fanatisme - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/fanatisme Wed, 25 Jan 2023 03:50:45 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico fanatisme - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/fanatisme 32 32 Apa Perbedaan Etnosentrisme dan Chauvinisme? https://haloedukasi.com/perbedaan-etnosentrisme-dan-chauvinisme Wed, 25 Jan 2023 03:46:52 +0000 https://haloedukasi.com/?p=41079 Setiap warga negara Indonesia pada dasarnya, sejak dini sudah ditanamkan rasa cinta terhadap tanah air. Hal ini tentu menjadi sebuah aksi yang sangat krusial untuk menumbuhkan rasa nasionalisme bagi para penerus bangsa. Rasa cinta warga negara terhadap tanah airnya dapat menjadikan suatu negara tumbuh semakin tangguh dan tidak akan mudah diintervensi oleh paham asing yang […]

The post Apa Perbedaan Etnosentrisme dan Chauvinisme? appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Setiap warga negara Indonesia pada dasarnya, sejak dini sudah ditanamkan rasa cinta terhadap tanah air. Hal ini tentu menjadi sebuah aksi yang sangat krusial untuk menumbuhkan rasa nasionalisme bagi para penerus bangsa.

Rasa cinta warga negara terhadap tanah airnya dapat menjadikan suatu negara tumbuh semakin tangguh dan tidak akan mudah diintervensi oleh paham asing yang merugikan.

Tetapi, ada masanya ketika kecintaan seseorang terhadap tanah airnya justru akan berujung menjadi suatu kesetiaan yang ekstrim atau fanatisme.

Sikap kesetiaan yang ekstrim terhadap tanah air tersebut, akan membuat seseorang tak mau menerima pandangan alternatif apapun. Hal itu akan memberikan sikap negatif, seperti chauvinisme dan etnosentrisme yang merugikan bagi kehidupan bangsa.

Pengertian Chauvinisme

Istilah chauvinisme pada awalnya digunakan dalam konteks kenegaraan dan politik yang seiring berjalannya waktu, chauvinisme mencakup konteks yang lebih luas lagi. Chauvinisme meliputi perasaan bangga, cinta, loyalitas yang tinggi, kesetiaan, dan fanatisme yang berlebihan terhadap identitas nasional.

Sehingga, membuatnya merasa lebih unggul dan menganggap remeh kualitas dari bangsa atau negara lain. Chauvinisme bukan hanya mengenai kecintaan dan loyalitas, namun juga kebencian dan permusuhan terhadap kelompok lain yang dianggapnya sebagai saingan.

Apabila tidak ditangani dengan baik, maka chauvinisme dapat menciptakan kelompok yang menyebarkan ujaran kebencian dan menyulut terjadinya konflik antar kelompok.

Chauvinisme adalah kepercayaan yang tidak masuk akal terhadap dominasi kelompok atau orang sendiri. Mereka memandang jika dirinya kuat dan berbudi luhur, sementara yang lain dianggap lemah, tidak berharga, atau lebih rendah.

Hal ini dapat dideskripsikan sebagai salah satu bentuk patriotisme dan nasionalisme yang ekstrim. Keyakinan yang kuat pada keunggulan dan kemuliaan nasional yang merasa kehadiran kelompok lain tidak berharga.

Chauvinisme telah diperluas lagi definisinya dari penggunaan aslinya untuk memasukkan pengabdian fanatik yang tidak semestinya kepada kelompok atau tujuan mana pun. Terutama ketika keberpihakan tersebut mencakup prasangka buruk atau permusuhan terhadap orang luar.Ia juga menganggap kelompok lain sebagai saingan dan akan menghadapi oposisi yang luar biasa.

Ciri-ciri Chauvinisme

  • Menganggap Remeh Kelompok Lain

Kecintaan yang berlebih dari seseorang terhadap identitasnya cenderung akan mengarahkannya pada keyakinan jika dirinya yang paling unggul. Akibatnya, mereka akan tergerak menginginkan sebuah kekuasaan dengan meremehkan kelompok lain yang dipandangnya lebih lemah.

  • Memperlakukan Kelompok Lain Seenaknya

Bukanlah hal yang mustahil apabila paham chauvinisme ini akan berujung pada sebuah peperangan. Seseorang akan merasakan jika dirinya yang paling unggul dalam membuat suatu entitas sehingga bisa memperlakukan entitas lain seenaknya. Suatu entitas yang menganut paham chauvinisme akan beranggapan bahwa mereka bisa berdiri sendiri tanpa bantuan dari pihak lain.

  • Pemimpin yang Diktator

Suatu negara yang menganut paham chauvinisme biasanya dipimpin oleh seorang kepala negara diktator yang fanatic terhadap identitas dan tanah kekuasaannya. Kekuasaan negara hanya terpusat pada satu orang dengan kebijakannya yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Warga negaranya harus selalu melaksanakan segala kebijakan dan perintah yang telah ditetapkan.

Dampak Adanya Chauvinisme

Dampak Positif

  • Mempersatukan seluruh warga negara agar selalu tunduk terhadap kebijakan pemerintahan yang berkuasa.
  • Menumbuhkan sikap dan daya juang yang tinggi bagi warganya untuk membela bangsa dan negara.
  • Memudahkan pemerintah dalam mengarahkan arah gerak negara karena warganya yang mudah dan fleksibel untuk diatur.
  • Menggugah warga negara agar memiliki tekad dan tujuan yang bisa melampaui negara lain dan lebih unggul.
  • Mempertahankan masyarakat agar tetap menjadi satu kesatuan yang bisa mencegah munculnya radikalisme.

Dampak Negatif

  • Dapat menyulut terjadinya konflik dan peperangan antar bangsa dan negara yang berselisih.
  • Memperkeruh atau merusak tatanan perdamaian dunia yang terjadi akibat adanya  ketidakterbukaan terhadap eksistensi negara lain.
  • Semakin tertutup dan sulit bersosialisasi sebuah negara yang menganut paham tersebut dengan negara lain.
  • Menumbuhkan ketidakpercayaan dan rusaknya hubungan persahabatan antar negara.
  • Semakin sulit untuk berkembang karena tidak ingin untuk mengakui maupun mempelajari keunggulan dari negara lain.

Pengertian Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah sebuah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai sosial dan standar budaya sendiri yang menganggap meniru budayanya. Orang yang bersikap etnosentris akan menilai jika kelompok lain relatif terhadap kelompok sendiri, khususnya yang berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama.

Perbedaan antar etnis ini menunjukkan sebuah definisi yang khas dengan identitas budaya setiap suku bangsa. Etnosentrisme dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung yang dianggap sebagai kecenderungan alamiah dari psikologi manusia. Etnosentrisme memiliki konotasi yang negatif di dalam kehidupan masyarakat.

Etnosentrisme adalah fenomena universal yang memfasilitasi kohesi dan kontinuitas di semua tingkat organisasi sosial. Dengan memberikan rasionalisasi untuk menyerang budaya atau subkultur lain dalam definisi yang lebih ekstrim. Misalnya, yaitu dengan  memotivasi kriminalisasi praktik dalam subkultur yang digunakan untuk membenarkan perang dengan negara bangsa lain.

Jenis Etnosentrisme

  • Etnosentrisme Fleksibel 

Diartikan sebagai cara seseorang yang belajar bagaimana cara mengendalikan ego dan persepsi secara tepat. Dalam menghadapi kenyataan dunia, di mana banyak sekali keragaman suku dan golongan. Upaya objektif yang masih sering dilakukan ketika memandang seseorang dari kelompok lain secara berbeda.

  • Etnosentrisme Infleksibel

Berlainan dengan fleksibel, etnosentrisme infleksibel dijelaskan sebagai sebuah pengertian dari wujud seseorang yang tidak bisa memahami orang dari kelompok lain dengan latar belakang budayanya yang berbeda.

Mereka yang mempunyai sikap tidak toleransi hanya akan menilai secara subjektif dan hanya berdasarkan kebiasaan di kelompoknya sama.

Benarkah Chauvinisme sama dengan Etnosentrisme?

Sekilas kedua istilah ini memang terdengar mirip atau bahkan sama dalam hal pengertian dan pahamnya. Namun, sesungguhnya chauvinisme dan etnosentrisme memiliki pemahaman yang berbeda antar satu dengan yang lainnya. Etnosentrisme adalah pandangan yang menilai jika kebudayaan suatu suku atau bangsa tidak lebih baik dari kebudayaan sendiri.

Sementara, chauvinisme adalah rasa cinta yang berlebih terhadap identitas nasional yang bisa berujung pada sebuah konflik ataupun permusuhan layaknya chauvinisme. Namun, chauvinisme digunakan untuk mendeskripsikan suatu paham dalam konteks kecintaan yang berlebih terhadap identitas nasional bukan hanya pada suku bangsa ataupun kebudayaan saja.

The post Apa Perbedaan Etnosentrisme dan Chauvinisme? appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Fanatisme: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Dampaknya https://haloedukasi.com/fanatisme Thu, 03 Dec 2020 02:23:30 +0000 https://haloedukasi.com/?p=16189 Sebagian besar orang pasti pernah menyukai suatu hal yang dapat melebihi batas kewajaran. Baik dari segi sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Hal tersebut yang dinamakan sebagai fanatisme. Fanatisme merupakan rasa suka yang menimbulkan obsesi terhadap suatu hal. Fanatisme memiliki dampak negatif dan positif apabila dilihat dari sudut pandang tertentu. Berikut merupakan pemaparan mengenai paham […]

The post Fanatisme: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Sebagian besar orang pasti pernah menyukai suatu hal yang dapat melebihi batas kewajaran. Baik dari segi sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Hal tersebut yang dinamakan sebagai fanatisme. Fanatisme merupakan rasa suka yang menimbulkan obsesi terhadap suatu hal.

Fanatisme memiliki dampak negatif dan positif apabila dilihat dari sudut pandang tertentu. Berikut merupakan pemaparan mengenai paham fanatisme itu sendiri.

Pengertian Fanatisme

Fanatisme merupakan sebuah keadaan dimana seseorang merasa bersemangat dan berminat terhadap sebuah hal secara berlebihan. Yang mana akan timbul rasa obsesi terhadap sebuah hal.

Fanatisme sendiri seringkali mengakibatkan sebuah tindakan yang berlebihan, tidak masuk akal, dan tidak rasional dalam artian tertentu.

Paham fanatisme dapat didasari atas adanya minat dan rasa ingin tahu terhadap sebuah permasalahan secara mendetail.

Secara umum, fanatisme dapat diartikan sebagai paham atau perilaku yang menunjukan sebuah ketertarikan terhadap suatu hal secara berlebihan. Dalam artian, seseorang yang meyakini paham fanatik memiliki standar yang tinggi atas semua hal yang dipikirkannya.

Yang mana hal tersebut menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mendengarkan dan tidak bersedia untuk membuka pemikirannya mengenai sebuah pendapat ataupun ide.

Para penganut fanatisme hanya meyakini bahwa paham yang mereka anutlah yang paling benar. Hal tersebut mengakibatkan orang itu menentang semua pendapat yang dirasa bertentangan dengan pola pikirnya.

Adapun pendapat beberapa ahli mengenai paham fanatisme itu sendiri, diantaranya:

  • Winston Churchill, Seseorang yang fanatik tidak akan bisa mengubah pola pikir dan tidak akan mengubah haluannya.
  • Tonu Lehtsaar, Fanatisme dapat didefinisikan sebagai pengejaran atau pembelaan terhadap sesuatu dengan cara yang ekstrem dan penuh gairah yang melampaui normalitas.
  • Neil Postman, Neil Postman dalam bukunya Crazy Talk, Stupid Talk, menyatakan bahwa “kunci untuk semua kepercayaan fanatik adalah bahwa mereka mengkonfirmasikan diri …. (beberapa kepercayaan adalah) fanatik bukan karena mereka ‘salah’, tetapi karena mereka diekspresikan sedemikian rupa sehingga mereka tidak pernah bisa terbukti salah”.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian fanatik adalah kepercayaan (keyakinan) yang teramat kuat terhadap ajaran (agama, politik, dan sebagainya)

Berdasarkan atas pendapat beberapa ahli dan Kamus Besar Bahasa Indonesia mengenai fanatisme. Dapat diambil kesimpulan bahwa fanatisme merupakan sebuah keyakinan yang ekstrem yang mana dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan batas kewajaran pada umumnya.

Dalam kata lain, fanatisme menyebabkan timbulnya rasa obsesi terhadap sebuah hal yang mana membuat para penganutnya menghalalkan segala cara, termasuk dengan tindakan tindakan yang tidak rasionalis.

Ciri-Ciri Paham Fanatisme

Dalam perkembangannya paham fanatisme memiliki ciri ciri yang memudahkan orang awam untuk mengenalinya. Berikut ciri ciri mengenai paham fanatisme:

  • Dapat beralih kapanpun

Mereka yang meyakini adanya paham fanatisme akan mudah beralih dari obsesi satu ke obsesi berikutnya. Namun dalam upayanya tetap dengan antusiasme yang sama.

Hal tersebut didasarkan pada naluri alamiah manusia, yang akan merasa bosan dengan suatu hal yang sama setiap harinya. Sehingga munculnya rasa untuk berpindah haluan pada sebuah hal yang bertentangan dengan sebelumnya. Hal tersebut sama seperti penganut paham fanatisme sendiri.

  • Identitas (Identity)

Paham fanatisme tidak timbul dengan hal yang hanya berkaitan dengan penyebabnya. Namun fanatisme juga akan menjadi identitas mereka.

Saat mereka merasa antusias terhadap suatu hal, mereka akan berupaya untuk menyamakan identitas atau karakteristik mereka dengan hal yang mereka sukai.

  • Menciptakan sebuah dogma

Kebanyakan orang yang menganut paham fanatisme atau paham yang sama akan cenderung memiliki pola pemikiran tertutup. Mereka hanya meyakini bahwa apa yang mereka anut adalah hal yang paling benar.

Mereka akan melakukan apapun untuk dapat mempertahankan eksistensinya. Mereka pun tidak segan segan untuk melakukan pembunuhan sekalipun.

  • Kurang pendalaman (Lack of Depth)

Orang yang meyakini paham fanatisme ini seringkali hanya berpegang pada satu kasus. Mereka tidak akan mau untuk mendalami informasi lainnya yang berkaitan dengan apa yang diyakininya. Mereka hanya bermodal bahwa apa yang mereka yakini ialah yang paling benar.

  • Timbulnya Obsesi (Obsession)

Mereka yang menyukai sesuatu akan terus menerus untuk melakukan hal yang konstan dan sama setiap harinya. Yang mana hal tersebut mampu menyebabkan obsesi pada suatu hal.

  • Cenderung Berpikir Hitam Putih (Black and White Thinking)

Mereka yang terobsesi pada suatu hal menutup dirinya akan perbedaan lainnya terus ada. Hal tersebut mengakibatkan pola pemikiran yang cenderung kuno mengenai perkembangan yang ada.

  • Membeo (Parroting)

Mereka akan terus mengajukan pernyataan yang sama saat seseorang menyatakan sebuah hal yang berbeda dengan pendapatnya.

Jenis-Jenis Paham Fanatisme

Dalam perkembangannya,fanatisme dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Fanatisme konsumen  
  • Fanatisme emosional
  • Fanatisme supremasi etnis atau ras
  • Fanatisme kenyamanan
  • Fanatisme nasionalistik atau patriotik
  • Politik, fanatisme ideologis
  • Fanatisme agama
  • Fanatisme olahraga

Dampak Fanatisme

Paham fanatisme menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan seseorang. Yang mana paham fanatisme dapat berdampak positif dan negatif.

Apabila dilihat dari segi positifnya, seseorang yang bersikap fanatisme cenderung memiliki loyalitas yang penuh terhadap apa yang dipegangnya. Yang mana dia akan lebih berusaha untuk dapat mencapainya.

Namun, apabila dilihat dari dampak negatifnya, sikap fanatisme yang berlebihan dapat menyebabkan adanya kekerasan dan pertumpahan darah pada kedua belah pihak yang saling bertentangan.

Hal tersebut diakibatkan karena seseorang yang bersikap fanatisme akan menghalalkan segala cara untuk dapat membela dan mempertahankan apa yang sudah menjadi keyakinannya.

Namun, dampak dampak tersebut tergantung juga terhadap dengan siapa sikap fanatisme itu dilakukan. Apabila fanatisme timbul pada orang yang bijak,tentu mereka dapat menentukan bagaimana sikap yang tepat untuk dilakukan. Dan mana yang tidak tepat.

Contoh Sikap Fanatisme

Sikap fanatisme juga dapat terwujud dengan beberapa tindakan dalam kehidupan sehari hari.

Salah satu contohnya adalah munculnya fanatisme terhadap satu agama. Hal tersebut terjadi pada negara India. Yang mana para penduduk muslim didiskriminasi dan dilempari batu saat mereka melakukan ibadah.

Tidak hanya itu, mereka yang fanatik terhadap agamanya juga melakukan pembunuhan terhadap penduduk muslim lainnya. Yang mana hal tersebut didasari atas perbedaan keyakinan dan pemahaman yang dianut.

The post Fanatisme: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Dampaknya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>