eutrofikasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/eutrofikasi Mon, 12 Sep 2022 06:04:30 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico eutrofikasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/eutrofikasi 32 32 Ketahui 8 Cara Mencegah Eutrofikasi dan Penjelasannya https://haloedukasi.com/cara-mencegah-eutrofikasi Mon, 12 Sep 2022 06:04:27 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38585 Menjaga keseimbangan ekosistem air wajib dilakukan agar keberlangsungan makhluk hidup tetap terjamin dan menghindarkan dari dampak gangguan, seperti eutrofikasi. Eutrofikasi merupakan sebuah rangkaian proses alamiah pada danau air tawar yang mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa. Contoh dampaknya yaitu matinya ribuan bahkan jutaan ikan secara mendadak. Proses alamiah berjalan lebih […]

The post Ketahui 8 Cara Mencegah Eutrofikasi dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Menjaga keseimbangan ekosistem air wajib dilakukan agar keberlangsungan makhluk hidup tetap terjamin dan menghindarkan dari dampak gangguan, seperti eutrofikasi. Eutrofikasi merupakan sebuah rangkaian proses alamiah pada danau air tawar yang mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa.

Contoh dampaknya yaitu matinya ribuan bahkan jutaan ikan secara mendadak. Proses alamiah berjalan lebih cepat akibat aktivitas manusia modern, sehingga proses eutrofikasi dapat terjadi hanya dalam beberapa dekade bahkan hanya beberapa tahun saja. 

Eutrofikasi dapat terjadi akibat kondisi eutrofik sebuah kawasan air tawar yang memperbesar peluang alga serta tumbuhan air berukuran mikro tumbuh lebih pesat karena ketersediaan fosfat yang berlebihan. Eutrofikasi mengakibatkan wilayah perairan menjadi lebih cepat dangkal, sehingga cara mencegah eutrofikasi adalah dengan meminimalkan jumlah polutan nutrien, pengurangan konsumsi produk yang mengandung limbah fosfat yang berlebih, serta pengolahan limbah sesuai dengan konsep lingkungan hidup. 

Tidak hanya pada area persawahan saja, namun eutrofikasi juga dapat terjadi di danau dan laut. Pada prosesnya, bahan organik dan senyawa nutrisi dalam air akan didekomposisi oleh bakteri menggunakan oksigen terlarut yang memerlukan proses biokimia maupun proses biodegradasi.

Akibatnya, kadar oksigen akan terus mengalami penurunan secara perlahan dan akan mempengaruhi suplai oksigen dalam air yang akan menyebabkan ikan dan hewan air lainnya akan mati kehabisan oksigen.

Cara Mencegah Eutrofikasi

  • Penggunaan Pupuk Organik

Sosialisasi pemerintah serta komunitas peduli lingkungan harus gencar menyarankan kepada para petani agar menggunakan pupuk organik karena penggunaan pupuk organik lebih bermanfaat untuk mengurangi sesuatu yang tidak diinginkan. Penggunaan pupuk organik dalam pertanian seperti penggunaan kompos jauh lebih bermanfaat dalam mengurangi pencemaran air dan tanah.

Namun, kebanyakan petani lebih memilih penggunaan pupuk anorganik yang mengandung fosfat dan nitrat yang justru akan mencemari are perairan jika terbawa aliran hujan. Selain itu, pupuk organik juga dapat memulihkan kandungan mineral dalam tanah yang jika terus dilakukan, maka struktur tanah dapat diperbaiki dan pencemaran air oleh pupuk pestisida dapat terkurangi.

  • Menggunakan Parasitoid

Penggunaan parasitoid untuk mengusir hama tanaman lebih aman bagi lingkungan karena populasi hama tanaman akan menurun tanpa harus meninggalkan residu pestisida di dalam tanah maupun tanamannya. Pertanian organik semacam ini mulai dikembangkan di berbagai negara maju, sehingga kita sebagai negara yang berkembang dapat mencontoh yang dilakukan oleh negara maju.

Parasitoid juga dapat menyebabkan tanamannya mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan dengan tanaman yang menggunakan pupuk pestisida dan hasil tanaman pun lebih aman dan layak untuk dikonsumsi. 

  • Dilarang Menggunakan Bahan Peledak dan Racun

Pemulihan danau dan sungai dari eutrofikasi bisa dimulai dengan kegiatan penangkapan ikan yang tidak menggunakan racun maupun bahan peledak untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak.

Penggunaan kedua metode ini seringkali dilakukan oleh oknum yang tak bertanggung jawab karena penggunaan racun maupun bahan peledak hanya akan menyebabkan organisme di sungai akan mati karena sungai yang tercemar sehingga hasil tangkapannya pun tak fresh.

Ikan yang sebenarnya belum layak tangkap karena masih berukuran kecil pun ikut tertangkap karena penggunaan bahan peledak atau racun. Sebaiknya gunakan jala dalam menangkap ikan dan mengembalikan ikan kecil yang ikut terjaring.

  • Jangan Membuang Limbah ke Sungai

Pembuangan limbah secara sembarangan ke sungai juga dapat merugikan ekosistem air sungai karena limbah tersebut dapat mencemari sungai yang kebanyakan berasal dari limbah rumah tangga dan limbah yang dibuang oleh pabrik.

Pembuangan limbah ke danau atau sungai tentu akan mengakibatkan eutrofikasi jika belum dilakukan pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum dibuang seperti yang sudah dianjurkan oleh dinas lingkungan hidup.

  • Perencanaan AMDAL Secara Matang

Pembangunan industri yang berada dalam kawasan sungai maupun tidak, sudah seharusnya memiliki perencanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), karena tentunya sangat diperlukan untuk menjaga ekosistem air maupun di sekitar pabrik, sehingga tidak akan menimbulkan berbagai masalah yang tidak diinginkan.

Dengan perencanaan AMDAL secara matang dengan sesuai mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan maka keseimbangan lingkungan akan terjaga dan eutrofikasi pun dapat dicegah

  • Mengontrol Laju Pertumbuhan Penduduk

Salah satu upaya penanggulangan yang dibutuhkan juga mengenai adanya kebijakan yang tegas untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk karena sejalan dengan populasi penduduk yang terus bertambah, maka akan meningkat pula kontribusi pencemaran lingkungan salah satunya dengan lepasnya fosfat ke lingkungan perairan. Sehingga pemerintah dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah kependudukan juga.

  • Sanksi Tegas bagi Para Pelaku Usaha yang Membuang Limbah 

Pemerintah harus mendorong para pengusaha agar tidak membuang limbah ke perairan dan memberikan sanksi yang tegas bagi para pelakunya jika terbukti membuah limbah ke sungai tanpa adanya proses untuk mengolah limbah tersebut sebelum dibuang ke sungai untuk mencegah lebih banyaknya lagi fosfat dan bahan emisi nutrisi berbahaya yang lepas ke lingkungan perairan.

  • Tidak Memupuk Tanaman Saat Musim Hujan

Pada saat musim hujan sebaiknya tidak melakukan pemupukan pada tanaman karena kebanyakan orang berpikir, jika memberikan pupuk sebelum hujan deras, maka air hujan akan menyiram pupuk ke tanah dengan lebih baik. 

Padahal tanaman membutuhkan jumlah kandungan nitrogen yang tinggi di dalam tanah yang dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi.

Jika pupuk pestisida yang digunakan sebagai pupuk tanaman, maka air hujan justru akan menghanyutkan pupuk yang banyak mengandung fosfat yang dapat menyebabkan eutrofikasi karena peningkatan unsur hara yang melampaui dan merangsang meledaknya populasi alga.

The post Ketahui 8 Cara Mencegah Eutrofikasi dan Penjelasannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Eutrofikasi: Penyebab – Dampak dan Pencegahannya https://haloedukasi.com/eutrofikasi Wed, 26 Jan 2022 02:14:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30885 Baik udara, tanah, bahkan hingga air yang merupakan benda paling dibutuhkan oleh manusia memiliki sejumlah permasalahannya sendiri. Salah satu masalah yang dialami oleh air adalah eutrofikasi. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai eutrofikasi.  Apa itu Eutrofikasi? Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan eutrofikasi sebagai sebuah proses berkembangnya tumbuhan air secara cepat akibat dari zat makanan […]

The post Eutrofikasi: Penyebab – Dampak dan Pencegahannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>

Baik udara, tanah, bahkan hingga air yang merupakan benda paling dibutuhkan oleh manusia memiliki sejumlah permasalahannya sendiri. Salah satu masalah yang dialami oleh air adalah eutrofikasi. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai eutrofikasi. 

Apa itu Eutrofikasi?

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan eutrofikasi sebagai sebuah proses berkembangnya tumbuhan air secara cepat akibat dari zat makanan yang terlalu banyak. Zat makanan tersebut berasal dari penggunaan pupuk yang berlebihan. 

Menurut Soeprobowati & Suedy eutrofikasi yaitu perairan yang kaya akan unsur hara khususnya nitrogen dan fosfor sehingga pertumbuhan tidak terkendali dari tumbuhan air. Sementara itu Welch berpendapat bahwa eutrofikasi adalah sebuah perairan yang kaya unsur haranya bukan hanya nitrogen dan fosfor tetapi juga elemen lain seperti silikon, potasium, kalsium dan mangan sehingga menyebabkan tanaman air tumbuh tak terkendali kemudian dikenal dengan istilah blooming.

Secara umum eutrofikasi adalah masalah yang terjadi di alam sekitar terutama pada ekosistem air tawar dan disebabkan oleh limbah fosfat (PO43-). Sumber mata air yang beresiko tinggi terkena eutrofikasi adalah perairan air tawar seperti danau dan rawa terlebih yang berada di dekat kawasan pertanian. 

Latar Belakang Eutrofikasi

Eutrofikasi tergolong masalah lingkungan yang baru karena keberadaannya baru ditemukan pada abad ke-20. Masalah ini terdeteksi ketika danau dan wilayah perairan lainnya berubah menjadi banyak ditumbuhi alga. Dugaan sementara saat itu adalah disebabkan karena tercemar limbah domestik

Setelah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi unsur kimia yang paling berperan dalam masalah ini akhirnya terungkap. Hasil penelitian dalam kurun waktu lama ini menyimpulkan bahwa eutrofikasi disebabkan oleh fosfor. 

Dalam penelitian besar yang dilakukan pada tahun 1968 ini Amerika Serikat menggunakan danau Erie sebagai lokasi uji coba. Danau seluas 25.744 km² diberi zat karbon, nitrogen, dan fosfor di bagian danau yang berbeda. Hasilnya adalah bagian danau yang diberi karbon dan nitrogen tidak menunjukkan indikasi tumbuhnya alga atau alga bloom.

Sementara itu bagian danau yang diberi fosfor lebih tepat nya dalam bentuk senyawa fosfat mengalami blooming atau eutrofikasi. 

Eutrofikasi sebenarnya adalah proses penuaan sebuah danau yang terjadi secara bertahap dan menjadikan biomassa danau tumbuh lebih produktif. Proses ini akan membutuhkan waktu ribuan tahun lamanya namun dikarenakan adanya aktivitas modern sehingga mempercepat proses ini menjadi hitungan dekade bahkan tahun. 

Penyebab Eutrofikasi

Sebagian besar penyumbang terjadinya eutrofikasi berasal dari limbah manusia meskipun ada juga yang dihasilkan oleh alam itu sendiri namun sangat sedikit.

Beberapa aktivitas manusia mengandung bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan bahkan membawa emisi nutrisi dan industri contohnya adalah pupuk pertanian, limbah industri, deterjen, limbah peternakan. 

Zat-zat tersebut akan menyebabkan alga menjadi tumbuh sangat subur ketika mendapat cahaya matahari, suhu panas dan tertiup angin yang kencang. 

Dampak Buruk Eutrofikasi

Eutrofikasi adalah salah satu masalah lingkungan sehingga tentu saja keberadaannya membawa dampak buruk bagi kehidupan. Berikut ini adalah dampak buruk akibat eutrofikasi baik untuk manusia maupun makhluk hidup lainnya.

  • Kematian Mendadak Bagi Ikan

Ikan-ikan yang tinggal di dalam danau eutrofik akan mengalami kematian secara mendadak. Hal tersebut dikarenakan gotakan air yang terjadi karena tiupan angin kencang menyebabkan air di bawah permukaan danau atau rawa naik ke atas. 

Air tersebut mengandung racun yang mengendap sehingga ketika bagian ini naik akan menurunkan kadar oksigen. Inilah yang menyebabkan kematian bagi ikan-ikan yang jumlahnya bisa mencapai ribuan. 

  • Munculnya Cyanobacteria   

Danau eutrofik memicu pertumbuhan bakteri cyanobacteria yakni sebuah bakteri yang mengandung racun. Racun yang dihasilkan oleh bakteri ini adalah neurotoksin yaitu racun yang menyerang hati, sel dan memproduksi endotoksin yang dapat mengganggu kesehatan hewan dan juga manusia.  

  • Rusaknya Ekosistem Air

Karena kandungan-kandungan senyawa yang ada pada danau eutrofik terlalu tinggi sehingga banyak hewan-hewan air yang sulit berkemban bahkan mati. Tentu hal ini dapat memicu kerusakan ekosistem air. 

  • Menurunnya Kualitas Air

Kandungan fosfat dalam kadar terlalu tinggi sangat tidak ramah terhadap air. Adanya fosfat dalam air dapat menjadi indikator kualitas air. Apabila terlalu tinggi maka berarti kualitasnya tidak baik. 

Ciri-Ciri Eutrofikasi

Sebuah danau atau perairan eutrofik akan menampilkan ciri-ciri sebagai berikut. 

  • Warna Air Keruh

Ciri pertama dan paling mudah dikenali  dari danau yang mengalami eutrofikasi adalah airnya tidak jernih atau keruh. Hal ini disebabkan adanya fitoplankton yang produktif dan dalam jumlah besar. Selain keruh air di danau seperti ini juga mengeluarkan bau tidak sedap.

  • Banyak Organisme

Organisme pasti akan menyukai tempat-tempat yang banyak menyimpan cadangan makanannya. Salah satu yang dapat memproduksi makanan adalah fitoplankton. Seperti yang kita ketahui bahwa air yang mengalami eutrofikasi kaya akan fitoplankton sehingga menjadi favorit bagi banyak organisme. 

  • Adanya Oksigen di Daerah Profundal

Oksigen adalah hal yang paling dibutuhkan oleh makhluk hidup tak terkecuali bagi mereka yang hidup di air. Namun pada danau eutrofik oksigen yang seharusnya berada di permukaan air justru ditemukan di daerah sangat dalam hingga sinar matahari tidak bisa menembus di tempat ini. Daerah ini disebut dengan nama daerah profundal. 

Cara Menangani Eutrofikasi

Semenjak ditemukannya masalah ini maka tugas selanjutnya adalah menemukan cara mengatasi eutrofikasi. Beberapa cara tersebut antara lain sebagai berikut. 

  • Mengurangi Penggunaan Fosfat

Fosfat adalah senyawa fosfor yang sangat berperan dalam eutrofikasi sehingga zat ini harus dikurangi penggunaannya. Pemerintah sebaiknya mengeluarkan aturan tentang batas penggunaan fosfat untuk semua bidang industri, pertanian dan peternakan. 

Sebagai gantinya para petani bisa menggunakan pupuk organik dan zat ramah lingkungan lainnya. Masyarakat juga bisa memilih makanan dan minuman yang bebas fosfat dan nitrat.  

  • Menggunakan Parasitoid

Para petani biasanya menggunakan pupuk untuk mengusir hama dan juga agar mendapatkan hasil panen yang maksimal, Akan tetapi sebagian besar petani menggunakan pupuk anorganik yang justru mengandung fosfat. 

Padahal ada bahan lainnya yang lebih ramah lingkungan yaitu parasitoid. Kelebihan parasitoid adalah dapat meminimalisir hama tanpa meninggalkan sisa pestisida baik di tanah ataupun pada tanaman. Sayang parasitoid ini belum banyak digunakan terutama di negara-negara berkembang.

  • Tidak Menggunakan Bahan Peledak dan Racun

Selain petani, nelayan juga turut menyumbang pemicu eutrofikasi. Sebagian dari mereka menggunakan bahan peledak dan juga racun untuk mendapatkan banyak ikan. 

Bahan peledak yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan pada umumnya mengandung potasium. Zat ini akan larut bersama dengan air dan bersifat racun sehingga akan mencemari lingkungan. 

  • Tidak Membuang Limbah ke Sungai

Sektor industri adalah salah satu penyumbang limbah terbesar. Oleh sebab itu mereka terkadang menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan. Sebagian dari mereka asal membuang limbah begitu saja ke sungai tanpa menetralisirnya terlebih dahulu. Seharusnya mereka tidak membuang limbah ke sungai secara langsung

  • Mengolah Limbah Rumah Tangga

Industri bukanlah satu-satunya yang dapat menghasilkan limbah. Rumah tangga juga menghasilkan limbah seperti sisa makanan, sampah plastik dan sayuran, sisa sabun pencuci. Limbah ini sebaiknya diolah terlebih dahulu menjadi pupuk kompos sehingga lebih aman untuk air dan lingkungan sekitar. 

The post Eutrofikasi: Penyebab – Dampak dan Pencegahannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>