evaluasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/evaluasi Wed, 22 Nov 2023 00:44:45 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico evaluasi - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/evaluasi 32 32 Analisis Pembelajaran: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Contoh https://haloedukasi.com/analisis-pembelajaran Tue, 21 Nov 2023 11:18:59 +0000 https://haloedukasi.com/?p=46671 Apa itu Analisis Pembelanjaan?  Analisis pembelanjaan merupakan sebuah proses pemeriksaan atau evaluasi terhadap pengeluaran atau belanja suatu entitas, misalnya individu, organisasi, atau perusahaan dengan cara membuat katalog data pembelanjaan bisnis.  Analisis pembelanjaan memiliki tujuan antara lain untuk menghilangkan inefisiensi, menghilangkan biaya yang tidak perlu, mengeliminasi pemborosan, serta menemukan kesenjangan dalam supply chain.  Secara garis besar, […]

The post Analisis Pembelajaran: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Apa itu Analisis Pembelanjaan? 

Analisis pembelanjaan merupakan sebuah proses pemeriksaan atau evaluasi terhadap pengeluaran atau belanja suatu entitas, misalnya individu, organisasi, atau perusahaan dengan cara membuat katalog data pembelanjaan bisnis. 

Analisis pembelanjaan memiliki tujuan antara lain untuk menghilangkan inefisiensi, menghilangkan biaya yang tidak perlu, mengeliminasi pemborosan, serta menemukan kesenjangan dalam supply chain. 

Secara garis besar, tujuan dari analisis pembelanjaan adalah memahami bagaimana dan dimana keuangan dialokasikan. Pada akhirnya, manfaat dari hal tersebut adalah membuat perubahan dalam supply chain dengan mengurangi biaya yang tidak perlu. 

Jenis Analisis Pembelanjaan?

Di bawah ini adalah beberapa jenis dari analisis pembelanjaan secara umum 

1. Analisis Varian 

Caranya dengan membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan dan pengeluaran aktual. Dengan perbandingan tersebut, maka dapat dilakukan identifikasi mengenai penyebab dari perbedaan antara anggaran yang ditetapkan dan pengeluaran aktual, apakah itu disebabkan perubahan harga, volume, atau faktor lainnya. 

2. Analisis Rasio Keuangan 

Mengevaluasi kesehatan keuangan dari entitas (perusahaan, organisasi, atau individu) dengan menggunakan rasio keuangan seperti rasio likuiditas, profitabilitas, leverage, dan efisiensi. 

3. Analisis Pengeluaran Kategori 

Memahami alokasi dan seberapa besar sumber daya digunakan dengan membuat kategori-kategori pada pengeluaran dan memisahkannya sesuai dengan kategori-kategori tersebut. Misalnya, kategorisasi seperti biaya overhead, investasi, dan biaya operasional. 

4. Analisis ABC (Activity-Based Costing)

Activity-Based Costing merupakan sebuah metode perhitungan biaya yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas yang terjadi sebenarnya dalam sebuah organisasi. Metode ini berusaha memberikan gambaran yang lebih akurat tentang bagaimana biaya digunakan dengan produk atau layanan tertentu. 

5. Benchmarking

Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan pembelanjaan suatu entitas dengan rata-rata pembelanjaan para pesaing. Hal ini dapat memberikan pandangan tentang sejauh mana entitas tersebut bersaing dalam pengeluaran untuk pembelanjaan. 

6. Analisis Sensitivitas 

Mengidentifikasi bagaimana perubahan pada parameter tertentu dapat mempengaruhi pengeluaran total. Manfaat dari analisis ini adalah dapat membuat perencanaan risiko dan pengambilan keputusan dengan lebih baik. 

7. Analisis Pembelanjaan Terkait Proyek 

Memfokuskan analisis pada pengeluaran terhadap proyek tertentu saja. Hal ini melibatkan pemantauan kinerja proyek, mengidentifikasi varian, dan memastikan bahwa pengeluaran sesuai dengan anggaran proyek. 

8. Analisis Pengeluaran Berkelanjutan 

Mengevaluasi pengeluaran yang sifatnya rutin atau berkelanjutan, seperti biaya operasional bulanan atau tahunan, untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan. 

9. Analisis Perbandingan Historis 

Menganalisis tren pengeluaran dari waktu ke waktu untuk memahami perubahan dan fluktuasi yang mungkin memerlukan perhatian manajemen.  

Mengapa Analisis Pembelanjaan Penting? 

Secara umum, analisis pembelanjaan sangat penting bagi sebuah entitas (perusahaan, organisasi, atau individu) karena dapat memberikan informasi mengenai bagaimana sumber daya keuangan digunakan dan dialokasikan. Secara rinci, pentingnya analisis pembelanjaan didapatkan dari beberapa alasan berikut: 

1. Pengelolaan Keuangan 

Manajemen keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam memaksimalkan nilai tambah sumber daya dengan cara dengan memahami pengelolaan keuangan yang baik. Dalam hal ini, analisis pembelanjaan membantu agar pengelolaan keuangan menjadi lebih efisien. 

2. Penilaian Kerja 

Manajemen dapat mengukur dan membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang didapatkan secara faktual dengan analisis pembelanjaan. Dengan begitu, analisis pembelanjaan dapat membantu dalam penilaian kinerja keuangan dan operasional. 

3. Efisiensi Operasional 

Analisis pembelanjaan juga berfungsi untuk mengevaluasi sejauh mana sumber daya digunakan secara efisien untuk kebutuhan organisasi, atau efisiensi operasional organisasi. 

4. Perencanaan dan Penganggaran 

Analisis pembelanjaan membantu untuk memahami tren dan kebutuhan pembelanjaan. Dengan begitu, organisasi dapat membuat perencanaan dan penganggaran yang lebih realistis dan mendukung tujuan strategis. 

5. Pengambilan Keputusan Strategis 

Pemimpin organisasi dapat mengambil keputusan strategis yang berdasarkan data dan fakta dengan pemahaman yang baik tentang analisis pembelanjaan. Keputusan strategis yang dimaksud mencakup bagaimana alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang organisasi. 

6. Pemantauan Kinerja Proyek 

Dalam berlangsungnya suatu proyek, analisis pembelanjaan membantu dalam memantau kinerja proyek tersebut dan memastikan pengeluaran sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 

7. Perencanaan Risiko 

Analisis pembelanjaan membantu organisasi dalam merencanakan risiko keuangan kedepannya dengan mengidentifikasi potensi varian risiko dan dampaknya terhadap kesehatan keuangan. 

8. Perbandingan dengan Pesaing 

Analisis pembelanjaan dapat memberikan informasi yang cukup untuk membandingkan biaya pengeluaran suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Dengan demikian, didapatkan informasi mengenai daya saing dan posisi pasar. 

9. Transparansi dan Akuntabilitas 

Melakukan analisis pembelanjaan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana. 

10. Identifikasi Varian dan Penyimpangan 

Analisis pembelanjaan juga membantu untuk mengidentifikasi varian atau perbedaan antara anggaran dengan pengeluaran sebenarnya yang dilakukan. Jika terindikasi ada penyimpangan, manajemen dapat mengambil tindakan korektif yang diperlukan. 

Manfaat Analisis Pembelanjaan?

Manfaat paling penting dari analisis pembelanjaan adalah peningkatan visibilitas dalam supply chain. Namun, terdapat beberapa manfaat lainnya yang tak kalah penting. 

1. Merampingkan Fungsi Administrasi 

Analisis pembelanjaan meningkatkan efisiensi kerja sistem di seluruh organisasi. Dengan sistem yang lebih efisien, cycle time untuk membuat laporan berkurang. Selain itu, sistem yang efisien dapat memperbaiki hubungan organisasi dengan supplier atau klien karena memberikan lebih banyak waktu untuk organisasi dalam meningkatkan aspek lain dalam bisnis. 

2. Mengurangi Risiko 

Analisis pembelanjaan harus mencakup pemeriksaan terhadap supplier, yaitu dengan membuat Key Performance Index (KPI) yang harus dipatuhi. KPI dapat mengukur faktor seperti business credit score, catatan ketetapan waktu pengiriman, stabilitas keuangan, riwayat keluhan, dan kemampuan dalam pemecahan masalah. 

Kepatuhan terhadap KPI tersebut dapat membantu dalam efisiensi biaya dan mengurangi risiko keterlambatan pengiriman dengan menghindari gangguan yang ada pada supply chain. 

Bagaimana Melakukan Analisis Pembelanjaan Secara Efisien? 

Analisis pembelanjaan secara efisien harus melibatkan langkah-langkah yang terkoordinasi untuk memastikan bahwa pengumpulan dan evaluasi data dilakukan dengan baik. Di bawah ini adalah tahapan langkah-langkah tersebut. 

1. Menentukan tujuan analisis 

Tujuan dari analisis pembelanjaan dapat bervariasi. Apakah tujuannya untuk pengelolaan proyek, efisiensi operasional, atau peningkatan kinerja keuangan secara keseluruhan?

2. Identifikasi sumber data 

Data apa saja yang akan digunakan untuk analisis pembelanjaan? Data-data yang mungkin dikumpulkan antara lain anggaran, data keuangan, laporan pengeluaran, dan informasi lain yang relevan. 

3. Ketelitian data 

Data yang dikumpulkan harus lengkap, akurat, dan tentunya relevan. Data yang terkumpul tersebut harus sesuai dengan kategori pembelanjaan yang telah dibuat. 

4. Klasifikasi Pembelanjaan 

Pengeluaran harus diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori seperti biaya overhead, biaya operasional, dan investasi agar memudahkan analisis. 

5. Metode perhitungan yang tepat 

Pertimbangkan penggunaan metode seperti ABC (Activity-Based Costing) untuk alokasi biaya yang lebih akurat. 

6. Pembuatan Key Performance Indicator (KPI)

KPI dapat mencakup rasio profitabilitas, efisiensi operasional, atau indikator lainnya yang relevan. 

7. Analisis Varian 

Analisis varian bertujuan membandingkan anggaran dan pengeluaran aktual untuk mengidentifikasi area mana yang perlu perbaikan atau penyesuaian. 

8. Alat analisis keuangan 

Visualisasikan data dengan alat analisis keuangan seperti diagram, grafik, dan tabel untuk memahami pola dan tren. 

9. Benchmarking 

Melakukan perbandingan antara pembelanjaan organisasi dengan para pesaing. 

10. Libatkan stakeholder 

Diskusikan hasil analisis dengan pihak-pihak yang juga terlibat seperti manajemen, departemen terkait, dan pemangku kepentingan lainnya yang bertujuan mencari masukan dan saran untuk perbaikan ke depan. 

11. Tindakan Korektif 

Rencanakan strategi perbaikan dan terapkan perubahan yang diperlukan dalam pengelolaan pembelanjaan jika ditemukan masalah. 

12. Evaluasi 

Evaluasi harus terus dilakukan secara berkala. Diperlukan juga fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan baik dari sisi internal maupun eksternal. 

Selain adanya langkah-langkah tersebut, ada hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis pembelanjaan, yaitu dua metode umum yang digunakan dalam menganalisis data dan mengidentifikasi bagaimana cara untuk mengurangi biaya. 

1. Should-cost analysis 

Metode ini merupakan perbandingan perkiraan biaya sesuatu dengan berapa banyak biaya sebenarnya yang dikeluarkan. Ini dihitung berdasarkan pengeluaran tarif tenaga kerja, overhead, biaya bahan, dan margin keuntungan. 

Proses ini melibatkan beberapa tim. Tim engineering menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tim procurement menentukan biaya material, sedangkan tim supply chain melakukan perkiraan terhadap berapa tarif tenaga kerja yang harus dikeluarkan dan margin keuntungan yang diharapkan perusahaan. 

Hasil dari should-cost analysis ini dapat membantu perusahaan untuk menentukan jumlah total pembelanjaan dan membantu negosiasi dengan supplier di masa depan. 

2. Cost versus mass analysis 

Tujuan dari analisis ini adalah mengidentifikasi peluang untuk menemukan supplier terbaik yang lebih bisa menghemat biaya pengeluaran. Caranya yaitu dengan membandingkan supplier saat ini dengan supplier potensial dengan melihat bagian-bagian mana yang memiliki biaya per massa lebih tinggi. 

Contoh Analisis Pembelanjaan 

Perusahan FGH memiliki anggaran tahunan dan pengeluaran aktual pada tahun 2023. Di bawah ini adalah contoh analisis pembelanjaan dari perusahaan tersebut yang berfokus pada beberapa elemen kunci, antara lain varian dan rasio keuangan. 

1. Data anggaran 

Total anggaran tahunan : Rp 2.000.000

2. Data pengeluaran aktual 

Total pengeluaran aktual : Rp 1.000.000

Analisis Varian 

Varian Total (Total anggaran – Pengeluaran aktual)

= Rp 2.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp 1.000.000

Analisis Varian Menurut Kategori 

Biaya Operasional: $600.000 (Anggaran) vs. $580.000 (Aktual)

  1. Varian = $600.000 – $580.000 = $20.000 (Varian Positif)

Biaya Overhead: $200.000 (Anggaran) vs. $210.000 (Aktual)

  1. Varian = $200.000 – $210.000 = -$10.000 (Varian Negatif)

Investasi: $200.000 (Anggaran) vs. $160.000 (Aktual)

  1. Varian = $200.000 – $160.000 = $40.000 (Varian Positif)

Analisis Rasio Keuangan 

Rasio Profitabilitas:

  • Return on Investment (ROI) = (Keuntungan Bersih / Total Investasi) x 100
  • ROI Anggaran = ($50.000 / $200.000) x 100 = 25%
  • ROI Aktual = ($50.000 / $160.000) x 100 = 31.25%
  • Rasio Efisiensi Operasional:
    • Biaya Operasional per Unit Produksi = Biaya Operasional / Jumlah Unit Produksi
    • Rasio Anggaran = $600.000 / 1.000 unit = $600 per unit
    • Rasio Aktual = $580.000 / 900 unit = $644 per unit

Dalam contoh tersebut, varian total menunjukkan bahwa perusahaan FGH menghabiskan sebesar Rp 1.000.000 lebih sedikit dari anggaran mereka. Hal tersebut merupakan hasil yang positif. Namun, berdasarkan analisis varian kategori menunjukkan ada hasil yang negatif, yaitu pada kategori overhead. 

Lebih lanjut, analisis rasio keuangan menunjukkan bahwa ROI dan rasio efisiensi operasional mengalami potensi peningkatan. Perlu dicatat bahwa contoh di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks spesifik suatu perusahaan atau proyek.

The post Analisis Pembelajaran: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Contoh appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Perbedaan Monitoring dan Evaluasi yang Perlu Dipahami https://haloedukasi.com/perbedaan-monitoring-dan-evaluasi Wed, 29 Dec 2021 03:16:11 +0000 https://haloedukasi.com/?p=30122 Setiap kegiatan atau pekerjaan tentunya tidak akan terlepas dari yang namanya monitoring dan evaluasi. Kedua hal tersebut selalu dilakukan guna kepentingan kelangsungan kegiatan. Baik di awal kegiatan ataupun berlangsungnya kegiatan di masa selanjutnya. Secara umum, monitoring merupakan suatu kegiatan mengawasi berlangsungnya suatu rangkaian kegiatan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sedangkan evaluasi merupakan tahapan dari […]

The post 5 Perbedaan Monitoring dan Evaluasi yang Perlu Dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap kegiatan atau pekerjaan tentunya tidak akan terlepas dari yang namanya monitoring dan evaluasi. Kedua hal tersebut selalu dilakukan guna kepentingan kelangsungan kegiatan. Baik di awal kegiatan ataupun berlangsungnya kegiatan di masa selanjutnya.

Secara umum, monitoring merupakan suatu kegiatan mengawasi berlangsungnya suatu rangkaian kegiatan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sedangkan evaluasi merupakan tahapan dari sebuah rangkaian kegiatan yang berada di akhir.

Namun, tak jarang sebagian besar dari kita terkadang masih bingung untuk membedakan antara kedua tahapan tersebut, baik monitoring ataupun evaluasi. Lalu apa sih perbedaan yang signifikan mengenai monitoring dan evaluasi?

Berikut merupakan pemaparan mengenai perbedaan monitoring dan evaluasi yang perlu diketahui.

No.MonitoringEvaluasi
1.Monitoring merupakan sebuah kegiatan mengawasi, mencatat, atau bahkan mengabadikan suatu rangkaian kegiatan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Hal ini dilakukan semata mata dengan tujuan untuk mengamati setiap perkembangan dari kegiatan atau pekerjaan yang sedang dilakukan.Berbeda dengan monitoring, evaluasi merupakan kegiatan menilai, menyimpulkan segala rangkaian kegiatan yang sudah terjadi. Dimana pada tahap ini, pihak yang berwenang akan membacakan keseluruhan hasil kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan.
2.Monitoring ini dilakukan ketika kegiatan atau pekerjaan sedang dilakukan. Monitoring juga bisa dilakukan dari awal hingga akhir dari kegiatan untuk bisa dihasilkan pengamatan yang lebih akurat.Sedangkan evaluasi seringkali dilakukan di akhir kegiatan, hal ini tidak lain dan tidak bukan berkaitan dengan tujuannya yakni menilai dan menyimpulkan semua rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan. Sehingga bisa dilakukan identifikasi bagian mana dalam kegiatan yang harus dilakukan perbaikan.
3.Dalam melakukan monitoring, seseorang yang diberikan mandat ini hanya perlu mengawasi berjalannya kegiatan atau pekerjaan saja, namun masih bisa memberikan masukkan atau pendapat apabila ada hal yang dirasa tidak sesuai dalam berlangsungnya kegiatan tersebut.Dalam melakukan evaluasi, seorang yang diberikan mandat ini harus bisa memberikan kesimpulan secara mendetail mengenai hasil monitoringnya selama kegiatan atau pekerjaan tersebut berlangsung, bahkan tidak hanya itu seorang dengan mandat evaluator ini harus bisa memberikan arahan dan masukan agar kegiatan yang selanjutnya bisa berjalan dengan baik.
4.Tujuan dilakukan monitoring ini adalah untuk memastikan bahwa semua kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan dan aturan yang ada.Tujuan dari dilakukannya evaluasi ini adalah untuk membuat para panitia atau pekerja mengetahui kekurangan dan kelebihan mereka selama melakukan kegiatan, sehingga nantinya bisa menjadi pemacu mereka untuk bekerja lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
5.Seorang yang diberikan mandat untuk melakukan monitoring ini harus paham secara keseluruhan mengenai hal yang berkaitan erat dengan kegiatan, seperti teknisnya bagaimana dan lain sebagainya.Untuk evaluator sendiri, selain harus bisa memahami semua hal yang berkaitan dengan kegiatan, diharuskan juga memiliki keterampilan analitis yang baik. Sehingga nantinya bisa mengidentifikasi bagian mana yang perlu diperbaiki untuk kedepannya.

The post 5 Perbedaan Monitoring dan Evaluasi yang Perlu Dipahami appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Evaluasi: Tujuan, Fungsi dan Tahapannya https://haloedukasi.com/pengertian-evaluasi Sun, 29 Aug 2021 12:58:20 +0000 https://haloedukasi.com/?p=26649 Pengertian Evaluasi Sering mendengar kata evaluasi tapi masih bingung mengenai makna dan artinya? Kata evaluasi sering digunakan dalam dunia kerja, organisasi, acara-acara yang memerlukan koordinasi satu sama lain dalam pelaksanaannya. Evaluasi bukan hanya dilakukan setelah bekerja melainkan juga setelah belajar untuk mengukur tingkat pemahaman. Evaluasi atau evaluation dalam bahasa inggris memiliki arti penaksiran atau penafsiran. […]

The post Pengertian Evaluasi: Tujuan, Fungsi dan Tahapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Pengertian Evaluasi

Sering mendengar kata evaluasi tapi masih bingung mengenai makna dan artinya? Kata evaluasi sering digunakan dalam dunia kerja, organisasi, acara-acara yang memerlukan koordinasi satu sama lain dalam pelaksanaannya. Evaluasi bukan hanya dilakukan setelah bekerja melainkan juga setelah belajar untuk mengukur tingkat pemahaman. Evaluasi atau evaluation dalam bahasa inggris memiliki arti penaksiran atau penafsiran.

Menurut KBBI pengertian evaluasi adalah penilaian, sedangkan mengevaluasi memiliki arti menilai atau memberikan penilaian.

Menurut Wringstone, dkk (1956) “evaluasi merupakan penaksiran mengenai pertumbuhan serta kemajuan menuju arah tujuan atau nilai yang telah diterapkan”.

Menurut Norman E. Gronlund (1976) ialah proses yang dilakukan untuk menentukan atau membuat keputusan mengenai sejauh mana tujuan pengajaran sudah dicapai oleh siswa.

Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai atau mengukur proses berlangsungnya suatu acara atau suatu hal apakah telah sesuai harapan atau masih banyak kekurangan.

Evaluasi dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan penilaian berupa informasi mengenai kinerja suatu metode, peralatan, dan manusia dengan harapan mampu menemukan jalan terbaik dalam menentukan keputusan.

Evaluasi juga memiliki makna mengukur atau memperbaiki kegiatan yang telah dilaksanakan dengan membandingkan hasil kegiatan telah direncanakan serta melakukan analisis.

Dari beberapa pengertian di atas mampu disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai jalannya suatu kegiatan, pekerjaan, dan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan melakukan evaluasi dharapkan mampu menemukan alternatif terbaik untuk memperbaikinya serta mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Tujuan Evaluasi

Berbicara mengenai pengertian evaluasi pasti tidak lepas dalam bahasan tujuan evaluasi. Evaluasi yang dilaksanakan memiliki tujuan mengenai suatu yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan.

Kegiatan yang telah terlaksana pasti memiliki kekurangan di dalamnya, maka dari itu evaluasi ada untuk menemukan kekurangan dan kesulitan dalam kegiatan yang telah terlaksana. Secara umum evaluasi memiliki tujuan sebagai suatu perbaikan terhadap kinerja agar dapat terlaksana sesuai dengan keinginan. Berikut merupakan tujuan evaluasi lainnya:

  • Mengetahui mengenai tingkat pemahaman dan penguasaan seseorang terhadap kompetensi yang telah ditetapkan
  • Mengetahui mengenai kesulitan dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan sehingga mampu menentukan cara dalam memecahkan masalah serta kesulitan
  • Mampu dijadikan sebagai umpan balik mengenai informasi bagi pelaksana dalam memperbaiki kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan saat ini dan dijadikan pembelajaran untuk kegiatan mendatang
  • Sebagai pengukur tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan 
  • Sebagai wadah kritik dan saran mengenai pelaksanaan kegiatan baik dari sumber daya manusia maupun teknik yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan

Fungsi Evaluasi

Memberikan gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan suatu hal. Misalnya dalam sebuah acara, evaluasi penting untuk keberlangsungan proses kegiatan. Kita dapat mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki untuk hasil yang lebih baik, kita juga dapat mengetahui bagian-bagian yang sudah sempurna. 

Fungsi evaluasi secara general:

  • Mengetahui perkembangan progres
  • Data evaluasi dapat dijadikan ukuran kapabilitas
  • Melakukan perbaikan
  • Sebagai bukti kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
  • Mengetahui cara paling efektif untuk diterapkan

Namun, ada pula fungsi evaluasi yang paling utama yakni untuk mengetahui cara dan hasil dari seluruh rangkaian kerja. Apakah berjalan sesuai dengan rencana atau tidak, maka kita dapat menimbang dalam evaluasi. Pertimbangan evaluasi berdasarkan pada catatan serangkaian kegiatan serta memvalidasi kembali keefektifan sebuah penerapan metode.

Fungsi evaluasi disini bukan hanya mencatat hal yang perlu diperbaiki saja, melainkan setiap langkah detail dalam proses kegiatan juga perlu menjadi catatan evaluasi. Detail catatan tersebut juga akan berguna untuk kegiatan ke depan, terlebih lagi jika ada kegiatan yang sama secara berulang.

Pendapat Suharsimi Arikunto mengenai fungsi evaluasi yakni sebagai berikut:

  • Fungsi Diagnostik, berguna agar kita dapat memahami penyebab dan kekurangan.
  • Fungsi Penempatan, berguna agar kita dapat menentukan subjek pada posisi yang tepat.
  • Fungsi Pengukur Keberhasilan, berguna agar kita mengetahui seberapa besar kapabilitas yang dimiliki.

Tahapan Evaluasi

Sebelum memulai evaluasi terdapat hal yang harus diperhatikan yakni tahapan evaluasi. Mengapa penting? sebab untuk hasil yang lebih maksimal dan sempurna, maka kita  perlu sistematika atau rangkaian proses. Tahapan evaluasi sebagai berikut:

  1. Tahap Awal, menilik kembali perencanaan atau daftar yang telah tersusun kemudian disesuaikan dengan kegiatan yang telah berjalan.
  2. Tahap Keberlangsungan, penyesuaian antara proses kegiatan dengan tujuan kegiatan.
  3. Tahap Akhir, setelah serangkaian kegiatan selesai maka perlu proses penilaian akhir sesuai dengan catatan unsur-unsur yang akan diperbaiki.

Setelah kita mengetahui tahapan evaluasi, perlu diketahui bahwa tahapan evaluasi dapat menjadi standar ukuran keterampilan yang kita miliki. Hal tersebut disebabkan karena jika standar tiap tahapan berkualitas maka proses evaluasi secara menyeluruh akan memberikan hasil yang maksimal.

Adapun Teknik dan Alat yang dibutuhkan tiap tahapan, yakni sebagai berikut:

  • Tahap Awal, dokumen perencanaan kegiatan atau dapat berupa timeline kegiatan.
  • Tahap Keberlangsungan, catatan selama proses kegiatan mengenai kelebihan dan kekurangan, serta siapkan catatan tujuan kegiatan, kemudian bandingkan.
  • Tahap Akhir, siapkan angket untuk mengetahui hasil evaluasi kegiatan, angket tersebut dapat dibagikan kepada seluruh peserta yang terlibat selama proses kegiatan.

Teknik dan alat yang diperlukan dalam evaluasi kegiatan tersebut bersifat tidak wajib untuk dilakukan, hal tersebut merupakan saran penulis berdasarkan pengalaman di berbagai kegiatan. Namun dengan serangkaian tahapan tersebut kegiatan evaluasi berjalan lebih baik dan terstruktur.

The post Pengertian Evaluasi: Tujuan, Fungsi dan Tahapannya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Evaluasi: Pengertian – Tujuan dan Metodenya https://haloedukasi.com/evaluasi Fri, 22 May 2020 05:30:00 +0000 https://haloedukasi.com/?p=6610 Kata Evaluasi sering kita dengar pada kehidupan sehari-hari. Evaluasi sering kita temui jika setelah selesai melakukan kegiatan. Dan tentunya dalam hal ini dilakukan penilaian yang didasarkan pada prinsip pengukuran. Tapi tidak semua orang paham akan arti dari kata evaluasi tersebut. Jadi, mari simak pembahasan dibawah ini agar lebih paham makna dari kata tersebut. Pengertian Evaluasi […]

The post Evaluasi: Pengertian – Tujuan dan Metodenya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kata Evaluasi sering kita dengar pada kehidupan sehari-hari. Evaluasi sering kita temui jika setelah selesai melakukan kegiatan.

Dan tentunya dalam hal ini dilakukan penilaian yang didasarkan pada prinsip pengukuran.

Tapi tidak semua orang paham akan arti dari kata evaluasi tersebut. Jadi, mari simak pembahasan dibawah ini agar lebih paham makna dari kata tersebut.

Pengertian Evaluasi

Pengertian Secara Umum

Evaluasi adalah pengukuran dan perbaikan dalam kegiatan yang dilaksanakan, seperti membandingkan hasil-hasil kegiatan yang dibuat.

Tujuannya agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dapat terselenggarakan.

Hasil Evaluasi dimaksudkan untuk mengombinasikan dan mengumpulkan data dengan standard tujuan.

Pengertian Menurut Para Ahli

Pengertian evaluasi sendiri lebih mudah untuk dipraktekkan daripada diucapkan.

Karena hal inilah, banyak para ahli yang menyebutkan dan memberikan pengertian secara berbeda. Dan berikut ini kumpulan pendapat dari para ahli :

  • Sudijono
    Pengertian evaluasi adalah sebuah interpretasi atau penafsiran yang bersumber pada data-data kuantitatif, menurut pengertiannya sendiri kuantitatif merupakan hasil-hasil dari pengukuran.
  • Stufflebeam dkk
    Pengertian evaluasi adalah sebagai the proses of obtaining, delineating, and providing useful information for judging decision alternative. Artinya, evaluasi adalah sebuah proses, penggambaran, perolehan, dan penyedia informasi yang berguna dan alternatif keputusan.
  • Worthen and Sanders
    Pengertian evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga. Sesuatu yang berharga ini dapat berupa suatu program atau informasi, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Evaluasi bukalah merupakan hal baru dalam kehidupan manusia, sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang.
  • Purwanto
    Pengertian evaluasi, secara garis besar, dapat dikatakan bahwa pemberian nilai terhadap kualitas tertentu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang diperlukan dalam membuat alternatif-alternatif keputusan.
  • Rooijackers Ad
    Pengertian evaluasi sebagai suatu proses atau usaha dalam menentukan nilai. Secara khusus penilaian atau evaluasi juga diartikan sebagai proses pemberian nilai didasarkan pada data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.

Pengertian Menurut KBBI

Evaluasi sendiri disadur dari kata berbahasa Inggris yaitu Evaluation. Dan jika menurut KBBI Evaluasi temasuk ke dalam jenis kata Nomina yang berarti penilaian.

Fungsi Evaluasi

Sebuah kegiatan evaluasi memberikan manfaat baik bagi pihak yang mengevaluasi maupun yang dievaluasi karena proses ini memiliki banyak fungsi sebagai berikut.

1. Fungsi Pengukuran Keberhasilan

Mengukur keberhasilan sebuah kegiatan atau program merupakan fungsi evaluasi yang paling utama.

Pengukuran tingkat keberhasilan dilakukan pada berbagai komponen, termasuk metode yang digunakan, penggunaan sarana, dan pencapaian tujuan.

2. Fungsi Seleksi

Melalui fungsi selektif, kegiatan evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi seseorang, metode, atau alat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Contohnya adalah dalam memutuskan apakah seseorang layak atau tidak untuk diterima bekerja, naik jabatan, dan sebagainya.

3. Fungsi Diagnosis

Evaluasi juga dapat digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seseorang atau sebuah alat dalam bidang kompetensi tertentu.

Contoh fungsi diagnosis dari kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seorang siswa dalam mata pelajaran yang dipelajarinya.

4. Fungsi Penempatan

Proses evaluasi berfungsi untuk mengetahui posisi terbaik untuk seseorang sesuai kapabilitas dan kapasitas yang dimilikinya.

Dengan melakukan evaluasi, manajemen perusahaan dapat menempatkan setiap karyawan di posisi yang paling tepat sehingga menghasilkan kinerja yang optimal.

Tujuan Evaluasi

Setiap aktivitas tentu dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu yang ingin dicapai, termasuk kegiatan evaluasi.

Melalui evaluasi, Anda dapat mengetahui tingkat kemajuan kegiatan, tingkat pencapaian berdasarkan tujuan, dan hal-hal yang perlu dilakukan di masa mendatang.

Secara spesifik, berikut ini adalah beberapa tujuan dilakukannya kegiatan evaluasi.

  • Mengetahui tingkat penguasaan seseorang terhadap kompetensi yang sudah ditetapkan berdasarkan standar dan kebutuhan organisasi.
  • Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi sehingga dapat dilakukan diagnosis serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan objek evaluasi.
  • Mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas sebuah media, metode, atau sumber daya lainnya dalam pelaksanaan sebuah kegiatan.
  • Memberikan umpan balik dan informasi penting untuk memperbaiki kekurangan dan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.

Manfaat Evaluasi

Dan berikut ini manfaat dari evaluasi:

  • Membuat keputusan berkenaan dengan pelakasanaan dan hasil dari evaluasi.
  • Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
  • Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan kualitas.

Jenis-jenis Evaluasi

Setelah memahami pengertian evaluasi secara umum maupun menurut para ahli, dan juga mengetahui apa saja tahapan-tahapan dalam melakukan evaluasi.

Maka, harus juga di perhatikan bahwa, evaluasi ini sendiri memiliki dua jenis yang berbeda.

Yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Berikut pembahasan tentang kedua evaluasi tersebut:

1. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah suatu penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama dilaksanakannya suatu kegiatan atau program kerja.

Umumnya, waktu pelaksanaan evaluasi ini dilaksanakan secara rutin perbulan atau per tahun.

Sesuai dengan keperluan informasi hasil penilaian. Manfaatnya, memberikan umpan balik kepada manajer program terkait kemajuan hasil yang telah dicapai serta hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi selama berlangsungnya suatu kegiatan atau program kerja tersebut.

2. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif adalah suatu penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama dilaksanakannya suatu kegiatan atau program kerja, secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan.

Waktu pelaksanaan hasil evaluasi ini sendiri diadakan pada saat akhir kegiatan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan oleh suatu kegiatan atau program kerja.

Untuk program kerja atau kegiatan yang memiliki jangka waktu selama enam bulan, maka evaluasi sematif ini juga dilaksanakan menjelang akhir bulan tersebut.

Untuk evaluasi yang menilai dampak kegiatan atau program kerja tersebut, dapat dilaksanakan setelah projek berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.

Dari pengertian evaluasi secara umum hingga pengertian evaluasi menurut parah ahli, pengertian evaluasi ini sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses sistematis dalam membuat, memeriksa, menentukan atau menyediakan informasi terhadap program kerja atau kegiatan yang dilakukan.

Dan untuk mengetahui sejauh mana sebuah program itu tercapai.

Tahapan Evaluasi

1. Menentukan Apa Saja Yang Akan Dievaluasi

Dalam segala kegiatan yang dilaksanakan, di bidang apapun itu hasil akhirnya selalu berkaitan dengan evaluasi.

Evaluasi ini sendiri dapat mengacu pada suatu program kerja atau kegiatan-kegiatan lainnya di mana terdapat aspek-aspek yang dapat dan perlu dievaluasi.

Namun, secara umum hal yang diprioritaskan untuk di evaluasi adalah hal-hal yang menjadi kunci utamanya atau key-success.

2. Merancang Kegiatan Evaluasi

Sebelum melakukan kegiatan evaluasi, atau mengevaluasi suatu kegiatan kerja, harus merancangkan terlebih dahulu, desain evaluasi seperti apa yang akan dilaksanakan, agar data-data apa saja yang diperlukan, tahap-tahap kerja apa saya yang dilalui, dan siapa saja yang dilibatkan, serta apa saja yang dihasilkan harus jelas sebelum melaksanakan kegiatan evaluasi ini.

3. Pengumpulan Data Evaluasi

Setelah menyiapkan rancangan kegiatan evaluasi yang di perlukan. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data, tahap ini dapat dilakukan secara efisien dan efektif, yaitu sesuai kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

4. Analisis Data dan Pengolahannya

Setelah tahap pengumpulan data sudah diselesaikan. Maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data yang diterima.

Cara pengolahannya bisa berupa pengelompokan agar lebih mudah di analisis dengan menggunakan alat penganalisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta-fakta yang terpercaya.

Selanjutnya, hasil analisis data ini kemudian dibandingkan dengan harapan atau rencana awal.

5. Pelaporan Hasil Evaluasi

Tahapan terakhir adalah pelaporan hasil evaluasi. Agar pelaporan ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Karena itulah hasil evaluasi harus didokumentasikan secara tertulis agar bisa di baca dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Proses Evaluasi

Dalam memproses suatu evaluasi dan memberikan keputusan yang baik dan memuaskan, diperlukan beberapa tahapan dimensi proses, yaitu sebagai berikut:

1. Dimensi berpikir secara Konseptual

Terdiri dari formulasi tujuan, saran, dan manfaat evaluasi. Formulasi dan sumber yang dibutuhkan.

Formulasi kriteria yang akan digunakan. Dan Formulasi Model atau kerangka kerja.

2. Dimensi kegiatan Operasional

Meliputi kegiatan dari mengumpulkan Informasi, baik melalui kegiatan wawancara, observasi, nominal group technique, dan lain-lain. Hasil evaluasi bisa aprimer maupun sekunder.

3. Dimensi Kegiatan Penilaian

Meliputi derajat keberhasilan, formulasi dan identifikasi masalah, formulasi faktor-faktor penunjang, dan penghambat program (sebab ketidak berhasilan formulasi).

4. Dimensi Kegiatan Tindak Lanjut

Meliputi formulasi atau rekomendasi tindak pemecahan masalah, feedback mekanisme kebutuhan informasi tambahan, feedback hasil evaluasi kepada institusi yang membutuhkan, follow up atau monitoring dari pelaksanaan tindak koreksi atau pemecahan masalah.

Metode Evaluasi

Kegiatan evaluasi dapat menggunakan bermacam-macam metode, tergantung dari bidang yang akan dievaluasi ataupun output yang diinginkan. Dan berikut ini metode-metode yang bisa digunakan.

1. Metode Evaluasi 360 Derajat

Dengan menggunakan metode evaluasi 360 derajat, Anda akan mendapatkan umpan balik (feecback) ganda, yaitu tidak hanya dari pimpinan perusahaan/instansi, tetapi juga dari kolega dan konsumen.

Proses evaluasi dilakukan setahun sekali terhadap seluruh elemen organisasi.

Tujuan metode ini adalah untuk:

  • Memberikan umpan balik tentang keunggulan dan kekurangan kinerja organisasi
  • Mengenali arah strategis pengembangan organisasi
  • Meningkatkan kolaborasi dan saling pengertian di antara unit organisasi
  • Memberikan penghargaan atas pencapaian prestasi dan memberikan insentif
  • Mengembangkan proses pembelajaran dalam hal keterbukaan dalam menerima kritik.

2. Metode Evaluasi dengan Analisis Biaya-Manfaat

Metode evaluasi dengan analisis biaya-manfaat dilakukan dengan mengidentifikasikan komponen-komponen yang termasuk manfaat (benefit) dan yang tergolong biaya (cost).

Komponen-komponen tersebut bisa bersifat nyata (tangible) maupun tak nyata (intangible).

3. Metode Evaluasi Program dan Kebijakan

Untuk kegiatan yang berupa proram atau kebijakan, Anda bisa melakukan evaluasi dengan tiga pendekatan berikut ini.

1. Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation)

Evaluasi semu dilakukan menggunakan metode deskriptif tanpa perlu bertanya secara langsung kepada perorangan, kelompok, dan masyarakat.

Evaluasi dilakukan dengan tampilan tabel, teknik sajian grafik, analisis seri terinterupsi, angka indeks, analisis diskontinyu-regresi, dan analisis seri terkontrol.

2. Evaluasi Formal

Anda perlu melakukan evaluasi formal berdasarkan program/kebijakan yang dituju dan para pembuat kebijakan atau administrator program sudah mengumumkannya.

Metode ini dilakukan dengan teknik klarifikasi nilai, pemetaan sasaran, analisis dampak silang, pemetaan hambatan, dan discounting.

4. Metode Evaluasi Keputusan Teoretis

Ada dua jenis informasi yang digunakan. Informasi finansial diperlukan untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan anggaran yang dibuat dibandingkan dengan kinerja aktual.

Informasi non-finansial dibutuhkan untuk mengukur kepuasan pelanggan, efisiensi proses internal, dan efektivitas pengeluaran.

Perlu dicatat bahwa evaluasi berbeda dengan pengukuran dan penilaian. Evaluasi adalah proses menentukan nilai, sedangkan pengukuran adalah membandingkan hasil dengan standar yang sudah ditetapkan, dan penilaian adalah pengambilan keputusan menggunakan informasi hasil pengukuran.

Contoh Evaluasi

Supaya lebih mudah dalam memahami arti evaluasi, berikut ini merupakan contoh evaluasi serta penjelasan lengkapnya.

1. Tes Subjektif

Tes ini biasa disebut dengan essay atau essay examination, merupakan tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, jawabannya berupa karangan atau kalimat yang panjang.

Tes jenis ini merupakan bentuk penilaian yang paling dikenal dan banyak dipakai oleh guru di sekolah dari dulu sampai saat ini.

Dari sejarahnya, bentuk dari contoh evaluasi pembelajaran ini berbentuk tes subjektif, namun dikarenakan banyak kelemahan yang dimiliki, para ahli pendidikan berusaha untuk menyusun tes ke dalam bentuk yang lain seperti tes objektif.

Meski demikian, bukan berarti tes bentuk esai ditinggalkan begitu saja.

2. Tes Objektif

Contoh evaluasi pembelajaran juga disebut dengan dikotomi, hal ini dikarenakan jawabannya antara benar atau salah dan penilaian skornya antara 1 atau 0.

Tes jenis ini disebut objektif karena penilaiannya juga objektif, siapapun yang mengoreksi jawaban pada tes ini maka hasilnya akan sama karena kunci jawaban yang dimiliki sudah jelas dan pasti benar.

Tes jenis ini memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah sebagai berikut ini, yakni benar-salah, pilihan ganda, mencocokan atau menjodohkan hingga melengkapi jawaban atau jawaban singkat.

Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Whiterington mengenai evaluasi pembelajaran.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa evaluasi pembelajaran di berbagai bidang kehidupan manusia mampu meningkatkan efektivitas dan produktivitas, baik dalam lingkup individua tau pribadi, kelompok hingga lingkungan masyarakat atau kerja.

Pelaporan Hasil Evaluasi

Laporan hasil evaluasi jika di bidang pendidikan mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.

Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik. 

Dan berikut adalah contoh laporan hasil evaluasi di bidang pendidikan :

Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran

Hasil penilaian ranah kognitif dan psikomotor dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif terhadap kompetensi dasar tertentu.

Misalnya untuk nilai angka dapat diberikan dalam bentuk nilai 75 sebagai batas penguasaan (mastery).

Artinya, jika seseorang sudah mencapai nilai 75 atau lebih (untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan berhasil.

Akan tetapi, jika belum mencapai 75, dikatakan belum berhasil.

Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif.

The post Evaluasi: Pengertian – Tujuan dan Metodenya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>