1. Berdasarkan Validasi Pernyataan

Pernyataan atau analisa dari ekonomi positif bersifat fakta dalam dunia ekonomi yang sedang dan atau akan terjadi. Data yang disajikan dapat diverifikasi. Berbeda dengan ekonomi normatif  merupakan analisis ekonomi yang menitikberatkan pada norma dan tidak mengedepankan fakta melainkan hal ideal yang seharusnya terjadi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat luas.

2. Berdasarkan Objek Kajian

Ekonomi positif berfokus pada hubungan sebab akibat dalam perekonomian. Dimana terdapat sebab yang mengakibatkan terjadinya suatu hal secara nyata. Sedangkan ekonomi normatif memberikan penjabarkan mengenai nilai, norma dan etika dalam perekonomian. Ekonomi normatif biasanya menyelesaikan masalah dengan debat ideal guna menghasilkan rekomendasi kebijakan terbaik.

3. Berdasarkan Perspektif Pernyataan

Pernyataan yang dikeluarkan ekonomi positif bersifat objektif, terdapat bukti empiris dimana kebenaran pernyataan dapat langsung dibuktikan. Sedangkan ekonomi normatif bersifat subjektif, lebih sulit dibuktikan karena fakta belum dapat diverifikasi.

4. Berdasarkan Tujuan yang Ingin Dicapai

Ekonomi positif bertujuan memaparkan kondisi ekonomi secara fakual. Sedangkan ekonomi normatif mengarah pada perencaan guna mewujudkan perekonomian yang dianggap ideal. Keidealan ekonomi bisa berbeda berdasarkan individu atau kelompok yang menyampaikan gagasan ekonomi tersebut.

5. Berdasarkan Pengaruh

Ekonomi positif tidak terpengaruh oleh ekonomi normatif karena menyampaikan data ekonomi secara nyata. Sedangkan ekonomi normatif dapat berubah bentuk dan tujuannya berdasarkan data dari ekonomi positif.

The post 5 Perbedaan Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif yang Wajib diketahui appeared first on HaloEdukasi.com.

Ekonomi positif yaitu pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai perilaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif untuk menyatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi.

Subjektivitas ini sering disebut dengan value judgement. Pendekatan ini menggambarkan apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana terjadinya, dengan menambahkan berbagai keterangan yang bersifat kuantitatif.

Ekonomi positif dapat berupa pernyataan. Maka ekonomi jenis ini kebenarannya dapat langsung dilihat atau dibuktikan. Ekonomi positif lebih terfokus pada sebab-akibat, fakta dan hubungan perilaku.

Jenis Ekonomi Positif

Ekonomi positif bisa dibagi menjadi 2, yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi teori, berikut penjelasannya:

• Ekonomi Deskriptif

Ekonomi deskriptif menggambarkan fenomena-fenomena ekonomi yang ada dengan fakta-fakta ekonomi, berdasarkan data ekonomi yang diterbitkan oleh lembaga statistik atau BPS.

Hasil perhitungan data tersebut akan memberikan berbagai parameter statistik yang menjadi acuan untuk melakukan analisis ekonomi.

Contohnya, dari BPS kita dapat mengetahui jumlah dan peningkatan angka pengangguran di Indonesia dari tahun 2001 ke tahun 2002, yaitu 8,1% pada tahun 2001 menjadi 9,1% pada tahun 2002.

• Ekonomi Teori

Ekonomi teori memberikan gambaran yang lebih luas dari ekonomi positif, yaitu tidak hanya berdasarkan fakta, tetapi bisa dijelaskan dan menginterpretasikan berbagai peristiwa ekonomi berdasarkan teori ekonomi yang ada.

Misalnya, dengan teori permintaan kita dapat menganalisis permintaan terhadap suatu barang, berdasarkan data dari permintaan dan harga barang tersebut.

Contoh Pernyataan Ekonomi Positif

• Jika harga suatu barang turun maka permintaan akan barang tersebut akan naik.
• Pertumbuhan ekonomi di Indonesia menunjukkan kemampuan, hal ini diperlihatkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5% per tahun dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu yang hanya 4% per tahun.
• Apakah kebijakan pemerintah dapat mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia?
• Apakah tingkat pengangguran di Indonesia mengalami peningkatan di tahun ini?
• Kenaikan suku bunga akan mendorong masyarakat untuk menabung.
• Ketika pemerintah mencetak lebih banyak uang, inflasi cenderung naik.

The post Ekonomi Positif: Pengertian, Jenis dan Contohnya appeared first on HaloEdukasi.com.