleh media pemerintah Tiongkok, dan sering menjadi highlight di media Harian Rakyat pada tahun 2016.

Tujuan utama dari dibentuknya inisiatif BRI adalah untuk membangun pasar besar yang bersatu serta memanfaatkan pasar internasional dan domestik secara penuh dan maksimal, dengan melakukan pertukaran dan integrasi budaya, guna meningkatkan sikap saling pengertian dan percaya antar negara-negara anggota BRI, yang nantinya akan menghasilkan pola inovatif arus masuk modal, komunitas talenta, dan basis data teknologi.

Inisiatif BRI merupakan upaya dalam mengatasi kesenjangan infrastruktur yang nantinya berpotensi mempercepat pertumbuhan ekonomi negara-negara di seluruh Asia Pasifik, Afrika, serta Eropa Timur dan Tengah. World Pensions Council (WPC) menerbitkan sebuah laporan yang memperkirakan bahwa Asia, China tidak termasuk di dalamnya, masih memerlukan banyak investasi infrastruktur mencapai 900 miliar dolar AS per tahun selama dekade berikutnya, yang sebagian besar berwujud utang, yakni 50% di atas tingkat belanja infrastruktur saat ini.

Selain itu, kebutuhan akan modal jangka panjang menjadi alasan mengapa banyak negara-negara di Asia dan Eropa Timur dengan senang hati menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan lembaga keuangan internasional baru yang hanya berfokus pada aset nyata dan pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh infrastruktur.

Meski pun demikian, pada 2017, beberapa pakar dan media telah mencantumkan BRI sebagai salah satu proyek infrastruktur dan investasi terbesar sepanjang sejarah, yang mencakup lebih dari 68 negara di dunia, 65% populasi dunia, dan 40% produksi domestik bruto global.

Selain sebagai upaya megurangi ketergantungan pada Amerika Serikat, pengembangan terhadap infrastruktur di negara-negara Asia dan penggunaan Renminbi sebagai mata uang transaksi internasional juga menjadi upaya memperkuat hubungan diplomatik yang nantinya akan menciptakan pasar baru untuk produk-produk China. Mengekspor kapasitas industri surplus, dan pengintegrasian negara-negara yang kaya komoditas agar lebih dekat ke ekonomi China. Semua itu merupakan tujuan dari inisiatif BRI.

Struktur Keuangan

Terdapat tiga komponen utama yang membangun struktur keuangan Belt and Road Initiative (BRI), yaitu Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dana Jalur Sutra (Silk Road Fund), dan utang berkelanjutan (debt sustainability). Ketiganya memiliki peranan penting dalam menopang dan membiayai berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang telah dicanangkan BRI.

Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB)

Pada Oktober 2013, diusulkan tentang pendirian sebuah bank pembangunan yang didedikasikan guna memberikan pinjaman untuk proyek-proyek pembangunan infrastruktur, yang dinamakan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Pada 2015, pemerintah Tiongkok mengumumkan bahwa telah digelontorkan sejumlah anggaran sejumlah lebih dari 1 triliun yuan atau setara dengan 160 miliar dolar AS terkait proyek infrastruktur yang sedang dalam tahap perencanaan.

Tujuan utama didirikannya AIIB adalah untuk mengatasi masalah anggaran terkait pembangunan infrastruktur yang sedang berkembang di seluruh Asia, meningkatkan integrasi regional, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan akses publik ke layanan sosial.

Dana Jalur Sutra (Silk Road Fund)

Pada November 2014, Xi JInping mengumumkan tentang dana pembangunan sebesar 40 miliar dolar AS, yang nantinya akan terpisah dari bank pembangunan dan bukan bagian dari investasi CPEC (China-Pakistan Economic Corridor) pula.

Cara kerja Silk Road Fund adalah dengan menginvestasikan dana pada proyek bisnis daripada meminjamkannya. Proyek PLTA Karot sepanjang 50 km (30 mil) dari Islamabad, Pakistan merupakan proyek pertama Silk Road Fund. 

Pemerintah Tiongkok menjanjikan sedikitnya 350 juta dolar AS kepada Pakistan pada 2030 nanti untuk membiayai proyek tersebut, di mana pada Januari 2016 Perusahaan Konstruksi Sanxia sudah mulai pengerjaan proyek tersebut.

Utang Keberlanjutan (Debt Sustainability)

Pada 2017, Tiongkok bergabung dengan G20 Operational Guidelines untuk Pembiayaan Berkelanjutan, dan pada 2019 bergabung dengan G20 Principles untuk Investasi Infrastruktur Berkualitas. Menurut Center for Global Development, kerangka baru dari China’s Debt Sustainability identik dengan kerangka milik Bank Dunia dan IMF.

Kepala ekonom Bank Dunia Carmen Reinhart menyatakan bahwa 60% pinjaman dari bank-bank Tiongkok diperuntukkan bagi negara-negara berkembang di mana pinjaman tersebut dinegosiasikan secara bilateral antar dua negara.

Sekarang Tiongkok menjadi negara pemberi pinjaman terbesar di dunia, di mana pinjaman tersebut didukung oleh agunan, seperti hak atas tambang, pelabuhan atau uang. Istilah tersebut banyak menjadi sorotan karena Tiongkok dianggap sengaja melakukan diplomasi jebakan utang, namun para pakar dan peneliti membantahnya karena tidak adanya bukti yang menuju ke arah tuduhan tersebut.

Sejak tahun 2000, debt sustainability telah menyumbang setidaknya 2 hingga 3 persen dari total pinjaman yang telah dikeluarkan Tiongkok untu negara-negara di Afrika. Selain itu, bantuan luar negeri Tiongkok juga menjadi topik kontroversial di negara mereka, mengingat mereka memiliki daerah sendiri dengan standar kemiskinan tertentu.

Jaringan Infrastruktur Belt and Road Initiative

Pertama kali diresmikan pada tahun 2013 dengan tujuan memulihkan Jalur Sutra kuno yang menghubungkan Asia dan Eropa, China telah memperluas ruang lingkup proyek selama bertahun-tahun guna memasukkan wilayah-wilayah baru ke dalamnya.

Lebih sering disebut dengan Belt and Road Initiative (BRI), proyek ini melakukan banyak pembangunan pada jaringan besar, seperti jalan raya, pelabuhan, kereta api, jaringan pipa minyak dan gas, jaringan listrik, dan proyek-proyek infrastruktur terkait lainnya.

Pemerintah Tiongkok membagi jalur perdagangan tersebut ke dalam enam koridor. Berikut ke enam koridor tersebut.

  • Koridor Semenanjung China  Indocina, merupakan rute yang menghubungkan China Selatan ke Singapura melalui Indo-China.
  • Koridor Ekonomi Tiongkok  Pakistan, merupakan rute yang menghubungkan Tiongkok Barat Daya melalui jalur laut Pakistan ke kawasan Arab. Dana senilai 62 miliar dolar AS digelontorkan untuk mensukseskan proyek infrastruktur di seluruh Pakistan, dengan tujuan untuk memodernisasi jaringan transportasi, infrastruktur energi dan ekonomi Pakistan secara cepat. Pada 13 November 2016, CPEC mulai beroperasi sebagian yang mengangkut kargo Tiongkok lewat jalur darat menuju Pelabuhan Gwadar yang selanjutnya akan melakukan pengiriman maritim ke Afrika dan Asia Barat.
  • Koridor Bangladesh  Tiongkok  India  Myanmar, merupakan rute yang menghubungkan Tiongkok Selatan ke India melalui Bangladesh dan Myanmar.
  • Jembatan Tanah Eurasia Baru, merupakan rute yang menghubungkan Cina Barat ke Rusia Barat melalui Kazakhstan. Termasuk jalur kereta yang melalui daerah otonomi Xinjiang Tiongkok, Kazakhstan, Rusia, Belarusia, Polandia, dan Jerman.
  • Koridor Tiongkok  Mongolia  Rusia, merupakan rute yang menghubungkan Tiongkok Utara ke Rusia Timur melalui Mongolia. Rute ini merupakan proyek Russia-China Investment yang didirikan oleh pemerintah Rusia (Russia Direct Investment Fund) dan salah satu agen investasi pemerintah Tiongkok (China’s Investment Corporation) pada 2012 sebagai bentuk kerjasama integrasi bilateral dari kedua negara.
  • Koridor Tiongkok  Asia Tengah  Asia Barat, merupakan rute yang menghubungkan Tiongkok Barat ke Turki melalui negara-negara Asia Tengah dan Barat.

Sabuk Ekonomi Jalur Sutera

Pada kunjungan Xi Jinping ke Astana, Kazakhstan dan negara-negara di Asia Tenggara bulan September hingga Oktober 2013 lalu, ia mengusulkan sebuah inisiatif tentang adanya pembangunan kawasan ekonomi baru, yang ia sebut dengan “Sabuk Ekonomi Jalur Sutra”.

Wilayah ‘Sabuk” mencakup negara-negara yang berada di Jalur Sutra asli, yang melalui Asia Tengah, Asia Barat, Timur Tengah, dan Eropa. Jinping menilai bahwa inisiatif ini akan menciptakan kawasan ekonomi yang kohesif yang di atasnya akan dibangun jalur kereta api, jalan raya besar, dan infrastruktur lunak lainnya, yang nantinya akan meningkatkan pertukaran budaya dan memperluas perdagangan.

Zona Sabuk Ekonomi Jalur Sutra akan diperluas hingga ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Terdapat tiga kawasan sabuk yang sudah diusulkan, pertama sabuk utara yang melewati Asia Tengah dan Rusia lalu ke Eropa. Kedua sabuk tengah, merupakan rute yang melewati Asia Tengah dan Asia Barat hingga ke Teluk Persia dan Mediterania. Yang terakhir adalah sabuk selatan, yang membentang dari Tiongkok melewati Asia Selatan hingga ke Samudra Hindia yang terlebih dahulu melewati Pakistan.

Jalur Sutra Maritim Abad 21

Jalur Sutra Maritim Abad 21 merupakan inisiatif pelengkap dari Tiongkok yang bertujuan untuk mendorong investasi dan kolaborasi negara-negara di Asia Tenggara, Oceania, dan Afrika melalui beberapa perairan yang berdekatan, seperti Laut China Selatan, Samudra Pasifik Selatan, dan wilayah sekitar Samudra Hindia.

Dari sudut pandang pemerintah Tiongkok, Afrika memiliki peran penting sebagai pasar, pemasok bahan baku, dan platform yang memperluas Jalur Maritim Sutra baru. Tiongkok memiliki kontribusi besar di banyak wilayah di Afrika dalam hal pembangunan dan pengoperasian rute kereta api, jalan raya, bandara, dan industri. 

Di beberapa negara seperti Zambia, Ghana, dan Ethiopia, beberapa bendungan telah dibangun dengan bantuan pemerintah Tiongkok pula. Tiongkok juga mendanai pembangunan gedung tertinggi di Afrika, Menara Pinnacle di Nairobi.

Jalan Sutra Es

Jalur Sutra Es adalah salah satu dari sekian banyak proyek kerjasama Rusia dan Tiongkok yang akan dibangun rute di sepanjang Rute Laut Utara di Kutub Utara, yakni jalur maritim di sepanjang perairan teritorial Rusia.

China COSCO Shipping Corp telah menyelesaikan beberapa uji coba perjalanan di rute pengiriman Arktik. Selain itu, China dan Rusia juga bekerja sama dalam industri eksplorasi minyak dan gas di kawasan tersebut guna memajukan kolaborasi komprehensif keduanya dalam hal pembangunan infrastruktur, pariwisata, dan ekspedisi ilmiah.

Jaringan Super

Jaringan super merupakan salah satu proyek BRI yang bertujuan untuk mengembangkan enam jaringan listrik bertegangan ultra tinggi di seluruh kawasan Asia, seperti Tiongkok dan kawasan Asia Timur Laut, Asia Tenggara, Asia Barat, Asia Selatan, Asia Tengah. Salah satu komponen yang digunakan dalam jaringan ini adalah sumber daya tenaga angin di Asia Tengah.

Pro dan Kontra

Setiap kebijakan dan program pasti ada pro maupun kontra yang menyertainya. Tiongkok yang kini perlahan menjadi negara maju, membuat beberapa negara merasa terancam akibat keberadaannya. Segala upaya dilakukan agar program dan kebijakan yang dicanangkan oleh Tiongkok tidak berjalan semestinya.

Belt and Road yang telah berjalan hampir satu dekade masih menjadi polemik, khususnya Amerika Serikat. Namun demikian, masih ada begitu banyak negara, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa yang mendukung berjalannya BRI.

  • Kubu Pro

Hingga tahun 2022, telah ada lebih dari 130 negara yang mengeluarkan pengesahan terkait proyek BRI. Rusia menjadi negara pertama yang menjadi mitra Tiongkok engan 150 proyek bersama, termasuk pipa gas alam dan Jalur Sutra Es. Pada Maret 2015, pemerintah Rusia yang diwakili oleh Igor Shuvalov, Deputi Perdana Menteri Pertama Rusia, menyatakan bahwa bentuk kejasama tersebut merupakan sebuah peluang bagi Persatuan Ekonomi Eurasia.

Pada pertemuan bulan Juni 2016 dengan Xi Jinping, Presiden Polandia Andrzej Duda menyatakan bahwa perusahaan Polandia akan mendapatkan banyak keuntungan dari Belt and Road Initiative. Selama pertemuan, keduanya, Xi dan Duda menandatangani deklarasi kemitraan strategis di mana mereka menegaskan kembali bahwa Polandia dan Tiongkok merupakan mitra strategis jangka panjang.

Singapura sebagai negara kaya yang tidak memerlukan bantuan teknis atau pembiayaan eksternal secara besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur negaranya, berulang kali menunjukkan dukungannya kepada BRI dengan bekerja sama dalam berbagai proyek terkait upaya mencapai relevansi global, serta memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara penerima BRI, di mana hal ini menjadi inovasi terbesar proyek tersebut. Alasan lain yang mendasari Singapura ikut berkontribusi adalah untuk memastikan agar ekonomi Asia tidak didominasi oleh satu negara saja.

Tiongkok juga menjalin hubungan dengan Filipina, yang notabene memiliki kaitan historis dengan Amerika Serikat, untuk memberikan dukungan pada BRI terkait pencarian dominasi Laut Chin Selatan. Dalam kerjasama tersebut, Filipina menyesuaikan kebijakannya untuk mendukung klaim Tiongkok atas Laut China Selatan di bawah Presiden Rodrigo Duterte.

  • Kubu Kontra

Sebagai tanggapan dan antisipasi, pada 2019, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang membentuk suatu inisiatif sebagai tandingan BRI yang dinamai Blue Dot Network, dan pada 2021 diikuti oleh pembentukan G7 Build back Better World.

Strategi “Free and Open Indo-Pacific” (FOIP) juga diusulkan oleh Amerika Serikat sebagai kontra-inisiatif terhadap BRI. Terdapat 3 pilar strategi yang Amerika Serikat buat, yaitu keamanan, ekonomi, dan tata kelola.

Namun, pada awal 2019, terjadi perubahan dari yang awalnya 3 strategi kini menjadi 4 strategi, d iantaranya penghormatan terhadap kedaulatan dan kemerdekaan, penyelesaian sengketa secara damai, perdagangan bebas, adil, dan timbal balik, terakhir kepatuhan terhadap aturan dan norma internasional.

Sementara India telah berulang kali menolak inisiatif Belt and Road tersebut. Secara khusus, pihak otoritas India menyatakan bahwa proyek Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan dinilai mengabaikan kedaulatan dan integritas teritorial New Delhi.

The post Belt and Road Initiative (BRI): Pengertian – Tujuan dan Jaringan Infrastruktur appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
BRICS: Pengertian – Perkembangan dan Struktur Keuangannya https://haloedukasi.com/brics Sat, 07 Jan 2023 03:43:48 +0000 https://haloedukasi.com/?p=40660 BRICS adalah asosiasi ekonomi pasar global yang beranggotakan lima negara berkembang terkemuka dunia. BRICS merupakan akronim dari lima negara berkembang besar dan terkemuka dunia tersebut, yaitu Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan. Pertama kali dibentuk, asosiasi ini awalnya bernama BRIC karena hanya beranggotakan 4 negara (Brasil, Rusia, India, dan China), kemudian berubah menjadi BRICS setelah Afrika […]

The post BRICS: Pengertian – Perkembangan dan Struktur Keuangannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
BRICS adalah asosiasi ekonomi pasar global yang beranggotakan lima negara berkembang terkemuka dunia. BRICS merupakan akronim dari lima negara berkembang besar dan terkemuka dunia tersebut, yaitu Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan. Pertama kali dibentuk, asosiasi ini awalnya bernama BRIC karena hanya beranggotakan 4 negara (Brasil, Rusia, India, dan China), kemudian berubah menjadi BRICS setelah Afrika Selatan masuk.

Istilah BRIC pertama kali diperkenalkan oleh eks Chairman Goldmann Sachs, Jim O’Neill pada 2001. kala itu, Afrika belum menjadi anggota, jadi belum ada tambahan huruf ‘S’.

Dalam laporan yang berjudul Building Better Global Economic BRICs yang terbit pada November 2001, Jim O’Neill menyatakan bahwa, “Pada tahun 2001 dan 2002, pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang besar akan mengalami peningkatan dan mampu melampaui pencapaian negara-negara G7. Bahkan, dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, peran BRIC (terutama China) akan semakin besar sehingga kebijakan fiskal dan moneter di sana akan berpengaruh terhadap perekonomian dunia”.

Pernyataan O’Neill tersebut terbukti benar. BRIC, yang kini berubah menjadi BRICS, berhasil memukau dunia dengan pencapaian mereka. Tahun 2007 menjadi puncaknya ketika ekonomi dari negara-negara anggotanya mengalami peningkatan, yakni Brasil tumbuh 6.6%, Rusia &,93%, India 7,7%, China 13,9%, dan Afrika selatan tumbuh 4,7%.

Awal Mula Pembentukan BRIC

Pada September 2016, di sela-sela Debat Umum Majelis PBB yang diselenggarakan di New York City, para menteri luar negeri dari keempat negara anggota awal BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) memulai serangkaian pertemuan singkat tingkat tinggi.

Pada 16 Juni 2009, diadakan KTT resmi pertama serta pertemuan diplomatik skala penuh di Yekaterinburg, Rusia oleh anggota BRIC yang menandai awal mula pembentukan BRIC. Konferensi tersebut dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing negara BRIC, yaitu Luiz Inacio Lula da Silva, Dmitry Medvedev, Manmohan Singh, dan Hu Jintao. Fokus KTT pertama BRIC adalah pada upaya peningkatan situasi ekonomi global dan reformasi lembaga keuangan, serta membahas berbagai upaya dan kerja sama yang bisa dilakukan oleh keempat negara tersebut di masa depan.

Selain itu, juga dibahas mengenai berbagai upaya negara-negara berkembang, yaitu 3 dari 4 anggota BRIC, agar bisa terlibat dalam urusan global. Setelah KTT Yekaterinburg, anggota BRIC mengumumkan tentang perlunya mata uang cadangan global baru yang “beragam, stabil, dan dapat diprediksi”. Pernyataan tersebut secara tidak langsung mengkritik tentang dolar Amerika Serikat yang dianggap terlalu “mendominasi” pasar global.

Perkembangan BRICS

  • Anggota Baru dan Potensi Ekspansi Lebih Lanjut

Pada 24 Desember 2010, atas undangan China, Afrika Selatan secara resmi bergabung dengan kelompok BRIC yang kemudian diterima oleh negara-negara anggota BRIC lainnya. Dari yang awalnya bernama BRIC, resmi berganti nama menjadi BRICS guna memberikan gambaran terhadap keanggotaan organisasi yang diperluas. Pada April 2011, Jacob Zuma, Presiden Afrika Selatan, hadir dalam KTT BRICS 2011 yang diadakan di Sanya, Tiongkok sebagai anggota penuh.

Sejak Afrika Selatan bergabung dalam BRIC (sekarang BRICS), banyak negara lain yang menunjukkan ketertarikan mereka untuk bergabung dalam organisasi tersebut, diantaranya Argentina dan Iran. Keduanya mengisyaratkan ketertarikan mereka untuk bergabung dengan BRICS selama pertemuan dengan pejabat senior China (ketua BRICS saat ini) selama musim panas 2022. ketertarikan Argentina untuk menjadi anggota BRICS disambut hangat oleh China, Rusia, India, dan Brasil.

Pada Juni 2022, Iran juga mengajukan permohonan kepada otoritas China untuk bergabung menjadi anggota BRICS. Arab Saudi, Turki, dan Mesir juga menyatakan minat mereka untuk bergabung dengan BRICS, namun ketiganya belum mengajukan permintaan resmi. Meski  di BRICS tidak ada proses penerimaan anggota secara resmi, namun dukungan bulat dan penuh dari kelima anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) menjadi syarat utama dari keputusan penerimaan keanggotaan BRICS.

  • Kerja Sama Ekonomi, Politik dan Budaya

Pada Juni 2012, negara-negara anggota BRICS menjanjikan 75 miliar dolar AS guna meningkatkan kekuatan pinjaman dari International Monetary Fund (IMF). Namun demikian, pinjaman tersebut tergantung pada reformasi pemungutan suara IMF.

Selama KTT BRICS ke-5 di Durban, Afrika Selatan pada akhir Maret 2013, negara-negara anggota sepakat untuk membentuk suatu lembaga keuangan global yang bertugas memberikan pinjaman dan bekerja sama dengan IMF dan Bank Dunia yang didominasi oleh negara-negara Barat.

Setelah KTT Durban, BRICS berencana akan menyelesaikan pengaturan tentang rencana Bank Pembangunan Baru di tahun 2014. Namun, kesepakatan berjalan lambat akibat perselisihan tentang lokasi dan pembagian beban.

Pada September 2013, saat pertemuan para pemimpin BRICS di St. Petersburg, didapatkan keputusan bahwa para pemimpin BRICS hanya menyepakati kontribusi modal awal yang nilainya dianggap “substansial dan cukup agar bank bisa berjalan  efektif”.

Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengintai Badan Keamanan AS di semua jaringan telekomunikasi, baik yang masuk maupun keluar di seluruh wilayah Amerika Serikat. Pada Agustus 2019, diadakan pertemuan antar menteri komunikasi dari masing-masing negara BRICS edisi ke-5 di Brasilia, Brasil untuk menandatangani letter of intent untuk proyek kerja sama di sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi. 

Pada KTT BRICS ke-13, Narendra Modi, Perdana Menteri India menyerukan tentang transparansi terhadap penyelidikan asal-usul Covid-19 di bawah WHO serta adanya kerja sama penuh dari semua negara anggota BRICS. Sementara Xi Jinping langsung bereaksi terhadap pernyataan Modi dengan menyerukan pula bahwa semua negara BRICS harus menentang politisasi dari proses penyelidikan tersebut.

Struktur Keuangan BRICS

Terdapat dua elemen yang membangun struktur keuangan BRICS, yakni New Development Bank (NDB) yang sering disebut dengan BRICS Development Bank, dan Contingent Reserve Arrangement (CRA). Kedua lembaga tersebut didirikan pada 2014 dan mulai aktif si tahun 2015.

Para pengamat menilai, dua komponen ini akan lebih mengikat perekonomian Rusia dengan negara-negara lain, terutama Brasil, India, China, Afrika Selatan. Hal ini juga berdampak positif pada negara-negara berkembang lain yang berada di bawah dominasi negara Barat seperti saat ini.

Di sisi lain, pendirian NDB tersebut akan berhadapan langsung dengan dominasi bank Dunia yang memiiki aset 490 miliar dolar As dan IMF 300 miliar dolar AS, di mana keduanya dinilai terlalu didominasi oleh kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan mata uangnya.

Pengalaman pahit yang sama-sama dialami oleh kelima negara BRICS terhadap sanksi ekonomi dan kebijakan dari IMF maupun Bank Dunia, membuat kelimanya tidak ingin lagi berurusan dengan keduanya. Seperti Rusia, pada tahun 1990-an yang mengalami keterpurukan akibat hutang, tidak pernah lagi berhasrat untuk bersinggungan dengan IMF usai melakukan pelunasan di tahun 200-an.

  • New Development Bank (NDB)

New Development Bank (NDB), atau Bank Pembangunan BRICS merupakan bank pembangunan multilateral yang dioperasikan oleh kelima negara anggota BRICS. Bank Pembangunan BRICS berfokus pada upaya peminjaman uang, khususnya kepada negara berkembang, yang akan mengadakan proyek pembangunan infrastruktur dengan pinjaman resmi mencapai 34 miliar dolar AS per tahun.

Afrika Selatan adalah negara yang nantinya akan menjadi Markas Besar bank Afrika, yang diberi nama “New Development Bank Africa Regional Centre”. Bank tersebut akan diberikan modal awal sebesar 50 miliar dolar AS, yang dari waktu ke waktu akan mengalami peningkatan kekayaan menjadi 100 miliar dolar AS.

Modal awal 50 miliar dolar AS tersebut didapat dari sumbangan masing-masing negara anggota BRICS, yakni 10 miliar dolar AS per negara. Sejauh ini sudah ada sekitar 53 proyek yang sedang ditangani oleh New Development Bank Africa Regional Centre dengan besar anggaran sekitar 15 miliar dolar AS. Bangladesh, Uni Emirat Arab, Uruguay, dan Mesir baru-baru ini ditambahkan sebagai anggota baru Bank Pembangunan BRICS.

  • Contingent Reserve Arrangement BRICS

Contingent Reserve Arrangement (CRA) BRICS merupakan suatu kerangka kerja yang memberikan perlindungan kerja bagi negara-negara anggota terhadap tekanan likuiditas global. Masalah mata uang menjadi fokus utama dari CRA BRICS, di mana mata uang nasional anggota yang sedang terpengaruh oleh tekanan keuangan global.

Dari kebanyakan kasus, negara berkembang yang mengalami liberalisasi ekonomi cenderung mengalami peningkatan volatilitas ekonomi secara cepat, sehingga akan berdampak pada masalah lingkungan ekonomi makro yang tidak pasti.

Contingent Reserve Arrangement (CRA) BRICS didirikan pada 15 Juli 2014 di Fortaleza, Brazil dengan dasar hukum yang dibentuk oleh sebuah Traktat yang dibuat pada pertemuan pertama antara Dewan Pemerintahan dan Komite Tetap CRA BRICS diadakan pada 4 September 2015 di Ankara, Turki. Namun Traktat tersebut mulai berlaku setelah diratifikasi oleh seluruh anggota BRICS, dan diumumkan pada Juli 2015 di KTT BRICS ke-7.

Banyak negara yang melihat CRA sebagai saingan dari IMF, khususnya negara Barat. Selain itu, koalisi antara CRA dan Bank Pembangunan BRICS sering dipandang sebagai contoh bentuk peningkatan kerja sama antara Selatan dengan Selatan.

  • Sistem Pembayaran BRICS

Dalam KTT BRICS ke-7 pada Juli 2015 di Rusia, telah diusulkan mengenai sistem pembayaran yang nantinya akan menjadi alternatif dari sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Para eksekutif bank sentral BRICS dan menteri keuangan masing-masing negara sedang bernegosiasi untuk menyiapkan sistem pembayaran, serta beralih ke penyelesaian mata uang nasional setiap negara BRICS.

Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, sistem pembayaran multilateral global, entah itu SWIFT atau yang lainnya, akan memberikan kemudahan dan kemandirian terhadap pembayaran. Selain itu, juga akan menciptakan jaminan pasti bagi anggota BRICS. Bank sentral Rusia juga sudah mulai mengonsultasikan alternatif sistem pembayaran dari sistem SWIFT dengan negara-negara anggota BRICS.

Penggunaan sistem alternatif tersebut berfokus pada pencadangan dan redundasi yang dimiliki, apabila sistem SWIFT mengalami gangguan. Seperti yang dikatakan oleh Olga Skorobogatova, Deputi Bank Sentral Rusia bahwa satu-satunya topik yang mungkin menarik bagi kita ]di dalam BRICS adalah pertimbangan untuk menyiapkan sistem pembayaran yang akan berlaku untuk negara-negara BRICS, yang dapat digunakan sebagai cadangan.

Sementara China juga mengusulkan tentang pengembangan sistem pembayaran alternatif SWIFT mereka sendiri yaitu Cross Border Inter-Bank Payments System (CIPS), yang menyediakan jaringan bagi lembaga keuangan seluruh dunia untuk mengirim dan menerima informasi tentang transaksi keuangan dengan cara yang aman, standar, dan andal. Rusia juga memiliki System for Transfer of Financial Messages (SPFS) sebagai alternatif, seperti halnya India dengan Structured Financial Messaging System (SFMS).

The post BRICS: Pengertian – Perkembangan dan Struktur Keuangannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>