faktor pendorong - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/faktor-pendorong Mon, 24 Oct 2022 07:30:16 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico faktor pendorong - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/faktor-pendorong 32 32 Faktor Pendorong dan Penghambat Hubungan Sosial https://haloedukasi.com/faktor-pendorong-dan-penghambat-hubungan-sosial Mon, 17 Oct 2022 03:40:42 +0000 https://haloedukasi.com/?p=39162 Tentu kita ingat dengan kalimat yang sudah kita dengar sejak SD, “Manusia adalah mahkluk sosial”, artinya manusia selalu membutuhkan manusia lain di dalam kehidupannya. Tiap-tiap individu pasti memiliki rasa “saling”, saling membutuhkan, saling menghormati, saling membantu dan lain sebagainya. Hal ini yang menjadi dasar terjadinya hubungan sosial. Hubungan sosial adalah aktivitas yang dilakukan secara langsung […]

The post Faktor Pendorong dan Penghambat Hubungan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Tentu kita ingat dengan kalimat yang sudah kita dengar sejak SD, “Manusia adalah mahkluk sosial”, artinya manusia selalu membutuhkan manusia lain di dalam kehidupannya. Tiap-tiap individu pasti memiliki rasa “saling”, saling membutuhkan, saling menghormati, saling membantu dan lain sebagainya. Hal ini yang menjadi dasar terjadinya hubungan sosial.

Hubungan sosial adalah aktivitas yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung antar individu, individu dengan kelompok dan antar kelompok, yang menciptakan jembatan antar kepentingan dengan tujuan menciptakan kerjasama dan rasa saling pengertian.

Hubungan sosial mau tak mau tidak dapat dihindari oleh tiap individu, dari lingkungan paling kecil saja, yaitu keluarga, hubungan sosial tiap hari sudah kita lakukan sejak kecil. Misalnya saja seorang kakak beradik bermain bersama, menyapa tetangga, membantu ibu belanja dan lain sebagainya.

Hubungan sosial bisa juga disebut interaksi sosial, ada beberapa ciri yang menunjukkan hubungan sosial, antara lain:

  • Dilakukan lebih dari satu orang yang berkomunikasi dan berinteraksi dalam waktu yang sama.
  • Memiliki tujuan yang jelas, misalnya saja seorang siswa baru yang berkenalan dengan teman sebangkunya dengan tujuan menciptakan pertemanan baru.
  • Ada komunikasi secara langsung yang tercipta.

Ciri hubungan sosial memang menunjukkan adanya komunikasi secara langsung, bertemu dengan individu lain. Namun saat ini zaman telah berubah, teknologi membuat jarak tidak menjadi sebuah hambatan apalagi dengan adanya aplikasi video meeting atau video call yang dapat berkomunikasi secara langsung, berinteraksi dengan melihat wajah.

Pola hubungan sosial juga sedikit berubah atau bisa juga dikatakan manusia melakukan adaptasi baru dalam hal komunikasi. Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh muka bumi.

Selama 2 tahun siswa melakukan pembelajaran daring dari rumah, adanya peraturan perusahaan yang membuat sistem remote working atau work from home dan pembatasan jarak di lingkungan publik tentu saja tetap ada hambatan dalam berkomunikasi.

Faktor Pendorong Hubungan Sosial

Hubungan sosial juga tidak begitu saja terjadi, ada faktor-faktor yang mendorong manusia sehingga melakukan hubungan sosial. Ada dua faktor utama yang mendorong individu sehingga melakukan hubungan sosial yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal

Faktor-faktor internal atau faktor dari dalam individu yang mendorong untuk melakukan hubungan sosial, yaitu:

  • Keinginan untuk meneruskan keturunan dengan melakukan perkawinan.
  • Keinginan memenuhi kebutuhan hidup yaitu saling membutuhkan antar individu.
  • Keinginan bertahan hidup.
  • Keinginan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia lain.

Faktor Eksternal

Selain faktor internal yang menjadi pendorong hubungan sosial, ada juga faktor eksternal yang mendorong dilakukannya hubungan sosial oleh individu.

  • Simpati

Simpati merupakan ketertarikan individu terhadap individu lain, bisa karena sikap atau sifat yang terlihat dan bentuk hubungan sosial yang terjadi seperti rasa hormat, bertukar pendapat dan sebagainya.

  • Empati

Empati memiliki kadar perasaan yang lebih tinggi dibandingkan simpati, yaitu perasaan turut merasakan yang dirasakan oleh individu lain. Hal ini kemudian mendorong seseorang sehingga terjadi hubunga sosial. Misalnya saja menemani teman berobat ke Rumah Sakit, karena didorong perasaan empati.

  • Motivasi

Motivasi merupakan dorongan melakukan hubungan sosial karena rasionalitas, termasuk juga beberapa motif yang dapat menguntungkan seperti motif ekonomi, kepentingan politik, motif popularitas dan sebagainya.

  • Sugesti

Sugesti merupakan kepercayaan yang dalam tanpa perlu rasionalitas, individu yang terpengaruh sugesti sering kali tidak mempertimbangkan terlebih dahulu alasannya. Hal ini juga dapat menjadi dorongan seseorang melakukan hubungan atau interaksi sosial.

  • Imitasi

Imitasi merupakan dorongan individu untuk meniru apa yang dilakukan oleh individu lain, hal ini karena rasa kagum atau minat terhadap sesuatu yang dirasa sesuai untuk dirinya. Individu yang bersangkutan akan mempelajari apa yang ia idolakan dan akan menerapkannya sebagai proses sosial.

Imitasi yang menjadi faktor pendorong suatu hubungan sosial cenderung terjadi karena kekayaan, keahlian atau kedudukan.

  • Identitas

Faktor identitas tak sama dengan imitasi, faktor pendorong ini dapat terjadi secara sadar maupun tidak sengaja. Misalnya saja fans kesebelasan Persebaya, sebagai proses sosial individu tersebut akan bergabung di dalam organisasi suporter Bonek. Individu tersebut dengan bangga akan menyebut dirinya Bonek dan selalu hadir mendukung di setiap pertandingan Persebaya.

Penghambat Hubungan Sosial

Selain faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan sosial, ada juga beberapa faktor yang menjadi penghambat hubungan sosial, antara lain:

  • Takut Akan Perubahan

Adanya rasa nyaman dengan keadaan yang sudah ada dapat menjadikan individu memiliki kekhawatiran ketika berinteraksi dengan individu lain atau kelompok. Hal ini membuat seseorang ragu-ragu untuk berinteraksi karena mungkin akan menghadapi konflik atau perubahan yang membuat dirinya tidak nyaman.

  • Faktor Ideologis

Ideologi yang dimiliki seseorang adalah hal yang prinsip bagi hidupnya, hal ini dapat menjadi hambatan jika individu merasa tidak membutuhkan interaksi sosial dengan individu lain atau kelompok lain yang memiliki ideologi berbeda.

  • Faktor Adat

Adat istiadat menjadi penghambat hubungan sosial ketika sesorang sulit menerima kebiasaan baru karena adanya perbedaan kebiasaan atau adat yang tidak dapat ditoleransi oleh adat individu tersebut.

  • Persaingan

Faktor persaingan yang dirasakan atau dialami oleh individu seringkali membuatnya tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi. Dengan adanya dominasi yang berlebih dari individu lain maka hubungan sosial seseorang dapat terhambat.

  • Konflik

Adanya konflik atau permasalahan di tengah masyarakat, yang sebenarnya tidak melibatkan secara langsung individu dapat juga menjadi faktor penghambat interaksi sosial. Konflik sosial yang terjadi di masyarakat atau lingkungan dapat membuat seseorang enggan atau takut hanya sekedar menyapa orang lain.

  • Stereotip

Stereotipe adalah faktor berbahaya yang menjadi penghambat interaksi sosial. Adanya kecurigaan dan pandangan negatif seseorang terhadap kelompok tertentu di masyarakat dapat membuat seseorang menjauh dari lingkungan atau memilih untuk tidak berinteraksi dengan lingkungannya.

  • Etnosentris

Etnosentris adalah rasa bangga yang berlebihan terhadap adatnya sendiri dan memandang yang lain lebih rendah. Hal ini menjadi faktor penghambat terjadinya interaksi sosial, baik bagi individu tersebut maupun masyarakat di lingkungannya.

The post Faktor Pendorong dan Penghambat Hubungan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
5 Faktor Penggerak Kontemporer yang Mendukung Terjadinya Perubahan Sosial https://haloedukasi.com/faktor-penggerak-kontemporer-yang-mendukung-terjadinya-perubahan-sosial Mon, 03 Oct 2022 06:53:04 +0000 https://haloedukasi.com/?p=38876 Selo Soemardjan memiliki pendapat bahwa perubahan sosial merujuk pada perubahan lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang berpengaruh pada sistem sosialnya. Perubahan ini mencakup nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku. Sementara itu, Kingsley Davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Davis juga berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan […]

The post 5 Faktor Penggerak Kontemporer yang Mendukung Terjadinya Perubahan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selo Soemardjan memiliki pendapat bahwa perubahan sosial merujuk pada perubahan lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang berpengaruh pada sistem sosialnya. Perubahan ini mencakup nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku.

Sementara itu, Kingsley Davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Davis juga berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan sebagainya.

Contoh perubahan sosial yang tidak jauh dari kehidupan sehari-hari adalah perubahan selera musik masyarakat Indonesia yang beralih dari musik tradisional atau lokal ke jenis musik yang berasal dari luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari adanya pengaruh kontak dengan kebudayaan asing.

Masyarakat cenderung memilih jenis musik dari luar negeri karena dianggap lebih modern dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kondisi ini menyebabkan seniman dari luar negeri memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memasarkan musik dan lagu mereka di Indonesia.

Setiap fenomena sosial pasti membawa dampak atau akibat, baik bersifat positif maupun negatif. Adapun dampak positif perubahan sosial yaitu terciptanya tanaga kerja profesional dan terbentuknya nilai dan norma baru. Sedangkan dampak negatif perubahan sosial yakni lembaga sosial tidak berfungsi secara optimal dan eksistensi adat istiadat berkurang.

Pada umumnya, terdapat beberapa faktor pendukung terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut;

  • Sikap terbuka menerima budaya lain.
  • Sistem lapisan sosial masyarakat terbuka.
  • Majunya sistem pendidikan.
  • Ketidakpuasan terhadap bidang kehidupan tertentu.
  • Adanya keinginan untuk maju.
  • Sikap toleransi terhadap perubahan tertentu.
  • Adanya orientasi pada masa depan.

Faktor Penggerak Kontemporer yang Mendukung Terjadinya Perubahan Sosial

Selain faktor-faktor umum tersebut, terdapat beberapa faktor penggerak kontemporer yang mendukung terjadinya perubahan sosial. Berikut adalah penjelasannya:

1. Komunikasi dan Perkembangan Pers

Salah satu faktor yang paling penting terciptanya perubahan sosial yaitu adanya hubungan sosial yang baik antarindividu dalam masyarakat. Hubungan sosial diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh individu supaya bisa berinteraksi dengan individu lain atas dasar kebutuhan pribadi atau kelompok.

Hubungan sosial memiliki dua syarat, yaitu adanya kontak dan komunikasi. Kontak sosial terjadi apabila ada dua individu atau lebih saling berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, komunikasi terjadi apabila individu memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang terjuwud dalam pembicaraan, gerakan dan perasaan yang akan disampaikan.

Agar komunikasi bisa berjalan dengan baik, dibutuhkan media massa (pers) untuk melaksanakan kegiatan jurnalistik. Pers memiliki beberapa fungsi atau peran dalam kehidupan masyarakat, salah satunya yaitu untuk menyebarkan informasi dengan menerapkan kode etik jurnalistik.

Contohnya, dalam menulis sebuah berita, jurnalis diharuskan untuk jujur sesuai dengan fakta dan data yang ada di lapangan. Selain itu, jurnalis atau wartawan juga harus bersikap objektif (tidak memihak).

Fungsi pers lainnya yaitu sebagai alat kontrol sosial. Pers diperbolehkan dan dibebaskan untuk memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah serta lembaga tinggi negara lainnya seperti DPR.

2. Birokrasi

Berdasarkan KBBI, birokrasi diartikan sebagai suatu sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah, karena telah berpegang pada hierarki (tingkatan) dan jabatan. Di Indonesia seseorang yang bekerja di lingkungan birokrasi dikenal dengan sebutan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Agar perubahan sosial dapat berjalan cepat dan sesuai kehendak masyarakat, maka diperlukan sistem birokrasi yang baik. Hal tersebut dapat terjuwud apabila para aparatur dapat bekerja secara efisien, efektif, professional, bertanggung jawab, proaktif, jujur, tulus, produktif, dan berintegritas.

Semua itu dapat dicapai dengan melakukan reformasi birokrasi. Secara umum, reformasi birokrasi merupakan usaha perbaikan pola pikir (mindset) dan budaya kerja (culture set) para aparatur negara yang dilakukan secara intensif supaya menjadi lebih baik dan sesuai dengan perkembangan zaman. Aspek-aspek yang perlu diperbaiki dan diubah yaitu kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia.

3. Modal

Pierre Bourdieu membagi modal menjadi empat bentuk, yaitu modal ekonomi (economy capital), modal sosial (social capital), modal budaya (cultural capital), dan modal simbolik (symbolic capital).

  • Modal ekonomi berhubungan dengan alat-alat produksi, materi (pendapatan dan benda-benda) dan uang yang mudah digunakan untuk segala tujuan serta diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  • Modal sosial dapat diartikan sebagai sekumpulan sumber daya nyata atau potensial yang berkaitan dengan jaringan hubungan saling mengenal dan saling mengakui. Contoh modal sosial yaitu pertemanan, keluarga, suku, sekolah, tempat kerja, dan sebagainya.
  • Modal budaya merupakan sekumpulan kemampuan atau keahlian yang dimiliki individu, seperti sikap, cara bertutur kata, berpenampilan, dan cara bergaul. Modal budaya berhubungan denga cara atau sikap seseorang ketika berinteraksi dan memperlakukan orang lain cukup menjadi cermin kedudukan orang.
  • Modal simbolik adalah sebuah bentuk modal yang asalnya dari jenis yang lain, yang dikenali bukan sebagai modal yang semena, melainkan dikendali dan diakui sebagai suatu yang sah dan natural. Menurut Bourdieu modal simbolik adalah sumber kekuasaan yang penting. Modal simbolik yaitu prestise status sosial dan kehormatan.

4. Teknologi

Definisi teknologi menurut KBBI merupakan alat untuk menjaga kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dengan kata lain, manusia selalu menginginkan adanya inovasi alat-alat tersebut.

Contohnya, manusia membutuhkan alat yang dapat mengakut dan membawanya pergi ke tempat yang jauh, kemudian terciptalah berbagai jenis kendaraan (transportasi), seperti sepeda, mobil, sepeda motor, kereta, kapal, dan pesawat.

Di era modern seperti saat ini, manusia dituntut untuk dapat bekerja dengan cepat seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan sosial yang terjadi. Oleh karena itu, teknologi memiliki peran penting dalam masyarakat yaitu sebagai alat yang dapat membantu meringankan dan mempercepat suatu pekerjaan.

Contohnya, pada saat pandemi COVID-19, masyarakat yang diharuskan berada di dalam rumah untuk memutus rantai penyebaran virus. Namun, kegiatan belajar dan bekerja harus tetap dilaksanakan secara daring (jarak jauh). Dengan bantuan teknologi seperti jaringan internet dan aplikasi pembelajaran memudahkan guru dan siswa melakukan kegiatan belajar serta mengajar secara online.

5. Ideologi

Secara sederhana, ideologi dapat diartikan sebagai sekumpulan ide, pemikiran, konsep, atau gagasan. Ideologi memiliki fungsi sebagai pedoman bagi masyarakat di suatu negara. Ideologi memiliki berbagai bentuk, seperti Liberalisme, Komunisme, Sosialisme, Demokrasi, Fasisme, Nasionalisme dan Pancasila.

Bentuk ideologi suatu negara memengaruhi terjadinya perubahan sosial. Apabila bentuk ideologi yang diterapkan bersifat terbuka terhadap nilai-nilai baru yang sedang berkembang, maka perubahan sosial akan semakin cepat terjadi.

Sementara itu, jika suatu masyarakat mempraktikkan ideologi yang bersifat apriori dan tertutup terhadap nilai-nilai baru, maka perubahan sosial sulit terjadi.

The post 5 Faktor Penggerak Kontemporer yang Mendukung Terjadinya Perubahan Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi https://haloedukasi.com/faktor-pendorong-dan-penghambat-akulturasi Mon, 04 Jul 2022 02:48:37 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36167 Selain asimilasi, perubahan sosial ada juga akulturasi di dalam sebuah kelompok masyarakat. Akultirasi diambil dari kata acculturate yang artinya beryumbuh dan “berkembang bersama”. Terdapat beberapa konsep perubahan sosial, salah satunya akulturasi. Secara etimologi, istilah akulturasi berasal dari bahasa Latin, yaitu acculturate yang berarti “tumbuh dan berkembang bersama”. Secara umum, akulturasi merupakan dua kebudayaan atau lebih […]

The post Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Selain asimilasi, perubahan sosial ada juga akulturasi di dalam sebuah kelompok masyarakat. Akultirasi diambil dari kata acculturate yang artinya beryumbuh dan “berkembang bersama”.

Terdapat beberapa konsep perubahan sosial, salah satunya akulturasi. Secara etimologi, istilah akulturasi berasal dari bahasa Latin, yaitu acculturate yang berarti “tumbuh dan berkembang bersama”. Secara umum, akulturasi merupakan dua kebudayaan atau lebih yang bercampur dan saling mempengaruhi, namun tidak menghilangkan unsur-unsur yang sudah ada di dalam kebudayaan tersebut.

Akulturasi dapat terjadi karena adanya interaksi antara kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaan. Sekilas pengertian akulturasi mirip dengan asimilasi, meskipun ke duanya termasuk perubahan sosial, namun akulturasi tidak menghilangkan unsur kebudayaan yang lama, sebaliknya asimilasi justru menciptakan produk budaya yang baru dari hasil pencampuran dua atau lebih kebudayaan yang berbeda.

Jika ditinjau dari dari sudut pandang antropologi, akulturasi merupakan proses masuknya kebudayaan asing ke dalam sebuah masyarakat, kebudayaan asing tersebut akan diserap dengan selektif oleh sebagian anggoya masyarakat, namun sebagian anggota masyarakat yang lain juga menolak kebudayaan asing tersebut.

Sosiolog dari Amerika yaitu Arnold M Rose berpendapat bahwa akulturasi adalah pengadopsian budaya dari kelompok sosial lain.

Sebagai proses pencampuran budaya asli dengan budaya asing, akulturasi di masyarakat mudah terlihat bentuknya di banyak bidang seperti gaya berpakaian, kuliner, arsitektur dan sebagainya. Ada 3 jenis akulturasi yaitu:

  • Blind Acculturation

Akulturasi yang terjadi di dalam suatu wilayah karena adanya kelompok masyarakat dengan beberapa budaya berbeda yang tinggal di dalam satu wilayah atau berdekatan. Pola kebudayaan kemudian dipelajari oleh masyarakat secara tidak sengaja.

  • Imposed Acculturation

Akulturasi yang terjadi karena adanya unsur paksaan dari sebuah budaya kepada budaya yang lain. Biasanya hal seperti ini terjadi karena penjajahan atau kudeta.

  • Democratic Acculturation

Akulturasi yang terjadi karena adanya sikap menghormati budaya lain yang ada di dalam sebuah masyarakat.

Faktor Pendorong Akulturasi

Akulturasi di dalam sebuah masyarakat dapat terjadi karena adanya beberapa faktor yang mendukung di dalam prosesnya. Berikut faktor-faktor yang mendorong terjadinya akulturasi.

  • Toleransi Terhadap Budaya Lain

Sikap toleransi yang dimiliki tiap-tiap individu sangat berpengaruh terhadap toleransi masyarakat kepada budaya lain. Komunikasi dan interaksi di dalam masyarakat yang terdiri dari latar belakang budaya yang berbeda membutuhkan sikap toleransi terhadap budaya yang berbeda.

  • Pendidikan Modern

Pendidikan menjadi faktor yang turut mendorong terjadinya akulturasi. Dengan terbukanya wawasan dan pengetahuan turut membuka pola pikir modern yang terbuka terhadap budaya asing.

  • Masyarakat Heterogen

Di dalam masyarakat yang heterogen terdapat bermacam-macam individu dan kelompok yang memiliki beragam latar belakang kebudayaan. Dengan banyaknya perbedaan di antara masyarakat maka akan lebih mudah bagi individu untuk mengenal budaya yang berbeda.

  • Memiliki Orientasi Masa Depan

Masyarakat yang memiliki visi masa depan akan lebih mudah mewujudkan akulturasi budaya, karena cita-cita bersama memerlukan kerjasama dari tiap-tiap individu dan kelompok di dalam sebuah masyarakat.

  • Sistem Masyarakat Terbuka

Sebuah sistem masyarakat akan menentukan mudah atau tidaknya terjadi akulturasi budaya yang dapat membantu kemajuannya. Jika sebuah masyarakat memiliki sistem yang terbuka, artinya membuka diri terhadap pengaruh dari budaya lain, maka sangat mungkin akulturasi mudah terjadi.

  • Faktor Ketidakpuasan Masyarakat

Munculnya rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap salah satu aspek di dalam kehidupan bermasyarakat dapat mendorong terjadinya akulturasi budaya. Karena pada dasarnya manusia memiliki keinginan untuk memajukan kehidupannya. Masyarakat akan mudah mewujudkan akulturasi budaya yang dapat memajukan aspek-aspek kehidupannya.

Faktor Penghambat Akulturasi

Meskipun banyak faktor di dalam masyarakat yang menjadi pendorong terjadinya akulturasi, namun ada juga beberapa faktor yang dapat menghambat terjadinya akulturasi pada sebuah masyarakat.

  • Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Lambat

Ilmu pengetahuan yang belum berkembang di dalam sebuah masayarakat dapat menjadi penghambat akulturasi budaya. Selain pola pikir masayarakat yang tradisional, faktor teknologi yang kurang berkembang dalam masayarakat dapat membuat sulitnya mengakses budaya lain.

  • Faktor Kepentingan

Faktor kepentingan lebih bersifat ke individu atau kelompok yang berkuasa di dalam sebuah masyarakat. Faktor ini lebih mengarah kepada kepentingan dan egoisme individu atau sifatnya politis.

  • Prasangka Buruk Terhadap Hal Baru

Individu atau kelompok di dalam masyarakat yang memiliki prasangka buruk terhadap suatu hal baru akan sulit mengalami akulturasi. Otomatis individu atau kelompok akan menutup diri untuk menerima hal baru.

  • Hambatan Ideologis

Jika sebuah budaya yang berbeda dianggap tidak sesuai ideologi kelompok, maka akan terjadi penolakan terhadap budaya yang baru. Hal yang menyangkut ideologi akan sulit menerima perubahan, karena dianggap akan mencederai sebuah ideologi yang sudah ada sebelumnya.

  • Sistem Masyarakat yang Tertutup

Sistem yang berlaku di masyarakat dapat menghambat atau memperlambat terjadinya akulturasi budaya. Misalnya saja masyarakat di negara komunis yang memiliki sistem tertutup seperti Korea Utara, dengan sistem tertutup yang dimiliki oleh masyarakat maka tidaklah mudah menerima budaya baru atau budaya yang berbeda, dan tidak mungkin terjadi akulturasi budaya.

Demikian penjelasan tentang akulturasi budaya beserta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat terjadinya akulturasi budaya di dalam masyarakat. Prinsipnya, akulturasi budaya yang termasuk perubahan sosial ini menciptakan masyarakat yang lebih baik di kemudian hari.

The post Faktor Pendorong dan Penghambat Akulturasi appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Kenali Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial https://haloedukasi.com/faktor-pendorong-dan-penghambat-integrasi-sosial Mon, 27 Jun 2022 02:23:54 +0000 https://haloedukasi.com/?p=36008 Arti kata “integritas” adalah secara keseluruhan atau kesempurnaan dan kata “sosial” berarti hubungan timbal balik yang dilakukan oleh masyarakat. Pengertian integrasi sosial yaitu sebuah tindakan penyesuaian terhadap unsur-unsur yang berbeda di dalam kehidupan sosial. Ahli sosiologi, Michael Banton mengartikan integrasi sebagai hubungan sosial di masyarakat yang mengakui perbedaan ras. Namun hak dan kewajiban yang terkait […]

The post Kenali Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Arti kata “integritas” adalah secara keseluruhan atau kesempurnaan dan kata “sosial” berarti hubungan timbal balik yang dilakukan oleh masyarakat. Pengertian integrasi sosial yaitu sebuah tindakan penyesuaian terhadap unsur-unsur yang berbeda di dalam kehidupan sosial.

Ahli sosiologi, Michael Banton mengartikan integrasi sebagai hubungan sosial di masyarakat yang mengakui perbedaan ras. Namun hak dan kewajiban yang terkait ras seseorang hanya terbatas pada bidang tertentu saja dan tidak ada kaitannya dengan bidang pekerjaan atau status.

Sedangkan Paul B. Horton mendefinisikan integrasi sosial sebagai rangkaian proses dan interaksi sosial di dalam masyarakat yang terdiri dari kelompok etnis dan ras berbeda-beda, yang mampu bersatu sehingga bisa menciptakan kehidupan ekonomi dan budaya.

Integrasi sosial akan menghasilkan sebuah kehidupan yang nyaman di masyarakat, hal ini tak lepas dari kerja sama anggota masyarakat, baik individu, keluarga dan kelompok sosial lainnya di dalam sebuah masyarakat. Kerja sama di dalam masyarakat ini akan menghasilkan kesepakatan berupa nilai yang dijunjung tinggi.

Integrasi sosial tidak cukup jika hanya melibatkan bersatunya anggota di dalam sebuah masyarakat secara fisik, namun juga membutuhkan sikap, solidaritas dan perasaan yang mendalam. Sebuah keselarasan di dalam masyarakat justru membutuhkan dasar pengembangan karakter, sikap dan perasaan tersebut.

Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya integrasi sosial, di antaranya:

  • Homogenitas Kelompok

Jika kelompok memiliki tingkat kemajemukan yang rendah , maka integrasi sosial lebih mudah tercapai. Sebaliknya jika tingkat kemajemukan di masyarakat tinggi, maka integrasi sosial lebih sulit tercapai dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

  • Besar Kecilnya Sebuah Kelompok

Jika kelompok relatif lebih kecil, jumlah anggota di dalamnya tidak terlalu banyak, maka tingkat kemajemukannya juga rendah, dengan demikian integrasi sosial lebih mudah dan cepat terwujud.

Hubungan sosial yang lebih intens di antara anggota juga menjadi salah satu faktor yang membuat komunikasi terjadi. Hal ini membuat penyesuaian di dalam kelompok lebih cepat.

  • Mobilitas Geografis

Jika terlalu sering dan banyak anggota masyarakat yang datang dan pergi, integrasi sosial akan lebih sulit tercapai. Anggota baru yang masuk ke dalam kelompok membutuhkan waktu untuk adaptasi. Pada masyarakat yang memiliki mobilitas rendah, integrasi sosial akan lebih cepat dan mudah tercapai.

  • Efektivitas Komunikasi

Komunikasi yang efektif di dalam sebuah kelompok atau masyarakat juga dapat membuat integrasi sosial terwujud dengan cepat.

Komunikasi yang jarang, tidak intens dan tidak efektif akan mempersulit pertukaran informasi antara anggota dan memperlambat terjadinya integrasi sosial.

Integrasi sosial dapat berhasil jika beberapa syarat berikut terpenuhi, syarat berikut dikemukakan oleh William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff.

  1. Adanya kebutuhan fisik dan sosial mereka telah terpenuhi oleh sistem sosial, dengan begitu setiap anggota masyarakat memiliki keterikatan.
  2. Memiliki norma-norma dan nilai sosial yang sudah lama berlaku di dalam masyarakat, tidak mudah berubah-ubah dan dapat dilakukan secara konsisten.
  3. Adanya kesepakatan bersama yang dimiliki masyarakat, bisa berupa norma dan nilai sosial dan menjadi pedoman kehidupan bermasyarakat.

Bentuk Integrasi Sosial

Ada beberapa bentuk integrasi sosial yang terwujud di dalam masyarakat, antara lain:

  1. Integrasi fungsional, integrasi yang terjadi karena adanya fungsi-fungsi yang berlaku di masyarakat.
  2. Integrasi koersif, merupakan Integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang sedang berlangsung, misalnya sebuah sistem pemerintahan.
  3. Integrasi normatif, Integrasi ini terwujud dari norma-norma serta nilai yang ada di masyarakat.

Faktor Pendorong Integrasi Sosial

Faktor internal yang bisa mendorong terjadinya integrasi sosial antara lain:

  1. Sikap saling menghargai di antara individu maupun kelompok
  2. Adanya toleransi yang terjadi baik antara individu maupun kelompok
  3. Memiliki sikap yang mau terbuka terhadap perubahan yang terjadi
  4. Memiliki kesadaran sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan
  5. Adanya akses terhadap kebudayaan lain secara intensif

Faktor eksternal yang mendorong integrasi sosial antara lain:

  1. Pertumbuhan populasi penduduk yang memiliki berbagai latar belakang (heterogen)
  2. Sistem pendidikan yang sudah modern
  3. Memiliki sistem masyarakat yang membuka diri terhadap kebudayaan asing
  4. Memiliki musuh dari luar kelompok yang menjadi musuh bersama
  5. Adanya persamaan dalam unsur kebudayaan

Faktor Penghambat Integrasi Sosial

Faktor internal yang bisa menjadi hambatan terwujudnya integrasi sosial antara lain:

  1. Sikap individualis atau sifat kelompok yang masih tradisional
  2. Ikatan sosial yang rendah, baik antar individu maupun kelompok
  3. Memiliki sikap saling curiga dan prasangka terhadap kelompok lain
  4. Masih memiliki sifat primordial, atau menganggap kebudayaannya sendiri lebih baik dibandingkan kebudayaan lain
  5. Tertutup terhadap perkembangan zaman
  6. Memiliki sikap egosentris
  7. Tidak peduli terhadap lingkungan sosial
  8. Tidak mau menerima ideologi yang ada, karena tidak sesuai dengan keinginan

Sedangkan faktor eksternal yang menjadi penghambat integrasi sosial antara lain:

  1. Kesenjangan sosial di masyarakat yang berujung kecemburuan sosial antar kelompok atau golongan
  2. Tidak adanya pembangunan yang merata
  3. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat dan pendidikan yang belum modern
  4. Memiliki sistem masyarakat yang tertutup terhadap budaya asing
  5. Ada rasa tidak puas di masyarakat karena munculnya ketimpangan sosial
  6. Tidak ada rasa saling menghargai terhadap perbedaan di dalam masyarakat

Itu tadi beberapa paragraf yang menjelaskan tentang integrasi sosial beserta faktor-faktor apa saja yang mendukung serta menghambat terwujudnya integrasi sosial.

Dari penjelasan tersebut, tentu kita jadi lebih memahami peranan kita sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok sangat penting agar tercapai integrasi sosial demi mewujudkan kehidupan yang baik.

The post Kenali Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>