ekskresi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ekskresi Fri, 15 Dec 2023 07:18:26 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico ekskresi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/ekskresi 32 32 5 Fungsi Ginjal dalam Sistem Ekskresi https://haloedukasi.com/fungsi-ginjal-dalam-sistem-ekskresi Tue, 05 Dec 2023 05:31:55 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46899 Ginjal adalah organ dalam tubuh manusia yang berperan penting dalam menyaring darah untuk menghasilkan urin. Fungsi utamanya melibatkan penyaringan zat-zat berlebih, limbah, dan senyawa beracun dari darah, serta menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan tekanan darah dalam tubuh. Ginjal juga terlibat dalam pembentukan hormon dan berbagai proses metabolik yang mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan. Oleh karena […]

The post 5 Fungsi Ginjal dalam Sistem Ekskresi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Ginjal adalah organ dalam tubuh manusia yang berperan penting dalam menyaring darah untuk menghasilkan urin. Fungsi utamanya melibatkan penyaringan zat-zat berlebih, limbah, dan senyawa beracun dari darah, serta menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan tekanan darah dalam tubuh.

Ginjal juga terlibat dalam pembentukan hormon dan berbagai proses metabolik yang mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, pentingnya menjaga kesehatan ginjal ditekankan melalui gaya hidup sehat, seperti minum cukup air, menjaga tekanan darah dan gula darah, serta mengonsumsi diet seimbang. Pencegahan dan perawatan dini dapat membantu mencegah masalah ginjal yang lebih serius.

Berikut merupakan fungsi ginjal dalam sistem ekskresi.

1. Mengatur Tekanan Darah

Ginjal memainkan peran kunci dalam mengatur volume darah. Dengan mengontrol jumlah air yang direabsorpsi atau diekskresikan dalam proses pembentukan urin, ginjal dapat mempengaruhi volume darah total dalam tubuh.

Pengaturan kadar natrium dan kalium dalam tubuh oleh ginjal memengaruhi tekanan osmotik. Osmolaritas darah yang diatur dengan baik membantu menjaga tekanan darah. Selanjutnya ginjal menghasilkan renin, suatu enzim yang memulai serangkaian perubahan hormon yang pada akhirnya menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah.

Dengan mengontrol volume darah, komposisi elektrolit, dan aktivitas hormon-hormon terkait, ginjal berperan penting dalam menjaga tekanan darah dalam rentang yang normal untuk mendukung fungsi tubuh yang optimal.

2. Menjaga Keseimbangan Elektrolit

Ginjal mengatur keseimbangan natrium dengan menyesuaikan jumlah yang direabsorpsi atau diekskresikan dalam proses pembentukan urin. Keseimbangan natrium penting untuk menjaga tekanan darah dan volume darah.

Ginjal juga memainkan peran dalam pengaturan keseimbangan kalium dengan menyesuaikan jumlah kalium yang diekskresikan dalam urin. Keseimbangan kalium yang tepat penting untuk fungsi normal otot dan jantung serta mempengaruhi keseimbangan klorida dalam tubuh dengan mengatur jumlah yang diekskresikan.

Meskipun sebagian besar kalsium diatur oleh hormon paratiroid dan kalsitonin, ginjal juga berkontribusi dalam mengatur keseimbangan kalsium dengan cara menyesuaikan jumlah yang direabsorpsi. Karena mengontrol elektrolit tersebut, ginjal membantu menjaga keseimbangan cairan, fungsi otot dan saraf, serta mendukung berbagai proses fisiologis dalam tubuh.

3. Mengatur pH dalam Tubuh

Ginjal dapat mengeluarkan asam (H+) atau basa bikarbonat (HCO3-) dalam urin, tergantung pada kebutuhan tubuh. Jika tubuh terlalu asam, ginjal akan mengeluarkan lebih banyak asam. Sebaliknya, jika tubuh terlalu basa, ginjal akan mengeluarkan lebih banyak basa.

Ginjal menyerap kembali bikarbonat, suatu senyawa basa, untuk membantu menetralkan kelebihan asam dalam darah. Maka dari itu, ginjal membantu menjaga pH darah dalam kisaran normal (sekitar 7,35 hingga 7,45). Keseimbangan pH yang tepat esensial untuk berbagai fungsi biologis, termasuk kerja enzim, transportasi zat-zat melalui membran sel, dan homeostasis tubuh secara keseluruhan.

4. Produksi Eritropoietin

Fungsi ginjal dalam sistem ekskresi juga melibatkan produksi eritropoietin. Eritropoietin adalah hormon yang dihasilkan oleh ginjal dan berperan dalam merangsang produksi sel darah merah (eritrosit) dalam sumsum tulang.

Ginjal mendeteksi kadar oksigen dalam darah. Ketika ginjal mendapatkan sinyal bahwa kadar oksigen dalam darah rendah, misalnya karena kurangnya oksigen yang diangkut oleh sel darah merah, mereka merespons dengan meningkatkan produksi eritropoietin.

Eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal memasuki darah dan mencapai sumsum tulang. Di sana, eritropoietin merangsang produksi dan pematangan eritrosit (sel darah merah). Dengan meningkatkan jumlah sel darah merah, tubuh dapat meningkatkan kapasitasnya untuk mengangkut oksigen, membantu mengatasi kondisi rendah oksigen dalam darah.

5. Detoksifikasi

Meskipun ginjal tidak melakukan detoksifikasi sebagaimana yang dilakukan oleh hati, tetapi ginjal tetap berperan dalam eliminasi zat-zat berbahaya dari tubuh melalui pembentukan dan pengeluaran urin. Melalui proses tersebut, ginjal membantu menjaga tubuh dari akumulasi zat beracun yang dapat membahayakan kesehatan serta menjadi bagian penting dari fungsi ekskresi dan menjaga homeostasis dalam tubuh manusia.

The post 5 Fungsi Ginjal dalam Sistem Ekskresi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Fungsi Kulit Sebagai Alat Ekskresi https://haloedukasi.com/fungsi-kulit-sebagai-alat-ekskresi Thu, 26 Oct 2023 08:01:32 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46206 Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang terbesar. Selama ini, kulit dikenal sebagai indera peraba. Namun, ternyata fungsi kulit bukan hanya sebagai indera peraba saja melainkan juga sebagai alat ekskresi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekskresi diartikan sebagai kegiatan mengeluarkan sisa pembuangan metabolisme yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh. Saat tubuh melakukan metabolisme terdapat beberapa […]

The post 5 Fungsi Kulit Sebagai Alat Ekskresi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang terbesar. Selama ini, kulit dikenal sebagai indera peraba. Namun, ternyata fungsi kulit bukan hanya sebagai indera peraba saja melainkan juga sebagai alat ekskresi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekskresi diartikan sebagai kegiatan mengeluarkan sisa pembuangan metabolisme yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh. Saat tubuh melakukan metabolisme terdapat beberapa zat yang tidak lagi digunakan dan harus dikeluarkan.

Kulit sebagai alat ekskresi

Untuk mengeluarkan zat-zat tersebut, tubuh memiliki organ yang berfungsi melakukan tugas tersebut. Organ tersebut dinamakan dengan organ ekskresi. Salah satunya adalah kulit. Saat manusia mengeluarkan keringat, maka saat itu kulit sedang menjalankan fungsinya sebagai alat ekskresi.

Kulit memiliki berbagai lapisan yakni lapisan dalam dan lapisan terluar kulit. Di mana setiap lapisan tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Setiap lapisan juga membantu kinerja kulit sebagai alat ekskresi.

Berikut fungsi kulit sebagai alat ekskresi.

1. Ekskresi Garam

Garam merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan garam di dalam tubuh akan menyebabkan penyakit. Hal ini dikarenakan garam memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Namun, kelebihan garam pun tidak baik bagi kinerja tubuh dan berpotensi menyebabkan hipertensi dan gagal jantung.

Ketika tubuh memiliki kelebihan garam, garam tersebut akan dikeluarkan oleh tubuh. Kadar garam tubuh yang dianjurkan adalah sekitar 2000 miligram. Garam akan dikeluarkan oleh kulit sebagai alat ekskresi. Melalui kulit yang dibantu oleh kelenjar ekrin, garam akan dikeluarkan melalui keringat. Ketika tubuh kekurangan garam maka garam yang sudah dikeluarkan akan diserap kembali.

Setiap keringat yang dikeluarkan mengandung garam. Hal inilah yang kemudian mengakibatkan keringat yang dikeluarkan terasa asin. Kadar asin di dalam keringat ditentukan oleh seberapa banyak garam yang dikonsumsi oleh tubuh. Semakin banyak garam yang dikonsumsi maka akan semakin asin keringat yang dikeluarkan.

Bagian kulit yang membantu proses ekskresi adalah lapisan dermis. Lapisan dermis merupakan lapisan yang berada di dalam kulit. Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak, kelenjar minyak, kelenjar keringat, pembuluh darah, syaraf dan akar rambut. Bagian-bagian dalam lapisan epidermis inilah yang kemudian membantu proses dikeluarkannya zat sisa metabolisme dalam tubuh.

2. Ekskresi Zat Beracun

Di dalam tubuh manusia terdapat zat-zat beracun yang harus dikeluarkan. Jika tidak dikeluarkan akan membahayakan tubuh. Seperti halnya sebuah alat filter, organ tubuh secara otomatis akan menyeleksi zat-zat yang masuk. Mana yang memang dibutuhkan dan mana yang membahayakan.

Tugas mengeluarkan zat zat beracun hanya berfokus pada fungsi ginjal. Padahal, kulit juga berperan penting dalam mengeluarkan zat-zat beracun dalam tubuh. Di dalam tubuh, struktur kulit menghabiskan tempat sekitar 16% sehingga kulit menjadi salah satu organ terbesar dalam tubuh.

Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi untuk mengeluarkan zat seperti garam, urea, dan air. Semua itu akan dikeluarkan oleh kulit jika tidak lagi dibutuhkan. Melalui keringat, kulit akan mengeluarkan sisa-sisa zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, di dalam keringat manusia terdiri atas garam, sisa metabolisme, urea dan zat-zat limbah.

Melalui keringat, zat-zat berbahaya pun ikut dikeluarkan. Keringat sendiri dihasilkan oleh kelenjar keringat yang terdapat pada lapisan dermis kemudian dikeluarkan melalui saluran keringat. Setelah itu, keringat akan keluar melalui pori-pori.

Terdapat 5 tahapan saat melakukan proses ekskresi yang dilakukan oleh kulit yakni sebagai berikut.

  • Manusia melakukan aktivitas yang mengundang keringat sehingga tubuh akan bereaksi.
  • Pengaturan suhu yang berada di otak yakni hiptalamus akan menerima rangsangan tersebut.
  • Kemudian rangsangan itu akan diteruskan oleh saraf simpatetik menuju kelenjar keringat.
  • Kelenjar keringat akan menghasilkan keringat dengan menyerap berbagai zat dalam tubuh yang sudah tidak dibutuhkan seperti air, garam, urea, lemak dan lainnya ke kapiler darah.
  • Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar keringat akan dikirim ke permukaan kulit untuk selanjutnya dikeluarkan lewat pori-pori.

Bersamaan dengan keluarnya keringat, zat-zat berbahaya di dalam tubuh pun ikut dikeluarkan. Adapun zat-zat yang dikeluarkan yakni logam, steroid dan sitokin. Selain itu, kulit juga mengeluarkan zat yang tidak dapat disaring oleh ginjal seperti xenobiotic dan nikotinamida.

3. Ekskresi Urea

Urea adalah sisa-sisa metabolisme yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Lebih tepatnya urea merupakan sisa pemecah dari protein dan asam amino Oleh karena itu, urea perlu di keluarkan. Kadar urea dalam tubuh dapat menjadi indikator fungsi atau kinerja ginjal. Jika Urea dalam tubuh berlebihan akan menyebabkan penyakit uremia.

Uremia merupakan salah satu gejala dari penyakit gagal ginjal. Oleh karena itulah, jika tidak dikeluarkan urea akan menjadi racun dalam tubuh dan dapat membahayakan. Salah satu penyebab urea yang tinggi adalah karena kurangnya air dalam tubuh sehingga ginjal tidak dapat melakukan kinerja secara optimal.

Mulanya, urea akan diekskresikan oleh hati. Hati akan membuang amonia yang beracun dan mengubahnya menjadi urea tidak beracun. Kemudian, urea akan dikeluarkan lewat ginjal dan masuk ke dalam urine.

Selanjutnya urea akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Selain dikeluarkan melalui ginjal, urea juga dikeluarkan lewat kulit sehingga membantu kinerja ginjal menjadi ringan. Di dalam kulit terdapat kelenjar keringat yang di mana bagian ini berupa pipa terpilin dan ujungnya menggulung.

Kelenjar keringat dikelilingi oleh kapiler darah serta serabut saraf simpatik. Dari kapiler darah inilah kelenjar keringat akan menyerap berbagai cairan termasuk garam dan dikeluarkan melalui permukaan kulit.

Kelenjar keringat tersebar di seluruh permukaan, hanya saja kelenjar keringat ini lebih banyak ada di telapak kaki dan wajah. Nantinya, keringat yang dihasilkan akan mengandung berbagai jenis garam sehingga memiliki rasa asin. Selain mengeluarkan zat-zat beracun, dikeluarkannya keringat juga berfungsi untuk mengatur suhu dalam tubuh manusia.

4. Ekskresi Air

Air adalah salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Air membantu tubuh melakukan proses metabolisme. Jika tubuh kekurangan air, maka akan terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan. Dehidrasi dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas.

Oleh karena itu, setiap manusia dianjurkan untuk meminum air sesuai takaran yang telah ditentukan. Untuk wanita sebaiknya minum 8 gelas, sedangkan laki-laki 10 gelas. Namun, jika di dalam tubuh memiliki banyak air, tidak baik juga bagi tubuh.

Sebab, hal ini akan menyebabkan overhidrasi. Di mana ketika tubuh memiliki kelebihan air, ginjal akan bekerja ekstra untuk mengeluarkannya. Oleh karena itu, air harus dikeluarkan oleh alat ekskresi lainnya. Salah satunya dilakukan oleh kulit sebagai alat melalui dikeluarkannya keringat.

Air dikeluarkan di dalam tubuh dibantu oleh kelenjar apokrin dan kelenjar ekrin. Melalui kedua kelenjar tersebut, air dikeluarkan agar suhu tubuh tidak terlalu panas. Kelenjar apokrin biasanya terdapat pada daerah alat kemaluan dan ketiak. Kelenjar ini akan menghasilkan keringat yang mengandung lemak.

Keringat yang dihasilkan akan memiliki bau karena adanya bakteri yang memecah komponen organik dari keringat tersebut. Sebaliknya, kelenjar ekrin akan menghasilkan keringat berupa air yang mengandung garam. Biasanya kelenjar ini berada di seluruh permukaan tubuh namun lebih banyak ada di kaki dan wajah.

5. Ekskresi Lemak

Lemak merupakan zat yang harus dikeluarkan oleh tubuh jika tidak lagi dibutuhkan. Lemak yang menjadi sisa dari metabolisme tidak akan terbuang. Lemak ini nantinya akan disimpan di dalam tubuh. Hal itulah yang mengakibatkan tubuh manusia menjadi tidak nyaman dan mengundang banyak penyakit seperti obesitas dan resiko kanker.

Jumlah lemak di dalam tubuh akan tetap sama dan tidak akan berubah. Hanya saja, ukuran lemak tesebut lebih fleksibel. Dapat membesar dan mengecil, semua bergantung pada pola makan serta aktivitas yang dilakukan.

Ukuran lemak pada tubuh juga tergantung dengan banyak tidaknya kalori yant masuk ke dalan tubuh. Semakin tinggi kalori yang dikonsumsi, maka akan semakin besar sel-sel lemak dalam tubuh. Namun, sel-sel lemak ini akan mengecil jika melakukan berbagai macam aktivitas pembakar lemak seperti olahraga.

Lemak di dalam tubuh dapat dikeluarkan dengan berbagai macam cara. Sekitar 84 persen lemak dikeluarkan melalui pernapasan dalam bentuk karbondioksida. Sementara itu, 16 persen lainnya dikeluarkan lewat air, urin, air mata dan juga keringat. Lemak dikeluarkan dengan keringat oleh alat ekskresi yakni kulit. Dibantu dengan kelenjar sebaceous, lemak akan dikeluarkan dalam bentuk keringat.

The post 5 Fungsi Kulit Sebagai Alat Ekskresi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
4 Sistem Ekskresi Chordata https://haloedukasi.com/sistem-ekskresi-chordata Sat, 14 Oct 2023 21:27:58 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46041 Chordata merupakan filum dalam kerajaan hewan yang mencakup beragam organisme, termasuk vertebrata (hewan bertulang belakang) dan invertebrata (hewan tanpa tulang belakang). Chordata mencakup beragam organisme, mulai dari ikan hingga manusia, dan memiliki keragaman besar dalam kelompok vertebrata. Chordata juga menjadi salah satu filum hewan yang memiliki ciri-ciri unik dan beragam organisme dalam kelompoknya, dan itu […]

The post 4 Sistem Ekskresi Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Chordata merupakan filum dalam kerajaan hewan yang mencakup beragam organisme, termasuk vertebrata (hewan bertulang belakang) dan invertebrata (hewan tanpa tulang belakang). Chordata mencakup beragam organisme, mulai dari ikan hingga manusia, dan memiliki keragaman besar dalam kelompok vertebrata.

Chordata juga menjadi salah satu filum hewan yang memiliki ciri-ciri unik dan beragam organisme dalam kelompoknya, dan itu mencakup manusia. Contoh hewan chordata meliputi ikan, katak, burung, ular, gajah, anjing, kucing dan manusia. Semua hewan tersebut memiliki ciri khas, termasuk notokord (pada tahap perkembangan awal), saluran saraf dorsal, dan sistem pencernaan lengkap.

Sistem ekskresi

Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk menghilangkan produk sisa metabolisme dan zat-zat berlebih yang tidak diperlukan oleh tubuh. Fungsi utama sistem ekskresi adalah menjaga keseimbangan internal, menghilangkan racun, dan mempertahankan kondisi lingkungan internal yang optimal.

Organ-organ utama dalam sistem ekskresi termasuk ginjal, hati, paru-paru, dan kulit, yang berperan dalam proses penghilangan limbah dan zat berbahaya dari tubuh. Pada manusia, organ utama yang terlibat dalam sistem ekskresi adalah ginjal.

Ginjal memfilter darah untuk mengeluarkan zat-zat beracun dan sisa metabolisme dalam bentuk urin. Sistem ekskresi pada chordata, termasuk vertebrata, melibatkan beberapa organ dan struktur utama yang berperan dalam menghilangkan produk sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan internal.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sistem ekskresi pada chordata salah satunya yaitu lingkungan, seperti suhu dan kelembaban, dapat mempengaruhi jumlah keringat yang dihasilkan oleh kulit dan keseimbangan cairan dalam tubuh serta asupan cairan tubuh.

Kebutuhan cairan tubuh dan asupan air juga memengaruhi sistem ekskresi. Dehidrasi dapat mengakibatkan peningkatan konsentrasi dalam urin, sementara konsumsi air yang cukup akan menghasilkan urin yang lebih encer.

Berikut, sistem ekskresi pada chordata.

1. Ginjal

Ginjal adalah organ penting dalam sistem ekskresi hewan karena berperan dalam pengelolaan dan penyaringan limbah-limbah metaboli seperti urea, kreatinin, dan produk-produk sisa lainnya dari darah. Ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, volume darah, dan tekanan darah dalam tubuh hewan.

Selain itu, ginjal juga membantu dalam pengaturan kadar air dalam tubuh dengan menghasilkan urin. Proses trsebut sangat penting untuk menghilangkan kelebihan air dan zat-zat berbahaya dari tubuh. Dengan demikian, ginjal membantu menjaga kondisi lingkungan dalam tubuh agar tetap seimbang dan optimal.

Tanpa ginjal yang berfungsi dengan baik, tubuh hewan tidak dapat menghilangkan limbah-limbah dan menjaga homeostasis yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Secara keseluruhan, fungsi ginjal sangat penting dalam menjaga keseimbangan internal tubuh dan menghilangkan produk sisa metabolisme.

Untuk hewan chordata, seperti vertebrata, ginjal adalah organ vital yang memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan dan fungsi tubuh.

2. Paru-paru

Paru-paru merupakan organ penting dalam sistem ekskresi hewan karena berperan dalam proses pertukaran gas. Dalam proses ini, paru-paru mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida, yang merupakan produk limbah metabolisme.

Oksigen yang diambil oleh paru-paru penting untuk respirasi seluler, sementara karbon dioksida yang dikeluarkan harus dikeluarkan dari tubuh untuk menjaga keseimbangan pH dan menjaga fungsi tubuh yang optimal. Dengan kata lain, paru-paru membantu mengatur keseimbangan gas dalam tubuh hewan, yang merupakan aspek kunci dalam sistem ekskresi.

Produk sisa metabolisme seperti urea, amonia, dan senyawa lainnya dihilangkan dari tubuh melalui organ-organ lain dalam sistem ekskresi, seperti ginjal, hati, dan kulit. Paru-paru tidak memiliki peran langsung dalam penghilangan produk sisa metabolisme tersebut.

Sebaliknya, membantu menjaga keseimbangan gas dalam tubuh dengan menghilangkan karbon dioksida yang dihasilkan selama metabolisme.

3. Kulit

Kulit membantu dalam pengaturan suhu tubuh dengan menghilangkan air melalui proses evaporasi saat berkeringat. Bersamaan dengan air, kulit juga menghilangkan elektrolit, seperti natrium dan klorida. Hal itu membantu menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Kulit juga menghilangkan beberapa produk sisa metabolisme melalui keringat, termasuk urea dan asam laktat serta membantu membersihkan tubuh dari limbah yang tidak dibutuhkan. Keringat yang dikeluarkan oleh kulit menguap dari permukaan tubuh, membantu mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan meningkat.

Selain itu juga menjadi salah satu cara untuk menjaga suhu tubuh dalam rentang yang aman. Meskipun ginjal dan hati adalah organ utama dalam sistem ekskresi yang bertanggung jawab untuk penghilangan produk sisa metabolisme, kulit juga berperan dalam penghilangan zat-zat tertentu dan pengaturan keseimbangan cairan serta elektrolit dalam tubuh.

4. Hati

Hati terlibat dalam proses metabolisme dan penguraian produk sisa metabolisme, seperti bilirubin, yang dihasilkan dari pemecahan hemoglobin dalam sel darah merah. Bilirubin kemudian diekskresikan dalam empedu dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran pencernaan.

Kemudian, berperan dalam detoksifikasi, yaitu mengubah atau menghilangkan zat beracun dari tubuh. Ini melibatkan proses pemecahan senyawa berbahaya menjadi bentuk yang lebih aman untuk diekskresikan. Hati juga berfungsi sebagai penyimpanan nutrisi, termasuk glikogen, yang merupakan sumber energi yang dilepaskan saat tubuh membutuhkannya.

Hati tidak langsung terlibat dalam penghilangan produk sisa metabolisme melalui urin seperti ginjal, organ tersebut memiliki peran penting dalam penguraian zat sisa dan detoksifikasi dalam tubuh chordata.

Dengan demikian, sistem ekskresi pada hordata melibatkan organ-organ trsebut untuk menghilangkan produk sisa metabolisme, menjaga keseimbangan internal, dan menjaga kualitas lingkungan internal tubuh.

The post 4 Sistem Ekskresi Chordata appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Gangguan Sistem Ekskresi pada Manusia https://haloedukasi.com/gangguan-sistem-ekskresi-pada-manusia Fri, 07 Oct 2022 10:02:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38972 Sistem ekskresi pada manusia terdiri dari empat jenis yakni ginjal, hati, paru-paru dan kulit. Sistem ekskresi sendiri berguna untuk proses metabolism di dalam tubuh. Reaksi tubuh seperti keluar keringat oleh kulit merupakan salah satu contoh dari sistem eksresi. Setiap organ pada sistem ini tentunya memiliki peran penting tersendiri. Misalnya, ginjal membantu manusia dalam mengeluarkan urin, […]

The post Gangguan Sistem Ekskresi pada Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sistem ekskresi pada manusia terdiri dari empat jenis yakni ginjal, hati, paru-paru dan kulit. Sistem ekskresi sendiri berguna untuk proses metabolism di dalam tubuh. Reaksi tubuh seperti keluar keringat oleh kulit merupakan salah satu contoh dari sistem eksresi.

Setiap organ pada sistem ini tentunya memiliki peran penting tersendiri. Misalnya, ginjal membantu manusia dalam mengeluarkan urin, hati berperan dalam mengeluarkan cairan empedu, paru-paru membantu untuk mengeluarkan gas karbondioksida serta kulit mengeluarkan keringat.

Namun keempat sistem ekskresi tersebut dapat mengalami gangguan apabila salah satu organ atau bagiannya rusak. Adapun macam-macam gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi manusia adalah sebagai berikut:

Gangguan Sistem Ekskresi pada Ginjal

Berikut ini contoh gangguan pada sistem ekskresi ginjal:

Nefritis

nefritis

Gangguan pada sistem ekskresi ginjal pertama yaitu nefritis. Gangguan ini timbul karena ada kerusakan di glomerulus ginyal yang disebabkan oleh alergi racun kuman. Dengan kata lain, nefritis disebabkan oleh bakteri Streptococcus.

Nefron yang rusak akan menyebabkan urin masuk ke dalam darah semula dan penyerapan air juga akan terganggu. Hal ini menyebabkan kaki menjadi bengkak. Selain itu, gangguan ini dapat disembuhkan dengan pencangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin.

Cuci darah tersebut biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang mempunyai kesesuaian antara jaringan dengan organ penderitanya.

Batu Ginjal

batu ginjal

Gangguan pada sistem ekskresi ginjal yang sering terjadi pada manusia adalah batu ginjal. Gangguan ini disebabkan oleh adanya pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau saluran kemih.

Selain itu, gangguan ini juga biasanya dipicu oleh asupan garam mineral yang terlalu banyak atau dapat disebabkan oleh kurang mengkonsumsi air putih. Parahnya, batu ginjal akan menyebabkan hidronefrosis yakni membesarnya salah satu ginjal yang disebabkan oleh urin yang tidak dapat dialirkan keluar tubuh.

Kondisi ini terjadi karena aliran ginjal yang tersumbat batu ginjal. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara pembedahan dan sinar laser untuk memecah endapan garam kalsium.

Albuminuria

albuminuria

Albuminuria merupakan gangguan sistem ekskresi ginjal yang ditunjukkan dengan adanya molekul albumin dan protein lain di dalam urin. Albuminuria biasanya disebabkan oleh kerusakan pada alat filtrasi.

Kita dapat mencegah penyakit ini dengan meningkatkan asupan mineral yakni meminum air paling sedikit 8 gelas perharinya. Tidak hanya itu, kita juga harus berusaha supaya tidak mengkonsumsi hanya salah satu zat gizi saja dengan berlebihan.

Misalnya, makan makanan yang mengandung protein setiap hari atau dengan jumlah yang banyak. Dengan arti lain, asupan gizi yang dikonsumsi perlu dikelola secara seimbang.

Glukosuria

Penyakit glukosuria ini dapat dilihat dengan adanya kandungan di dalam urin. Glucosuria inilah yang sering disebut sebagai kencing manis. Glucosuria terjadi karena kondisi tubuh yang kekurangan hormone insulin, sedangkan nefron tidak dapat menyerap kelebihan glukosa tersebut.

Sehingga kelebihan glukosa tersebut dibuang bersamaan dengan urin. Untuk menyembuhkan glucosuria ini dapat dilakukan dengan suntikan insulin, asupan obat hipoglikemik orak dan juga melakukan diet sehat.

Gagal Ginjal

gagal ginjal

Gangguan sistem ekskresi pada ginjal selanjutnya yaitu gagal ginjal. Gangguan ini terjadi saat salah satu bagian ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik. Kondisi ini akan menyebabkan penimbunan cairan dan urea di dalam tubuh.

Penderitanya akan sering merasakan pembengkakan di area kaki atau bagian organ lainnya. Adapun cara mengobati gangguan gagal ginjal adalah dengan cara melakukan cuci darah atau pencangkokan ginjal.

Hematuria

hematuria

Gangguan sistem ekskresi pada ginjal selanjutnya adalah hematuria. Gangguan ini ditunjukkan dengan adanya sel darah merah di dalam urin. Hematuria biasanya disebabkan karena peradangan pada organ urinaria.

Selain itu, dapat pula disebabkan karena iritasi akibat gesekan batu ginjal. Adapun cara mengatasi penyakit hematuria adalah pengobatan atau pencegahan yang dilakukan dengan mengatasi akar penyakit yang menyebabkannya.

Gangguan Sistem Ekskresi pada Hati

Berikut ini contoh gangguan sistem ekskresi yang terjadi pada hati:

Hepatitis

hepatitis

Hepatitis adalah gangguan hati yang sangat sering diderita oleh manusia yang dikenal dengan sebutan radang hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus baik itu virus hepatitis A maupun virus hepatitis B. Namun jika penyakit hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis B ini dampaknya akan lebih berbahaya daripada virus hepatitis A.

Meskipun demikian, gangguan hepatitis dapat kita cegah dengaan melakukan vaksinasi, memastikan jarum untuk akupuntur, menghindari pemakaian alat-alat yang secara bergantian, menghindari aktivitas seks dengan berganti-ganti pasangan, dan juga menghindari dalam menerima donor darah yang tidak resmi.

Penyakit kuning

penyakit kuning

Gangguan ini biasanya disebabkan oleh saluran empedu yang tersumbat, sehingga menyebabkan cairan empedu tidak bisa dialirkan ke usus duabelas jari. Hal ini akan menyebabkan cairan embedu masuk ke dalam aliran darah dan menimbulkan warna kuning dalam darah. Gejala dari gangguan penyakit kuning dapat kita lihat dari bola mata, kulit dan kuku yang berubah menjadi warna kuning.

Kanker hati

kanker hati

Gangguan sistem ekskresi pada hati selanjutnya yaitu kanker hati yang muncul akibat perkembangan sel kanker di jaringan hati. Penyakit kanker hati yang sering diderita oleh kebanyakan orang yaitu Hepatocellullar carcinoma (HCC). Selain itu, HCC juga muncul karena ada komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, khususnya karena sirosis hati akibat hepatitis B, hepatitis C dan hemochromatosis.

Sirosis hati

sirosis hati

Penyakit ini dapat muncul sebagai dampak dari hepatitis B atau hepatitis C yang berkelanjutan. Sirosis hati dapat disebabkan karena keseringan minum alkohol, kekurangan salah satu zat gizi, atau karena penyakit lainnya yang menyebabkan saluran empedu menjadi tersumbat.

Sampai saat ini, masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan sirosis hati. Pengobatan dilakukan hanya untuk komplikasi yang terjadi saja. Misalnya, muntah atau buang air besar berupa darah, perut membesar, mata kuning dan juga koma hepatikum.

Kolestasis dan Jaundice

Kolestasis merupakan gangguan sistem ekskresi yang timbul akibat kegagalan produksi dan pengeluaran empedu. Jika terlalu lama menderita penyakit ini akan menyebabkan usus gagal dalam menyerap lemak serta vitamin (A, D, E dan K).

Selain itu, penyakit kolestasis juga akan menyebabkan penumpukan empedu bilirubin dan kolestrol di dalam hati. Jika di dalam sirkulasi darah mengalami kelebihan bilirubin dan terdiri penumpukan pigmen empedu serta membrane mukosa dan bola mata, maka kondisi seperti ini disebut dengan jaundice.

Jaundice ini ditandai dengan beberapa gejala seperti kulit penderita menjadi berwarna kuning terang, warna urin menjadi lebih gelap dan warna feses menjadi lebih terang.

Perlemakan hati

perlemakan hati

Perlemakan hati terjadi karena terdapat penimbunan lemak yang melewati 5% dari seluruh total berat hati atau lebih dari separuh jaringan sel hati. Kondisi ini sering menimbulkan adanya kerusakan hati lanjutan (sirosis hati). Selain itu, dapat juga dipicu oleh kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol.

Gangguan Sistem Ekskresi pada Paru-paru

Adapun contoh gangguan sistem ekskresi pada paru-paru sebagai berikut:

Asma

asma

Asma adalah penyakit paru-paru yang sering terjadi. Penyakit ini disebabkan karena penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala asma biasanya berupa sesak napas, namun penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Tidak hanya itu, kondisi lingkungan yang kotor juga dapat memicu terjadinya asma.

Sampai saat ini, asma menjadi penyakit paru-paru yang belum bisa diobati tuntas. Pengobatan hanya bersifat untuk menghilangkan gejala di mana bisa kambuh kapan saja. Oleh sebab itu, untuk mencegah asma kambuh maka penderita perlu menghindari factor resiko seperti lingkungan yang terlalu dingin, polusi udara, dan sebagainya.

Pneumonia

pneumonia

Gangguan paru-paru selanjutnya adalah Pneumia yang disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur yang menginfeksi paru-paru terutama di wilayah alveolus. Penyakit pneumonia akan menyebabkan penderitanya sesak napas karena alveolus sudah dipenuhi oleh cairan.

Penyakit inilah yang sering kita sebut dengan paru-paru basah. Selain itu, pneumonia juga tidak bisa disembuhkan secara total, akan tetapi gejalanya dapat diobati dengan mengkonsumsi antibiotic.

Tuberculosis (TBC)

tuberculosis

TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC bisa menular melalui percikan yang keluar saat batuk. Selain itu, gejala yang terlihat bagi penderita TBC juga umumnya sama dengan gejala asma akan tetapi terkadang disertai batuk kering, batuk berdahak hingga batuk berdarah.

Untuk menghindari penularan, maka sebaiknya kita menghindari kontak dengan penderita TBC dan tidak memakai alat-alat yang sudah digunakan oleh penderitanya. Selain itu, kita juga dapat menghindari factor risikonya seperti udara yang tercemar, dan sebagainya.

Adapun pengobatan yang dapat dilakukan dengan mudah karena obat TBC telah disediakan oleh pemerintah. Kadang penderita juga harus menjalani karantina untuk mencegah penularan.

Bronkitis

bronkitis

Bronchitis merupakan peradangan yang terjadi di bronkus. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman, bakteri atau virus. Selain itu, dapat pula disebabkan oleh debu, asap rokok serta polusi udara di mana bisa memicu timbulnya bronchitis.

Bronchitis yang disebabkan oleh bakteri atau kuman biasanya bisa diobati dengan cara mengkonsumsi antibiotic. Sedangkan jika bronchitis tersebut disebabkan oleh virus, maka dapat diberikan obat untuk meringankan gejala-gejala yang timbul. Untuk mencegahnya, kita perlu selalu menjaga atau meningkatkan imunitas tubuh dan penting pula untuk menghindari asap rokok.

Emfisema

emfisema

Gangguan sistem ekskresi pada paru-paru berikutnya adalah emfisema. Gangguan ini disebabkan karena elastisitas yang hilang pada alveolus. Penderita emfisema biasanya mempunyai paru-paru dengan ukuran yang lebih besar dari pada orang sehat pada umumnya.

Hal ini dikarenakan karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan oleh tubuh, namun tertangkap di dalam paru-paru.  Selain itu, emfisema juga dapat disebabkan oleh asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin. Adapun salah satu cara mencegahnya yaitu dengan menghindari asap rokok dan tidak merokok.

Asbestosis

asbestosis

Asbestosis merupakan gangguan paru-paru yang terjadi karena penderita menghirup serat-serat asbes sehingga membentuk suatu jaringan perut yang luar di paru-paru. Tidak hanya itu, menghirup serat asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura atau selaput yang melapisi paru-paru.

Adapun pengobatan yang biasa dilakukan oleh penderita asbestosis adalah untuk mengurangi gejala-gejalanya. Cara pengobatannya yaitu dengan membuang lendir atau dahak yang terdapat di paru-paru. Bahkan jika kondisi sudah parah, kemungkinan dibutuhkan pencangkokan paru-paru.

Upaya untuk mencegah penyakit asbestosis dapat kita lakukan dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan tempat tinggal, tempat kerja dan sebagainya.

Gangguan Sistem Ekskresi pada Kulit

Berikut ini contoh gangguan-gangguan yang terjadi pada kulit:

Kurap

kurap

Kurap merupakan gangguan kulit yang menular. Penyakit ini disebabkan oleh jamur di mana gejalanya dapat dengan mudah dikenali yaitu terdapat bagian kasar di kulit dan dikelilingi oleh lingkaran merah muda.

Penyakit kurap bisa diobati dengan krim anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol. Untuk mencegah kurap, kita hanya perlu menjaga kebersihan tubuh dan menghindari kontak langsung dengan penderita.

Panu

panu

Gangguan pada kulit lainnya adalah panu yang disebabkan oleh jamur. Gejala dari panu ini dapat dilihat dengan adanya bercak berwarna putih, coklat, atau merah yang tergantung pada warna kulitnya. Gejala tersebut disertai pula dengan gatal-gatal saat tubuh berkeringat.

Meskipun demikian, penyakit ini bisa kita cegah dengan menjaga kebersihan tubuh, tidak menggunakan handuk atau pakaian yang lembab sebab jamur lebih mudah berkembang, dan juga tidak memakai pakaian yang sudah digunakan oleh penderita panu.

Scabies

scabies

Scabies merupakan penyakit kulit yang menular. Penyakit ini ditandai dengan gatal-gatal sebagai gejalanya. Scabies juga sering timbul di area kulit yang lembab seperti ketiak, pantat, tangan, paha bahkan terkadang ada juga di antara sela jari. Namun scabies dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kulit dan lingkungan.

Biduran

biduran

Penyakit atau gangguan kulit lainnya adalah biduran yang ditandai dengan timbulnya bentol-bentol di kulit dan terkadang disertai dengan gatal. Biduran juga disebabkan karena alergi terhadap cuaca dingin atau makanan tertentu. Meski demikian, biduran dapat kita cegah dengan menghindari factor-faktor yang menjadi penyebab alergi tersebut.

Selain beberapa macam gangguan di atas, masih banyak gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi manusia. Gangguan tersebut biasanya disebabkan oleh lingkungan yang tercemar, pola hidup yang tidak sehat serta keturunan.

The post Gangguan Sistem Ekskresi pada Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
3 Proses Pengeluaran Zat pada Manusia https://haloedukasi.com/proses-pengeluaran-zat-pada-manusia Wed, 20 Jan 2021 06:23:28 +0000 https://haloedukasi.com/?p=19667 Proses pengeluaran zat tertentu di dan dari dalam tubuh manusia, dibagi menjadi tiga, yaitu ekskresi, sekresi dan defekasi. Ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan, mulai jenis zat yang dikeluarkan hingga organ yang mengeluarkan atau menghasilkan zat tersebut. Berikut penjelasan lengkapnya: Ekskresi Proses pengeluaran sisa zat metabolisme, berupa gas dan cairan yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh […]

The post 3 Proses Pengeluaran Zat pada Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Proses pengeluaran zat tertentu di dan dari dalam tubuh manusia, dibagi menjadi tiga, yaitu ekskresi, sekresi dan defekasi.

Ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan, mulai jenis zat yang dikeluarkan hingga organ yang mengeluarkan atau menghasilkan zat tersebut. Berikut penjelasan lengkapnya:

Ekskresi

Proses pengeluaran sisa zat metabolisme, berupa gas dan cairan yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh disebut ekskresi. Berikut adalah beberapa organ ekskresi di dalam tubuh manusia:

1. Ginjal

Ginjal merupakan salah satu bagian organ dalam tubuh manusia yang bertugas melakukan proses ekskresi. Bentuknya seperti biji kacang berwarna merah keunguan.

Panjangnya sekitar 10 cm dan beratnya sekitar 200 gram. Organ ini terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakang.

Uniknya, posisi ginjal bagian kiri sedikit lebih tinggi dari pada posisi ginjal bagian kanan. Hal tersebut dikarenakan ginjal sebelah kanan berdekatan dengan hati yang berukuran besar.

Seperti yang sudah disinggung di atas, ginjal berfungsi sebagai salah satu alat ekskresi yang menghasilkan urine. Berikut tahapan pembentukan hingga pengeluaran urine:

  • Filtrasi

Proses pembentukan urine di dalam tubuh manusia diawali dengan tahap filtrasi (penyaringan) yang terjadi di dalam glomerulus.

Dari proses ini dihasilkan filtrat glomerulus atau urine primer yang mengandung hidrogen dioksida dan zat-zat lain, seperti glukosa, klorida, natrium, kalium, fosfat, urea, asam urat dan kreatinin.

  • Reabsorpsi

Setelah melewati proses filtrasi, urine primer akan memasuki proses reabsorpsi. Di mana zat-zat yang masih diperlukan akan diserap kembali oleh tubuh. Proses ini terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung henle. Maka setelah itu, terbentuklah urine sekunder.

  • Augmentasi

Terakhir, sisa-sisa zat dari proses reabsorpsi tadi, yang tak lagi diperlukan oleh tubuh, akan melewati tahap augmentasi. Tahap ini terjadi di tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus (pengumpul).

Pada tahap augmentasi ini, air, NaCl dan urea akan diserap lagi hingga yang tersisa hanyalah urine semata.

Dalam keadaan normal, sebagian besar urine manusia terdiri atas air. Selain itu, terdapat pula zat buangan nitrogen yang berupa urea, amonia, asam ureat yang merupakan hasil metabolisme protein, dan keratin.

Tak hanya itu, urine juga mengandung sisa pembakaran lemak, hasil pencernaan sayuran dan buah yang berupa asam hipurat, toksin, zat kimia asing, zat warna empedu, enzim dan vitamin yang berlebihan, serta elektrolit.

2. Hati

Hati adalah salah satu organ terbesar di dalam tubuh manusia. Beratnya sekitar 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terletak di rongga perut bagian kanan, dan terdiri dari lobus kiri dan lobus kanan.

Hati termasuk ke dalam organ ekskresi karena hati menghasilkan cairan empedu. Cairan empedu ini berasal dari sel darah merah yang telah rusak, kemudian dirombak. Cairan ini mengandung garam-garam empedu, bilirubin, kolesterol, mineral, serta air.

Selain menghasilkan cairan empedu, fungsi utama hati adalah untuk menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh, serta mengubah zat gula menjadi glikogen.

3. Paru-paru

Selain jantung, paru-paru adalah organ yang berlindung di balik jajaran tulang rusuk. Organ ini terdiri dari dua bagian, yakni paru-paru kanan mempunyai tiga gelambir dan paru-paru kiri yang mempunyai dua gelambir.

Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura dan dipenuhi oleh gelembung alveolus yang berisi udara.

Proses ekskresi paru-paru sebetulnya sama dengan proses pernapasan. Di mana hidung atau mulut menghirup oksigen untuk kemudian disalurkan melalui tenggorokan, cabang batang tenggorokan hingga tiba di dalam paru-paru.

Lalu oksigen tersebut bertukar dengan karbon dioksida. Oksigen akan dibawa darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh, sementara karbon dioksida akan dikeluarkan dari tubuh bersama uap air hasil metabolisme.

4. Kulit

Seperti diketahui semua orang, kulit merupakan lapisan tipis yang terbagi menjadi lapisan epidermis (kulit ari) dan dermis. Kulit juga merupakan benteng utama tubuh manusia karena berada di tempat terluar yang mudah terpapar segala virus dan bakteri.

Tak hanya berfungsi melindungi tubuh dari paparan dunia luar, kulit juga berfungsi mengeluarkan keringat dalam proses ekskresi.

Keringat terbentuk bila suhu tubuh meningkat karena naiknya suhu di lingkungan sekitar. Kenaikan suhu tersebut membuat pembuluh darah melebar, hingga menyebabkan banyak darah yang mengalir di daerah tersebut.

Kemudian, karena pangkal kelenjar keringat yang berada di lapisan dermis berhubungan dengan pembuluh darah, maka terjadilah penyerapan air, garam, serta sedikit urea oleh kelenjar keringat.

Lalu air dan semua zat yang diserap tersebut di keluarkan bersama panas tubuh melalui pori-pori kulit agar suhu tubuh tetap stabil.

Selain itu dua fungsi yang sudah disebutkan pada paragraf sebelumnya, kulit pun berguna sebagai tempat penyimpanan lemak dan tempat pembuatan vitamin D, serta sebagai alat peraba.

Sekresi

Sekresi adalah proses pengeluaran zat oleh kelenjar di mana zat tersebut masih digunakan dalam tubuh. Zat yang dikeluarkan berupa enzim dan hormon.

Pada tubuh manusia terdapat dua macam kelenjar, yaitu kelanjar eksokrin dan kelenjar endokrin.

1. Kelenjar Eksokrin

Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang melepaskan berbagai senyawa cair dan semi cair berupa enzim melalui suatu saluran tersendiri. Senyawa yang dikeluarkan ini disalurkan ke permukaan tubuh atau jaringan lain di dalam tubuh.

Contoh kelenjar eksokrin yang dihasilkan pada proses sekresi ialah kelenjar keringat, kelenjar minyak, kelenjar air mata, kelenjar susu, kelenjar saluran pencernaan, dan kelenjar saliva.

2. Kelenjar Endokrin

Sementara itu, kelenjar endokrin ialah kelenjar yang menghasilkan hormon dan sinyal kimia yang disalurkan melalui aliran darah menuju organ yang membutuhkan.

Contoh kelenjar endokrin yang dihasilkan pada proses sekresi adalah hormon insulin dan glukagon yang berfungsi mengatur kadar gula dalam darah. Selain itu, kelenjar endokrin juga menghasilkan kelenjar ovarium, kelenjar tyroid, kelenjar testis, kelenjar adrenal, dan kelenjar pankreas.

Defekasi

Defekasi adalah proses pengeluaran sisa pencernaan makanan melalui anus.

Sistem pencernaan sendiri dimulai dari mulut, di mana kemudian makanan yang telah dikunyah bersama air ludah hingga cukup halus akan turun melewati kerongkongan. Lalu setibanya di lambung, enzim serta asam pencernaan akan memecah makanan itu hingga berbentuk cair untuk kemudian diterusnya ke usus halus.

Di dalam usus halus yang terdiri dari duodenum (usus dua belas jari), jejenum (usus kosong) dan elleum (usus absorpsi), nutrisi dari makanan yang dikonsumsi akan diserap dan didistribusikan melalui aliran darah.

Kemudian sisa makanan akan masuk ke usus besar untuk melalui proses penyerapan sisa air serta pembusukan. Dan terakhir, sisa makanan dari proses pencernaan yang disebut feses akan dikeluarkan melalui anus.

The post 3 Proses Pengeluaran Zat pada Manusia appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>