fatmawati - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/fatmawati Sat, 14 Oct 2023 02:36:05 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.2 https://haloedukasi.com/wp-content/uploads/2019/11/halo-edukasi.ico fatmawati - HaloEdukasi.com https://haloedukasi.com/sub/fatmawati 32 32 2 Peran Fatmawati dalam Proklamasi Kemerdekaan RI https://haloedukasi.com/peran-fatmawati-dalam-proklamasi Wed, 04 Oct 2023 14:09:10 +0000 https://haloedukasi.com/?p=45760 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia adalah peristiwa bersejarah yang melibatkan banyak tokoh penting. Bukan hanya Soekarno-Hatta, melainkan juga sejumlah golongan muda maupun golongan tua yang terlibat dalam persiapan hingga pelaksanaan pembacaan proklamasi. Kemerdekaan RI tidak akan berjalan dengan lancar jika salah satu diantaranya tidak melakukan perannya dengan baik. Salah satu tokoh yang cukup dikenal dan dikenang […]

The post 2 Peran Fatmawati dalam Proklamasi Kemerdekaan RI appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia adalah peristiwa bersejarah yang melibatkan banyak tokoh penting. Bukan hanya Soekarno-Hatta, melainkan juga sejumlah golongan muda maupun golongan tua yang terlibat dalam persiapan hingga pelaksanaan pembacaan proklamasi.

Kemerdekaan RI tidak akan berjalan dengan lancar jika salah satu diantaranya tidak melakukan perannya dengan baik. Salah satu tokoh yang cukup dikenal dan dikenang hingga saat ini adalah Fatmawati.

Wanita kelahiran Bengkulu pada 5 Februari 1923 yang merupakan anak tunggal dari pasangan H. Hassan Din dan Siti Chadidjah ini mengenal Soekarno pertama kali di tahun 1938 saat presiden pertama RI kita diasingkan ke Bengkulu oleh Belanda.

Karena pemerintah Kolonial Belanda menganggap Soekarno berbahaya, maka beliau diasingkan ke Bengkulu pada Agustus 1938. Meski dalam status diasingkan, Soekarno tetap berkegiatan seperti biasa dan bertemu dengan banyak orang, khususnya masyarakat di Bengkulu sekaligus berkenalan dengan ayah Fatmawati.

Berkawan dengan ayah Fatmawati, Soekarno kemudian diminta menjadi guru dan mengajar di sana, yakni di sekolah Muhammadiyah. Fatmawati yang kala itu berusia 15 tahun pun menjadi salah satu murid di sekolah tersebut.

Perkenalan yang cukup lama antara Soekarno dan Fatmawati kemudian membawa mereka kepada ikatan pernikahan di tahun 1943 di Bengkulu setelah Soekarno dan Inggit Garnasih (istri pertama Soekarno) bercerai.

Sebagai istri Bung Karno, berikut ini adalah peran-peran Fatmawati dalam proklamasi kemerdekaan RI yang belum banyak diketahui.

1. Menjahit Bendera Merah Putih

Fatmawati memiliki peran penting di dalam perjuangan sang suami untuk kemerdekaan Indonesia. Bertemu dan menikah pada masa penjajahan Jepang, Fatmawati dikenal sebagai penjahit Bendera Pusaka Indonesia.

Tidak lama setelah keduanya menikah, kabar bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu menyebar. Jepang juga menjanjikan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia sehingga hal ini kemudian disusul dengan penyusunan naskah teks proklamasi dan persiapan lain untuk upacara kemerdekaan.

Karena Jepang juga memberi izin untuk pengibaran bendera Indonesia, Fatmawati mencetuskan ide bendera merah putih sebagai bendera pusaka. Fatmawati sendiri pula yang kala itu berupaya untuk memperoleh kain berwarna merah dan putih.

Shimizu, yang dikenal sebagai ahli propaganda ditunjuk oleh pemerintah Jepang agar membantu mencarikan kain yang dibutuhkan untuk pengibaran bendera Indonesia. Kain merah dan putih berhasil diperoleh melalui seorang petinggi Jepang, lalu Shimizu pun menyerahkannya kepada Fatmawati.

Setelah menerima kain merah dan putih yang diantarkan langsung oleh Shimizu, Fatmawati segera menjahit kedua kain tersebut untuk menyatukannya. Proses menjahit bendera pusaka dilakukan oleh Fatmawati menggunakan tangan pada Oktober 1944.

Walau pada masa itu mesin jahit telah tersedia, dokter tidak mengizinkan Fatmawati menjahit menggunakan mesin karena tengah mengandung putra sulungnya dan Soekarno.

Hanya membutuhkan waktu dua hari saja untuk Fatmawati berhasil menyelesaikan jahitan bendera Merah Putih dan pengibaran pun dilakukan secara langsung di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 (kini beralih menjadi Jalan Proklamasi).

2. Mengikuti Seluruh Peristiwa dan Persiapan Proklamasi

Walau lebih dikenal sebagai penjahit bendera Indonesia, Fatmawati sebenarnya juga mengikuti dan bahkan terlibat dalam serangkaian peristiwa proklamasi. Peristiwa Rengasdengklok yang menjadi bagian dari masa sebelum proklamasi juga merupakan pengalaman Fatmawati.

Selain dari peristiwa Rengasdengklok, Fatmawati pun mengikuti proses perumusan naskah proklamasi sampai dengan pembacaannya pada 17 Agustus 1945. Pembacaan naskah teks proklamasi dilakukan pada saat berlangsungnya upacara kemerdekaan dan di waktu yang sama pengibaran bendera hasil jahitan Fatmawati dilakukan.

Sang Saka Merah Putih yang merupakan bendera asli jahitan Fatmawati sejak 1969 sudah tidak digunakan. Bendera tersebut kini berada di Istana Merdeka dalam kondisi tersimpan dengan baik karena keadaan yang telah rapuh.

The post 2 Peran Fatmawati dalam Proklamasi Kemerdekaan RI appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Biografi Ibu Fatmawati: Kelahiran – Peran dan Wafatnya https://haloedukasi.com/biografi-ibu-fatmawati Thu, 21 Oct 2021 08:45:08 +0000 https://haloedukasi.com/?p=27760 Ibu Fatmawati merupakan seorang istri ketiga dari presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Ir. Soekarno sekaligus sebagai penjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang telah dikibarkan pada hari kemerdekaan di tanggal 17 Agustus 1945. Pernikahan mereka memang sangat serasi dengan kata-kata “ada wanita hebat dibalik seorang laki-laki yang hebat”. Hal itu telah dibuktikan […]

The post Biografi Ibu Fatmawati: Kelahiran – Peran dan Wafatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>
Ibu Fatmawati

Ibu Fatmawati merupakan seorang istri ketiga dari presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Ir. Soekarno sekaligus sebagai penjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang telah dikibarkan pada hari kemerdekaan di tanggal 17 Agustus 1945. Pernikahan mereka memang sangat serasi dengan kata-kata “ada wanita hebat dibalik seorang laki-laki yang hebat”. Hal itu telah dibuktikan dengan kesuksesan dan kehebatan dari Ir. Soekarno di mana tidak terlepas dari peran dan perjuangan sang istri yakni Ibu Fatmawati.

Kelahiran Ibu Fatmawati

Ibu Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923 pukul 12.00 di Kote Bengkulu, Hindia Belanda. Beliau merupakan Ibu Negara Indonesia yang pertama periode 1945 sampai 1967. Selain sebagai istri, Ibu Fatwamati juga merupakan ibu dari Megawati Soekarnoputri yang merupakan presiden kelima Negara Indonesia. Ayah beliau bernama Hasan Din yang bekerja sebagai pengusaha sekaligus tokoh Muhammadiyah di Bengkulu. Sedangkan ibunya bernama Siti Chadijah. Orang tua beliau adalah keturunan dari Putri Indrapura yang mana salah satu keluarga raja yang berasal dari Kesultanan Indrapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dari pasangan tersebut, beliau merupakan anak tunggal.

Setelah kelahirannya, nama yang sudah dipersiapkan oleh orang tuanya ada dua yakni Fatmawati dan Siti Jubaidah. Namun hasil dari diskusi, akhirnya nama Fatmawati lah yang terpilih. Beliau telah tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang sangat cantik dengan rambut kepang khasnya. Masa kecil Ibu Fatmawati penuh diwarnai dengan keprihatinan sang ayah yang berhenti bekerja karena lebih mencintai tanah airnya sehingga beliau memilih bekerja hanya sebagai aktivis Muhammadiyah.

Keputusan ayahnya tersebut berdampak pada penurunan ekonomi keluarga mereka. Sehingga ayahnya mencoba untuk berdagang dan menjajaki beberapa pekerjaan baru akan tetapi hasilnya tidak segera membawa dampak positif untuk perekonomian keluarga. dalam situasi ekonomi yang serba kekurangan itulah beliau menjalani masa-masa kecilnya.

Masa Remaja dan Masa Dewasa Ibu Fatmawati

Ibu Fatmawati mulai menempuh pendidikannya di Hollandsch Inlandsche School (HIS). Sebelumnya yakni di usia 6 tahun, beliau bersekolah di Sekolah Gadang namun ayahnya memindahkannya ke HIS. Hal itu dikarenakan sistem pengajaran dan mata pelajaran di sana jauh lebih baik. ketika usianya memasuki 15 tahun, Ibu Fatmawati terpaksa meninggalkan bangku sekolah ketika dirinya duduk di kelas V HIS karena keterbatasan biaya.

Dari kondisi keluarga inilah yang akhirnya menentukan dan mempengaruhi karakter beliau di masa depan khususnya ketika beliau telah berkeluarga dengan Soekarno. Setelah tidak berhenti sekolah, hari-harinya diisi dengan membantu pekerjaan ibunya. Beliau juga aktif dalam berorganisasi yakni menjabat sebagai anggota pengurus Nasyiatul Aisyah, sebuah organisasi perempuan di bawah naungan Muhammadiyah. Meskipun begitu, keinginannya untuk bisa melanjutkan pendidikan tetap tertanam dalam hatinya akan tetapi beliau tidak memaksakan dirinya. Bahkan beliau pernah mengatakan:

“Aku tidak mau dan tidak pernah membebani ayahku untuk membayarkan uang sekolahku. Aku pasrah kepada Tuhan jadi apa nasibku gerangan di kemudian hari.”

Berjalannya waktu, akhirnya beliau bertemu dengan sosok hebat yakni Soekarno pada Agustus 1938. Ketika itu, Soekarno sedang diasingkan oleh pemerintah Belanda ke Bengkulu. Saat itu Soekarno berangkan dan ditemani oleh anggota keluarganya yakni Inggit Garnarsi dan Ratna Djuami atau biasa dikenal dengan Omi, Kartika dan Riwu.

Perjalanan cinta mereka memang membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Soekarto dengan berat hati dan terpaksa harus berpisah dengan Ibu Inggit yang merupakan sosok istri yang tegas dan tulus mendampingi Bung Karno dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Akhirnya Bung Karno menikahi Ibu Fatmawati tepat pada 1 Juni 1943. Dari pernikahannya tersebut, mereka dikaruniai oleh 5 anak yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan anak bungsunya, Guruh Soekarnoputra.

Peran Ibu Fatmawati dalam Kemerdekaan

Kemerdekaan yang sudah digapai oleh Indonesia tentu saja tidak terlepas dari adanya upaya dari kaum perempuan. Sebagai istri Bung Karno dan Ibu bagi anak-anaknya, beliau juga turut berperan dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Salah satu perjuangan besarnya adalah menjahit bendera merah putih. Sebetulnya, ibu Fatmawati telah berperan dalam membela tanah air sejak dirinya masih remaja. Hal itu dibuktikannya dengan ikut berjuang melalui organisasi-organisasi di Muhammadiyah.

  • Saksi Lahirnya Pancasila
    Tepat pada 4 November 1944, beliau melahirkan putra pertamanya yaitu Muhammad Guntur. Kelahiran Guntur bertepatan pula dengan kondisi Indonesia yang sedang mengalami pergolakan. Akhirnya beliau diutus menjadi saksi dari berbagai peristiwa yang dialami oleh Soekarno. Salah satunya adalah menjadi saksi dari lahirnya Pancasila yang telah menjadi dasar negara Republik Indonesia dan dicetuskan oleh presiden Soekarno pada sidang BPUPKI tanggal 1 April 1945.
  • Ikut Serta dalam Peristiwa Rengasdengklok
    Saat Soekarno dan Moh. Hatta dibawa ke Rengasdengklok setelah Jepang kalah dari Sekutu yakni pada 14 Agustus 1945 karena telah dijatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki yang akhirnya membuat Jepang menyerah tanpa syarat. Para pemuda terus mendesak mereka agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan tugan supaya Indonesia terbebas dari pengaruh Jepang. Pada saat itu, Ibu Fatmawati juga ikut serta di dalamnya dan membawa Guntur yang masih kecil. Keikutsertaan beliau ke Rengasdengklong telah menjadi semangat dan kekuatan tersendiri untuk Bung Karno yang kala itu masih berselisih paham dengan para pemuda tersebut.
  • Penjahit Bendera Merah Putih
    Ketika Bung Karno dan tokoh lainnya sedang mempersiapkan peralatan yang nanti digunakan untuk pembacaan naskah proklamasi, beliau tidak sengaja mendengar pembicaraan mengenai bendera Indonesia yang belum ada. Akhirnya, beliau yang sedang hamil tua kala itu mencoba untuk menjahitnya. Beliau memanggil Chaerul Basri untuk menemui Shimizu yang merupakan pimpinan dari barisan propaganda Jepang Gerakan Tiga A untuk membawa kain sebanyak dua blok berwarna merah dan putih. Kemudian kain itu dijahitnya di ruang makan dengan kondisi fisik yang cukup rentan saat itu. Pengerjaan bendera besar itu kurang lebih menghabiskan waktu selama dua hari. Dengan menggunakan alat jahit tangan, bendera yang berukuran 2 x 3 meter akhirnya berhasil dibuat oleh Ibu Fatmawati. Bendera merah putih itupun dikibarkan setelah momen pembacaan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945 tepatnya di Jl. Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Bendera tersebut sampai sekarang masih tersimpan rapi di Monumen Nasional Indonesia.

Wafatnya Ibu Fatmawati

Tepat pada 14 Mei 1980, beliau wafat di Kuala Lumpur, Malaysia. Beliau meninggal dunia pada usia 57 tahun. Meninggalnya beliau disebabkan karena serangan jantung yang dialaminya saat dalam perjalanan pulang umroh dari Mekkah. Kemudian beliau dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta. Untuk dapat mengenang perjuangannya bagi kemerdekaan Indonesia, akhirnya nama Fatmawati digunakan sebagai nama Rumah Sakit yang ada di Jakarta. Selain itu, nama beliau juga digunakan sebagai nama bandara udara yang berada di Bengkulu yakni kota kelahiran dari Ibu Fatmawati.

The post Biografi Ibu Fatmawati: Kelahiran – Peran dan Wafatnya appeared first on HaloEdukasi.com.

]]>